Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otitis eksterna adalah suatu inflamasi dari kulit pada liang telinga luar, biasanya
berhubungan dengan infeksi bakteri dan atau infeksi jamur dari kulit yang lembab.
Banyak faktor berperan, seperti trauma ketika mengorek telinga, perubahan lapisan kulit
superfisial, pintu masuk untuk infeksi dapat terjadi, membuat bakteri otitis eksterna
penyebab terbanyak penyakit pada liang telinga luar. Kondisi sistemik seperti anemia dan
kelainan endokrin terutama diabetes dan banyak jenis dari dermatitis seperti seboroika,
psoriasis dan eksema kemungkinan mengurangi resistensi terhadap infeksi pada liang
telinga luar yang menyebabkan terjadinya otitis eksterna.
Perawatan otitis eksterna dapat dilakukan dengan pengobatan topikal walaupun
dapat juga menggunakan pengobatan secara sistemik untuk mengobati pasien otitis
eksterna. Pada keadaan khusus seperti pasien immunocompromise, pemberian
pengobatan berpotensi mencegah penyebaran ke jaringan sekitar.
Otitis eksterna dapat di klasifikasikan dalam beberapa kategori seperti : otitis eksterna
yang terlokalisasi (sirkumskripta), otitis eksterna difusa, otitis eksterna bagian
generalisata dari kondisi kulit secara umum, otitis eksterna invasif, otitis eksterna bentuk
lain. Otitis eksterna difusa dibagi oleh dua stadium yaitu otitis eksterna akut difusa dan
otitis eksternakronik difusa. Otitis eksterna akut difusa adalah proses infeksi pada liang
telinga luar. Hiperestesia regional adalah hasil dari inflamasi kulit pada daerah dengan
sedikit jaringan subkutan, glandula sebasea dan apokrin, terutama pada bagian dalam 2/3
dari meatus. Masuknya air ke dalam liang telinga luar adalah penyebab terbanyak
terjadinya otitis eksterna yang berhubungan dengan insidensi dan kejadian otitis eksterna,
penyakit ini berkisar antara 5% - 10% pada penduduk, kasus otitis eksterna tinggi pada
daerah lembab dan musim panas. Otitis eksterna kronik difusa memiliki gejala iritasi dan
keluarnya cairan dari liang telinga. Dapat terjadi tuli akibat akumulasi debris pada liang
telinga luar.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan massa di luar
telinga.
2. Untuk mengetahui etiologi otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan massa di luar
telinga.
3. Untuk mengetahui patofisiologi otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan massa di
luar teling.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan massa
di luar telinga.
5. Untuk mengetahui komplikasi otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan massa di luar
telinga.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan
massa di luar telinga.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan massa
di luar telinga.
8. Untuk mengetahui prinsip etik keperawatan pada otitis eksterna, otitis eksterna
maligna dan massa di luar telinga.
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan otitis eksterna, otitis eksterna maligna dan
massa di luar telinga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Otitis eksterna adalah infeksi folikel rambut, sehingga terjadi frunkel (bisul).
Penyebabnya biasanya karena sering mengorek liang telinga, sehingga terjadi
trauma yang mengenai folikel rambut. Dirasakan sangat nyeri oleh penderita,
apalagi bila daun telinga tersentuh atau dipegang. Tampak pembengkakan yang
terlokalisasi di liang telinga.
Di Amerika Serikat sekitar 98% otitis eksterna disebabkan oleh P.
Aeruginosa. Kasus sisanya mungkin disebabkan oleh Proteus vulgaris,
Escherichia coli, S. Aerus dan jamur seperti Candida albicans, Aspergillus sp dan
Mucor sp. Pada kasus otitis eksterna bakterialis, kulit liang telinga berwarna
merah dan biasanya edematosa, kadang – kadang sampai tingkat yang menyumbat
total liang tersebut. Biasanya terdapat eksudat purulen yang sering hijau khas
infeksi Pseudomonas. Otitis eksterna tersering disebabkan air yang masuk ke
dalam telinga selama berenang atau atau akibat abrasi di kulit liang telinga yang
terjadi pada waktu telinga dibersihkan dengan benda logam. Tampak liang telinga
sempit, dindingnya edema dan hiperemis. Sangat dirasakan nyeri oleh penderita
dan kadang – kadang terdapat demam. Bila infeksi bersifat unilateral, ia mudah
menyebar ke telinga lain melalui jari – jari. Infeksi yang tidak diterapi bisa
menyebar ke aurikula dan kemudian ke wajah. Bila otitis esterna akibat jamur,
sering nyeri terlihat tidak sesuai dengan gambaran fisik. Kulit liang telinga
berwarna merah, tetapi biasanya edema lebih ringan dibandingkan dengan yang
terjadi pada infeksi bakteri dan mungkin terjadi eksudat jernih yang menimum.
Mungkin terlihat miselia, dan biasanya terlihat bila liang telinga diperiksa dengan
pembesaran.
Radang telinga luar atau otitis eksterna dibagi atas :
1. Otitisksterna Akut terlokasi (Furunkel)
Merupakan infeksi folikel rambut, sehingga terjadi furunkel (bisul).
Penyebabnya biasanya karena sering mengorek liang telinga, sehingga terjadi
trauma yang mengenai folikel rambut. Dirasakan sangat nyeri oleh penderita
apalagi daun telinganya tersentuh atau dipegang. Tampak pembengkakkan
yang terlokalisasi di liang telinga.
2. Otitis Eksterna Difus Akut
Sering terjadi setelah berenang. Tampak liang telinga sempit, dindingnya
edema dan hiperemis. Sangat dirasakan nyeri oleh penderita, dan kadang-
kadang terdapat demam.
3. Otitis Eksterna Difus Kronis
Biasanya disebabkan oleh jamur, oleh karena itu disebut juga otomikosis.
Jamur yang menyerang liang telinga, biasanya apergilus miger, acetinomyces
atau ragi. Penderita mengeluh gatal diliang telinga dan rasa tersumbat. Pada
pemeriksaan liang telinga terisi oleh filamen jamur berwarna keputihan.
Sering kali terdapat juga infeksi oleh bakteri akibat trauma. Karena sangat
gatal, penderita sering mengorek liang telinga.\
4. Otitis Eksterna Eksim
Terdapat reaksi kerentanan pada liang telinga, disebabkan oleh alergi dari
obat tetes telinga (kontak dermatitis), atau obat yang disemprotkan sekitar
telinga, seperti obat penyemprot rambut (hairspray). Kadang-kadang anting-
anting juga menyebabkan penyakit ini sekret pada otitis media dapat juga
menyebabkan otitis eksterna eksim.
Pada pemeriksaan tampak liang telinga (dan kadang-kadang juga daun
telinga) edema, hiperemis, dan berair penderita sering merasa nyeri dan gatal.
5. Otitis Eksterna Maligna
Penyakit ini sering terjadi pada orang tua yang menderita diabetes militus.
Biasanya unilateral mulanya rasakan gatal dan nyeri diliang telinga. Kemudian
terjadi pembengkakkan liang telinga, berair, dan dirasakan sangat nyeri.
Selanjutnya akan terbentuk jaringan granulasi diliang telinga, dan dirasakan
sangat nyeri. Nervus vaisal dapat juga terkena.

B. Etiologi
1. Idiopatik.
Otitis eksterna difusa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor-
faktor yang saling berkaitan hingga menimbulkan kerusakan, pada beberapa
penyebab yang tidak diketahui, mekanisme pertahanan kulit secara alami dan
pada keadaan tertentu kelenjar sebasea dan kelenjar serumen mensekresi lipid
menutupi epitel skuamous dari meatus
2. Trauma
Trauma merupakan penyebab umum disebabkan oleh garukan karena
gatal pada telinga dengan menggunakan ( kuku jari, batang korek api, kertas,
kep rambut dan pengorek telinga ). Meskipun memberikan kepuasan pada penderita, yang
dapat melukai kulit, misalnya terjadi infeksi sekunder. Pada keadaan lain juga
menyebabkan iritasi atau reaksi alergi.
3. Iritasi
Bahan kimia saat dipakai ke kulit menyebabkan iritasi yang kemudian
menimbulkan reaksi alergi. Perbedaan antara kedua reaksi ialah terjadi jika
pemakaian dari bahan iritan secara lama dan pada konsentrasi yang cukup
tinggi. Reaksi iritasi lebih berat pada permukaan kulit yang lembab dan
mekanisme pertahanan secara alami terganggu. Reaksi alergi hanya terjadi
pada beberapa individu dengan munculnya reaksi hipersensitivitas tipe 4
setelah periode sensitisasi terhadap alergen. Zat iritansering kali masuk ke
dalam telinga setelah periode sensitisasi terhadap alergen.
4. Alergi
Pada kebanyakan alergi antibiotik (misalnya: neomisin, framisetin,
gentamisin, polimiksin), antibakterial (misalnya: clioquinol) dan anti histamin.
Bahan sensitif lainnya yang sering dipakai untuk menggaruk telinga seperti
bahan-bahan dari logam, kertas dan kep rambut. Sebagai tambahan, reaksi
alergi dapat disebabkan oleh kuku jari, kosmetik dan ramuan obat-obatan
rambut.
5. Bakteri
Bakteri yang umumnya menyebabkan otitis eksterna akut difusa adalah
Pseudomonasaeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococc , Streptococci dan Bacillus
Gramnegatif. Untuk infeksi yang ringan atau tidak mengalami komplikasi,
kultur mikroorganisme pada liang telinga tidak dilakukan, karena biasanya
menunjukkan pertumbuhan pola kuman yang beragam. Untuk infeksi yang
berat, kultur diperlukan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang
dominan dan membantu dalam pemilihan terapi antibiotik.
6. Faktor iklim/lingkungan.
Faktor resiko yang paling sering menyebabkan terjadinya otitis eksterna
adalah yangbekerja pada daerah dengan iklim panas dan lembab dibandingkan
yang bekerja pada iklim yang dingin. Terdapat beberapa hal yang berpotensi
menyebabkan terjadinya otitis eksterna, seseorang yang berenang pada cuaca yang
panas, menyebabkan mekanisme pertahanan kulit liang telinga terganggu, telinga
menjadi basah yang dapat menimbulkan iritasi dan erupsi disebabkan oleh
adanya zat kimia didalam kolam renang.

C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Gangguan pendengaran
3. Rasa penuh pada telinga
4. Gatal-gatal
5. Terdapat secret/cairan yang berbau busuk
6. Liang telinga tampak bengkak
7. Hiperemis
8. Adanya edema (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).
9. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel- sel kulit yang
mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran.
10. Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga ditekan
akan timbul nyeri.
11. Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga tampak merah
membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-sel kulit yang mati.
(Anonymus,2011)
12. Nyeri spontan timbul saat membuka mulut (sendi temporoman dibularis).
(Suparyanto, 2012)
D. Komplikasi
1. Perikondritis dan kondritis
Perikondritis, inflamasi dari perikondrium, dan kondritis , inflamasi dari
kartilago, merupakan komplikasi dari infeksi pada liang telinga luar atau hasil
dari trauma yang tidak disengaja atau trauma akibat pembedahan pada daun
telinga. Gambaran klinis rasa nyeri, dan penderita sering mengeluhkan rasa
gatal yang hebat di dalam liang telinga. Seiring berjalannya waktu, kulit pada
daerah yang terinfeksi menjadi krusta dengan debris, dan melibatkan
kartilago. Dapat menyebabkan pembengkakan dan kemerahan pada liang
telinga.
2. Selulitis
Selulitis dari telinga secara khas merupakan hasil dari perluasan otitis
eksterna atau luka tusuk. Selulitis berbeda dengan perikondritis oleh
pembengkakan yang minimal. Manifestasi selulitis sebagai eritema pada
telinga. Pengobatan selulitis dengan antibiotik anti staphylococcal sistemik.
3. Erisipelas
Erisipelas adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pada kulit
yang menyebabkan kemerahan, edema dan erupsi dengan batas tepi yang
jelas. Daun telinga menjadi merah dan bengkak dan penyebaran infeksi ke
dalam kulit dari wajah yang biasanya ditandai oleh gejala sistemik dengan
temperatur yang tinggi dan nadi yang cepat.
E. Patofisiologi dan Pathway
1. Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara
membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran
telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih)
bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel
kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang.
Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh
bakteri atau jamur. Infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang telinga
yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar serumen membentuk furunkel.
Stadium prainflamasi timbul bila lapisan lipid meatus akusticus eksternus
terlepas karena lembab atau trauma menimbulkan edema epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk
melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu
terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan
perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan
mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga
(meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan
terjadilah penurunan pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu
Pseudomonas (41%), Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan
Bakteroides (11%) (Oghalai, 2003). Infeksi pada liang telinga luar dapat
menyebar ke pinna, peri aurikuler dan tulang temporal.
2. Pathway
Otitis Eksterna

Sirkumskripta Difus

Penggunaan cutton bud


1/3 liang telinga

Serumen terdorong
Mengandung adneksa kedalam
kulit

Penumpukan depan
Invasi stapilococcus membrane timpani

Furunkel Air masuk ke telinga


(berenang)

Menyumbat liang
telinga Ph kulit kanalis

Pendengaran menurun Media tumbuh bakteri

Gangguan persepsi Proses peradangan Leserasi kulit


pendengaran (infeksi )

Perubahan status Pengeluaran pyrogen Menghasilkan mediator kimia


kesehatan endogen (IL1) (bradykinin,serotonin,histamin)

Koping
(-) Informasi
tidak Se poin di hipotalamus Nosiseptor
kesalahan
efektif
interprestasi

Hipertermi Hipotalamus
Cemas
Kurang
pengetahuan
Medulla oblongata

Nyeri Korteks serebri


F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Jumlah leukosit
Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi
b. Laju endap darah
Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87 mm/jam. Laju
endap darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis klinik dari otitis
eksternal akut atau keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan
peningkatan tes ini.
c. Kimia darah
Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah
untuk menentukan intoleransi glukosa basal. Pasien tanpa riwayat diabetes
perlu diperiksa toleransi glukosanya
d. Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum pemberian antibiotic.
Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah P. Aeruginosa
(95 %). Organisme ini anaerobik, gram negatif. Spesies pseudomonas
mempunyai lapisan mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin ( yaitu
eksotoksin A, kolagenase, elastase) dapat menyebabkan nekrosis jaringan,
dan beberapa strain menghasilkan neurotoksin yang menyebabkan
neuropati kranial.
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis, perluasan
penyaki, dan respond terapi,antara lain :
a. Technetium Tc 99 metylene diphosphonate bone scan
b. Gallium citrate Ga 67 scan
c. Indium In 111-labelled leucocyte scan
d. CT scan dan MRI keduanya berguna untuk memeriksa perluasan inflamasi
terhadap anatomi jaringan lunak, pembentukan abses, komplikasi
intracranial

G. Penatalaksaan
1. Bersihkan semua debris dan nanah di dalam telinga dengan menggunakan
ujung pengisap yang kecil.
2. Liang telinga dioleskan aluminum subasetat 0,025% atau alkohol.
3. Atur posisi pasien pada telinga yang sakit untuk berbaring pada salah satu sisi
tubuhnya. Kemudian berikan beberapa tetes larutan antibioka dimasukkan ke
dalam liang telinga dan dipasang sumbatan kapas ke dalam telinga. Berikan
sebanyak 4 atau 5 tetes kedalam telinga setiap 4 jam untuk 48 jam pertama,
setelah telinga diperiksa kembali.
4. Tetesan antibiotika diberikan selama 3 hari selama 1 minggu.
5. Apabila terdapat benjolan masukkan secara hati-hati gumpalan kapas tipis 5 –
7,5 cm, dan ditekan hati-hati kedalam liang telinga dengan forseps bayonet
atau forseps buaya. Ujung dalam gumpalan ini harus sedikit mungkin ke
membran timpani dan ujung luarnya harus menonjol keluar dari liang telinga.
Gumpalan tersebut harus dibasahi dengab larutan antibiotika setiap 3- 4 jam,
setelah kapas tersebut dibasahi pasang sumbatan kapas ditelinga
BAB III

RENCANAASUHAN KEPERAWATAN OSTITIS EKSTERNA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh adanya nyeri hebat, apalagi jika daun telinga
disentuh. Adanya sekret yang keluar dari telinga, kadang-kadang disertai bau yang
tidak sedap. Terjadi pembengkakan pada liang telinga. Terjadi gangguan
pendengaran dan kadang-kadang disertai demam. Telinga juga terasa gatal.
3. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan,
sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan memperingan keluhan
dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita
sakit seperti ini ?, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas
tinggi, kejang ?, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga sehingga terjadi
trauma ?, apakah klien sering berenang ?, Apakah klien saat dilahirkan cukup
bulan, BBLR, apakah ibu saat hamil mengalami infeksi, dll.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti
klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum klien
a. Kepala
Lakukan Inspeksi,palpasi,perkusi dan di daerah telinga,dengan menggunakan
senter ataupun alat-alat lain nya apakah ada cairan yang keluar dari
telinga,bagaimana warna, bau, dan jumlah.apakah ada tanda-tanda radang.
b. Telinga
1) Inspeksi
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan
pada MAE, warna kulit telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor.
Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai ke
membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
2) Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari
klien, maka dapat dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.
a) Kaji adanya nyeri pada telinga
b) Leher, Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher
c) Dada / thorak
d) Jantung
e) Perut / abdomen
f) Genitourinaria
g) Ekstremitas
h) Sistem integumen
i) Sistem neurologi
3) Data pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Bagaimana pola makan dan minum klien pada saat sehat dan sakit,apakah ada
perbedaan konsumsi diit nya.
b) Eliminasi
Kaji miksi,dan defekasi klien
4) Aktivitas sehari-hari dan perawatan diri
Biasanya klien dengan gangguan otitis media ini,agak susah untk berkomunikasi
dengan orang lain karena ada gangguan pada telinga nya sehingga ia kurang
mendengar/kurang nyambung tentang apa yang di bicarakan orang lain.
5) Pemeriksaan diagnostik
a) Tes Audiometri : AC menurun
b) X ray : terhadap kondisi patologi
c) Tes berbisik
d) Tes garpu tala

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan prosesperadangan pada telinga
tengah.
2. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilanganpendengaran.
3. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksidi telinga tengah
atau kerusakan di syaraf pendengaran.
4. Cemas berhubuangan dengan nyeri yang semakin memberat.

Anda mungkin juga menyukai