Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI/RESPIRASI

MUH. RIZAL FAUZI


NIM : 055 STYJ

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JENJANG PRODI NERS
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

I. KONSEP OKSIGENASI
A. PENDAHULUAN
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia dan digunakan untuk
mendukung kehidupan. Ada dua organ yang penting dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen ke dalam tubuh dan sel, organ tersebut adalah paru dan
jantung, paru sebagai organ tempat pertukaran gas (O 2dan CO2) dari dan ke
dalam darah jantung berperan dalam menghantar atau lebih tepat sebagai
pemompa darah.
B. DEFINISI
Ketidakefektifan jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara
efektif. Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas antara
individu dengan lingkungan disekitarnya (Kozier,2003).
1. Respirasi eksternal /pernafasan luar
Yaitu bentuk pertukaran gas dimana oksigen dan pau-paru berpindah ke
dalam darah, karbondioksida dan air berpindah dari dalam ke paru- paru.
2. Respirasi internal/pernafasan dalam
Yaitu proses dimana sel tubuh menukar karbondioksida dengan oksigen di
dalam tubuh.
C. KONSEP DASAR
1. Anatomi dan fisiologi saluran pernafasan
a. Saluran pernafasan atas
Terdiri atas :- Hidung
- Pharing
- Laring
- Epiglottis
Fungsi: menyaring, menghangatkan dan melembabkan yang dihirup.
b. Saluran pernafasan bawah
Terdiri dari: Trachea, bronchus, segmen bronci dan bronchioles
Fungsi: mengalirkan udara, membersihkan dengan mucouliary dan
memproduksi subcutan
2. Fisiologi pernafasan
a. Ventilasi
Adalah proses masuknya oksigen ke dalam paru (inspirasi) dan
pengeluaran karbondioksida ke udara (ekspirasi)
Faktor yang mempengaruhi ventilasi adalah
1. Keadekuatan atsmosfer
2. Kebersihan jalan nafas
3. Kompliente paru
4. Regulasi pernafasan
Jumlah udara pernafasan :
1. Volume respirasi
2. Kapasitas respirasi
b. Difusi
Adalah proses perpindahan gas dari alveoli ke kapiler paru, difusi
berlangsung di alveoli.
Faktor yang mempengaruhi difusi yaitu
1) Ketbalan membran
(semakin tebal membran semakin sulit udara masuk)
2) Luas permukaan membrane
(semakin luas luas permukaannya semakin banyak udara)
3) Koefisiensi difusi
(harganya konstan)
4) Takanan parsial
(sangat tergantung pada perfusi jaringan vaskuler paru jika terjadi
gangguan pada proses difusi)
Peningkatan ketebalan membaran dalam proses difusi terjadi pada
klien dengan :
 Edema pulmonary (penimbunan cairan)
 Pulmonary infiltrate (penyusupan atau terkumpulnya zat yang
tidak normal)
 Efusi pulmonary (proses masuknya cairan)
Penurunan ketebalan membran atau perubahan membran alveolar
kapiler juga bisa disebabkan oleh:
 Penyakit kronis, mis: emphysema
 Penyakit akut, mis: peneumothorak
 Proses pembedahan, mis: lobektomy
c. Transportasi
Adalah proses pengangkutan oksigen ke sel
1. Trasportasi oksigen
o Larut dalam plasma
o Berikan dengan hemoglobin
2. Transpormasi karbondioksida
o Larut dalam plasma
o Berikan dengan gugus amino
o Berikan dengan bicarbonat plasma
Faktor yang mempengaruhi transfortasi yaitu
a. COP (cardiac output)
Adalah jumlah darah yang dikeluarkan dari jantung selama 1 kali
sistol
b. Jumlah eritrosit
c. Exerase
Adalah latihan atau aktivitas yang dilakukan jika aktivitas
meningkat kebutuhan akan oksigen juga ikut meningkat.
d. Hematokrit
Adalah viskositas atau kekentalan darah jika meningkat jumlah air
dalam darah akan sedikit sehingga darah semakin pekat dan yang
memperlambat aliran darah dan berarti darah mengandung sedikit
oksigen.
d. Regulasi
Adalah proses dimana hanya melibatkan syarat khususnya
medulla oblongata dan unsure kimiawi yang sangat mempengaruhi
adalah CO2 dan HCO3 dalam darah (Kozier,2003).
Respirasi pernafasan terdiri dari
1. Tidal volume(TV) volume tidal nilainya 500 ml
Adalah jumlah udara yang masuk atau keluar pada kondisi rileks,
santai dan tanpa paksaan atau juga disebut sebagai volume normal.
2. Inspiratory Reserve volume (IRV) volume ekspirasi cadangan,
nilainya 3100 ml
Adalah jumlah udara yang dapat dihirup secara maksimal setelah
volume tidal.
3. Ekspiratory Reserve Volume (ERV) volume ekspirasi cadangan
nilainya 1200 ml
Adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan (ekspirasi) secara
maksimal setelah volume tidal.
4. Residval volume (RV) volume residual nilainya 1200 ml
Adalah jumlah udara yang tersisa di paru setelah ekspirasi.
Kapasitas pernafasan terdiri dari
1. Total luna capacity (TLC)
Total kapasitas paru nilainya 6000 ml
Adalah jumlah maksimal udara yang ada di paru setelah inspirasi
maksimal.
TLC = TV+IRV+ERV
2. Vital capacity (VC)
Kapasitas vital nilainya 4800 ml atau 80 % dari TLC
Adalah jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi setelah inspirasi
maksimal
VC = TV+IRV+ERV
3. Inspiratory capacity (IC)
Kapasitas inspirasi nilainya 3600 ml
Adalah jumlah udara maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi
normal.
IC = TV+IRV
4. Fanctional residul capacity (FRC)
Kapasitas residual fungsional nilainnya 2400 ml
Adalah volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi tidal
volume normal.
FRC = ERV+RV
D. MACAM GANGGUAN PERNAFASAN YANG SERING MUNCUL
1. Hipoxia: kekurangan oksigen
 Etilogi: menurut kadar hemoglobin,menurunnya konsentrasi O2
inspirasi, gangguan pada proses difusi dan menurunnya perfusi
jaringan.
 Tanda
1. Kelemahan,
2. Cemas
3. Pusing
4. meningkatnya tekanan darah
5. menurunnya konsentrasi
6. cyanosis (pucat)
7. dyspnoe (sesak nafas)
8. menurunya tingkat kesadaran
9. irama jantung tidak teratur (distritmi)
2. Hypercapnoe: kelebihan O2
 Etiologi: obstruksi jalan nafas, hipoventilasi, PPOM (penyakiit paru
obstruksi menahun)
 Tanda :
1) Meningkatnya nadi
2) Meningkatnya respirasi
3) Meningkatnya tekanan darah
4) Gangguan mental gelisah
5) Sakit kepala
3. Hiperventilasi
Frekuensi ventilasi melebihi kebutuhan metabolisme normaluntuk proses
respirasi.
 Etiologi
1) Kecemasan
2) Infeksi
3) Obat-obatan, mis:amphetamine
4) Ketidakseimbangan asam basa, mis:asiclosis metabolik
5) Hipoksia, mis:emboli paru atau shock
 Tanda
1) Sesak nafas
2) Nyeri dada
3) Menurunnya konsentrasi
4) Dizzing /pusing
5) Pandangan kabur
6) Tetani /kejang
4. Hypoventilasi
Terjadi bila ventilator alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
O2 tubuh/ada pembatasan kecukupan CO2 sehingga ventilasi menurun dan
PaCO2, elevasi.
 Tanda
1) Dizzing /pusing
2) Kelelahan
3) Menurunnya konsentrasi
4) Kejang
5) Koma

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN


KEBUTUHAN OKSIGEN
1. Lingkungan
2. Latihan/aktivitas
3. Emosi
4. Gaya hidup
5. Status kesehatan
6. Narkotik
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Spyromtry : mengetahui fungsi paru.
2. Hematologi:mengetahui
 Infeksi :LED(laju endap darah), leukosit
 Alergi :eosinofil
 Pertukaran gas :ABG (analisa blood gas)
3. Radiologi
Foto rontegen atau X-ray
Broncoscopy :pada hidung dimasukkan selang sampai bronkus yang
dihubungkan dengan computer
Scaning paru :untuk mengetahui keadaan otak dan paru
Tromogafi :CT-scen menggunakan computer
Anglografi :untuk mengetahui emboli
4. Biopsi :mengetahui histologi sel
5. Thoracocentesis :mengetahui cairan
6. Ultrasonograph /USG :melihat bagian tubuh dengan computer.(pada
wanita hamil).
G. PENANGANAN
Teknik pernafasan
1) Latihan nafas dalam, batuk efektif.
 Indikasi :48 jam post operasi
 Cara kerja :
a) Posisikan semi fowler
b) Anjurkan klien menekan aera insisi dengan bantal /tangan
c) Anjurkan klien tarik nafaslewat hidung dan dikeluarkan secara
perlahan-lahan lewat mulut
d) Anjurkan klien tarik nafas lagi, tahan sebentar kemudian di
batukkan
e) Bersihkan atau tamping sputum yang keluar
2) Pursed lip breating
Indiksi :pasien yang biasa mengontrol pernafasan
Cara kerja :
a) Posisikan baring /duduk yang nyaman
b) Anjurkan klien inspirasi dalam lewat hidung dan tahan sebentar
c) Ekspirasikan lewat mulut secara perlahan-lahan seperti bersin
3) Abdominal breating
Indikasi :disfungsi pernafasan kronik
Cara kerja :
a) Bersihkan jalan nafas, kalau perlu saction
b) Pasisi klien duduk atau baring semi fowler
c) Anjurkan klien tarik nafas dalam dengan menggunakan otot
abdomen
d) Tahan sebentar kemudian akhalasi seperti bersin ddengan perlahan-
lahan kurang lebih 2-3 kali lebih lama dari inspirasi
e) Bila berhasil lanjutkan dengan latihan bebas di atas abdomen kurang
lebih 5 pound (2,5 kg)
f) Lakukan kurang lebih 10-20 menit
4) Insentive spirometer
Indikasi :post operasi bersamaan deep breathing
Cara kerja :
a) Posisi klien duduk atau berbaring semi fowler
b) Anjurkan klien memegang pipa spyrometer dekatkan ke mulut
c) Klien nafas dalam kemudian keluarkkan secara cepat dan maksimal
lewat mulut ke selang spirometer
d) Ulangi 4-5 kali,kemudian batuk efektif
e) Bersihkan selang spyrometer, kemudian klien diistirahatkan
FISIOTERAPI DADA
1. Perkusi dada dan vibrasi
 Alat :bantal, handuk kecil, tissue, sputum pot.
 Cara kerja :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
b. Atur posisi (postural drainage)
c. Letakkan handuk di atas klien
d. Anjurjan klien nafas dalam perlahan-lahan
e. Lengkungkan telapak tangan, jari rapat
f. Tepuk-tepuk punggung dan dada klien di punggung ke bahu
g. Lakukan selama 3-5 menit
h. Anjurkan pursed lip breating
i. Letakkan tangan anda bersilang pada lokasi paru, lalu getarkan
secara pelan-pelan saat klien ekshalasi
j. Ulangi kurang lebih 5 kali
k. Tampung dan bersihkan dengan tissue (sputum pot)
2. Postural drainage
 Alat :bantal, tissue, obat kumur
 Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur
b. Atur posisi sesusai letak secret
c. Kombinasikan dengan perkusi dan vibrasi
 Indikasi :
a. Klien tak mampu batuk
b. Secret terkumpul di lobus paru
 Kontraindikasi
a. Dypsnoe meningkatkan cyanosis saat prosedur
b. Nyeri
c. Perdarahan lama
d. Kelumpuhan
e. Resiko tinggi fraktur patofisiologi
f. Mastectomy :pembedahan mamae
g. Osteoporosis :keroposnya tulang
OKSIGENASI
Tujuan :
1. Menyediakan sejumlah O2 yang cukup untuk makhluk hidup atau
suffilien
2. Mengurangi hypoximea
3. Menurunkan akibat kompensasi hypoxia
Kontraindikas :
1. Hipoventilasi
2. Oxygen toxicity
Metode pemberian oksigen
1. Low flow system
a. Nasal kanul
o 1 X/menit 22%-24%
o 2 X/menit 26%-28%
o 3 X/menit 28%-30%
o 4 X /menit 32%-36%
o 5 X /menit 36%-40%
o 6 X /menit 40%-44%
b. Masker
1. Simple face
5-6 X/menit 40%
6-7 X/menit 50%
7-8 X/menit 60%
2. Partial rebreathing
8 X/menit 40-50%
10-12 X/menit 60%

3. Non rebreathing
6 X/menit 55-60%
8 X/menit 60-80%
10 X/menit 80-90%
12-15 X/menit 90-100%
2. High flow system
a) Venture mask
 3 X/menit 24-28%
 4 X/menit 30-40%
 8 X/menit 50%
b) Oksigen hood (nasal kateter)
 10-12 X/menit
 Inshalasi uap (saluran pernafasan)
Tujuan :
a) Mengencerkan dahak
b) Melembabkan mukosa saluran pernafasan
c) Selaput lendir dalam keadaan tetep lembab
d) Pernafasan menjadi lega
e) Pembengkakan selaput lendir menjadi kusam
 Suction yaitu mengeluarkan secret atau lendir saluran pernafasan
Macam-macam otot:
1. Orotracheal/nasotracheal suction
Indikasi :
a) Distress permafasan
b) Suara nafas abnormal (wheezing)
Kontraindikasi :broncospasme
Prosedur :
 Pasien semi fowler
 Gunakan alat dan prosedur steril (kateter tidak lentur)
 Beri hyperoksigen dengan ventilator
 Anjurkan klien nafas dalam
 Masukkan kateter dengan tekanan (keluarkan dengan tekanan
secara sirkumsisi dengan pelan-pelan 5-10 menit)
 Ulangi 3 X atau sekret bersih
 Bila secret sangat pekat tetesi dengan NaCl
 Catata hasil dan respon pasien
Komplikasi :
 Bronco or laringospasme
 Pendarahan
 Batuk-batuk panjang
 Infection
 Gangguan irama jantung
2. Hidung
3. Oropharing atau nosopharing
Komplikasi :
1. Depresi pernafasan, toksisitas (keracunan), nyeri subsentral
(saluran nafas)
2. Fibroplasma retro lental :mata (pembuluh arteri retina mata)
3. Gangguan sirkulasi sementara hidung (penyumbatan ekspresinya)
4. Parestesi, nyeri sendi (syarat)
ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI
A. PENGKAJIAN
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
No. Reg :
Tgl. MRS :
Tgl. Pengkajian :
Dx Medis :
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hub.dgn pasien :

2)Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Alasan masuk rumah sakit
Faktor pencetus
Faktor memperberat nyeri
Keluhan utama
Timbulnya keluhan
Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pernah dirawat
Operasi
Kebiasaan obat – obatan
Riwayat kesehatan keluarga
3) Pengkajian Kesehatan Fungsional Pola Gordon
Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
 Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
 Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
 Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Nutrisi/ metabolik
 Berapa kali makan sehari
 Makanan kesukaan
 Berat badan sebelum dan sesudah sakit
 Frekuensi dan kuantitas minum sehari
c. Pola eliminasi
 Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
 Nyeri
 Kuantitas
d. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
 Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
 Somnambolisme
 Kualitas dan kuantitas jam tidur.
f. Pola kognitif-perseptual
 Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca
Indra)
g. Pola persepsi diri/konsep diri
 Gambaran diri
 Identitas diri
 Peran diri
 Ideal diri
 Harga diri
h. Pola seksual dan reproduksi
 Adakah gangguan pada alat kelaminya.
i. Pola peran-hubungan
 Hubungan dengan anggota keluarga
 Dukungan keluarga
 Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
j. Pola manajemen koping stress
 Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
k. Pola keyakinan-nilai
 Persepsi keyakinan
 Tindakan berdasarkan keyakinan
l. genogeram

Keterangan:
Laki-laki sudah meninggal
Perempuan sudah meninggal
Laki-laki masih hidup
Perempuan masih hidup
Pasien
Tinggal serumah...........

4) Pengkajian Fisik
 Keadaan umum pasien
 Kesadaran
 Pemeriksaan TTV
5) Riwayat keadaan pesikososial
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan penyakitnya tidak akan parah. Pasien hanya
merasa kurang istirahat

B. Analisa data
Symtom etiologi problim
Gejala dan tanda 1. P Bersihan jalan napas
mayor roses infeksi tidak efektif
Subjektif 2. S
(Tidak ada) pasma jalan napas
Objektif 3. S
1 Batuk tidak efektif ekresi yang
2 Tidak mampu tertahan
batuk 4. R
3 Sputum berlebih espon alergy
4 Mengi, wheezing 5. M
dan/ atau krongki erokok aktif
kring 6. H
Gejala dan tanda iperplasia jalan
minor napas
Sibjektif
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas
menurun
4. Prekuensi napas
berubah
5. Pola napas
berubah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN OKSIGENASI


1. Bersihan jalan napas tidak efektif
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan keperawatan Intervensi keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Bersihan jalan napas Setelah dilakukan asuhan Tindakan:
keperawatan 1 x 24 jam: Observasi
tidak efektif
1 Frekuensi jalan Identipikasi kesiapan dan
napas klien kemampuan menerima
membaik informasi
2 Pola napas klien Edukasi
membaik Jelaskan tujuan prosedur
3 Rasa Gelisa klien yang akan dilakukan
menurun Ajarkan cara menghitung
4 Suara Mengi klien respirasi dengan
menurun mengamati naik turunnya
dada saat bernapas
Ajarkan cara menghitung
respirasa sema 30 detik
dan kalikan dengan 2
atau hitung selama 60
detik juka respirasi tidak
tratur

E. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam implementasi juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru. Pada proses
keperawatan, implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminology
NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan
untuk melaksanakan intervensi (atau program keperawatan). Perawat
melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi
yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap
implementasi dengan mencatat tindakan keperawatandan respons klien
terhadap tindakan tersebut (Kozier, 2010).

F. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan.


Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan
yang ditarik dari evaluasi menentukan menentukan apakah intervensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah. Evaluasi berjalan
kontinu, evaluasi yang dilakukan ketika atau segera setelah
mengimplementasikan program keperawatan memungkinkan perawat
segera memodifikasi intervensi. Evaluasi yang dilakukan pada interval
tertentu (misalnya, satu kali seminggu untuk klien perawatan dirumah)
menunjukan tingkat kemajuan untuk mencapai tujuan dan memungkinkan
perawat untuk memperbaiki kekurangan dan memodifikasi rencana asuhan
sesuai kebutuhan(Kozier, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2001, Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Moorhouse, Geissler, 2000, Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.


Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

JohnsonMarion , Meridean Maas, Sue Moorhead, 1999, NOC. Edisi 2.


Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Perry & Potter, 2003, Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St.
Louis

Anda mungkin juga menyukai