Agribisnis Tanaman Hortikultura Di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah
Agribisnis Tanaman Hortikultura Di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah
2, Desember 2016 1
ABSTRACT
The contribution of agriculture in the Cilacap’s GDP has continued decline but
agricultural labor is still quite large. It has implications for the future, especially for the
welfare of agricultural labor will be decrease. The purpose of this study was to determine
the competitive commodities for horticulture in Cilacap and feasibility of investment and
development strategy of the competitive commodities. This research was conducted in
June-August 2016. The data used is primary data through observations and interviews
and secondary data obtained from the relevant agencies. Analysis of data using Location
Quotient (LQ), Rasmussen’s Dual Criterion (RDC), investment feasibility, land suitability
and SWOT. Commodity that have a lucrative opportunity in Cilacap for horticultural
crops include chilli, mangosteen and banana. In order to develop agribusiness in
Cilacap, improving the quality of human resources in agriculture as well as group
activities; increase promotional efforts for competitive commodities will require the
provision of information competitive commodities for investors; extending the land,
control over land use, guaranteed prices for competitive commodities, climate change
mitigation, infrastructure development and ease access to credit for farmers; and more
study for each commodity.
INTISARI
Kontribusi pertanian di Kabupaten Cilacap terhadap PDRB terus mengalami penurunan
sedangkan pada sisi lain tenaga kerja pertanian juga masih cukup besar. Hal ini memiliki
implikasi ke depan adalah tingkat kesejahteraan tenaga kerja pertanian akan turun. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui komoditas unggulan tanaman hortikultura di
Kabupaten Cilacap dan kelayakan investasi serta strategi pengembangan komoditas
tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016. Jenis data yang
digunakan adalah data primer melalui observasi lapangan dan wawancara serta data
sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis data menggunakan Location
Quotient (LQ), Rasmussen’s Dual Criterion
(RDC), kelayakan investasi, kesesuaian lahan dan SWOT. Komoditas unggulan yang
memiliki peluang menguntungkan di Kabupaten Cilacap untuk tanaman hortikultura
antara lain cabai, manggis dan pisang. Dalam rangka pengembangan agribisnis di
Kabupaten Cilacap, meningkatkan kualitas SDM bidang pertanian serta kegiatan
kelompok; meningkatkan upaya promosi komoditas unggulan maka diperlukan
penyediaan informasi komoditas unggulan bagi investor; diperlukan kebijakan
ekstensifikasi, pengendalian alih fungsi lahan, jaminan harga bagi komoditas unggulan,
mitigasi perubahan iklim, pengembangan infrastruktur serta kemudahan akses kredit bagi
petani; dan kajian secara mendalam untuk tiap komoditas.
Kata kunci : agribisnis, location quotient, rasmussen’s dual criterion, kelayakan investasi,
SWOT
PENDAHULUAN
kemudian mengalami penurunan menjadi
Prioritas pembangunan hampir di 15,47% pada tahun 2014. Kontribusi
seluruh wilayah Indonesia tidak terlepas pertanian terhadap serapan tenaga kerja
dari sektor pertanian. Salah satunya di Cilacap juga masih cukup besar.
adalah wilayah Kabupaten Cilacap. Menurut Supriyati (2010), kondisi ini
Fenomena ini terlihat dimana selama menyebabkan produktivitas tenaga kerja
tahun tahun 1999 pertanian menurun. Selain itu, muncul
– 2003, sektor pertanian di Kabupaten kekhawatiran sumbangan PDRB
Cilacap awalnya tidak menjadi sektor pertanian mulai menurun sedangkan
basis dalam pembangunan wilayahnya, ketergantungan tenaga kerja terhadap
sub sektor pertanian yang menjadi basis sektor pertanian masih tinggi
yaitu sub sektor kehutanan, sedangkan sehingga implikasi ke depan adalah
sub sektor tanaman bahan pangan, sub tingkat kesejahteraan tenaga kerja
sektor peternakan, sub sektor perkebunan pertanian akan turun. Untuk
dan sub sektor perikanan merupakan mengatasinya, pemerintah Kabupaten
sektor non basis dalam pembangunan Cilacap perlu melakukan upaya untuk
wilayah di kabupaten Cilacap (Ropingi meningkatkan pendapatan dari sektor
dkk, 2009). Namun sejak tahun 2010- pertanian dengan cara menambah
2014, sektor pertanian di Kabupaten investasi pada komoditas unggulan yang
Cilacap merupakan sektor penyumbang menyerap banyak tenaga kerja, terutama
PDRB terbesar kedua setelah sektor komoditas tanaman hortikultura. Tujuan
industri pengolahan walaupun kontribusi dari penelitian ini adalah mengetahui
sektor pertanian terhadap PDRB dari komoditas unggulan tanaman hortikultura
tahun ke tahun mengalami penurunan. di Kabupaten Cilacap dan kelayakan
Kont r i bus i per t a ni a n pada tahun investasi serta strategi pengembangan
2010 sebesar 18,85% terhadap PDRB komoditas tersebut.
METODE PENELITIAN Hasil perhitungan LQ
Penelitian ini dilaksanakan pada menghasilkan tiga (3) keriteria yaitu : 1)
bulan Juni-Agustus 2016 yang LQ > 1 artinya, komoditas itu menjadi
merupakan kajian didanai Bappeda basis atau menjadi sumber pertumbuhan;
Kabupaten Cilacap dengan judul 2) LQ = 1 artinya, komoditas itu
“Penyusunan Kajian Peluang tergolong non basis, tidak memiliki
Investasi Agrobisnis”. Jenis data yang keunggulan komparatif; dan
digunakan adalah data primer melalui 3) LQ < 1 artinya, komoditas ini juga
observasi lapangan dan wawancara termasuk non basis.
serta data sekunder yang diperoleh Dari hasil analisis LQ ini akan
dari instansi terkait seperti RTRW, dipilih 3 komoditas unggulan serta
RPJMD, profil wilayah dan hasil kajian disesuaikan dengan hasil kajian
sebelumnya mengenai agribisnis di sebelumnya mengenai agribisnis dan
Cilacap. kebijakan dari pemerintah pusat maupun
Data yang diperoleh kemudian daerah.
dianalisis dengan :
menjadikan komoditas cabai besar sebagai bibit dan hasil. Pemasaran produk manggis
komoditas unggul dari segi komparatif Cilacap melalui asosiasi yang kemudian
adalah aspek kelembagaan perlu diperbaiki, diekspor. Proses sortasi produk sudah
sistem pemasaran perlu diperbaiki agar dilakukan di tingkat petani. Masalah utama
harga yang diterima petani dapat yang perlu menjadi perhatian adalah usaha
meningkat. pemerintah untuk mengmbangkan usaha
Usaha pengembangan tanaman pengolahan sehingga mampu
manggis di Cilacap mendapat dukungan meningkatkan nilai tambah produk.
baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Produksi tanaman pisang Cilacap
Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah.
(Pemkab) Cilacap. Dukungan Pemprov Potensi ini mampu dimanfaatkan dengan
Jawa Tengah berupa pelatihan budidaya berkembangnya usaha olahan pisang.
manggis secara organik serta langkah- Budidaya pisang secara umum sangatlah
langkah untuk memasarkan produk. mudah karena tidak membutuhkan banyak
Sedangkan dukungan Pemkab Cilacap perlakuan khusus seperti tanaman lain.
melalui bantuan alat penepung kulit Masalah utama yang dihadapi petani adalah
manggis serta sertifikasi tanaman manggis
untuk menjamin kualitas
kurangnya modal untuk pengembangan Analisis Kelayakan Finansial
usaha. Komoditas Unggulan
Secara umum, per m a sa l a ha n Perhitungan kelayakan finansial
yang dihadapi subsektor hortikultura di tanaman cabai terlihat bahwa nilai NPV 12
Cilacap hampir sama dengan wilayah % pengembangan komoditas cabai rawit
lain. Permasalahan tersebut antara dengan usia investasi 15 tahun sebesar Rp
lain terbatasnya keterampilan petani; 103.272.935 dari investasi yang
ketergantungan petani pada pihak yang ditanamkan sebesar Rp 200.000.000. Hasil
memberikan fasilitas; menurunnya perhitungan ini menunjukkan bahwa
produktivitas akibat kurangnya kesadaran investasi yang dialokasikan terhadap
untuk melakukan pengendalian OPT; pengembangan komoditas cabai layak
keterbatasan modal petani karena sulitnya dari segi finansial, sebab hasil perhitungan
akses petani terhadap lembaga keuangan benefit yang telah dilakukan diskonto
formal. peran dinas pertanian dalam pada DF 12% sampai tahun ke 15 masih
pemberian bantuan dana/saprodi hanya bernilai positif.
menjangkau sebagian kecil kelompok Nilai NPV hasil diskonto pada
tani; posisi tawar petani lemah; adanya discount rate pertama (df 21%) diperoleh
fluktuasi harga; ketidakadilan pembagian nilai positif sebesar Rp 26.716.840
keuntungan (marjin rantai pasok) bagi sedangkan pada discount rate kedua (df
petani; perjanjian perdagangan bebas 18%) nilai NPV hasil diskonto diperoleh
membawa dampak pada semakin nilai negatif sebesar Rp (114,318).
banyaknya berbagai komoditas dan Karena hasil perhitungan NPV sudah
produk dari berbagai negara (Tsurayya memperoleh nilai positif dan negatif
dan Lindawati, 2015). dengan asumsi bahwa IRR tercapai saat
Salah satu sarana untuk mengatasi NPV=0.
masalah subsector hortikultura adalah
melalui pasar lelang. Hasil penelitian Devi, NPV "
IRR = {DF 18% + ( " ""
x
dkk (2015) menunjukkan bahwa lembaga NPV NPV
pasar lelang cabai merah di Kecamatan (DF 21% - DF 18%))} x 100%
Panjatan Kabupaten Kulon Progo tergolong
efektif dimana 88,33% petani menilai IRR = 0,18 + x
lembaga pasar lelang memiliki keefektifan 0,03) x 100% = 20,99%
dalam lokasinya yang dekat, kelayakan
harga jual cabai merah, besarnya Hasil perhitungan IRR setelah
keuntungan bagi petani, dan jaminan dilakukan interpolasi pada NPV 18%
tersalurkannya (terjualnya) semua hasil dengan NPV 21% diperoleh nilai IRR
produksi. sebesar 20,99%, artinya pengembangan
Tabel 3. Analisis Rasmussen’s Dual Criterion (RDC) Komoditas Cabai, Manggis dan
Pisang
No Kriteria Cabai Skor Manggis Skor Pisang Skor
1 Ketersediaan Ketersediaan air Ketersediaan lahan Lahan yang
sumberdaya cukup serta lahan cukup bagus serta tersedia masih
alam sudah sesuai tanaman manggis cukup luas serta
dengan syarat 3 yang ada tumbuh 3 kemudahan 3
t um b u h ca ba i sendiri memperoleh
rawit sarana produksi
2 Ketersediaan Sedang ada upaya Akses pupuk Petanian
sumberdaya pembangunan organik dari hasil Pis ang tidak
buatan irigasi sedangkan 3 ternak masyarakat, 3 membutuhkan 2
pupuk tersedia dan sedangkan pupuk alat-alat modern.
mudah diakses kimia dari toko tani.
3 Ketersediaan Perlu ada upaya Ketersediaan tidak memiliki
sumbedaya regenerasi tenaga sumber daya tenaga kerja aktif
manusia kerja manusia kurang
2 2 yang mengurusi
pertanian, karena 2
pada saat panen raya
dilakukan secara
mandiri.
4 Kontribusi Kontribusi cukup M a m p u Me m be ri ka
terhadap bagus, karena menggerakan tenaga nd a m p a
perekonomian keuntungan usaha kerja di kawasan k
sekitar untuk 3 be sa r ka re na
3
besar membudidayakan pengembangan 3
tanaman manggis olahan pisang
5 Kemungkinan Potensi
Cukup berpotensi
dikembangkan pengembangan Sangat
namun masih
skala industri sari kulit 3 memungkinkan
membutuhkan 2
ekonomi/ manggis cukup u n t u k 3
pengembangan
industri besar dikembangkan
6 Mampu Mampu menyerap
Mampu menyerap
menyerap tenaga kerja, bahkan Masih dilakukan
walaupun dalam
tenaga kerja kekurangan tenaga 2 secara mandiri
skala kecil 2
kerj a pada saat sehingga serapan 2
panen raya. tenaga kerja
7 Berdampak Dampak terhadap belum maksimal
T i d a k
pada pengembangan Apabila dikelola
menghasilkan
pengembangan wilayah sangat pada skala yang
limbah yang dapat
spasial besar karena limbah lebih luas maka
mengganggu manggis berupa 3
3 usaha agroindutri
aktivitas manusia kulit justru dapat pisang sangat 3
menjadi bahan baku potensial
untuk produk meningkatkan
herbal Permintaan ekonomi daerah
8 Potensi pasar Potensi serapan pasar lokal sangat Permintaan
lokal pasar lokal sangat besar pisang di pasar
bagus dan mampu
menjual ke luar 3 3 lbesar
o k a l sa n g a t
dan belum 3
daerah. seluruhnya
terpenuhi
Lanjutan Tabel 3.
No Kriteria Cabai Skor Manggis Skor Pisang Skor
9 Potensi pasar Kuali tas hasil Potensi pasar ekspor Peluang
ekspor ke luar bagus dan cocok cukup besar dan pemasaran ke
daerah untuk diekspor ke 3 petani sudah mampu 3 luar daerah sangat 3
luar daerah dalam proses panen besar baik mentah
yang baik maupun olahan
10 Hambatan Masih Tidak ada Keterbatasan
biaya, membutuhkan modal dan
teknologi dan peningkatan sarana prasarana
kelembagaan akses kredit, produksi.
teknologi 2 3 serta masih 2
budidaya sudah banyak warga
bagus. yang belum
berpengalaman
Total Skor 26 28 26
Kriteria Unggul Unggul Unggul
Sumber : Hasil Wawancara dan Analisis Data Sekunder Cilacap Dalam Angka, 2015
NPV "
IRR = {DF 18% + ( " ""
x
NPV NPV
Tabel 4. Analisis Kelayakan Komoditas Cabai di Kabupaten Cilacap 24
Investasi 4
Thn + Biaya Benefit Net Benefit Df 12% NPV 12% PPC Df 24 % NPV 24 % Df 27 % NPV 27 %
Operasional
0 200,000,000 0 (200,000,000) 1.0000 (200,000,000) 1.0000 (200,000,000) 1.0000 (200,000,000)
1 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.8929 47,752,232 (152,247,768) 0.8065 43,131,048 0.7874 42,112,205
2 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.7972 42,635,922 (109,611,846) 0.6504 34,783,104 0.6200 33,159,216
3 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.7118 38,067,787 (71,544,059) 0.5245 28,050,890 0.4882 26,109,619
4 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.6355 33,989,096 (37,554,964) 0.4230 22,621,685 0.3844 20,558,755 A
5 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.5674 30,347,407 (7,207,557) 0.3411 18,243,295 0.3027 16,187,996 gr
6 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.5066 27,095,899 19,888,342 0.2751 14,712,334 0.2383 12,746,454 o
7 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.4523 24,192,767 44,081,109 0.2218 11,864,786 0.1877 10,036,578 Ek
8 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.4039 21,600,685 65,681,794 0.1789 9,568,376 0.1478 7,902,817 on
9 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.3606 19,286,326 84,968,119 0.1443 7,716,432 0.1164 6,222,691 o
10 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.3220 17,219,934 102,188,053 0.1164 6,222,929 0.0916 4,899,756 mi
11 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.2875 15,374,941 117,562,994 0.0938 5,018,491 0.0721 3,858,076 Vo
12 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.2567 13,727,626 131,290,620 0.0757 4,047,170 0.0568 3,037,855 l.
13 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.2292 12,256,809 143,547,428 0.0610 3,263,847 0.0447 2,392,012 27
14 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.2046 10,943,579 154,491,007 0.0492 2,632,135 0.0352 1,883,474 /N
15 30,517,500 84,000,000 53,482,500 0.1827 9,771,053 164,262,060 0.0397 2,122,689 0.0277 1,483,050 o.
Total 47,752,232 13,999,211 (7,409,446) 2,
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016 De
se
m
be
Tabel 5. Analisis Kelayakan Komoditas Manggis di Kabupaten Cilacap
Investasi
Thn + Biaya Benefit Net Benefit Df 12% NPV 12% PPC Df 21 % NPV 21 % Df 24 % NPV 24%
Operasional
0 250,000,000 0 (250,000,000) 1.0000 (250,000,000) 1.0000 (250,000,000) 1.0000 (250,000,000)
1 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.8929 55,415,179 (194,584,821) 0.8264 51,293,388 0.8065 50,052,419
2 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.7972 49,477,838 (145,106,983) 0.6830 42,391,230 0.6504 40,364,854
3 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.7118 44,176,641 (100,930,342) 0.5645 35,034,074 0.5245 32,552,302
4 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.6355 39,443,430 (61,486,913) 0.4665 28,953,781 0.4230 26,251,856 A
5 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.5674 35,217,348 (26,269,565) 0.3855 23,928,744 0.3411 21,170,852 gr
6 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.5066 31,444,061 5,174,496 0.3186 19,775,822 0.2751 17,073,268 o
7 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.4523 28,075,054 33,249,550 0.2633 16,343,654 0.2218 13,768,764 Ek
8 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.4039 25,067,013 58,316,562 0.2176 13,507,152 0.1789 11,103,842 on
9 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.3606 22,381,261 80,697,823 0.1799 11,162,936 0.1443 8,954,711 o
10 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.3220 19,983,269 100,681,092 0.1486 9,225,567 0.1164 7,221,541 mi
11 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.2875 17,842,204 118,523,297 0.1228 7,624,435 0.0938 5,823,824 Vo
12 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.2567 15,930,540 134,453,836 0.1015 6,301,186 0.0757 4,696,632 l.
13 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.2292 14,223,696 148,677,532 0.0839 5,207,592 0.0610 3,787,606 27
14 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.2046 12,699,729 161,377,261 0.0693 4,303,795 0.0492 3,054,521 /N
15 26,567,500 88,632,500 62,065,000 0.1827 11,339,043 172,716,305 0.0573 3,556,855 0.0397 2,463,324 o.
Total 172,716,305 28,610,213 (1,659,682)
2,
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016 De
se
m
be
24
5
Tabel 6. Analisis Kelayakan Komoditas Pisang di Kabupaten Cilacap 24
Investasi 6
Thn + Biaya Benefit Net Benefit Df 12% NPV 12% PPC Df 18 % NPV 18 % Df 21 % NPV 21 %
Operasional
0 200,000,000 0 (200,000,000) 1.0000 (200,000,000) 1.0000 (200,000,000) 1.0000 (200,000,000)
1 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.8929 37,339,286 (162,660,714) 0.8475 35,440,678 0.8264 34,561,983
2 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.7972 33,338,648 (129,322,066) 0.7182 30,034,473 0.6830 28,563,623
3 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.7118 29,766,650 (99,555,416) 0.6086 25,452,943 0.5645 23,606,300
4 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.6355 26,577,366 (72,978,050) 0.5158 21,570,291 0.4665 19,509,339 A
5 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.5674 23,729,791 (49,248,259) 0.4371 18,279,907 0.3855 16,123,420 gr
6 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.5066 21,187,313 (28,060,946) 0.3704 15,491,447 0.3186 13,325,141 o
7 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.4523 18,917,244 (9,143,702) 0.3139 13,128,345 0.2633 11,012,513 Ek
8 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.4039 16,890,397 7,746,695 0.2660 11,125,716 0.2176 9,101,250 on
9 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.3606 15,080,711 22,827,406 0.2255 9,428,573 0.1799 7,521,695 o
10 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.3220 13,464,921 36,292,327 0.1911 7,990,316 0.1486 6,216,277 mi
11 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.2875 12,022,251 48,314,578 0.1619 6,771,454 0.1228 5,137,419 Vo
12 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.2567 10,734,152 59,048,730 0.1372 5,738,521 0.1015 4,245,801 l.
13 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.2292 9,584,065 68,632,795 0.1163 4,863,153 0.0839 3,508,926 27
14 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.2046 8,557,201 77,189,995 0.0985 4,121,316 0.0693 2,899,939 /N
15 26,580,000 68,400,000 41,820,000 0.1827 7,640,358 84,830,353 0.0835 3,492,641 0.0573 2,396,644 o.
Total 84,830,353 12,929,774 (12,269,732) 2,
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016 De
se
m
be
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 2, Desember 2016 247
Manggis
Cabai
Pisang