Proposal Perubahan Anca Rev1
Proposal Perubahan Anca Rev1
PENDAHULUAN
seumur hidup dan menjadi tanggung jawab semua pihak yakni pemerintah,
suatu tujuan yang kita nilai tinggi, pendidikan yang baik adalah usaha yang
berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan (Nasution dalam Soniya,
2009: 1).
pendidik dan peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan dari suatu pendidikan tercantum dalam
II pasal 3 yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
1
2
formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur yang jelas dan
(Sekolah Dasar).
batasan waktu dan letak geografis. Dampaknya semakin terbuka dan tersebarnya
berbagai informasi secara global. Pengaruhnya pun sangat luas dalam berbagai
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU Sisdiknas 2003). Hal ini
menekankan bahwa pendidikan menjadi pondasi yang amat penting dalam proses
potensi yang ada dalam diri setiap peserta didik, diharapkan nantinya dapat
berguna untuk keperluan diri sendiri, masyarakat maupun bangsa dan negara.
3
Bagian Ke-10 Pasal 31 yang berbunyi: (1). Pendidikan jarak jauh dapat
diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. (2). Pendidikan
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
(3). Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan
cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian
yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan. (4).
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
yang dilaksanakan untuk menghadapi masalah yang muncul karena jauhnya lokasi
pendidikan jarak jauh itu sendiri adalah pendidikan terbuka dengan program
belajar yang terstruktur relatif ketat dan pola pembelajaran yang berlangsung
tanpa tatap muka atau keterpisahan antara dan peserta diklat (Bambang Warsita,
2011:15). Pendidikan jarak jauh juga melibatkan media dalam penyampaian ilmu
pengetahuan (blowledge) kepada peserta didik dan menuntut peserta didik belajar
secara mandiri.
4
memiliki karakteristik yaitu: (1). Pemisahan antara pengajar dan pembelajar, (2).
(5). Memperhatikan pembelajar sebagai individu yang belajar, dan (6). Pendidikan
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, hingga saat ini
saluran pernapasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan
coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019
dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara jepang. Hingga saat
ini, 15 Juni 2020, Indonesia telah melaporkan 39.294 kasus positif, sehingga
maupun buruk bagi semua mahkluk hidup dan alam semesta. Segala daya dan
Tak terpungkiri salah satu nya adalah kebijakan belajar online, atau dalam
pembatasan sosial.
(Yaumi, 2018).
memadai antara guru dengan siswa/i nya membuat proses pembelajaran online
melakukan pembelajar tatap muka dan hanya bisa melakukan pembelajaran jarak
jauh maka, sebagai sekolah yang berkembang di butukan fasilitas yang memadai
meneliti tentang Fasilitas sekolah dalam menunjang pembelajaran jarak jauh (PJJ)
berikut:
1. Fasilitas yang dimiliki oleh sekolah tergolong lengkap, salah satu fasilitas
yang ada dalam sekolah yaitu WiFi. Namun fasilitas WiFi ini belum
banyak dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar bagi guru dan peserta
didik, dengan adanya Pembelajaran jarak jauh nantinya diharapkan guru
dapat memberikan materi dan tugas sehingga peserta didik juga dapat
belajar dan mengerjakan tugas tanpa harus menunggu jadwal pembelajaran
di kelas.
2. Keinginan pihak sekolah untuk dapat memaksimalkan fasilitas dan
meningkatkan kualitas pembelajar agar pembelajaran jarak jauh lebih
efektif lagi. Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan Elearning, Sekolah
harus memiliki kesiapan dan mengetahui sejauh mana kesiapan dalam
penerapannya Pembelajaran jarak jauh.
ini adalah untuk bagaimana fasilitas sekolah menunjang pembelajaran jarak jauh
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Menganalisis fasilitas
sekolah dalam menunjang pembelajaran jarak jauh Pada mata pelajaran IPS.
1. Bagi Sekolah
2. Bagi Peneliti
Universitas Tadulako.
wawasan baru.
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penelitian ini maka di butuhkan
bisa diketahui oleh semua komponen disekolah baik guru dan siswa. Dan
fasilitas onine dan agar siswa bisa mendapatkan pengetahuan dari proses
yang diberian oleh guru sehingga proses belajar tetap berjalan aktif dan
efektif.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
berikut:
yaitu (1) kesiapan peserta didik (2) kesiapan guru (3) Infrastrastruktur (4)
Lima faktor dari enam faktor yang diajukan menunjukkan kategori siap
11
12
dengan skor ELR 3,97, faktor kesiapan peserta didik dengan skor ELR
managemen dengan skor ELR 3,82 , dan faktor budaya sekolah dengan
tatap muka memiliki skor ELR < 3,4 sehingga dikategorikan belum siap
disekolah.
memiliki dua tujuan yakni, tujuan umum dan tujuan khusus, Penelitian ini
Banyuajuh 6 Kamal, terdiri dari 2 guru, 2 wali murid, dan 1 murid. Untuk
responden P1, P2, P3, P4, dan P5. Wawancara dilakukan terstruktur
literatur terkait.
13
bentuk hak asasi manusia, yaitu bahwa setiap manusia wajib mencari ilmu sejak
lahir atau dalam buaian ibu hingga meninggal dunia masuk ke liang lahat, serta
ketika proses pembelajaran tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka
langsung antara pengajar dan pembelajar. Komunikasi berlangsung dua arah yang
efektif jika pembelajar merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar dengan
adanya komunikasi. Tanpa komunikasi timbal balik pembe- lajaran akan berubah
sehingga dapat digunakan se- cara bersamaan oleh pembelajar yang tempat
yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
pem- belajaran dan informasi dalam bentuk cetakan, buku, CD-ROM, atau video
lang- sung ke alamat pembelajar. Selain itu yang dikirimkan secara langsung ke
kelas dalam suatu pertemuan, tetapi dapat diberikan secara langsung tanpa
Internet menjadi media yang sangat tepat dalam pembelajaran jarak jauh karena
mampu menem- bus batas waktu dan tempat atau dapat diakses kapan saja,
konvensional jika sebelumnya membuat suatu web based distance learning yang
jarak jauh akan efektif jika melibatkan interaksi antara pembelajar dengan
memindahkan apa yang biasa dilakukan oleh pengajar di depan kelas kepada suatu
bentuk web atau materi pembelajaran online. Web ini harus mampu memberikan
informasi kepada pembelajar dengan selalu dapat diakses oleh pembelajar, dan
dilakukan dengan bantuan media, seperti media cetak, elek- tronik, mekanis, dan
peralatan lainnya.
Menurut Munir (2009: 23) Pembelajaran jarak jauh ada beberapa bentuk,
antara lain:
2. Program tatap muka diadakan di beberapa tempat pada waktu yang telah
pendidikan pada semua jenis, jalur, dan jenjang secara mandiri dengan
menyediakan ber- bagai pola dan program Pembelajaran jarak jauh untuk
2009: 25).
pendidikan yang disebabkan oleh berbagai hambatan seperti jarak, tempat, dan
waktu. Untuk itu, penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh harus sesuai dengan
19
sebagai berikut:
mengajar, seperti, bangunan sekolah, media alat peraga dan lain lain.
adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja
Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien
jikaa ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai, baik yang disediakan
sekolah maupun milik pribadi. Karena tanpa adanya fasilitas yang memenuhi
pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka
tentunya para siswa dapat belalajar dengan nyaman. Dan menganggap sekolah
berlebihan dan terjadi salah pandang. Sekolah di anggap sebagai sarana untuk
mencari sensasi dan persaingan. Sehingga tujuan utuma untuk mencari sekolah
22
yang benar-benar memadai dalam proses belajar menggajar terlupakan, dan hanya
tertarik pada bangunan fisik yang indah, tanpa Memperhatikan apakah sekolah
Tersebut sudah sesuai dengan syarat Pendidikan. namun ini ti dak berarti bahwa
gedung sekolah yang indah dan memenuhi syarat untuk belajar tidak penting.
sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Kelas yang baik dan
serási adalah kelas yang dapat menciptakan kondisi yang kondusif, karena
ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang balajar yang efektif dan
keberhasilan belajar.
kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang
warna dindingnya sebaiknya jangan yang tajam. Dalam ruangan jangan sampai
ada hal-hal yang dapat menganggu Perhatian”. Karena sebagian besar waktu siswa
dan guru selama berada di sekolah di pergunakan diruang belajar, dengan ruang
belajar yang memenuhi Persyaratan peserta didik akan betah di dalam kelas
dengan suasan kelas yang kondusif, Secara ideal di harapkan ruang belajar itu
1) Ukuran kelas
2) Penerangan
3) Sirkulasi udara (ventilasi).
23
belajar yang serius dipelukan tempat belajar yang baik, yaitu yang cukup luas,
penyinaran yang Memadai, tidak bising dan tidak dikeliling lalu lalang banyak
Orang. Tempat seperti itu biasanya lebih mendukung untuk belajar dari pada
Penggunaan media tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak
merupakan sarana atau alat terjadinya proses belajar mengajar. Media intkstional
yaitu segala sesuatu yang dapat di pakai untuk memberikan rangsangan sehingga
tujuan. Bila penggunaan media tidak tepat membawa akibat pada pencapaian
tujuan pengajaran kurang efektif. Untuk itu guru harus terampil memilih media
Kegiatan belajar akan efektif jika dibantu dengan alat pengajaran dari pada siswa
belajar tanpa di bantu dengan alat peraga pengajaran. Dari luasnya tujuan belajar
yang hendak dijangkau dapat diiperkiraka untuk media pendidikan perlu adanya
24
pendidikan bahwa tidak aneh lagi jika terdapat Sekolah yang fasilitas media
kemediaan.
kegiatan pokok yang tidak mungkin dihindari oleh setiap peserta didik. Untuk itu
yang di pelajari pada waktu berlangsung proses pembelajaran, karena belajar tidak
merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat
secara sistematis dengan cara tertentu digunakan oleh siswa dan guru sebagai
buku, sebagai tempat untuk mengoleksi berbagai sumber bacaan yang berfungsi
25
untuk sumber informasi yang disertai dengan tenaga pengelola. Untuk itu setiap
perpustakaan sekolah yang ada harus di sekolah dengan baik sebagai sarana untuk
pengetahuan.
informasi untuk menunjang program belajar dan mengajar sekolah baik dalam
maupun penyerapan dan pengembangan nilai hidup siswa. Untuk itu buku-buku
Proses belajar mengajar tidak dapat dilakukan dengan baik, tanpa alat tulis
yang dibutuhkan. Semakin lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil
Selain alat-alat tulis, dalam kegiatan belajar eseorang perlu memiliki buku
1) Buku pelajaran wajib yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang
study yang sedang dipelajari oleh peserta didik seperti buku LKS
2) Bunku Kamus meliputi kamus bahasa indonesia, kamus arab-indonesia
dan kamus-kamus lain yang berhubungan dengan meteri pelajaran yang
dipelajari.
3) Buku tambahan, Buku tambanhan dapat berupa buku penunjang selain
buku pelajaran wajib yang dapat menunjang prestasi belajar misalnya,
majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain.
umum diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan suatu
27
kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode dapat dianggap
suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk
metode mengajar dapat diartikan sebagai cara guru dalam mengadakan hubungan
dimengerti bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau alat yang dipakai oleh
dalam bidang studi IPS ini dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Dalam situasi yang demikian, maka peran guru dan buku-buku teks masih
merupakan sumber belajar yang sangat utama. Cara-cara seperti ini cenderung
membuat siswa lebih bersikap apatis, baik terhadap mata pelajaran itu sendiri
metode ceramah tadi, agar suasana belajar menjadi lebih baik lagi.
Perlu disadari bersama oleh para guru, khususnya guru sekolah dasar yang
masa yang akan datang, mampu bertindak secara efektif. Selanjutnya, Nursid
ilmu sosial dan segala sesuatu yang sifatnya sosial, yang diorganisasikan secara
29
ilmiah dan psikologis dengan Pancasila dan UUD 1945 sebagai nilai sentral untuk
umumnya. Dengan demikian, dimaklumi betapa luasnya kajian dari IPS ini,
siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip IPS secara holistis dan autentik. Melalui
siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.
memberikan ruang kepada siswa untuk dapat secara terbuka menganalisis dan
Pendidikan Nasional.
memberikan kesem- patan kepada siapa saja, pada usia berapa saja, untuk
31
memperoleh pendidikan apa saja, dari sumber apa saja dan dari siapa saja.
yang dibimbing dan dibina oleh orang tua atau anggota keluarga, atau pada
lembaga pendidikan non formal. Selain itu, pembelajaran jarak jauh pun terbuka
berlangsung tanpa tatap muka atau keterpisahan fisik antara pengajar dengan
istik pembelajar adalah keadaan pribadi dan lingkungan yang menunjukkan ke-
mampuan, hambatan dan peluang yang berbeda-beda. Kondisi yang berbeda ini
bukan alasan untuk tidak memberikan kesempatan belajar. Pendidikan harus me-
19) yang terjadi akhir-akhir ini, ternyata juga membawa dampak tersendiri bagi
sektor pendidikan di Tanah Air. Penyebaran virus corona yang begitu cepat dan
dan Kebudayaan (Kemendikbud), juga dari kalangan orang tua siswa maupun
belajar mengajar (KBM) dalam kelas. Langkah ini, jelas untuk mencegah
pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa. Saat
METODOLOGI PENELITIAN
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau atau yang terjadi pada masa lalu.
Mantikullore.
SD Inpres Bumi Sagu yang berlokasi di Jalan Letjen Soeprepo No. 55 Palu,
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Inpres Bumi
Sagu yang berlokasi di Jalan Letjen Soeprepo No. 55 Palu, Kelurahan Besusu
34
35
Tengah, Kecamatan Mantikulore dengan jumlah total 23 siswa yang terdiri dari 13
3. Mengurus surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh a.n Dekan Wakil
merupakan jenis data deskriptif kuantitatif. Sumber data dalam pada penelitian ini
1. Data primer, adalah data yang berupa jawaban yang didapatkan dari
2. Data sekunder, adalah data yang dikumpulkan dari sumber data yang
data atau sumber yang ada hubungannya dengan kegiatan penelitian. Dalam
1. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa foto atau gambar selama
Mantikulore.
pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu yang tidak bisa diharapkan dari responden. Angket
3. Wawancara
Interview yang biasa disebut atau koesioner lisan adalah sebuat dialog
2006: 155). Teknik wawancara ini dapat dilakukan secara langsung kepada
seseorang yang berkaitan dengan penelitian, seperti Kepala Sekolah dan Guru
penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis
data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang diperoleh kedalam sebuah
menyusun atau menyajikan data yang sesuai dengan masalah penelitian dalam
interaktif dari Miles dan Huberman (2014: 14-16) untuk menganalisis data hasil
penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
data pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini,
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dianalisis
bentuk catatan wawancara, catatan lapangan dan catatan dokumentasi diberi kode
cepat dan mudah. Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai dengan
sudah diberi kode dianalisis dalam bentuk refleksi dan disajikan dalam bentuk
teks.
penarikan kesimpulan dari verifikasi. Berdasarkan data yang telah direduksi dan
disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat
pada tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah
f
P= x 100% (Sugiyono, 2013 : 40 )
n
Keterangan:
P= persentase
F= jumlah frekuensi
N= jumlah sampel
40
diperoleh dari nilai rapor, Arikunto (2010:149) dapat di berikan skor dengan
f
P = x 100% (Sugiyono, 2015: 40)
n
Keterangan:
P = persentase
f = jumlah frekuensi
n = jumlah sampel
41
DAFTAR PUSTAKA
Miles, M.B, Huberman, A.M, dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan
Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press.
Munir, 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan
Kominukasi. Bandung: Alfabeta.