Anda di halaman 1dari 11

Perizinan Penyaluran Alat Kesehatan di Republik Indonesia

Kgs.Ilham Akbar
02011281722112
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus Indralaya

ABSTRAK
Dalam hal perizinan tentunya akan banyak sekali materi muatan didalamnya. Pada artikel
hukum yang saya tulis kali ini maka saya akan membahas tentang perizinan dalam praktik
penyaluran alat kesehatan di Indonesia. Perusahaan ataupun pedagang mikro penyedia alat
kesehatan tentunya merupakan mitra terpenting bagi pemerintah Indonesia dari pihak
swasta agar dapat memenuhi kebutuhan alat-alat kesehatan yang ada di Republik
Indonesia. Dalam hal ini pihak pemerintah adalah Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia selaku pembuat aturan peredaran alat Kesehatan di Indonesia.
Tentunya dalam praktik penyaluran tersebut telah ada peraturan yang mengatur perihal
perizinan atas peredaran alat-alat kesehatan di Indonesia melalui :

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan


Permenkes RI No. 1191/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan
(PAK).
Kata kunci : Alat Kesehatan,Izin,Izin Penyalur Alat Kesehatan,PAK,
Kementerian Kesehatan
1.1Latar Belakang
Tujuan dari penulisan ini agar pembaca dapat mengetahui prosedur dan bertujuan
juga agar masyarakat umum dan khususnya mahasiswa dan pihak-pihak yang
terlibat dalam peredaran alat kesehatan dapat mengetahui langkah-langkah dalam
mengurus perizinan perusahaan penyedia alat-alat kesehatan sehingga dapat
menambah wawasan seputar regulasi hukum yang berlaku di Indonesia.
Sebagaimana yang telah diatur Permenkes RI No. 1191/Menkes/Per/VIII/2010
tentang Penyaluran Alat Kesehatan (PAK). Disebabkan pula karena maraknya
orang-orang awam yang turut memperjual-belikan Alat-alat kesehatan tanpa
mendapatkan izin dari pihak terkait yakni Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia sehingga membuat usaha mereka kerap kali harus berhadapan dengan
sanksi hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
1.2 Pembahasan
Sebelum penulis membahas lebih lanjut maka penulis akan mensajikan pengertian
dari perizinan itu sendiri.
Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan
tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin ialah salah satu
instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi, untuk
mengemudikan tingkah laku para warga.1
Selain itu izin juga dapat diartikan
sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan. Terdapat juga
pengertian izin dalam arti sempit maupun luas :2
a) Izin dalam arti luas yaitu semua yang menimbulkan akibat kurang lebih
sama, yakni bahwa dalam bentuk tertentu diberi perkenaan untuk melakukan
sesuatu yang mesti dilarang.
b) Izin dalam arti sempit yaitu suatu tindakan dilarang, terkecuali
diperkenankan, dengan tujuan agar ketentuan-ketentuan yang disangkutkan
dengan perkenaan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap
kasus.

Adapaun menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 Pasal 1 :
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh.
2. Penyalur Alat Kesehatan, yang selanjutnya disingkat PAK adalah perusahaan
berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-

1
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya: Yuridika, 1993, hlm.2.
2
Ibid., hlm. 2-3.
undangan.
3. Cabang Penyalur Alat Kesehatan, yang selanjutnya disebut Cabang PAK
adalah unit usaha dari penyalur alat kesehatan yang telah memiliki pengakuan
untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat
kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Toko alat kesehatan adalah unit usaha yang diselenggarakan oleh perorangan
atau badan untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran
alat kesehatan tertentu secara eceran sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDAKB
adalah pedoman yang digunakan dalam rangkaian kegiatan distribusi dan
pengendalian mutu yang bertujuan untuk menjamin agar produk alat
kesehatan yang didistribusikan senantiasa memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sesuai tujuan penggunaannya.
6. Pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum Indonesia yang
memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas
(daftar W) untuk dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana
tercantum dalam surat izin.
7. Sertifikat pemberitahuan ekspor (certificate of exportation) adalah surat
keterangan yang dikeluarkan khusus untuk ekspor.
8. Sertifikat bebas jual (certificate of free sale) adalah surat keterangan yang
dikeluarkan oleh instansi berwenang dari negara asal produk dijual yang
menerangkan bahwa suatu produk alat kesehatan sudah mendapatkan izin
edar atau sudah bebas jual di negara tersebut.
9. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang
tugas dan tanggung jawabnya di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
Tujuan dari diwajibkannya perusahaan alkes memiliki IPAK adalah dalam melakukan
proses pendistribusian alat kesehatan agar sesuai dengan pedoman. Hal ini untuk
menjaga keamanan, mutu dan manfaat (safety, quality, and efficacy) alat kesehatan
impor maupun dalam negeri yang beredar di Indonesia sepanjang rantai distribusi.

Banyaknya alat kesehatan sendiri seringkali manjadikan produk-produk alkes cukup banyak
yang kurang/tidak dipahami oleh pihak-pihak yang tidak bergerak di bidang kesehatan
bahkan mungkin di kalangan kesehatan sendiri. Oleh karenanya, produk alkes harus masuk
ke dalam Farmakope Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia dan Formularium Nasional atau
Suplemennya.

Pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa Penyaluran alat kesehatan hanya dapat


dilakukan oleh perusahaan PAK, Cabang PAK, dan toko alat kesehatan. Dan pada
ayat 2 selain penyalur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), alat kesehatan tertentu
dalam jumlah terbatas dapat disalurkan oleh apotek dan pedagang eceran obat.

Berdasarkan kemampuan dari sarana distribusi alat kesehatan, Izin Penyalur Alat
Kesehatan (IPAK) dikelompokan menjadi 5 (lima) macam yaitu:
1.Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi
2.Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi
3.Alat Kesehatan Non Elektromedik Steril
4.Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril
5.Produk Diagnostik Invitro

 Perizinan  PAK

 Setiap PAK dapat mendirikan cabang PAK di seluruh wilayah Republik Indonesia
(RI).
 Perusahaan yang memproduksi alat kesehatan dalam negeri pemilik izin edar yang
akan menyalurkan alat kesehatan produksi sendiri harus memiliki Izin PAK. IPAK tersebut
diberikan oleh Direktur Jenderal
 Pedagang besar farmasi yang akan melakukan usaha sebagai PAK harus memiliki izin
PAK.
 Setiap perusahaan Penyalur Alat Kesehatan (PAK), Cabang PAK, dan toko alat
kesehatan wajib memiliki izin. Izin Cabang PAK diberikan oleh kepala Dinas kesehatan
provinsi.
 Cara Mendapatkan Izin PAK
Adapun persyaratan Admistrasi yang harus dipenuhi adalah sebagi berikut :

 persyaratan administrasi yang harus dipenuhi :

1 Fotocopy dari akte notaris, domisili, SK kehakiman, TDP, SIUP, serta NPWP.
2 Fotocopy dari UUG/HO.
3 Fotocopy dari surat perjanjian untuk sewa menyewa atau PBB.
4 Fotocopy dari ijazah serta sertifikat keahlian dari penanggung jawab teknis (tenaga
kesehatan atau juga tenaga lainnya yang memiliki sertifikat keahilan sesuai dengan alat
kesehatan yang dijual).
5 Fotocopy dari ijazah teknisi elektromedik.
6 Surat perijinan dari kerjasama penanggung jawab teknis beserta pimpinan atau direktur
dari perusahaan.
7 Daftar brosur atau katalog dari alat kesehatan yang disalurkan.
8 Surat penunjuk untuk agent tunggal yang berasal dari principle di luar negeri dimana
telah disahkan KBRI setempat atau juga penunjukan yang berasal dari pabrik yang ada di
dalam negeri dengan melampirkan fotocopy dari izin produksi Alat kesehatan (bila
menjadi agent tunggal).
9 Peralatan bengkel atau workshop yang khusus untuk alat kesehatan elektromedik.
10 Surat pernyataan garansi purnal jual yang berasal dari perusahaan berkaitan.
11 Status gedung, dengan melampirkan sertifikat atau akte jual atau IMB.3

Setelah ada syarat Admistrasi terpenuhi lalu adalagi Persyaratan dan Tata Cara
Mengajukan Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

1.Perusahaan telah berbentuk badan hukum dan telah memperoleh izin usaha sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pastikan perusahaan telah memiliki Nomor Induk
Berusaha (NIB);
2.Memiliki penanggung jawab tenaga teknis yang bekerja penuh, dengan pendidikan yang
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku;
3.Memiliki sarana dan prasarana berupa ruangan dan perlengkapan lainnya yang memadai
untuk kantor administrasi dan gudang dengan status milik sendiri, kontrak atau sewa paling
singkat 2 (dua) tahun;
4.Memiliki bengkel/workshop atau bekerja sama dengan perusahaan lain dalam
melaksanakan jaminan purna jual, untuk perusahaan yang mendistribusikan alat kesehatan
yang memerlukannya;
5.Memenuhi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB)
Untuk dapat diberikan izin PAK, pemohon harus mengikuti tata cara sebagai
berikut:

 Pemohon harus mendaftarkan perusahaan untuk mendapatkan USER ID dan


PASSWORD melalui registrasi online pada Aplikasi Registrasi Alat Kesehatan dan PKRT
Online di http://www.regalkes.depkes.go.id. Sistem ini dibangun untuk memfasilitasi layanan
publik dalam proses perizinan yang menerbitkan Sertifikat Produksi Alkes dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Izin Penyalur Alat Kesehatan (Izin PAK) juga untuk Izin
Edar Produk Alat Kesehatan dan PKRT.
 Pemohon harus mengisi semua persyaratan secara lengkap melalui registrasi online. 

3
https://dunianotaris.com/mengurus-surat-izin-penyalur-alat-kesehatan.php
 Pemohon yang melakukan proses perizinan di Unit Layanan  Terpadu harus
membawa Kartu Pengenal (ID Card) dari Dit. Bina Prodis Alkes atau surat kuasa dari
perusahaan.4
 Masa Berlaku Izin PAK

Izin PAK baik baru maupun perubahan data berlaku selama memenuhi
persyaratan :

1. Melaksanakan ketentuan CDAKB;


2. Perusahaan masih aktif melakukan kegiatan usaha.
3. Direktur Jenderal melakukan audit menyeluruh terhadap PAK paling lama setiap 5
(lima) tahun sekali sesuai dengan CDAKB
Sarana distribusi alat kesehatan yang baik harus memiliki struktur organisasi, yang
terdiri dari sekurang-kurangnya Direktur, Penanggung-jawab Teknis, Petugas
Gudang, dan teknisi.

1. Harus ada kebijakan yang diterbitkan oleh pimpinan organisasi dari sarana
distribusi alat kesehatan antara lain:
 Pernyataan untuk standar kegiatan organisasi
 Praktek organisasi yang profesional
 Tujuan organisasi, produk yang didistribusikan sesuai dengan persyaratan selama
proses distribusi sampai ke pelanggan/konsumen.
2. Tersedia buku panduan yang berisi
 Profil organisasi
 Struktur organisasi
 Tugas pokok masing-masing personel
 Rencana mutu
3. Tersedia Prosedur Tetap ( protap) tiap tahap kegiatan yang diperlukan organisasi
untuk menjamin perencanaan, pengoperasian dan pengendalian proses distribusi
secara efektif.

4. Prosedur tertulis yang berupa instruksi kerja untuk masing-masing kegiatan

5. Catatan kerja

6. Dokumen lain yang spesifik untuk masing-masing alat kesehatan


Dokumen dikomunikasikan kepada, dimengerti oleh, tersedia bagi dan diterapkan
oleh semua personel yang terkait. 

4
https://www.pengadaan.web.id/2019/03/ipak-izin-penyalur-alat-kesehatan.html?m=1
 Pencabutan Izin PAK
Menurut ketentuan yang berlaku pada Permenkes RI No.
1191/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan (PAK) yakni pada
Pasal 17 :
(1) Izin PAK dapat dicabut apabila:
a. PAK mendistribusikan produk yang tidak memiliki izin edar atau tidak
sesuai dengan klaim yang disetujui pada waktu mendapatkan izin edar;
b. PAK dengan sengaja menyalahi jaminan pelayanan purna jual;
c. berdasarkan hasil pemeriksaan setempat sudah tidak memenuhi lagi
persyaratan sarana dan prasarana.

(2) Pencabutan izin PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh 5
Direktur Jenderal dengan menggunakan contoh Formulir 7 sebagaimana
Terlampir
 Sanksi Pidana
Tentunya jika suatu perusahaa tidak memiliki izin edar ataupun yang dijual tidak
sesuai standar maka akan dikenakan sanksi pidana.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pasal 196
menyebutkan bahwa “setiap orang yang dengan sengaja memproduksi
atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar dan/atau syarat keamanan, khasiat atau
kemanfaatan, dan mutu dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
tahun dan denda paling banyak satu miliar rupiah.” Sedangkan, dalam
Pasal 197 berbunyi “Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi
atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak
memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling
banyak satu miliar lima ratus juta rupiah.” 6

2.1 Kesimpulan
Penyalur Alat Kesehatan di Indonesia merupakan peranan terpenting
yang turut mengikuti perkembangan didalam dunia kesehatan di
Indonesia sehingga digunakanlah standar yang baik dari pembuat regulasi

5
https://www.pengadaan.web.id/2019/03/ipak-izin-penyalur-alat-kesehatan.html?m=1

6
https://kliklegal.com/ini-sejumlah-regulasi-penting-yang-mengatur-pengawasan-alat-kesehatan-di-indonesia/
yakni Kementerian Kesehatan agar dapat mewujudkan tujuan kesehatan
yang tertulis didalam Undamg-Undamg Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan tepatnya pasal 3 yang berbunyi :
“Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.”
Melalui http://www.regalkes.depkes.go.id. Sistem ini dibangun untuk memfasilitasi layanan
publik dalam proses perizinan yang menerbitkan Sertifikat Produksi Alkes dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Izin Penyalur Alat Kesehatan (Izin PAK) juga untuk Izin
Edar Produk Alat Kesehatan dan PKRT. Tentunya juga akan mempermudah proses
pengurusan izin diera modern.
Dengan berdedarnya alat kesehatan yang memiliki standar perizinan oleh
penyedia/perusahaan yang memiliki standar yang baik sesuai dengan
peraturan yang berlaku maka tentunya akan berdampak positif bagi
perkembangan perekonomian masyarakat dalam dunia kesehatan dan
berdampak positif pula bagi pelayanan kesehatan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Pedoman Penerapan
Formularium Nasional, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Jakarta.

Mahfudhoh S. and Rohmah T.N., 2015, Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan


Penulisan Resep Sesuai Formularium, Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, Vol. 3, No. 1 Januari – Juni 2015, 21 – 30.
https://www.dunianotaris.com

https://www.pengadaan.web.id/2019/03/ipak-izin-penyalur-alat-kesehatan.html?m=1

https://kliklegal.com/ini-sejumlah-regulasi-penting-yang-mengatur-pengawasan-alat-
kesehatan-di-indonesia/

http://digilib.unila.ac.id/8760/13/BAB%20II.pdf
Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In
Decision Making, Kader Bangsa Law Review,
http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr , https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In
Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology
(IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_
10_08_018.pdf , https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-
pp--nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap Tindakan
Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah Di
Indonesia, Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum,
http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin
Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala
man%20%201-21 , https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE
K_JERA_Oleh  , https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,
https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia, Researchgate,
https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_
UNTUK_INDONESIA_1, https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Anda mungkin juga menyukai