Abstrak
Penelitian penelitian terdahulu menunjukkan bahwa strategi pemelajaran kosakata
yang digunakan oleh pemelajar turut mempengaruhi pemelajaran bahasa kedua.
Penelitian ini memiliki tiga pertanyaan: 1) Strategi pemelajaran kosakata apa saja yang
digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris? 2) Strategi pemelajaran kosakata apa
yang paling sering digunakan oleh pemelajar? dan 3) Strategi pemelajaran kosakata apa
yang paling sedikit dipakai oleh pemelajar? Penelitian ini melibatkan 58 mahasiswa
program studi pendidikan bahasa Inggris sebagai partisipan. Instrumen yang dipakai
adalah kuesioner yang diadaptasi dari taksonomi Schmitt (1997). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi pemelajaran kosakata bahasa Inggris yang digunakan
adalah strategi penemuan dan strategi konsolidasi. Dalam strategi penemuan yang
terbagi menjadi dua kategori, strategi sosial merupakan strategi yang paling sering
digunakan, sedangkan strategi determinasi merupakan strategi yang paling sedikit
dipakai. Sedangkan dalam strategi konsolidasi, kategori strategi memori merupakan
strategi yang paling sering sekaligus paling sedikit dipakai.
Kata-kata kunci: strategi pemelajaran, kosakata, bahasa Inggris
Abstract
Previous studies on second language learning have shown that vocabulary learning strategies
have a significant influence on the acquisition of vocabulary. This study has three research
questions: 1) What kinds of vocabulary learning strategies do English learners apply in
their learning?; 2) Which vocabulary learning strategies are the most frequently applied;
and 3) Which vocabulary learning strategies are the most frequently applied? It involved 58
English department students as the participants of the study, using a questionnaire adopted
from taxonomy of Schmitt (1997) as the instrument. The results showed that the vocabulary
learning strategies in use are discovery strategy and consolidation strategy. In the discovery
category, the most used strategy is social strategy, while the least used is determination
strategy, whereas memory strategy is both the most frequently and least frequently used
strategy in consolidation strategy.
1. PENDAHULUAN
Kosakata merupakan salah satu faktor penting dalam pemelajaran bahasa Inggris.
Dalam proses pemelajaran kosakata, seseorang tidak hanya perlu mengetahui makna
dari suatu kata tertentu, melainkan seluruh aspek dari kata tersebut juga perlu
untuk dipahami. Menurut Schmitt (1997), terdapat tujuh tingkatan pemahaman
kata: pengetahuan tentang frekuensi kata dalam bahasa, pengetahuan tentang
register kata, pengetahuan kolokasi, pengetahuan morfologi, pengetahuan semantik,
pengetahuan polisemi, dan pengetahuan tentang padanan kata dalam bahasa ibu.
Pada saat mempemelajari sebuah kata baru, beberapa pemelajar bahasa merasa sulit
untuk memilih sebuah kata dan ketika mereka bermaksud untuk mengekspresikan
sebuah makna, mereka juga mungkin merasa sulit untuk memilih kata yang tepat.
Seorang guru bahasa Inggris biasanya mengajar dengan menggunakan metode
pengajaran yang sama dalam sebuah ruang kelas. Tetapi pencapaian belajar
setiap pemelajar berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang berhasil dalam
proses pemerolehan bahasa Inggris, sementara ada juga yang megalami hambatan.
Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya perbedaan ini terletak pada strategi
pemelajaran. Ada strategi pemelajaran yang berguna bagi seseorang tetapi tidak
berhasil dipakai oleh yang lain dan sebaliknya. Menurut Wenden dan Rubin (1987),
pemelajar memiliki tingkatan keahlian belajar yang berbeda-beda dalam proses
pemelajaran bahasa. Ini berarti bahwa pemelajar bahasa perlu untuk menguasai
beberapa teknik pemelajaran agar pemelajaran bahasa kedua atau bahasa asing mereka
menjadi lebih efektif.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pemelajaran
merupakan salah satu faktor penting dalam pemerolehan bahasa kedua. Selain strategi
pemelajaran, unsur lain yang juga memiliki peranan yang krusial dalam pemelajaran
bahasa adalah motivasi, lingkungan belajar, kebutuhan belajar, dan kesadaran
berbahasa. Menurut Chamot dan Kupper (1989), strategi pemelajaran merupakan
teknik yang digunakan oleh para pemelajar untuk memahami, menyimpan, dan
mengingat informasi dan keahlian. Selain metode pengajaran, strategi belajar yang
dimiliki seseorang juga memiliki peranan yang penting dalam pemerolehan bahasa
kedua. Strategi pemelajaran membantu kemandirian dan menghasilkan sebuah
proses pemelajaran yang lebih efektif.
Survei ini dimotivasi oleh kesadaran bahwa salah satu faktor terpenting
dalam proses pemelajaran bahasa asing adalah penguasaan kosakata. Hal ini
disebabkan karena kemampuan kosakata yang kurang akan berakibat pada kesulitan
dalam pemelajaran bahasa asing. Sebagai pengajar bahasa Inggris, penulis sering
menjumpai kenyataan bahwa para mahasiswa memiliki tingkat kemampuan
penguasaan kosakata yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penulis menganggap
perlu untuk melakukan survei tentang bagaimana strategi yang dipakai oleh
mahasiswa program studi bahasa Inggris dalam mempemelajari kosakata. Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) jenis-jenis strategi pemelajaran
kosakata apa saja yang digunakan oleh mahasiswa program studi pendidikan bahasa
Inggris dalam belajar bahasa Inggris?; (2) jenis strategi pemelajaran kosakata apa yang
paling dominan digunakan oleh para mahasiswa?; dan (3) jenis strategi pemelajaran
kosakata apa yang paling sedikit digunakan oleh para mahasiswa?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: jenis-jenis strategi pemelajaran
kosakata yang digunakan oleh mahasiswa program studi bahasa Inggris dalam
belajar bahasa Inggris, jenis strategi pemelajaran kosakata yang paling dominan, dan
yang paling sedikit digunakan oleh para mahasiswa.
Penelitian ini melibatkan 58 mahasiswa semester tiga, lima dan tujuh
Program Studi P e n d i d i k a n Bahasa Inggris pada Universitas Kristen Artha
Wacana (UKAW). Kelima puluh d e l a p a n mahasiswa ini dipilih secara acak. Usia
partisipan berkisar dari 19 tahun hingga 25 tahun. Informasi demografi partisipan
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Gambaran partisipan
Kategori Jumlah
Laki laki 19
Jenis Kelamin Perempuan 39
Jumlah 58
Tiga 23
Lima 20
Semester
Tujuh 15
Jumlah 58
2. KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Kosakata
Secara umum, kosakata merupakan daftar kata-kata, termasuk penjelasan
tentang makna kata-kata tersebut. Menurut Schmitt (2000), untuk dapat memahami
sebuah kata, kita tidak hanya perlu mempemelajari makna kata tetapi kita juga perlu
untuk memahami register, asosiasi, kolokasi, pola-pola gramatikal, bentuk tulis dan
lisan, serta frekuensi penggunaan kata tersebut. Semuanya itu disebut pengetahuan
kata.
Bagi banyak pemelajar bahasa, penguasaan makna kata dianggap sebagai
penguasaan definisi kata yang ada di dalam kamus. Menurut Schmitt (2000), makna
kata mencakup hubungan antara kata dengan referennya yang bisa berupa manusia,
benda, tindakan, dan situasi. Makna kata dalam kamus merupakan unsur makna
dasar. Sebuah kata bisa memiliki makna yang berbeda pada konteks yang berbeda.
Misalnya, makna dasar kata pet dalam bahasa Inggris adalah ‘binatang peliharaan’.
Tetapi dalam situasi informal, pet dipakai untuk mengacu pada ‘orang yang kita sukai’.
kata juga dianggap perlu. Menurut Nation (1994), siswa perlu diajarkan tentang
penggunaan strategi belajar kosakata apabila berhubungan dengan kata-kata yang
jarang muncul. Nation menyarankan untuk mengajarkan tiga strategi untuk kata-
kata yang jarang muncul yakni: menerka melalui konteks, menggunakan teknik-
teknik memori (mnemonic), dan bagian-bagian kata.
3. PEMBAHASAN
Secara umum, Schmitt (1997) membagi strategi pemelajaran kosakata menjadi dua
kelompok yaitu strategi penemuan (discovery) dan strategi penguatan (konsolidasi).
Untuk memperoleh data tentang kedua kelompok strategi pemelajaran kosakata
yang digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris, peneliti menggunakan sebuah
kuesioner tentang strategi pemelajaran kosakata seperti yang dikembangkan oleh
Schmitt (1997). Adapun gambaran umum tentang kuesioner yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Dari Tabel 4 di atas dapat kita lihat bahwa dalam pemelajaran kosakata bahasa
Inggris, strategi sosial yang dipakai oleh para pemelajar adalah mempelajari dan
melatih kata dalam kelompok (93,10%), meminta guru untuk memeriksa akurasi kata
(55,17%), dan berinteraksi dengan penutur jati (native speaker) (67,24%). Sedangkan
pada kelompok kognitif, para pemelajar menggunakan sembilan strategi. Para
mahasiswa juga menggunakan lima strategi dalam kelompok strategi metakognitif,
yaitu menggunakan media berbahasa Inggris seperti lagu, film, dan berita; menguji
diri sendiri dengan melakukan tes kosakata; menggunakan latihan gap kata; melewati
kata baru; dan terus belajar dari waktu ke waktu.
Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan strategi pemelajaran kosakata yang
paling sering digunakan oleh para mahasiswa berdasarkan hasil analisa data yang
diperoleh melalui kuesioner.
Tabel 6. Strategi Penemuan yang Sering Dipakai N= 58
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada saat para pemelajar bahasa Inggris
menggunakan strategi penemuan untuk memperoleh makna sebuah kata, maka
strategi yang paling sering dipakai adalah strategi sosial dengan menemukan arti kata
baru melalui aktivitas kerja kelompok (94,82%), diikuti oleh strategi determinasi yang
menggunakan kamus dwibahasa (93,10%), strategi sosial dengan menanyakan arti
kepada teman (91,37%) dan bertanya pada guru tentang kalimat yang memuat kata
baru, serta strategi determinasi dengan menganalisa kelas kata (86,20%).
Selain menggunakan strategi penemuan dalam pemelajaran kosakata bahasa
Inggris mereka, para pemelajar juga menggunakan strategi penguatan. Terdapat empat
jenis strategi yang dapat dikelompokkan dalam strategi penguatan ini yakni strategi
sosial, memori, kognitif, dan metakognitif. Berdasarkan penemuan dalam penelitian
ini, diketahui bahwa strategi yang paling banyak digunakan oleh para mahasiswa
dalam kategori strategi penguatan adalah mempelajari bunyi kata (MEM). Strategi
ini digunakan oleh 98,27% partisipan dalam penelitian ini. Pada tempat yang kedua,
para pemelajar melakukan pengulangan dengan menulis (KOG) dan terus belajar dari
waktu ke waktu (MET) dengan jumlah partisipan yang menggunakan kedua strategi
ini sebanyak 96,55%. Berikutnya terdapat tiga strategi berbeda yang menduduki
tempat ketiga pada kelompok strategi penguatan yang paling sering dipakai. Ketiga
strategi tersebut adalah melakukan pengulangan secara lisan (KOG), menggunakan
media bahasa Inggris seperti lagu, film, dan berita (MET), dan mengelompokkan kata
untuk dipelajari (MEM). Partisipan yang menggunakan ketiga strategi ini adalah
sebanyak 94,82%. Mempemelajari dan melatih arti kata dalam kelompok (SOS) juga
menjadi salah satu strategi yang sering digunakan dengan persentase penggunaannya
sebanyak 93,10%. Strategi penguatan yang menduduki tempat kelima sebagai strategi
terbanyak yang dipakai adalah mempelajari ejaan kata (MEM). Sebanyak 53 paritisipan
(91,37%) dari total partisipan dalam penelitian ini juga mempelajari ejaan kata sebagai
salah satu strategi memori (MEM).
yang paling sedikit digunakan adalah strategi determinasi. Strategi yang paling
sedikit digunakan adalah menggunakan kamus ekabahasa dengan jumlah pengguna
19 partisipan (32,75%). Pengunaan flash card juga merupakan salah satu strategi yang
minim dipakai dengan persentase penggunaan sebanyak 39,65%. Para pemelajar juga
menggunakan strategi menebak melalui konteks di mana terdapat 51,72% mahasiswa
yang memakai strategi ini. Dua strategi lainnya yaitu memeriksa gambar atau gestur
dan memeriksa persamaan dengan bahasa Indonesia juga diketahui kurang digunakan
dengan persentase pemakai sebanyak 53,44% dan 60,34% secara berturut-turut.
Pada kategori strategi penguatan, strategi-strategi yang berhubungan dengan
strategi memori merupakan strategi yang paling jarang digunakan oleh para
mahasiswa. Tabel 9 menunjukkan bahwa metode Peg dan metode Loci merupakan
strategi memori yang sama sekali tidak digunakan oleh partisipan dengan jumlah
pemakai 0%. Penggunaan skala untuk gradable adjective menempati urutan kedua
(24,13%) sebagai strategi yang paling sedikit dimanfaatkan oleh pemelajar bahasa,
diikuti oleh penggunaan peta semantik (25,86%). Dua strategi memori lainnya yaitu
penggunaan konfigurasi dan penggunaan kognat menempati urutan keempat sebagai
strategi yang paling sedikit dipakai (34,48%). Sedangkan melewati kata baru (MET)
adalah strategi kelima yang jarang dipakai oleh para pemelajar (37,93%) seperti halnya
dengan strategi yang menggunakan fitur semantik (MEM).
mahasiswa di UKAW, para dosen masih sering dianggap sebagai sumber ilmu yang
selalu dapat memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh mahasiswa sehingga strategi
sosial seperti bertanya kepada guru tentang kalimat yang memuat kata baru juga
merupakan strategi yang sering dipakai.
Temuan dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kategori strategi
penguatan, strategi memori merupakan strategi yang paling banyak digunakan,
diikuti oleh strategi kognitif dan metakognitif, dan kemudian strategi sosial (Tabel
7). Terdapat tiga strategi memori yang paling banyak dipakai oleh para pemelajar
bahasa yaitu mempelajari bunyi kata, mengelompokkan kata untuk dipelajari, dan
mempelajari ejaan kata. Sedangkan strategi kognitif yang paling banyak digunakan
adalah melakukan pengulangan dengan menulis (96,55%) dan melakukan pengulangan
secara lisan (94,82%). Sementara untuk strategi metakognitif, terus belajar dari waktu
ke waktu dan menggunakan media berbahasa Inggris merupakan dua strategi yang
paling banyak digunakan. Satu-satunya strategi sosial yang paling banyak dipakai
dalam kategori strategi penguatan adalah mempelajari dan melatih arti kata dalam
kelompok (93,10%).
Penelitian ini juga menemukan bahwa lima strategi yang paling sedikit digunakan
pada kelompok strategi penemuan berada pada kelompok strategi determinasi.
Kelima strategi tersebut adalah penggunaan kamus ekabahasa, penggunaan flash
card, menebak melalui konteks, memeriksa gambar, dan memeriksa persamaan
dengan bahasa Indonesia. Hasil penelitian juga bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Marin-Marin (2005) di mana pada penelitian tersebut
ditemukan bahwa strategi dengan menebak kata melalui konteks merupakan strategi
yang paling sering dipakai. Penulis berkesimpulan bahwa hal ini disebabkan karena
partisipan yang terlibat dalam penelitian Marin-Marin memiliki tingkat kemampuan
berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berbahasa
Inggris yang dimiliki oleh partisipan dalam penelitian ini.
Temuan lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa strategi memori
juga merupakan strategi yang paling sedikit digunakan pada kelompok strategi
penguatan. Bahkan dua strategi memori yaitu penggunaan metode Peg dan metode
Loci merupakan strategi yang tidak digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris. Hal
ini terjadi karena keberadaan kedua strategi ini tidak diketahui oleh para mahasiswa.
Tiga strategi memori yang lain, yaitu penggunaan skala untuk gradable adjective, peta
semantik, konfigurasi, kognat, dan fitur semantik juga minim digunakan oleh para
mahasiswa.
4. SIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi-strategi pemelajaran
kosakata bahasa Inggris yang digunakan oleh para pemelajar bahasa Inggris dan untuk
mengetahui strategi-strategi yang paling sering dan yang paling sedikit digunakan
oleh mereka. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hal sbeagai
berikut.
1. Para pemelajar bahasa Inggris menggunakan strategi dalam pemelajaran kosakata
mereka.
2. Strategi-strategi yang digunakan mencakup strategi penemuan dan strategi
penguatan.
3. Pada kelompok strategi penemuan, strategi yang paling banyak dipakai adalah
strategi sosial, sedangkan yang paling sedikit digunakan adalah strategi
determinasi.
4. Pada kelompok strategi penguatan, strategi memori merupakan strategi yang
paling sering digunakan, sekaligus merupakan strategi yang paling sedikit
dipakai.
5. Terdapat sejumlah strategi yang jarang dan bahkan tidak digunakan oleh para
pemelajar bahasa, seperti penggunaan metode Peg dan metode Loci.
Karena penelitian ini menemukan bahwa terdapat strategi-strategi tertentu
yang tidak digunakan oleh para pemelajar bahasa, penulis menyarankan agar para
pembelajar bahasa Inggris dapat melatih dan mengajarkan strategi-strategi dalam
pemelajaran kosakata kepada para pemelajar untuk menunjang pemelajaran kosakata
mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Nation (2001) yang menyatakan bahwa
terdapat sejumlah bukti konkret bahwa pemberian instruksi secara eksplisit dapat
memperbaiki pemahaman strategi para pemelajar. Selanjutnya, pemberian latihan
penggunaan strategi akan mengarah pada otonomi pemelajar. Hal ini membantu
mereka untuk memahami diri mereka sendiri dan menjadi bertanggung jawab terhadap
pemelajaran mereka. Walaupun penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang strategi pemelajaran kosakata kepada para pembelajar bahasa
Inggris di UKAW untuk mendesain tugas-tugas kosakata yang lebih efektif bagi para
pemelajar, masih tetap diperlukan penelitian-penelitian lanjutan dengan populasi
yang lebih besar untuk memperoleh penjelasan yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Amirian, S.M.R dan Heshmatifar, Z. 2013. A survey on language learning strategies: a
case of Iranian EFL University Students. Journal of Language Teaching and Research,
4 (3), 636-641.
Chamot, A. U. 1987. The Learning Strategies of ESL Students. New York: Prentice Hall
Chamot, A. U dan Kupper, L. 1989. Learning Strategies in Foreign Language Instruction.
Foreign Language Annals, 22(1), 13-22.
Cohen, A.D dan Aphek, E. 1981. Easifying Second Language Learning. Studies in Second
Language Acquisition 3 (2), 221-236.
Horwitz , E. K. 1988. The beliefs about language learning of beginning university
foreign language students. The Modern Language Journal 72, 283-294.
Marin-Marin, A. (2005). Extraversion and the Use of Vocabulary Learning Strategies
among University EFL students in Mexico. Thesis (Ph.D.), Dept. of Language and
Linguistics -- University of Essex
Nation, I.S.P. 1990. Teaching and Learning Vocabulary. New York: Newbury House.
Nation, I. S.P. 1994. The word on words: An interview with Paul Nation. The Language
Teacher 19 (2), 5-7.
Nation, I. S.P. 2001. Learning vocabulary in another language. Cambridge: Cambridge
University Press.
O’Malley., Chamot, A., Stewner-Manzanares., Kupper., Rocco P. Russo. 1985. Learning
Strategies Used by Beginning and Intermediate ESL Students. A journal of
research in Language Studies. 35, 21-66.
O’Malley dan Chamot, A.U (1990). Learning Strategies in Language Acquisition. New
York: Cambridge University Press.
Oxford, R., dan Crookall, D. 1989. Research on Language Learning Strategies: Methods,
Findings, and Instructional Issues. Modern Language Journal. 73, 404-419.
Oxford, R. 1990. Language Learning Strategies. What Every Teacher Should Know. Boston:
Heinle: Heinle Publisher.
Politzer, R.L dan McGroarty, M. 1985. An exploratory study of learning behaviours
and their relationship to gains in linguistic and communicative competence.
TESOL Querterly 19, 103-123.
Pressley, M., Levin ,J.R., dan Miller, G.E. 1982. The keyword method compared to
alternative vocabulary learning strategies. Contemporary Educational Psychology
7, 50-60.
Schmitt, N. 1997. Vocabulary Learning Strategies. Cambridge: Cambridge University
Press.
Schmitt, N. 2000. Vocabulary in Language Teaching. Cambridge. UK: Cambridge
University Press.
Wenden, A dan Rubin, J. 1987. Learner Strategies in Langauge Learning. New York:
Prentice Hall.