Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PEMAPARAN HASIL PENGKAJIAN KOMUNITAS DI LINGKUNGAN


SUKARAJA KELURAHAN AMPENAN TENGAH KECAMATAN AMPENAN
KOTA MATARAM

Oleh Kelompok 11
1. ANI ANDRIANI
2. AYU AGUSTIN PRATIWI
3. DEA HILDAYANTI
4. HIJRIATUN APRIANI
5. NURCHOLISH CHARISMAWAN
6. PAHRURROZI
7. RANI OKTAVIANI
8. TITA ROSA A

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI
MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Stase Keperawatan Komunitas
dengan sebaik-baiknya. Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan
Komunitas di STIKES YARSI Mataram. Program Studi Profesi Ners
Semoga tugas ini dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan dan dapat menjadi
pertimbangan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Komunitas.

Ampenan, 27 oktober 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono,
2017).
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu sama
lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009). Keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat
yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil
resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga
yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Ratih Dwi Ariani, 2015)
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan oleh
organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American Nurses
Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai
tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak
terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang
bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli, 2010)
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono,
2017).
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai Pelayanan keperawatan secara
langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
Dengan Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok Selanjutnya secara spesifik
diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk
: Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami, Menetapkan masalah kesehatan dan
memprioritaskan masalah tersebut, Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan,
Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, Mengevaluasi sejauh mana
pemecahan msaalah yang mereka hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan
kemampuan dalam mempelihara kesehatan secara mandiri (self care)
Untuk mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas, dalam upaya
menyiapkan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan secara
mandiri, maka dalam hal ini mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan prodi Ners
melaksanakan praktek keperawatan komunitas di lingkungan sukaraja mujahidin RT 1-4
Kelurahan ampenan tengah, kecamatan ampenan
Sebelum kami melakukan proses pengumpulann data dan mencari tahu terkait
dengan masalah kesehatan yang lebih dominan di wilayah kerja Puskesmas ampenan,
kami terlebih dahulu melakukan sosialisasi dengan kader, kepala lingkungan, ketua RT,
tokoh masyarakat dan warga masyarakat itu sendiri. Sosialisasi dengan masyarakat ini
untuk memperoleh informasi awal terkait dengan masalah kesehatan masyarakat di
Wilayah kerja Puskesmas Ampenan, yang memungkinkan kami untuk bisa menarik
kesimpulan terkait dengan masalah kesehatan masyarakat yang lebih dominan terjadi di
lingkungan sukaraja mujahidin, sehingga harapannya kami bisa membantu dalam hal
pencegahan dan penatallaksanaan terkait masalah kesehatan masyarakat yang terjadi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan ini, akan didapatkan data-data awal tentang berbagai
masalah kesehatan masyarakat yang lebih dominan teerjadi di wilayah kerja
puskesmas ampenan dan terciptanya sosialisasi (hubungan kerjasama antara
mahasiswa praktek dan masyarakat).
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan ini, masyarakat di wilayah kerja Puskesamas
Ampenan :
1) Melakukan identifikasi pengkajian data demografi, kesehatan umum dan
pelayanan social, lingkungan fisik, status ekonomi masyarakat, tingkat
keamanan dan transportasi, tingkat keikutsertaan dalam politik dan
pemerintahan masyarakat, system komunikasi, tingkat pendidikan, pola
rekreasi masyarakat, kesehatan remaja, kesehatan ibu dan anak, program KB
(keluarga berencana), kesehatan lansia, dan sarana penunjang di lingkungan
Sukaraja Mujahidin.
2) Merumuskan analisis permasalahan diagnosis dari temuan data dan kondisi
realitas tingkat keadaan kesehatan masyarakat di lingkungan Sukaraja
Mujahidin
3) Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan komunitas di lingkungan
Sukaraja Mujahidin
4) Melakukan berbagai program kerja terkait solusi kesehatan untuk
menyelesaikan persoalan kesehatan secara bersama-sama di lingkungan
Sukaraja Mujahidin
5) Melakukan evaluasi dan follow up terkait perubahan dan perkembangan
masalah kesehatan di lingkungan Sukaraja Mujahidin
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Keperawtan Komunitas


Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health
Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga
(nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu
masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
meminta bantuan pada orang lain.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan
populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
(American Public Health Association, 1996). Praktik yang dilakukan berfokus pada
populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan
untuk semua orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan
kebijakan pengembangan (IOM, 2003). Fungsi inti 7 diaplikasikan dalam cara sistematik
dan komprehensif. Proses pengkajian meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan
harapan populasi dan dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui
regulasi, advokasi pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi
kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan komunitas atau
ketentuan langsung pelayanan.
2.2 Agregat Keperawatan Komunitas
2.2.1 Anak
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan
anatar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa
seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan
tetap dikatakan anak. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru
yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa dan Negara
dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.Begitu pula
sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula
kehidupan bangsa yang akan datang.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa
yang panjang dalam rentang kehidupan.Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak
seringkali dianggap tidak ada akhirnya, sehingga mereka tidak sabar menunggu saat
yang didambakan yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa mreka bukan lagi anak-
ank tapi orang dewasa.
Menurut Hurlock (1980), manusia berkembang melalui beberapa tahapan yang
berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan y6ang
tertentu, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang tertentu dan bias
berlaku umum. Untuk lebih jelasnya tahapan perkembangan tersebut dapat dilihat
pada uraian tersebut: – Masa pra-lahir : Dimulahi sejak terjadinya konsepsi lahir –
Masa jabang bayi : satu hari-dua minggu. – Masa Bayi : dua minggu-satu tahun. –
Masa anak : – masa anak-anak awal : 1 tahun-6 bulan, Anak-anak lahir : 6 tahun-
12/13 tahun. – Masa remaja : 12/13 tahun-21 tahun – Masa dewasa : 21 tahun-40
tahun. – Masa tengah baya : 40 tahun-60 tahun. – Masa tua : 60 tahun-meninggal.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada agregat anak adalah akan memberikan
penyuluhan terkait dengan PHBS.
2.2.2 Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Dalam
mempelajari perkembangan remaja, remaja dapat didefinisikan secara biologis
sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian
pertumbuhan fisik; secara kognitif, sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir
secara abstrak atau secara sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang
dewasa. Perubahan pubertas dan biologis utama termasuk perubahan pada organ
seks , tinggi, berat, dan massa otot, serta perubahan besar dalam struktur otak.
Kemajuan kognitif mencakup peningkatan pengetahuan dan kemampuan berpikir
secara abstrak dan bernalar secara lebih efektif.
Pubertas adalah periode beberapa tahun di mana pertumbuhan fisik yang cepat
dan perubahan psikologis, yang memuncak pada kematangan seksual. Usia rata-rata
mulai pubertas adalah 11 untuk anak perempuan dan 12 untuk anak laki-laki. Jadwal
individu setiap orang untuk pubertas dipengaruhi terutama oleh faktor keturunan ,
meskipun faktor lingkungan, seperti diet dan olahraga, juga mengerahkan beberapa
pengaruh.  Faktor-faktor ini juga dapat menyebabkan pubertas sebelum waktunya
dan tertunda .
Beberapa bagian terpenting dari perkembangan pubertas melibatkan
perubahan fisiologis yang khas dalam tinggi, berat badan, komposisi tubuh individu,
dan sistem peredaran darah dan pernapasan . Perubahan ini sebagian besar
dipengaruhi oleh aktivitas hormonal. Hormon memainkan peran organisasional,
membuat tubuh berperilaku dengan cara tertentu begitu pubertas dimulai,  dan peran
aktif, merujuk pada perubahan hormon selama masa remaja yang memicu perubahan
perilaku dan fisik. Pubertas terjadi melalui proses panjang dan dimulai dengan
lonjakan produksi hormon, yang pada gilirannya menyebabkan sejumlah perubahan
fisik. Ini adalah tahap kehidupan yang ditandai dengan penampilan dan
perkembangan karakteristik seks sekunder (misalnya, suara yang lebih dalam dan
tumbuh jakun yang lebih besar pada anak laki-laki, dan perkembangan payudara
serta pinggul yang lebih melengkung dan menonjol pada anak perempuan) dan
perubahan kuat dalam keseimbangan hormon menuju dewasa.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada agregat remaja adalah akan
memberikan penyuluhan terkait dengan kesehatan reproduksi.
2.2.3 Dewasa
Dewasa melambangkan segala organisme yang telah matang yang lazimnya
merujuk pada manusia yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau
wanita. Saat ini, Istilah dewasa dapat didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah
akil baligh, hukum sudah berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah, menurut
Undang-undang perkawinan yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita
dan karakter pribadi yaitu kematangan dan tanggung jawab. Berbagai aspek
kedewasaan ini sering tidak konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat saja dewasa
secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap
diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum.
Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki
kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa. "Dewasa"
kadang juga berarti "tidak dianggap cocok untuk anak-anak", terutama sebagai suatu
eufimisme yang berkaitan dengan perilaku seksual, seperti hiburan dewasa, video
dewasa, majalah dewasa, serta toko buku dewasa. Tetapi, pendidikan orang dewasa
hanya berarti pendidikan untuk orang dewasa, dan bukan spesifik pendidikan seks.
Dalam bidang ilmu psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang
bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang
berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian
pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karier, dan bagi banyak orang, masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai
keluarga, dan mengasuh anak anak.
2.2.4 Lansia
Masa 1lanjut usia (lansia) atau menua meru-pakan tahap paling akhir dari
siklus kehidupan seseorang. WHO (2009) menya-takan masa lanjut usia menjadi
empat golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old)
di atas 90 tahun. Menurut Setyonegoro (dalam Efendi, 2009) lanjut usia (getriatric
age) dibagi menjadi 3 batasan umur, yaitu young old (usia 70-75 tahun), old (usia
75-80 tahun), dan very old (usia > 80 tahun). Berdasarkan berbagai pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa lansia merupakan seseorang yang berusia di atas 60 tahun.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, proporsi
populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi
dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup.
Jumlah lansia tahun 2009 telah mencapai 737 juta jiwa dan sekitar dua pertiga dari
jumlah lansia tersebut tinggal di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Diproyek-sikan pada tahun 2020 populasi lansia meningkat 7,2%, hampir sepadan
dengan proporsi lansia di negara-negara maju saat ini (Tamher, 2009).
Adapaun kegiatan yang akan di lakukan pada agregat lansia adalah melakukan
senam lansia.

2.3 Konsep Transkultural Keperawatan dan Penerapan Dalam Masyarakat Setempat


Transcultural Nursing  adalah  suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan
ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002). Leininger mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang,keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya terhadap empat konsepsentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan
dan keperawatan.
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural ialah untuk mengembangkan sains dan pohon
keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal.
Kultur spesifik adalah kultur yang dalam norma-norma spesifik yang tidak dimiliki kelompok lain, seperti
bahasa. Sedangkan kultur universal adalah nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua
kelompok seperti melakukan Olahraga atau mengkonsumsi minuman menyehatkan seperti teh yang
diyakini untuk menyehatkan (Leininger,2002).
Di bagian lain yang dalam konteks yang sama, masyarakat setempat di Lingkungan Sukaraja
Mujahidin, Ampenan Tengah, dihuni oleh kebanyakan suku sasak. Suku sasak adalah suku asli Pulau
Lombok. Di lingkungan tersebut, ada juga suku lain misalnya suku mbojo yang berasal dari Bima. Orang –
orang sasak ialah orang yang terbuka, egaliter, terbukti bahwa mereka dapat menerima suku lain dan hidup
harmonis meskipun ada perbedaan budaya dan keyakinan, sama halnya dengan suku lainnya di nusantara.
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengkajian

Lokasi pengamatan: Lingkungan Sukaraja Mujahidin Kecamatan Ampenan, kota


mataram.
Kelompok : 11

3.1.1 Data demografi


1) Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin:
angk presentas
UMUR Jenis kelamin a e
0-1 tahun laki-laki 19 1.78%
  Perempuan 21 1.97%
2-5 tahun laki-laki 29 2.72%
  Perempuan 27 2.53%
6-12 tahun laki-laki 94 8.80%
  Perempuan 75 7.02%
13-18 tahun laki-laki 54 5.06%
  Perempuan 57 5.34%
19-35 tahun laki-laki 126 11.80%
  Perempuan 156 14.61%
36-54 tahun laki-laki 134 12.55%
  Perempuan 147 13.76%
55 tahun keatas laki-laki 68 6.37%
  Perempuan 61 5.71%
JUMLAH   1068 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari jumlah distribusi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin sebesar 1068 jiwa, dengan jumlah terbanyak
pada kelompok usia 36-54 (281 jiwa atau 226,31%) dengan jenis kelamin laki-
laki sebanyak 134 jiwa (12,55%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 147 jiwa
(13,76%), sedangkan yang palingsedikit pada usia 0-1 tahun dengan jenis kelamin
laki-laki dengan jumlah 19 jiwa (1,78%). Dan jenis kelamin perempuan sebanyak
21 jiwa (1,97%).
Berdasarkan hasil validasi (observasi yang dilakukan kelompok) ditemukan
penduduk paling banyak ditemui adalah pada usia dewasa. Terutama pada saat
kegiatan di lingkungan sujaraja mujahidin.
2. Distribusi penduduk menurut pendidikan:
PENDIDIKAN ANGKA PRESENTASE
tidak sekolah 3 0.89%
belum tamat SD 12 3.55%
tamat SD 83 24.56%
tamat SLTP 83 24.56%
tamat SLTA 101 29.88%
PT 56 16.57%
JUMLAH 338 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasrkan tabel diatas dapat diketahui dari jumlah distribusi penduduk
menurut pendidikan sebesar 338, memiliki jumlah terbanyak pada pendidikan
tamat SLTA dengan jumlah 56 dengan persentase 16,57%, sedangkan yang
paling sedikit pada pendidikan tidak sekolah dengan jumlah 3 dengan persentase
0,89%. ``
2) Distribusi KK menurut jenis pekerjaan:
 Petani 0 KK : 0.00%
 Peternak 0 KK : 0.00%
 Nelayan 0 KK : 0.00%
 Dagang 42 KK : 13.13%
 PNS 27 KK : 8.44%
 Pegawai swasta 45 KK : 14.06%
 Wiraswasta 5 KK : 1.56%
 Pensiunan 26 KK : 8.13%
 Pekerja lepas 47 KK : 14.69%
 Lainnya 71 KK : 22.19%
 Tidak bekerja 57 KK : 17,81%
3) Distribusi penduduk menurut agama :
AGAMA ANGKA PRESENTASE
Islam 3339 99.94%
Kristen 2 0.06%
JUMLA
H 3341 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari jumlah distribusi penduduk
menurut agama sebesar 3341, memiliki jumlah terbanyak pada agama islam yang
berjumlah 3339 dengan persentase 99.94%, sedangkan yang paling sedikit pada
agama kristen dengan jumlah 2 dengan persentase 0,06%.
Berdasarkan hasil validasi observasi yang dilakukan kelompok ditemukan
penduduk hanya sedikit yang ditemui melakukan sholat berjamaah dimasjid.

3.1.2 Data lingkungan fisik


1) Struktur bangunan Perumahan yang ada di Lingkungan Sukaraja Mujahidin yang
sudah berbentuk :
Struktur Angk Presentas
Bangunan a e
Permanen 68 31.63%
Semi Permanen 130 60.47%
Tidak Permanen 17 7.91%
Jumlah 215 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui struktur bangunan sebesar 215, yang
memiliki jumlah terbanyak semi permanen dengan jumlah 130 dengan persentase
60,47%, sedangkan yang paling sedikit tidak permanen dengan jumlah 17 dengan
persentasi 7,91%.
Berdasarkan hasil validasi observasi yang dilakukan kelompok ditemukan
rumah penduduk yang paling banyak ditemui adalah rumah semi permanen.
2) Distribusi KK menurut status kepemilikan rumahh
KEPEMILIKAN
RUMAH ANGKA PRESENTASE
rumah sendiri 168 78.14%
Kontrak 47 21.86%
JUMLAH 215 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi KK menurut status
kepemilikan rumah sebesar 215, yang memiliki jumlah terbanyak rumah sendiri
168 dengan persentase 78,14%, sedangkan yang paling sedikit kontrak 47 dengan
persentase 21,86%.
Berdasarkan hasil validasi observasi yang dilakukan kelompok ditemukan
penduduk yang paling banyak ditemui memiliki rumah sendiri.
3) Distribusi menurut keadaan lantai rumah:
KEADAAN
LANTAI ANGKA PRESENTASE
Keramik 180 83.72%
Semen 35 16.28%
JUMLAH 215 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi keadaan lantai rumah
sebesar 215, yang memiliki jumlah terbanyak keramik 180 dengan persentase
83,72%, sedangkan yang paling sedikit semen 35 dengan persentase 16,28%.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan kelompok ditemukan keadaan lantai
paling banyak menggunakan keramik.
4) Sumber air bersih:
SUMBER AIR ANGKA PRESENTASE
PDAM 208 81.9%
Sumur 46 13.08%
Jumlah 254 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sumber air bersih sebesar 215, yang
memiliki jumlah terbanyak PDAM 190 dengan persentase 88,37%, sedangkan
yang paling sedikit sumur 25 dengan persentase 11,63%.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh kelompok ditemukan
penduduk yang paling banyak menggunakan PDAM.
5) Pembuangan sampah:
PEMBUANGAN
SAMPAH ANGKA PRESENTASE
Milik sendiri 261 100%
tidak milik sendiri 0 0.0%
JUMLAH 261 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pembuangan sampah sebesar 215,
yang memiliki jumlah terbanyak tidak ada 195 dengan persentase 90,70%,
sedangkan yang paling sedikit ada 20 dengan persentase 9,30%.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh kelompok ditemukan
penduduk paling banyak membuang sampah disungai.
6) Sistem pembuangan kotoran manusia:
KEPEMILIKAN
KAMAR MANDI ANGKA PRESENTASE
Ada 258 98.85%
Numpang 3 1.14%
JUMLAH 261 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sistem pembuangan kotoran manusia
sebesar 215, yang memiliki jumlah terbanyak ada 212 dengan persentase
98,60%, sedangkan yang paling sedikit 3 dengan persentase 1,40%.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh kelompok ditemukan banyak
penduduk yang memiliki kepemilikan kamar mandi.
7) Kondisi kesehatan umum dan pelayanan sosial
 Sarana kesehatan terdekat yang ada dilingkungan sukaraja mujahidin adalah
posbindu.
 Jika salah satu anggota keluarga sakit dibawa ke puskesmas.
 Fasilitas sosial yang terdekat adalah taman bermain.

3.1.3 Ekonomi
1) Sarana ekonomi yang terdekat dengan lingkungan sukaraja mujahidin adalah
pasar rakyat.
2) Jaminan kesehatan KK:
JAMINAN
KESEHATAN KK ANGKA PRESENTASE
PBI 131 60.93%
non PBI 70 32.56%
ASKES 1 0.47%
Umum 13 6.05%
JUMLAH 215 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jaminan kesehatan KK sebesar 215 ,
yang memiliki jumlah terbanyak PBI 131 dengan persentase 60,93% , sedangkan
yang paling sedikit ASKES 1 dengan persentase 0,47%.

3.1.4 Keamanan dan transfortasi


1) Sarana keamanan yang terdapat pada lingkungan sukaraja mujahidin adalah
siskamling.
2) Jenis transportasi yang biasa digunakan masyarakat lingkungan sukaraja
mujahidin adalah sepeda motor.
3) Kondisi jalan yang terdapat pada lingkungan sukaraja mujahidin adalah jalanan
aspal.

3.1.5 Rekreasi
1) Fasilitas rekreasi yang terdapat pada lingkungan sukaraja mujahidin ialah taman
bermain.
2) Tempat rekreasi yang biasa dikunjungi masyarakat sukaraja mujahidin ada pantai
dan taman bermain.

3.1.6 Data KIA-KB


1) Status gizi ibu hamil yang biasanya pada lingkungan sukaraja mujahidin terbilang
baik, dikarenakan ibu hamil rutin melakukan posyandu ibu hamil dan melakukan
pengecekan keadaan kehamilan pada puskesmas terdekat.
2) Ditribusi bayi menurut tempat dilahirkan umumnya dilakukan pada puskesmas
terdekat yakni puskesmas ampenan.
3) Distribusi PUS non akseptor KB menurut alasannya:
Distribusi PUS non akseptor
KB ANGKA PRESENTASE
ingin anak ditunda 1 3.45%
ingin anak segera 23 79.31%
tidak ingin anak lagi 5 17.24%
JUMLAH 29 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi PUS dan akseptor KB
sebesar 29, yang memiliki jumlah terbanyak ingin anak segera 23 dengan
persentase 79,31%, sedangkan yang paling sedikit ingin anak ditunda 1 dengan
persentase 3,45%.
4) Distribusi PUS Akseptor KB menurut jenis alat kontrasepsi yang digunakan:
Distribusi PUS non akseptor
KB ANGKA PRESENTASE
Kondom 10 7.52%
Suntik 82 61.65%
Implant 8 6.02%
MOW 3 2.26%
MOP 0 0.00%
pil KB 7 5.26%
IUD 23 17.29%
JUMLAH 133 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi PUS akseptor KB menurut
jenis alat kontrasepsi sebesar 133, yang memiliki jumllah terbanyak suntik 82
dengan persentase 61,65%, sedangkan yang paling sedikit MOP 0 dengan
persentase 0,00%.
5) Distribusi Frekuensi ibu menyusui
.
FREKUENSI MENYUSUI ANGKA PERSENTASE
Menyusui 100 100,0%
Tidak Menyusui 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi ibu menyusui
sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak menyusui 100 dengan persentasi
100,0%, sedangkan yang paling sedikit tidak menyusui 0 dengan persentase
0,00%.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa penduduk
dilingkungan sukaraja mujahidin didapatkan hasil paling banyak menyusui.
6) Distribusi Frekuensi Istirahat selalu dijaga (siang dan malam).

FREKUENSI ISTIRAHAT ANGKA PERSENTASE


Istirahat dijaga 100 100,0%
Istirahat tidak dijaga 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi istirahat selalu
dijaga sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak istirahat dijaga 100 dengan
persentasi 100,0%, sedangkan yang paling sedikit istirahat tidak dijaga 0 dengan
persentase 0,00%.
7) Distribusi Frekuensi Olahraga:
AKTIFITAS OLAHRAGA ANGKA PERSENTASE
Olahraga teratur 40 40,0%
Tidak pernah olahraga 60 60,0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi olahraga sebesar
100, yang memiliki jumlah terbanyak tidak olahraga 60 dengan persentase 60%,
sedangkan yang paling sedikit olahraga teratur 40 dengan persentase 40%.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kelompok ditemukan penduduk
paling banyak tidak melakukan olahraga teratur dengan frekuensi 2 minggu sekali
8) Distribusi Frekuensi usia kehamilan:
USIA KEHAMILAN ANGKA PERSENTASE
Melahirkan 9 bulan 100 100,0%
Melahirkan < 9 bulan 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi usia melahirkan
sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak melahirkan 9 bulan dengan
persentase 100,0 %, sedangkan yang paling sedikit melahirkan </> 9 bulan
dengan persentase 0%.
9) Distribusi Frekuensi Penolong persalinan:
PENOLONG ANGKA PERSENTASE
Tenaga Kesehatan 100 100,0%
Non Tenaga Kesehatan 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi penolong
persalinan sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak tenaga kesehatan 100
dengan persentase 100,0 %, sedangkan yang paling sedikit non kesehatan 0
dengan persentase 0%
10) Distribusi Frekuensi Kesulitan Persalinan:
KESULITAN ANGKA PERSENTASE
Kesulitan 100 100,0%
Tidak kesulitan 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi kesulitan
persalinan sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak kesulitan 100 dengan
persentase 100,0 %, sedangkan yang paling sedikit tidak kesulitan 0 dengan
persentase 0%.
11) Distribusi Frekuensi cara Persalinan:
PERSALINAN ANGKA PERSENTASE
Normal 100 100,0%
Tidak normal 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi cara persalinan
sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak normal 100 dengan persentase
100,0 %, sedangkan yang paling sedikit tidak normal 0 dengan persentase 0%.

3.1.7 BALITA
1) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi:
JENIS KELAMIN ANGKA PERSENTASE
Laki 26 38,0%
Perempuan 43 62,0%
JUMLAH 69 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi jumlah bayi
sebesar 69 , yang memiliki jumlah terbanyak perempuan 43 dengan persentase
62,0%, sedangkan yang paling sedikit laki-laki 26 dengan persentase 62,0%
2) Distribusi Frekuensi kepemilikan KMS:
KMS ANGKA PERSENTASE
Memiliki 50 50,0%
Tidak Memiliki 50 50,0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi kepemilikan
KMS sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak 50 dengan persentase 50%,
sedangkan yang paling sedikit tidak memiliki 50 dengan persentase 50%
3) Distribusi Frekuensi Bisa baca KMS:
MEMBACA ANGKA PERSENTASE
Bisa baca 100 100,0%
Tidak bisa baca 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi bisa baca KMS
sebesar 100 , yang memiliki jumlah terbanyak tidak bisa baca dengan persentase
100,0%, sedangkan yang paling sedikit tidak bisa baca 0 dengan persentase ,0%
4) Distribusi Frekuensi Status Gizi:
STATUS ANGKA PERSENTASE
Normal 94 94,0%
Tidak Normal 6 6,0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi status gizi
sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak normal 94 dengan persentase
94,0%, sedangkan yang paling sedikit tidak normal 6 dengan persentase 4,0%.
5) Distribusi Frekuensi Kepatuhan Imunisasai:
IMUNISASI ANGKA PERSENTASE
Patuh 100 100,0%
Tidak Patuh 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi kepatuhan sebesar 100,
yang memiliki jumlah terbanyak patuh 100 dengan persentase 100,0%, sedangkan
yang paling sedikit tidak patuh 0 dengan persentase 0%.
6) Distribusi Frekuensi Balita:
JENIS KELAMIN ANGKA PERSENTASE
Laki laki 5 10,0%
Perempuan 43 90.0%
JUMLAH 48 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi balita sebesar 48
yang memiliki jumlah terbanyak perempuan 43 dengan persentase 90,0%,
sedangkan yang paling sedikit tidak perempuan 5 dengan persentase 10,0%.

3.1.8 Kepatuhan pada protokol covid 19


1) Distribusi Pengetahuan tentang covid 19:
PENGETAHUAN ANGKA PERSENTASE
Mengetahui 100 100,0%
Tidak Mengetahui 0 0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi pengetahuan ccovi-19
sebesar 100 yang memiliki jumlah terbanyak mengtahui 100 dengan persentase
100,0%, sedangkan yang paling sedikit tidak mengetahui dengan persentase 0,0%
Berdasarkan hasil validasi atau observasi kelompok di dapatkan bahwa
penduduk mengerti tentang Covid-19 teteapi tidak mematuhi protokol kesahatan.
2) Distribusi Kepatuhan pada Protokol covid 19:

KEPATUHAN ANGKA PERSENTASE


Patuh 100 100,0%
Tidak Patuh 0 0,0%
JUMLAH 100 100%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi kepatuhan pada protokol
covi-19 sebesar 100 yang memiliki jumlah terbanyak patuh 100 dengan persentase
100,0%, sedangkan yang paling sedikit tidak payuh dengan persentase 0,0%.
Berdasarkan hasil validasi atau observasi kelompok di dapatkan bahwa
penduduk tidak mempunyai tempat mencuci tangan di depan rumahnya, dan
warganya tidak menggunakan masker

3.1.9 Data kesehatan warga menurut kasus terbanyak


1) Distribusi penderita Malaria:

JENIS KELAMIN ANGKA PRESENTASE


laki-laki 50 41.67%
Perempuan 70 58.33%
JUMLAH 120 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui data kesehatan kasus terbanyak


sebesar 120 yang memiliki jumlah terbanyak perempuan 70 dengan persentase
58,33%, sedangkan yang paling sedikit laki-laki 50 dengan persentase 41,67%
2) Distribusi penderita Diare:

JENIS KELAMIN ANGKA PRESENTASE


laki-laki 197 49.75%
Perempuan 199 50.25%
JUMLAH 396 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi penderita diare sebesar 396
yang memiliki jumlah terbanyak perempuan 199 dengan persentase 50,25%,
sedangkan yang paling sedikit laki-laki 197 dengan persentase 49,75 %

3) Distribusi penderita Pneomunia:


ANGK PRESENTAS
JENIS KELAMIN A E
laki-laki 46 51.11%
Perempuan 44 48.89%
JUMLAH 90 100.00%
Sumber: data kesehatan puskesmas ampenan. 2019.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui penderita pneomunia sebesar 90


yang memiliki jumlah terbanyak laki-laki 46 dengan persentase 51,11%,
sedangkan yang paling sedikit perempuan 44 dengan persentase 48,89 %

3.2 ANALISA DATA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Data Etiologi Problem


1 Agregat remaja Kesadaran dan Kurangnya sumber informasi
- Jumlah remaja 111 jiwa pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi
- Tingkat pendidikan tentang kesehatan
remaja yang tamat reproduksi.
SLTA 101 orang
(29,88%)
2 Agregat anak - banyaknya sampah yang Kurangnya pengetahuan
berserakan disungai kesadaran tentang aktivitas
- jumlah anak 56 - banyaknya anak-anak fisik
jiwadian di yang mandi di bantaran
- angka kejadian diare sungai
396 kasus
- banyaknya sampah
yang berserakan
disungai
- banyaknya anak-anak
yang mandi di bantaran
sungai

3 Agregat lansia Banyaknya lansia yang Kurangnya kesadaran tentang


tidak memeriksa aktivitas fisik
- jumlah lansia 129 kesehatannya di
jiwa posbindu
- kurangnya aktivitas
fisik/olahraga
sebanyak 60 orang
(60%)
3.3 RUMUSAN DIAGNOSA

1) kesiapan peningkatan pengetahuan b/d kurangnya sumber informasi tentang kesehatan


reproduksi.
2) Defisit pengetahuan tentang (PHBS) b/d kurang pengetahuan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat.
3) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b/d kurangnya kesadaran tentang aktivitas fisik.

3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tujuan Kriteria hasil Rencana Rasional


tindakan
Dx
1 Setelah dilakukan 1. remaja dapat mengetahui 1. penyuluhan 1. dengan
tindakan keperawatan tentang kesehatan reproduksi tentang penyuluhan
selama 2 minggu dari 2. remaja dapat menerapkan kesehatan diharapkan
tanggal 9-22 kesehatan reproduksi reproduksi tingkat
november 2020 pengetahuan dan
harapkapkan: kesadaran akan
1. Informasi yang pentingnya
memadai kesehatan
2. Peningkatan reproduksi
tingkat
pengetahuan

2 setelah dilakukan 1. anak dan ibu megetahui 1. Penyuluhan 1. dengan


tindakan keperawatan tentang PHBS tentang PHBS penyuluhan
selama 2 minggu dari 2. Anak dan ibu menerapkan 2. Mengajarkan diharapkan
tanggal 9-22 PHBS PHBS dengan tingkat
november 2020 baik dan benar pengetahuan dan
harapkapkan: pola hidup
1. peningkatan tingkat bersih dan sehat
pengetahuan dan sikap dapat diterapkan
dalam
kehidupan
sehari-hari
2. agar anak dan
ibu mengikut
dan menerapkan
dengan baik dan
benar
dilingkungan
secara rutin
setelah dilakukan 1. mempertahankan kesehatan 1. senam lansia 1. dengan senam
tindakan keperawatan fisik lansia diharapkan
3 selama 2 minggu dari kesehatan fisik
tanggal 9-22 2. mengurangi stress lansia tidak
november 2020 semakin
harapkapkan: menurun
1. aktivitas fisik
dilakukan secara rutin
2.berkurangnya
keluhan nyeri
persendian

Anda mungkin juga menyukai