Anda di halaman 1dari 2

NAMA : HABIBAH APRIA

MATA KULIAH : SISTEM PENGHANTARAN OBAT


FARMASI JK 2020.

Tipe atau kriteria obat yang dapat diberikan secara Transdermal Drug Delivery System :

1. Memiliki koefeisien partisi sedang. Obat dengan koefeisien partisi tinggi dapat
dengan mudah melalui SC akan tetapi akan mengalami kesulitan untuk melewati
lapisan dermis yang hydrofil. Demikian pula sebaliknya obat dengan koefeisien
partisi rendah mungkin akan dapat dengan mudah melewati lapisan dermis akan
tetapi dia kesulitan untuk melewati lapisan SC.
2. Memiliki ukuran yang kecil, direpresentasikan dengan BM yang rendah (dibawah
500 Da) ukuran obat yang terlalu besar akan menyulitkan dalam menembus
berbagai lapisan kulit tersebut kecuali jika digunakan TDD aktif.
3. Harus obat yang poten dalam artian dosis terapinya kecil. Bayangkan jika obat
dengan dosis besar seperti Amoxicillin (Dosis sekali minum 500 Mg) dihantarkan
dengan TTD. Mau berapa besar patch yang akan digunakan ? mau ditempel
dibagian tubuh mana patch sebesar itu ?
4. Memiliki titik lebur yang rendah. Titik lebur ini terkait erat dengan, semakin besar
BM makan semakin tinggi pula titik leburnya.
5. Tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan pada kulit sepeti iritasi dan
sentisisasi. Khusu aspek ini, reaksinya sangat individual. Sangat boleh jadi suatu
obat aman pada individu A tetapi menimbulkan reaksi alergi yang demikina
mengganggu pada individu B.

Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan suatu obat akan dihantarkan
melalui TTD adalah bentuk kristalnya terutama untuk obat-obat yang memiliki
beberapa bentuk kristal. Tidak ada patokan yang pasti bentuk kristal seperti apa
yang cocok dihantarkan melalui TTD. Hal ini terkait permeabilitas yang berbeda-
beda pada tiap bentuk kristal yang berbeda sehingga permeabilitasnya tidak dapat
diprediksi.
Tipe atau kriteria obat yang dapat diberikan secara Transdermal Drug Delivery System :
1. Obat harus memiliki gaya tarik fisikokimia yang lebih besar terhadap kulit
dibanding terhadap pembawa sehingga obat dapat meninggalkan pembawa menuju
ke kulit.
2. Kelarutan obat, baik dalam lipid maupun dalam air dianggap penting untuk absorpsi
perkutan yang efektif. Prinsipnya, kelarutan obat dalam air menentukan konsentrasi
yang ada pada daerah absorpsi dan koefisien partisi mempengaruhikecepatan
transport obat melintasi daerah absorpsi.
3. Obat dalam bentuk tidak terionisasi berpenetrasi dalam kulit lebih baik. Obat non
polar cenderung melintasi sel barrier molekul bagian yang kaya lemak (rute
transeluler).
4. Berat molekul ideal untuk penghantaran transdermal yaitu ukuran 400 atau kurang
(Allen, 2005)

Anda mungkin juga menyukai