ERNI IKAWATI
130412611889
Kami berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi terselenggaranya kegiatan
belajar mengajar yang berkualitas, sehingga peserta didik dapat berprestasi dan memiliki
kepribadian unggul dan kami juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan bahan ajar kami selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar ADP, Bapak Mohammad Arief yang telah membimbing serta
mengarahkan dalam pembuatan modul ini.
Penulis
2.3 Rangkuman 27
2.4 Latihan/Tugas 28
2.5 Tugas Mandiri 33
BAB III : EVALUASI 34
BAB IV : PENUTUP 38
PERATURAN DISIPLIN
TUJUAN
PENGERTIAN DISIPLIN PNS
DAN PERATURAN DISIPLIN FUNGSI
PNS
PRINSIP-PRINSIP
MACAM-MACAM
KEWAJIBAN BAGI PNS
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
LARANGAN BAGI PNS
PENDEKATAN
PENDELEGASIAN WEWENANG
Sekolah merupakan tempat dimana seseorang melakukan proses pembelajaran. Sekolah juga
merupakan suatu lembaga dimana terdapat pengajar dan seseorang yang ingin belajar dalam
suatu lembaga tersebut. Melalui pengajaran diharapkan siswa mampu mengubah prestasi
maupun tingkah laku.
Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah untuk meningkatkan potensi
dirinya agar menjadi manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berdisiplin, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuan tersebut diharapkan sekolah dapat meningkatkan mutu serta kualitasnya. Salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan cara menambah kedisiplinan, dimana
disiplin dapat diwujudkan dan mengarahkan siswa agar dapat berkembang sesuai bakat dan
potensi yang dimilikinya untuk membentuk kepribadian siswa.
Selama ini yang menjadi sorotan masyarakat adalah prestasi yang dicapai oleh siswa dari proses
belajar yang dilakukanya. Untuk mencapai prestasi yang diinginkan tentunya harus melalui
usaha yang keras dan disiplin yang tinggi. Karena dengan memiliki kedisiplinan yang tinggi
maka akan menghasilkan kualitas siswa yang baik pula.
Disiplin akan mendorong siswa untuk bertingkah laku yang baik, sehingga akan membentuk
kepribadian yang baik. Untuk memperoleh prestasi yang memuaskan siswa harus memiliki
kesadaran untuk mengikuti dan menaati peraturan yang berlaku pada sekolah. Siswa akan
terdorong jika dalam lingkungan sekolah seperti kepala sekolah maupun guru memberikan
contoh kepada siswanya. Karena dengan disiplin yang diterapkan maka akan mempengaruhi
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban”. Karena
sudah menyatu dengan dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama
sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia
tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku
dalam kehidupanya.
Disiplin akan membuat dirinya tahu mebedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan yang
wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-
hal yang dilarang).Soegeng Prijodarminto. (1993:16) berpendapat “Displin berbagi pada tiga
aspek yaitu sikap mental, pemahaman, dan sikap kelakuan, diuraikan sebagai berikut:
1. Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau
pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran pikiran dan pengendalian watak;
2. Pemahaman yang baik mengebai system aturan perilaku , norma, kriteria, dan standar yang
sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau
kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan, norma, kriteria dan standar tadi merupakan syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan (sukses);
3.Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesanggupan hati, untuk mentaati segala hal
secara cermat dan tertib.
1.3 Prasyarat
Untuk mempelajari bahan ajar ini peserta didik harus sudah menguasai materi sebelumnya dan
telah lulus sebagai kompetensi dan pengetahuan yang dikuasai sebelumnya.
Kompetensi Inti :
Kompetensi Dasar :
Peserta didik :
1. Bacalah dengan cermat tujuan akhir pembelajaran ini. Tujuan tersebut memuat kinerja
yang diharapkan, kriteria keberhasilan dalam rangka membentuk kompetensi kerja yang
akan dicapai melalui modul ini.
2. Diskusikan dengan teman apabila mendapatkan pemahaman yang kurang mengenai
tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai. Bila kurang paham, tanyakan kepada Guru.
3. Bacalah dengan cermat materi setiap kegiatan belajar, rencanakan kegiatan belajar,
kerjakan tugas yang sudah disediakan serta jawablah pertanyaan tes.
4. Setelah Anda menuntaskan semua kegiatan belajar dalam modul ini, pelajari modul
seanjutnya sesuai dengan yang tertuang pada kedudukan modul ini .
5. Anda tidak dibenarkan melanjutkan kegiatan belajar apabila belum menguasai materi
pada kegitan belajar sebelumnya.
Guru :
D
isiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Menurut
Soegeng Pridjominto, (1993:15) mengemukakan Disiplin adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban”. Karena sudah menyatu dengan dirinya, maka
sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,
bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya.
Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupanya.
Disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan dan
mempertahankan atau melangsungkan kehidupannya. Hal ini disebabkan hanya dengan disiplin
yang tinggi suatu organisasi dapat berprestasi tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Widjaja
(1986:29), sebagai berikut : “Dengan perkataan lain disiplin adalah unsure yang penting yang
mempengaruhi prestasi dalam organisasi. Tidak ada organisasi yang berprestasi lebih tinggi
tanpa melaksanakan disiplin dalam derajat yang lebih tinggi.
Dalam PP pasal 3 No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS disebutkan definisi
peraturan disiplin sebagai peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila
kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh PNS. Bagi setiap Pegawai Negeri sipil yang
tidak melaksanakan kewajiban dan melanggar larang sebagai mana di sebutkan pada pasal
tersebut akan dikenai sanksi berupa hukuman disiplin. Pelanggaran yang di maksud dalam pasal
4 ialah;
“setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan sebagai
mana di maksud dalam pasal 2 dan 3”.
Selanjutnya dalam penjelasan pasal tersebut dikemukakan bahwa;
1. Yang dimaksud dengan “ucapan” adalah kata-kata yang diucapkan dihadapan atau dapat
terdengar oleh orang lain, seperti dalam rapat, ceramah atau diskusi, melalui telepon, radio,
televisi, rekaman, atau dengan alat komunikasi lainnya.
2. Yang dimaksud “tulisan” adalah pernyataan fikiran dan atau perasaan secara tertulis baik
dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk gambar, karikatur, coretan, dan lain yang
serupa dengan itu.
3. Yang dimaksud dengan “perbuatan” adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan.
Menurut UU Nomor 8 Tahun 1974 jo UU Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian dijelaskan pengertian Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga
negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi
tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Untuk mencapai hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu adanya
disiplin kerja yang baik dari personil yang bersangkutan. Malayu S.P Hasibuan (1996:212)
mengemukan bahwa, “Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya:. Karena hal ini akan mendorong gairah atau
semangat kerja, dan mendorong terwujudnya tujuan organisasi.
Semangat atau moril (morale) adalah suatu istilah yang banyak dipergunakan tanpa adanya
suatu perumusan yang seksama. Semangat menggambarkan suatu perasaan, agak berhubungan
dengan tabiat (jiwa), semangat kelompok, kegembiraan atau kegiatan. Untuk kelompok pekerja,
penggunaan yang sudah lazim menyatakan bahwa semangat menunjukkan iklim dan suasana
pekerjaan. Dalam Buku Municipal Personnel Administration: “ Morale is an individual or group
attitude toward work and environment” ( Semangat adalah sikap individu atau kelompok
terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya). Pegawai-pegawai dengan semangat yang tinggi
merasa bahwa mereka diikutsertakan tujuan organisasi patut diberi perhatian dan bahwa usaha-
usaha mereka dikenal dan dihargai).
Pegawai-pegawai dengan semangat yang tinggi memberikan sikap yang positif, seperti
kesetiaan, kegembiraan, kerjasama, kebanggaan dalam Dinas dan ketaatan kepada kewajiban.
Produktivitas dan efisiensi yang tinggi cenderung merupakan akibat sikap-sikap dan tindakan-
tindakan demikian. Sikap dan tindakan itu diantaranya disiplin. Disiplin termasuk dalam sikap
mental pegawai. Yang dimaksud dalam sikap mental adalah sikap terhadap kerja itu sendiri,
terhadap bekerja dalam industri, terhadap perlunya menghasilkan produk bermutu, terhadap
pelayanan prima kepada pelangan dan akhirnya terhadap integritas moral dan reputasi.
Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi persyaratan bagi
pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisplin yang akan membuat para pegawai
mendapat kemudahan dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan menciptakan suasana
kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan.
Pendapatan tersebut dipertegas oleh pernyataan tulus tu’u (2004:38) yang mengemukakan
beberapa fungsi disiplin antara lain :
b.Membangun kepribadian
c.Melatih kepribadian
d.Pemaksaan
e.Hukuman
f.Menciptakan
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam
masyarakat dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lain
menjadi lebih baik dan lancar.
Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai lingkungan yang memiliki disiplin
yang baik, sangat berpengaruh kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki
keadaan yang tenang, tertib dan tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian yang
baik.
Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa menunjukkan
kinerja yang baik sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak berbentuk
dalam waktu yang lama salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan
melaui proses latihan. Latihan tersebut dilaksanakan bersama dilaksanakan bersama antar
pegawai, pimpinan dan selurih personil yang ada dalam organisasi tersebut.
Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting karena dapat memberikan
dorongan kekuatan untuk mentaati dan mematuhinya tanpa ancaman, sanksi atau hukuman,
dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjdai lemah serta motivasi untuk mengikuti aturan
yang berlaku menjadi kurang.
a. Disiplin Diri
Menurut Jasin (1996:35) adalah disiplin yang dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri.
Penanaman nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi lingkungan
yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari karyawan dan
pimpinan. Disiplin diri sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui
disiplin diri seorang karyawan selain menghargai dirinya sendiri juga menghargai orang lain.
Misalnya jika pegawai mengerjakan tugas dan wewenang tanpa pengawasan atasan, pada
dasarnya pegawai telah sadar melaksanakan tanggung jawab yang telah dipikulnya. Hal itu
berarti pegawai mampu melaksanakan tugasnya. Pada dasarnya ia menghargai potensi dan
kemampuannya. Di sisi lain, bagi rekan sejawat, dengan diterapkan disiplin diri akan
memperlancar kegiatan yang bersifat kelompok, apalagi jika tugas kelompok tersebut terkait
dalam dimensi waktu, dimana suatu proses kerja yang dipengaruhi urutan waktu
pengerjaannya. Ketidakdisiplinan dalam suatu bidang kerja akan menghambat bidang kerja
lain.
b. Disiplin Kelompok
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individu selain disiplin diri masih
diperlukan disiplin kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin kelompok
adalah patut, taat dan tunduknya kelompok terhadap peraturan, perintah dan ketentuan yang
berlaku serta mampu mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian
cita-cita dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-
standar organisasional.
Disiplin kelompok akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh dalam diri pegawai. Artinya
kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika masing-masing anggota kelompok
akan memberikan andil sesuai hak dan tanggung jawabnya. Selain itu disiplin kelompok juga
memberikan andil bagi pengembangan disiplin diri bagi pengembangan disiplin diri.
Misalnya, jika budaya atau iklim dalam organisasi tersebut merupakan disiplin kerja yang
tinggi, maka mau tidak mau pegawai akan membiasakan dirinya mengikuti irama kerja
pegawai lainnya. Pegawai dibiasakan bertindak dengan cara berdisiplin. Kebiasaan bertindak
disiplin ini merupakan awal terbentuknya kesadaran. Kaitan antara disiplin diri dan disiplin
kelompok seperti dua sisi dari satu mata uang. Kedua mata uang, keduanya saling melengkapi
dan manunjang, dan bersifat komplementer. Disiplin diri tidak dapat dikembangkan secara
optimal tanpa dukungan disiplin kelompok, sebaliknya disiplin kelompok tidak dapat
ditegakan tanpa adanya dukungan disiplin pribadi.
c. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong pegawai agar berdisplin
MENGURAIKAN DAN MENGANALISIS PERATURAN DISIPLIN 15
diri dengan mentaati dan mengikuti berbagai standar dan peraturan yang telah ditetapkan.
Menurut T. Hani Handoko Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga
penyelewengan- penyelewengan dapat dicegah.
Dengan demikian disiplin preventif merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh organisasi
untuk menciptakan suatu sikap dan iklim organisasi dimana semua anggota organisasi dapat
menjalankan dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan atas kemauan sendiri. Adapun
fungsi dari disiplin preventif adalah untuk mendorong disiplin diri para pegawai sehingga
mereka dapat menjaga sikap disiplin mereka bukan karena paksaan.
d. Disiplin Korektif
Berdasarkan pertanyaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin korektif merupakan
suatu upaya untuk memperbaiki dan menindak pegawai yang melakukan pelanggaran
terhadap aturan yang berlaku. Dengan kata lain sasaran disiplin korektif adalah para pegawai
yang melanggar aturan dan diberi sanksi yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Disiplin
korektif ini dilakukan untuk memperbaiki pelanggaran dan mencegah pegawai yang lain
melakukan perbuatan yang serupa dan mencegahtidak adanya lagi pelanggaran dikemudian
hari.
e. Disiplin Progresif
Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran
yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengambil
tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebuh serius. Dilaksanakan disiplin
progresif ini akan memungkinkan manajemen untuk membantu pegawai memperbaiki
kesalahan. Seperti yang dikemukakan oleh Veithzal Rivai bahwa Disiplin progresif dirancang
untukmemotivasi karyawan agar mengoreksi kekeliruannya secara sukarela. Contoh dari
disiplin progresif adalah teguran secara lisan oleh atasan, skorsing pekerjaan, diturunkan
pangkat atau dipecat.
Yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi
bahwa disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan
kembali bila telah diputuskan, disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran pelaksanaanya
harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya, pengaruh hukumna untuk memberikan
pelajaran kepada pelanggar maupun kepada karyawan lainnya, peningkatan perbuatan
pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras, serta pemberian hukuman terhadap
karyawan yang melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang berat.
3. Pendekatan DisiplinTujuan.
Adanya pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi
bahwa disiplin kerja harus dapat diterima dan pahami oelh semua karyawan, disiplin
bukanlah suatu hukuman tetapi merupakan pembentukan perilaku, serta bertujuan agar
karyawan jawab terhadap perbuatannya.
Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi disiplin PNS berasal dari dua faktor, yaitu faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Fadila Helmi (1996:37) merumuskan faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja menjadi dua faktor, yaitu faktor kepribadian dan faktor lingkungan.
a.Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai
yang dianut ini berkaitan langsung dengan disiplin. System nilai akan terlihat dari sikap
Kepatuhan terhadap aturan-aturan yang didasarkan atas dasar perasaan takut. Displin kerja
dalam tingkatan ini dilakukan semata untuk mendaptkan reaksi positif dari pimpinan atau
atasan yang memilki wewenang. Sebaliknya, jika pengawas tidak ada di tempat disiplin kerja
tidak akan tampak. Contohnya seorang pengendara motor akan memakai helm jika ada polisi
saja.
Disiplin kerja dalam tingkat ini terjadi karyawan punya system nilai pribadi yang menujukkan
tinggi nilai-nilai kedisplinan. Dalam taraf ini, orang dikategorikan mempunyai disiplin diri.
Misalnya: walaupun tidak ada polisi namun pengguna motor tetap memakai helm dan
membawa sim.
b.Faktor Lingkungan
Disiplin seseorang merupakan produk sosialisasi hasil interaksi dengan lingkungan, terutama
lingkungan social. Oleh karena itu pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses
belajar. Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tapi merupakan suatu proses belajar
terus-menerus. Proses pembelajaran agar efektof maka pemimpin yang merupakan agen
pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisisten adil bersikap positif dan terbuka.
Konsisten adalah memperlakukan aturan secara konsisten dari waktu ke waktu. Sekali aturan
yang telah disepakati dilanggar, maka rusaklah system aturan tersebut. Adil dalam hal ini
adalah memperlakukan seluruh karyawan dengan tidak membeda-bedakan.
Upaya menanamkan disiplin pada dasarnya adalah menanamkan nilai-nilai oleh karenanya
komunikasi terbuka adalah kuncinya. Dalam hal ini transparan mengenai apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan termasuk di dalamnya sangsi dan hadiah apabila karyawan memerlukan
konsultasi terutama jika aturan aturan dirasa tidak memuaskan karyawan.
2. Teladan pimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Pengawasan melekat
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan.
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan
dicapai harus jelas dan ditetapkan ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.
Hal ini berarti bahwa tujuan (Pekerjaan) yang di bebankan kepada seorang karyawan harus
sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar ia bekerja sungguh-sungguh dan
disiplin dalam mengerjakannya. Tetapi jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau pekerjaan
itu di bawah kemampuannya, maka kesungguhan kedisiplinan karyawan ini rendah.
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
atau organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara
secara tidak sah;
Bagi setiap pelanggaran disiplin, dapat dikenakan hukuman disiplin yang terdiri dari tingkat
yaitu;
1. Hukuman disiplin ringan
2. Hukuman disiplin sedang
3. Hukuman disiplin berat
Adapun jenis-jenis hukuman dari tingkatan hukuman disiplin di atas ialah;
1. Hukuman disiplin ringan :
a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
Hukuman disiplin yang berupa teguran lisan dinyatakan dan disampaikan secara lisan oleh
pejabat yang berwenang menghukum pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.
Hukuman disiplin yang berupa penurunan pangkat di tetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan dan selama- lamanya 1 (satu) tahun. Untuk hukuman disiplin berupa pembebasan
dari jabatan, membawa akibat dicabutnya semua wewenang dan hak-hak yang timbul karena
jabatan berikut.
L PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
2. Menteri dan Jaksa Agung bagi Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungannya masing-masing,
kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam :
4. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan pada
Daerah Otonom dan bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam lingkungannya masing-
masing, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam :
a. Pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d yaitu pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai pegawai negeri sipil bagi pegawai negeri sipil pusat yang
di perbantukan pada daerah otonomi.
b. Pasal 6 ayat (4) huruf c yaitu pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai pegawai negeri sipil bagi pegawai negeri sipil daerah yang berpangkat
Pembina tingkat 1 golongan ruang IV/b ke atas.
5. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri bagi Pegawai Negeri Sipil yang
dipekerjakan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar Negeri,
dipekerjakan/diperbantukan pada negara sahabat atau sedang menjalankan tugas belajar
Selanjutnya hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf
d bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah
dalam lingkungan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Lembaga
Pemerintah Non Departemen hanya dapat dijatuhkan oleh Menteri/Sekretaris Negara.
Sedangkan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf d
bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke
bawah dalam lingkungan Daerah Otonom, hanya dapat dijatuhkan oleh Menteri Dalam
Negeri atas usul Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan.
Pada pasal 8 PP 30 tahun 1980 menyebutkan bahwa Pejabat yang berwenang menghukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b huruf c, dan huruf d dapat
mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya
untuk menjatuhkan hukuman disiplin dalam lingkungannya masing-masing. Pendelegasian
wewenang ini di kecualikan untuk jenis hukuman disiplin sebagaimana di maksud dalam
pasal 6 ayat (4) huruf c dan huruf d dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) huruf a yaitu teguran lisan dapat dilefasikan kepada pejabat yang
mangkuh jabatan struktural serendah-rendahnya eselon V atau jabatan lain yang
setingkat dengan itu;
2. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2), dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan struktural
serendah-rendahnya eselon IV atau pejabat lain yang setingkat dengan itu;
3. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) yaitu jenis hukuman disiplin ringan dan ayat (3) huruf a yaitu penundaan
kenaikan gaji berkala dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan
struktural serendah-rendahnya eselon III atau jabatan lain yang setingkat dengan itu;
MENGURAIKAN DAN MENGANALISIS PERATURAN DISIPLIN 25
4. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) dan ayat (3) yaitu jenis-jenis hukuman disiplin ringan dan jenis hukuman
disiplin sedang, dapat didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan
struktural serendah-rendahnya eselon II atau jabatan lain yang setingkat dengan itu;
5. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2) yaitu hukuman disiplin ringan, ayat (3) hukuman disiplin sedang , dan ayat (4)
huruf a yaitu penurunan pangkat, dan huruf b yaitu pembebasan dari jabatan dapat
didelegasikan kepada pejabat yang memangku jabatan struktural eselon I atau
jabatan lain yang setingkat dengan itu.
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b,
c, d, dan e !
1. Suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam organisasi tunduk
pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati merupakan pengertian dari …
b. Sikap
c. Kebiasaan
d. Disiplin
e. Tata tertib
f. Aturan
2. Contoh pelanggaran disiplin PNS dengan “ucapan” adalah …
a. Tingkah laku
b. Sikap
c. Tindakan
d. Coretan
e. Radio
3. Yang bukan merupakan fungsi disiplin PNS adalah …
a. Mencapai tujuan
b. Menata kehidupan bersama
c. Membangun kepribadian
d. Pemaksaan
e. Menciptakan
4. Berikut prinsip-prinsip disiplin PNS, kecuali …
a. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi
b. Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali
c. Pendisiplinan harus bersifat membangun
d. Pada waktu bawahan sedang absen
e. Pimpinan seharusnya memberikan pendisiplinan
5. Upaya yang dilakukan organisasi untuk menciptakan suatu sikap dan iklim organisasi
dimana semua anggota organisasi dapat menjalankan dan mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan atas kemauan sendiri. Merupakan pengertian dari …
c. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu )
tahun.
e. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1
(satu) tahun.
b. Kepala Pimpinan
c. Presiden
15. Pendelegasian wewenang untuk jenis hukuman disiplin yaitu teguran lisan dapat
didelegasikan kepada . . .
B. Uraian
TUGAS INDIVIDU
TUGAS KELOMPOK
B. Tes Afektif
Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa
menggunakan skala berikut ini:
Siswa Guru
( ) ( )
4.2 Harapan
Modul ini merupakan bahan ajar untuk mata pelajaran Administrasi Kepegawaian.
Namun harus dipahami bahwa modul ini bukanlah satu-satunya rujukan bagi anda. Dan
disarankan bagi anda untuk mempelajari buku tentang peraturan disiplin lain yang
relevan guna menambah pengetahuan. Semoga modul ini dapat dapat berguna dan
bermanfaat bagi anda.
4.3 Glosarium
Kunci Jawaban
1. Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati.
2. Dalam PP pasal 3 No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS disebutkan definisi
peraturan disiplin sebagai peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi
apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh PNS.
3. Untuk mencapai hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu adanya
disiplin kerja yang baik dari personil yang bersangkutan. Kedisiplinan harus ditegakkan
dalam suatu organisasi karena tanpa dukungan disiplin personil yang baik, maka
organisasi akan sulit dalam mewujudkan tujuanya. Jadi dapatlah dikatakan bahwa
kedisplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
4. tulus tu’u (2004:38) mengemukakan beberapa fungsi disiplin antara lain :
a.Menata kehidupan bersama
b.Membangun kepribadian
c.Melatih kepribadian
d.Pemaksaan
e.Hukuman
f.Menciptakan
Menurut Jasin (1996:35) adalah disiplin yang dikembangkan atau dikontrol oleh diri
sendiri. Hal ini merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi yang
berarti mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin diri
karyawan-karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur dirinya sendiri untuk
kepentingan organisasi.
b. Disiplin Kelompok
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individu selain disiplin diri masih
diperlukan disiplin kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin
kelompok adalah patut, taat dan tunduknya kelompok terhadap peraturan, perintah dan
ketentuan yang berlaku serta mampu mengendalikan diri dari dorongan kepentingan
dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas
organisasi dan menjalankan standar-standar organisasional.
c. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong pegawai agar
berdisplin diri dengan mentaati dan mengikuti berbagai standar dan peraturan yang telah
ditetapkan.Menurut T. Hani HandokoDisiplin preventif adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standard an aturan sehingga
penyelewengan- penyelewengan dapat dicegah.
d. Disiplin Korektif
e. Disiplin Progresif
Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran
yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawai untuk
mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebuh serius.
4. Pendekatan DisiplinTujuan.
8. a. Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai
. yang dianut ini berkaitan langsung dengan disiplin.
b.Faktor Lingkungan
Disiplin seseorang merupakan produk sosialisasi hasil interaksi dengan lingkungan, terutama
lingkungan social. Oleh karena itu pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses
belajar. Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tapi merupakan suatu proses belajar
terus-menerus. Proses pembelajaran agar efektif maka pemimpin yang merupakan agen
pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisisten adil bersikap positif dan terbuka.
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
atau organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara
secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung
atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi
yang dilayani;
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye; b. menjadi peserta kampanye dengan
menggunakan atribut partai atau atribut PNS; c. sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain; dan/atau d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan
fasilitas negara;
13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara: a. membuat
keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
Hukuman disiplin yang berupa teguran lisan dinyatakan dan disampaikan secara lisan oleh
pejabat yang berwenang menghukum pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran
disiplin.
2. Hukuman disiplin tingkat sedang;
a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun.
b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu )
tahun.
c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun.
Untuk hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala dan penurunan gaji di
tetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dan selama-lamanya 1 (satu) tahun.
Semua hukuman disipilin yang termaksuk jenis hukuman disiplin seperti ini, seharusnya
ditetapkan dengan suatu surat keputusan oleh pejabat yang berwenang manghukum.
3. Hukuman didiplin berat;
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu)
tahun.
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri Pegawai Negeri Sipil.
d. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai pegawai negeri sipil.
1. Presiden
2. Menteri dan Jaksa Agung
3. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen
4. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
5. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri
Pada pasal 8 PP 30 tahun 1980 menyebutkan bahwa Pejabat yang berwenang menghukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b huruf c, dan huruf d dapat
mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain dalam lingkungan
kekuasaannya untuk menjatuhkan hukuman disiplin dalam lingkungannya masing-
masing.
1. Disiplin merupakan tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya.
2. Mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas tepat waktu, tidak terlambat ke sekolah
dll.
3. Kata-kata yang diucapkan dihadapan atau dapat terdengar oleh orang lain, contohnya
ceramah atau diskusi, melalui telepon, radio, televisi, rekaman, atau dengan alat
komunikasi lainya.
4. Untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan tersebut dengan
pemaksaan, pembiasaan, dan latihan disiplin itu dapat menyadarkan bahwa disiplin itu
penting.
5. 1.Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.
2.Pendisiplinan harus bersifat membangun.
3.Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera.
8. a.Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sistem
nilai yang dianut ini berkaitan langsung dengan disiplin.
b.Faktor Lingkungan
Larangan :
Menyalahgunakan wewenang;
Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain;
Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional;