Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Penggunaan media elektronik pada abad ke-21 telah meningkat secara drastis.
Pada abad ke-21, kehidupan sehari-hari dan budaya telah terkait dengan penggunaan
media elektronik dan media massa. Salah satu kekhawatiran yang dapat ditemukan
dalam penggunaan media elektronik dan aksesibilitas terhadap media-media tersebut
yang mudah dapat adalah dampaknya terhadap perkembangan anak apabila terpapar
terhadap media elektronik tersebut. 1, 2
Sekitar 80% seluruh anak pra-remaja dan remaja di Amerika Serikat memiliki
satu atau lebih perangkat media elektronik (seperti smartphone, telefon genggam, dan
lainnya). Selain memiliki akses yang lebih banyak untuk perangkat elektronik, anak-
anak dan para remaja mulai menggunakannya dengan durasi yang lebih lama. Menurut
survei oleh Kaiser Family Foundation di Amerika Serikat, ditemukan bahwa anak-anak
berusia 8 – 18 tahun menggunakan media elektronik rata-rata selama 6 jam dan 21
menit setiap hari. Angka tersebut merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan oleh
karena rekomendasi dari American Academy of Pediatrics yang memberikan
rekomendasi untuk menurunkan durasi konsumsi media elektronik di bawah 2 jam
sehari.3, 4
Khusus untuk media elektronik portabel (smartphone, tablet, dan telepon
genggam), peningkatan yang signifikan dalam jumlah anak yang memiliki alat-alat
tersebut dapat ditemukan di banyak negara. Pada Jerman, ditemukan prevalensi
penggunaan yang meningkat, dari 25% remaja pada tahun 2011 menjadi 70% remaja
pada tahun 2013. Di seluruh dunia, lebih dari 60% keluarga dengan anak kecil memiliki
smartphone dan 40% memiliki tablet. Di Hong Kong, dapat ditemukan lebih dari
90%.untuk tingkat penggunaan smartphone pada kalangan anak usia sekolah dasar dan
sekolah menengah.5
Anak-anak senantiasa bertumbuh dan berkembang, di mana pada abad ke-21 ini
mulai mengalami perubahan dari interaksi dengan teman sebaya menjadi lebih dominan
interaksi terhadap media elektronik. Meskipun media elektronik berkontribusi
signifikan terhadap kemajuan peradaban selama abad ke-21, dampaknya terhadap anak-
anak dan remaja dapat bersifat signifikan, baik secara fisik maupun mental.6, 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dampak negatif secara fisik bagi paparan media elektronik yang awal pada anak
dapat dilihat dari berbagai aspek. Menurut penelitian oleh IDEFICS (Identification and
Prevention of Dietary and Lifestyle-INduced Health Effects in Children and Infants),
ditemukan terdapat asosiasi yang positif antara penggunaan media elektronik dengan
durasi yang lama dengan skor kesehatan yang lebih rendah, dengan likelihood ration 1.2
– 2.0 untuk peningkatan masalah emosi dan hubungan dengan keluarga yang lebih
buruk untuk setiap jam waktu yang digunakan untuk memakai media elektronik.1
Penelitian lainnya, yang terkait dengan tingkat kesehatan fisik yang lebih rendah,
menemukan tingkat obesitas yang lebih tinggi dibandingkan 30 tahun yang lalu. Pada
tahun 2012, menurut data dari National Center for Health Services (NCHS)
menemukan bahwa dalam 30 tahun terakhir, tingkat obesitas pada anak berusia 6 – 11
tahun meningkat dari 7% menjadi 18% dan tingkat obesitas pada anak berusia 12 – 19
tahun meningkat dari 5% menjadi 18%. Mengenai obesitas, terdapat beberapa penelitian
yang menemukan asosiasi positif terhadap tingkat obesitas dan penurunan durasi
aktivitas fisik dengan durasi penggunaan media elektronik. Hal tersebut tidak hanya
terkait dengan jumlah jam yang digunakan dalam konsumsi media elektronik tersebut,
oleh karena sebuah ulasan oleh Martin pada tahun 2011 menemukan bahwa durasi
konsumsi media elektronik yang lebih rendah tidak terkait dengan durasi aktivitas fisik
yang lebih tinggi.4
Anak-anak, yang dalam masa perkembangan dan mampu menirukan perilaku yang
mereka lihat, dapat menirukan beberapa perilaku yang agresif yang ditampilkan pada
media elektronik. Selain anak mampu melakukan imitasi, terdapat beberapa konten
yang mampu menjadi faktor risiko untuk terbentuknya gangguan emosional pada anak.
Paparan terhadap kekerasan oleh media elektronik dapat menyebabkan meningkatnya
kecenderungan anak untuk melakukan perilaku agresif. Penelitian oleh Ray dkk
menemukan bahwa paparan terhadap kekerasan melalui media elektronik dapat
mengakibatkan menurunkan performa akademik dan memberikan dampak negatif
terhadap adaptasi psikososial. Primack dkk menemukan bahwa penggunaan televisi
yang berlebihan juga merupakan faktor risiko untuk terjadinya depresi pada usia dewasa
muda. Menonton televisi umumnya memiliki asosiasi positif dengan terbentuknya
gangguan pemusatan perhatian pada anak-anak.3
Konsumsi media elektronik yang berlebihan dapat menyita waktu yang diperlukan
untuk berinteraksi dengan teman sebaya, sehingga dapat memberikan dampak negatif
terhadap perkembangan kemampuan sosial pada anak-anak dengan penggunaan media
elektronik yang berat. Penggunaan media elektronik dengan durasi yang lama, misalnya
seperti pada televisi, dapat menurunkan durasi interaksi dengan teman sebaya, sehingga
dapat mengakibatkan hubungan dengan teman sebaya yang lebih buruk yang akhirnya
dapat mengakibatkan risiko terjadinya beberapa kendala sosial, seperti isolasi sosial,
kekhawatiran, agorafobia, dan perilaku anti-sosial. Selain teman-teman sebaya,
penggunaan media elektronik yang berlebihan dapat menurunkan durasi waktu yang
digunakan untuk berinteraksi dengan keluarga. Hubungan ini bersifat dua arah, di mana
anak yang menonton televisi dalam waktu yang lama akan cenderung terisolasi dengan
orang lain, akan tetapi anak yang juga terisolasi dari interaksi sosial akan cenderung
menonton televisi dengan durasi yang lebih lama sebagai mekanisme untuk memenuhi
kebutuhan sosial mereka.3
Penelitian yang mencari perbandingan antara dampak yang diberikan oleh media
elektronik portabel dan media elektronik tradisional masih belum ada, namun terdapat
kepercayaan dan persepsi umum bahwa generasi anak yang terpapar media elektronik
pada usia yang lebih muda memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menunggu
ganjaran (rewards). Wang dan Tchernev pada tahun 2012 menjelaskan dengan dasar
Uses and Gratifications theory. Teori tersebut menyatakan bahwa needs terdiri dari
faktor-faktor psikologis, sosial, dan lingkungan yang menjadi motivasi untuk
menggunakan media elektronik, sedangkan gratifications merupakan persepsi mengenai
apakah needs tersebut telah terpenuhi atau tidak. Umpan balik yang segera yang dapat
diberikan oleh media elektronik portabel dapat mengakibatkan perubahan preferensi
menjadi immediate gratification, yaitu berkurangnya kemampuan untuk menunggu
ganjaran. Hal yang sama juga dapat ditemukan pada individu yang tidak menggunakan
media elektronik portabel, di mana dibagi menjadi 3 grup, yaitu pengguna smartphone,
bukan pengguna smartphone, dan bukan pengguna smartphone yang diberikan
smartphone untuk pertama kali. Pengguna smartphone memiliki skor yang lebih tinggi
dalam kuesioner yang menilai impulsivitas dan hiperaktivitas pada awal dari penelitian.
Hal yang menarik dari penelitian tersebut adalah grup bukan pengguna smartphone
yang diberikan smartphone menunjukkan preferensi terhadap immediate gratification
setelah 3 bulan penggunaan smartphone sedangkan grup bukan pengguna smartphone
yang tidak diberikan perangkat tersebut tidak memiliki perubahan dalam preferensi
terhadap immediate gratification. Fenomena ini kemungkinan disebabkan oleh
perubahan yang terjadi pada sirkuit saraf yang berperan dalam reward processing, di
mana terdapat aktivasi striatum dorsal dan ventral serta ventral tegmental area.
Penggunaan media elektronik portabel yang cenderung memberikan umpan balik
langsung dapat mengakibatkan terbentuknya sebuah kebiasaan yang bersifat umpan
balik positif terhadap durasi penggunaan media elektronik, yang akhirnya dapat
meningkatkan risiko terjadinya dampak-dampak negatif dari penggunaan media
elektronik.8
Paparan media elektronik pada usia yang muda dapat mengakibatkan dampak
negatif terhadap perkembangan kognitif pada anak. Menurut penelitian oleh
Tomopoulos dkk dengan subjek penelitian 259 pasangan orang tua dan bayi berusia 6
bulan yang difollow-up selama 3 tahun, ditemukan bahwa paparan media elektronik
pada usia anak 6 bulan dapat menurunkan tingkat perkembangan kognitif (unadjusted:
r=−0.17, P<.01; adjusted: β=−0.15, P=.02) dan menurunkan tingkat perkembangan
bahasa (r=−0.16, P<.01; β=−0.16, P<.01) pada usia 14 bulan dan tidak terkait dengan
isi dari media elektronik tersebut (edukasional atau non-edukasional).6
KESIMPULAN
Anak-anak memiliki akses yang lebih luas dibandingkan sebelum abad ke-21
mengenai media elektronik. Televisi, telefon genggam, smartphone, dan perangkat
media elektronik lainnya yang bersifat portabel maupun tradisional sudah dimiliki oleh
sebagian besar rumah tangga, di mana para anak dapat terpapar konten dari media
elektronik. Perangkat elektronik di dalam rumah merupakan sumber utama dari durasi
pemakaian media elektronik, di mana sekitar 90% dari penggunaan media elektronik
terjadi di dalam rumah.
Penggunaan media elektronik yang berlebih memiliki dampak yang buruk pada
perkembangan anak. Pada aspek emosi, anak-anak yang menonton televisi dan main
video game secara berlebih memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan
perilaku dan gangguan emosional. Perkembangan kognitif dan bahasa juga dapat
mengalami gangguan, di mana anak-anak yang berusia muda (dalam satu penelitian
adalah anak-anak berusia 6 bulan) memiliki risiko gangguan perkembangan kognitif dan
bahasa yang lebih tinggi dengan durasi paparan media elektronik yang tinggi. Para
orang tua sebaiknya dihimbau untuk membatasi konsumsi media elektronik, melihat
dampak-dampak negatif yang mungkin dapat disebabkan oleh penggunaan yang
berlebih dari teknologi tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak,
terutama saat paparan terjadi pada saat usia anak masih muda, di mana proses
perkembangan masih sangat sensitif terhadap stimulus yang diberikan, baik dari orang
lain dan perangkat elektronik.12
DAFTAR PUSTAKA