Anda di halaman 1dari 32

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah KPP Pratama Makassar Utara

KPP Pratama Makassar Utara merupakan salah satu KPP

Pratama yang berada di bawah koordinasi Kantor Wilayah DJP

Sulawesi Utara, Barat dan Tenggara. Wilayah kerjanya tersebar di enam

kecamatan yang mencakup 63 kelurahan di kota Makassar. Jumlah

Wajib Pajak terdaftar saat ini mencapai 130 ribu Wajib Pajak. Sektor

perekonomian yang dominan adalah perdagangan dan industri

mengingat di Makassar terdapat pelabuhan dan kawasan industri.

KPP Pratama Makassar Utara melewati sejarah perjalanan yang

panjang seiring dengan transformasi kelembagaan yang dilakukan oleh

Direktorat Jenderal Pajak. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 94/KMK.01/1994, di Makassar hanya terdapat satu kantor pajak

di kota Makassar yaitu Kantor Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang

berada di bawah Kantor Wilayah XII Sulawesi Utara dan Sulawesi

Tenggara. Karena laju perekonomian Kota Makassar yang sangat tinggi,

maka pada tahun 2001 KPP Ujung Pandang dipecah menjadi KPP

Makassar Utara dan KPP Makassar Utara melalui Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 443/ KMK.01/2001.

KPP Makassar Utara ini yang kemudian bertransformasi menjadi

KPP Pratama Makassar Utara sesuai dengan Peraturan Menteri

Keuangan nomor PMK-67/ PMK.01/2008 tentang Perubahan Kedua

atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang

51
52

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.

Perubahan ini merupakan bagian dari reformasi dan modernisasi

perpajakan yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Semangat reformasi dan modernisasi ini yang kemudian

membawa KPP Pratama Makassar Utara senantiasa memberikan

kontribusi positif bagi penerimaan negara serta terus meningkatkan

kualitas layanan yang diberikan kepada wajib pajak. Semangat ini juga

yang membawa KPP Pratama Makassar Utara mampu meraih berbagai

prestasi termasuk menjadi Kantor Pelayanan Pajak Percontohan di

lingkungan Kanwil DJP Sulawesi Utara, Barat dan Tenggara.

b. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Makassar Utara

Sesuai dengan PMK-206.02/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, KPP Pratama

bertugas “melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan

Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai,

Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya,

Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan

peraturan perundang-undangan”. Untuk melaksanakan tugas tersebut,

KPP Pratama menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan

potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan

objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan

Bangunan;

2) Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

3) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan

dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat

lainnya;
53

4) Penyuluhan perpajakan;

5) Pelayanan perpajakan;

6) Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak;

7) Pelaksanaan ekstensifikasi;

8) Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;

9) Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

10) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;.

11) Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

12) Pembetulan ketetapan pajak;

13) Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; dan

14) Pelaksanaan administrasi kantor.

c. Visi Dan Misi KPP Pratama Makassar Utara

 Visi KPP Pratama Makassar Utara :

Menjadi model layanan publik terbaik di Kota Makassar.

 Misi KPP Pratama Makassar Utara :

Memberi layanan prima, mengawasi kepatuhan Wajib Pajak dan

mengamankan penerimaan Negara.


54

d. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi KPP Pratama Makassar Utara

Kepala Kantor
Syamsinar

Sub. Bag. Umum

Endang Soediastuti

Nuzul Nur

Seksi Seksi Pelayanan Seksi Seksi Seksi


Penagihan Pemeriksaan Ekstensifikasi
PDI Andi Tenri
Nangnga Timon Pieter Sirajuddin Yermia
Sutrisno Pamentang

OC TPT Juru Sita AR

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Seksi WK. 1 Seksi WK.


Seksi WK. 3 Seksi WK. 4
2
Abdul Samad
Aden Setiawan M. Rais
Surdiyono
Somang

AR AR AR AR

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Fungsional Pemeriksa

Supervisor 1 Supervisor 2
Mahmud Hidayat Nur Taqwa

Pemeriksa Pajak

Sumber : KPP Pratama Makassar Utara (2018)


55

Dalam sebuah manajemen disuatu perusahaan struktur oganisasi

berguna untuk menunjukkan adanya beberapa pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi dan kegiatan- kegiatan yang

berbeda-beda agar bisa dikordinasikan. Selain itu struktur organisasi

juga menunjukkan spesialisasi- spesialisasi pekerjaan, saluran perintah

dan penyampaian laporan.

Berikut ini pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-

masing jabatan berdasarkan uraian pekerjaan struktur Organisasi di

atas adalah sebagai berikut :

1) Kepala KPP Pratama Makassar Utara

Merupakan posisi tertinggi di dalam perusahaan, yang dimana

memiliki wewenang penuh dalam pengambilan keputusan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan-kegiatan

yang ada di dalam perusahaan, bertindak sebagai perwakilan

organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar. Mengotorisasi

semua dokumen yang berhubungan dengan jalannya kegiatan yang

ada di perusahaan, menerima laporan yang diterima dari masing-

masing devisi yang ada didalam manajemen perusahaan.

2) Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal

Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas

melakukan urusan kepegawaian, keunggulan, tata usaha, rumah

tangga, dan pengelolaan kinerja pegawai, pemantauanpengendalian

internal, pemamtauan pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan

terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan,

serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

Komitmen Sub Bagian Umum terwujud dengan kenaikan

pangkat pegawai yang selalu tepat waktu, tersedianya sarana dan


56

prasarana yang memadai, pembayaran gaji dan tunjangan yang tidak

perna terlambat serta tingkat kedisiplinan pegawai yang tinggi.

3) Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Makassar

Utara melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data,

pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan,

perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan

perpajakan, pengalokasian pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan

dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan E-Filling,

pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja

organisasi.

4) Seksi pelayanan

Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan

penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen

dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat

Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan

pendaftaran Wajib Pajak.

Kinerja Seksi Pelayanan diukur dari banyaknya jumlah produk

hukum tepat waktu yang diterbitkan, pengelolaan penerimaan SPT

sesuai jangka waktu yang ditetapkan dan pelayanan pendaftaran

Wajib Pajak sesuai SOP yang ada.

5) Seksi penagihan

Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan

penantau saham piutang pajak, penundaan dan anggusaran

tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang

pajak, serta penyimpanan dokumen – dokumen penagihan.

6) Seksi Pemeriksaan
57

Seksi pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan

rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan

pemeriksaan, penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan

Pajak, dan Administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta

pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksaan pajak yang

ditunjuk kepala kantor.

Seksi pemeriksaan berfungsi mendukung Administrasi

pemeriksaan yang dijalankan oleh fungsional Pemeriksaan Pajak.

Seksi Pemeriksaan KPP Pratama Makassar Utara mampu

memberikan dukungan optimal bagi para fungsional pemeriksa pajak

sehingga administrasi pemeriksaan berjalan baik.

Kinerja optimal Seksi Pemeriksaan akan membantu

mewujudkan penyelesaian pemeriksaan. Bahkan tingkat

penyelesaian pemeriksaan tepat waktu juga ikut naik berkat

dukungan dari seksi pemeriksaan.

7) Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan

Seksi Ekstensif dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan

pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,

pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam

menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak

baru, serta penyuluhan perpajakan.

8) Seksi Pengawasan Dan Konsultasi I

Seksi pengawasan dan konsultasi I mempunyai tugas

melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan

pembetulan ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis

perpajakan kepada Wajib Pajak, serta usulan pengurangan Pajak

Bumi dan Bangunan.


58

9) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II mempunyai tugas

melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib

Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak , analisis kinerja Wajib Pajak,

rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi

dan himbauan kepada Wajib Pajak yang ada di wilayah

kewenangannya.

Seksi ini mengawasi seluruh Wajib Pajak Bendahara yang ada

diwilayah kerja KPP Pratama Makassar Utara ditambah Wajib Pajak

di kecamatan Bontoala dan ujung Tanah, serta beberapa kelurahan

dikecamatan Tallo dan Tamalanrea.

10) Seksi pengawasan dan Konsultasi III

Seksi pengawasan dan konsultasi III mempunyai tugas

melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib

Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,

rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi

dan himbauan kepada Wajib Pajak yang ada di wilayah

kewenangannya.

Seksi ini mengawasi Wajib Pajak di Kecamatan Biringkanaya

serta beberapa kelurahan di Kecamatan Tallo dan Tamalanrea.

11) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, mempunyai tugas yang

sama seperti Seksi Pengawasan dan Konsultasi I,II,dan III, yaitu

melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib

Pajak, penyusunan profil Wajib pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,

rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi


59

dan himbauan kepada wajib pajak yang ada di wilayah

kewenangannya.

Seksi ini mengawasi dikecamatan Wajo serta beberapa

kelurahan di kecamatan Tallo dan Tamalanrea.

2. Identitas Responden

Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden dengan mendatangi langsung lokasi pengambilan

sampel, yakni pada KPP Makassar Utara. Proses pendistribusian hingga

pengumpulan data dilakukan kurang lebih 5 minggu yaitu mulai Juli sampai

Agustus 2018. Proses pendistribusian kuesioner dapat dilihat pada tabel

4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner


No Keterangan Jumlah Persentase
Jumlah kuesioner yang disebar dan
1 kembali 100 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0
Sumber :

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kuesioner yang

disebar sejumlah 100 kuesioner dan kuesioner yang kembali sebanyak 100

kuesioner, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian kuesioner

sebesar 100% dan dapat diolah.

Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat ditunjukkan

sebagai berikut :

a. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dapat digunakan untuk mengetahui

berapa banyak responden dengan jenis kelamin laki-laki dan wanita.

Data tentang jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :


60

Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis kelamin Jumlah (Orang) % (Persen)
Laki – laki 63 63%
Perempuan 37 37%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa responden

berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah jenis kelamin laki – laki

dengan jumlah 63 orang atau sebesar 63,00% kemudian disusul oleh

responden yang berjenis kelamin Perempuan sebanyak 37 orang atau

sebesar 37,00%.

b. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur meliputi 5 kelompok

umur, yakni umur dibawah 25 tahun, 26-35 tahun, 36-45, 46-55 tahun

dan diatas 56 tahun. Oleh karena itulah karakteristik responden

berdasarkan umur, dapat dilihat melalui tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Identitas responden menurut umur


Usia Jumlah (Orang) % (Persen)
dibawah 25 tahun 11 11%
26 – 35 tahun 43 43%
36 – 45 tahun 30 30%
46 – 55 tahun 13 13%
Di atas 56 tahun 3 3%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah, 2018

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa responden

berdasarkan umur adalah umur dibawah 25 tahun dengan jumlah

responden 11 orang atau sebesar 11,00%, kemudian umur 26-35

tahun dengan jumlah responden sebanyak 43 orang atau sebesar

43,00%, kemudian umur 36-45 tahun dengan jumlah responden


61

sebanyak 30 orang atau sebesar 30,00% kemudian umur 46-55 tahun

dengan jumlah responden sebanyak 13 orang atau sebesar 13,00%

dan umur diatas 56 tahun dengan jumlah responden 3 orang atau

sebesar 3,00%.

c. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir responden meliputi : SMA, Sarjana,

Magister dan Doktor. Data selengkapnya tentang responden

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Identitas Responden menurut Pendidikan Terakhir


Pendidikan Terkahir Jumlah (Orang) % (Persen)
SMA 17 17%
S1 53 53%
S2 23 23%
S3 7 7%
Total 100 100%
Sumber : data diolah (2018)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden dengan karakteristik

responden berdasarkan status Pendidikan Terkahir SMA sebanyak

17 orang (17%), sedangkan yang S1 sebanyak 53 orang (53%),

adapun S2 sebanyak 23 orang (23%), dan yang S2 sebanyak 7orang

(7%).

3. Deskripsi Data atas Variabel Penelitian

Deskripsi merupakan penjelasan berupa analisis tanggapan

responden melalui penyebaran kuesioner. Berikut adalah rekapitulasi

skor jawaban Responden terhadap masing-masing indikator.


62

1. Deskripsi data atas veriabel Sanksi Perpajakan

Tabel 4.5 : Rekapitulasi skor jawaban responden untuk variabel


Sanksi Perpajakan
TOTAL
ITEM STS TS N S SS N Mean
SKOR
F 0 5 20 56 19
SP1 100 389 3,89
% 0 5.0 20.0 56.0 11.0
F 0 1 29 54 16
SP2 100 385 3,85
% 0 1.0 29.0 54.0 16.0
F 0 5 20 56 19
SP3 100 389 3,89
% 0 5.0 20.0 56.0 19.0
F 1 5 22 63 9
SP4 100 374 3,74
% 1.0 5.0 22.0 63.0 9.0
Total skor range 3,84
Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sanksi

perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Makassar Utara, dari

100 wajib pajak yang dijadikan responden memberikan tanggapan

dengan jumlah persentase rata-rata keseluruhan 3,84. Hal ini

dapat dijelaskan pada pernyataan sebagai berikut :

a. Pada pernyataan “Sanksi administrasi berupa denda yang

dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan”

ditanggapi responden paling banyak (56%) dengan “setuju”

sedangkan paling sedikit (0%) dengan sangat tidak setuju

serta rata – rata adalah 3,89.

b. Pada pernyataan “Sanksi pidana yang dikenakan bagi

pelanggar aturan pajak cukup berat” ditanggapi responden

paling banyak (54%) dengan “setuju” sedangkan paling sedikit

(0%) dengan sangat tidak setuju serta rata – rata adalah 3,85.

c. Pada pernyataan “Pengenaan sanksi yang cukup berat

merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak”

ditanggapi responden paling banyak (56%) dengan “setuju”


63

sedangkan paling sedikit (0%) dengan sangat tidak setuju

serta rata – rata adalah 3,89.

d. Pada pernyataan “Sanksi tegas dengan tanpa toleransi pada

wajib pajak yang secara sengaja alpa di laksanakan secara

efektif” ditanggapi responden paling banyak (63%) dengan

“setuju” sedangkan paling sedikit (1%) dengan sangat tidak

setuju serta rata – rata adalah 3,74.

Dari tanggapan responden tentang Sanksi Perpajakan

lebih memilih setuju artinya wajib pajak pada KPP Makassar Utara

yang menjadi responden dalam penelitian ini setuju bahwa untuk

meningkatkan Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan PPh diperlukan sanksi pajak yang tinggi dan tegas.

2. Deskripsi data atas variabel E-Filling

Tabel 4.6 : Rekapitulasi skor jawaban responden untuk variabel


penerapan E-Filling
TOTAL
ITEM STS TS N S SS N Mean
SKOR
F 2 4 26 56 12
EF1 100 372 3,72
% 2.0 4.0 26.0 56.0 12.0
F 1 5 23 60 11
EF2 100 375 3,75
% 1.0 5.0 23.0 60.0 11.0
F 0 6 24 60 10
EF3 100 374 3,74
% 0 6.0 24.0 60.0 10.0
F 0 12 25 43 20
EF4 100 371 3,71
% 0 12.0 25.0 43.0 20.0
Total skor range 3,73
Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa E-Filling pada

Kantor Pelayanan Pajak Makassar Utara, dari 100 wajib pajak

yang dijadikan responden memberikan tanggapan dengan jumlah

persentase rata-rata keseluruhan 3,73. Hal ini dapat dijelaskan

pada pernyataan sebagai berikut :


64

a. Pada pernyataan “Kemudahan dalam mengoperasikan

aplikasi E-Filling dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak

orang pribadi” ditanggapi responden paling banyak (56%)

dengan “setuju” sedangkan paling sedikit (2%) dengan sangat

tidak setuju serta rata – rata adalah 3,72.

b. Pada pernyataan “Kemudahan dalam melaporkan SPT

Tahunan menggunakan aplikasi E-Filling sangat membantu

wajib pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakannya”

ditanggapi responden paling banyak (60%) dengan “setuju”

sedangkan paling sedikit (1%) dengan sangat tidak setuju

serta rata – rata adalah 3,75.

c. Pada pernyataan “Efisiensi biaya, waktu dan tenaga dalam

melaporkan SPT tahunan dengan menggunakan Aplikasi E-

Filling sehingga lebih ekonomis dan praktis” ditanggapi

responden paling banyak (60%) dengan “setuju” sedangkan

paling sedikit (0%) dengan sangat tidak setuju serta rata – rata

adalah 3,74.

d. Pada pernyataan “Sanksi tegas dengan tanpa toleransi pada

wajib pajak yang secara sengaja alpa di laksanakan secara

efektif” ditanggapi responden paling banyak (43%) dengan

“setuju” sedangkan paling sedikit (0%) dengan sangat tidak

setuju serta rata – rata adalah 3,71.

Dari tanggapan responden tentang E-Filling lebih memilih

setuju artinya wajib pajak pada KPP Makassar Utara yang menjadi

responden dalam penelitian ini setuju bahwa E-Filling dapat


65

meningkatkan Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan.

3. Deskripsi data atas variabel Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT

Tahunan Pajak Penghasilan PPh

Tabel 4.7 : Rekapitulasi skor jawaban responden untuk variabel


tingkat kepatuhan penyampaian spt tahunan pajak
penghasilan
TOTAL
ITEM STS TS N S SS N Mean
SKOR
F 2 7 29 42 20
SPT1 100 371 3,71
% 2.0 7.0 29.0 42.0 20.0
F 1 10 32 36 21
SPT2 100 366 3,66
% 1.0 10.0 32.0 36.0 21.0
F 1 19 39 27 14
SPT3 100 334 3,34
% 1.0 19.0 39.0 27.0 14.0
F 2 7 27 37 27
SPT4 100 380 3,80
% 2.0 7.0 27.0 37.0 27.0
Total skor range 3,63
Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa tingkat

kepatuhan penyampaian spt tahunan pajak penghasilan pada

Kantor Pelayanan Pajak Makassar Utara, dari 100 wajib pajak

yang dijadikan responden memberikan tanggapan dengan jumlah

persentase rata-rata keseluruhan 3,73. Hal ini dapat dijelaskan

pada pernyataan sebagai berikut :

a. Pada pernyataan “Kepatuhan untuk menyetorkan kembali

SPT, yaitu tepat waktu dalam membayar pajak, dan

banyaknya tempat pembayaran pajak yang dapat

memudahkan dalam membayar pajak” ditanggapi responden

paling banyak (42%) dengan “setuju” sedangkan paling sedikit

(2%) dengan sangat tidak setuju serta rata – rata adalah 3,71.

b. Pada pernyataan “Kepatuhan dalam menghitung,

memperhitungkan, dan membayar pajak terutang yaitu berupa


66

melakukan perhitungan dengan benar, penerapan sanksi

tegas, dan pemeriksaan pajak oleh petugas pajak” ditanggapi

responden paling banyak (36%) dengan “setuju” sedangkan

paling sedikit (1%) dengan sangat tidak setuju serta rata – rata

adalah 3,66.

c. Pada pernyataan “Kepatuhan dalam pelaporan dan

mengetahui batas akhir pelaporan pajak” ditanggapi

responden paling banyak (27%) dengan “setuju” sedangkan

paling sedikit (1%) dengan sangat tidak setuju serta rata – rata

adalah 3,34.

d. Pada pernyataan “Kepatuhan dalam pelaporan dan

pembayaran tunggakan, yaitu berupa tunggakan pajak yang

menambah beban pajak dan kesediaan WP dalam membayar

tunggakan pajak” ditanggapi responden paling banyak (37%)

dengan “setuju” sedangkan paling sedikit (2%) dengan sangat

tidak setuju serta rata – rata adalah 3,80.

4. Hasil Uji Instrumen

Uji instrumen digunakan untuk menentukan kualitas kusioner yang

dipergunakan dalam penelitian. Artinya, kusioner tersebut dapat mewakili

atau mencerminkan keadaan pada penelitian. Berikut ini adalah pengujian

instrumen yang dilakukan pada penelitian ini :

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Spearman

correlation dan perhitungan menggunakan SPSS 23.00 for windows.

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap

valid atau layak digunakan dalam pengujian hipotesis, yakni: Apabila

koefisien kolerasi lebih besar atau sama dengan 0,30, maka


67

dinyatakan valid, demikian sebaliknya (Syaifuddin Azhar, 1997 dalam

Syahruddin, dkk. 2015). Suatu pernyataan/pertanyaan dikatakan valid

jika pernyataan/pertanyaan tersebut mampu mengungkapkan apa saja

yang hendak diukurnya. Untuk hasil perhitungan Spearman correlation

(output-nya) sebagaimana terlampir:

1. Hasil Uji Validitas untuk Variabel Sanksi Perpajakan

Variabel Sanksi Perpajakan (X1) terdiri atas 4 indikator

yang dijabarkan kedalam 4 pernyataan. Untuk mengetahui hasil uji

validitas untuk variabel Sanksi Perpajakan (X1) dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.8 : Uji validitas sanksi perpajakan


No. Butir Koefesien Keterangan
r hitung
Pernyataan Korelasi (r)
SP1 0,845 0,30 Valid

SP2 0,714 0,30 Valid

SP3 0,839 0,30 Valid

SP4 0,651 0,30 Valid

Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.8 diatas terlihat bahwa SP1 sampai

SP4 mempunyai nilai rhitung diatas 0,30 dan nilai signifikan dibawah

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan

pada variabel ini mempunyai kriteria valid.

2. Hasil Uji Validitas untuk Variabel penerapan E-Filling

Variabel penerapan E-Filling (X2) terdiri atas 4 indikator

yang dijabarkan kedalam 4 pernyataan. Untuk mengetahui hasil uji

validitas untuk variabel E-Filling (X2) dapat dilihat pada tabel

berikut:
68

Tabel 4.9 : Uji validitas E-Filling


No. Butir Koefesien Keterangan
r hitung
Pernyataan Korelasi (r)
EF1 0,806 0,30 Valid

EF2 0,863 0,30 Valid

EF3 0,781 0,30 Valid

EF4 0,842 0,30 Valid

Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan nilai rhitung

diatas 0,30 dan signifikan dibawah 0,05 sehingga dapat

disimpulkan semua pernyataan dalam variabel ini dikatakan valid.

3. Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kepatuhan Penyampaian SPT

Tahunan PPh

Variabel Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh (Y)

terdiri atas 4 indikator yang dijabarkan kedalam 4 pernyataan.

Untuk mengetahui hasil uji validitas untuk variabel Kepatuhan

Penyampaian SPT Tahunan PPh (Y) dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.10 : Uji validitas Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh


No. Butir Koefesien Keterangan
r hitung
Pernyataan Korelasi (r)
SPT1 0,743 0,30 Valid

SPT2 0,676 0,30 Valid

SPT3 0,670 0,30 Valid

SPT4 0,760 0,30 Valid

Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa nilai

rhitung diatas 0,30 dan signifikan dibawah 0,05 sehingga dapat

disimpulkan semua pernyataan dalam variabel ini.


69

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir

pernyataan/pertanyaan dikatakan reliable atau handal apabila jawaban

seseorang terhadap pernyataan/pertanyaan adalah konsisten. Kriteria

yang digunakan untuk menyatakan suatu instrument dikatakan reliable

jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha (α), yang diaplikasikan dengan

program SPSS 23,0 for windows lebih besar daripada 0,60, jika nilai

yang dihasilkan lebih kecil dari 0,60 maka instrument dikatakan tidak

reliable. (Nunnally 1967 dalam Syahruddin, dkk.2015).

Tabel 4.11 : Hasil uji reliabilitas


Nilai
Cronbach’s Keputusan
Variabel batas
Alpha (α)
Alpha (α)
Sanksi Perpajakan (X1) 0,762 0,60 Reliabel

E-Filling (X2) 0,838 0,60 Reliabel

Kepatuhan Penyampaian
0,676 0,60 Reliabel
SPT Tahunan PPh (Y)
Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan nilai cronbach’s alpha

atas variabel Sanksi Perpajakan sebesar 0,762, E-Filling sebesar

0,838, dan Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh sebesar

0,676. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner ini reliable karena

mempunyai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap item pernyataan/pertanyaan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten.


70

5. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier

tidak bias dengan varian yang minimum, artinya regresi tidak mengandung

masalah. Berikut ini adalah pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam

penelitian ini.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan

analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum melakukan

analisis yang sesungguhnya data penelitian tersebut harus di uji

kenormalan distributornya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

Kolmogorov-Smimov Test. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

normalitas yakni a). jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data

tersebut berdistribusi normal. b). sebaliknya, jika nilai signifikan lebih

dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal (Syahruddin,

dkk. 2015).

Tabel 4.12 Hasil uji normalitas melalui Kolmogorov-Smimov Test


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Predicted Value

N 100
a,b
Normal Parameters Mean 14.5100000
Std. Deviation 1.94770191
Most Extreme Differences Absolute .068
Positive .038
Negative -.068
Test Statistic .068
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018


71

Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa variabel

independen dan dependen memiliki data berdistribusi normal. Hal ini

ditunjukkan dari nilai propabilitas (Asymp.sign) Kolmogorov-Smimov

Test yang diperoleh sebesar 0,200 nilai tersebut lebih besar dari 0,05.

Dengan demikian pengujian regresi untuk pengaruh penerapan E-

Filling dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dapat

dilanjutkan.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditentukan adanya korelasi antara variable independen. Model regresi

yang baik tidak terjadi korelasi di antara varaibel independen. Uji

multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Berikut ini adalah hasil output uji multikolonieritas:

Tabel 4.13 : Hasil uji multikolonieritas


a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .960 1.424 .674 .502


Sanksi
.412 .104 .339 3.969 .000 .702 1.424
Perpajakan
E Filling .484 .089 .466 5.461 .000 .702 1.424
a. Dependent Variable: Penyampaian SPT
Sumber: Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.13, diketahui bahwa Dari output SPSS diatas,

daat diketahui bahwa Nilai Tolerance variabel Sanksi Perpajakan (X1)

sebesar 0,702 dan Nilai Tolerance variabel E Filling (X2) sebesar

0,702 lebih besar dari 0,10. Sementara itu, Nilai VIF variabel Sanksi

Perpajakan (X1) sebesar 1,424 dan Nilai VIF variabel E Filling (X2)

sebesar 1,424 lebih kecil dari 10,00, maka dapat simpulkan data dalam

penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.


72

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah pada

model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Akibat dari adanya

Heteroskedastisitas pada hasil regresi, adalah varian tidak lagi

minimum, pengujian dari koefesien regresi menjadi kurang kuat,

koefisien penaksir menjadi bias dan kesimpulan yang diambil menjadi

salah. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihatpada tabel berikut:

Tabel 4.14 : Hasil uji heteroskedastisitas


a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .775 .969 .800 .426

Sanksi Perpajakan -.024 .071 -.041 -.342 .733

E Filing .067 .060 .134 1.110 .270

a. Dependent Variable: RES2


Sumber: Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

pada variabel Sanksi Perpajakan adalah 0,733 > 0,05. Variabel E-

Filling adalah 0,270 > 0,05 artinya variabel Sanksi Perpajakan dan E-

Filling tidak terjadi masalah Heterokedastisitas dalam model regresi.

B. Pembahasan

1. Analisis Data Penelitian

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan

menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan tanpa

penggeneralisasian. Penelitian ini menjabarkan nilai minimum,

maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing

variabel sehingga secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti.


73

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen

dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh, sedangkan variabel

independen dalam penelitian ini adalah penerapan Sanksi Pajak dan E-

Filling.

Tabel 4.15 : Hasil uji statistik deskriptif


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Sanksi Perpajakan 100 8.00 19.00 15.3700 2.25476


E Filing 100 7.00 20.00 14.9200 2.64262
Penyampaian SPT 100 8.00 20.00 14.5100 2.74320
Valid N (listwise) 100
Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan data pada Output SPSS tersebut menunjukkan

jumlah data yang diobservasi (N) sebanyak 100 responden, maka:

1. Untuk Sanksi Perpajakan dari 100 responden, dengan nilai minimum

8,00, nilai maksimum 19,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 15,37 dan

standar deviasinya sebesar 2,25. Artinya wajib pajak setuju bahwa

untuk meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh

pajak diperlukan adanya sanksi pajak.

2. Untuk E-Filling dari 100 responden, dengan nilai minimum 7,00, nilai

maksimum 20,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 14,92 dan standar

deviasinya sebesar 2,64. Artinya penerapan E-Filling yang dilakukan

cukup baik.

3. Untuk Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh dari 100

responden, dengan nilai minimum 8,00, nilai maksimum 20,00, nilai

rata-rata (mean) sebesar 14,51 dan standar deviasinya sebesar 2,74.

Artinya wajib pajak cukup patuh dalam melaksanakan kewajibannya.


74

b. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk mendekskriptifkan data

sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana

sampel diambil. Analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi berganda (multiple regression). Adapun hasil dari

analisis persamaan regresi berganda yaitu:

Tabel 4.16 : Hasil uji regresi linear berganda


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) .960 1.424 .674 .502

Sanksi Perpajakan .412 .104 .339 3.969 .000

E Filling .484 .089 .466 5.461 .000

a. Dependent Variable: Penyampaian SPT


Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018
Berdasarkan tabel 4.16 diatas hasil yang telah diperoleh dari

koefisien regresi diatas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = 0,960 + 0,412 X1 + 0,484 X2 + e

Model ini menunjukkan bahwa :

1) Nilai konstanta (β ) sebesar 0,960, artinya bahwa jika tidak


0

ada perubahan pada Sanksi Perpajakan dan E-Filling secara

parsial berpengaruh terhadap Kepatuhan Penyampaian SPT

Tahunan PPh sebesar 0,960.

2) Nilai regresi (β ) variabel Sanksi Perpajakan (X1) mempunyai


1

hubungan yang positif terhadap Kepatuhan Penyampaian SPT

Tahunan PPh dengan nilai regresi sebesar 0,412, artinya

bahwa jika terjadi peningkatan Sanksi Perpajakan sebesar


75

1%, maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar

0,412 atau sebesar 41,20%.

3) Nilai regresi (β ) variabel E-Filling (X2) mempunyai hubungan


2

yang positif terhadap Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan

PPh dengan nilai regresi sebesar 0,484, artinya bahwa jika

terjadi peningkatan sanksi pajak sebesar 1%, maka kepatuhan

wajib pajak akan meningkat sebesar 0,484 atau sebesar

48,40%.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian ini menjelaskan pembuktian diterima atau ditolaknya

hipotesis yang diajukan yang didasarkan kriteria pengujian hipotesis.

a. Uji Parsial (Uji T)

Uji T dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara

individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pada

pengujian parsial (uji T) ini adalah jika nilai thitung > ttabel dan tingkat

signifikan < 0,05 (5%) maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan

Ho ditolak (Syahruddin, dkk. 2015). Hasil uji parsial (uji t) dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.17 : Uji parsial (uji t)


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .960 1.424 .674 .502

Sanksi Perpajakan .412 .104 .339 3.969 .000

E Filling .484 .089 .466 5.461 .000

a. Dependent Variable: Penyampaian SPT


Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018
76

1) Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan

Penyampaian SPT Tahunan PPh

Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji t diatas dilihat bahwa variabel

x1 yakni Sanksi Perpajakan memiliki nilai thitung sebesar 3,969 pada

tingkat signifikan 0,000. Hasil yang diperoleh pada ttabel adalah

sebesar 1,984. ttabel diperoleh pada tingkat signifikan 0,05 dengan

derajat kebebasan df = 97 yang diperoleh dari (n – k - `1) (100 – 2 -

1 = 97). Dari penjelasan tersebut diperoleh bahwa thitung > ttabel

(3,969 > 1,984) dan juga nilai probabilitas > tingkat signifikansi (0,05

> 0,000) maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti

bahwa Sanksi Perpajakan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh.

2) Pengaruh E-Filling terhadap Tingkat -Kepatuhan Penyampaian SPT

Tahunan PPh

Dari tabel 4.17 dan penjelasan diatas diperoleh bahwa

variabel x2 yakni E-Filling memiliki nilai thitung sebesar 5,461 pada

tingkat signifikan 0,000. Hasil yang diperoleh thitung > ttabel (5,461 >

1,984) dan juga nilai probabilitas>tingkat signifikansi (0,05 > 0,000)

maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti E-Filling

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan

Penyampaian SPT Tahunan PPh.

b. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara simultan atau secara bersama-sama memiliki pengaruh

terhadap variabel dependen. Kriteria pada pengujian simultan (uji F) ini

adalah jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikan < 0,05 (5%) maka dapat

dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (Syahruddin dkk. 2015).


77

Hasil statistik uji F diperoleh melalui tabel Analyisis of varian (Anova)

yaitu:

Tabel 4.18 : Uji simultan (uji F)


a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 375.561 2 187.780 49.305 .000

Residual 369.429 97 3.809

Total 744.990 99

a. Dependent Variable: Penyampaian SPT


b. Predictors: (Constant), E Filling, Sanksi Perpajakan
Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji simultan diatas menunjukkan nilai

Fhitung sebesar 49,305 pada tingkat signifikan 0,000. Hasil yang

diperoleh pada Ftabel adalah sebesar 3,090. Ftabel diperoleh pada tingkat

signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (df) yaitu df 1 = 2 dan df2 = 97

yang diperoleh dari (k : n – k - `1) (2 : 100 – 2 – 1 = 97). Karena Fhitung >

Ftabel (49,305 > 3,090) dan juga nilai probabilitas > tingkat signifikansi

(0,05 > 0,000) maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho

ditolak atau Sanksi Perpajakan dan E-Filling secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Penyampaian

SPT Tahunan PPh.

c. Analisis koefisien determinasi ( )

Ghozali (2013) mengatakan koefisien determinasi bertujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi

variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis koefisien determinasi

dilihat dari besarnya niai R Square ( untuk mengetahui seberapa

jauh variabel bebas “pengaruh pemeriksaan pajak dan sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak”. Adapun hasil uji determinasi yaitu:


78

Tabel 4.19 : Koefisien determinasi


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .710 .504 .494 1.95155

a. Predictors: (Constant), E Filling, Sanksi Perpajakan


Sumber : Data Primer diolah SPSS V.23, 2018

Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa nilai R Square

sebesar 0,504, hal ini berarti 50,04% variasi dari variabel dependen

(kepatuhan wajib pajak) dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen (Sanksi Pajak dan E-Filling). Sedangkan sisanya 49,96%

dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini.

3. Interpretasi Hasil Penelitian

Interpretasi ini akan menjelaskan penafsiran dari penelitian atas hasil

analisis data dan hasil pengujian hipotesis, apakah telah sesuai dengan

teori dan hasil penelitian sebelumnya

a. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan

Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak

Penghasilan

Berdasarkan analisis data dari hasil pengujian hipotesis diperoleh

hasil regresi berganda pada penelitian ini bahwa sanksi perpajakan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan penyampaian

SPT tahunan PPh. Dapat dilihat dari nilai koefisien regresi bernilai

positif sebesar 0,412 dan didukung dengan nilai Thit. sebesar 3,969

lebih besar dari nilai Ttab. yaitu 1,984 serta diperkuat dengan nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,05 > 0.000). Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis diterima yang berarti Sanksi perpajakan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan


79

penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan pajak penghasilan di

kantor pelayanan pajak pratama Makassar utara.

Selain itu, nilai rata-rata Sanksi Perpajakan sebesar 3,84, hal ini

menandakan bahwa wajib pajak pada KPP Makassar Utara setuju

bahwa untuk meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh

maka diperlukan Sanksi Perpajakan yang tinggi dan tegas.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Mardiasmo (2013) yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan

merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi atau bisa

dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah

(preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Aditya dan Ery (2015) yang menemukan bahwa sanksi pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Hasil ini uga sejalan dengan hasil penelitian Sari (2015), menunjukkan

bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan

SPT WP OP. Hal ini menyatakan bahwa apabila, semakin tinggi

penerapan sanksi pajak maka semakin tinggi tingkat kepatuhan

penyampaian SPT tahunan PPh.

b. Pengaruh E-Filling terhadap Tingkat Kepatuhan Penyampaian

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan

Berdasarkan analisis data dari hasil pengujian hipotesis diperoleh

hasil regresi berganda pada penelitian ini bahwa E-Filling berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dapat dilihat dari

nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,484 dan didukung

dengan nilai Thit. sebesar 5,461 lebih besar dari nilai Ttab. yaitu 1,984
80

serta diperkuat dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,05 >

0.000). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yang berarti

E-Filling berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan

penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan pajak penghasilan di

kantor pelayanan pajak pratama Makassar utara.

Selain itu, nilai rata-rata penerapan E-Filling sebesar 3,73, hal ini

menandakan bahwa wajib pajak pada KPP Makassar Utara setuju

bahwa untuk meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh

maka diperlukan penerapan E-Filling untuk memudahkan pelaporan

perpajakan. Artinya dengan penerapan E-Filling yang semakin baik

maka semakin meningkat pula kepatuhan wajib pajak pada KPP

Makassar Utara. Penerapan E-Filling yang merupakan layanan

pengisian dan penyampaian SPT wajib pajak secara elektronik yang

dapat diandalkan membuat Wajib Pajak tidak membutuhkan banyak

waktu untuk berinteraksi dengan sistem E-Filling dan memudahlan

wajib pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakannnya sehingga

meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Nugroho (2014)

yang menemukan bahwa E-Filling berpengaruh positif terhadap

Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh. Hal ini menyatakan

bahwa semakin baik penerapan E-Filling maka semakin tinggi tingkat

kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh.

c. Pengaruh Sanksi Perpajakan dan E-Filling terhadap Tingkat

Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Pajak Penghasilan

Berdasarkan analisis data dari hasil pengujian hipotesis

diperoleh hasil regresi berganda pada penelitian ini dapat dilihat nilai
81

Fhitung. sebesar 49,305 lebih besar dari nilai Ftabel. yaitu 3,090 serta

diperkuat pada tingkat signifikan 0,000 atau nilai signifikan lebih kecil

dari 0,05 (0,05 > 0,000). Nilai Fhit. > Ftab. menandakan bahwa terdapat

pengaruh Sanksi Perpajakan dan E-Filling secara positif dan signifikan

terhadap Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan positif dan signifikan

yang berarti bahwa dengan diberlakukannya Sanksi Perpajakan yang

tegas dan penerapan E-Filling dapat mendorong meningkatkanya

Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Di Kantor Pelayanan

Pajak Makassar Utara. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

diterima yang berarti Sanksi perpajakan dan E-filling berpengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan penyampaian surat

pemberitahuan (SPT) tahunan pajak penghasilan di kantor pelayanan

pajak pratama Makassar utara, atau semakin tinggi penerapan sanksi

pajak dan semakin baik penerapan E-Filling maka semakin tinggi

tingkat kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat

(2013) yang menyatakan bahwa sistem self assessment dalam

Undang-Undang Perpajakan Indonesia, wajib pajak dipercaya penuh

untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan

sendiri kewajiban perpajakannya. Sebagai konsekuensinya DJP

membuat modernisasi perpajakan yaitu penerapan e-fillling untuk

memudahkan pelaporan perpajakan bagi wajib pajak yang efisien dan

efektif serta memberlakukan sanksi perpajakan sehingga

mengharuskan wajib pajak untuk patuh.

Dari tanggapan responden tentang Tingkat Kepatuhan

Penyampaian SPT Tahunan PPh lebih memilih setuju artinya


82

responden patuh dalam membayar pajak dan melaporkan SPT nya.

Kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT mempunyai posisi

strategis dalam meningkatkan penerimaan pajak. Tinggi rendahnya

penyampaian SPT tentu berimplikasi pada tinggi rendahnya pajak yang

diterima. Pengkajian terhadap usaha yang dapat mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak untuk menyampaikan SPT tahunan perlu

diperhatikan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan

penerimaan pajak.

Selain itu, nilai rata-rata kepatuhan wajib pajak sebesar 43,63 ini

menandakan bahwa wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Makassar Utara termasuk dalam kriteria cukup patuh dalam

melaksanakan kewajibannya dan nilai R square sebesar 0,504 atau

50,04% yang berarti besarnya pengaruh variabel independen

(penerapan Sanksi Pajak dan E-Filling) terhadap variabel dependen

(Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh) dan sisanya 49,96%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai