Anda di halaman 1dari 19

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Survei Kondisi Jalan

Survei yang dilakukan pada penelitian ini adalah survei kondisi, yaitu survei
yang hanya menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu dan tidak
mengevaluasi kekuatan perkerasan. Dimana, survei ini bersifat kualitatif yang
berguna untu persiapan analisis struktur secara detail dan untuk rehabilitasi.

Survei pada ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul dilakukan dalam waktu
2 hari, dimana pada hari pertama memberikan titik acuan stasiun yaitu
menuliskan nomor stasiun di pinggir perkerasan jalan per 50 m. Hari kedua
dilanjutkan pengambilan data sepanjang 4000 m. Survei ini dilakukan oleh 3
orang surveyor dimana guna membantu dalam kemudahan dalam pengukuran
serta keamanan saat survei, serta untuk mendapatkan pandangan yang jelas
dalam mengidentifikasi tipe kerusakan.

Cara yang dilakukan pada survei ini adalah dengan berjalan kaki dan
mengisi formulir PCI tentang tipe dan ukuran luasnya kerusakan serta membuat
dokumentasi yang jelas setiap kerusakan per stasiun. Jika inspeksi telah selesai
dilakukan pengumpulan data secara kesuluruhan kemudian dilanjut pengolahan
data.

Dalam hal tertentu, sering ditemui kasus dimana pada satu tipe kerusakan
memiliki tingkat keparahan kerusakan berbeda-beda, walaupun dalam luasan
yang sama. Jika tingkat keparahan kerusakan sulit dibedakan, tingkat keparahan
kerusakan yang paling parah dan dominan yang dipilih. Hal ini dilakukan,
karena tingkat keparahan kerusakan yang paling parah akan menentukan tipe
perbaikan yang akan dipilih. Sebagai contoh, area lokal yang mengalami
kerusakan retak kulit buaya dari tingkat kerusakan sedang sampai tinggi, maka
keseluruhannya harus diklasifikasikan mempunyai tingkat keparahan kerusakan
tinggi (Hardiyatmo, 2015).
78
79

B. Analisis Kondisi Perkerasan

Kondisi perkerasan pada jalan yang dilakukan penelitian jika diamati secara
visual mengalami kerusakan yang cukup parah, diantaranya lubang yang lebar
dan dalam serta retak kulit buaya yang lebar dan disepanjang ruas jalan, alur
yang cukup lebar, dll. Dari hasil inspeksi didapat luas kerusakan, kedalaman,
ataupun lebar retak yang nantinya digunakan untuk menentukan kelas kerusakan
jalan pada scale range PCI.

Hitungan PCI didasarkan pada nilai-pengurang DV (deduct value), yang


berat nilainya dari 0 sampai 100. Nilai-pengurang ini menunjukkan pengaruh
setiap kerusakan pada kondisi atau kinerja perkerasan. Nilai-pengurang 0
mengindikasikan bahwa kerusakan tidak mempunyai pengaruh buruk pada
kinerja perkerasan, sebaliknya nilai 100 menunjukkan kerusakan serius pada
perkerasan (Hardiyatmo, 2015).

Adapun langkah-langkah hitungan PCI sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Sekunder

Semua data yag dibutuhkan seperti denah lokasi jalan, potongan


melintang jalan, klasifikasi jalan, hingga riwayat kecelakaan pada jalan
tersebut 5 tahun terakhir. Data ini dibutuhkan sebagai untuk mendukung
keabsahan penelitian.

2. Membuat Catatan Kondisi dan Kerusakan

Catatan kondisi dan kerusakan yang dimaksdukan disini adalah


melakukan pengisian data-data terkait tipe-tipe kerusakan jalan ke dalam
tabel PCI serta membuat dokumentasi setiap kerusakan yang disertai
keterangan stasiun pada kerusakan tersebut. Untuk mempermudah
pengambilan data-data maka stasiun dibagi per 50 m.

Adapun hasil penelititan di lapangan pada Ruas jalan Triwidadi,


Pajangan, Bantul panjang tinjauan 4000 m dengan stasiun per 50 m yang
diperoleh catatan kondisi dan kerusakan pada tabel PCI ditunjukkan pada
Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Catatan Kondisi dan Hasil Pengukuran Ruas Jalan Pajangan

SURVEI PEMELIHARAAN JALAN


CATATAN KONDISI DAN HASIL PENGUKURAN
R ua s J a la n : Triwidadi, Pajangan, Bantul Tanggal : 17 - 19 Maret 2017
P a nja ng J a la n: 4000 m Surveyor: 3 Orang
S ta tus J a la n : Lokal Sekunder Cuaca : Cerah

KELA S UKURAN
STA KM KER US A KA N
TIPE KERUSAKAN
P (m) L (m) D (m) H (m) A (m2)
12L 50 Pengausan Agregat
11L 50 Tambalan
10L 25 1 Retak Memanjang/Melintang
14+000 - 14+050

10M 25 2 Retak Memanjang/Melintang


4M 5 Cekungan
4M 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 Cekungan

Keterangan: P = Panjang.
L = Lebar.
D = Kedalaman.

3. Rekap Data

Setelah semua data catatan kondisi dan hasil pengukuran didapat,


data tersebut dihitung per 50 m. Hal ini dikarenakan terdapat banyak
kerusakan per segmennya, dan juga agar data tetap detail. Contoh
Perhitungan ditunjukkan pada sta. 14+000 – 14+050 saja. Perhitungan
selanjutnya ditunjukkan pada Lampiran A.

Tabel PCI sta. 14+000 – 14+050 ditunjukkan pada Tabel 5.2.


Tabel 5.2 Formulir Survei PCI
AIRFIELD ASPHALT PAVEMENT SKETCH: SKETCH:
CONDITION SURVEY DATA SHEET FOR SAMPLE UNIT
50 m 4m
2
1. Retak buaya (m ) 9. Pinggir Jalan Turun Vertikal (m) 17 Patah Slip (m2)
2. Kegemukan (m2) 10 Retak Memanjang/Melintang (m) 18 Mengembang Jembul (m2)
3. Retak Kotak-Kotak (m2) 11.Tambalan (m) 19 Pelepasan Butir (m2)
4. Cekungan (m) 12.Pengausan Agregat (m)
5 Keriting (m2) 13 Lubang (count)
6 Amblas (m2) 14 Perpotongan Rel (m2)
7 Retak Pinggir (m) 15 Alur (Rutting) (m2)
8 Retak Sambung (m) 16 Sungkur (m2)

STA DISTRESS TOTAL DENSITY DEDUCT


QUANTITY (m/m2)
KM SEVERITY (m) (%) VALUE
12L 50 50 25.00 7
14+050 14+000 -

11L 50 50 25.00 25
10L 25 25 12.50 18
10M 25 25 12.50 33
4M 5 12.5 17.5 8.75 73

4. Analisis Data

A. Nilai Pengurang (Deduct Value, DV)

Adapun prosedur dalam menentukan nilai pengurang adalah:

1. Jumlahkan setiap tipe kerusakan pada masing-masing tingkat


keparahan kerusakan yang terlihat, dan catat kerusakan pada
kolom “total” pada tabel PCI.

2. Membagi hasil perhitungan nilai total kerusakan dengan total ruas


jalan (dalam persen).

3. Menentukan deduct value untuk tiap kerusakan.

Contoh total quantity pada sta. 14+000 – 14+050 terjadi


kerusakan sebagai berikut:
1. Pengausan Agregat (L) = 50 m.
2. Tambalan (L) = 50 m.
3. Retak Memanjang/ Melintang (L) = 25 m.
4. Retak Memanjang/ Melintang (M) = 25 m.
5. Cekungan (M) = 5 ; 12,5.
B. Menghitung Densitas
Ad
Kerapatan (Density) (%) x 100 % (5.1)
As
=

atau Ld
x 100 % (5.2)
As
Kerapatan (Density) (%) =

Dimana:
Ad = Luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m2).

Ld = Panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m2).

As = Luas total unit segmen (m2).

Persaman-persamaan (5.1) dan (5.2) digunakan untuk kerusakan


yang bisa diukur: retak pinggir, retak memanjang, melintang, retak
refleksi sambungan. Untuk kerusakan tertentu, seperti lubang, maka
dihitung dengan Persamaan (5.3) dibawah ini:

Kerapatan (Density) (%) = x 100 % (5.3)

Nilai kerapatan sta. sta. 14+000 – 14+050 sebagai berikut:

50
1. Pengausan Agregat (L) x 100% = 25%.
= 4x50
50
x 100% = 25%.
2. Tambalan (L) 4x50
= 25
x 100% = 12,5%.
4x50
3. Retak Memanjang/ Melintang (L) = 25
x 100% = 12,5%.
4x50
4. Retak Memanjang/ Melintang (M) =

17,5
5. Cekungan (M) x 100% = 8,75%.
= 4x50
C. Mencari Deduct Value (DV)

Mencari deduct value (DV) yang berupa grafik jenis-jenis


kerusakan. Adapun cara untuk menentukan DV, yaitu dengan
memasukkan persentase densitas pada grafik masing-masing jenis
kerusakan kemudian menarik garis vertikal sampai memotong
tingkat kerusakan (low, medium, high), selanjutnya pada titik potong
tersebut ditarik garis horizontal dan akan didapat DV.

Mencari deduct value (DV) sta. 14+000 – 14+050 di bawah ini:

1. Pengausan Agregat (L)

Gambar 5.1 Grafik Deduct value (Pengausan Agregat, L)


2. Tambalan (L)

Gambar 5.2 Grafik Deduct value (Tambalan, L)

3. Retak Memanjang/ Melintang (L)

Gambar 5.3 Grafik Deduct value (Retak Memanjang/ Melintang, L)


4. Retak Memanjang/ Melintang (M)

Gambar 5.4 Grafik Deduct value (Retak Memanjang/ Melintang, M)

5. Cekungan (M)

Gambar 5.5 Grafik Deduct value (Cekungan, M)


D. Mencari Corrected Deduct Value

Untuk mendapatkan nilai-pengurang terkoreksi atau CDV,


didapatkan dengan memasukkan nilai DV ke grafik CDV, caranya
yaitu menarik garis vertikal pada nilai DV sampai memotong garis q
kemudian ditarik garis horizontal.

Nilai q merupakan jumlah masukan dengan DV. Misal, untuk sta.


14+000 – 14+050 nilai TDV adalah 156 dan nilai q yang lebih besar
dari 5 ada 5 nilai. Maka, dari grafik CDV seperti pada Gambar 5.2
diperoleh nilai CDV adalah 79.

Contoh perhitungan CDV sta. 14+000 – 14+050 ditunjukkan pada


Tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3. Perhitungan Corrected Deduct Value

STA DEDUCT VALUE (DV) TOTAL Q CDV

14+000 - 14+050 7 25 18 33 73 156 5 79

Dari hasil Tabel CDV kemudian dimasukkan ke dalam grafik


seperti pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6 Correct Deduct Value sta. 14+000 – 14+050


E. Menghitung Nilai Kondisi Perkerasan

Nilai kondisi perkerasan dengan mengurangi seratus dengan


nilai TDV yang diperoleh. Rumus lengkapnya adalah sebagai
berikut:
PCI = 100 – CDV
Dengan:
PCI = Nilai kondisi perkerasan.
CDV = Corrected Deduct Value.
PCI = Nilai kondisi perkerasan.

Nilai yang diperoleh dari perhitungan tersebut dapat


menunjukkan kondisi perkerasan pada segmen yang ditinjau, apakah
baik, sangat baik atau bahkan buruk sekali dengan menggunakan
parameter PCI. Pada sta. 14+000 – 14+050 nilai CDV= 79 maka,
PCI = 100 – 79 = 21. SANGAT BURUK (Very Poor).

C. Rekapitulasi Kondisi Perkerasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka didapat nilai rata-rata
kondisi perkerasan seperti pada Tabel 5.4. PCI tiap segmen dibagi dengan
jumlah segmen.

Tabel 5.4 Perhitungan nilai PCI Tiap Segmen

NO STA KM TOTAL (DV) Q CDV 100 - CDV KET.


1 14+000 - 14+050 156 5 79 21 Sangat Buruk
2 14+050 - 14+100 111 4 64 36 Buruk
3 14+100 - 14+150 83 4 48 52 Sedang
4 14+150 - 14+200 71 3 46 54 Sedang
5 14+200 - 14+250 109 5 56 44 Sedang
6 14+250 - 14+300 45 3 28 72 Sangat Bagus
7 14+300 - 14+350 127 5 66 34 Buruk
8 14+350 - 14+400 97 5 50 50 Sedang
9 14+400 - 14+450 50 3 31 69 Bagus
10 14+450 - 14+500 121 4 69 31 Buruk
11 14+500 - 14+550 156 5 79 21 Sangat Buruk
Tabel 5.4 Perhitungan nilai PCI Tiap Segmen (Lanjutan)

NO STA KM TOTAL (DV) Q CDV 100 - CDV KET.


12 14+550 - 14+600 65 3 41 59 Bagus
13 14+600 - 14+650 78 4 44 56 Bagus
14 14+650 - 14+700 110 5 57 43 Sedang
15 14+700 - 14+750 133 6 65 35 Buruk
16 14+750 - 14+800 78 4 45 55 Sedang
17 14+800 - 14+850 91 3 58 42 Sedang
18 14+850 - 14+900 91 4 52 48 Sedang
19 14+900 - 14+950 107 4 61 39 Buruk
20 14+950 - 15+000 99 4 57 43 Sedang
TOTAL 100-CDV 904 45.2 Sedang
21 15+000 - 15+050 93 4 53 47 Sedang
22 15+050 - 15+100 108 4 62 38 Buruk
23 15+100 - 15+150 116 5 60 40 Buruk
24 15+150 - 15+200 162 4 87 13 Sangat Buruk
25 15+200 - 15+250 198 5 93 7 Gagal
26 15+250 - 15+300 181 5 88 12 Sangat Buruk
27 15+300 - 15+350 196 7 82 18 Sangat Buruk
28 15+350 - 15+400 195 4 97 3 Gagal
29 15+400 - 15+450 194 7 82 18 Sangat Buruk
30 15+450 - 15+500 135 5 70 30 Buruk
31 15+500 - 15+550 196 5 92 8 Gagal
32 15+550 - 15+600 197 7 82 18 Sangat Buruk
33 15+600 - 15+650 77 3 49 51 Sedang
34 15+650 - 15+700 43 3 26 74 Sangat Bagus
35 15+700 - 15+750 108 4 62 38 Buruk
36 15+750 - 15+800 113 5 59 41 Sedang
37 15+800 - 15+850 138 7 66 34 Buruk
38 15+850 - 15+900 193 7 82 18 Sangat Buruk
39 15+900 - 15+950 139 5 78 22 Sangat Buruk
40 15+950 - 16+000 145 7 69 31 Buruk
TOTAL 100-CDV 561 28.05 Buruk
41 16+000 - 16+050 85 2 62 38 Buruk
42 16+050 - 16+100 133 4 75 25 Sangat Buruk
43 16+100 - 16+150 191 7 81 19 Sangat Buruk
44 16+150 - 16+200 190 7 81 19 Sangat Buruk
45 16+200 - 16+250 181 7 80 20 Sangat Buruk
46 16+250 - 16+300 102 4 58 42 Sedang
47 16+300 - 16+350 43 3 26 74 Sangat Bagus
Tabel 5.4 Perhitungan nilai PCI Tiap Segmen (Lanjutan)

NO STA KM TOTAL (DV) Q CDV 100 - CDV KET.

48 16+350 - 16+400 31 2 23 77 Sangat Bagus


49 16+400 - 16+450 62 5 30 70 Bagus
50 16+450 - 16+500 26 2 19 81 Sangat Bagus
51 16+500 - 16+550 98 5 51 49 Sedang
52 16+550 - 16+600 155 7 73 27 Buruk
53 16+600 - 16+650 182 5 88 12 Sangat Buruk
54 16+650 - 16+700 95 4 55 45 Sedang
55 16+700 - 16+750 100 5 53 47 Sedang
56 16+750 - 16+800 134 7 65 35 Buruk
57 16+800 - 16+850 179 7 79 21 Sangat Buruk
58 16+850 - 16+900 180 7 80 20 Sangat Buruk
59 16+900 - 16+950 197 6 88 12 Sangat Buruk
60 16+950 - 17+000 174 5 86 14 Sangat Buruk
TOTAL 100-CDV 747 37.35 Buruk
61 17+000 - 17+050 168 6 80 20 Sangat Buruk
62 17+050 - 17+100 117 5 61 39 Buruk
63 17+100 - 17+150 121 4 69 31 Buruk
64 17+150 - 17+200 198 7 82 18 Sangat Buruk
65 17+200 - 17+250 174 5 86 14 Sangat Buruk
66 17+250 - 17+300 27 2 20 80 Sangat Bagus
67 17+300 - 17+350 71 5 36 64 Bagus
68 17+350 - 17+400 200 5 93 7 Gagal
69 17+400 - 17+450 187 5 90 10 Gagal
70 17+450 - 17+500 81 2 58 42 Sedang
71 17+500 - 17+550 196 6 89 11 Sangat Buruk
72 17+550 - 17 +600 119 5 61 39 Buruk
73 17+600 - 17+650 145 4 81 19 Sangat Buruk
74 17+650 - 17+700 175 7 78 22 Sangat Buruk
75 17+700 - 17+750 141 6 71 29 Buruk
76 17+750 - 17+800 198 7 83 17 Sangat Buruk
77 17+800 - 17+850 186 7 81 19 Sangat Buruk
78 17+850 - 17+900 172 7 78 22 Sangat Buruk
79 17+900 - 17+950 104 5 54 46 Sedang
80 17+950 - 18+000 191 7 81 19 Sangat Buruk
TOTAL 100-CDV 568 28.4 Buruk
Total 2780
Buruk
PCI 34.750
Rata-rata nilai PCI tiap km pada Ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul sta.
14+000 – 18+000 adalah:

1. Km 14+000 – 15+000 = 904/20 = 45,2 Sedang (fair).


2. Km 15+000 – 16+000 = 561/20 = 28,05 Buruk (poor).
3. Km 16+000 – 17+000 = 747/20 = 37,35 Buruk (poor).
4. Km 17+000 – 18+000 = 568/20 = 28,4 Buruk (poor).

Dengan rata-rata nilai PCI keseluruhan adalah:

PCI 2780
= = 34,75 % BURUK (Poor).
80
=
jumlah segmen

Maka dapat disimpulkan Nilai Perkerasan pada ruas Jalan Triwidadi,


Pajangan, Bantul sta. 14+000 – 18+000 rata-rata adalah BURUK (Poor).

D. Klasifikasi Kualitas Perkerasan

Nilai PCI untuk setiap unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis
perkerasan unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu: Gagal (failed)
dengan nilai PCI 0-10, sangat buruk (very poor) dengan nilai PCI 11-25, buruk
(poor) dengan nilai PCI 26-40, sedang (fair) dengan nilai PCI 41-55, bagus
(good) dengan nilai PCI 56-70, sangat bagus (very good) dengan nilai PCI 71-
85, sempurna (excellent) dengan nilai PCI 86-100.

PCI

Gambar 5.7 Diagram nilai PCI.


Persentase untuk setiap Rating PCI ditunjukkan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Persentase Rating

Parameter Jumlah Persentase


Sempurna 0 0
Sangat Bagus 6 7.5
Bagus 5 6.25
Sedang 18 22.5
Buruk 18 22.5
Sangat Buruk 28 35
Gagal 5 6.25
Total Segmen 80 100

Persentase untuk setiap jenis kerusakan ditunjukkan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Persentase Kerusakan Jalan

NO Kerusakan L M H Total Persentase


1 Retak Buaya (1) 10 12 5 27 6.08
2 Cekungan (4) 9 20 2 31 6.98
3 Keriting (5) 3 1 0 4 0.90
4 Amblas (6) 2 10 14 26 5.86
5 Retak Pinggir (7) 13 23 13 49 11.04
6 Retak Memanjang (10) 57 35 6 98 22.07
7 Tambalan (11) 20 37 1 58 13.06
8 Pengausan Agregat (12) 59 21 0 80 18.02
9 Lubang (13) 18 14 5 37 8.33
10 Mengembang Jembul (18) 0 1 0 1 0.23
11 Pelepasan Butir (19) 11 15 5 31 6.98
12 Sungkur (16) 0 1 0 1 0.23
13 Patah Slip (17) 0 1 0 1 0.23
Total 444 100
E. Waktu Penanganan

Dari nilai PCI setiap segmen, dapat diketahui kualitas rata-rata lapis
perkerasan ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul sta. 14+000 – 18+000 rata-
rata adalah 34,75 % termasuk dalam kerusakan BURUK (Poor). Dikarenakan
ruas jalan tersebut merupakan jalan lokal, sehingga waktu yang disarankan untuk
perbaikan adalah segera direkrontruksi (now reconstruct). Seperti yang terdapat
pada Tabel 5.7 berikut:

Tabel 5.7 Waktu Penanganan Perkerasan Menurut PCI Decision Matrix

PCI Decision Matrix


TIME OF
FREEWAY ARTERIAL COLOLECTOR LOCAL
IMPROVEMENT
ADEQUATE >85 >85 >80 >80
6 TO 10 YEARS 76 to 85 76 to 85 71 to 80 66 to 80
1 TO 5 YEARS 66 to 65 56 to 75 51 to 70 46 to 65
NOW Rehabilitate 60 to 65 50 to 55 45 to 50 40 to 45
NOW Reconstruct <60 <50 <45 <40

Sumber: Hall,1986

F. Solusi Penanganan

Penangan kerusakan jalan berupa perbaikan sangat penting dilakukan agar


tidak menambah kerusakan menjadi lebih berat. Metode perbaikan akan
disesuaikan pada kondisi di lapangan dan juga berpedoman dengan teori
penanganan kerusakan. Pembahasan untuk memperbaiki kerusakan jalan ada 2
macam, yaitu:

1. Secara lokal.
2. Secara keseluruhan.

Dari Tabel 5.7 dapat dipilih metode perbaikan yang akan digunakan pada
ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul secara lokal yaitu sebagai berikut:
1. Metode Perbaikan P2 (Laburan Aspal Setempat)

a. Jenis kerusakan

1) Kerusakan tepi bahu jalan beraspal.


2) Retak kulit buaya dengan lebar < 2 mm.
3) Retak melintang, retak diagonal dan retak memanjang dengan lebar
retak < 2 mm.

b. Langkah penanganan

1) Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi.


2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki.
3) Membersihkan daerah dengan air compressor.
4) Menebarkan pasir kasar atau agregat halus ddengan tebal 5 mm di
atas permukaan yang rusak hingga rata.
5) Melakukan pemadatan dengan mesin pneumatic sampai diperoleh
permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal yaitu
mencapai 95%.
6) Membersihkan tempat pekerjaan dari sisa bahan dan alat pengaman.
7) Demobilitas.

2. Metode Perbaikan P3 (Melapisi Retak)

a. Jenis kerusakan

Lokasi-lokasi retak satu arah dengan lebar retakan < 3 mm.

b. Langkah penanganan

1) Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi.


2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki.
3) Membersihkan daerah dengan air compressor.
4) Membuat campuran aspal emulsi dan pasir kasa dengan menggunakan
Concrete Mixer dengan komposisi pasir 20 liter dan aspal emulsi 6
liter.
5) Menyemprotkan tack coat dengan aspal emulsi jenis RC (0,2 lt/m) di
daerah yang akan diperbaiki.
6) Menebarkan dan meratakan campuran aspal di atas permukaan
yang terkena kerusakan hingga rata.
7) Melakukan pemadatan ringan (1-2 ton) sampai diperoleh
permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal yaitu
mencapai 95 %.
8) Membersihkan tempat pekerjaan dari sisa bahan dan alat pengaman.
9) Demobilitas.

3. Metode Perbaikan P5 (Penambalan Lubang)

a.Jenis kerusakan

1) Lubang dengan kedalaman > 50 mm.


2) Retak kulit buaya ukuran > 3 mm.
3) Bergelombang dengan kedalaman > 30 mm.
4) Alur dengan kedalaman > 30 mm.
5) Amblas dengan kedalaman > 50 mm.
6) Kerusakan tepi perkerasan jalan.

b. Langkah penanganan

1) Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi.


2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki.
3) Menggali material sampai mencapai material di bawahnya
(biasanya kedalaman pekerjaan jalan 150 – 200 mm, harus
diperbaiki).
4) Membersihkan daerah yang diperbaiki dengan air compressor.
5) Memeriksa kadar air optimum material pekerjaan jalan yang ada.
Menambahkan air jika kering hingga keadaan optimum. Menggali
material jika basah dan biarkan sampai kering.
6) Memadatkan dasar galian dengan menggunakan pemadat tangan
7) Mengisi galian dengan bahan pondasi agregat yaitu kelas A atau
kelas B (tebal maksimum 15 cm), kemudian memadatkan agregat
dalam keadaan kadar optimum air sampai kepadatan maksimum.
8) Menyemprotkan lapis serap ikat (pengikat) prime coat jenis RS
dengan takaran 0,5 lt/m2. Untuk Cut Back jenis MC-30 atau 0,8
lt/ m2 untuk aspal emulsi.
9) Mengaduk agregat untuk campuran dingin dalam Concrete Mixer
dengan perbandingan agregat kasar dan halus 1,5 : 1. Kapasitas
maksimum aspalt mixer kira-kira 0,1 m3. Untuk campuran dingin,
menambahkan semua agregat 0,1 m3 sebelum aspal. Menambahkan
aspal dan mengaduk selama 4 menit siapkan campuran aspal dingin
secukupnya untuk keseluruhan dari pekerjaan ini.
10) Menebarkan dan memadatkan campuran aspal dingin dengan tebal
maksimum 40 mm sampai diperoleh permukaan yang rata dengan
menggunakan alat perata.
11) Memadatkan dengan Baby Roller minimum 5 lintasan, material
ditambahkan jika diperlukan.
Membersihkan lapangan dan memeriksa peralatan dengan
permukaan yang ada.

4. Metode Perbaikan P6 (Perataan)

a. Jenis kerusakan

1. Lubang dengan kedalaman < 50 mm.


2. Bergelombang dengan kedalaman < 30 mm.
3. Lokasi penurunan dengan kedalaman < 50 mm.
4. Alur dengan kedalaman < 30 mm.
5. Jembul dengan kedalaman < 50 mm.
6. Kerusakan tepi perkerasan jalan.
b. Langkah penanganan

1. Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi.


2. Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki.
3. Membersihkan daerah yang diperbaiki dengan air compressor.
4. Menyemprotkan tack coat dari jenis RS pada daerah kerusakan 0,5
lt/m2 untuk aspal emulsi atau 0,2 lt/m 2 untuk cut back dengan aspalt
ketlle/ kaleng berlubang.
5. Mengaduk agregat untuk campuran dingin dengan perbandingan 1,5
agregat kasar: 1,0 agregat halus. Kapasitas maksimum mixer kira-kira
0,1 m3. Untuk campuran dingin ditambahkan agregat 0,1 m 3 sebelum
aspal.
6. Menambahkan material aspal dan m engaduk selama 4 menit.
Siapkan campuran aspal dingin kelas A, kelas C, kelas E, atau
campuran aspal beton secukupnya sampai pekerjaan selesai.
7. Menghamparkan campuran aspal dingin pada permukaan yang telah
ditandai, sampai ketebalan diatas permukaan minimum 10 mm.
8. Memadatkan dengan Baby Roller (minimum 5 lintasan) sampai
diperoleh kepadatan optimum.

Sedangkan untuk penanganan kerusakan secara keseluruhan adalah dengan


melakukan overlay, atau rekonstruksi dengan menggunakan perkerasan beton
dengan beberapa pertimbangan seperti:

1. Jika kerusakan sudah meluas, dan penanganan lokal tidak efektif.


2. Adanya anggaran biaya guna mendukung rekonstruksi jalan
menggunakan perkerasan beton.

Anda mungkin juga menyukai