Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadilah Andriani (0501182210)

Wahyu Sahara Ramadhana Manurung (0501183287)


Kelas : Ekonomi Islam V B
MK : Ekonomi Makro Islam II

ANALISIS PERKEMBANGAN EKONOMI KEKINIAN


DI NEGARA MUSLIM (MALAYSIA)

Perekonomian Islam adalah sistem ekonomi dengan dasar hukum yang digunakan adalah hukum
Islam. Perekonomian Islam meski menggunakan dasar hukum Islam namun hal ini tidak menghalangi
masyarakat yang tidak beragama Islam untuk turut andil dalam sistem perekonomian Islam. Pada dasarnya
ekonomi Islam memiliki tujuan untuk memakmurkan, tidak hanya mencari keuntungan, sehingga banyak
negara yang tidak bermayoritas masyarakatnya beragama Islam ataupun bahkan negara liberal ikut
menerapkan ekonomi Islam diberbagai sisi.
Perbankan Islam tumbuh layaknya perbankan konvensional di negeri jiran. Tahun 1963 adalah awal
diperkenalkannya sistem keungan Islam di Malaysia, yang berbentuk lembaga, lembaga itu dikenal
dengan nama Lembaga Tabung Haji. Berbekal dari lemabaga inilah, kemudian pada era tahun 1970-an
banyak yang menyerukan agar didirikannya Bank Islam di Malaysia, oleh para intelektualnya sehingga
dapat memenuhi kebutuhan kaum Muslimin di Malaysia.
Tahun 2020, keadaan perekonomian Malaysia mengalami keanjlokaan sebesar 17,1% secara year
on year (YoY) pada kuartal kedua. Data resmi menunjukkan angka ini merupakan penurunan terburuk
sejak kuartal keempat 1998. Akibatnya Malaysia terancam mengalami resesi ekonomi.
Penyebabnya adalah pandemi Covid-19 yang memukul ekspor dan konsumsi dalam negeri. Selain
itu, penyebab lainnya adalah ketika Pemerintah Malaysia memberlakukan pembatasan ketat pada aktivitas
social dan bisnis selama kuartal II-2020 dengan tujuan untuk mencegah penularan Covid-19 yang telah
menginfeksi lebih dari 9.000 orang di Malaysia.
Bank Sentral Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penurunan tersebut belum
pernah terjadi sebelumnya. Penurunan ini sebagai dampak dari langkah-langkah penahanan yang ketat
untuk mengendalikan pandemi covid-19 secara global dan domestic. Sektor ekonomi yang terkena
dampak paling parah adalah pariwisata, manufaktur, dan investasi. Dampak pandemi Covid-19 makin
dirasakan oleh banyak negara. Dan Malaysia merupakan salah satu negara yang merasakan langsung
dampaknya. Bank sentral telah merevisi perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) resmi
untuk 2020 menjadi antara -3,5% dan -5,%, dari proyeksi pertumbuhan sebelumnya antara -2% dan 0,5%.
Di Malaysia, MCO nasional diberlakukan dan menunjukkan bahwa Malaysia adalah yang paling
ketat menerapkannya di regional. Dan kedisiplinan masyarakat terkait pembatasan sosial juga berdampak
pada pertumbuhan ekonomi. Menurut bank sentral, Movement Control Order (MCO) nasional yang
mencakup berbagai tindakan yang membatasi kegiatan produksi dan konsumsi, mengakibatkan guncangan
permintaan dan penawaran yang tidak hanya berasal dari kondisi permintaan eksternal yang sangat lemah,
tetapi juga kendala produksi di banyak sektor ekonomi.
Selain itu, ada penurunan yang nyata dalam aktivitas pariwisata karena penutupan perbatasan
internasional dan perjalanan antarnegara yang dibatasi. Sementara dari sisi penawaran, sebagian besar
sektor ekonomi tumbuh negatif, sedangkan sebagian besar komponen pengeluaran mengalami penurunan.
Menurut Departemen Statistik Malaysia, sektor jasa dan manufaktur Malaysia mencatat
pertumbuhan negatif masing-masing 16,2% dan 18,3% pada kuartal kedua. Sektor konstruksi serta
pertambangan dan penggalian juga anjlok masing-masing 44,5% dan 20%. Sedangkan ekspor Malaysia
turun 21,%. Dalam penyesuaian musiman kuartal-ke-kuartal, ekonomi negara itu berkontraksi sebesar
16,5%. Bank sentral memperkirakan ekonomi Malaysia akan pulih secara bertahap pada paruh kedua
tahun ini karena ekonomi semakin terbuka dan permintaan eksternal mulai membaik.
Kondisi ini menyoroti aktivitas ekonomi di Malaysia yang telah kembali sejak ekonomi mulai
dibuka kembali pada awal Mei 2020. Prospek pertumbuhan juga ditopang oleh pulihnya indikator utama
seperti perdagangan grosir dan eceran, produksi industri, ekspor bruto, dan pembangkit listrik.
Dengan demikian, dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa perekonomian di negara Malaysia
mengalami penurunan yang sangat drastis. Salah satu penyebabnya adalah negara Malaysia sangat ketat
dalam menerapkan kebijakan-kebijakan pada Movement Control Order (MCO) dan lain-lain di masa
pandemi Covid-19. Sehingga negara Malaysia terancam resesi.

Anda mungkin juga menyukai