Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 5, Mei 2019, hlm. 5024-5032 http://j-ptiik.ub.ac.id

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Izin Survei dan


Magang dengan Pendekatan Berorientasi Objek (Studi Kasus: Dinas
Kesatuan Bangsa dan Politik, Pemerintahan Kota Batu)
Resna Yulita1, Ismiarta Aknuranda2, Retno Indah Rokhmawati3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1resnayulita1997@gmail.com, 2i.aknuranda@ub.ac.id, 3retnoindahr@ub.ac.id

Abstrak
Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Batu adalah sebuah dinas yang bergerak
dibidang politik untuk meningkatkan keamanan serta kesatuan bangsa di Kota Batu dan memiliki
beberapa layanan eksternal yaitu layanan izin survei dan magang, layanan pendaftaran ormas dan
layanan informasi perkembangan politik dan informasi intellijen. Dalam menjalankan aktivitasnya dinas
ini menggunakan cara yang manual pada layanan pendaftaran izin survei dan magang. Pemohon
(mahasiswa dan pelajar) yang akan melakukan survei dan magang di berbagai Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) atau Dinas di Kota Batu harus mendatangi langsung kantor Dinas Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Batu dengan membawa beberapa persyaratan untuk mendapatkan surat izin pendaftaran.
Kendala dan permasalahan yang dihadapi adalah ketika dibutuhkan tanda tangan surat izin dari kepala
kantor namun kepala kantor sedang melakukan dinas keluar kota atau tidak berada di ruangan dan
pemohon yang tinggal jauh dari Kesbangpol Kota Batu kesulitan karena harus melakukan proses
pendaftaran dengan mendatangi kantor tersebut serta risiko kehilangan berkas. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut dibutuhkan sistem informasi pendaftaran izin survei dan magang. Analisis dan
perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan pendekatan berorientasi objek. Evaluasi pada
penelitian menggunakan consistency analysis, decision table dan pengujian prototipe. Penelitian ini
menghasilkan rancangan sistem informasi berbasis web memungkinkan Pemohon dapat melakukan
pendaftaran melalui web, Kepala Kantor dapat melakukan verifikasi surat izin pendaftaran dan pihak
yang bersangkutan dapat melakukan tugas mereka melalui sistem. Hasil evaluasi rancangan sistem
informasi ini menunjukkan konsisten antara persyaratan dengan rancangan dan pengujian prototipe yang
menghasilkan masukan untuk perbaikan rancangan.
Kata Kunci: sistem informasi pendaftaran, berorientasi objek, consistency analysis, decision table, pengujian
prototipe
Abstract
The National Unity and Political Unit (Kesbangpol) of Batu City is a service that engages in politics to
improve national security and unity in Batu City and has several external services, namely survey and
apprenticeship services, mass organization registration services and information services on political
development and intelligence information. In carrying out its activities this service uses a manual
method for survey permit and apprenticeship registration services. Applicants (students and students)
who will conduct surveys and internships in various Regional Organizations (OPD) or Dinas in Kota
Batu must visit the office of the National Unity and Political Office of Kota Batu by bringing several
requirements to obtain a registration permit. Constraints and problems faced are when a signature is
needed from the head of office but the head of office is out of town or not in the room and the applicant
who lives far from Kesbangpol Batu City is having trouble registering by visiting the office and risk
losing file. To overcome these problems, a survey permit and apprenticeship permit information system
is needed. System analysis and design is carried out using an object oriented approach. Evaluation in
research uses consistency analysis, decision table and prototype testing. This research produces a web-
based information system design that allows applicants to register via the web, the Head of Office can
verify registration permits and the parties concerned can carry out their duties through the system. The
results of the evaluation of the information system design show consistency between the requirements
with the design and testing of the prototype that produces input for design improvement.

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 5024
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5025

Keywords: registration information system, object oriented, consistency analysis, decision table, prototype testing

(OOA) dan perancangan berorientasi objek


1. PENDAHULUAN (OOD). Object Oriented Analysis and Design
Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik atau biasa disingkat OOAD adalah pendekatan
(Kesbangpol) Kota Batu adalah sebuah dinas analisis dan perancangan yang menggunakan
yang bergerak di bidang politik untuk konsep berorientasi objek. Pendekatan
meningkatkan kemanan serta kesatuan bangsa di berorientasi objek dapat memodelkan kondisi
Kota Batu. Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik pada dunia nyata menggunakan kelas objek dan
Kota Batu dibentuk berdasarkan Peraturan menunjukkan relasi objek, sehingga
Daerah Kota Batu Nomor 6 Tahun 2008. Dinas memudahkan dalam memahami desain sistem
ini memiliki beberapa layanan eksternal yaitu (Sommerville, 2011).
layanan izin survei dan magang, layanan Evaluasi yang digunakan adalah consistency
pendaftaran ormas dan layanan informasi analysis, decision table dan pengujian prototipe.
perkembangan politik dan informasi intelijen. Consistency analysis digunakan untuk evaluasi
Dalam menjalankan aktivitasnya dinas ini persyaratan, decision table digunakan untuk
menggunakan cara yang manual pada layanan evaluasi rancangan dan pengujian prototipe
pendaftaran izin survei dan magang. Pemohon untuk mengetahui apakah spesifikasi perangkat
(mahasiswa dan pelajar) yang akan melakukan lunak sudah sudah sesuai dengan harapan
survei dan magang di berbagai Organisasi pengguna dan kebutuhan pengguna serta diuji
Perangkat Daerah (OPD) atau Dinas di Kota langsung oleh beberapa stakeholder terkait.
Batu harus mendatangi langsung kantor Dinas Penelitian ini mencakup analisis pemodelan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu dengan proses bisnis saat ini dan usulan, analisis
membawa beberapa persyaratan untuk persyaratan dan rancangan sistem informasi
mendapatkan surat izin pendaftaran. menggunakan pendekatan berorientasi objek
Berdasarkan hasil wawancara, salah satu serta evaluasi hasil analisis dan rancangan sistem
kendala dan permasalahan yang dihadapi adalah informasi. Penelitian ini diharapkan mampu
ketika dibutuhkan tanda tangan surat izin dari untuk menghasilkan dokumen analisis dan
kepala kantor namun kepala kantor sedang perancangan sistem informasi pendaftaran izin
melakukan dinas keluar kota atau tidak berada di survei dan magang.
ruangan. Permasalahan lainnya adalah pemohon
2. METODOLOGI
yang tinggal jauh dari Kesbangpol Kota Batu
kesulitan karena harus melakukan proses Metodologi menjelaskan langkah-langkah
pendaftaran dengan mendatangi kantor tersebut. yang harus dilakukan dan ditunjukkan oleh
Tidak hanya itu pendaftaran secara manual dapat Gambar 1. Penelitian ini dimulai dengan studi
berisiko kerusakan atau bahkan hilangnya berkas literatur yaitu salah satu tahap mencari dan
yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa atau mempelajari teori dasar untuk menyelesaikan
pelajar sebagai syarat untuk pengajuan surat izin. persoalan dengan menelusuri sumber-sumber
Dengan adanya berbagai masalah diatas tulisan yang pernah dibuat sebelumnya dan
maka dibutuhkanlah sebuah sistem informasi berhubungan dengan kasus atau permasalahan
berbasis web untuk dapat dijangkau di mana saja yang dibuat dalam penelitian.
oleh pengguna. Tujuan sistem informasi yaitu Selanjutnya pemodelan proses bisnis
untuk mendapatkan informasi yang benar pendaftaran izin survei dan magang dilakukan
kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat dengan menganalisis proses bisnis yang berjalan
dalam jumlah yang tepat dan dalam format yang pada saat ini serta analisis proses bisnis yang
tepat (Johansson et al., 2017). Adanya sistem ini diusulkan oleh peneliti.
akan memberikan layanan terkait sistem
informasi pendaftaran izin survei dan magang di
Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik.
Dalam penelitian ini dirancang sistem
informasi dengan pendekatan berorientasi objek.
Analisis dan perancangan sistem informasi dapat
digunakan untuk membangun sistem informasi
perusahaan. Metodologi yang digunakan yaitu
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5026

dilakukan dengan memberikan lembar skenario


use case kepada penguji. Penguji akan mengikuti
setiap langkah yang ada di skenario tersebut.

3. PEMODELAN PROSES BISNIS DAN


ANALISIS PERSYARATAN

3.1 Analisis Pemangku Kepentingan dan


Pengguna
Bagian ini bertujuan untuk mengetahui tipe
dari setiap pemangku kepentingan dan pengguna
yang nantinya akan terlibat dalam proses ini.
Tabel 1 adalah penjelasan tentang tipe
pemangku kepentingan :
Tabel 1. Pemangku Kepentingan
Tipe Deskripsi Pemangku
Pemangku Pemangku Kepentingan yang
Kepentinga Kepentingan Relevan
n

Gambar 1. Metodologi Penelitian Pengguna Orang dan organisasi Receptionist, OPD


Proses bisnis saat ini didapatkan dari yang akan yang dituju, Kasubag
menggunakan sistem. TU, Pemohon dan
mekanisme pendaftaran izin survei dan magang Kepala Kantor Dinas
yang dijelaskan melalui wawancara. Pada Kesbangpol serta
penelitian ini BPMN adalah standar notasi Kesbangpol Jawa
pemodelan proses bisnis yang digunakan. Timur
Analisis persyaratan mengidentifikasi fitur- Pihak yang Instansi yang Dinas Kesatuan
fitur yang akan dirancang dan mengidentifikasi berwenang memiliki wewenang Bangsa dan Politik
persyaratan fungsional dan non fungsional untuk melayani Kota Batu
pendaftaran izin
Analisis persyaratan bertujuan untuk memahami survei dan magang.
dengan sebenarnya kebutuhan dari sistem yang
baru dengan mengembangkan sebuah sistem Pengembang Orang yang memiliki Analis dan Pemogram
keahlian dalam Sistem
yang mewadahi kebutuhan tersebut yang dilihat pengembangan sistem
dari segi kebutuhan penguna maupun kebutuhan
sistem.
Perancangan sistem yaitu berkaitan dengan
perancangan arsitektur, sequence digram, class 3.2 Proses Bisnis Layanan Pendaftaran
diagram dan perancangan antarmuka/prototipe Izin Survei dan Magang Saat Ini
dari sistem. Evaluasi ini menggunakan Gambar 2 menjelaskan alur layanan
consistency analysis untuk evaluasi persyaratan informasi pendaftaran izin survei dan magang
dan untuk evaluasi konsistensi artefak saat ini dengan melibatkan Receptionist,
perancangan dengan menggunakan decision Kasubag TU, OPD yang dituju, Kepala Kantor
table. Kesbangpol, Kesbangpol Jawa Timur dan
Pengujian prototipe fokus pada use case atau Pemohon.
persyaratan fungsional sistem. Pengujian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5027

Gambar 2. Proses Bisnis Layanan Pendaftaran Izin Survei dan Magang Saat Ini
- Kepala Kantor Kesbangpol
3.3 Analisis Permasalahan
- OPD Yang Dituju
Pernyataan masalah merupakan penjabaran
- Receptionist
dari permasalahan yang terdapat pada proses
bisnis saat ini, sehingga dapat lebih mudah - Kesbangpol Jawa Timur
memahami masalah yang sedang terjadi beserta Dampak Kurang efektif dalam melaksanakan
dampak dan solusi yang dapat dilakukan. layanan pendaftaran izin survei dan
Pernyataan masalah disajikan dalam Tabel 2 magang karena belum ada sistem
informasi yang mendukung.
Tabel 2. Pernyataan Masalah
Solusi yang - Mempermudah pemohon
Masalah Sistem yang ada pada saat ini telah berhasil dalam melakukan
mampu memberikan layanan adalah dapat pendaftaran tanpa harus
pendaftaran izin survei dan magang mendatangi Kantor
secara manual. Semua proses yang Kesbangpol Jawa Timur.
dimulai dari pemohon yang
mendatangi Kantor Kesbangpol Kota - Mempermudah dalam
Batu dan menyerahkan berkas-berkas aktivitas seperti proses
yang terkait. Hal tersebut tentu tidak menyerahkan berkas dan
efektif karena semua aktivitas yang menyerahkan surat izin
ada membutuhkan waktu yang lama pendaftaran serta
untuk mendapatkan surat izin memeriksa kelengkapan
pendaftaran. Seperti hasil wawancara berkas.
membutuhkan 1-2 hari untuk
menyelesaikan semua proses yang
ada. Proses tersebut juga akan 3.4 Proses Bisnis Layanan Pendaftaran Izin
berlangsung lama jika Kepala Kantor Survei dan Magang Usulan
Kesbangpol tidak ada ditempat. Disisi
lain diperlukan kemudahan bagi Gambar 3 menjelaskan alur layanan
pemohon untuk melakukan pendaftaran izin survei dan magang usulan
pendaftaran yang berada jauh dari dimana adanya perbedaan proses bisnis saat ini
Kantor Kesbangpol Kota Batu. yaitu sistem ini nantinya akan memberikan
Kemudian perlunya mempermudah
setiap pihak terkait dalam menangani
kemudahan bagi pemohon dan pihak terkait
setiap proses. Seperti diperlukannya dalam melaksanakan layanan pendaftaran izin
pertimbangan oleh OPD yang dituju survei dan magang.
untuk memberikan izin magang dan
survei. 3.5 Persyaratan Fungsional
Memengaruhi - Layanan pendaftaran izin
survei dan magang
Persyaratan fungsional adalah persyaratan
yang dapat dilakukan oleh sistem. Persyaratan
- Pemohon fungsional terdiri dari 24 kebutuhan. Tabel 3
- Kasubag TU

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5028

adalah penjelasan tentang beberapa persyaratan


fungsional pada sistem.

Gambar 3. Proses Bisnis Layanan Pendaftaran Izin Survei dan Magang Usulan
Tabel 3. Persyaratan Fungsional Tabel 4. Persyartan Non-Fungsional
Kode Kode Lengkap Deskripsi Kebutuhan Kode Deskripsi Kebutuhan
Persyaratan
Fungsional SRS-PNF- Sistem menyediakan informasi
NF1 secara real time
SRS- SRS-PF-F01-1 Sistem dapat digunakan
PF-F01 untuk melakukan SRS-PNF- Sistem dapat diakses minimal 24 jam
pendaftaran melalui fitur NF2 sehari jika tidak terjadi gangguan
Daftar
SRS- SRS-PF-F02-1 Sistem dapat digunakan 3.7 Pemodelan Use case
PF-F02 untuk menampilkan
detail persyaratan Gambar 4 merupakan gambaran mengenai
pendaftaran diaram use case terhadap aktor dan hubungan
SRS-PF-F02-2 Sistem dapat digunakan antar aktor dengan use case.
untuk mengubah
persyaratan pendaftaran

3.6 Persyaratan Non-Fungsional


Persyaratan non fungsional adalah
persyaratan yang mendeskripsikan tentang
batasan dan karakteristik dari layanan fungsi
yang diberikan oleh sistem. Persyaratan non
fungsional hanya dideskripsikan saja pada tahap
spesifikasi kebutuhan dan tidak dilanjutkan
sampai tahap perancangan. Tabel 4 adalah
penjelasan tentang persyaratan non fungsional
pada sistem.

Gambar 4. Diagram Use Case

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5029

4. PERANCANGAN SISTEM salah satu sequence diagram untuk


mendaftarkan diri ditunjukkan oleh Gambar 8.
4.1 Perancangan Arsitektur
Rancangan arsitektur yang dibuat pada
bagian ini adalah rancangan asitektur sistem
informasi pendaftaran izin survei dan magang
yang disesuaikan dengan prinsip desain pola
arsitektur MVC (Model-View-Controller) yang
ditunjukkan oleh Gambar 5.

Gambar 8. Diagram Sequence Mendaftarkan Diri

4.5 Perancangan Kelas


Setelah mengidentifikasi elemen
perancangan dari kelas-kelas yang telah
dianalisis sebelumnya maka dilakukan
Gambar 5. Perancangan Arsitektur
perancangan kelas. Gambar 9 merupakan kelas
4.2 Kelas Analisis diagram dari sistem yang dirancang.

Kelas analisis ini nantinya menggambarkan


model konseptual awal dari sistem yang akan
dibangun. Gambar 6 adalah salah satu kelas
analisis dari use case.

Gambar 6. Kelas Analisis

4.3 Unifikasi Kelas Analisis


Gambar 9. Kelas Diagram
Untuk menghilangkan duplikasi dari kelas-
kelas analisis yang telah dibuat sebelumnya 4.6 Perancangan Basis Data
maka dilakukan penggabungan dari seluruh
Perancangan basis data menggambarkan isi
kelas analisis yang ditunjukkan oleh Gambar 7.
dan pengaturan data yang ada pada rancangan
sistem. Basis data berfungsi sebagai media
penyimpanan data dan biasa menggunakan
Pysical Basis Data Model (PDM) berguna untuk
implementasi database dan merepresentasikan
bagaimana data disimpan di dalam komputer.
PDM dibuat berdasarkan dari Class Diagram
yang telah dibuat pada sebelumnya yaitu kelas
yang bertipe model.

Gambar 7. Unifikasi Kelas Analisis

4.4 Pemodelan Interaksi Antar Objek


Pemodelan interaksi antar objek digambar
dengan sequence diagram. Berikut adalah Gambar 10. Pemodelan Data

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5030

4.7 Perancangan Antarmuka 2. Configuration Structure


Rancangan antarmuka bertujuan untuk Dalam configuration structure ini dilakukan
memberikan gambaran mengenai rancangan proses identifikasi dan pemetaan komponen-
antarmuka bagi penggguna sistem. Gambar 11 komponen dari masukan setiap layer yang telah
adalah salah satu rancangan antarmuka sistem. didefinisikan dalam layer and configuration
item.
3. Consistency Analysis
Konsistensi dari sebuah kebutuhan dapat
dilakukan dengan mengamati alur kebutuhan
pada requirement configuration structure.
4. Requirement Consistency Index
Requirement Consistency Index digunakan
untuk mengukur konsistensi pendefinisian
kebutuhan. Suatu kebutuhan atau persyaratan
dianggap konsisten jika tidak ditemukan satu
atau lebih kesenjangan yang ditemukan dalam
analisis. Total kebutuhan (B) adalah 68 elemen
(4 business layer, 19 process layer, 24
requirement layer dan 21 spesification layer ).
Gambar 11. Halaman Mendaftarkan Diri
Jumlah kebutuhan yang konsisten (A) adalah 68
5. EVALUASI dan kebutuhan yang tidak konsisten (C) adalah
0.
5.1 Requirement Configuration Structure Presentase konsistensi dari pendefinisian
Requirement Configuration Structure kebutuhan dengan menggunakan konsep RCI
mempunyai 4 komponen kerangka kerja yang yaitu :
terdiri : layers and configuration items, Diketahui : A=68, B=68, C=0
configuration structure, consistency analysis,
dan requirement consistency index. Tujuan dari RCI = A/(B+C) x 100%s
Requirements configuration structure adalah =68/(68+0) x 100%
untuk menganalisis konsistensi pendefinisian
kebutuhan. = 100%

1. Layer dan Configuration Item 5.2 Decision Table


Ada 4 jenis layer yang harus ditentukan yang Decision Table adalah sebuah metode yang
digunakan sebagi masukan awal dari proses digunakan untuk menguji atau mengeveluasi
evaluasi konsistensi yang meliputi : konsistensi artefak perancangan. Evaluasi ini
digunakan untuk konsistensi dari artefak
a. Business layer berisi tujuan organisasi yang
perancangan yaitu perancangan use case,
diperoleh dari dokumen yang terdapat
perancangan kelas, perancangan basisdata dan
disebuah organisasi maupun dari kegiatan
perancangan antarmuka.
yang berjalan.
b. Process layer memiliki proses dan sub-
Kode Condition Stubs Nilai
proses yang dilakukan dan harus ada agar
mencapai tujuan organisasi. C1 Apakah perancangan use case sesuai dengan Y
use case ?
c. Requirement layer yaitu digunakan untuk
identifikasi kebutuhan sistem berdasarkan C2 Apakah perancangan kelas sesuai dengan use Y
case ?
proses dan sub-proses yang harus ada dalam
organisasi C3 Apakah perancangan database sesuai dengan Y
use case ?
d. Specification layer digunakan untuk
C4 Apakah perancangan antarmuka sesuai dengan Y
mendeskripsikan hasil dari analisis
use case ?
kebutuhan kedalam bentuk spesifikasi .
Gambar 12. Penilaian Condition Stub

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5031

5.3 Pengujian Prototipe terintegrasi. Pada proses bisnis usulan


layanan pendaftaran izin survei dan magang
Pengujian prototipe pada penelitian ini
terdapat beberapa perubahan proses bisnis
dilakukan untuk mengetahui apakah Spesifikasi
berupa tambahan aktivitas dan perubahan
perangkat lunak yang diimplementasikan
aktivitas. Perubahan aktivitas mencakup
dengan menggunakan prototipe sudah sesuai
perubahan dari manual task menjadi user
dengan harapan penggguna dan kebutuhan
task. Perubahan aktivitas terdiri dari 16
pengguna. Tidak hanya itu pengujian tersebut
aktivitas manual yang diubah menjadi user
juga bertujuan untuk mendapatkan saran atau
task seperti mengirim surat izin pendaftaran
masukan dari pengguna terhadap rancangan
dan mengunduh surat izin pendaftaran.
yang telah dibuat. Pengujian prototipe ini
Aktivitas tambahan terdiri dari 8 aktivitas
dilakukan untuk aktivitas yang dilakukan oleh
seperti mengubah status pendaftaran. Proses
Kasubag TU, Receptionist dan Pemohon.
bisnis usulan mempunyai tujuan untuk
Pengujian prototipe ini dilakukan dua kali yang
membuat sistem informasi pendaftaran
terdiri dari :
sehingga pendaftaran dapat dilakukan
1. Pengujian prototipe pertama terhadap melalui sebuah web.
aktivitas yang dilakukan oleh Kasubag TU
3. Penelitian ini dimulai dengan analisis
berdasarkan use case. Pengujian ini
persyaratan pemangku kepentingan yang
menghasilkan beberapa kesalahan yaitu ada
dapat digunakan untuk menghasilkan
beberapa use case atau aktivitas yang tidak
persyaratan yang akan dibutuhkan dalam
dilakukan oleh Kasubag TU tetapi
membangun sistem informasi pendaftaran
dilakukan oleh Receptionist. Bahwa pada
izin survei dan magang. Penelitian ini
proses bisnis yang berjalan saat ini
menghasilkan 26 fitur, 27 persyaratan
Kasubag TU hanya memiliki wewenang
fungsional dan 2 persyaratan non-
untuk memverifikasi berkas yang telah
fungsional. Persyaratan fungsional seperti
diperiksa oleh Receptionist. Sehingga yang
sistem dapat digunakan untuk
memeriksa kelengkapan berkas adalah
mendaftarkan diri, mengubah status berkas,
Receptionist. Hal ini mempengaruhi use
mengirim surat izin dan melengkapi berkas.
case mengubah status berkas dan
Persyaratan didefinisikan berdasarkan
menambah catatan yang seharusnya
proses bisnis usulan layanan pendaftaran
dilakukan oleh Receptionist .
izin survei dan magang. Penelitian ini juga
2. Pengujian kedua setelah direvisi yaitu pada memodelkan use case beserta skenarionya
aktivitas yang dilakukan oleh Pemohon, untuk lebih memudahkan dalam ketahap
Kasubag TU dan Receptionist. Pengujian perancangan.
ini menghasilkan bahwa use case dan
4. Perancangan sistem informasi layanan
scenario pada perancangan ini sesuai
pendaftaran izin survei dan magang terdiri
dengan yang diharapkan dan inputan yang
dari perancangan arsitektur sistem, kelas-
dibutuhkan sudah sesuai dengan
kelas analisis, elemen perancangan,
kebutuhan.
pemodelan interaksi antar objek,
perancangan kelas, perancangan basisdata
5. KESIMPULAN
menggunakan physical data model,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah perancangan antarmuka sistem atau
dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil perancangan prototipe. Perancangan
adalah sebagai berikut : arsitektur sistem menggunakan prinsip
desain pola arsitektur MVC (Model-View-
1. Pada penelitian ini dilakukan analisis proses
Controller). Pemodelan interaksi objek
bisnis yang mencakup proses bisnis layanan
saat ini dan proses bisnis yang diusulkan. menghasilkan 26 sequence diagram yang
dibuat berdasarkan use case. Perancangan
Proses bisnis yang saat ini berjalan pada
kelas digambarkan melalui diagram kelas
layanan pendaftaran izin survei dan magang
yang terdiri atas tiga tipe yaitu model, view
dimulai dengan Pemohon mendatangi kantor
dan control. Diagram kelas bertipe model
Kesbangpol Kota Batu. Aktivitas-aktivitas
terdiri dari 6 kelas, bertipe control terdiri
yang dilakukan pada proses bisnis saat ini
dari 11 kelas dan bertipe view terdiri dari 26
masih dilakukan secara manual dan belum
kelas. Rancangan prototipe didasarkan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5032

sequence diagram dan analisis persyaratan Management : Concepts, Languages,


yang telah dilakukan. Architecture. Potsdam: Springer.
5. Penelitian ini menggunakan evaluasi E.Kendall, K. E. K. J. (2011). Systems Analysis
Requirement Configuration Structure, and Design : Eight Edition. New Jersey :
Decision Table dan pengujian prototipe. Pearson.
Evaluasi ini menghasilkan Requirement
Kurt Bittner, I. S. (2002). Use Case Modelling.
Consistency Index (RCI) dengan nilai
s.l. : Addison Wesley.
100%. Hal ini menunjukkan bahwa
persyaratan fungsional yang didefinisikan Nistala, P. (2013). An Approach to Carry Out
sudah konsisten. Decision table Consistency Analysis on Requirements.
menghasilkan jawaban yang baik untuk IEEE, 320–325.
masing-masing condition. Pengujian
prototipe yang dilakukan menghasilkan
masukan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki rancangan dan menunjukkan
rancangan yang telah dibuat sesuai dengan
pemodelan use case yang telah
didefinisikan diawal.

6. DAFTAR REFERENSI
Sommerville, I. 2011. Software Engineering.
Software Engineering Ninth Edition (9th
ed.). United States Of America: Addison
Wesley.
Johansson, P. E. C., Enofe, M. O., Schwarzkopf,
M., Malmsköld, L., Fast-Berglund, Å., &
Moestam, L. (2017). Data and
Information Handling in Assembly
Information Systems – A Current State
Analysis. Procedia Manufacturing,
11(June), 2099–2106.
https://doi.org/10.1016/j.promfg.2017.07.
335.
O’Brien, J.A & Marakas, G. M. (2010).
Management Information System (10th
ed). New York: McGraw-Hill Irwin.
Pressman, R. S. (2010). Software Engineering A
Practitioner’s Approach 7th Ed. New
York : McGrawHill.
Rodriguez, C. A., Perez, J. P., & Corrons, M. E.
(2015). Driving Schools to Automation
through Kimkelen Software. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 186,
367–370.
Sari, S. K., & Asniar, A. (2015). Analisis Dan
Pemodelan Proses Bisnis Prosedur
Pelaksanaan Proyek Akhir Sebagai Alat
Bantu Identifikasi Kebutuhan Sistem.
Jurnal Informatika Telekomunikasi Dan
Elektronika, 7(2).
Weske, M. (2007). Business Process

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai