Anda di halaman 1dari 4

PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

Review Studi Kasus Quality Improvement

Anggota Kelompok : 1. Erica Luhur (170403083)


2. Stefry (170403092)

1. Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Six Sigma (Studi


Kasus : PT. Growth Sumatra Industry)
PT. Growth Sumatra Industry merupakan perusahaan yang menggunakan scrap (besi
tua) sebagai bahan baku dalam bidang peleburan (melting) dan penggilingan (rolling) baja,
perusahaan ini berlokasi di jalan K.L. Yos Sudarso Km.10 Medan-Belawan. PT. Growth
Sumatra Industry memiliki beberapa masalah dalam proses produksinya, hal ini akan sangat
mempengaruhi mutu atau kualitas dari produk yang dihasilkan dan membuat adanya produk
yang mengalami kerusakan atau cacat, yang tentu saja tidak diharapkan terjadi karena hal
tersebut dapat menyebabkan kerugian dalam skala kecil ataupun skala besar.
Untuk menghindari dan mengurangi cacat diperlukan pengawasan dan pemeriksaan
secara terus menerus dan mengoreksi penyebab terjadinya kerusakan atau cacat pada hasil
produksi besi baja. Pada studi kasus ini, metode yang digunakan untuk peningkatan kualitas
produk baja ialah metode Six Sigma. Metode Six Sigma ini terdiri dari 5 langkah yaitu
menggunakan metode DMAIC atau Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Selain
itu, digunakan juga alat pengendalian kualitas yaitu check sheet, histogram, pareto diagram,
stratifikasi masalah, scatter diagram, grafik dan peta kendali, dan fishbone diagram. Selain
itu, juga dihitung DPMO dan tingkat sigma proses.
Data yang digunakan dalam peningkatan kualitas ini ialah data cacat produk besi baja
dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017. Pada tahap define, ditemukan 3 jenis
cacat yaitu cacat kuping, cerna, dan retak. Pada tahap measure, dihitung batas kendali atas
dan batas kendali bawah dan perhitungan DPMO. Pada tahap analyze, digunakan diagram
pareto dan fishbone diagram untuk mengetahui penyebab cacat dari faktor manusia, mesin,
material, dan metode. Pada tahap improve, diberikan usulan perbaikan kualitas berdasarkan
faktor manusia, material, mesin, dan metode. Pada tahap control, diberikan usulan untuk
menjaga atau mempertahankan usulan perbaikan yang sudah diberikan tadi.
2. Pelaksanaan Quality Control Produksi untuk Mencapai Kualitas Produk yang
Meningkat (Studi Kasus PT. Gaya Indah Kharisma Kota Tangerang)
PT. Gaya Indah Kharisma Kota Tangerang merupakan salah satu yang bergerak di
bidang industri garment. Jenis pakaian yang diproduksi adalah polo shirt, kaos, celana, jaket,
dan sportwear. Jumlah produksi pakaian yang dihasilkan dalam setiap hari sebesar 8000 pcs
atau 800 pcs perjenis pakaian. Dengan demikian jumlah produksi untuk 10 jenis pakaian yang
dihasilkan pada Garment PT. Gaya Indah Kharisma Kota Tangerang setiap bulannya
sebanyak 192.000 pcs atau rata-rata 19.200 pcs perjenis.
Fenomena empiris menunjukkan dalam melakukan produksi pakaian sering terjadi
penyimpangan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh
kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan diantaranya skill atau keahlian, metode atau
cara kerja, alat kerja (mesin), material atau bahan baku, dan lingkungan kerja dan faktor
eksternal. Menurut informasi dari pihak perusahaan masalah tersebut menyebabkan kerusakan
produk antara 5% - 7%.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena
bertujuan untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling merupakan suatu
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pakaian yang diproduksi PT. Gaya Indah Kharisma
yang ditemukan mengalami kerusakan / cacat sehingga tidak sampai ketangan konsumen.
Langkah yang dilakukan dalam pengendalian kualitas pada studi kasus ini ialah:
1. Analisis data menggunakan check sheet. Pada langkah ini ditemukan bahwa persentase
kecacatan ialah 2,7%.
2. Membuat histogram kecacatan produk. Berdasarkan histogram yang dibuat, diketahui
bahwa jenis cacat yang ada yaitu melintir, loncat, dan ukuran dengan jumlah melintir
pada pakaian sebanyak 3061 pcs, loncat sebanyak 1181 pcs dan ukuran tidak masuk
toleransi sebanyak 557 pcs.
3. Membuat peta kendali dengan menggunakan p-chart. Peta kendali p dibuat menggunakan
bantuan program agar memudahkan penelitian untuk melihat grup mana sajakah yang
keluar dari batas kendali.
4. Membuat diagram sebab-akibat (fishbone diagram). Dari diagram sebab-akibat ini,
diketahui faktor penyebab cacat berasal dari pekerja, bahan baku, mesin, metode,
lingkungan, dan faktor eksternal.
5. Memberikan usulan atau saran yang perlu dilakukan dalam proses produksi untuk
mengatasi permasalahan kecacatan pada produk serta meningkatkan kualitas dan
produktivitas perusahaan.

3. Analisis Pengendalian Mutu Proeses Machining Alloy Wheel Menggunakan


Metode Six Sigma
PT. Meshindo Alloy Wheel merupakan perusahaan manufaktur PMDN yang
memproduksi velg racing atau alloy wheel untuk mobil penumpang (mobil pribadi) yang
terbuat dari bahan baku alumunium. Alloy wheel produksi PT. Meshindo Alloy Wheel
digunakan pada ban tubeless. Salah satu proses pembuatan alloy wheel adalah proses
pembuatan lubang valve yang dikerjakan di Departemen Machining dengan menggunakan
mesin CNC (Computerized Numerically Controlled). Pembuatan lubang valve pada velg
(alloy wheel) memiliki karakteristik khusus tingkat presisi yang tinggi
Penelitian dilakukan untuk mengendalikan variasi proses pembuatan lubang valve
alloy wheel pada proses CNC, menentukan indeks kapabilitas proses (Cp) dan nilai DPMO
untuk proses pembuatan lubang valve alloy wheel serta mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya produk cacat. Penelitian dilakukan pada proyek peningkatan kualitas six
sigma. Metodologi Six Sigma adalah DMAIC atau Define, Measure, Analyze, Improve, dan
Control.
Obyek penelitian adalah item alloy wheel yang diukur menggunakan teknik sampling
dari proses machining yang sedang berjalan. Satu tipe alloy wheel mewakili satu lot
pemeriksaan. Pengambilan sampel dilakukan per hari. Besarnya sampel dalam satu lot
tergantung dari jumlah alloy wheel yang sedang diproses. Tipe alloy wheel yang diperiksa
MS 511 (YA), size 14” x 4,5”, PCD 4 x 100, ET 45, Center Bore 54, dengan spesifikasi vale
hole location 2,2±0,2 mm.
Data tahap define diperoleh dari data jumlah cacat yang terjadi di proses machining
selama 3 bulan. Pada tahap define, ditemukan 12 jenis cacat yaitu z-rank valve hole location,
z-rank rim thickness, z-rank bead circumference, z-rank bolt hole height, bolt hole true
position, bolt hole centre, burr, z-rank hub dishing, lubang baut berulir, lubang valve berulir,
lubang baut nyetep dan lubang valve nyetep. Pada tahap measure, dilakukan dengan
mengumpulkan data nonconforming, menganalisa data nonconforming. Pada tahap analyze
dilakukan perhitungan Cp dan Cpk dimana terlebih dahulu dilakukan perhitung batas kendali
atas dan batas kendali bawah dan perhitungan DPMO, selanjutnya digunakan diagram pareto
dan fishbone diagram untuk mengetahui penyebab cacat dari faktor mesin, manusia, material,
dan metode. Pada tahap improve dilakukan identifikasi penyebab nonconforming dan
memberikan usulan perbaikan. Pada tahap control dilakukan pembuatan SOP.

Anda mungkin juga menyukai