Pertanyaan…
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya:
“Jaringan internet merupakan salah satu sarana. Apa boleh dikomersialkan
untuk berdakwah?
Kenapa kami lihat adanya keterbatasan dari para penuntut ilmu untuk
memasuki dunia maya ini?
Kami mohon pencerahan, semoga Allah membalas Syaikh dengan kebaikan”
Jawaban…
Mengajak manusia ke jalan Allah termasuk fardhu kifayah
Mencakup penyebaran ilmu, pengungkapan kebaikan-kebaikan agama
Islam, penjelasan hukum-hukum syari'at, pengungkapan rincian-rincian
halal dan haram, anjuran beramal shalih, pengungkapan dalil-dalil hukum
beserta penjelasan segi pendalilannya, pengungkapan janji dan
ancaman, balasan pahala dan lain sebagainya yang merupakan faktor-
faktor untuk memahamkan kaum muslimin dan mengenalkan
mereka tentang hukum-hukum agama.
Begitulah, karena dengan dakwah dan penyebaran ilmu bisa membuahkan
mengetahuinya orang-orang jahil tentang perkara-perkara yang memang
seharusnya mereka ketahui, yaitu berupa hak-hak Allah Subhanahu wa Ta'ala
dan hak-hak sesama muslim yang bisa mendorong mereka untuk kembali ke
jalan Allah dan bertaubat kepadaNya dari kemaksiatan, penyelisihan dan bid'ah
Disamping itu, orang yang belum pernah mendengarpun bisa
mengetahui kebaikan-kebaikan Islam, mengetahui hakikatnya dalam
gambaran yang menarik sehingga memeluk Islam dengan suka rela.
Tidak diragukan lagi, bahwa setiap sarana yang bisa digunakan untuk
dakwah, maka kaum muslimin harus menggunakannya
Dulu, sarana dakwah hanya terbatas pada ceramah, tulisan dan diskusi antara
juru dakwah dan yang didakwahi, serta halaqah-halaqah ilmiah, (disamping
sarana-sarana lainnya) sebagai pengamalan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
ْيل رَ بِّكَ ِب ْالح ِْك َم ِة َو ْالم َْوعِ َظ ِة ْالحَ سَ َن ِة َوجَ اد ِْل ُه ْم ِبالَّتِي هِيَ أَحْ سَ نُ إِنَّ رَ بَّكَ ه َُو أَعْ لَ ُم ِب َمن ِ ْاد ُع إِلَى
ِ سَب
َسَبيلِ ِه َوه َُو أَعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َتدِين
ِ ْضَ َّل عَ ن
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik" [An-Nahl : 125]
Adapun zaman sekarang, kita perlu menempuh setiap sarana yang bisa
digunakan untuk mengajak kepada Islam
Seperti ; radio, televisi, bulletin (selebaran ilmiah), penerbitan makalah-makalah
Islami di Koran-koran dan majalah-majalah yang baik, termasuk juga sarana
internet yang muncul di zaman ini dan telah merambah ke seluruh dunia
Kiranya, para ahli ilmu dan para da'i perlu menempuh jalur ini untuk
menyebarkan makalah-makalah dan ceramah-ceramah yang
bermanfaat serta wejangan-wejangan yang benar agar bisa
dimanfaatkan oleh orang-orang yang menghendaki kebaikan,
mengharapkan ilmu dan melaksanakannya
Karena internet telah ada dan hadir di negeri ini, maka jangan dibiarkan
digunakan oleh kaum Nasrani, Yahudi, kaum musyrikin, para ahli bid'ah,
para ahli maksiat dan ahli kemunafikan untuk menyebarkan pemikiran-
pemikiran mereka sehingga mengelabui orang-orang yang
menyambangi situs-situs mereka lalu berbaik sangka terhadap
mereka, meyakini saran dari mereka dan kebenaran wejangan
mereka
Akibatnya, sesatlah orang-orang yang menemukan makalah-
makalah tersebut, yang berisi kekufuran, bid'ah, kemaksiatan dan
fitnah, baik yang nyata maupun yang tersembunyi
Tapi jika digunakan oleh para ahli ilmu yang benar, ahli
tauhid dan keikhlasan, maka mereka bisa mempersempit ruang
lingkup para penyebar kerusakan, dan makalah-makalah
mereka bisa bermanfaat bagi orang-orang yang
menginginkan kebenaran dan bermaksud memanfaatkannya
dengan beramal shalih dan berilmu yang bermanfaat”
Wallahu a'lam
[Diucapkan dan didiktekan oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Hafizhahullah, 24/7/1420H]
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa
Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa
Terkini, Penerbit Darul Haq]
“Siap
akah
yang
lebih
baik
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”
(Al imran: 104)
Maksud ma`ruf disini adalah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah
sedang munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah
“Ses
ungg
uhny
a
“
D
a
n
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”
(Al ankabuut: 69)
Bentuk ikhtiyar…
Berusaha menggabungkan dakwah yang telah ada selama ini (offline) dengan
dakwah di dunia lain (online) dengan seefektif mungkin
“Kata
kanla
h:
"Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan
kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya
kepada-Nya kami mengikhlaskan hati”
(Q.S. AL-BAQARAH:139)
Dakwah dimulai dari diri sendiri (ibda’ binafsik), dan yang terdekat (ibda’ min
qarib)
Serta dakwah haruslah dengan ilmu dan memahami apa yang kita ucapkan,
lakukan dan beritahukan serta jalan yang kita lakukan terus-menerus
Meskipun didunia ini tidak mungkin langsung ada hal ideal, namun yang
terpenting adalah diri kita sudah berusaha
Dan usaha terbaik adalah usaha yang dimulai dari diri sendiri, lalu baru
mengajak dengan contoh kita kepada orang lain
“Hai
orang-
orang
yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
“Dan berilah
peringatan
kepada kerabat-
kerabatmu yang
terdekat”
(Asy syuara’: 214)
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat (2) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (3)”
(As shaff: 2-3)
Perang Informasi
“Knowledge is power!” (ungkapan pepatah)
“siapa yang memegang informasi dia yang bakal menguasai dunia”.
Ingat, pemikiran kita sangat dipengaruhi informasi yang masuk dari
lingkungan lalu masuk ke benak dan kita menerimanya…
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo'a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
"Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian
Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali"
(QS. Al Baqarah :126)
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka” (Al-Imran: 191)
Jadi terletak pada pewarisan ilmu yang haq sebagaimana
diajarkan rasulullah dan akhlaq ruhiyyah yang semakin taat
menghamba, menunduk kepada Allah lewat jalan yang benar dan
selamat sehingga layak sebagai khalifah yang amanah (termasuk
pada dirinya sendiri)
Muhammad Ulinnuha
Yogyakarta, 27 Maret 2008