Anda di halaman 1dari 16

Dethan Erniani Ortalisje

STRATEGI PEMELAJARAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS


PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS

ENGLISH VOCABULARY LEARNING STRATEGY IN STUDENTS OF


ENGLISH STUDY PROGRAM

Dethan Erniani Ortalisje


Yakob Metboki
Universitas Kristen Artha Wacana
Alamat: Jalan Adi Sucipto, Oesapa Kupang, Nusa Tenggara Timur
email: ernianid@gmail.com

Naskah Diterima 16 Maret 2020—Direvisi Akhir 24 Juni 2020—Diterima 25 Juni 2020

Abstrak
Penelitian penelitian terdahulu menunjukkan bahwa strategi pemelajaran kosakata
yang digunakan oleh pemelajar turut mempengaruhi pemelajaran bahasa kedua.
Penelitian ini memiliki tiga pertanyaan: 1) Strategi pemelajaran kosakata apa saja yang
digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris? 2) Strategi pemelajaran kosakata apa
yang paling sering digunakan oleh pemelajar? dan 3) Strategi pemelajaran kosakata apa
yang paling sedikit dipakai oleh pemelajar? Penelitian ini melibatkan 58 mahasiswa
program studi pendidikan bahasa Inggris sebagai partisipan. Instrumen yang dipakai
adalah kuesioner yang diadaptasi dari taksonomi Schmitt (1997). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi pemelajaran kosakata bahasa Inggris yang digunakan
adalah strategi penemuan dan strategi konsolidasi. Dalam strategi penemuan yang
terbagi menjadi dua kategori, strategi sosial merupakan strategi yang paling sering
digunakan, sedangkan strategi determinasi merupakan strategi yang paling sedikit
dipakai. Sedangkan dalam strategi konsolidasi, kategori strategi memori merupakan
strategi yang paling sering sekaligus paling sedikit dipakai.
Kata-kata kunci: strategi pemelajaran, kosakata, bahasa Inggris

Abstract
Previous studies on second language learning have shown that vocabulary learning strategies
have a significant influence on the acquisition of vocabulary. This study has three research
questions: 1) What kinds of vocabulary learning strategies do English learners apply in
their learning?; 2) Which vocabulary learning strategies are the most frequently applied;
and 3) Which vocabulary learning strategies are the most frequently applied? It involved 58
English department students as the participants of the study, using a questionnaire adopted
from taxonomy of Schmitt (1997) as the instrument. The results showed that the vocabulary
learning strategies in use are discovery strategy and consolidation strategy. In the discovery
category, the most used strategy is social strategy, while the least used is determination
strategy, whereas memory strategy is both the most frequently and least frequently used
strategy in consolidation strategy.

Key words: learning strategy, vocabulary, English

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 21


Strategi Pembelajaran ...

1. PENDAHULUAN
Kosakata merupakan salah satu faktor penting dalam pemelajaran bahasa Inggris.
Dalam proses pemelajaran kosakata, seseorang tidak hanya perlu mengetahui makna
dari suatu kata tertentu, melainkan seluruh aspek dari kata tersebut juga perlu
untuk dipahami. Menurut Schmitt (1997), terdapat tujuh tingkatan pemahaman
kata: pengetahuan tentang frekuensi kata dalam bahasa, pengetahuan tentang
register kata, pengetahuan kolokasi, pengetahuan morfologi, pengetahuan semantik,
pengetahuan polisemi, dan pengetahuan tentang padanan kata dalam bahasa ibu.
Pada saat mempemelajari sebuah kata baru, beberapa pemelajar bahasa merasa sulit
untuk memilih sebuah kata dan ketika mereka bermaksud untuk mengekspresikan
sebuah makna, mereka juga mungkin merasa sulit untuk memilih kata yang tepat.
Seorang guru bahasa Inggris biasanya mengajar dengan menggunakan metode
pengajaran yang sama dalam sebuah ruang kelas. Tetapi pencapaian belajar
setiap pemelajar berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang berhasil dalam
proses pemerolehan bahasa Inggris, sementara ada juga yang megalami hambatan.
Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya perbedaan ini terletak pada strategi
pemelajaran. Ada strategi pemelajaran yang berguna bagi seseorang tetapi tidak
berhasil dipakai oleh yang lain dan sebaliknya. Menurut Wenden dan Rubin (1987),
pemelajar memiliki tingkatan keahlian belajar yang berbeda-beda dalam proses
pemelajaran bahasa. Ini berarti bahwa pemelajar bahasa perlu untuk menguasai
beberapa teknik pemelajaran agar pemelajaran bahasa kedua atau bahasa asing mereka
menjadi lebih efektif.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pemelajaran
merupakan salah satu faktor penting dalam pemerolehan bahasa kedua. Selain strategi
pemelajaran, unsur lain yang juga memiliki peranan yang krusial dalam pemelajaran
bahasa adalah motivasi, lingkungan belajar, kebutuhan belajar, dan kesadaran
berbahasa. Menurut Chamot dan Kupper (1989), strategi pemelajaran merupakan
teknik yang digunakan oleh para pemelajar untuk memahami, menyimpan, dan
mengingat informasi dan keahlian. Selain metode pengajaran, strategi belajar yang
dimiliki seseorang juga memiliki peranan yang penting dalam pemerolehan bahasa
kedua. Strategi pemelajaran membantu kemandirian dan menghasilkan sebuah
proses pemelajaran yang lebih efektif.
Survei ini dimotivasi oleh kesadaran bahwa salah satu faktor terpenting
dalam proses pemelajaran bahasa asing adalah penguasaan kosakata. Hal ini
disebabkan karena kemampuan kosakata yang kurang akan berakibat pada kesulitan
dalam pemelajaran bahasa asing. Sebagai pengajar bahasa Inggris, penulis sering
menjumpai kenyataan bahwa para mahasiswa memiliki tingkat kemampuan
penguasaan kosakata yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penulis menganggap

22 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)


Dethan Erniani Ortalisje

perlu untuk melakukan survei tentang bagaimana strategi yang dipakai oleh
mahasiswa program studi bahasa Inggris dalam mempemelajari kosakata. Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) jenis-jenis strategi pemelajaran
kosakata apa saja yang digunakan oleh mahasiswa program studi pendidikan bahasa
Inggris dalam belajar bahasa Inggris?; (2) jenis strategi pemelajaran kosakata apa yang
paling dominan digunakan oleh para mahasiswa?; dan (3) jenis strategi pemelajaran
kosakata apa yang paling sedikit digunakan oleh para mahasiswa?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: jenis-jenis strategi pemelajaran
kosakata yang digunakan oleh mahasiswa program studi bahasa Inggris dalam
belajar bahasa Inggris, jenis strategi pemelajaran kosakata yang paling dominan, dan
yang paling sedikit digunakan oleh para mahasiswa.
Penelitian ini melibatkan 58 mahasiswa semester tiga, lima dan tujuh
Program Studi P e n d i d i k a n Bahasa Inggris pada Universitas Kristen Artha
Wacana (UKAW). Kelima puluh d e l a p a n mahasiswa ini dipilih secara acak. Usia
partisipan berkisar dari 19 tahun hingga 25 tahun. Informasi demografi partisipan
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Gambaran partisipan
Kategori Jumlah
Laki laki 19
Jenis Kelamin Perempuan 39
Jumlah 58
Tiga 23
Lima 20
Semester
Tujuh 15
Jumlah 58

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Penulis


menggunakan taksonomi Schmitt (1997) tentang jenis-jenis strategi pemelajaran
kosakata sebagai acuan dalam menyusun kuesioner penelitian. Kuesioner yang
dipakai adalah jenis kuesioner tertutup, di mana jawaban yang diberikan hanya
terbatas pada jawaban ya dan tidak.
Penelitian ini telah mengikuti prosedur sebagai berikut. Pertama, peneliti
memilih lima puluh delapan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Partisipan diminta untuk mengisi lembar persetujuan yang menyatakan bahwa
mereka mengikuti penelitian ini secara sadar dan sukarela. Setelah itu, para mahasiswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang diberikan.
Pengolahan dan analisa data dilakukan setelah seluruh tahap pengumpulan data di
atas selesai.
Hasil jawaban dari kuesioner dianalisa secara kuantitatif. Adapun tahapan
analisa data yang dilakukan sebagai berikut.

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 23


Strategi Pembelajaran ...

1. Peneliti membaca hasil pengisian kuesioner mahasiswa.


2. Peneliti menghitung jumlah strategi yang dipakai oleh para mahasiswa.
3. Peneliti mengelompokkan jawaban-jawaban strategi dengan memberikan
persentase berdasarkan jumlah penggunaan strategi terbanyak dan terkecil.
4. Peneliti menabulasikan data.
5. Peneliti mendeskripsikan penggunaan strategi pemelajaran kosakata para maha-
siswa.
6. Peneliti menginterpretasikan penyebab penggunaan strategi-strategi tersebut.

2. KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Kosakata
Secara umum, kosakata merupakan daftar kata-kata, termasuk penjelasan
tentang makna kata-kata tersebut. Menurut Schmitt (2000), untuk dapat memahami
sebuah kata, kita tidak hanya perlu mempemelajari makna kata tetapi kita juga perlu
untuk memahami register, asosiasi, kolokasi, pola-pola gramatikal, bentuk tulis dan
lisan, serta frekuensi penggunaan kata tersebut. Semuanya itu disebut pengetahuan
kata.
Bagi banyak pemelajar bahasa, penguasaan makna kata dianggap sebagai
penguasaan definisi kata yang ada di dalam kamus. Menurut Schmitt (2000), makna
kata mencakup hubungan antara kata dengan referennya yang bisa berupa manusia,
benda, tindakan, dan situasi. Makna kata dalam kamus merupakan unsur makna
dasar. Sebuah kata bisa memiliki makna yang berbeda pada konteks yang berbeda.
Misalnya, makna dasar kata pet dalam bahasa Inggris adalah ‘binatang peliharaan’.
Tetapi dalam situasi informal, pet dipakai untuk mengacu pada ‘orang yang kita sukai’.

2.2 Klasifikasi Strategi Pemelajaran Bahasa


Oxford dan Crookall (1989) menggambarkan strategi pemelajaran bahasa sebagai
tehnik pemelajaran, tindakan-tindakan, pemecahan masalah, atau keahlian belajar.
Dengan demikian, strategi pemelajaran bahasa merupakan tindakan, tingkah laku
atau langkah langkah tertentu yang digunakan oleh pemelajar untuk mengembangkan
kemampuan bahasa kedua atau bahasa asing (Oxford, 1990). Oxford dan Crookall juga
menyimpulkan bahwa apa pun sebutan yang dipakai terhadap strategi pemelajaran,
penggunaan strategi dapat meghasilkan pemelajaran yang lebih efisien dan efektif.
Strategi yang digunakan oleh pemelajar juga dapat berdampak pada kecakapan
bahasa kedua.

Ada banyak klasifikasi strategi pemelajaran bahasa yang berbeda. Berdasarkan


hasil penelitian O’Malley dkk. (1985), terdapat 24 strategi yang dipakai oleh para
pemelajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di Amerika Serikat. Ke-24 strategi

24 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)


Dethan Erniani Ortalisje

ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu: strategi metakognitif, kognitif,


dan sosio-afektif. Sedangkan Oxford (1990), membagi strategi pemelajaran bahasa
menjadi: strategi langsung (direct) dan strategi tidak langsung (indirect). Lebih jauh,
Oxford menjelaskan bahwa strategi langsung adalah strategi yang berhubungan
dengan pemelajaran dan penggunaan bahasa target dalam melakukan penilaian yang
benar sehingga strategi ini memerlukan proses mental bahasa. Menurutnya, yang
termasuk dalam strategi langsung adalah: 1) strategi memori yang menyimpan dan
memperoleh kembali informasi, 2) strategi kognitif yang memungkinkan pemelajar
untuk memahami dan menghasilkan bahasa yang baru dengan menggunakan
berbagai cara, dan 3) strategi kompensasi yang memungkinkan pemelajar untuk
menggunakan bahasa meskipun terdapat adanya pengetahuan bahasa yang kurang.
Sedangkan strategi tidak langsung adalah stategi yang membantu proses pemelajaran
secara internal, misalnya dengan mengatur pemelajaran bahasa tanpa melibatkan
bahasa target secara langsung. Yang termasuk dalam strategi tidak langsung adalah:
1) strategi metakognitif yang mana pemelajar mengontrol kognisi mereka sendiri, 2)
strategi afektif yang membantu untuk mengatur emosi, motivasi, dan tingkah laku,
dan 3) strategi sosial yang membantu siswa untuk belajar dengan cara berintekasi
dengan orang lain.

2.3 Strategi Pemelajaran Kosakata


Strategi pemelajaran kosakata merupakan langkah-langkah yang dipakai oleh
pemelajar bahasa untuk memperoleh kata-kata bahasa Inggris yang baru. Para ahli
telah mengklasifikasikan sejumlah strategi pemelajaran kosakata yang berbeda.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sebuah taksonomi strategi pemelajaran
kosakata yang telah dikembangkan oleh Schmitt (1997). Berdasarkan taksonomi
Schmitt, terdapat dua kelompok strategi yaitu: strategi penemuan (discovery) dan
strategi penguatan (konsolidasi).
Strategi penemuan adalah strategi yang digunakan untuk menemukan makna kata.
Yang termasuk dalam strategi penemuan adalah: strategi determinasi dan strategi
sosial. Schmitt menjabarkan strategi determinasi merupakan strategi pemelajaran
perorangan tanpa adanya bantuan orang lain. Menurutnya, apabila sesorang tidak
memahami sebuah kata, ia dapat menerka arti kata tersebut melalui pengetahuan
tentang struktur kata, menerka kata dalam bahasa pertama yang berhubungan dengan
kata dalam bahasa kedua (kognat), menerka dari konteks, menggunakan materi
referensi seperti kamus, menggunakan daftar kata-kata, dan flash card. Sedangkan
strategi sosial merupakan strategi yang digunakan ketika mempemelajari kosakata
baru dengan cara berinteraksi dengan orang lain. Melalui strategi ini, pemelajar
bertanya pada orang lain tentang makna sebuah kata. Guru biasanya menjadi

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 25


Strategi Pembelajaran ...

sumber informasi yang membantu untuk memberikan terjemahan kata dalam


bahasa pertama, memberikan sinonim dari sebuah kata, memberikan definisi kata
dengan menggunakan parafrase, atau menggunakan sebuah kata baru dalam kalimat.
Strategi penguatan adalah strategi yang dipakai sebagai penguatan akan sebuah
kata setelah kata tersebut dikenali. Yang termasuk di dalam strategi ini adalah
strategi sosial, strategi memori, strategi kognitif, dan strategi metakognitif. Contoh
strategi sosial adalah melalui kerja kelompok dan interaksi dengan pengguna bahasa
kedua. Strategi memori (mnemonic strategy) merupakan strategi di mana pemelajar
menghubungkan pemelajaran kata-kata baru dengan proses mental mereka dengan
cara menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan kata-kata baru. Yang termasuk
dalam strategi memori adalah penggunaan gambar, menghubungkan sebuah kata
dengan kata lain dalam bahasa kedua misalnya dengan menghubungkan makna kata
seperti penggunaan sinonim, antonim, dan koordinasi. Pemelajar bahasa juga dapat
menghubungkan kata-kata yang tidak memiliki kesamaan arti. Misalnya dalam bahasa
Inggris, one is a bun, two is a shoe, three is a tree, dan seterusnya. Mengelompokkan kata-
kata juga merupakan salah satu strategi memori yang dipakai. Jenis strategi memori
yang lainnya adalah pemusatan pada bentuk-bentuk fonologi untuk memfasilitasi
kembali ingatan akan sebuah kata, penggabungan bentuk-bentuk fonologi dan arti
kata, penggunaan tindakan fisik, dan penggunaan fitur-fitur semantik.
Jenis strategi penguatan yang lain adalah strategi kognitif dan metakognitif.
Strategi kognitif berupa pengulangan-pengulangan dan penggunaan cara-cara
mekanik misalnya dengan menuliskan atau mengucapkan sebuah kata berulang
kali. Jenis strategi kognitif yang lain adalah penggunaan alat bantu belajar dengan
membuat catatan-catatan, menggunakan bagian-bagian buku teks tertentu untuk
belajar kata-kata baru, merekam daftar kata, dan mendengarkannya. Sedangkan
strategi metakognitif adalah stategi yang dipakai untuk mengontrol dan mengevaluasi
pemelajaran diri sendiri dengan cara meninjau kembali proses pemelajaran secara
umum. Contoh strategi ini adalah penggunaan media bahasa seperti lagu, film, berita,
dan lain-lain, menguji diri sendiri, menghindari kata-kata yang tidak terlalu sering
dipakai, dan terus mempemelajari sebuah kata dari waktu ke waktu.

2.4 Penelitian-Penelitian yang Berhubungan dengan Strategi Pemelajaran


Kosakata
Pada awalnya, penelitian-penelitian terdahulu lebih menekankan pada strategi
pemelajaran bahasa. Menurut O’Malley dan Chamot (1990), strategi pemelajarn
bahasa terbagi menjadi tiga jenis yakni strategi yaitu metakognitif, kognitif, dan
afektif. Sedangkan Oxford (1990) menghasilkan sebuah sistem klasifikasi yang lebih
komprehensif dengan membagi strategi pemelajaran bahasa menjadi enam kategori:

26 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)


Dethan Erniani Ortalisje

memori, kognitif, kompensasi, metakognitif, afektif, dan sosial.


Chamot (1987) menemukan bahwa partisipan dalam penelitiannya lebih sering
menggunakan strategi dalam pemelajaran kosakata dibandingkan dengan aktivitas
pemelajaran lainnya seperti menyimak (listening), presentasi atau komunikasi lisan.
Sejalan dengan itu, hasil penelitian Horwitz (1988) menunjukkan bahwa sejumlah
besar pemelajar bahasa Inggris dalam penelitiannya setuju dan sangat setuju bahwa
bagian terpenting dalam pemelajaran bahasa asing adalah pemelajaran kosakata.
Pada sebuah eksperimen longitudinal, Cohek dan Aphek (1981) menemukan bahwa
kebanyakan siswa hanya mencoba mengingat kata-kata yang tidak mereka ketahui.
Sedangkan Ahmed (1989) menjelaskan tipe-tipe pemelajar yang berbeda dan
menemukan bahwa kebanyakan mereka membuat catatan kosakata atau membuat
catatan pada pinggiran buku. Strategi lain yang paling sering digunakan adalah
strategi pengulangan sedangkan strategi yang membutuhkan manipulasi informasi
yang aktif merupakan strategi yang paling jarang dipakai.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemelajaran kosakata
seperti penggunaan bentuk- bentuk asosiasi kata (Cohen dan Aphek, 1981) dan
penggunaan metode kata kunci (Pressley, Levin dan Miller, 1982) berguna untuk
menambah ingatan terhadap kata-kata yang dipemelajari. Namun demikian perlu
diingat bahwa strategi-strategi pemelajaran kosakata lainnya yang lebih mudah juga
menunjang ingatan terhadap kata. Hasil penelitian O’Malley dan Chamot (1990)
menunjukkan bahwa pengulangan kata tanpa berpikir ternyata juga efektif dipakai
apabila pemelajar terbiasa menggunakannya. Secara umum, aktivitas untuk strategi
yang lebih mudah mungkin lebih gampang bagi para pemelajar bahasa pemula
karena strategi-strategi tersebut mangandung sedikit materi yang dapat mengalihkan
perhatian pemelajar bahasa (Cohen dan Aphek, 1981).
Menurut Politzer dan McGroarty (1985), kegunaan strategi-strategi yang dipakai
tergantung dari konteks di mana strategi tesebut digunakan. Keefektifan strategi yang
diajarkan dan yang digunakan tergantung pada sejumlah variabel seperti tingkat
kemampuan, tugas, teks, bagaimana bahasa di pakai, konteks pemelajaran, bahasa
target, dan karakteristik pemelajar (Chamot dan Rubin, 1994). Bagi pemelajaran
kosakata, faktor budaya juga merupakan karakteristik pemelajar yang penting. Menurut
Schmitt dkk., pemelajar dari budaya yang berbeda kadang-kadang memiliki pendapat
yang berbeda tentang strategi pemelajaran kosakata yang baik. Tingkat kemampuan
bahasa juga berpengaruh terhadap keefektifan penggunaan strategi belajar kosakata.
Misalnya, strategi penggunaan daftar kata terbukti lebih baik bagi pemelajar pemula,
sedangkan pemelajar pada tahap lanjut lebih diuntungkan lewat penggunaan
konteks dalam pemelajaran kosakata (Cohen dan Aphek, 1981).
Dalam memilih strategi pemelajaran kosakata, frekuensi kemunculan sebuah
2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 27
Strategi Pembelajaran ...

kata juga dianggap perlu. Menurut Nation (1994), siswa perlu diajarkan tentang
penggunaan strategi belajar kosakata apabila berhubungan dengan kata-kata yang
jarang muncul. Nation menyarankan untuk mengajarkan tiga strategi untuk kata-
kata yang jarang muncul yakni: menerka melalui konteks, menggunakan teknik-
teknik memori (mnemonic), dan bagian-bagian kata.

3. PEMBAHASAN
Secara umum, Schmitt (1997) membagi strategi pemelajaran kosakata menjadi dua
kelompok yaitu strategi penemuan (discovery) dan strategi penguatan (konsolidasi).
Untuk memperoleh data tentang kedua kelompok strategi pemelajaran kosakata
yang digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris, peneliti menggunakan sebuah
kuesioner tentang strategi pemelajaran kosakata seperti yang dikembangkan oleh
Schmitt (1997). Adapun gambaran umum tentang kuesioner yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Deskripsi Kelompok Strategi Pemelajaran Kosakata


Kategori strategi Nomor pada kuesioner
A. Strategi penemuan (discovery)
Strategi determinasi (DET) 1-9
Strategi sosial (SOS) 10 - 14
B. Strategi penguatan kata (konsolidasi)
Strategi social (SOS) 1-3
Strategi memori (MEM) 4 - 30
Strategi kognitif (KOG) 31 - 39
Strategi metakognitif (MET) 40 - 41

Berdasarkan hasil analisa data, ditemukan bahwa penggunaan strategi


pemelajaran kosakata para mahasiswa pada dua kelompok strategi tersebut cukup
beragam. Dalam pemelajaran kosakata bahasa Inggris, para mahasiswa menerapkan
kedua kelompok strategi pemelajaran kosakata: strategi penemuan dan strategi
penguatan. Pada kelompok strategi penemuan, para mahasiswa menggunakan dua
jenis strategi yaitu strategi determinasi dan strategi sosial seperti yang disebutkan oleh
Schmitt (1997). Pada kelompok strategi determinasi ini, para pemelajar bahasa Inggris
menggunakan sembilan strategi, sedangkan pada kelompok strategi sosial, mereka
menggunakan lima strategi. Adapun sebaran penggunaan strategi pemelajaran
kosakata pada kelompok strategi menemukan arti kata dapat dilihat pada Tabel 3
berikut ini.

28 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)


Dethan Erniani Ortalisje

Tabel 3. Strategi Menemukan Arti Kata


subjek yang subjek yang tidak
Strategi
menggunakan strategi menggunakan strategi
N=58 % N=58 %
Strategi Determinasi
Menganalisa kelas kata 50 86,20 8 13,8
Menganalisa imbuhan dan akar kata 45 77,58 13 22,42
Memeriksa persamaan dengan L-1 35 60,34 23 39,66
Menganalisa gambar atau gestur 31 53,44 27 46,56
Menebak melalui konteks 30 51,72 28 48,28
Menggunakan kamus dwibahasa 54 93,10 4 6,9
Menggunakan kamus ekabahasa 19 32,75 39 67,25
Menggunakan daftar kata 45 77,58 13 22,42
Menggunakan flash card 23 39,65 35 60,35
Strategi Sosial
Bertanya pada guru tentang terjemahan dalam Bindo 44 75,86 14 24,14
Bertanya pada guru tentang sinonim kata 46 79,31 12 20,69
Bertanya pada guru tentang kalimat yang memuat kata 51 87,93 7 12,07
baru
Menanyakan arti kepada teman 53 91,37 5 8,63
Menemukan arti kata baru melalui kerja kelompok 55 94,82 3 5,18

Selain menggunakan strategi untuk menemukan arti kata baru dalam


pemelajaran kosakata bahasa Inggris, para pemelajar bahasa juga menggunakan
strategi penguatan. Strategi ini merupakan cara yang dipakai oleh para pemelajar
bahasa sebagai penguatan akan sebuah kata setelah kata tersebut dikenali. Yang
termasuk dalam kelompok strategi penguatan adalah strategi sosial, strategi memori,
strategi kognitif, dan strategi metakognitif. Dari hasil analisa data ditemukan bahwa
para mahasiswa menggunakan empat strategi ini sebagai penguatan untuk mengingat
kembali kosakata yang telah mereka peroleh. Namun demikian, terdapat keberagaman
akan sebaran strategi yang digunakan. Secara terperinci, Tabel 4 menggambarkan
penggunaan tiga kategori strategi penguatan pada pemelajaran kosakata para
mahasiswa.

Tabel 4. Strategi Penguatan: Sosial, Kognitif, dan Metakognitif


subjek yang subjek yang tidak
Strategi
menggunakan strategi menggunakan strategi
N=58 % N=58 %
Strategi Sosial
Mempemelajari dan melatih arti kata dalam kerja 54 93,10 4 6,9
kelompok
Guru memeriksa daftar kata untuk akurasi 32 55,17 26 44,83
Berinteraksi dengan penutur jati (native speaker) 39 67,24 19 32,76
Strategi Kognitif
Melakukan pengulangan secara lisan 55 94,82 3 5,18

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 29


Strategi Pembelajaran ...

Melakukan pengulangan dengan menulis 56 96,55 2 3,45


Membuat daftar kata 48 82,75 10 17,25
Menggunakan flash card 30 51,72 28 48,28
Membuat catatan dalam kelas 49 84,48 9 15,52
Menggunakan vocabulary section dalam buku teks 50 86,20 8 13,8
Mendengarkan rekaman daftar kata 40 68,96 18 31,04
Menaruh label bahasa Inggris pada benda 38 65,51 20 34,49
Membuat catatan kosakata 51 87,93 7 12,07
Strategi Metakognitif
Menggunakan media BI (lagu, film, berita, dll.) 55 94,82 3 5,18
Menguji diri sendiri dengan tes kosakata 46 79,31 12 20,69
Menggunakan latihan gap kata 27 46,55 31 53,45
Melewati kata baru 22 37,93 36 62,07
Terus belajar dari waktu ke waktu 56 96,55 2 3,45

Dari Tabel 4 di atas dapat kita lihat bahwa dalam pemelajaran kosakata bahasa
Inggris, strategi sosial yang dipakai oleh para pemelajar adalah mempelajari dan
melatih kata dalam kelompok (93,10%), meminta guru untuk memeriksa akurasi kata
(55,17%), dan berinteraksi dengan penutur jati (native speaker) (67,24%). Sedangkan
pada kelompok kognitif, para pemelajar menggunakan sembilan strategi. Para
mahasiswa juga menggunakan lima strategi dalam kelompok strategi metakognitif,
yaitu menggunakan media berbahasa Inggris seperti lagu, film, dan berita; menguji
diri sendiri dengan melakukan tes kosakata; menggunakan latihan gap kata; melewati
kata baru; dan terus belajar dari waktu ke waktu.

Tabel 5. Strategi Penguatan: Memori


subjek yang subjek yang tidak
Strategi menggunakan menggunakan
strategi strategi
N=58 % N=58 %
Strategi Sosial
Mempelajari dan melatih arti kata dalam kerja kelompok 54 93,10 4 6,9
Guru memeriksa daftar kata untuk akurasi 32 55,17 26 44,83
Berinteraksi dengan penutur jati (native speaker) 39 67,24 19 32,76
Strategi Kognitif
Melakukan pengulangan secara lisan 55 94,82 3 5,18
Melakukan pengulangan dengan menulis 56 96,55 2 3,45
Membuat daftar kata 48 82,75 10 17,25
Menggunakan flash card 30 51,72 28 48,28
Membuat catatan dalam kelas 49 84,48 9 15,52
Menggunakan vocabulary section dalam buku teks 50 86,20 8 13,8
Mendengarkan rekaman daftar kata 40 68,96 18 31,04
Menaruh label bahasa Inggris pada benda 38 65,51 20 34,49
Membuat catatan kosakata 51 87,93 7 12,07
Strategi Metakognitif
Menggunakan media BI (lagu, film, berita, dll.) 55 94,82 3 5,18

30 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)


Dethan Erniani Ortalisje

Menguji diri sendiri dengan tes kosakata 46 79,31 12 20,69


Menggunakan latihan gap kata 27 46,55 31 53,45
Melewati kata baru 22 37,93 36 62,07
Terus belajar dari waktu ke waktu 56 96,55 2 3,45

Selain menggunakan ketiga strategi penguatan di atas, para pemelajar bahasa


Inggris juga menggunakan strategi memori untuk memperkuat ingatan mereka akan
kosakata yang sedang dipelajari. Strategi memori atau yang dikenal juga sebagai
strategi mnemonic merupakan strategi di mana pemelajar menghubungkan pemelajaran
kata-kata baru dengan proses mental mereka dengan cara menghubungkan
pengetahuan sebelumnya dengan kata-kata baru. Pada Tabel 5 di atas, terdapat dua
puluh lima strategi yang digunakan oleh para mahasiswa dalam kelompok strategi
memori. Sedangkan dua strategi lainnya yaitu strategi menggunakan metode Peg
dan menggunakan metode Loci tidak digunakan sebagai strategi penguatan dalam
pemelajaran kosakata.

Strategi Pemelajaran Kosakata yang Paling Sering Digunakan Mahasiswa

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan strategi pemelajaran kosakata yang
paling sering digunakan oleh para mahasiswa berdasarkan hasil analisa data yang
diperoleh melalui kuesioner.
Tabel 6. Strategi Penemuan yang Sering Dipakai N= 58

Urutan Deskripsi kategori Jumlah %


1 Menemukan arti kata baru SOS 55 94,82
melalui aktivitas kelompok
2 Menggunakan kamus dwibahasa DET 54 93,10
3 Menanyakan arti kepada teman SOS 53 91,37
4 Bertanya pada guru tentang SOS 51 87,93
kalimat yang memuat kata baru
5 Menganalisa kelas kata DET 50 86,20

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada saat para pemelajar bahasa Inggris
menggunakan strategi penemuan untuk memperoleh makna sebuah kata, maka
strategi yang paling sering dipakai adalah strategi sosial dengan menemukan arti kata
baru melalui aktivitas kerja kelompok (94,82%), diikuti oleh strategi determinasi yang
menggunakan kamus dwibahasa (93,10%), strategi sosial dengan menanyakan arti
kepada teman (91,37%) dan bertanya pada guru tentang kalimat yang memuat kata
baru, serta strategi determinasi dengan menganalisa kelas kata (86,20%).
Selain menggunakan strategi penemuan dalam pemelajaran kosakata bahasa
Inggris mereka, para pemelajar juga menggunakan strategi penguatan. Terdapat empat

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 31


Strategi Pembelajaran ...

jenis strategi yang dapat dikelompokkan dalam strategi penguatan ini yakni strategi
sosial, memori, kognitif, dan metakognitif. Berdasarkan penemuan dalam penelitian
ini, diketahui bahwa strategi yang paling banyak digunakan oleh para mahasiswa
dalam kategori strategi penguatan adalah mempelajari bunyi kata (MEM). Strategi
ini digunakan oleh 98,27% partisipan dalam penelitian ini. Pada tempat yang kedua,
para pemelajar melakukan pengulangan dengan menulis (KOG) dan terus belajar dari
waktu ke waktu (MET) dengan jumlah partisipan yang menggunakan kedua strategi
ini sebanyak 96,55%. Berikutnya terdapat tiga strategi berbeda yang menduduki
tempat ketiga pada kelompok strategi penguatan yang paling sering dipakai. Ketiga
strategi tersebut adalah melakukan pengulangan secara lisan (KOG), menggunakan
media bahasa Inggris seperti lagu, film, dan berita (MET), dan mengelompokkan kata
untuk dipelajari (MEM). Partisipan yang menggunakan ketiga strategi ini adalah
sebanyak 94,82%. Mempemelajari dan melatih arti kata dalam kelompok (SOS) juga
menjadi salah satu strategi yang sering digunakan dengan persentase penggunaannya
sebanyak 93,10%. Strategi penguatan yang menduduki tempat kelima sebagai strategi
terbanyak yang dipakai adalah mempelajari ejaan kata (MEM). Sebanyak 53 paritisipan
(91,37%) dari total partisipan dalam penelitian ini juga mempelajari ejaan kata sebagai
salah satu strategi memori (MEM).

Tabel 7. Strategi Penguatan yang Paling Sering Dipakai N=58


Urutan Deskripsi Kategori Jumlah %
1 Mempelajari bunyi kata MEM 57 98,27
2 Melakukan pengulangan dengan menulis KOG 56 96,55
3 Terus belajar dari waktu ke waktu MET 56 96,55
4 Melakukan pengulangan secara lisan KOG 55 94,82
5 Menggunakan media BI (lagu, film, berita,dll.) MET 55 94,82
6 Mengelompok-kan kata untuk dipelajari MEM 55 94,82

Strategi Pemelajaran Kosakata yang Paling Sedikit Digunakan Mahasiswa


Dari hasil analisa data juga ditemukan adanya beberapa strategi yang kurang dan
bahkan tidak digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris. Peneliti mendeskripsikan
tentang strategi yang paling sedikit digunakan oleh para mahasiswa pada Tabel 8 dan
Tabel 9 di bawah ini.

Tabel 8. Strategi Penemuan yang Paling Sedikit Dipakai N= 58


Urutan Deskripsi Kategori Jumlah %
1 Memakai kamus ekabahasa DET 19 32,75
2 Memakai flash card DET 23 39,65
3 Menebak melaui konteks DET 30 51,72
4 Memeriksa gambar atau gestur DET 31 53,44
5 Memeriksa persamaan dengan L-1 DET 35 60,34

Tabel 8 menunjukkan bahwa pada kategori strategi penemuan, kelima strategi

32 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)


Dethan Erniani Ortalisje

yang paling sedikit digunakan adalah strategi determinasi. Strategi yang paling
sedikit digunakan adalah menggunakan kamus ekabahasa dengan jumlah pengguna
19 partisipan (32,75%). Pengunaan flash card juga merupakan salah satu strategi yang
minim dipakai dengan persentase penggunaan sebanyak 39,65%. Para pemelajar juga
menggunakan strategi menebak melalui konteks di mana terdapat 51,72% mahasiswa
yang memakai strategi ini. Dua strategi lainnya yaitu memeriksa gambar atau gestur
dan memeriksa persamaan dengan bahasa Indonesia juga diketahui kurang digunakan
dengan persentase pemakai sebanyak 53,44% dan 60,34% secara berturut-turut.
Pada kategori strategi penguatan, strategi-strategi yang berhubungan dengan
strategi memori merupakan strategi yang paling jarang digunakan oleh para
mahasiswa. Tabel 9 menunjukkan bahwa metode Peg dan metode Loci merupakan
strategi memori yang sama sekali tidak digunakan oleh partisipan dengan jumlah
pemakai 0%. Penggunaan skala untuk gradable adjective menempati urutan kedua
(24,13%) sebagai strategi yang paling sedikit dimanfaatkan oleh pemelajar bahasa,
diikuti oleh penggunaan peta semantik (25,86%). Dua strategi memori lainnya yaitu
penggunaan konfigurasi dan penggunaan kognat menempati urutan keempat sebagai
strategi yang paling sedikit dipakai (34,48%). Sedangkan melewati kata baru (MET)
adalah strategi kelima yang jarang dipakai oleh para pemelajar (37,93%) seperti halnya
dengan strategi yang menggunakan fitur semantik (MEM).

Tabel 9. Strategi Penguatan yang Paling Sedikit Dipakai N= 58


Urutan Deskripsi Kategori Jumlah %
1 Memakai metode Peg MEM 0 0%
2 Memakai metode Loci MEM 0 0%
3 Memakai skala untuk gradable adjective MEM 14 24,13
4 Memakai peta semantik MEM 15 25,86
5 Memakai konfigurasi MEM 20 34,48
6 Memakai kognat MEM 20 34,48
7 Melewati kata baru MET 22 37,93
8 Memakai fitur semantik MEM 22 37,93

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa temuan utama


dalam penelitian ini adalah dari strategi-strategi pemelajaran kosakata berdasarkan
taksonomi Schmitt. Strategi sosial merupakan strategi yang lebih sering dipakai
dibandingkan dengan strategi determinasi dalam kategori Strategi Penemuan (Tabel
6). Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amirian dan
Heshmatifar (2013) di mana strategi determinasi merupakan strategi yang lebih sering
digunakan daripada strategi sosial. Penjelasan logis untuk perbedaan ini adalah dalam
pembelajaran bahasa Inggris di UKAW, para mahasiswa sering dilibatkan dalam
proses pembelajaran yang bersifat kooperatif yang memungkinkan mereka untuk
berinteraksi dengan sesama pemelajar. Di samping itu, dalam konteks pembelajaran

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 33


Strategi Pembelajaran ...

mahasiswa di UKAW, para dosen masih sering dianggap sebagai sumber ilmu yang
selalu dapat memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh mahasiswa sehingga strategi
sosial seperti bertanya kepada guru tentang kalimat yang memuat kata baru juga
merupakan strategi yang sering dipakai.
Temuan dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kategori strategi
penguatan, strategi memori merupakan strategi yang paling banyak digunakan,
diikuti oleh strategi kognitif dan metakognitif, dan kemudian strategi sosial (Tabel
7). Terdapat tiga strategi memori yang paling banyak dipakai oleh para pemelajar
bahasa yaitu mempelajari bunyi kata, mengelompokkan kata untuk dipelajari, dan
mempelajari ejaan kata. Sedangkan strategi kognitif yang paling banyak digunakan
adalah melakukan pengulangan dengan menulis (96,55%) dan melakukan pengulangan
secara lisan (94,82%). Sementara untuk strategi metakognitif, terus belajar dari waktu
ke waktu dan menggunakan media berbahasa Inggris merupakan dua strategi yang
paling banyak digunakan. Satu-satunya strategi sosial yang paling banyak dipakai
dalam kategori strategi penguatan adalah mempelajari dan melatih arti kata dalam
kelompok (93,10%).
Penelitian ini juga menemukan bahwa lima strategi yang paling sedikit digunakan
pada kelompok strategi penemuan berada pada kelompok strategi determinasi.
Kelima strategi tersebut adalah penggunaan kamus ekabahasa, penggunaan flash
card, menebak melalui konteks, memeriksa gambar, dan memeriksa persamaan
dengan bahasa Indonesia. Hasil penelitian juga bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Marin-Marin (2005) di mana pada penelitian tersebut
ditemukan bahwa strategi dengan menebak kata melalui konteks merupakan strategi
yang paling sering dipakai. Penulis berkesimpulan bahwa hal ini disebabkan karena
partisipan yang terlibat dalam penelitian Marin-Marin memiliki tingkat kemampuan
berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berbahasa
Inggris yang dimiliki oleh partisipan dalam penelitian ini.
Temuan lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa strategi memori
juga merupakan strategi yang paling sedikit digunakan pada kelompok strategi
penguatan. Bahkan dua strategi memori yaitu penggunaan metode Peg dan metode
Loci merupakan strategi yang tidak digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris. Hal
ini terjadi karena keberadaan kedua strategi ini tidak diketahui oleh para mahasiswa.
Tiga strategi memori yang lain, yaitu penggunaan skala untuk gradable adjective, peta
semantik, konfigurasi, kognat, dan fitur semantik juga minim digunakan oleh para
mahasiswa.

4. SIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi-strategi pemelajaran

34 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)


Dethan Erniani Ortalisje

kosakata bahasa Inggris yang digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris dan untuk
mengetahui strategi-strategi yang paling sering dan yang paling sedikit digunakan
oleh mereka. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hal sbeagai
berikut.
1. Para pemelajar bahasa Inggris menggunakan strategi dalam pemelajaran kosakata
mereka.
2. Strategi-strategi yang digunakan mencakup strategi penemuan dan strategi
penguatan.
3. Pada kelompok strategi penemuan, strategi yang paling banyak dipakai adalah
strategi sosial, sedangkan yang paling sedikit digunakan adalah strategi
determinasi.
4. Pada kelompok strategi penguatan, strategi memori merupakan strategi yang
paling sering digunakan, sekaligus merupakan strategi yang paling sedikit
dipakai.
5. Terdapat sejumlah strategi yang jarang dan bahkan tidak digunakan oleh para
pemelajar bahasa, seperti penggunaan metode Peg dan metode Loci.
Karena penelitian ini menemukan bahwa terdapat strategi-strategi tertentu
yang tidak digunakan oleh para pemelajar bahasa, penulis menyarankan agar para
pembelajar bahasa Inggris dapat melatih dan mengajarkan strategi-strategi dalam
pemelajaran kosakata kepada para pemelajar untuk menunjang pemelajaran kosakata
mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Nation (2001) yang menyatakan bahwa
terdapat sejumlah bukti konkret bahwa pemberian instruksi secara eksplisit dapat
memperbaiki pemahaman strategi para pemelajar. Selanjutnya, pemberian latihan
penggunaan strategi akan mengarah pada otonomi pemelajar. Hal ini membantu
mereka untuk memahami diri mereka sendiri dan menjadi bertanggung jawab terhadap
pemelajaran mereka. Walaupun penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang strategi pemelajaran kosakata kepada para pembelajar bahasa
Inggris di UKAW untuk mendesain tugas-tugas kosakata yang lebih efektif bagi para
pemelajar, masih tetap diperlukan penelitian-penelitian lanjutan dengan populasi
yang lebih besar untuk memperoleh penjelasan yang lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA
Amirian, S.M.R dan Heshmatifar, Z. 2013. A survey on language learning strategies: a
case of Iranian EFL University Students. Journal of Language Teaching and Research,
4 (3), 636-641.
Chamot, A. U. 1987. The Learning Strategies of ESL Students. New York: Prentice Hall
Chamot, A. U dan Kupper, L. 1989. Learning Strategies in Foreign Language Instruction.
Foreign Language Annals, 22(1), 13-22.

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1) 35


Strategi Pembelajaran ...

Cohen, A.D dan Aphek, E. 1981. Easifying Second Language Learning. Studies in Second
Language Acquisition 3 (2), 221-236.
Horwitz , E. K. 1988. The beliefs about language learning of beginning university
foreign language students. The Modern Language Journal 72, 283-294.
Marin-Marin, A. (2005). Extraversion and the Use of Vocabulary Learning Strategies
among University EFL students in Mexico. Thesis (Ph.D.), Dept. of Language and
Linguistics -- University of Essex
Nation, I.S.P. 1990. Teaching and Learning Vocabulary. New York: Newbury House.
Nation, I. S.P. 1994. The word on words: An interview with Paul Nation. The Language
Teacher 19 (2), 5-7.
Nation, I. S.P. 2001. Learning vocabulary in another language. Cambridge: Cambridge
University Press.
O’Malley., Chamot, A., Stewner-Manzanares., Kupper., Rocco P. Russo. 1985. Learning
Strategies Used by Beginning and Intermediate ESL Students. A journal of
research in Language Studies. 35, 21-66.
O’Malley dan Chamot, A.U (1990). Learning Strategies in Language Acquisition. New
York: Cambridge University Press.
Oxford, R., dan Crookall, D. 1989. Research on Language Learning Strategies: Methods,
Findings, and Instructional Issues. Modern Language Journal. 73, 404-419.
Oxford, R. 1990. Language Learning Strategies. What Every Teacher Should Know. Boston:
Heinle: Heinle Publisher.
Politzer, R.L dan McGroarty, M. 1985. An exploratory study of learning behaviours
and their relationship to gains in linguistic and communicative competence.
TESOL Querterly 19, 103-123.
Pressley, M., Levin ,J.R., dan Miller, G.E. 1982. The keyword method compared to
alternative vocabulary learning strategies. Contemporary Educational Psychology
7, 50-60.
Schmitt, N. 1997. Vocabulary Learning Strategies. Cambridge: Cambridge University
Press.
Schmitt, N. 2000. Vocabulary in Language Teaching. Cambridge. UK: Cambridge
University Press.
Wenden, A dan Rubin, J. 1987. Learner Strategies in Langauge Learning. New York:
Prentice Hall.

36 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (1)

Anda mungkin juga menyukai