Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PEMAPARAN HASIL PENGKAJIAN KOMUNITAS DI LINGKUNGAN TELAGA


MAS KELURAHAN BINTARO KECAMATAN AMPENAN
KOTA MATARAM

Oleh Kelompok 05
1. DIMAS JAMALIA SAFIQRI
2. MAS AYU OCTIN MEGA WATI
3. RINULIA ANDISVA
4. NI LUH SANTINI
5. ILHAM GUNAWAN
6. HAYATUN NUFUS
7. MUHAMMAD RIZAL FAUZI
8. NURUL AINI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI
MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Stase Keperawatan Komunitas
dengan sebaik-baiknya.Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan
Komunitas di STIKES YARSI Mataram. Program Studi Profesi Ners
Semoga tugas ini dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan dan dapat menjadi
pertimbangan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Komunitas.

Ampenan, 13 November 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita,
lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu sama lain
untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009).Keperawatan komunitas merupakan
suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan
untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan
kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia
lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan
terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang
sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi Ariani,
2015)
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan oleh
organisasi-organisasi profesional.Berdasarkan pernyataan dari American Nurses Association
(2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan
masyarakat.Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada
kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik.
(Effendi & Makhfudli, 2010)
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita,
lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai Pelayanan keperawatan secara langsung
(direct care) terhadap individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas. Dengan
Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok Selanjutnya secara spesifik diharapkan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami, Menetapkan masalah kesehatan dan
memprioritaskan masalah tersebut, Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan,
Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, Mengevaluasi sejauh mana
pemecahan msaalah yang mereka hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan
dalam mempelihara kesehatan secara mandiri (self care)
Untuk mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas, dalam upaya
menyiapkan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan secara mandiri,
maka dalam hal ini mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan prodi Ners melaksanakan
praktek keperawatan komunitas di lingkungan Telaga Mas RT 1-4 Kelurahan Bintaro,
kecamatan ampenan
Sebelum kami melakukan prosespengumpulann data dan mencari tahu terkait
dengan masalah kesehatan yang lebih dominan di wilayah kerja Puskesmas ampenan, kami
terlebih dahulu melakukan sosialisasi dengan kader, kepala lingkungan, ketua RT, tokoh
masyarakat dan warga masyarakat itu sendiri. Sosialisasi dengan masyarakat ini untuk
memperoleh informasi awal terkait dengan masalah kesehatan masyarakat di Wilayah kerja
Puskesmas Ampenan, yang memungkinkan kami untuk bisa menarik kesimpulan terkait
dengan masalah kesehatan masyarakat yang lebih dominan terjadi di lingkungan Telaga Mas
kelurahan Bintaro, sehingga harapannya kami bisa membantu dalam hal pencegahan dan
penatallaksanaan terkait masalah kesehatan masyarakat yang terjadi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan ini, akan didapatkan data-data awal tentang berbagai
masalah kesehatan masyarakat yang lebih dominanteerjadi di wilayah kerja
puskesmas ampenan dan terciptanya sosialisasi (hubungan kerjasama antara
mahasiswa praktek dan masyarakat).
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan ini, masyarakat di wilayah kerja Puskesamas
Ampenan :
1) Melakukan identifikasi pengkajian data demografi, kesehatan umum dan
pelayanan social, lingkungan fisik, status ekonomi masyarakat, tingkat keamanan
dan transportasi, tingkat keikutsertaan dalam politik dan pemerintahan
masyarakat, system komunikasi, tingkat pendidikan, pola rekreasi masyarakat,
kesehatan remaja, kesehatan ibu dan anak, program KB (keluarga berencana),
kesehatan lansia, dan sarana penunjang di lingkungan Sukaraja Mujahidin.
2) Merumuskan analisis permasalahan diagnosis dari temuan data dan kondisi
realitas tingkat keadaan kesehatan masyarakat di lingkungan Telaga Mas
3) Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan komunitas di lingkungan
Telaga Mas
4) Melakukan berbagai program kerja terkait solusi kesehatan untuk menyelesaikan
persoalan kesehatan secara bersama-sama di lingkungan Telaga Mas
5) Melakukan evaluasi dan follow up terkait perubahan dan perkembangan masalah
kesehatan di lingkungan Telaga Mas
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Keperawtan Komunitas


Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health
Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.
Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga
(nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu
masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
meminta bantuan pada orang lain.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan
populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
(American Public Health Association, 1996).Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi
dengan tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua
orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan dan kebijakan
pengembangan (IOM, 2003). Fungsi inti 7 diaplikasikan dalam cara sistematik dan
komprehensif. Proses pengkajian meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan
populasi dan dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi,
advokasi pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk memenuhi kebutuhan
layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi pelayanan komunitas atau ketentuan langsung
pelayanan.
2.2 Agregat Keperawatan Komunitas
2.2.1 Anak
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan
anatar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa
seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan
tetap dikatakan anak. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru
yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa dan Negara
dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.Begitu pula
sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula
kehidupan bangsa yang akan datang.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang
panjang dalam rentang kehidupan.Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali
dianggap tidak ada akhirnya, sehingga mereka tidak sabar menunggu saat yang
didambakan yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa mreka bukan lagi anak-ank tapi
orang dewasa.
Menurut Hurlock (1980), manusia berkembang melalui beberapa tahapan yang
berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan y6ang
tertentu, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang tertentu dan bias berlaku
umum. Untuk lebih jelasnya tahapan perkembangan tersebut dapat dilihat pada uraian
tersebut: – Masa pra-lahir : Dimulahi sejak terjadinya konsepsi lahir – Masa jabang bayi
: satu hari-dua minggu. – Masa Bayi : dua minggu-satu tahun. – Masa anak : – masa
anak-anak awal : 1 tahun-6 bulan, Anak-anak lahir : 6 tahun-12/13 tahun. – Masa
remaja : 12/13 tahun-21 tahun – Masa dewasa : 21 tahun-40 tahun. – Masa tengah
baya : 40 tahun-60 tahun. – Masa tua : 60 tahun-meninggal. Adapun kegiatan yang akan
dilakukan pada agregat anak adalah akan memberikan penyuluhan terkait dengan
PHBS.
2.2.2 Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun.Pada masa remaja manusia
tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.Masa remaja
adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.Dalam mempelajari
perkembangan remaja, remaja dapat didefinisikan secara biologis sebagai perubahan
fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik; secara
kognitif, sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau secara
sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas dan
biologis utama termasuk perubahan pada organ seks , tinggi, berat, dan massa otot, serta
perubahan besar dalam struktur otak. Kemajuan kognitif mencakup peningkatan
pengetahuan dan kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih efektif.
Pubertas adalah periode beberapa tahun di mana pertumbuhan fisik yang cepat
dan perubahan psikologis, yang memuncak pada kematangan seksual.Usia rata-rata
mulai pubertas adalah 11 untuk anak perempuan dan 12 untuk anak laki-laki. Jadwal
individu setiap orang untuk pubertas dipengaruhi terutama oleh faktor keturunan ,
meskipun faktor lingkungan, seperti diet dan olahraga, juga mengerahkan beberapa
pengaruh.  Faktor-faktor ini juga dapat menyebabkan pubertas sebelum waktunya dan
tertunda .
Beberapa bagian terpenting dari perkembangan pubertas melibatkan perubahan
fisiologis yang khas dalam tinggi, berat badan, komposisi tubuh individu, dan sistem
peredaran darah dan pernapasan .Perubahan ini sebagian besar dipengaruhi oleh
aktivitas hormonal.Hormon memainkan peran organisasional, membuat tubuh
berperilaku dengan cara tertentu begitu pubertas dimulai,  dan peran aktif, merujuk pada
perubahan hormon selama masa remaja yang memicu perubahan perilaku dan fisik.
Pubertas terjadi melalui proses panjang dan dimulai dengan lonjakan produksi hormon,
yang pada gilirannya menyebabkan sejumlah perubahan fisik. Ini adalah tahap
kehidupan yang ditandai dengan penampilan dan perkembangan karakteristik seks
sekunder (misalnya, suara yang lebih dalam dan tumbuh jakun yang lebih besar pada
anak laki-laki, dan perkembangan payudara serta pinggul yang lebih melengkung dan
menonjol pada anak perempuan) dan perubahan kuat dalam keseimbangan hormon
menuju dewasa.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada agregat remaja adalah akan
memberikan penyuluhan terkait dengan kesehatan reproduksi.
2.2.3 Dewasa
Dewasa melambangkan segala organisme yang telah matang yang lazimnya
merujuk pada manusia yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita.
Saat ini, Istilah dewasa dapat didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil baligh,
hukum sudah berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah, menurut Undang-undang
perkawinan yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan karakterpribadi
yaitu kematangan dan tanggung jawab. Berbagai aspek kedewasaan ini sering tidak
konsisten dan kontradiktif.Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki
karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di
bawah umur dewasa secara hukum.Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap
dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan
karakter dewasa. "Dewasa" kadang juga berarti "tidak dianggap cocok untuk anak-
anak", terutama sebagai suatu eufimisme yang berkaitan dengan perilaku seksual,
seperti hiburan dewasa, video dewasa, majalah dewasa, serta toko buku dewasa. Tetapi,
pendidikan orang dewasa hanya berarti pendidikan untuk orang dewasa, dan bukan
spesifik pendidikanseks.
Dalam bidang ilmu psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang
bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang
berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian
pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karier, dan bagi banyak orang, masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga,
dan mengasuh anak anak.
2.2.4 Lansia
Masa 1lanjut usia (lansia) atau menua meru-pakan tahap paling akhir dari siklus
kehidupan seseorang. WHO (2009) menya-takan masa lanjut usia menjadi empat
golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74
tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Menurut Setyonegoro (dalam Efendi, 2009) lanjut usia (getriatric age) dibagi menjadi 3
batasan umur, yaitu young old (usia 70-75 tahun), old (usia 75-80 tahun), dan very old
(usia > 80 tahun). Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
lansia merupakan seseorang yang berusia di atas 60 tahun.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, proporsi populasi
penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan akan
terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia tahun
2009 telah mencapai 737 juta jiwa dan sekitar dua pertiga dari jumlah lansia tersebut
tinggal di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Diproyek-sikan pada tahun
2020 populasi lansia meningkat 7,2%, hampir sepadan dengan proporsi lansia di negara-
negara maju saat ini (Tamher, 2009).
Adapaun kegiatan yang akan di lakukan pada agregat lansia adalah melakukan
senam lansia.

2.3 Konsep Transkultural Keperawatan dan Penerapan Dalam Masyarakat Setempat


Transcultural Nursing  adalah  suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budayakepada manusia (Leininger, 2002).
Leininger mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang,keyakinan, nilai-nilai,
konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap
empat konsepsentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan.
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural ialah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan
yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur spesifik
adalah kultur yang dalam norma-norma spesifik yang tidak dimiliki kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan
kultur universal adalah nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua kelompok seperti
melakukan Olahraga atau mengkonsumsi minuman menyehatkan seperti teh yang diyakini untuk menyehatkan
(Leininger,2002).
Di bagian lain yang dalam konteks yang sama, masyarakat setempat di Lingkungan Sukaraja
Mujahidin, Ampenan Tengah, dihuni oleh kebanyakan suku sasak. Suku sasak adalah suku asli Pulau Lombok.
Di lingkungan tersebut, ada juga suku lain misalnya suku mbojo yang berasal dari Bima. Orang – orang sasak
ialah orang yang terbuka, egaliter, terbukti bahwa mereka dapat menerima suku lain dan hidup harmonis
meskipun ada perbedaan budaya dan keyakinan, sama halnya dengan suku lainnya di nusantara.
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengkajian

Lokasi pengamatan: Lingkungan Telaga Mas Kecamatan Ampenan, kota mataram.


Kelompok :05

3.1.1 Data demografi


1) Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin:
angk Presentas
UMUR Jenis kelamin a e
0-1 tahun laki-laki 9 0.9%
  Perempuan 16 1.53%
2-5 tahun laki-laki 63 6%
  Perempuan 83 7.8%
6-12 tahun laki-laki 75 7.2%
  Perempuan 85 8.1%
13-18 tahun laki-laki 83 7.9%
  Perempuan 80 7.6%
19-35 tahun laki-laki 52 4.9%
  Perempuan 48 4.6%
36-54 tahun laki-laki 180 17.14%
  Perempuan 192 18.3%
55 tahun keatas laki-laki 52 4.9%
  Perempuan 33 3.14%
JUMLAH   1.051 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari jumlah distribusi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin sebesar 1.050 jiwa, dengan jumlah terbanyak pada kelompok
usia 36-54 (372 jiwa atau 35,43%) dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 180 jiwa
(17.14 %) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 192 jiwa (18.3%), sedangkan yang
palingsedikit pada usia 0-1 tahun dengan jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 9 jiwa
(0.9%). Dan jenis kelamin perempuan sebanyak 16 jiwa (1,53%).
Berdasarkan hasil validasi (observasi yang dilakukan kelompok) ditemukan
penduduk paling banyak ditemui adalah pada usia dewasa. Terutama pada saat
kegiatan penyuluhan di lingkungan Telaga Mas
2. Distribusi penduduk menurut pendidikan:
PENDIDIKAN ANGKA PRESENTASE
tidak sekolah 27 7.23%
belum tamat SD 38 10.2%
tamat SD 80 21.44%
tamat SLTP 85 22.8%
tamat SLTA 109 29.22%
PT 34 9.11%
JUMLAH 373 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasrkan tabel diatas dapat diketahui dari jumlah distribusi penduduk menurut
pendidikan sebesar 373, memiliki jumlah terbanyak pada pendidikan tamat SLTA
dengan jumlah 109 dengan persentase 29.22%, sedangkan yang paling sedikit pada
pendidikan tidak sekolah dengan jumlah 27 dengan persentase 7.23%.
2) Distribusi Penduduk menurut mata pencaharian
M.PENCAHARIA
N ANGKA PRESENTASE
PNS 2 0.27%
Peg.Swasta 30 3.9%
Dokter 0 0.0%
Wirausaha 15 1.9%
TNI/POLRI 0 0.0%
Nelayan 25 3.3%
Buruh 15 1.9%
Dll 676 88.6%
JUMLAH 763 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari jumlah distribusi penduduk menurut
Mata pencaharian sebanyak 763, memiliki jumlah terbanyak pada mata pencaharian
dan lain lain yang berjumlah 676 dengan persentase 88.66%, sedangkan yang paling
sedikit pada mata pencaharian Dokter dan TNI/POLRI dengan jumlah 0 dengan
persentase 0.00%.
3) Distribusi penduduk menurut agama :
AGAMA ANGKA PRESENTASE
Islam 976 92.9%
Kristen 25 2.4%
Hindu 0 0.0%
Budha 50 4.7%
JUMLA
H 1.051 100.00
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari jumlah distribusi penduduk menurut
agama sebesar 1.051, memiliki jumlah terbanyak pada agama islam yang berjumlah
976 dengan persentase 92.9%, sedangkan yang paling sedikit pada agama Budha
dengan jumlah 50 dengan persentase 4.7%.

3.1.2 Data lingkungan fisik


1) Struktur bangunan Perumahan yang ada di Lingkungan Telaga Mas yang sudah
berbentuk :
Struktur Bangunan Angka Presentase
Permanen 53 27.5%
Semi Permanen 120 62.2%
Tidak Permanen 20 10.4%
Jumlah 193 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui struktur bangunan sebesar 193, yang
memiliki jumlah terbanyak semi permanen dengan jumlah 120 dengan persentase
62.2%, sedangkan yang paling sedikit tidak permanen dengan jumlah 20 dengan
persentasi 10.4%.
Berdasarkan hasil validasi observasi yang dilakukan kelompok ditemukan rumah
penduduk yang paling banyak ditemui adalah rumah semi permanen
2) Distribusi KK menurut status kepemilikan rumahh
KEPEMILIKAN
RUMAH ANGKA PRESENTASE
rumah sendiri 186 96.4%
Kontrak 7 3,7%
JUMLAH 193 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi KK menurut status
kepemilikan rumah sebesar 193, yang memiliki jumlah terbanyak rumah sendiri 186
dengan persentase 96.4%, sedangkan yang paling sedikit kontrak 7 dengan persentase
3.7%.
Berdasarkan hasil validasi observasi yang dilakukan kelompok ditemukan
penduduk yang paling banyak ditemui memiliki rumah sendiri
3) Distribusi menurut keadaan lantai rumah:
KEADAAN
LANTAI ANGKA PRESENTASE
Keramik 163 84.5%
Semen 30 15.6%
JUMLAH 193 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi keadaan lantai rumah sebesar
193, yang memiliki jumlah terbanyak keramik 163 dengan persentase 84.5%,
sedangkan yang paling sedikit semen 30 dengan persentase 15.6%.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan kelompok ditemukan keadaan lantai
paling banyak menggunakan keramik.
4) Sumber air bersih:
SUMBER AIR ANGKA PRESENTASE
PDAM 190 80.9%
Sumur 45 19.1%
Jumlah 235 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sumber air bersih sebesar 235, yang
memiliki jumlah terbanyak PDAM 190 dengan persentase 80,9%, sedangkan yang
paling sedikit sumur 45 dengan persentase 19.1%.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh kelompok ditemukan penduduk
yang paling banyak menggunakan PDAM.
5) Pembuangan sampah:
PEMBUANGAN
SAMPAH ANGKA PRESENTASE
Milik sendiri 257 100%
tidak milik sendiri 0 0.00%
JUMLAH 257 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pembuangan sampah sebesar 257, yang
milik sendiri sebanyak 257 atau dengan persentase 100%, sedangkan tidak milik
sendiri ada 0 atau 0.00%
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh kelompok ditemukan penduduk
semuanya memiliki pembuangan sampah sendiri
6) Sistem pembuangan kotoran manusia:
KEPEMILIKAN
KAMAR MANDI ANGKA PRESENTASE
Ada 201 98.5%
Numpang 3 1.6%
JUMLAH 204 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sistem pembuangan kotoran manusia
sebesar 204, yang memiliki jumlah terbanyak ada 201 dengan persentase 98,5%,
sedangkan yang paling sedikit 3 dengan persentase 1,6%.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh kelompok ditemukan banyak
penduduk yang memiliki kepemilikan kamar mandi.
7) Kondisi kesehatan umum dan pelayanan sosial
1. Sarana kesehatan terdekat yang ada dilingkungan Telaga Mas adalah posbindu.
2. Jika salah satu anggota keluarga sakit dibawa ke puskesmas.
3. Fasilitas sosial yang terdekat adalah taman bermain dan pantai

3.1.3 Ekonomi
1) Sarana ekonomi yang terdekat dengan lingkungan Telaga Mas adalah pasar rakyat.
2) Jaminan kesehatan KK:
JAMINAN
KESEHATAN KK ANGKA PRESENTASE
PBI 252 73.5%
non PBI 70 20.4%5
ASKES 9 2.6%
Umum 12 3.5%
JUMLAH 343 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jaminan kesehatan KK sebesar 343 ,
yang memiliki jumlah terbanyak PBI 252 dengan persentase 73.5% , sedangkan yang
paling sedikit ASKES 9 dengan persentase 2.6%.

3.1.4 Keamanan dan transfortasi


1) Sarana keamanan yang terdapat pada lingkungan Telaga Mas adalah siskamling.
2) Jenis transportasi yang biasa digunakan masyarakat lingkungan Telaga Mas adalah
sepeda motor.
3) Kondisi jalan yang terdapat pada lingkungan Telaga Mas adalah jalanan aspal.

3.1.5 Rekreasi
1) Fasilitas rekreasi yang terdapat pada lingkungan Telaga Mas ialah taman bermain.
2) Tempat rekreasi yang biasa dikunjungi masyarakat Telaga Mas adalah taman bermain
dan pantai

3.1.6 Data KIA-KB


1) Status gizi ibu hamil yang biasanya pada lingkungan Telaga Mas terbilang baik,
dikarenakan ibu hamil rutin melakukan posyandu ibu hamil dan melakukan
pengecekan keadaan kehamilan pada puskesmas terdekat.
2) Ditribusi bayi menurut tempat dilahirkan umumnya dilakukan pada puskesmas
terdekat yakni puskesmas ampenan.
3) Distribusi PUS non akseptor KB menurut alasannya:
Distribusi PUS non akseptor
KB ANGKA PRESENTASE
ingin anak ditunda 5 4.9%
ingin anak segera 22 21.6%
tidak ingin anak lagi 75 73.5
JUMLAH 102 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi PUS dan akseptor KB sebesar
102, yang memiliki jumlah terbanyak tidak ingin anak lagi 75 dengan persentase
73.51%, sedangkan yang paling sedikit ingin anak ditunda 5 dengan persentase 4.9%.
4) Distribusi PUS Akseptor KB menurut jenis alat kontrasepsi yang digunakan:
Distribusi PUS non akseptor
KB ANGKA PRESENTASE
Kondom 0 0.00%
Suntik 100 76.3%
Implant 19 14.5%
MOW 3 2.3%
MOP 0 0.00
pil KB 0 0.00
IUD 9 6.8%
JUMLAH 131 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi PUS akseptor KB menurut
jenis alat kontrasepsi sebesar 133, yang memiliki jumllah terbanyak suntik 100
dengan persentase 76.3%, sedangkan yang paling sedikit MOP, Pil KB dan Kondom
masing masing 0 dengan persentase 0,00%.
5) Distribusi Frekuensi ibu menyusui
.
FREKUENSI MENYUSUI ANGKA PERSENTASE
Menyusui 91 100.00%
Tidak Menyusui 0 0.00%
JUMLAH 91 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi ibu menyusui
sebesar 91, yang memiliki jumlah terbanyak menyusui 91 dengan persentasi 100,0%,
sedangkan yang paling sedikit tidak menyusui 0 dengan persentase 0,00%.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa penduduk
dilingkungan Telaga Mas didapatkan hasil paling banyak menyusui.
6) Distribusi Frekuensi Istirahat selalu dijaga (siang dan malam).

FREKUENSI ISTIRAHAT ANGKA PERSENTASE


Istirahat dijaga 91 100.00%
Istirahat tidak dijaga 0 0.00%
JUMLAH 91 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi istirahat selalu
dijaga sebesar 191, yang memiliki jumlah terbanyak istirahat dijaga 91 dengan
persentasi 100.00%, sedangkan yang paling sedikit istirahat tidak dijaga 0 dengan
persentase 0.00%.
7) Distribusi Frekuensi Olahraga:
AKTIFITAS OLAHRAGA ANGKA PERSENTASE
Olahraga teratur 65 68.4%
Tidak pernah olahraga 30 31.6%
JUMLAH 95 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi olahraga sebesar 95,
yang memiliki jumlah terbanyak olahrga teratur 65 dengan persentase 68.4%,
sedangkan yang paling sedikit tidak pernah olahrga 30 dengan persentase 31.6%.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kelompok ditemukan penduduk
paling banyak melakukan olahraga teratur dengan frekuensi 1 minggu sekali
8) Distribusi Frekuensi usia kehamilan:
USIA KEHAMILAN ANGKA PERSENTASE
Melahirkan 9 bulan 100 95.2%
Melahirkan < 9 bulan 5 4.7%
JUMLAH 105 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi usia melahirkan
sebesar 105, yang memiliki jumlah terbanyak melahirkan 9 bulan 100 dengan
persentase 95.2 %, sedangkan yang paling sedikit melahirkan > 9 bulan 5 dengan
persentase 4.7%.
9) Distribusi Frekuensi Penolong persalinan:
PENOLONG ANGKA PERSENTASE
Tenaga Kesehatan 3 100.00%
Non Tenaga Kesehatan 0 0.00%
JUMLAH 3 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi penolong persalinan
sebesar 3, yang memiliki jumlah terbanyak tenaga kesehatan 3 dengan persentase
100.00 %, sedangkan yang paling sedikit non kesehat 0 dengan persentase 0%

10) Distribusi Frekuensi Kesulitan Persalinan:


KESULITAN ANGKA PERSENTASE
Kesulitan 0 0.00%
Tidak kesulitan 100 100.00%
JUMLAH 105 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi kesulitan persalinan
sebesar 100, yang memiliki jumlah terbanyak kesulitan 100 dengan persentase 100,0
%, sedangkan yang paling sedikit tidak kesulitan 0 dengan persentase 0%.
11) Distribusi Frekuensi cara Persalinan:
PERSALINAN ANGKA PERSENTASE
Normal 90 85.7%
Tidak normal 15 14.3%
JUMLAH 105 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi cara persalinan
sebesar 105, yang memiliki jumlah terbanyak normal 90 dengan persentase 85.7 %,
sedangkan yang paling sedikit tidak normal 15 dengan persentase 14.3%.

3.1.7 BALITA
1) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi:
JENIS KELAMIN ANGKA PERSENTASE
Laki 9 28.1%
Perempuan 23 71.9%
JUMLAH 32 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi jumlah bayi
sebesar 32 , yang memiliki jumlah terbanyak perempuan 9 dengan persentase 28.1%,
sedangkan yang paling sedikit laki-laki 23 dengan persentase 71.9%
2) Distribusi Frekuensi kepemilikan KMS:
KMS ANGKA PERSENTASE
Memiliki 130 93%
Tidak Memiliki 10 7.1%
JUMLAH 140 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi kepemilikan KMS
sebesar 140, yang memiliki jumlah terbanyak 130 dengan persentase 93%, sedangkan
yang paling sedikit tidak memiliki 10 dengan persentase 7.1%
3) Distribusi Frekuensi Bisa baca KMS:
MEMBACA ANGKA PERSENTASE
Bisa baca 90 64.2%
Tidak bisa baca 50 35,8%
JUMLAH 140 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi bisa baca KMS
sebesar 140 , yang memiliki jumlah terbanyak bisa baca dengan persentase 64.2%,
sedangkan yang paling sedikit tidak bisa baca 50 dengan persentase 35,8%
4) Distribusi Frekuensi Status Gizi:
STATUS ANGKA PERSENTASE
Normal 100 83.3%
Tidak Normal 20 16.7%
JUMLAH 120 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi status gizi sebesar
120, yang memiliki jumlah terbanyak normal 100 dengan persentase 83.3%,
sedangkan yang paling sedikit tidak normal 20 dengan persentase 16.7%.
5) Distribusi Frekuensi Kepatuhan Imunisasai:
IMUNISASI ANGKA PERSENTASE
Patuh 140 93.3%
Tidak Patuh 10 6.7%
JUMLAH 150 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi kepatuhan sebesar 100, yang
memiliki jumlah terbanyak patuh 100 dengan persentase 100,0%, sedangkan yang
paling sedikit tidak patuh 0 dengan persentase 0%.

6) Distribusi Frekuensi Balita:


JENIS KELAMIN ANGKA PERSENTASE
Laki laki 74 49.7%
Perempuan 75 50.3%
JUMLAH 149 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi frekwensi balita sebesar 148
yang memiliki jumlah terbanyak perempuan 75 dengan persentase 50.3%, sedangkan
yang paling sedikit laki-laki 74 dengan persentase 49.7%.

3.1.8 Kepatuhan pada protokol covid 19


1) Distribusi Pengetahuan tentang covid 19:
PENGETAHUAN ANGKA PERSENTASE
Mengetahui 901 100.00%
Tidak Mengetahui 0 0.00%
JUMLAH 901 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi pengetahuan ccovi-19 sebesar
901 yang memiliki jumlah terbanyak mengtahui 901 dengan persentase 100.00%,
sedangkan yang paling sedikit tidak mengetahui 0 dengan persentase 0,0%
Berdasarkan hasil validasi atau observasi kelompok di dapatkan bahwa penduduk
mengerti tentang Covid-19 teteapi tidak mematuhi protokol kesahatan
2) Distribusi Kepatuhan pada Protokol covid 19:

KEPATUHAN ANGKA PERSENTASE


Patuh 901 100.00%
Tidak Patuh 0 0.00%
JUMLAH 901 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi kepatuhan pada protokol covi-
19 sebesar 100 yang memiliki jumlah terbanyak patuh 100 dengan persentase
100,0%, sedangkan yang paling sedikit tidak payuh dengan persentase 0,0%.
Berdasarkan hasil validasi atau observasi kelompok di dapatkan bahwa penduduk
mempunyai tempat mencuci tangan di depan rumah masing-masing

3.1.9 Data kesehatan warga menurut kasus terbanyak


1) Distribusi penderita Malaria:

JENIS KELAMIN ANGKA PRESENTASE


laki-laki 35 63.7%
Perempuan 20 36.3
JUMLAH 55 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui data kesehatan kasus terbanyak sebesar
55 yang memiliki jumlah terbanyak laki-laki dengan persentase 63.7%, sedangkan
yang paling sedikit Perempuan 20 dengan persentase 36.3%
2) Distribusi penderita Diare:

JENIS KELAMIN ANGKA PRESENTASE


laki-laki 20 36.3%
Perempuan 35 63.7%
JUMLAH 55 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui distribusi penderita diare sebesar 55
yang memiliki jumlah terbanyak perempuan 35 dengan persentase 63%, sedangkan
yang paling sedikit laki-laki 20 dengan persentase 36.3 %
3) Distribusi penderita Pneomunia:

JENIS KELAMIN ANGKA PRESENTASE


laki-laki 35 53.8%
Perempuan 30 46.2%
JUMLAH 65 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui penderita pneomunia sebesar 65 yang
memiliki jumlah terbanyak laki-laki 35 dengan persentase 53.8%, sedangkan yang
paling sedikit perempuan 30 dengan persentase 46.2 %

4) Distribusi penderita Hipertensi:

JENIS KELAMIN ANGKA PRESENTASE


laki-laki 28 41.1%
Perempuan 40 58.9%
JUMLAH 68 100.00%
Sumber: data kesehatan kader lingkungan Telaga Mas 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui penderita pneomunia sebesar 68 yang
memiliki jumlah terbanyak Perempuan dengan persentase 58.9%, sedangkan yang
paling sedikit laki-laki 28 dengan persentase 41.1 %

Anda mungkin juga menyukai