Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI IKAN


SISTEM PENCERNAAN IKAN
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Anatomi Dan Fisiologi Ikan
Pembimbing Mulya S.,A.Md.

Disusun oleh :
INGGIT UTAMI EKA PUTRI
NPM : 20742047

D3 BUDIDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2020
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem pencernaan adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ-
organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ dalam
system pencernaan di luar saluran pencernaan adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas
dan kandung empedu. Bagian dari system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan
perdaran darah juga berperan penting dalam system pencernaan. Proses digesti
memerlukan waktu dalam mencerna atau memecah makanannya. Laju digesti adalah laju
kecepatan pemecahan makanan dari molekul yang kompleks ke molekul yang lebih
sederhana dan kemudian akan diabsorpsi oleh tubuh dalam bentuk glukosa, asam lemak,
gliserol serta nutrisi-nutrisi lain. Laju digesti yang terjadi didalam lambung dapat diukur
dengan mengetahui laju pengosongan isi lambung (Kimball,1992).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri
atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian struktur alat
pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata
alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan
secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan
yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Struktur alat pencernaan berbeda-beda
dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel
hewan tersebut serta jenis makanannya (Eliyta, 2015).
Pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna
yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan terbentang dari bibir sampai dengan
anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, hulu kerongkongan, kerongkongan,
lambung, usus kecil dan usus besar. Panjang dan rumitnya saluran tersebut sangat
bervariasi diantara spesies. Pada karnivora relatif pendek dan sederhana akan tetapi pada
herbivora adalah lebih panjang dan lebih rumit. Pada beberapa herbivora lambungnya
relatif sederhana dan dapat disamakan dengan lambung karnivora sedangkan usus
besarnya, terutama sekum lebih luas dan rumit dari yang dipunyai karnivora
(Rasyid,2012).
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum acara system pencernaan pada ikan adalah :
1. Mengenal bagian-bagian dari alat pencernaan makanan dari beberapa jenis ikan yang
termasuk dalam kelompok herbivora, karnivora dan omnivora.
II. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan hari kamis, 19 november 2020
di desa Manisak, Kec.Ranto Baek, Kab.Mandailing Natal, Sumatera Utara.
2.2. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara sistem pencernaan ikan adalah gunting
bedah, pinset, baki, kertas millimeter blok laminating, penggaris, dan kertas data pengamatan.
2.3. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum acara sistem pencernaan ikan adalah ikan
nila (Oreochromis niloticus), ikan lele (Clarias batrachus) dan ikan nilem (Osteochillus
hasselti), dan ikan kembung (Rastrelliger sp.).
2.4. Metode
Pada bagian anus ditusukkan bagian yang runcing dari gunting bedah bentuk lubang kecil
kemudian dengan bagian tumpul gunting bedah , digunting kearah rongga perut bagian atas.
Digunting dengan hati-hati supaya organ-organ dalam tidak ikut tertusuk. Setelah gunting
mencapai ujung terdepan rongga perut bagian atas ( belakang kepala ) kemudian gunting
diarahkan ke bagian bawah hingga ke dasar perut. Daging yang terlah digunting itu dibuka
sehingga organ tubuh bagian dalam terlihat dan alat pencernaan dikeluarkan dari tubuh. Bagian
bawah kepala digunting menjadi dua untuk melihat alat pencernaan dari mulai pharynx sampai
anus. Bagian rectum yang menempel pada otot bagian anus digunting sehingga semua bagian
pencernaan dapat dilepas. Digambar organ-organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan
dan diberi nama organ-organnya. Kemudian diambil lambung sampai anus dan diukur
panjangnya, lalu dibandingkan dengan total tubuh specimen. Setelah diamati dan diukur laku
ditentukan termasuk dalam kelompok herbivora, karnivora atau omnivora.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan spesialisasi sistem pencernaan pada ikan
Panjang
Spesialisasi
Nama Total Panjang
No Perbandingan Sistem
Ikan Tubuh Total Usus
Pencernaan
(cm) (cm)
1 Ikan Lele 25 37 1 : 1,48 Karnivora
2 Ikan Nila 22 206 1:9 Omnivora
3 Ikan Nilem 16 164 1 : 10 Herbivora
Ikan 21,3 8 1:3 Karnivora
4
Kembung

Tabel 2. Hasil pengamatan urutan sistem pencernaan pada ikan


Urutan Organ Sistem Pencernaan
No Nama Ikan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1 Ikan Lele Mulut Faring Esofagus Lambung Usus Anus
2 Ikan Nila Mulut Faring Esofagus Lambung Usus Anus
3 Ikan Nilem Mulut Faring Esofagus Lambung Usus Anus
Ikan Mulut Faring Esofagus Lambung Usus Anus
4
Kembung

3.2. Pembahasan
3.2.1. Proses Pengamatan Sistem Pencernaan Pada Ikan
Sistem pencernaan adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ-organ
lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ dalam sistem
pencernaan di luar saluran pencernaan adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pankreas dan
kandung empedu. Bagian dari sistem saraf dan perdaran darah juga berperan penting
dalam system pencernaan. Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut. Pada
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan
lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan
lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke
esofagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian makanan di
dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki
batas yang jelas dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus (Rasyid,2012).
Langah-langkah yang dilakukan untuk mengamati sistem pencernaan ikan ketika
praktikum yaitu ikan yang telah mati (diawetkan dengan formalin atau dirusak saraf
pusatnya) diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala disebelah kiri dan punggung
di atas. Pada bagian anus ditusukkan bagian yang runcing dari gunting bedah bentuk
lubang kecil, kemudian dengan bagian tumpul gunting bedah digunting kearah rongga
perut bagian atas, pengguntingan dilakukan dengan hati-hati agar organ-organ dalam
tidak tertusuk. Setelah gunting mencapai ujung terdepan rongga perut bagian atas
(belakang kepala) gunting diarahkan ke bagian bawah hingga ke bawah perut, daging
yang telah tergunting dibuka sehingga organ tubuh bagian dalam terlihat dan alat
pencernaan dapat dikeluarkan dari tubuh. Lalu bagian bawah kepala digunting hingga
terbelah dua, sehingga alat pencernaan bagian depan dapat dilihat, lalu bagian rectum
yang menempel pada otot bagian anus digunting sehingga semua bagian pencernaan
dapat dilepas. Kemudian digambar organ-organ yang berhubungan dengan sistem
pencernaan dan diberi nama organ-organnya. Kemudian lambung diambil sampai dengan
usus lalu diukur panjang lambung sampai usus dan dibandingkan dengan panjang tubuh
ikan untuk mengetahui ikan tersebut termasuk herbivora, karnivora atau omnivora.
Adapun langkah-langkah mengamati sistem pencernaan ikan berdasarkan referensi yang
diperoleh yaitu dengan menusukkan gunting bedah dengan bagian yang tumpul kebagian
anus, kemudian tubuh ikan ke arah rongga perut bagian atas. Setelah mencapai bagian
ujung rongga perut atas terdapat (belakang kepala), gunting di arahkan kebagian bawah
sampai kedasar perut kemudian membuka daging yang telah terbuka tersebut sehingga
organ-organ tubuh bagian dalam dapat terlihat, dan alat pencernaan dapat dikeluarkan
dari dalam tubuh. Menggunting bagian kepala hingga terbelah dua, memotong bagian
terdepan esofagus dan menarik usus keluar kemudan memotong ujung akhir anus (Eliyta,
2015).
3.2.2. Ikan Lele (Clarias batrachus)

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias batrachus)


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ikan lele memiliki
panjang total tubuh 30 cm, memiliki panjang usus 15 cm, memiliki pebandingan 3:1. Adapun
urutan sistem pencernaan ikan lele yaitu, dimulai dari mulut – faring – esofagus – lambung –
usus – dan berakhir di anus. Hasil praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu sistem
pencernaan ikan lele seperti kebanyakan ikan lainnya memiliki saluran pencernaan yang terdiri
dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur. Usus yang dimiliki ikan Lele
lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini merupakan ciri khas jenis ikan karnivora. Sementara
itu, lambungnya relatif besar dan panjang. Selain itu lele mempunyai kebiasaan makan di dasar
perairan atau kolam (bottom feeder). Berdasarkan jenis pakannya, lele digolongkan sebagai ikan
yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air,
belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dan larva serangga air. Tidak seperti ikan
herbivora yang memiliki usus yang panjang, ikan lele memiliki usus yang pendek, sehingga
makanan yang masuk akan diserap dalam waktu yang singkat dan akan segera keluar kembali
(Randi, 2014).
Ikan lele termasuk dalam tipe ikan karnivora. Ikan karnivora memiliki ciri ususnya lebih
pendek dari saluran ikan herbivora karena daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis
berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna. Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya
sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya.
Lambung ikan karnivora membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada
ayam. Ciri lain pada ikan karnivora yaitu, memiliki gigi untuk menyerap, menahan dan merobek
mangsa. Pada habitat aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga,
kutu air, dan larva serangga air (Rian, 2010).
Menurut Rasyid (2012) organ-organ pencernaan pada ikan lele dan fungsinya, yaitu :
1. Mulut
Mulut berfungsi sebagai tempat pertama masuknya makanan. Di dalam mulut terdapat
gigi yang berfungsi untuk merombak makanan menjadi bagian-bagian yang lebih halus.
2. Faring
Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan terjadi pada segmen inikarena tapis
insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga
mulut, kadangkala masih ditemukan organ pengecap. Jika material yang ditelan bukan makanan
maka akan dibuang melalui insang.
3. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut esofagus berperan dalam penyerapan garam
melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum menurun sehingga
memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum.
4. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak berlambung
fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantong
yeng membesar. Pada ikan tak bergigi (biasanya herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi
untuk menggerus makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang
mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung
dri kerja asam klorida.
5. Usus
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran penceraan. Pada bagian depan usus
terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu dan
yang berasal dari pancreas. Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel epitellium dengan
bentuk prismatic. Pada lapisan ini terdapat tonjolan membentuk sarang tawon pada usus bagian
depan dan lebih beraturan pada usus bagian belakang, terutama pada ikan lele. Bentuk sel yang
umum ditemukan pada epithelium usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit merupakan sel
yang paling dominan dan diantara enterosit terdapat mukosit. Jumlah mukosit semakin
meningkat ke arah bagian belakang usus. Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya
mengarah memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan. Secara histologis
enterosit pada ikan yang telah menyerap zat makanan akan berwarna keputih-putihan dan
berbeda sekali dengan sel yang tidak menyerap zat makanan. Mukosit merupakan sel penghasil
lendir yang berbentuk piala. Bagian bawah mukosit mengandung mucigen yang akan berubah
menjadi lendir jika telah dilepaskan oleh sel dan bereaksi dengan air.
6. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital

3.2.3. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Gambar 2.Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ikan nila memiliki
panjang total tubuh 18 cm, memiliki panjang usus 136 cm, memiliki pebandingan 1:7,5. Adapun
urutan sistem pencernaan ikan nila yaitu, dimulai dari mulut – faring – esofagus – lambung –
usus – dan berakhir di anus. Hasil praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu sistem
pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai berikut : dari mulai anggota mulut,
esofagus/kerongkongan, lambung, usus dan terakhir anus. Proses penyederhanaan pada ikan nila
melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam
usus kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui system peredaran darah. Organ-
organnya adalah rongga mulut→ faring→ esophagus→ lambung→ usus halus→usus besar→
rektum dan berakhir di anus (Firsty Rahmatia,2016).
Ikan nila termasuk dalam kategori ikan omnivora yaitu pemakan segala. Adapun ciri-ciri
dari ikan jenis omnivora yaitu susunan giginya memiliki tiga macam, yaitu gigi geraham untuk
mengunyah makanan, gigi taring untuk mengoyak makanan, gigi seri untuk memotong makanan.
Selain itu ikan omnivora memiliki panjang usus yang lebih panjang daripada tubuhnya dan lebih
panjang dari usus ikan karnivora, tetapi lebih pendek dari panjang usus ikan jenis herbivora
(Rian, 2010).
Organ – organ pencernaan pada ikan nilai dimulai mulut, rongga mulut, farings, esofagus,
lambung, usus dan anus. Adapun fungsi-fungsi dari organ pencernaan tersebut yaitu :
1. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae,
diodotidae, tetraodontidae). Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan
sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
2. Rongga mulut
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga
mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir
(mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga
terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
3 Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
4. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang
dan rectum (proses osmoregulasi)
5. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan
fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus
yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara
kimiawi.
6. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.
7. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar,
posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada (Rasyid,2012).

3.2.4. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

Gambar 3.Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ikan nilem memiliki
panjang total tubuh 20cm, memiliki panjang usus 60 cm, memiliki pebandingan 1:3. Adapun
urutan sistem pencernaan ikan nilem yaitu, dimulai dari mulut – faring – esofagus – lambung –
usus – dan berakhir di anus. Hasil praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu ikan
nilem memiliki sistem pencernaan yang sama dengan kebanyakan ikan lainnya. Sistem
pencernaan ikan nilem terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung empedu. Jalur
sistem pencernaan ikan adalah pertama rahang ikan yang mempunyai banyak gigi kecil
berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut
membantu. Setelah dari mulut lalu ke faring yang terdapat pada insang di sisi dan samping lalu
ke esophagus lalu menuju ke usus dan makanan berakhir atau dikeluarkan melalui anus
(Storer,1968).
Ikan nilem termasuk dalam golongan ikan herbivora. Ikan herbivora merupakan golongan
ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa
jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang
lembut sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar
yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi asam, mudah
mengembang, dan terdapat di bagian muka alat pencernaan makanannya. Bentuk usus ikan
golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya tipis. Ikan dari golongan herbivora memiliki
panjang usus yang lebih panjang dari ikan golongan karnivora dan ikan golongan omnivora
(Rian, 2010).
Saluran pencernaan ikan nilem terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan
anus. Di dalam rongga mulut ikan terdapat gigi-gigi dan lidah yang berfungsi untuk menelan
makanan. Pada proses pencernaan, makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan
(esofagus). Esofagus adalah permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,
mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Lambung berfungsi sebagai
penampung makanan. Pada ikan tak bergigi (herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi untuk
menggerus makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung
mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dri kerja asam
klorida. Di bagian luar sel epitellium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel mucus
tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian bawah dari lapisan epitellium
mensekresikan pepsin dan asam klorida. Di usus bermuara cairan empedu yang membantu
proses pencernaan terutama pencernaan lemak. Di usus halus, sari-sari makanan diserap dan
selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap
dikeluarkan melalui anus (Rasyid,2012).
3.2.5. Ikan Kembung (Rastrelliger sp.)

Gambar 4. Ikan Kembung (Rastrelliger sp.)


Pada pengamatan praktikum kali ini ikan kembung memiliki panjang tubuh total 10cm,
memiliki panjang usus 20 cm, memiliki pebandingan 1:2, ikan kembung memiliki spesialisasi
sistem pencernaan karnivora urutan sistem pencernaan ikan lele dimulai dari mulut, faring,
esophagus, lambung, usus, kemudian anus. Menurut pendapat Effendie (2012)sistem pencernaan
ikan kembung seperti kebanyakan ikan lainnya memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari
mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur. Usus yang dimiliki ikan kembung
lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini merupakan ciri khas jenis ikan karnivora. Sementara
itu, lambungnya relatif besar dan panjang. Berdasarkan jenis pakannya, kembung digolongkan
sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, kembung makan ikan
ikan kecil, siput air, udang-udangan. Karena bersifat karnivora, pakan tambahan yang baik untuk
ikan kembung adalah yang banyak mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan
banyak mengandung protein nabati, pertumbuhannya lambat.
Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena
daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna.
Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan
herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar dan
berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam (Rian, 2010).
Menurut Saanin(1984) secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan
bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan
pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar
pencernaan (Glandula digestoria).saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, farings,
esofagus, lambung, usus, dan anus.
1. Rongga Mulut
Di bagian mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh
lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel
penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping
mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang
berfungsi menyeleksi makanan.
2. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan
organ pengecap. Pada ikanfilter feeding faring inilah yang berfungsi sebagai tempat
proses penyaringan makanan. Jika material yang masuk bukan makanan maka akan
dibuang melalui celah insang.
3. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung
lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam
penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang
diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan
penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi).
4. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak
berlambung, fungsi penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang
termodifikasi menjadi kantung yang membesar (lambung palsu). Pada ikan tidak
bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada ikan-ikan herbivora biasanya terdapat gizard
(lambung khusus) yang berfungsi untuk menggerus makanan. Seluruh permukaan
lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam
berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Di bagian luar sel
epitelium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel mukus tersebut. Sel-sel
penghasil cairan gastrik terletak di bagian bawah dari lapisan epitelium mensekresikan
pepsin dan asam klorida (HCl).
5. Usus (intestinum)
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian
depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang berasal dari
kantung empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pankreas. Pada ikan yang
pankreasnya menyebar pada organ hati maka hanya terdapat satu saluran yaituductus
choledochus. Usus berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat
terjadinya proses penyerapan zat makanan.
6. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar,
posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Ikan lele merupakan ikan karnivora, karena memiliki panjang usus yanglebih pendek dari
panjang total tubuh ikan lele.Organ pencernaannya meliputi mulut, faring, esophagus, lambung,
usus, dan anus.Ikan nila merupakan ikan omnivora, karena memiliki panjang usus yang sedikit
lebih panjang dari total panjang tubuh ikan nila.Organ pencernaannya meliputi mulut, faring,
esophagus, lambung, usus, dan anus.Ikan nilem merupakan ikan herbivora, karena memiliki
panjang usus yang kurang lebih 8 kali lebih panjang dari total panjang tubuh ikan nilem.Organ
pencernaannya meliputi mulut, faring, esophagus, lambung, usus, dan anus.Ikan kembung
merupakan ikan karnivora, karena memiliki panjang usus yang lebih pendek dari panjang total
tubuh ikan lele.
4.2. Saran
Sebaiknya pada praktikum sistem pencernaan ikan selanjutnya lebih baik dan lebih
berhati-hati lagi dalam membedah ikan, agar bagian organ sistem pencernaan tetap utuh dan
tidak ada yang rusak, sehingga akan mempermudah pengamatan yang dilakukan dalam
praktikum.

Anda mungkin juga menyukai