Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Sejauh peneliti sebelumnya, peneliti tidak menemukan judul skripsi yang
secara spesifik menjelaskan tentang “Strategi Numbered Head Together
dengan Media flikbook untuk meningkatkan pemahaman organ pencernaan
makan manusia”peneliti hanya menemukan beberapa judul skripsi yang
berjudul peningkatan prestasi belajar IPA tentang organ pencernaan manusia
dengan berbagai macam fokus Penelitian.
1. (Linda Ekawati 2017 Universitas Negeri Yogyakarta) Dengan judul strategi
peningkatan prestasi belajar Ipa tentang organ Pencernaan manusia dengan
media gambar Timbul pada siswa tunanetra kelas V DI SLB A Yaketunis
Yogyakarta. Peneliti tersebut hanya memfokuskan bagaimana strategi
peningkatan prestasi belajar ipa tentang Organ Pencernaan Manusia dengan
media gambar Timbul pada siswa tunanetra kelas V DI SLB A Yaketunis
Yogyakarta. Hasil yang didapat dari penelitiannya, Linda Ekawati
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Model penelitian
ini mengacu pada model penelitian Suharsimi Arikunto (2010:13).Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan.Setting penelitian dilakukan di
ruang kelas V SLB A Yaketunis Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini
adalah 5 orang siswa kelas V di SLB A Yaketunis Yogyakarta.Teknik
pengumpulan data menggunakan instrumen tes, pedoman observasi dan
dokumentasi. Data yangdiperoleh dianalisis secara deskriptif komparatif.
2. (Rina Harimurti. 2015 Universitas Negeri Surabaya ) Penerapan Inovasi
Flipbook Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pengenalan PHP Kelas V SDN Negeri 2 Mojokerto dan nilai t tabel 1,6627
menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka H 0 yang
menyatakan tidak terdapat perbedaan penggunaan media pembelajaran
dalam bentuk flipbook dan pembelajaran menggunakan media konvensional
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 1 yang menyebutkan
adanya perbedaan penggunaan media pembelajaran dalam bentuk flipbook
1
inovasi dan pembelajaran menggunakan media konvensional diterima
dengan rata-rata nilai pada kelas eksperimen sebesar 81,62 dan kelas kontrol
sebesar 77,06. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hasil belajar siswa dapat dilihat dari
hasil Strategi Numbered Head Together Hasil rata-rata kelas eksperimen
sebesar 75,88 dan hasil rata-rata Numbered Head Together kelas kontrol
sebesar 75,58. Kemudian pada kelas eksperimen diberikan treatment yaitu
media Flifbook.
3. (Azhar Afif 2019 Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain
Dipadukan Media Pop-Up Book Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta
Didik Kelas V SD Negri lampung ) Pembelajaran IPA memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan
kita sangat tergantung dengan alam. IPA merupakan ilmu dengan
karakteristik khusus yang mempelajari fakta, bersifat jelas maupun peristiwa
serta ikatan antara sebab akibat. Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan yang didapatkan serta dikembangkan berlandasakan
percobaan, akan tetapi seiring perkembangan selanjutanya IPA juga
dihasilkan dan dikembangkan berdasarkan teori. Terdapat dua hal penting
selalu berhubungan dan tidak mampu dipisahkan oleh IPA, yakni IPA
laksana produk, ilmu pengetahuan IPA bersifat pengetahuan nyata,
konseptual, prosedural, metakognitif, serta IPA seperti proses, yakni kerja
ilmiah Dalam proses pembelajaran saat ini, peserta didik harus mengeksplor
segala kemampuannya, yang berarti kegiatan belajar megajar berpusat
kepada peserta didik dan guru hanya sebagai fasilitator untuk kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian didalam proses pembelajaran yang terjalin
antara guru beserta peserta didik diperlukan model dan media yang tepat,
guna mewujudkan suasana pembelajaran yang diinginkan, sehingga peserta
didik mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui memahami
konsep pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik yang rendah. Jika model dan media yang diterapkan terasa menarik,
maka peserta didik akan memandang pembelajaran biologi penting untuk
2
dipelajari, sehingga menumbuhkan rasa lebih termotivasi dalam kegiatan
mengajar. Sehingga akan mampu mendorong peserta didik untuk bisa
menyerap materi pelajaran secara optimal, oleh karenanya dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi hasil belajar peseta didik.
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik pada ranah
kognitif, afektif maupun psikomotor yang dicapai oleh peserta didik saat setelah
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut Meilia Safri sebuah bentuk dari
keahlian peserta didik yang dicapai dalam bentuk tingkah laku selepas mengalami
kegiatan belajar merupakan proses hasil belajar. Jadi seyogyanya hasil belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan guna mengukur
kemampuan serta perubahan sifat pelajar laksana umpan balik didalam usaha
membenahi kegiatan pembelajaran.
B. Kajian Teori
a. Strategi Number Head Together
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penggunaan Number Head
Together dan media diartikan sebagai proses, cara perbuatan memakai sesuatu,
pemakaian proses belajar mengajar maka seorang guru harus memakai media
biar mudah untuk menjelaskan materi tersebut. (KBBI, 2002:852). Penggunaan
sebagai aktifitas memakai sesuatu atau memberi suatu penjelasan kepada siswa
maka dari itu seorang guru harus bisa menjelaskan secara nyata kepada siswa.
1. Pengertian Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
bertujuan untuk memudahkan siswa menerima dan memahami materi
pembelajaran tersebutb, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat
dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
2. Pengertian Number Head Together
adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada
aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari
berbagai sumber yang akhirnya di presentasikan di depan kelas (Rahayu,
2006). Strategi Number Head Together pertama kali dikenalkan oleh
3
Spencer Kagan dkk (1993). Model Strategi Number Head Together adalah
bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan
pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa.. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas,
karena para siswa saling berebutan dalam mendapatkan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan yang telah di sampai kan oleh guru atau seorang
peneliti (Tryana, 2008).
3. Kelebihan Strategi Number Head Together
Menurut Slavin (2008:256) pembelajaran menomori bersama sangat baik
untuk menambahkan tanggung jawab individual kepada diskusi kelompok,
karena sebelumnya tidak diberi tahu siapa akan mewakili kelompok dalam
mengemukakan jawaban sehingga setiap siswa menjadi lebih fokus.
Jadi dalam pembelajaran Number Head Together ini, siswa menjadi
termotivasi untuk menguasai materi serta memiliki tanggung jawab
individu, Meskipun dalam bentuk kelompok, namun kompetensi yang
dikuasai ditekankan pada kompetensi Individu, karena di dalamnya terdapat
proses pemberian jawaban yang diungkapkan setiap individu yang
nomornya terpanggil oleh guru, sehingga siswa tidak bisa saling bergantung
kepada masing-masing anggotanya.
Pembelajaran kooperatif tipe Strategi Number Head Together ini
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif
adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.
4. Kekurangan Strategi Number Head Together
Namun setiap model pembelajaran juga pasti terdapat kekurangan dan
kelebihan, kekurangan model pembelajaran Strategi Number Head
Together sebagai berikut:
a) Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru,
Selain itu membutuhkan kemampuan yang khusus dalam
melakukan atau menerapkannya.
4
b) Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali
oleh guru.
c) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
b. Media FlifBook
1. Pengertian Media pembelajaran merupakan salah satu bagian dari sistem
pembelajaran yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan informasi
edukatif antara pendidik dan siswa, sehingga mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Media
Media pembelajaran adalah alat, sarana, perantara, dan penghubung untuk
menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan
gagasan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar
terjadi pada diri siswa.
3. Konsep Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti
sarana komunikasi. Secara harfiah, artinya adalah “perantara” atau
“pengantar” oleh karenanya, media dipahami sebagai perantara atau
pengantar sumber pesan dengan menerima pesan (Sharon, Deborah,
James, 2011:7). Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang
bisa merangsang siswa sehingga terjadi proses pembelajaran. (Sanjaya
dan Haryono, 2014:47) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi
perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak
menyatakan bahwa media pembelajaran perangkat keras untuk
meneriman pesan dari orang lain supaya bisa di mengerti apa yang di
jelaskan.
Media menurut Gegne (dalam Sadiman,2010:6) menyatakan
bahwa media adalah berbafgai kenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Asosiasi pendidikan Nasional
memiliki pengertian yang berbeda media adalah bentuk-bentuk
5
komunikasi yang baik untuk siswa media cetak, audiovisual, serta
peralatannya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan
bahwa media belajar adalah berbagai alat dan bahan yang bisa digunakan
untuk membantu dalam penyampaian meteri pembelajaran yang disampai
oleh guru suapaya mudah di pahami oleh siswa. Oleh karena itu
penggunaan media harus dirancang , disiapkan dipilih dan disusun secara
cermat sesuai denga tujuan yang mau disampaikan oleh seorang guru.
c. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sumiati dan Asra (2009:163) penggunaan media oleh
guru dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan. Namun akan
lebih baik jika digunakan mrdia pembelajaran karena media mempunyai
kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan untuk
membantu keberhasilan pembelajaran.manfaat media pembelajaran
menurut Sudjana (2010:2) anatara lain :
(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
motivasi belajar: (2) Bahan pengajaran akan lebih krlas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik: (3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi
tidak semata-mata komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata oleh guru
yang harus disampaikan, sehingga siswa tidak bosan yang telah
disampaikan oleh guru supaya tidak kehabisan tenaga, apa lagi jika guru
mengajar setiap jam pelajaran: (4) Siswa lebuh banyak melalukan kegiatan
belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi juga
aktivitas didalam kelas lain seperti mengamati, mendemostrasikan dan lain
sebagainya.
Sedangkan media menurut Syafi’I dan Sumanto, (2010:65) menyatakan
bahwa media bermanfaat untuk berupa hal sebagai berikut:
(1) Membangkitkan perhatian siswa : (2) Memperjelas informasi yang di
sampaikan: (3) Menstimulasi ingatan tentang konsep: (4) Motivasi siswa
mengikuti materi pembelajaran : (5) Menyajikan bimbingan belajar: (6)
Membangkitkan performasi siswa yang relefan dengan materi; (7)
memberikan masukan performasi siswa yang benar; (8) Mendorong ingatan,
mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sedang dipelajari.
6
Adapun selain manfaat, media pembelajaran kuga memiliki berbagai
macam fungsi untuk membantu kegiatan belajaran mengajar, munurut Haryono
(2014:49) antara lain sebagai berikut:
(a) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa; (b) memperoleh gambaran
jelas tentang benda yang sulit diamati secara langsung dikarenakan objek terlalu kecil,
objek bergerak terlalu lambat, dikarenakan objek terlalu cepat, objek terlalu komleks,
objek bunyinya terlalu halus, objek terlalu jauh letaknya, objek berbahaya; (c)
mwmungkinkan adanya intraksi langsung antara siswa dengan lingkungannya; (d)
menghasilkan keseragaman pengamatan; (e) menanamkan konsep dasar yang benar,
konkret, dan realistis; (f) Membangkitkan keinginan dan minat baru; (g) Membangkitkan
motivasi dan merangsang siswa untuk belajar; (h) Memberikan pengalaman yang
menyeluruh dari yang konkrit sampai yang abstrak; (i) memudahkan siswa untuk
membandingkan, mengamati, mendeskripsikan suatu benda.
7
d. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono
(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S.
Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis
perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari.
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan
prinsip.
d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil
ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat
8
melalui evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang
akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPA
yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan
penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
pada aspek kognitif adalah tes.
e. Pembelajaran Tematik di SD
1. pengertian pembelajaran tematik di SD
pembelajaran tematik adalah pembealajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Abdul 2014:80)
menurut Trianto (2010:78) pembelajaran tematik dikmanai sebagai
pembelajaran yang di rancang berdasrkan tema-tema tertentu dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran .
pembelajaran tematik adalah mengajarkan siswa untuk tidak
berfikir secara kognitif saja melainkan juga harus mengembangkan aspek
afektif dan pdikomotorik juga, Depdiknas (2003:1 mengatakan sebagai
besar siswa SD tidak mampu menghubungkan antara pengetahuan yang di
pelajari dengan cara menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan itu.
Oleh karena malalui pembelajaran tematik diharapkan permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di kelas awal sd dapat
diatasi dengan baik
pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterampilan siswa
dalam proses pelajaran secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung siswa akan memahami konsep yang mereka pelajari
dan menghungkannya dengan kosep lain yang telah dipahaminya
.
Penelitian yang digunakan oleh peneliti mengambil materi dari
buku tematik yakni Tema 8 (Ekosistem), subtema 2 (Hubungan Makhluk
9
Hidup dalam Ekosistem), untuk pembelajaran 2 kelas V semester 2
Sekolah Dasar (Kemendikbud, 2013). Ekosistem merupakan lingkungan
yang digunakan untuk makhluk hidup tinggal bersama, pada tema
ekosisistem juga terdiri dari pengintegrasian beberapa mata pelajaran
yakni IPA dan Bahasa Indonesia. Tema ekosistem ini guru juga harus
mampu mengarahkan siswa pada kegiatan yang positif.
Pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan terapan
pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik yang diharapkan berkembang
di sekolah dasar mengarah pada penggabungan dari webbed model (model
jaring laba-laba) dan integrated model (model terpadu). Istilah
pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa (Depdiknas
dalam Trianto, 2011).
Menurut BPSDMPK (2012: 11), pembelajaran tematik merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengaitkan atau memadukan
beberapa kompetensi dasar/indicator dari standar kompetensi beberapa
mata pelajaran menjadi satu kesatuan dikemas dalam satu tema.
Sementara itu Trianto (2011: 152) menyatakan bahwa pembelajaran
tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan
aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa dengan
memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantu
memahami dunia nyatanya. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan dan
kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat
direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (Willian dalam Tianto, 2011).
Selanjutnya Majid (2014: 87) menyatakan bahwa pembelajaran
tematik menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa
pendekatan pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran,
yang mengangkat suatu tema tertentu untuk mengikat beberapa materi
10
pelajaran. Tema yang dipilih harus berkaitan erat dengan pengalaman
nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran yang
dialami siswa dapat memberikan pengalaman bermakna bagi diri siswa
sendiri.
11
Landasan pada pembelajaran tematik mencakup tiga landasan yakni
landasan filosofis, landasan psikologis dan yuridis.
1) Landasan filosofis
12
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
sesuai dengan minat dan bakatnya.
b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan bahwa setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya (Daryanto, 2014 : 3-4)
13
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa sesuai dengan
kebutuhan siswa
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik tidak hanya membahas tentang aspek kognitif saja
akan tetapi pada pembelajaran tematik juga menerapkan aspek afektif dan
psikomotor, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berfikir
saja.
14
1) Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas,
kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang
tinggi. Namun, tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum
dengan konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat
2) Pengembangan kreatifitas ademik, menuntut kemampuan belajar siswa
yang baik dalam aspek intelegensi
3) Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang
cukup banyak dan beragam serta berguna untuk mengembangkan
wawasan dan pengetahuan yang diperlukan
4) Memerlukan jenis kurikulum yng terbuka untuk pengembangannya.
5) Pembelajaran tematik memerlukan sistem penilaian dan pengukuran yang
terpadu
k. Komponen ekosistem
Pengertian dari ekosistem atau arti ekosistem adalah suatu proses yang
dibentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dari pengertian ekosistem diketahui bahwa di dalam ekosistem
itu sendiri terdapat komponen-komponen biotik (hidup) dan juga komponen-
komponen abiotik (tidak hidup) yang berlangsung dalam suatu ekosistem
Komponen berupa abiotik dan komponen berupa biotik dalam ekosistem ini
saling mempengaruhi antara komponen yang satu dengan komponen yang
lainnya, sebagai contoh hubungan komponen ini yaitu hubungan antara air
yang berupakan komponen berupa abiotik dan hewan yang berupa komponen
berupa biotik, Interaksi antar komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen
tidak hidup (abiotik) ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan dalam
ekosistem
1. Pengertian Komponen dari ekosistem
Pada pengertian dari ekosistem diatas, sudah kita ketahui bahwa
terdapat dua macam komponen penyusun ekosistem yaitu komponen abiotik
dan biotik. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak dan cermatin penjelasan
berikut ini setiap masing-masing komponen pada ekosistem:
a) Komponen Abiotik
15
Komponen abiotik yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan
tidak hidup (non hayati), yang meliputi komponen fisik dan komponen
kimia pada suatu ekositem. Contoh dari komponen berupa abiotik dalam
ekosistem ini seperti, air, tanah, matahari, dan energi.
b) Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk
hidup dalam suatu ekosistem. Ada 2 pembagian komponen biotik dalam
suatu ekosistem, yaitu komponen biotik berupa Organisme Autotrof dan
Organisme Heterotrof Suatu makhluk hidup disebut juga individu,
misalnya sekor ikan sedangkan kumpulan makhluk hidup yang menetap
pada suatu daerah dalam waktu tertentu dan berkembang biak disebut
sebagai populasi. Misalnya saja populasi rusa yang tinggal di padang
rumput dan berkembang biak sedangkan sekumpulan populasi yang
tinggal pada daerah yang sama dalam waktu yang lam disebut sebagai
komunita.sebagai contoh pada padang rumput terdapat populasi rusa,
bison, kuda dan lain sebagainya
Kumpulan dari komunitas tersebut kemudian akan menyebabkan
adanya interaksi dari makhluk hidup dan disebut sebagai sebuat
ekosistem. Misalnya komunitas populasi rusa, bison dan kuda merupakan
ekosistem padang rumput
l. Siswa
Siswa merupakan seorang pelajar yang duduk dimeja belajar dengan
setrata SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama), SMA (sekolah
menengah atas). Siswa dan siswi tersebut belajar agar bisa mendapatkan ilmu
pengetahuan sehingga bisa mencapai pemahaman ilmu yang sudah didapatkan
didunia pendidikan. Siswa ataupun peserta didik merupakan mereka yang
secara khusus diserahkan oleh kedua orang tua mereka untuk mengikuti
pembelajaran yang diselenggarakan disekolah dengan tujuan agar bisa menjadi
manusia yang berilmu pengetahuan, mempunyai ketrampilan, mempunyai
pengalaman, memiliki kepribadian serta berakhlak mulia dan mandiri. (2005)
16
Siswa merupakan organisme yang unik dan berkembang sesuai dengan
tahap-tahap perkembangannya. Perkembangan anak sendiri merupakan
perkembangan seluruh aspek dari kepribadiannya. Akan tetapi dengan tempo
dan irama dari perkembangan masing-masing anak kepada setiap aspek
tidaklah selalu sama. Hal yang sama ialah siswa dapat dikatakan sebagai
kelompok orang dengan usia tertentu yang belajar dengan baik secara
berkelompok ataupun perorangan. Siswa juga dapat disebut sebagai pelajar,
ketika berbicara siswa tentu fikiran kita pasti akan tertuju pada lingkungan
sekolah, baik sekolah dasar ataupun menengah. (1949)
17