Anda di halaman 1dari 48

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah
Kabupaten Malinau (KALTARA - 19) TA. 2021
--------------------------------------------------------------------------------------------------

I. PENJELASAN UMUM
1 LINGKUP 1.1 Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
KEGIATAN Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana
Sekolah Kabupaten Malinau (KALTARA - 19)
2 TEMPAT 2.1 Pekerjaan ini dilaksanakan/dilakukan Di :
PROYEK 1. SD Negeri 03 Malinau Kota;
2. SD Negeri 05 Malinau Kota
3. SD Negeri 011 Malinau Kota;
4. SD Negeri 08 Malinau Barat;
5. SD Negeri 09 Malinau Barat;
6. SD Negeri 08 Malinau Utara;
7. SD Negeri 03 Malinau Selatan Hilir;
8. SD Negeri 04 Malinau Selatan Hilir;
9. SD Negeri 07 Malinau Selatan Hulu; dan
10. SMP Negeri 4 Malinau Selatan Hilir.

3 TEKNIK 3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus


PELAKSANAAN mempelajari dengan benar dan berpedoman kepada
ketentuan – ketentuan yang tertulis pada Gambar –
gambar Kerja dan RKS ini beserta lampiran
perubahannya.
3.2 Kontraktor diwajibkan melapor kepada
Pemilik/Konsultan Pengawas setiap akan melakukan
kegiatan pekerjaan dilapangan
3.3 Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan –kelainan
antara Gambar Kerja dan RKS serta kesesuaiannya
dilapangan maka Kontraktor diharuskan melapor
kepada Pemilik/Konsultan Pengawas untuk segera
mendapatkan keputusan. Kontraktor tidak dibenarkan
memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut.
Akibat dari kondisi tersebut diatas dalam hal kontraktor
memperbaiki tanpa persetujuan dari perencana dan
pemilik pekerja maka tanggung jawab sepenuhnya ada
pada kontraktor.kelalaian Kontraktor dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.4 Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan


kepada Kontraktor selama waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap
bahwa Kontraktor telah benar-benar mengetahui
tentang :
 Letak Bangunan yang akan direhab/perbaiki.
 Batas Persil/Lahan maupun kondisi pada saat itu.
 Keadaan awal bangunan serta rencana hasil
perbaikannya
3.5 Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1
(satu) set lengkap Gambar – gambar Kerja dan RKS
ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat
dipergunakan setiap saat oleh Pemilik Direksi /
Konsultan Pengawas
3.6 Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor
diminta untuk membuat Gambar gambar penjelasan
(Soft Drawing) berikut perincian bagian-bagian khusus
(Detail) yang biaya pembuatan gambarnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Gambar tersebut setelah
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis
akhirnya menjadi Gambar Pelengkap dari Gambar-
gambar Kerja yang ada.

4 JADWAL 4.1 Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah


PELAKSANAAN Kontraktor dinyatakan sebagai pemenang Lelang, atau
dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas Pemilik
sebagai pelaksana pembangunan, Kontraktor harus :
a. Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan
Konstruksi secara rinci yang di gambarkan secara
Diagram panah (Network planning) dan diagram
balok (barchart).
b. Memiliki jadwal pengadaan tenaga kerja
c. Memiliki jadwal pengadaan bahan/material
bangunan
d. Memiliki jadwal pengadaan dan pemakaian
peralatan
e. Memiliki diagram cash-flow (arus tunai)
f. melakukan evaluasi kinerja secara berkala
g. melakukan perbaikan atas dasar hasil evaluasi
h. memiliki bukti yang menunjukkan inovasi-inovasi
dalam proses konstruksi

5 GAMBAR 5.1 Yang dimaksudkan dengan gambar – gambar kerja


KERJA adalah:
a. Gambar – gambar meliputi gambar arsitektur,
gambar konstruksi, gambar instalasi listrik gambar
perpipaan serta gambar – gambar perubahannya
yang telah disetujui oleh Pemilik Direksi/Konsultan
Pengawas. Gambar gambar ini selain dari
gambar – gambar yang dibuat Konsultan
Perencana juga gambar – gambar yang dibuat
oleh Kontraktor (Shop Drawing) yang telah
disetujui Pemilik Direksi/Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.

b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau


penjelasan atau ketidaksesuaian antara gambar
yang berlainan jenis dan lingkupnya maka yang
dapat dipakai pedoman sebagai berikut :

 Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah


Gambar Arsitektur.
 Semua jenis dan kualitas yang menyangkut
bahan dan perhitungan yang dipakai
sebagai pedoman adalah gambar yang
sesuai jenis/lingkupnya diantaranya adalah :
gambar struktur, gambar elektrikal, gambar
mekanikal/plumbing atau gambar lain
dengan spesifikasi sesuai jenisnya.

c. Gambar pelaksanaan (shop drawing) harus dibuat


oleh kontraktor pemborong dengan ketentuan
sebagai berikut :

• Pembuatannya berdasarkan pada Gambar


kerja dan disampaikan kepada
Direksi/konsultan pengawas untuk
mendapat persetujuan.
• Pekerjaan pelaksanaan belum dapat
dimulai sebelum gambar pelaksanaan
tersebut disetujui oleh Direksi/konsultan
pengawas dan pemilik.
• Persetujuan terhadap gambar
pelaksanaan bukan berarti menghilangkan
tanggung jawab kontraktor terhadap
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Keterlambatan atas proses pembuatan
shop drawing ini tidak berarti kontraktor
mendapat perpanjangan waktu
pelaksanaan.

d. Perubahan gambar kerja/perencanaan hanya


dapat dilakukan atas dasar perintah tertulis dari
Direksi/Pemberi Tugas Pemilik berdasarkan
pertimbangan konsultan pengawas dan konsultan
perencana dengan ketentuan sebagai berikut :

 Perubahan rancangan ini harus digambar


sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Pemilik /Direksi dengan persetujuan
konsultan perencana dan jelas
diperlihatkan perbedaan antara gambar
pelaksanaan dan gambar perubahan
rencananya.
 Gambar perubahan dibuat oleh kontraktor
atas arahan konsultan perencana dan
disetujui oleh Pemilik kemudian
dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan
Tambah Kurang.

e. Gambar terbangun (As Build Drawing) harus dibuat


oleh kontraktor dengan ketentuan berikut : .
 Gambar terbangun dibuat dan
diserahkan pada akhir pekerjaan dan
harus sesuai dengan hasil pekerjaan
terpasang.
 Gambar terbangun harus disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, dan
diserahkan dalam bentuk hard copy asli
1 (satu) rangkap dan copy 2 (dua)
rangkap dengan ukuran A1 dan Soft
Copy (Gambar Cad). Biaya keseluruhan
ditanggung oleh kontraktor.

6 PETUNJUK 6.1 Semua instruksi dari Direksi/Konsultan Pengawas


PETUNJUK/ harus dilaksanakan secara baik oleh Kontraktor, jika
INSTRUKSI Kontraktor berkeberatan menerima petunjuk/ Instruksi
DIREKSI/ Direksi/ Konsultan Pengawas tersebut, maka harus
KONSULTAN mengajukan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan
PENGAWAS Pengawas Pemilik dalam waktu 7 (tujuh) hari.

6.2 Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Kontraktor


tidak mengajukan keberatan maka dianggap telah
menyetujui dan menerima petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas untuk segera dilaksanakan. Kontraktor
diharuskan merekam mendokumentasikan atau
dengan kata lain mencatat setiap Petunjuk/ Instruksi
Direksi/Konsultan Pengawas dalam buku harian
lapangan/ pelaksanaan dan memintakan tanda tangan
atau sepengetahuan diketahui oleh Direksi/ Konsultan
Pengawas.

7 PENETAPAN 7.1 Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya


UKURAN pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh merubah
ukuran tanpa seijin Direksi/Konsultan Pengawas
terhadap dokumen perencanaan yang telah disepakati.
Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada
harus segera memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan
diputuskan berdasarkan persetujuan dari perencana
dan pemilik. sebagaimana mestinya

7.2 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib


memberitahu Direksi/ Konsultan Pengawas, bagian
pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih
dahulu ketepatan ukuran –ukurannya.

7.3 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran


satu dengan yang lain dalam setiap bagian pekerjaan
dan segera melapor kepada Direksi/ Konsultan
Pengawas setiap terdapat selisih/ perbedaan ukuran
untuk diberikan keputusan pembetulannya
perbaikannya.

7.4 Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalu


mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang lainnya,
maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh – sungguh. Kelalaian Kontraktor
terhadap hal ini tidak dapat diterima dan
Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk
membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk
menepati ukuran sesuai ketentuan.

8 BUKU HARIAN 8.1 Kontraktor diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku


LAPANGAN Harian Lapangan yang berisi laporan tentang jumlah
(BHL) tenaga/pekerja, bahan – bangunan dan pekerjaan yang
dilaksanakan, keadaan cuaca, peralatan yang dipakai,
pelaksanaan prinsip – prinsip bangunan gedung hijau
pada saat konstruksi, serta lain – lain hal yang
dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
8.2 Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh
Kontraktor sesuai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh
Kontraktor dan diketahui Direksi/ Konsultan Pengawas.

8.3 Konsultan Pengawas mencatat Instruksi- instruksi dan


petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu pada Buku
Harian Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus
diperhatikan Kontraktor dan dibuat masing-masing 4
(empat) rangkap.

9 KEBERSIHAN 9.1 Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan


DAN berlangsung, Kontraktor harus memelihara kebersihan
KETERTIBAN lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama
jalan - jalan disekitar Lokasi proyek, Direksi Keet,
Gudang, Los Kerja dan bagian dalam bangunan yang
akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas,
tumpukan tanah dan lain - lain.
Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan - jalan
disekitar lokasi pekerjaan yang harus dibersihkan.
9.2 Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang
maupun di halaman luar gudang harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran
9.3 dan keamanan umum serta untuk memudahkan
pemeriksaan dan penelitian yang dilakukan oleh
Direksi/ Konsultan Pengawas.
Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi
bangunan serta halamannya harus bersih dari sisa -
sisa kotoran kerja
9.4 Melakukan optimasi dalam pemakaian material
sehingga menciptakan pengurangan timbulan sampah
9.5 konstruksi
Memiliki area pemilahan dan pengumpulan sampah
9.6 konstruksi
Membuat laporan pendaur ulangan sampah konstruksi

10 ALAT KERJA 10.1 Kontraktor harus menyediakan alat - alat yang


diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara sempurna.
10.2 Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah
selesai dan tidak lagi memerlukan peralatan yang
dimaksud, Kontraktor diwajibkan untuk memindahkan
alat – alat tersebut dan memperbaiki kerusakan –
kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan
tersebut serta membersihkan bekas bekasnya.
Disamping menyediakan alat – alat seperti tersebut
diatas, Kontraktor harus pulamenyediakan alat bantu
10.3 yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun
pekerjaan tidak terganggu.
10.4 Kontraktor memiliki jadwal, operasi alat-alat berat.
10.5 Seluruh alat berat memiliki jadwal pemeliharaan.
10.6 Seluruh alat berat memiliki izin kelaikan fungsi.
10.7 Seluruh operator alat berat memiliki sertifikat/ijin
10.8 Kontraktor dapat meminimalkan waktu jeda
operasional alat berat (untuk yang menggunakan alat
10.9 berat).
10.10 Rencana penggunaan alat berat dilakukan dengan
tepat.
Alat berat yang digunakan pada proses konstruksi
hemat energy

11 KECELAKAAN 11.1 Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan


KERJA pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
11.2 Kontraktor diharuskan untuk menyediakan alat
kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan obat
– obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap
dengan seorang petugas yang mengerti dalam soal-
soal penyelamatan pertama dan kesehatan.
11.3 Kontraktor diwajibkan menyediakan alat - alat
pemadam kebakaran (untuk segala jenis api), pasir
dalam bak, galah - galah dan alat penyelamat
kebakaran yang lain.
11.4 Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka
Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan umum
yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah
terutama tentang Undang-undang Keselamatan Kerja
termasuk segala kelengkapan dan perubahannya

11.5 Kontraktor Memiliki metode pengingatan Kesehatan


Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui suara
secara berkala.
11.6 Menjelaskan tentang ketentuan baju dan peralatan
pengaman, disertai dengan bukti foto pelaksanaan di
lapangan
11.7 Dalam dokumen rencana K3 memiliki SOP untuk setiap
jenis pekerjaan
11.8 Terdapat rambu-rambu K3 di proyek kontruksi
11.9 Terdapat induksi kepada pekerja konstruksi baru
11.10 Melakukan usaha pencegahan timbulnya penyakit
akibat kerja konstruksi.
11.11 Menyediakan toilet yang layak pakai
11.12 Aktivitas konstruksi memperhitungkan potensi dampak
negatif terhadap lingkungan (sosialisasi atau
penyuluhan sebelum mulai pekerjaan)

12 KEAMANAN 12.1 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala


sesuatu yang ada dan terjadi didaerah kerjanya
terutama mengenai : Kerusakan- kerusakan yang
timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disengaja
atau tidak disengaja. Penggunaan sesuatu bahan,
peralata yang keliru/ salah. Kehilangan - kehilangan
bahan, peralatan kerja.
12.2 Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut
diatas, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu paling
lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian - kejadian seperti tersebut
diatas, Kontraktor harus menyediakan pengamanan,
antara lain Penjagaan, Penerangan yang cukup
dimalam hari, pemagaran sementara lokasi kerja dan
lain sebagainya.

13 PENYEDIAAN 13.1 Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik
BAHAN pembuat Bahan/material, maka hal ini dimaksudkan
MATERIAL menunjukkan standard minimal mutu/kualitas bahan
BANGUNAN yang digunakan dalam pekerjaan ini.
13.2 Setiap bahan/material yang akan digunakan harus
disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
13.3 Contoh atau brosur Bahan Material yang akan
digunakan harus diadakan atas tanggungan
Kontraktor, setelah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas maka bahan/material tersebut harus
ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan
nantinya.
13.4 Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk dijadikan
dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh.
13.5 Kontraktor memiliki tempat penyimpanan material yang
aman sehingga yang dapat meningkatkan usia
material.
13.6 Pemasok material dan/atau alat yang beralamat dekat
dengan lokasi proyek.
13.7 Pemasok material dan/atau alat yang produknya
buatan Indonesia.
13.8 Dalam proses konstruksi menggunakan material yang
bahan baku berasal dari Indonesia.
13.9 Dalam proses konstruksi menggunakan material yang
ramah lingkungan.
13.10 Rencana pengiriman dan pemanfaatan material
dilakukan dengan tepat sesuai dengan kriteria diatas.
Material yang digunakan memiliki sedikit kemasaan
pembungkus.
14 SERAH TERIMA 14.1 Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil
HASIL Pekerjaan tahap pertama :
PEKERJAAN  Semua bangunan sementara harus dibongkar dan
dibersihkan bekas bekasnya.
 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik,
bersih, utuh tanpa cacat.
 Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas berupa:
a. 3 (tiga) set Gambar sesuai Terlaksana (As Build
Drawing) dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk Gambar
Perubahannya.
b. 3 (tiga) Album Photo Proyek.
 Kontraktor harus membersihkan dan membuang
sisa-sisa bahan/material,sampah, kotoran bekas
kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat
dari pelaksanaan.

15 KETENTUAN 15.1 Ketentuan administrasi


PELAKSANAAN Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban
K3 umum bagi perusahaan Penyedia Jasa
Konstruksi, yaitu :

1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk


mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin
peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang
akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan
peraturan keselamatan kerja, selanjutnya
barang-barang tersebut harus dapat
dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan
terhadap tenaga kerja, agar tenaga
kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam
keadaan selamat dan sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan
kerja yang karena jabatannya di dalam
organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan
untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang
cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan
keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa
menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi
petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya
masing-masing dan usaha pencegahannya,
untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang
papan-papan pengumuman, papan-papan
peringatan serta sarana-sarana pencegahan
yang dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas
pemeriksaan berkala terhadap semua tempat
kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara
pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul
dalam rangka penyelenggaraan keselamatan
dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

Laporan kecelakaan

1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian


yang berbahaya harus dilaporkan kepada
Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang
akan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap
kegiatan kerja, pekerja masing-masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-
kecelakaan dan sebab-sebabnya.

Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja


Biaya operasional kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja harus sudah diantisipasi sejak dini
yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan
pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu proyek
jalan dan jembatan.

Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu


item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi
dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya
Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip
kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk
penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan
pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya
yang wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan
Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat
melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.

15.2 Ketentuan teknis

Tempat kerja dan peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan
pada suatu proyek terkait dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat
di tempat-tempat kerja.
b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus
diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk
mencegah bahaya, alat-alat penerangan
buatan yang cocok dan sesuai harus
diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk
pada gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-
petugas bila perlu mencegah bahaya apabila
lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat
ventilasi yang sesuai untuk mendapat udara
segar.
b) Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap
kesehatan dari udara yang dikotori oleh
debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain;
harus dibuatkan ventilasi untuk pembuangan
udara kotor.
c) Jika secara teknis tidak mungkin bisa
menghilangkan debu, gas yang berbahaya,
tenaga kerja harus disediakan alat pelindung
diri untuk mencegah bahaya-bahaya tersebut
di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak
diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat
yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus
disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh
dibiarkan karena benda-benda tersebut
dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya
membuat orang jatuh atau tersandung
(terantuk)
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak
boleh dibiarkan bertumpuk di tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang
licin karena oli atau sebab lain harus
dibersihkan atau disiram pasir, abu atau
sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan
setelah dipakai harus dikembalikan pada
tempat penyimpanan semula.

Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam


kebakaran
Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada
suatu tempat atau proyek dapat
dilakukan pencegahan sebagai berikut :

1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja


dipekerjakan harus tersedia :
a)Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang
besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja
harus dilatih untuk menggunakan alat pemadam
kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara
mengunakan alat pemadam kebakaran harus
selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada
jangka waktu tertentu oleh orang yang
berwenang dan dipelihara sebagaimana
mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air,
alat pemadam kebakaran yang dapat dipindah-
pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat
pemadam kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan
di tempat yang mudah dilihat dan dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam
kebakaran harus tersedia di tempat-tempat
sebagaiberikut :
a) di setiap gedung dimana barang-barang yang
mudah terbakar disimpan.
b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat
untuk mengelas.
c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung
yang sedang dibangun dimana terdapat barang-
barang dan alat-alat yang mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan
kimia kering harus disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-
barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan
alat-alat pemanas yang menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel
aspal.
d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya
kebakaran yang disebabkan oleh aliran
listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak
terjadi kerusakan-kerusakan teknis.
10) Alat pemadam kebakaran yang berisichlorinated
hydrocarbon atau karbon tetroclorida tidak boleh
digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang
terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air(reservoir,
standpipe) dipasang di suatu gedung, pipa
tersebut harus :
a) dipasang di tempat yang strategis demi
kelancaran pembuangan.
b) dibuatkan suatu katup pada setiap
ujungnya.
c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran
air dari pipa dengan sebuah katup yang
menghasilkan pancaran air bertekanan
tinggi.
d) mempunyai sambungan yang dapat
digunakan Dinas Pemadam Kebakaran

Perlengkapan keselamatan kerja

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk


melindungi pekerja dalam melaksanakan
tugasnya antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala
dari benturan benda keras selama mengoperasikan
atau memelihara AMP.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk
menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan
sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk
melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang
banyak serbuk metal atau serbuk material keras
lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu
meskipun ruang operator telah tertutup rapat,
masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu
mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan
bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
Gambar 4.1. Perlengkapan keselamatan kerja
15.3 Pedoman untuk pelaku utama konstruksi

Pedoman untuk manajemen puncak


Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian
manajemen puncak untuk mengurangi biaya
karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari
semua manajer lapangan. Informasi ini digunakan
untuk mengadakan evaluasi terhadap program
keselamatan kerja yang telah diterapkan.

2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan


komunikasi tentang keselamatan kerja dengan cara
yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan
monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan
rencana penjadualan pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada
anggaran perusahaan dan mengalokasikan biaya
kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.
4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang
terperinci sehingga dapat memberikan jaminan
bahwa peralatan atau material yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan dalam kondisi
aman.

5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani


latihan tentang keselamatan kerja dan
memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada
pada masing masing divisi (bagian) untuk program
keselamatan kerja.
Pedoman untuk manajer dan pengawas

Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini


dapat diterapkan untuk mengurangi
kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan pekerja konstruksi
sehingga harus menerapkan berbagai aturan,
standar untuk meningkatkan K3, juga harus
mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan
kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang
baik, organisasi yang baik, persuasi dan
pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan-
tindakan aman, serta menetapkan target yang
realistis untuk K3.

2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk


keselamatan pada pekerjaan seperti dengan
memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai
bagian dari perencanaan pekerjaan dan
memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus
dan mengadakan hubungan yang erat dengan para
mandor dan pekerja sebagai upaya untuk
menghindari terjadi kecelakaan dan permasalahan
dalam proyek konstruksi. Manajer dapat
melakukannya dengan cara

a) Mengarahkan pekerja yang baru pada


pekerjaannya dan mengusahakan agar mereka
berkenalan akrab dengan personil dari
pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan
perhatian yang khusus terhadap pekerja yang
baru, terutama pada hari-harinya yang
pertama.

b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja


dengan mandor, karena dengan mengerjakan
hal itu, kita akan dapat memahami mengenai
titik sudut pandang pari pekerja. Cara ini
bukanlah mempunyai maksud untuk merusak
(“merongrong”) kewibawaan pihak mandor,
tetapi lebih mengarah untuk memastikan
bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan
secara adil (wajar).

c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap


kemampuan para mandor tetapi juga harus
mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu
pun (sebagai manusia) dapat membuat
kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
cara mengizinkan para mandor untuk memilih
para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk
memberhentikan pekerja).

Pedoman untuk mandor

Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan


kesehatan dalam pelaksanaan
pekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara
yang berbeda, misalnya dengan tidak membiarkan
pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara
langsung atau tidak menempatkannya bersama-
sama dengan pekerja yang lama dan kemudian
membiarkannya begitu saja.
2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya,
misalnya dengan tidak memberikan target
produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan
keselamatan dan kesehatan pekerjanya.
Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para
mandor untuk mengurangi kecelakaan kerja dengan
cara berikut ini :

1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai


tingkat kepentingan dari keselamatan kerja melalui
hubungan mereka yang tidak formal maupun yang
formal dengan para mandor di lapangan.
2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan
kerja dalam rapat pada tataran perusahaan.

Pedoman untuk pekerja

Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk


mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan
dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara
lain adalah :

1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat


masuk lingkungan kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan
kurang mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan
kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.

II PEKERJAAN PERSIAPAN
1 UKURAN 1.1 Ukuran-ukuran, patokan-patokan dan ukuran tinggi telah
ditentukan dalam gambar dan disesuaikan dengan
kondisi existing lapangan.
Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar utama
dan gambar perincian, maka yang mula-mula mengikat
adalah gambar utama. Namum demikian hal tersebut
harus dilaporkan Konsultan Pengawas untuk penentuan
kebenarannya.
Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru
sebelum dan selama pekerjaan berlangsung akan
menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan
dipelihara ketelitiannya dengan menggunakan alat-alat
waterpass atau theodolith.

2 PEKERJAAN 2.1 Sebelum pekerjaan dimulai, lapangan/lokasi terlebih


PEMBERSIHAN dahulu dibersihkan dari barang-barang atau hal-hal lain
LAPANGAN yang dapat mengganggu pekerjaan.
Selama pekerjaan berlangsung, lapangan harus dijaga
kebersihannya dan penempatan bahan proyek harus
diatur.
Seluruh sisa bahan/material yang tidak terpakai juga
seluruh sisa-sisa sampah-sampah harus disingkirkan
dari lapangan pekerjaan.

3 PAPAN NAMA 3.1 Papan Nama Proyek dibuat dari kayu Kalimantan
PROYEK dengan ukuran 150 x 100 cm dengan bagian depan
diserut / diketam sampai rata dan halus.
Pada permukaan yang rata dan halus di beri cat dasar
dan selanjutnya di beri tulisan
- Nama Proyek.
- Pemilik Proyek.
- Lokasi Proyek .
- Jumlah Biaya ( Kontrak ).
- Nama Konsultan Perencana.
- Nama Konsultan Pengawas .
- Nama Pelaksana ( Kontraktor ).
- Proyek dimulai tanggal , bulan , tahun.
Papan Nama Proyek di pasang pada tempat yang
strategis / mudah terlihat dengan menggunakan tiang
penyangga 2 buah menggunakan kayu Kalimantan
ukuran 5/10 cm dengan bagian tertanam min. 50 cm
dengan penguat beton serta tinggi terlihat min. 200 cm.
Setelah selesai pemasangan papan nama proyek,
pemborong harus lapor kepada Direksi lapangan untuk
pemeriksaan dan persetujuannya.

4 PAPAN 4.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu


BANGUNAN Kalimantan dengan ukuran 3 x 20 cm dan sisi sebelah
(BOUWPLANK) atasnya diserut / diketam sampai rata dan halus.
Keseluruhan tinggi papan bangunan harus sama dengan
peil yang telah direncanakan.
Setelah selesai pemasangan papan bangunan,
pemborong harus lapor kepada Direksi lapangan untuk
pemeriksaan dan persetujuannya sebelum seluruh
pekerjaan selanjutnya dilakukan.

5 AIR KERJA 5.1 Kontraktor harus memperhitungkan penyediaan air untuk


keperluan bangunan, air minum untuk pekerja dan untuk
keperluan lainnya, baik dengan sumur pompa atau cara-
cara lain yang memenuhi syarat.

5.2 Air hujan dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk


konstruksi.
5.3 Memiliki sistem penahan air permukaan sehingga
5.4 memiliki waktu yang cukup untuk dapat diresapkan ke
tanah.
5.5 Melakukan kegiatan konservasi air.
5.6 Memiliki sumur resapan.
5.7 Memiliki kolam penampungan air hujan.
5.8 Memiliki kolam penampungan air hujan dengan
kapasitas yang besar.

6 LISTRIK KERJA 6.1 Kontraktor memiliki rencana penggunaan energi saat


(ENERGI) konstruksi.
6.2 Kontraktor memiliki SOP manajemen sesuai dengan
ketentuan diatas.
6.3 Kontraktor melaksanakan SOP, dibuktikan dengan hasil
penggunaan energi sesuai dengan rencana.
6.4 Kontraktor melakukan manajemen energi pada
pelaksanaan konstruksi.
6.5. Kontraktor melakukan kegiatan penghematan energi.
6.6 Kontraktor melakukan kegiatan penghematan sumber
daya.
6.7 Kontraktor pernah melakukan dan memiliki laporan audit
energi dari peralatan.
6.8 Kontraktor memiliki aturan mengenai konservasi energi.
III SPESIFIKASI TEKNIS
1 LINGKUP 1.1 Kegiatan yang dilaksanakan ialah
PEKERJAAN Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana
Sekolah Kabupaten Malinau (KALTARA - 19) secara
umum uraian pekerjaan yang dilaksanakan adalah
merehabilitasi gedung sekolah SD Negeri 03 Malinau
Kota; SD Negeri 05 Malinau Kota; SD Negeri 011
Malinau Kota; SD Negeri 08 Malinau Barat; SD Negeri
09 Malinau Barat; SD Negeri 08 Malinau Utara; SD
Negeri 03 Malinau Selatan Hilir; SD Negeri 04 Malinau
Selatan Hilir; SD Negeri 07 Malinau Selatan Hulu; dan
SMP Negeri 4 Malinau Selatan Hilir.

2 PEKERJAAN 2.1 Pekerjaan Galian


TANAH Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti
yang ditentukan dalam gambar. Kontraktor harus
menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti
pada gambar rencana atau ditentukan oleh “Pengawas
Lapangan”, tidak terganggu, jika terganggu Kontraktor
harus mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat
yang tertera dalam spesifikasi di bawah ini
2.2 Syarat-syarat Pelaksanaan
 Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut
keperluan.
 Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana
pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar
tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini
harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi
kembali dengan sirtu, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpas.
 Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian,
baik pada waktu penggalian maupun pada waktu
pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air
atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat
bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
 Kontraktor harus memperhatikan pengamanan
terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau
penunjang sementara atau lereng yang cukup.
 Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada
dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan
tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut
tidak akan mengalami kerusakan.
 Semua tanah kelebihan yang berasal dari
pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan
pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas
petunjuk “Pengawas Lapangan”.
 Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus
diurug dengan tanah yang bersih bebas dari segala
kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
urug.
 Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah.
Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh
barang-barang berharga yang mungkin ditemui di
lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila
sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas
tanggungannya sendiri.
2.3 Pembersihan
Seluruh sisa pengalian yang tidak terpakai buat
penimbunan dan penimbunan kembali, tidak termasuk
didalamnya adalah puing–puing sisa, runtuhan–
runtuhan, sebagian digunakan untuk bahan timbunan
sedangkan yang lain beserta sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapisan pekerjaan. Seluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab pemborong.

3 PEKERJAAN 3.1 Syarat-syarat untuk pekerjaan ini berlaku PBI 1971


BETON serta peraturan untuk pemeriksaan bahan-bahan
BERTULANG bangunan NI.3 (PUBB) tahun 1956.
3.2 Konstruksi beton dibuat dengan mutu beton minimum
K-175 untuk Beton non struktur dan K.225 untuk beton
struktur dengan mutu baja BJTD32 (untuk besi ulir
tulangan D 10 - 16 mm) dan BJTD24 (untuk tulangan Ø
8 - 10 mm).
3.3 Pekerjaan struktur beton yang dilaksanakan meliputi
pondasi Foot plat, sloof, kolom, ring balk, balok, balok
lateu, plat lantai, konsol dan plat dan lain-lain sesuai
gambar.
3.4 Bahan beton yang digunakan, jenis split yang cukup
kekerasannya tidak berpori dan tidak rapuh. Pasir yang
digunakan pasir beton yang tidak boleh mengandung
lumpur. Semen yang digunakan adalah Semen Gresik /
Holcim.
3.5 Untuk seluruh pekerjaan yang berkelanjutan harus
sudah dipersiapkan tulangan-tulangan / stek-stek untuk
pekerjaan berikutnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas / Perencana.

4 PEKERJAAN 4.1 Lingkup pekerjaan


PEMASANGAN a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat
BEKISTING bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini
dengan baik dan sempurna
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan begesting
4.2 Persyaratan Bahan
1. MATERIAL
 Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9
mm, kayu, besi, atau material lain yang disetujui oleh
Engineer. Semua type material tadi bila digunakan
tetap harus memenuhi kebutuhan untuk bentuk,
ukuran, kualitas dan kekuatan, sehingga didapat
hasil beton yang halus, rata, dan sesuai dimensi
yang direncanakan.
 Bekisting yang digunakan untuk beton exposed,
harus benar-benar mempunyai permukaan yang
halus.Jika digunakan bekisting multipleks,
sambungan antara tepi-tepi bekisting harus dibuat
dengan diprofil hingga didapat permukaan dalam
bekisting yang benar-benar rata sesuai yang
direncanakan.
4.3 Syarat Pelaksanaan
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Engineer
semua perhitungan dan gambar rencana
bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana
diminta Engineer, Sebelum pekerjaan di lapangan
dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Engineer
telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana
bekisting dari kontraktor, segala sesuatunya yang
diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
 Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang
terkandung dalam adukan beton tidak hilang atau
berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup kaku,
dengan pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat
(ties) untuk mencegah terjadinya pergeseran
ataupun perubahan bentuk yang yang diakibatkan
gaya-gaya yang mungkin bekerja pada begetting
tadi. Hubungan-hubungan antara bagian begisting
harus menggunakan alat yang memadai agar didapat
bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian
begesting harus dilakukan horizontal dan vertical.
Semua bekisting harus direncanakan agar dalam
proses pembukaan tanpa memukul atau merusak
beton. Untuk pengikatan dalam beton harus
menggunakan batang besidan murnya.
 Semua material yang selesai digunakan sebagai
bekisting harus dibersihkan dengan teliti sebelum
digunakan kembali, dan bekisting yang telah
digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak
dapat diterima Engineer, harus segera disingkirkan
untuk tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana
mungkin diperbaiki agar kembali sempurna
kondisinya.
 Bekisting untuk beton plat lantai dilapisi plastik agar
hasil pembetonannya baik dan halus.
 Untuk kayu bekisting disyaratkan tebal minimum 3
cm untuk jenis Albasia atau 2 cm untuk kayu
Kalimantan atau Tripleks 4 mm.
 Sedangkan sebagai penyangga dan skuur-skuurnya
digunakan Bambu (dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku). Ukuran bambu
dia. 7 s/d 10 cm, jarak dolken ke dolken tidak boleh
lebih dari 50 cm.
 Tulangan dan sengkang tidak boleh melekat pada
bekisting atau tumpuan lain, untuk itu harus
dibuatkan ganjal-ganjal dari balok-balok / tahu-tahu
beton dengan syarat tebal dan pemasangan sesuai
dengan PBI 1971

5 PEKERJAAN 5.1 Pelaksanaan Pemasangan Tulangan,


PEMBESIAN Pembengkokan Dan Pemotongan
Persiapan
a.Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit
giling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan
lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan
konstruksi untuk menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/Seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan
Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan
SNI 03-2847-2002 koordinasi dengan bagian lain
dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk menghindari keterlambatan.
Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-
lubang (openings)/bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat
dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
 Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton
harus dipasang pada posisi yang benar dan untuk
menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan
jarak.
 Tulangan pada balok-balok footing dan pelat
harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang
tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang
diperlukan.
 Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah
dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan
pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang
hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
 Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit
sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-
blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak
ini harus tersebar merata.
c. Penempatan Tulangan
 Tulangan, tendon pra tegang, dan selongsong
prategang harus ditempatkan secara akurat dan
ditumpu secukupnya sebelum beton dicor, dan
harus dijaga agar tidak tergeser melebihi toleransi
yang diijinkan.
 Bila tidak ditentukan lain oleh pengawas
lapangan, tulangan, tendon prategang, dan
selongsong prategang harus ditempatkan dengan
toleransi berikut :
 Toleransi untuk tinggi d dan selimut beton
minimum dalam komponen struktur lentur, dinding
dan komponen struktur tekan harus memenuhi
ketentuan
 Toleransi letak longitudinal dari bengkokan dan
ujung akhir tulangan harus sebesar ± 50 mm
kecuali pada ujung tidak menerus dari komponen
struktur dimana toleransinya harus sebesar ± 13
mm.
 Jaring kawat las (dengan ukuran kawat yang tidak
melampaui P6 atau D6) yang digunakan dalam
pelat dengan bentang yang tidak melampaui 3m
boleh dilengkungkan mulai dari titik dekat sisi atas
pelat di atas tumpuan hingga suatu titik dekat sisi
bawah pelat pada tengah bentang, asalkan
tulangan tersebut menerus atau diangkur dengan
baik di daerah tumpuan.
 Penyatuan atau penyambungan batang tulangan
yang bersilangan dengan menggunakan las tidak
diperkenankan kecuali bila diijinkan oleh
pengawas lapangan.
d. Pembengkokan tulangan, sesuai dengan PBI’71
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau
diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan itu.
 Batang tulangan yang diprofilkan, setelah
dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagai di dalam
beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
 Membengkok dan meluruskan batang tulangan
harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali
apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
 Apabila pemanasan dijinkan, batang tulangan
dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat
dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi
tidak boleh mencapai suhu lebih dari 8500 C.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang
mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 1000 C
yang pada waktu las, maka dalam perhitungan-
perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh
dipanaskan tidak boleh didinginkan dengan jalan
disiram dengan air.
 Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak
boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter
(diameter pengenal) batang dari setiap bagian
dari bengkokan.
e. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan
tulangan.
 Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
diisyaratkan oleh perencana. Apabila tidak
ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan
dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat
berikut:
 Terhadap panjang total batang lurus yang
dipotong menuru ukuran dan terhadap panjang
total dan ukuran intern dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar + 25 mm,
 Terhadap jarak turun total dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar + 12 mm
untuk jarak lebih dari 60 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan
ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar + 6
mm.
f. Panjang penjangkaran dan panjang pentaluran.
 Besi tulangan mutu BJTD-24
 Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan
kait
 Panjang penyaluran = 30 diameter dengan
kait
 Besi tulangan mutu BJTD-32
 Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
 Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
 Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik
dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan
untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton
harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan
bawah pada tumpuan. Sambungan harus
ditunjang dimana memungkinkan.
 Ketidaklurusan rangkaian tulangan kolom tidak
boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
 Standard pembengkokan.
 Semua standar pembengkokan harus sesuai
dengan SNI T15-03-1991 (Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung), kecuali ditentukan lain.

6 PENGECORAN 6.1 Sebelum pengecoran beton dilakukan, pemborong


BETON wajib untuk melaporkan kepada pengelola
Proyek/konsultan perencana dan konsultan pengawas
untuk pemeriksaan dan dimintakan persetujuannya
secara tertulis untuk mulai pengecoran, hal ini
dilakukan untuk seluruh pekerjaan beton.
Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum
pengecoran dimulai pemborong harus membuat kubus
beton pendahuluan sebanyak minimal 15 buah dan
diteskan dilaboratorium penelitian bahan-bahan
bangunan.
Sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran
pertama pemborong harus menyerahkan hasil
pemeriksaan test pendahuluan dari laboratorium
pemeriksaan beton yang disetujui pengelola proyek /
konsultan perencana.
Tempat-tempat sambungan pengecoran ditentukan
bersama-sama antara pengelola proyek, konsultan
perencana dan pemborong.
Pengadukan beton harus dilakukan dengan
menggunakan mesin pengaduk beton (beton mollen)
dan dalam pengecorannya dilakukan dengan
menggunakan mesin penggetar (vibrator).
Alat penggetar digunakan dengan posisi berdiri 90
derajat hanya dalam keadaan khusus diperkenankan
bersudut 45 derajat.
Kekentalan dari beton harus sesuai dengan pengujian
slump dengan kerucut terpancung yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan yang disyaratkan
PBI tahun 1971.
Selama pelaksanaan pengecoran beton, pemborong
harus membuat kubus beton 15x15x15cm yang diambil
dari bahan yang sedang dalam pengecoran, untuk
diperiksakan kelaboratorium pemeriksaan beton
dengan jumlah test kubus beton sesuai yang
disyaratkan pada PBI 1971.

7 PEMBONGKARN 7.1 Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan 21


BEKISTING hari setelah pengecoran dan mendapat ijin tertulis dari
/PENYIRAMAN Direksi lapangan kecuali bila digunakan bahan
BETON additive.
Penyiraman beton:
Pada permukaan atas dari beton plat lantai, luifel
begitu dicor terus diredam dengan air terus menerus,
untuk menjaga jangan sampai air keluar, pada bagian
tepi plat dimana kemungkinan air dapat mengalir
keluar, diberi tanggul dari adonan tanah sedemikian
rupa sehingga air tetap berada diatas plat pada batas-
batas yang ditentukan. Bila kemungkinan air habis
menguap karena panas matahari harus segera diisi
kembali hingga penuh.
Pekerjaan ini dilakukan selama 14 hari atau
disesuaikan dengan pertimbangan disetujui kedua
belah pihak
Untuk pekerjaan selain tersebut diatas, cukup disiram
dengan air minimal 3 kali sehari.

8 PEKERJAAN 8.1 Untuk bagian-bagian beton yang terlihat harus diplester


FINISHING dengan aduk campuran 1Pc:3ps.
BETON Persyaratan mengerjakan beton tersebut sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan dalam pekerjaan
beton.
Setelah bekisting dibuka, seluruh permukaan listplank
diplester dengan aduk campuran 1Pc:3Ps dan bagian
beton yang akan diplester terlebih dahulu dikasarkan
dengan menggunakan pahat dan dibersihkan dengan
menyiram air atau dengan cara segera setelah
bekisting dibuka dan beton masih dalam keadaan
lembab langsung dikasarkan dengan diberi komprotan
dengan aduk campuran 1Pc:2Ps pada seluruh
permukaan beton yang diplester.
Pengacian dilakukan sedemikian rupa sehingga
permukaan plesteran menjadi rata, lurus, halus, tidak
retak dan tidak ada bagian yang bergelombang dan
selama 7 (tujuh) hari berturut-turut setelah pengacian
selesai plesteran harus selalu disiram dengan air
sekurang-kurangnya 2 kali setiap harinya.
Seluruh permukaan plesteran beton difinish cat tembok
dengan warna sesuai ketentuan yang diberikan Direksi
lapangan, cara pengecetan dengan prinsip didapat
hasil yang baik.

9 BAHAN-BAHAN 9.1 Semen (PC)


BETON Semua semen yang dipakai harus semen portland
BERTULANG kwalitas baik yang sesuai dengan persyaratan yang
disyaratkan dalam standard Indonesia NI 8. atau
ASTMC 150 type 1 atau sesuai dengan yang
digariskan oleh Assosiasi Cement Indonesia.
9.2 Pasir beton (Agregat halus)
Agregat halus yang dipakai terdiri dari :
Pasir alam yaitu pasir yang disediakan oleh kontraktor
dari sungai atau sumber lainnya yang disetujui oleh
Direksi / Konsultan perencana.
Pasir yang akan dipakai harus bersih dan bebas dari
tanah liat, karang dan alkali, jumlah bahan yang
merugikan tersebut tidak boleh lebih dari 5%.
Pasir yang akan dipakai hendaknya mempunyai
gradasi yang baik sesuai yang disyaratkan dalam PBI
1971.
Dalam hal ini digunakan pasir yang memenuhi syarat
untuk pekerjaan beton
9.3 Kerikil beton (agregat kasar)
Agregat kasar yang akan dipakai terdiri dari split batu
pecah. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari
bagian-bagian yang halus mudah pecah, tipis dan
bersih dari bahan-bahan organis, alkali atau bahan-
bahan yang dapat merusak.
Banyaknya bahan-bahan yang merusak tersebut tidak
boleh lebih dari 3% dari berat.
Agregat yang dipakai hendaknya berbentuk baik,
keras, padat, awet, dan tidak perpori.
Agregat kasar harus mempunyai gradasi yang baik,
jika disaring dengan saringan standard untuk beton PBI
1971 ukuran maksimal agregat kasar tidak melebihi
yang ditetapkan Direksi.
Menyimpang dari ketentuan diatas, bahan yang boleh
dipasang minimal :
Split beton dari lokal pecah tangan dan disetujui
Konsultan Pengawas.
9.4 Air kerja
Air yang dipakai untuk pekerjaan ini harus bersih bebas
dari lumpur, minyak, asam, garam, bahan-bahan
organik ataupun kotoran lain yang dapat merusak.
Air sumur dapat dipergunakan, sepanjang memenuhi
syarat tersebut diatas.
9.5 Baja Tulangan
Kecuali dengan ketentuan lain dalam gambar,
digunakan besi beton jenis BJTP24 untuk tulang
diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm dan
BJTD32 untuk diameter lebih besar atau sama dengan
13 untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas yang
diminta, maka perlu adanya sertifikat dari pabrik.
Semua baja tulangan yang dipakai harus dalam
keadaan baru.
Mutu baja harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar detail dan sesuai standard Indonesia NI.2 PBI
tahun 1971 dan mendapat persetujuan Direksi.
Sebelum baja-baja tulangan didatangkan ke site,
kontraktor harus menyerahkan terlebih dahulu contoh
yang dimaksudkan dan Direksi dapat mengafkirkan
besi-besi tersebut, segala kerugian menjadi tanggung
jawab kontraktor.
Sebelum dipasang baja tulangan harus bersih dari
serpih-serpih, karat, minyak, gemuk yang dapat
mengurangi daya lekatnya.
Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai
gambar.
Besi beton harus diikat pada tempatnya dengan
menggunakan kawat pengikat, klem-klem yang khusus
diganjal dengan blok- blok/tahu-tahu beton.
9.6 1.Penyimpanan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada
umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan
pelaksanaan.
b. Cement harus didatangkan dalam zaak yang tidak
pecah/dalam keadaan utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada
zaak, segera setelah diturunkan disimpan dalam
gudang yang kering dan terlindung dari pengaruh
cuaca, ventilasi secukupnya dan lantai bebas dari
tanah.
c. Cement harus dalam keadaan fresh (belum
mengeras) jika ada bagian yang mulai mengeras
bagian tersebut harus masih dapat ditekan hancur
dengan tangan biasa/bebas tanpa alat dan jumlah
tidak lebih dari 10% dari berat, jika ada bagian
yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan
biasa, maka jumlah tersebut tidak boleh melebihi
5% dari berat dan pada campuran tersebut diberi
tambahan semen yang baik dalam jumlah yang
sama, semuanya dengan catatan kwalitas beton
yang diminta harus tetap terjamin.
d. Agregat harus ditempatkan dalam bak yang cukup
terpisah dari satu dan lainnya (jenis gradasinya)
dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya beton dengan tanah. Dalam hal ini
bisa menggunakan lantai beton tumbuk.

10 PEKERJAAN 10.1 Lingkup Pekerjaan


PASANG a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
DINDING BATA bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi
pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan atau
Pemberi Tugas.
Pekerjaan batu bata harus sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
10.2 Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama
kwalitasnya seperti semen yang ditentukan untuk
pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama
kwalitasnya dengan pasir yang ditentukan untuk
pekerjaan beton. Gradasi pasir urug yang dipakai
minimum 0,35 mm.
c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
pekerjaan beton.
d. Batu bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi
lokal dengan ukuran 5 cm x 11 cm x 22 cm yang
dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata,
tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun
ukuran bata yang diperoleh di suatu daerah mungkin
berbeda dengan ukuran tersebut di atas harus
diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari
ukuran-ukuran tersebut. Sesuai dengan A.V. 1941,
minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
 Kwalitas terbaik.
 Pembakaran matang.
 Warna merah (merah merata).
 Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus
runcing.
 Keras dan tidak mudah patah.
 Tidak terlihat garis-garis retak.
 Harus satu ukuran dan satu kwalitas (kalau ada
perbedaan tidak boleh lebih besar dari 3 mm).
e. Jenis Adukan
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan
yang diinstruksikan dalam gambar-gambar atau
dalam spesifikasi pekerjaan ini.
Adukan 1 pc : 5 ps.
 Dinding bata pada bangunan utama adukan 1
pc : 5 ps.
 Seluruh dinding toilet dan yang berhubungan
langsung dengan air, dibuat s/d 150 cm.
f Mencampur
Adukan harus dicampur dengan alat pencampur
yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan,
di atas permukaan yang keras. Sangat dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau
membubukkannya untuk dipakai lagi.
10.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang,
terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan pengawas dan atau Pemberi
Tugas.
b. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata
merah, dengan aduk campuran 1 pc : 5 pasir
pasang, kecuali pasangan batu bata semen
trasram/rapat air.
c. Untuk dinding semen trasram/kedap air dengan
adukan campuran 1 pc : 3 pasir pasang, yakni pada
dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi
sampai minimum 20 cm di atas permukaan lantai
setempat ruang dalam, sampai dengan 50 cm pada
dinding berbatasan dengan luar, dan sampai
setinggi minimal 180 cm untuk daerah yang lain di
atas permukan lantai setempat dan untuk sekeliling
dinding ruang-ruang basah (kamar mandi, WC) serta
pasangan batu bata di bawah permukaan tanah jika
ada.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air
dalam bak atau drum hingga jenuh.
e. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
setelah kering permukaan pasangan disiram air.
f. Dinding batu bata yang akan diplester harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dibersihkan.
g. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap,
setiap tahap maksimum 24 lapis perharinya, serta
diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu
bata tebal ½ batu yang luasnya maksimal 9 m2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis
dengan kolom ukuran 11 x 11 cm, dari tulangan
pokok 4 diameter minimal 10 mm, beugel diameter 6
mm jarak 15 cm, jarak antara kolom satu dengan
yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada
pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat
stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam
dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang
patah lebih dari dua atau lebih.
k. Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah
diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata.
l. Pasangan batu bata semen trasram bawah
permukaan tanah lantai harus diberi pen dengan
adukan 1 pc : 4 pasir.
m. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan
apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding
seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum
diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding
yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).
10.4 Syarat-syarat Pemeliharaan
PERBAIKAN
Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang
rusak/cacat. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa
hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan
pemilik pada waktu pelaksanaan, maka pemborong
wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh
Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi
tanggung jawab pemborong.

PENGAMANAN
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap
pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat
dihindarkan dari kerusakan.
Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

10.5 Syarat Penerimaan


Pemborong harus memenuhi ketentuan dan
persyaratan mutu dan pelaksanaan, sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Konsultan pengawas
dan atau Pemberi Tugas.
Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat
pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai
yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang. Toleransi kemiringan untuk penerimaan
pasangan dinding : 1 mm/m2 luas permukaan bidang
kerja.
Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu
dengan lainnya rapi.Hasil akhir harus konstruktif yang
kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan
perkerjaan finishing lainnya harus rapi.

11 PEKERJAAN 11.1 Lingkup Pekerjaan


PLESTERAN a.Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b.Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran
dinding batu bata bagian dalam dan bagian luar
bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan
dalam gambar.

11.2 Persyaratan Bahan


a.Semen Portland yang digunakan harus dari satu
produk, mutu I dan yang disetujui Konsultan MK
serta memenuhi NI-8.
b.Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI
1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10 - Campuran
(aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-
benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran,
harus bersih dan melalui ayakan 1,6- 2,0 mm.
11.3 Syarat Pelaksanaan
Semua pasangan dinding bata merah dimana
permukaannya terlihat atau kelihatan harus diplester
dengan ketentuan :
a. Pasangan dinding bata 1pc : 3 kp : 10 ps
diplester dengan aduk campuran 1pc : 8ps.
b. Pasangan dinding bata 1pc : 4ps diplester
dengan campuran 1pc : 4ps.
c. Finishing Beton diplester dengan adukan 1pc:2ps
Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm dan lebih
dari 2 cm, kecuali ditentukan lain.
Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat dimana
permukaannya kelihatan harus diplester dengan tebal
tidak boleh kurang dari 1 cm dan lebih dari 2 cm,
kecuali ditentukan lain.
Semua pasangan sebelum plesteran dimulai harus
sudah disiram air sampai basah dan bersih dari
kotoran.
Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata serta
sponengan harus menghasilkan garis lurus. Untuk
sponengan digunakan aduk campuran 1Pc : 3Ps lain-
lain sesuai gambar untuk itu dan sesuai dengan
petunjuk Direksi.
Pada umumnya pekerjaan plesteran belum bisa
dimulai sebelum ada perlindungan terhadap hujan dan
panas dengan demikian, maka pekerjaan ini boleh
dimulai setelah ada persetujuan dari Pengelola Proyek.
Selama 14 hari berturut-turut setiap harinya plesteran
harus disiram air sampai rata dan basah.
11.4 Syarat Pemeliharaan
a. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang
rusak/cacat.
Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga
tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
b.Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik
pada waktu pelaksanaan, maka pemborong wajib
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
c melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang
telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari
kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan
hasil pekerjaan
ini menjadi tanggung jawab pemborong.

11.5 Syarat Penerimaan


a. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan
persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Konsultan MK dan
atau Pemberi Tugas.
b. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian
harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya,
permukaan rata tidak bergelombang.Toleransi
kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1
mm/m2 permukaan bidang kerja.
c. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu
dengan lainnya rapi.Hasil akhir tanpa cacat dan
merupakan satu kesatuan konstruktif yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding panel dengan
pekerjaan finishing lainnya harus rapi.

12 PEKERJAAN 12.1 Lingkup Pekerjaan


PLAFOND Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond
pada plafond yang ditunjuk dalam gambar termasuk
pula pemasangan list plafond profil gypsum/ kayu
sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Konsultan pengawas dan atau
Pemberi Tugas.
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan/pemeriksaan kembali pekerjaan-
pekerjaan yang erat hubungannya dengan pekerjaan
langit-langit ini, untuk ini diwajibkan adanya kerja
sama (koordinasi) yang baik dengan Sub Kontraktor
lain yang telah disetujui Konsultan Perencana.
2. Pemasangan boleh dikerjakan setelah semua
pekerjaan dan peralatan-peralatan yang terdapat di
dalam langit-langit (seperti pemipaan, pengabelan,
ducting, alat-alat penggantung plafond dan pekerjaan
instalasi lain) sudah siap dan selesai dikerjakan serta
sudah ditest.
3. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan
terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf Konsultan
Perencana.
4. Kontraktor harus menyerahkan “Shop drawing” untuk
disetujui dan diparaf Konsultan Perencana.
12.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan rangka:
Sebagai rangka langit-langit digunakan rangka
Hollow galvanis
Bahan : Besi hollow ukuran 2x2 cm, 4x4cm
2. Penutup langit-langit:
Digunakan gypsum yang bermutu baik produk ex.
JAYA BOARD tebal 9 mm.
3. Bahan finishing penutup plafond:
Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat
dari bahan dasar cat yang bermutu baik produk yang
telah disetujui Konsultan pengawas dan atau
Pemberi Tugas. Sebelum pengecatan semua
sambungan/pertemuan harus rata dan halus
(ditreatment). Plafond gypsum ini difinish dengan cat
spray.
Warna dari corak akan ditentukan kemudian.
12.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit besi hollow dengan
penggantung besi beton Ø 4 mm yang dilengkapi
dengan mur dan klem, penggantung-penggantung
terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja
yang ada.
2.Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian
bawah diratakan, pemasangan sesuai dengan pola
yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan
memperhatikan modul pemasangan penutup langit-
langit yang dipasangkan.
3.Rangka plafond yang dipakai dibuat dari besi hollow
yang diawetkan dengan cat meni besi, ukuran bentuk
dan cara pemasangan rangka besi hollow dengan
modul 1200x60cm atau sesuai dengan gambar, serta
disetujui Direksi secara tertulis.
4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit
harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat, kecuali
bila dinyatakan lain, misal: permukaan merupakan
bidang miring/tegak sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
5. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang,
seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
5. Bahan penutup langit-langit adalah kalsiboard
dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
6. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding,
digunakan bahan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
7. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata,
tidak melendut.
8. Seluruh antara permukaan langit-langit dan dinding
dipasang list profil dari bahan gypsum dengan bentuk
dan ukuran sesuai gambar.
9. Gypsum board yang dipasang adalah yang telah
dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Konsultan MK dan atau Pemberi
Tugas.
10. Gipsum board dipasang dengan cara pemasangan
sesuai dengan gambar unit itu dan setelah
terpasang, bidang permukaan langit-langit harus
rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang dan
sambungan antara unit-unit board tidak terlihat.
11. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat
manhole/access panel di langit-langit yang bisa
dibuka, tanpa merusak gypsum board
disekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan M & E.
12. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang
berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga ahli.
13. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor
diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk
mempelajari bentuk pola lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.

Syarat Pemeliharaan
- Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang
12.4 rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai
pengarahan Konsultan pengawas dan atau Pemberi
Tugas dan tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan
pemilik pada waktu pelaksanaan pekerjaan maka
Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
pengawas dan atau Pemberi Tugas. Biaya yang
ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi
tanggungan Pemborong.
- Pengamanan
Pemborong wajib mengadakan perlindungan
/pengamanan terhadap hasil pekerjaan plafond yang
sudah terpasang.
Untuk itu pemborong harus mengadakan koordinasi
dengan pihak pekerjaan finishing lainnya, dengan
pengarahan Konsultan pengawas dan atau Pemberi
Tugas agar pekerjaan plafond yang telah dilaksanakan
tidak terganggu atau rusak.
Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi
tanggung jawab pemborong sampai hasil pekerjaan
diterima dengan baik (Serah Terima II).

13 PEKERJAAN 13.1 Lingkup Pekerjaan


LANTAI a. Meliputi penyiapan dan membersihkan bagian –
KERAMIK DAN bagian yang akan diselesaikan. pemasangan
DINDING keramik dilakukan pada lantai ataupun dinding
KERAMIK sesuai dengan gambar rencana, serta lingkup
pekerjaan termasuk penyediaan bahan dan
peralatan pembantu
b. Pekerjaan lantai Keramik, plint keramik ini
dilakukan pada seluruh finishing lantai sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar
13.2 Persyaratan bahan
a. Homogeneous tile
 Jenis Homogeneous Tile, kwalitas I, ukuran
40 x 40, 60 x 60cm2, tebal 10mm kuat tekan
450 Kg/cm2 setara merk Indogress, Niro
Granitto atau yang setara, type/warna/motif
sesuai dengan tabel material yang ditunjukkan
dalam gambar.
 Bahan perekat untuk pasangan Homogeneous
Tile pada dinding bata/beton, dari pasta semen
dengan komposisi air tidak berlebihan.
 Bahan perekat untuk pasangan Homogeneous
Tile pada multipleks menggunakan lem keramik
khusus “LemKra” atau yang sejenis.
 Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM45
atau bahan sejenis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.

b. Ceramic Tile
 Jenis Single Firing berglazuur, kwalitas I, ukuran
40x40cm dan 60x60cm, tebal minimum 7mm
atau sesuai dengan yang dipasarkan dalam
negeri, produksi, Roman atau setara,
type/warna/motif sesuai dengan tabel material
yang ditunjukkan dalam gambar.
 Bahan perekat untuk pasangan keramik pada
dinding bata/beton, dari pasta semen dengan
komposisi air tidak berlebihan.
 Bahan perekat untuk pasangan Keramik pada
multipleks menggunakan lem keramik khusus
“LemKra” atau yang sejenis.
 Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM50 atau
bahan sejenis yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.

c. Bahan Keramik Lantai dan Dinding km/wc:


- Jenis : keramik
- Produksi : Platinum
- Ketebalan : minimum 7 mm
- Bahan pengisi siar : Igi tile grout
- Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 pasir
- Warna/texture : ditentukan kemudian
- Ukuran : 20 x 20 cm (dipasangpada Lantai
Kamar mandi,) lihat dalam gambar
- Ukuran : 20x25 dipasang untuk dinding
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai
dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19) PVBB 1970, PVBI 1981.
e. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang
terlebih dahulu harus menyerahkan contoh –
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
perencana/Direksi Lapangan.
f. Materi lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh
perencana/Direksi Lapangan.
g. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh
warna, corak, motif, ukuran dan Brosur keramik
untuk minimal dua merk yang berbeda kepada
Konsultan konsultan Pengawas untuk disetujui.
h. Ukuran keramik sesuai dengan Gambar Kerja
13.3 Syarat Pelaksanaan
a. Jenis Homogeneous Tile, kwalitas I, ukuran
60x60cm, 40x40tebal 10mm kuat tekan 450
Kg/cm2 merk Niro Granitto, Indogress atau yang
setara, type/warna/motif sesuai dengan tabel
material yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Ceramic tile adalah jenis Single Firing berglazuur,
kwalitas I, ukuran 40x40cm dan 60x60 cm, tebal
minimum 7mm atau sesuai dengan yang
dipasarkan dalam negeri, produksi RomanGress,
Garuda atau setara, type/warna/motif sesuai
dengan tabel material yang ditunjukkan dalam
gambarmengenai pemasangan, lebar siar dan
pengisiannya harus sesuai dengan ketentuan
diatas. Sedang untuk bahan lainnya disesuaikan
dengan ketentuan umum yang berlaku beserta
sistem-sistem pengikatnya.
c. Bahan perekat dari adukan spesi 1PC : 3 Psr,
sedangkan siar (naad) menggunakan AM Grout-
AM45 atau bahan sejenis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.
d. Spesi dan pasta perekat harus diisikan pada
seluruh bidang homogeneous tile/keramik,
sehingga tidak terdapat rongga dibawah
homogeneous tile/keramik yang terpasang.
e. Untuk bidang pasangan homogeneous tile/keramik
yang luas, spesi bawah dibuat siar-siar (naad) spesi
yang saling tegak lurus selebar 5mm dengan
pembagian per 6x6m2 untuk mencegah terjadinya
muai susut akibat proses pengeringan spesi yang
tidak serempak yang dapat menyebabkan
pasangan ubin terlepas dari rekatan spesi (popping)
f. Ukuran siar/naad harus sama selebar 2,5mm,
kecuali homogeneous tile tidak menggunakan naad.
Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang
saling tegak lurus. Pemotongan ubin hanya boleh
dilakukan dengan menggunakan mesin potong dan
kemudian dihaluskan dengan disetujui oleh
konsultan Pengawas/MK.
g. Pengecoran/pengisian naad dilakukan setelah
bidang homogeneous tile/keramik selesai terpasang
3 x 24 jam dengan menggunakan tile grout khusus
(AM grout-50) sesuai dengan warna keramik yang
terpasang. Semen tidak boleh digunakan sebagai
bahan pengisi naad, kecuali atas persetujuan
Konsultan Pengawas/MK.
h. Pemasangan homogeneous tile/keramik harus rata
permukaannya. Siar-siar dirapikan pada saat
semen masih belum kering dan homogeneous
tile/keramik disikat dengan bahan khusus pencuci
sampai tidak ada noda semen pada homogeneous
tile/keramik.
i. Homogeneous tile/keramik yang dilubangi untuk
drain atau lubang instalasi harus dilubangi
menggunakan alat core drill khusus sehingga
bidang penampang lubang yang dipotong rata dan
halus.
j. Pertemuan dengan dinding dipasang hospital plint
dari material keramik ukuran 10x30cm

k. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi


dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama,
tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
l. Pemotongan keramik harus menggunakan alat
potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
m. Pola keramik harus memperhatikan ukuran letak
dan semua peralatan yang akan terpasang di
dinding, panel, stop kontak, lemari gantung dan
lain-lain yang tertera didalam gambar.
n. Awal pemasangan keramik pada dinding/border
dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan
perencana/Direksi lapangan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
o. Bidang dinding/border keramik harus benarbenar
rata, garis – garis siar harus benar – benar lurus,
siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu
garis lurus.
p. Membersihkan permukaan keramik dari sisasisa
adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih khusus untuk
keramik atau sejenisnya.

14 PEKERJAAN 14.1 Beton lantai kerja yang digunakan adalah beton


LANTAI KERJA tumbuk dengan mutu beton K-100 setebal sesuai
DAN RABAT dengan peil yang ditentukan dalam gambar.
BETON 14.2 Bentuk, penempatan dan cara pelaksanaan sesuai
gambar kerja dan harus sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditentukan dalam PBI 1971 dan sesuai
dengan petunjuk dari Direksi

15 PEKERJAAN CAT 15.1 Lingkup pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan ini , sehingga
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Melaksanakan pekerjaan pengecatan, sehingga
diperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
c. Tahapan pekerjaan meliputi :
- Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
- Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan
yang telah ditentukan.
- Pengecatan semua permukaan dan area yang
ada pada gambar, dengan warna bahan yang
sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan.
- Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafond
dan dinding yaitu pengecatan seluruh plesteran
dinding bangunan dan sebagian kolom dan
balok-balok beton dan semua plesteran yang
kelihatan, serta pengecatan kusen pintu dan
jendela

15.2 Persyaratan Bahan


a. Pekerjaan Cat Dinding Dalam
- Cat dengan kandungan VOC (Volatile Organic
Compound) yang rendah dan tidak berbau ,
berpelarut air dan terbuat dari material kimia yang
tidak mengandung zat karsinogenik atau non toxic
(misal : Formaldehyde, APEO, Lead, Crhromate)
- Yang Termasuk Pekerjaan Cat Dinding Dalam
Adalah Pengecatan Seluruh Plesteran
- Bagian Dalam Bangunan Dan Atau Bagian-Bagian
Lain Yang Ditentukan Gambar.
- Untuk Dinding-Dinding Dalam Bangunan Digunakan
Cat Jenis Vynil Acrylic Emulsiondengan Lapisan
Dasar. Warna Akan Ditentukan Ole Konsultan
Perencana.
- Plamur Yang Digunakan Adalah Plamur Tembok
Khusus Untuk Tembok Bagian Dalam.Sebelum
Diplamur, Plesteran Harus Sudah Betul-Betul
Kering, Tidak Ada Retak-Retak Dan Kontraktor
Harus Meminta Persetujuan Kepada Pemberi Tugas
/ Konsultan Pengawas.
- Pekerjaan Plamur Dilaksanakan Dengan Dengan
Pisau Plamur (Kape) Dari Plat Baja Tipis Dan
Lapisan Plamur Dibuat Setipis Mungkin Sampai
Membentuk Bidang Yang Rata.
- Sesudah 7 Hari Plamur Terpasang Dan Diamplas
Dengan Amplas Besi No. 00, Kemudian Dibersihkan
Dengan Bulu Ayam Sampai Bersih Betul.
Selanjutnya Dinding Dicat Dengan Menggunakan
Roller.
- Untuk Mendapatkan Tekstur Pada Pengecatan
Dinding Yang Ditentukan Dengan Finish Textured
Spray Paint, Digunakan Texture Finish Sesuai
Dengan Merk Yang Digunakan.
- Pasta Texture Dengan Bahan Dasar Emulsi Acrylic
Ini Disemprotkan Dengan Alat Penyemprot
Compressor.
- Lapisan Pengecatan Dinding Dalam Terdiri Dari 1
(Satu) Lapis Bulls Eye Yang Dilanjutkan Dengan 2
(Dua) Lapis Vynil Acrylic Emulsion Dengan
Kekentalan Cat Sebagai Berikut :
- Lapis I Tanpa Campuran Air.
- Lapis II Kental.
- Standar Material Cat Dinding Interior Ex
Metrolite/Catylac/Property/Mowilex
- Standar Material Cat Plafond Ex
Metrolite/Catylac/Property/Mowilex
b. Pekerjaan Cat Dinding Luar
- Cat dengan kandungan VOC (Volatile Organic
Compound) yang rendah dan tidak berbau ,
berpelarut air dan terbuat dari material kimia yang
tidak mengandung zat karsinogenik atau non toxic
(misal : Formaldehyde, APEO, Lead, Crhromate)
- Yang termasuk pekerjaan cat dinding luar adalah
pengecatan seluruh plesteran bangunan dan / atau
bagian-bagian lain dibagian luar yang ditentukan
dalam gambar rencana.
- Untuk dinding bagian luar bangunan digunakan cat
luar dari bahan Vynil Acrylic Emulsion jenis Weather
shield.
- Semua pekerjaan yang hendak dicat harus
dibersihkan dan bebas dari kotoran lepas, minyak
dan kotoran-kotoran lainnya.
- Lapisan pertama yang digunakan adalah alkali resin
dari merk yang sama dengan cat.
- Sebelum dinding dialkali resin, plesteran sudah
harus betul-betul kering dan waterproof , tidak ada
retak-retak dan Kontraktor harus meminta
persetujuan kepada Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas.
- Pekerjaan alkali resin dilaksanakan dengan kuas
atau roller sampai membentuk bidang yang rata
sebanyak 1 lapis.
- Sesudah 7 hari dialkali, kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih betul selanjutnya
dinding dicat dengan menggunakan roller.
- Pada konstruksi baru dimana sifat alkali tinggi
mungkin dijumpai perlu digunakan 1 lapis cat dasar.
- Lapisan tersebut dibiarkan mengering selama 1 jam
sebelum memakai WeatherShield. Untuk finishing
akhir digunakan 2 lapis Weather Shield.
- Untuk pengecatan ulang (konstruksi lama), semua
permukaan harus terlebih dulu dibersihkan dari
jamur dan cat lama yang sudah mengelupas dan
setelah itu diberi alkali. Sealer tersebut dibiarkan
mengering selama 6 jam.
- Semua pekerjaan cat dinding luar (full system) harus
dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dan
berpengalaman dalam pekerjaan ini dan mengikuti
ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya.
- Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding
merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoranpengotoran.
- Standar Material Cat Dinding eksterior Ex
Metrolite/Catylac/Property/Mowilex
c. Pekerjaan Cat Kayu
- Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan
seluruh bagian-bagian list plank dan kusen pintu dan
jendela
- Cat yang dipakai adalah : ex. sekwalitas
Avian/Beebrand/Altex warna ditentukan kemudian.
- Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan
dicat, selesai diamplas halus dan bebas debu, oli
dan lain-lain.
- Setelah kering sesudah 24 jam dan dibersihkan
kembali dari kotoran-kotoran oli dan sebagainya
- Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas 2
lapis.

15.3 Syarat Pelaksanaan Cat dinding


1. Pengecatan Dinding
a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan.
b. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan.
c. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up
akan ditentukan oleh Pemberi Tugas /Konsultan
Pengawas.
d. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui
oleh Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standar minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
e. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh
orang-orang yang ahli / aplikator yang
berpengalaman dan telah mendapat rekomendasi
dari pabrik cat yang digunakan dan cara
pelaksanaannya standar dari pabrik cat yang
digunakan.
f. Contoh dan Bahan untuk Perawatan.
- Jenis cat yang digunakan adalah produksi yang
telah diakui Standard International, memenuhi
ISO.9002.
- Kontraktor harus menyiapkan contoh
pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 × 30 cm2.
Dan bidang-bidang harus dicantumkan dengan
jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan
jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan
lapisan akhir).
- Semua bidang contoh tersebut harus
diperlihatkan karena Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
- Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui
secara tertulis barulah Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan mock up seperti tercantum
di atas.

16 PEKERJAAN 16.1 Yang termasuk dalam pekerjaan instalasi listrik ialah


INSTALASI pemasangan instalasi baru
LISTRIK
16.2 Pelaksana pekerjaan listrik ialah badan usaha yang
terdaftar sebagai instalatur pada PLN Distribusi
setempat yang memiliki ijin instalatur golongan yang
sesuai dari PLN.
16.3 Pelaksanaan dilaksanakan sesuai ketentuan yang
disebutkan dalam VDE/DIN dan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) yang dikeluarkan PLN.
16.4 Penilaian baik terhadap hasil pekerjaan ditentukan oleh
hasil pemeriksaan baik dari PLN dan hasil baik
pemeriksaan dari Direksi lapangan.
16.5 Pemborong diwajibkan menyediakan gambar-gambar
kerja (shop drawing) dan gambar hasil akhir
pemasangan/gambar revisi dengan Standard PLN
yang berlaku dan dimintakan persetujuan pada PLN
setelah terlebih dahulu disetujui oleh Direksi Lapangan.
16.6 Untuk instalasi titik lampu dan stop kontak digunakan
kabel jenis dan ukuran sesuai gambar bestek, merk
kabel Supreme, Kalelindo, Kabel Metal dll / standard
PLD setaraf dan dimasukkan dalam konduit pipa pralon
yang memenuhi standard PLN, dengan ukuran-ukuran
sesuai dengan kebutuhan kabel. Jenis kabel yang
dipakai NYY, NYEGBY, NYM.
16.7 Konduit/pipa pralon pada arah vertikal tertanam
dengan baik pada dinding.
16.8 Semua sambungan dan pencabangandilakukan dalam
T-doos dan dora doos, serta ditutup dengan isolasi dan
lem T- doos dan dora doos, ditutup dengan kuat dan
rapi.
16.9 Stop kontak dan sakelar yang digunakan harus sudah
disetujui Direksi dan dipasang pada ketinggian 1,50 m
dari permukaan ubin untuk schakelar dan untuk stop
kontak atau sesuai gambar (Stop kontak & skakelar
sekualitas Broco).
16.10 1. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
2. Penyediaan semua panel listrik berikut
perlengkapannya sehingga seluruh instalasi listrik
dapat berfungsi dengan sempurna.
3. Semua kotak pencabangan / penyambungan
dibuat dari bahan yang sesuai bahan pipa,
dilengkapi dengan penutup. Kotak yangharus
dipasang terbenam dalam tembok dengan
penutup rata tembok, kecuali pemasangan di atas
ceiling dan pada bagianoutbow.
4. Klem untuk setiap kabel dipasang pada jarak
maksimum 70cm. Warna-warna pemasangan
kabel supaya diperhatikan sesuai standar PLN.
5. Tidak diperlukan adanya penyambungan kabel di
dalam dinding / lantai tanpa kotak kontrol
sehingga menyulitkan penggantian apabila ada
kerusakan.
6. Bila tidak ditentukan khusus maka power outlet
dipasang terbenam dengan ketinggian 30 cm dari
lantai.
7. Switch lampu dipasang terbenam di dalam tembok
dengan ketinggian 150 cm dari lantai.
8. Semua perlengkapan listrik yang terbuat dari besi,
motormotor, stop kontak harus dihubungkan
dengan elektroda
9. pertanahan yang besarmya disesuaikan /
mengikuti gambarkerja.
10. Elektroda pertanahan untuk listrik tidak
diperkenankan digabungkan dengan elektroda
pertanahan untuk penangkal petir.
11. Untuk semua kabel power yang melewati jalan
harus dilindungipipa besi.
16.11 Instalasi penerangan :
a. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan di
sini adalah semua instalasi yang keluar dari
panel cabang penerangan, termasuk kabel,
pipa-pipa listrik dan peralatan-peralatan
bantuannya;
b. Kabel untuk instalasi penerangan
berpanampang 3 × 25mm dan 2 x 25mm;
c. Pipa-pipa listrik yang digunakan adalah pipa
PVC heavy duty high impact ex. EGA atau
Clipsal;
d. Terminal box, knee, dan sebagainya harus dari
bahan yangsama dengan pipanya dan buatan
pabrik;
e. Standart kwalitas. Kabel ex. Lokal SPLN,
kabelindo, Supreme, dan Tranka dan lain-lain
yang disetujui Direksi;
f. Semua instalasi penerangan dan stopkontak,
kabel harus masuk ke dalam pipa;
g. Pengadaan dan pemasangan sensor lampu dan
photocell sesuai gambar atau petunjuk pemilik /
direksi.
Semua stop kontak dilengkapi dengan kawat arde,
pengkawatan arde untuk stop kontak dilakukan untuk
setiap group pasangan dengan ukuran minimal 1,50 m
dan memenuhi persyaratan, arde pada panel utama
ditanam kurang lebih 6 m dengan menggunakan pipa
besi galvanis diameter 2" serta dengan kawat BC. 16
dan dilengkapi dengan bak kontrol serta harus
memenuhi syarat-syarat yang berlaku.
17 PEKERJAAN 17.1 Pekerjaan Armature, Down light, SL :
ARMATURE a.Lampu down light bulat sesuai setara Philps
LISTRIK & b.Ukuran housing Down light adalah 4” dengan bahan
LAMPU stainless steel
c.pelaksanaannya sesuai petunjuk pemilik / direksi.

18 PEKERJAAN 18.1 Termasuk dalam pekerjaan ini ialah pemasangan


INSTALASI saluran pipa-pipa air bersih dengan komponen-
PLUMBING komponen sambungannya
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air
bersih sesuai dengan petunjuk gambar lengkap
dengan sistem pompa tangki persediaan dan
perlengkapan perlengkapan lainnya.
2. Pengadaan dan pemasangan pipa pembuangan air
kotor dan air kakus lengkap dengan tangki septik,
bak rembesan dan bak-bak kontrol.
3. Penyambungan air bersih dan air kotor dengan
semua peralatan saniter.
18.2 Spesifikasi Bahan dan Peralatan
1. Pipa air bersih.
Pipa yang digunakan adalah pipa GIP kelas medium
ex.Wavin atau PPI, pipa PVC merk MASPION
denganperlengkapan sambungan-sambungan yang
sesuai ukurannya baik mutunya. dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi lapangan secara
tertulis.
2. Gate valve yang digunakan adalah pipa merk
KITAZAWA atau KEYSTONE. dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi lapangan secara tertulis.
3. Pipa air kotor.
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC kelas AW
merk Maspion/Wavin atau setara dengan
perlengkapan sambungan yang sesuai dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi lapangan secara
tertulis..
4. Lem yang digunakan untuk penyambungan pipa
PVC adalah solvent semen ex. Jepang.
5. Untuk pipa udara bertekanan dalam bengkel
dipergunakan pipa GIP kelas medium seperti di
atas.
6. Tangki air.
Tangki persediaan air ditempatkan di atas, berupa
tangki fiberglass ex.pinguin dengan kapasitas 1500
liter. Dilengkapi dengan aksesoris lengkap dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi lapangan secara
tertulis.
7. Pompa air dan pemasangannya disesuaikan dengan
gambar dan spesifikasi teknis dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi lapangan secara tertulis.
8. Pompa pendorong ke tandon atas merk adalah
Pompa air automatic ex shimitsu,dab,sanyo dengan
daya hisap minimal 11 m dan daya dorong min 25m
18.3 Ketentuan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang tidak disebutkan dalam syarat-
syarat uraian, harus ada persetujuan dari Direksi.
Apabila diperlukan pengujian bahan-bahan, ongkos
menjadi tanggungan pemborong.
b. Semua pipa yang terlihat harus diberi arah aliran air
dengan tanda panah yang jelas.
c. Pipa air bersih dan air kotor tidak dibenarkan
dipasang pada lubang galian yang sama
d. Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik,
dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor.
e. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah
penyediaan/penyambungan air bersih dari sumber
air yang ada.
f. Pemasangan instalasi air / pipa-pipa air bersih yang
masuk pada bangunan dan harus melekat pada
dinding bata harus dipasang sebelum tembok
diplester. Kelalaian mengakibatkan pembongkaran
dinding/plesteran tersebut tidak dibenarkan
g. Ukuran pipa yang digunakan sesuai gambar,
semua pipa dari ruang ke ruang atau sebaliknya
lewat/masuk pada lubang shaft yang ada.
h. Diameter pipa sesuai dengan gambar untuk itu,
sambungan-sambungan pipa mengacu persyaratan
yang berlaku sesuai fungsinya.
19 PEKERJAAN 19.1 Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
SALURAN a. Pengadaan dan pemasangan pemipaan air kotor
PEMBUANGAN dari WC peturasan sampai ke pipa pembuangan.
AIR KOTOR b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan air
buangan dari washtafel, kamar mandi, ke pipa
pembuangan;
c. Pembuatan saluran pembuangan keliling bangunan;
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi pengolahan
limbah WWTP / STP untuk black water, grey water
dan air hujan.

19.2 Pekerjaan pipa pembuangan :


a. Bahan-bahan yang digunakan untuk saluran
pembuangan air WC adalah pipa PVC Maspion/
Wavin klas AW/setaraf dengan ukuran dan letak
sesuai dengan gambar.
b. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan baik,
sambungan dengan mamakai lem khusus PVC.
c. Pipa-pipa tidak boleh menembus kaki kolom,
kepala kolom atau balok tanpa persetujuan Direksi
kecuali yang ditentukan dalam gambar.
d. Pipa-pipa harus dipasang dengan penggantung
atau angkur yang cukup kuat pada konstruksi
bangunan, pipa vertikal harus ditumpu dengan
klem, jarak seperti pada brosur untuk itu.
e. Pipa yang menembus atap harus dibesi flasing dari
timah hitam.
f. Belokan menggunakan elbouw, kecuali ditentukan
lain.
g. Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka
perlu dilakukan pengujian atas seluruh bagian dari
instalasi ini sehingga sistim dapat berfungsi dengan
baik. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus
diperbaiki oleh pemborong/kontraktor tanpa
tambahan beaya.

20 PEKERJAAN 20.1 Ketentuan umum :


SANITAIR a. Peralatan saniter yang dipasang harus lebih
diseleksidengan baik dan teliti, serta disetujui
Direksi.
b. Pemasangan secara lengkap sesuai dengan bestek
dan menurut petunjuk pemasangan dari pabrik,
sehingga dapatberfungsi sempurna.
c. Penambahan peralatan yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan pemasangan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
d. Apabila tidak disebutkan dalam gambar atau ulasan
ini,
e. warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi dan
Perencana.
20.2 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan sanitair ini dipasang pada semua toilet dan
ruang lain yang dinyatakan/ditunjuk pada gambar.

20.3 Persyaratan Bahan


1. Toilet menggunakan setara ex. TOTO dan disetujui
oleh Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas.
2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar
dan didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan
lain.
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan
segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam
buku ini.

20.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan
kepada Direksi Pengawas beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak di setujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan
penukaran/penggantian bahan pengganti harus
disetujui Konsultan pengawas dan atau Pemberi
Tugas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail-detail
sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar
Arsitektur dengan gambar spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas dan
atau Pemberi Tugas.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan
disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di
tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan.
7. Kontraktor wajib memperbaiki /mengulangi
/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemberi Tugas.
8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan
pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar
dipergunakannya.

20.5 Syarat Pemeliharaan


- Perbaikan
1. Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak
harus diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan
oleh pabriknya.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa
hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
3. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat
perbaikan pekerjaan lain maka kerusakan
pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki
atas biaya pemborong.

- Pengamanan
1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair
selesai terpasang, harus dibiarkan mengering dan
selama itu tidak boleh dipergunakan.
2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga
terhadap kemungkinan terkena cairan-cairan dan
benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan
cacat, noda-noda dan sebagainya.
Apabila hal ini terjadi Pemborong harus
memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali
seperti semula atas biaya Pemborong.
Setia
21 PEKERJAAN 21.1 Untuk kran digunakan kran putih (Stainless steel) ½ “
PEMASANGAN produk setara ex. Onda
KRAN
Kran dipasang dengan letak ketinggian pemasangan
sesuai dengan gambar atau petunjuk direksi. Seluruh
kraan harus dapat dibuka dan ditutup dengan baik dan
mudah sehingga tidak ada kebocoran-kebocoran air.
22 PEKERJAAN 22.1 Untuk closet digunakan closet jongkok bahan porselin
PEMASANGAN dan closet duduk kwalitas setara ex. TOTO,
CLOSET Closet yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik sehingga tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat lainnya.
Setelah closet terpasang, letak pemasangannya harus
sesuai gambar, baik waterpassnya dan mudah untuk
dipergunakan.
23 PEKERJAAN 23.1 Septictank terbuat dari Bioseptic kap. 1m3 merupakan
SEPTICTANK instalasi pengolahan limbah padat (black water).
DAN Air hasil olahan dapat dibuang langsung ke saluran
PERESAPAN pembunagan/dranase kota
24 PEKERJAAN 24.1 Saringan air (floor drain) dibuat dari stainless anti karat
SARINGAN AIR San Ei H 51.
(FLOOR DRAIN) Floor drain harus tertanam baik dengan menggunakan
skrup atau baut dan pada bagian atas dari saringan
harus dapat dibuka untuk pemeliharaan.
Lain-lain sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi.
25 PEKERJAAN 25.1 Lingkup pekerjaan
ALUMUNIUM
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan
DAN BESI
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun
pintu, jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar serta shop
drawing dari Kontraktor yang disetujui Konsultan
Pengawasdan atau Pemberi Tugas
25.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan : Aluminium profile sekualitas
Alexindo
2. Ukuran profil : Lebar 4”
3. Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 0.2 mm.
4. Warna profil : ditentukan oleh pemilik /
direksi
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus
memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
6. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan
seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
7. Seluruh bahan aluminium berwarna harus
datang di proyek dengan dilengkapi bahan
pelindung/pembungkus dan baru diperkenankan
dibuka sesudah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawasdan atau Pemberi Tugas.
8. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum
proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada
waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu dan lain-
lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama.
9. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill,
sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut:
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.
Accessories : sesuai standar pabrik
29 PEKERJAAN 29.1 a. Pekerjaan Pintu / Jendela / Kunci
PINTU, JENDELA Lingkup Pekerjaan ini mencakup :
DAN KUNCI  Pintu Utama ruang kelas/guru/gudanishing
HPL
 Pintu Aluminium untuk KM/WC tebal 0,4mm
 Jendela kaca rangka alumunium
 Gantungan pengunci
 Grendel jendela

1. Bahan/Material:
a. Pintu Utama menggunakan rangka multiplek
9 mm dan dilapisi multiplek 9 mm
b. Finishing motif HPL

HPL
HPL (Haight Presure Laminating)
mempunyai motip yang halus produk yang
dipergunakan merk setara Taco.HPL
digunakan pada bagian2 yang ditunjukkan
pada gambar

Alat sambung dan Alat Pasang


 Mur baut sesuai dengan fabrikan
 Angker baut untuk pemasangan ke dinding
atau gawangan pintu mempunyai besar
diameter serta panjang yang cukup
sehingga dapat menahan beban pintu.

2. Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
 Bagian gawangan atau luban pintu
dipastikan mempunyai ukuran sesuai
dengan ukuran pintu yang akan dipasang
 Memastikan permukaan lubang pintu
sudah rata dan bebas dari kotoran. Serta
meastikan lubang pintu tersebut
mempunyai kelurusan serta mempunyai
sudut2 yang lurus untuk mencegah
terjadinya lubang pada bagian sambungan
kusen dengan gawangan pintu.
 UNtuk mencegah terjadinya kemiringan
pintu dan kusen pintu, maka dibuat garis
acuan terlebih dahulu untuk meastikan
kelurusan arah vertikal maupun horizontal
dari lubang pintu.
 Setelah kelurusan arah vertikal maupun
horizontal lurus, maka pintu dipasang
sesuai dengan persyaratan teknis fabrikan
dari pintu yang akan dipasang.

29.2. Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan

Ketentuan Umum
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh
tenaga ahli dan berpengalaman di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
 Kontraktor ini harus menyediakan peralatan
kerja yang cukup, memadai dan sesuai
untuk pelaksanaan pekerjaan khusus
alluminum ini. Peralatan tersebut antara
lain tapi tidak terbatas hanya pada mesin
potong, mesin bor, mesin gurinda dan lain
lain peralatan yang diperlukan guna
fabrikasi dan pernasangannya.
 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor
harus mengajukan terlebih dahulu shop
drawing yang menunjukkan detail, type dan
sistim pemasangan serta komponen-
komponen yang diperlukan, dibuat
berdasarkan gambar rancangan yang ada
serta kondisi lokasi pemasangan. Contoh-2
bahan profil aluminium, panil pengisi serta
semua perlengkapan (accessories) harus
diajukan untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dan Perencana.

Pelaksanaan
 Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor
harus melihat dan melakukan pemeriksaan
ukuran dari lokasi pemasangan guna
penyesuaian fabrikasi komponen yang
akan dipasang,
 Pelaksanaan/proses fabrikasi dapat
dilakukan di pabrik atau di lapangan.
Fabrikasi bahan aluminium harus
menggunakan peralatan masinal, seperti
mesin potong, mesin punch, mesin bor dan
lain sebagainya.
 Pengeboran atau pembuatan lubang dan
pemotongan harus rapi dan tepat ukuran
sesuai dengan peralatan yang akan
dipasang (seperti kunci, engsel dll.)
maupun ukuran komponen yang ditentukan
di dalam gambar rencana.
 Hasil fabrikasi harus berupa komponen
yang berbentuk dan berukuran tepat serta
sesuai untuk dipasang pada tempat
kedudukannya, dengan toleransi setelah
dia-dakan penyesuaian dengan keadaan
lapangan adalah sebagai berikut:
- Untuk tinggi dan lebar maksimal 1 mm
- Untuk diagonal maksimal 2 mm.
 Pemasangan rangka alumunium ke
bangunan harus dengan angkur yang kuat
Antara tembok / kolom / beton dan rangka
alumunium harus diisi dengan "Seal"
elastis jenis Poly-Sulfida dengan
persyaratan penggunaan dari pabrik
(setara ABC) terutama untuk jendela-
jendela luar.
 Pemasangan kaca-kaca pada kosen
alumunium harus menggunakan "seal"
yang berupa alur karet.
 Sambungan vertical/horizontal, sudut dan
silang, serta kombinasi profil-profil
alumunium harus dipasang sempurna
dengan menggunakan peralatan bantu
pelat atau paku sekrup sistim tersembunyi.
 Pemasangan seal harus menjamin bahwa
tidak akan terjadi kebocoran yang
diakibatkan oleh air hujan maupun udara
luar.
 Pelaksana Pekerjaan harus menjaga kosen
kosen alluminium dan bidang-bidang kaca
yang sudah terpasang bersih dari kotor-
kotor seperti air semen, cat, plesteran dan
lain-lain serta mengamankannya dari
kemungkinan benturan.
 Pemasangan jendela kaca frameless perlu
disiapkan dudukan berupa besi U sesuai
ketebalan kaca, yang ditanam di dinding.
Siapkan karet yang dipasang sebagai
antara pertemuan kaca dengan dudukan
besi U.Sealant diisikan sebagai penutup
dan pengikat.

c. Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci

Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk
pelaksanaan pekerjaan pemasangan kunci dan
engsel pada pintu dan jendela dari kayu
maupun aluminium.

Bahan/Material
 Sebelum memulai pekerjaan ini, Kontraktor
harus rnenyerahkan kepada Konsultan
Pengawas, contoh dan katalog dari produk
yang telah disetujui oleh Konsultan
Perencana.
 Kunci lengkap dengan handel/pegangan,
adalah dari produk/merk setara SES
dengan handel dari bahan satin aluminium
atau merk lain yang setaraf dan disetujui.
Satu set kunci harus dilengkapi dengan 3
buah anak kunci. Master Key mutlak
diadakan untuk pekerjaan ini.
 Engsel dari bahan yang sama dengan
kunci, ukuran 10 cm dari merk setara SES
atau merk lain yang setaraf yang disetujui.
 Perlengkapan lain untuk pintu/jendela
dipakai dari merk yang sama dengan merk
kunci yang dipakai, atau merk lain yang
setaraf yang disetujui.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor
harus memberikan contoh pemasangan
yang benar untuk disetujui pelaksanaan
pemasangannya oleh Konsultan
Pengawas. Teknik dan tata-cara
pemasangan harus mengikuti petunjuk
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
 Engsel untuk daun pintu dipasang 3 buah
per daunnya, dan 2 buah untuk daun
jendela.
 Hasil pemasangan kunci serta perlatan
engsel harus sesuai dengan ketentuan
pemasangan yang dikeluarkan oleh
pabriknya, lengkap peralatannya, kuat dan
tepat penempatannya, serta dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
 Pemasangan Engsel atas dipasang tidak
lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih
dan 32 cm (as) dari permukaan lantai
keatas.
 Penarik pintu (door pull) dipasang 100 cm
(as) dari permukaan lantai setempat
 Seluruh mekanisme perangkap pengunci ini
harus bekerja dengan baik. Dicoba dengan
penguncian secara kasar dan halus.
 Pemasangan Back plate dan Lock case
harus rata (tenggelam) didalam panil pintu.
Kunci harus terpasang kuat pada rangka
daun pintu/jendela,
 Setelah kunci tepasang, noda-noda bekas
cat atau teak-oil yang menempel pada
kunci harus dibersihkan dan dihilangkan
sama sekali.
29.3

30 PERATURAN- 30.1 Norma


PERATURAN /
- Undang-undang No 28 tahun 2002 tentang
SYARAT-
Bangunan Gedung
SYARAT YANG
- Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
DIGUNAKAN
keselamatan kerja.
- PP no 36 tahun 2005 tentang Pelaksanaan
Undang-undang No 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik
Fungsi Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2015
tentang Bangunan Gedung Hijau.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016
tentang Izin Mendirikan Bangunan Gedung.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung.
- Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 86/SE/DC/2016 tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Hijau.

Standar Teknis
- Spesifikasi Bahan bangunan Bangunan A : SK SNI
S-04-1989-F
- Ubin semen polos : SNI 03-0028-1987
- Paku dan kawat paku : SNI 03-0323-1989
- Batu alam untuk bahan bangunan : SNI 03-0394-
1989
- Agregat Beton : SNI 03-1750-1990
- Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-1756-1990
- Genteng Keramik : SNI 03-2095-1998.
- Kapur untuk bahan bangunan : SNI 03-2097-1991
- Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah
dan gedung : SNI 03-2445-1991
- Mutu dan ukuran kayu bangunan : SNI 03-3527-
1994
- Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan
gedung : SNI 03-2407-2008
- Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat
emulsi : SNI 03-2410-2002
- Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen
untuk penutup atap pada bangunanan rumah dan
gedung : SNI 03-2840-1992
Peraturan Umum yang digunakan :
a. A.V. (Algemene Voor Waarden Voor de Uit
Voering by Aaneming Van Openbare Werken in
Indonesia tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan
tambahan Lembaran Negara No. 14571.
b. Persyaratan beton Struktural untuk bangunan
gedung SNI 2847 : 2013.
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan
NI-3 / 1970.
d. Spesifikasi desain untuk Konstruksi Kayu SNI
7973 : 2013
e. Persyaratan umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI
0225 : 2011
f. Sistem Plambing pada bangunan gedung SNI
8153 : 2015.
g. Peraturan Semen Portland Indonesia SNI 2049 :
2004.
h. Peraturan Cat tembok emulai SNI 3564 : 2009
i. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku
j. Sistem Proteksi petir pada bangunan gedung SNI
7015 : 2004
k. Peraturan pembebanan indonesia untuk gedung
dan bangunan lain SNI 1727 : 2013.
l. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku
dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di
Indonesia.

31 LAIN-LAIN 31.1 Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan


diperoleh atau dipasang pada bangunan ini sebelum
dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh
Konsultan Pengawas sesuai dengan spesifikasi teknis.
Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh penyedia jasa
Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar
petunjuk dan gambar detail maka segera dilaporkan
untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan
kepentingan bangunan itu sendiri.
Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar
maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal
tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan sesuai petunjuk
Direksi / Pemilik.

Anda mungkin juga menyukai