Anda di halaman 1dari 4

Perlindungan Konsumen

April 13, 2020  6 min read


Seorang konsumen membutuhkan suatu perlindungan. Konsumen adalah seseorang atau suatu
perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu. Konsumen juga dapat
didefinisikan sebagai setiap orang yang memakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat.

Pengertian Perlindungan Konsumen


Konsep perlindungan konsumen bahkan sudah diundangkan dalam Undang-Undang
Perlindungan Konsumen. Menurut undang-undang tersebut, perlindungan konsumen adalah
segala bentuk upaya yang dapat menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen.

Hukum Perlindungan Konsumen


Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang
mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia
barang dan/atau jasa konsumen.

Hukum perlindungan konsumen sendiri didasari oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Tujuan Perlindungan Konsumen


Tujuan perlindungan konsumen menurut pasal 3 UUPK ada 6, yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan juga kemandirian bagi konsumen


untuk melindungi diri.
2. Meningkatkan harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari akses negative pemakaian barang dan/atau jasa. Efek negative dari pemakaian
produk yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan, seperti makanan yang terlalu
banyak mengandung penyedap sehingga tidak baik untuk kesehatan. Namun dalam
iklannya diinformasikan makanan tersebut mengandung zat yang berguna bagi kesehatan.
Dalam hal ini penegakan hukum sangat diperlukan untuk mencegah akses negative
tersebut.
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam hal memilih, menentukan dan juga
menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
4. Menciptakan suatu sistem perlindungan terhadap konsumen yang mengandung
suatu unsur kepastian hukum dan juga keterbukaan informasi serta akses untuk
memperoleh suatu informasi.
5. Menumbuhkan kesadaran bagi para pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga akan tumbuh sikap jujur dan juga
bertanggungjawab dalam berusaha.
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin keberlangsungan
usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.

Asas Perlindungan Konsumen


Asas perlindungan konsumen ada 5, yaitu sebagai berikut:

1. Asas manfaat. Mengamanatkan bahwa semua upaya dalam penyelenggaraan


perlindungan terhadap konsumen harus bisa memberikan suatu manfaat sebesar-besarnya
bagi kepentingan konsumen. Dan juga bagi para pelaku usaha secara menyeluruh.
2. Asas keadilan. Mengamanatkan bahwa partisipasi semua rakyat dapat diwujudkan
dengan maksimal. Dan juga akan memberikan suatu kesempatan kepada konsumen dan
para pelaku usaha untuk dapat memperoleh haknya dan melaksanakan semua
kewajibannya secara adil.
3. Asas keseimbangan. Mengamanatkan bahwa undang-undang harus bisa memberikan
suatu keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan juga pemerintah
dalam artian materiil ataupun spiritual.
4. Asas keamanan dan keselamatan. Mengamanatkan bahwa undang-undang harus dapat
memberikan suatu jaminan atas keamanan dan juga keselamatan kepada konsumen dalam
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau
digunakan-nya.
5. Asas kepastian hukum. Mengamanatkan bahwa baik pelaku usaha ataupun konsumen
harus bisa mentaati hukum dan juga memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen, serta mendapatkan jaminan hukum dari negara.

Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha


Sama seperti konsumen, para pelaku usaha pun mempunyai hak dan kewajiban dalam
menjalankan usahanya. Hak dan kewajiban pelaku usaha dapat diuraikan sebagai berikut.

Hak Pelaku Usaha

1. Hak untuk mendapatkan pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan tentang kondisi
dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik atau buruk.
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya atau sewajarnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen.
4. Hak untuk rehabilitasi atau pemulihan nama baik jika terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tersebut tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan oleh pelaku usaha.
5. Hak-hak lainnya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban Pelaku Usaha

Kewajiban yang harus dijalankan oleh para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya diatur
dalam Pasal 7 UUPK. Pasal 7 UUPK ini pada intinya menyatakan bahwa pelaku usaha
mempunyai kewajiban dalam 7 hal berikut:

1. Beritikad baik dalam melakukan semua kegiatan usahanya.


2. Memberikan semua informasi secara benar, jelas, dan juga jujur tentang kondisi dan juga
jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan penjelasan tentang penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaannya.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan juga jujur serta tidak
diskriminatif.
4. Menjamin kualitas barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.
5. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu serta memberikan jaminan dan/atau garansi terhadap barang yang
dibuat dan/atau diperdagangkan.
6. Memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian yang diakibatkan
dari penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan.
7. Memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan yang ada dalam perjanjian.

Sanksi dalam UU Perlindungan Konsumen


Dalam rangka memberikan perlindungan hukum terhadap konsumen, Undang-Undang
Perlindungan Konsumen menggunakan 3 sistem pemberian sanksi kepada pihak-pihak yang
melanggar. 3 sistem sanksi yang dimaksud berupa sanksi perdata, administrasi, dan juga pidana.

1. Sanksi Perdata

Sanksi perdata berupa pemberian ganti rugi oleh perusahaan kepada konsumen terhadap
kerugian yang diderita konsumen dari transaksi yang sudah terjadi

2. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi dikenakan kepada perusahaan yang tidak memenuhi tuntutan sanksi perdata.

3. Sanksi Pidana

Sanksi pidana dikenakan atas pelanggaran tindak pidana berupa hukuman kurungan penjara.
Bentuk sanksi pidana ada 2 jenis yaitu:

1. Penjara 2 tahun atau denda sebesar Rp. 500.000.000 terhadap pelaku usaha yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

2. Penjara 5 tahun atau denda Rp. 2.000.000.000 terhadap pelaku usaha yang melanggar
ketentuan. Yang sebagaimana diatur dalam

Badan Perlindungan Konsumen Nasional


Badan Perlindungan Konsumen Nasional atau BPKN adalah suatu badan yang dibentuk untuk
membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen. BPKN ini berkedudukan atau
berlokasi di ibukota Negara Republik Indonesia atau di Jakarta dan bertanggungjawab kepada
presiden.

Untuk dapat menjalankan fungsinya, BPKN mempunyai 7 tugas sebagai berikut.

1. Melakukan berbagai penelitian terhadap barang dan/atau jasa yang menyangkut


keselamatan konsumen.
2. Melakukan berbagai penelitian dan juga pengkajian terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang perlindungan konsumen.
3. Menyebarluaskan informasi dengan melalui berbagai media tentang perlindungan
konsumen dan memasyarakatkan sikap keberpihakkan kepada konsumen.
4. Menerima berbagai pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat, lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat, atau pelaku usaha.
5. Memberikan saran dan juga rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka penyusunan
kebijakan di bidang perlindungan konsumen.
6. Melakukan survey yang berkaitan dengan dengan kebutuhan konsumen.
7. Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai