1. Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Six Sigma (Studi
Kasus : PT. Growth Sumatra Industry) PT. Growth Sumatra Industry merupakan perusahaan yang menggunakan scrap (besi tua) sebagai bahan baku dalam bidang peleburan (melting) dan penggilingan (rolling) baja, perusahaan ini berlokasi di jalan K.L. Yos Sudarso Km.10 Medan-Belawan. PT. Growth Sumatra Industry memiliki beberapa masalah dalam proses produksinya, hal ini akan sangat mempengaruhi mutu atau kualitas dari produk yang dihasilkan dan membuat adanya produk yang mengalami kerusakan atau cacat, yang tentu saja tidak diharapkan terjadi karena hal tersebut dapat menyebabkan kerugian dalam skala kecil ataupun skala besar. Untuk menghindari dan mengurangi cacat diperlukan pengawasan dan pemeriksaan secara terus menerus dan mengoreksi penyebab terjadinya kerusakan atau cacat pada hasil produksi besi baja. Pada studi kasus ini, metode yang digunakan untuk peningkatan kualitas produk baja ialah metode Six Sigma. Metode Six Sigma ini terdiri dari 5 langkah yaitu menggunakan metode DMAIC atau Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Selain itu, digunakan juga alat pengendalian kualitas yaitu check sheet, histogram, pareto diagram, stratifikasi masalah, scatter diagram, grafik dan peta kendali, dan fishbone diagram. Selain itu, juga dihitung DPMO dan tingkat sigma proses. Data yang digunakan dalam peningkatan kualitas ini ialah data cacat produk besi baja dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017. Pada tahap define, ditemukan 3 jenis cacat yaitu cacat kuping, cerna, dan retak. Pada tahap measure, dihitung batas kendali atas dan batas kendali bawah dan perhitungan DPMO. Pada tahap analyze, digunakan diagram pareto dan fishbone diagram untuk mengetahui penyebab cacat dari faktor manusia, mesin, material, dan metode. Pada tahap improve, diberikan usulan perbaikan kualitas berdasarkan faktor manusia, material, mesin, dan metode. Pada tahap control, diberikan usulan untuk menjaga atau mempertahankan usulan perbaikan yang sudah diberikan tadi. 2. Pelaksanaan Quality Control Produksi untuk Mencapai Kualitas Produk yang Meningkat (Studi Kasus PT. Gaya Indah Kharisma Kota Tangerang) PT. Gaya Indah Kharisma Kota Tangerang merupakan salah satu yang bergerak di bidang industri garment. Jenis pakaian yang diproduksi adalah polo shirt, kaos, celana, jaket, dan sportwear. Jumlah produksi pakaian yang dihasilkan dalam setiap hari sebesar 8000 pcs atau 800 pcs perjenis pakaian. Dengan demikian jumlah produksi untuk 10 jenis pakaian yang dihasilkan pada Garment PT. Gaya Indah Kharisma Kota Tangerang setiap bulannya sebanyak 192.000 pcs atau rata-rata 19.200 pcs perjenis. Fenomena empiris menunjukkan dalam melakukan produksi pakaian sering terjadi penyimpangan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan diantaranya skill atau keahlian, metode atau cara kerja, alat kerja (mesin), material atau bahan baku, dan lingkungan kerja dan faktor eksternal. Menurut informasi dari pihak perusahaan masalah tersebut menyebabkan kerusakan produk antara 5% - 7%. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena bertujuan untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakaian yang diproduksi PT. Gaya Indah Kharisma yang ditemukan mengalami kerusakan / cacat sehingga tidak sampai ketangan konsumen. Langkah yang dilakukan dalam pengendalian kualitas pada studi kasus ini ialah: 1. Analisis data menggunakan check sheet. Pada langkah ini ditemukan bahwa persentase kecacatan ialah 2,7%. 2. Membuat histogram kecacatan produk. Berdasarkan histogram yang dibuat, diketahui bahwa jenis cacat yang ada yaitu melintir, loncat, dan ukuran dengan jumlah melintir pada pakaian sebanyak 3061 pcs, loncat sebanyak 1181 pcs dan ukuran tidak masuk toleransi sebanyak 557 pcs. 3. Membuat peta kendali dengan menggunakan p-chart. Peta kendali p dibuat menggunakan bantuan program agar memudahkan penelitian untuk melihat grup mana sajakah yang keluar dari batas kendali. 4. Membuat diagram sebab-akibat (fishbone diagram). Dari diagram sebab-akibat ini, diketahui faktor penyebab cacat berasal dari pekerja, bahan baku, mesin, metode, lingkungan, dan faktor eksternal. 5. Memberikan usulan atau saran yang perlu dilakukan dalam proses produksi untuk mengatasi permasalahan kecacatan pada produk serta meningkatkan kualitas dan produktivitas perusahaan.
3. Analisis Pengendalian Mutu Proeses Machining Alloy Wheel Menggunakan
Metode Six Sigma PT. Meshindo Alloy Wheel merupakan perusahaan manufaktur PMDN yang memproduksi velg racing atau alloy wheel untuk mobil penumpang (mobil pribadi) yang terbuat dari bahan baku alumunium. Alloy wheel produksi PT. Meshindo Alloy Wheel digunakan pada ban tubeless. Salah satu proses pembuatan alloy wheel adalah proses pembuatan lubang valve yang dikerjakan di Departemen Machining dengan menggunakan mesin CNC (Computerized Numerically Controlled). Pembuatan lubang valve pada velg (alloy wheel) memiliki karakteristik khusus tingkat presisi yang tinggi Penelitian dilakukan untuk mengendalikan variasi proses pembuatan lubang valve alloy wheel pada proses CNC, menentukan indeks kapabilitas proses (Cp) dan nilai DPMO untuk proses pembuatan lubang valve alloy wheel serta mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya produk cacat. Penelitian dilakukan pada proyek peningkatan kualitas six sigma. Metodologi Six Sigma adalah DMAIC atau Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Obyek penelitian adalah item alloy wheel yang diukur menggunakan teknik sampling dari proses machining yang sedang berjalan. Satu tipe alloy wheel mewakili satu lot pemeriksaan. Pengambilan sampel dilakukan per hari. Besarnya sampel dalam satu lot tergantung dari jumlah alloy wheel yang sedang diproses. Tipe alloy wheel yang diperiksa MS 511 (YA), size 14” x 4,5”, PCD 4 x 100, ET 45, Center Bore 54, dengan spesifikasi vale hole location 2,2±0,2 mm. Data tahap define diperoleh dari data jumlah cacat yang terjadi di proses machining selama 3 bulan. Pada tahap define, ditemukan 12 jenis cacat yaitu z-rank valve hole location, z-rank rim thickness, z-rank bead circumference, z-rank bolt hole height, bolt hole true position, bolt hole centre, burr, z-rank hub dishing, lubang baut berulir, lubang valve berulir, lubang baut nyetep dan lubang valve nyetep. Pada tahap measure, dilakukan dengan mengumpulkan data nonconforming, menganalisa data nonconforming. Pada tahap analyze dilakukan perhitungan Cp dan Cpk dimana terlebih dahulu dilakukan perhitung batas kendali atas dan batas kendali bawah dan perhitungan DPMO, selanjutnya digunakan diagram pareto dan fishbone diagram untuk mengetahui penyebab cacat dari faktor mesin, manusia, material, dan metode. Pada tahap improve dilakukan identifikasi penyebab nonconforming dan memberikan usulan perbaikan. Pada tahap control dilakukan pembuatan SOP.