Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS

BAB IV UU CIPTA KERJA DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP PEKERJA, INVESTASI, DAN PELUANG KERJA BARU
oleh Egi Devada
NIM 1111170152
Kelas 7 C
Kapita Selekta Hukum Perdata

Rapat paripurna DPR RI telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU)


Cipta Kerja pada Senin, 6 Oktober 2020. Pemerintah mengklaim UU Cipta Kerja
memberikan sederet manfaat bagi masyarakat, salah satunya dalam Ketenagakerjaan yang
diatur pada Bab IV UU Cipta Kerja. Berikut adalah analisis mengenai implikasi hukum UU
Cipta Kerja terhadap pekerja yang sudah bekerja dan peluang investasi serta terbukanya
peluang tenaga kerja batu

A. IMPLIKASI HUKUM PADA PEKERJA YANG SUDAH BEKERJA

UU Cipta Kerja memberikan perubahan terhadap UU No. 13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan (Selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan) mengenai tenaga kerja asing.
UU Cipta kerja menjamin kepastian hukum tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia.
Selain itu, perizinan untuk mendatangkan tenaga kerja asing pun disederhanakan. Namun,
terdapat hal yang disayangkan dan berpotensi menjadi bumerang bagi tenaga kerja
Indonesia. Dalam UU Cipta Kerja hanya menegaskan tenaga kerja asing tidak boleh
menjabat dalam jabatan personalia saja. Sedangkan dalam UU Ketenagakerjaan, tenaga
kerja asing tidak hanya tidak diperbolehkan menduduki jabatan personalia saja, tetapi
juga terdapat jabatan-jabatan tertentu yang dilarang melalui keputusan menteri. Meskipun
beberapa peraturan mengenai tenaga kerja asing akan diatur dalam peraturan pemerintah,
namun tetap saja hal ini dikhawatirkan tidak diselesaikan dengan baik. Dampaknya
adalah Tenaga kerja Indonesia yang sudah menduduki jabatan tertentu yang sebelumnya
dilarang melalui keputusan menteri bagi tenaga kerja asing, dapat digeser posisinya oleh
tenaga kerja asing karena keinginan pihak pemberi kerja. Oleh karena itu, hal ini dapat
mengancam hak Tenaga Kerja Indonesia.

UU Cipta kerja menegaskan secara eksplisit hak bagi para pekerja atas uang
kompensasi yang sedang dalam perjanjian kerja waktu tertentu. Sehingga hak-hak para
pekerja tersebut mendapat kepastian hukum. Namun, terdapat celah pula mengenai jangka
waktu perjanjian kerja waktu tertentu tersebut karena diatur lebih lanjut dalam peraturan
pemerintah. Dalam UU cipta kerja perjanjian kerja waktu tertentu hanya disebutkan
sebagai pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu
lama sehingga menimbulkan multitafsir. Selain itu, UU Cipta kerja ini juga tidak
menyebutkan kewajiban bagi pemberi usaha untuk menaikkan status pekerja/buruh
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu menjadi Pekerja/buruh tetap (karyawan tetap). Dengan
demikian, para pemberi kerja dapat melakukan kontrak secara terus menerus tanpa
adanya batasan pengulangan kontrak kerja

Dalam UU Cipta kerja ada penambahan waktu kerja lembur yang dilakukan
paling lama 4 (empat ) jam dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan belas) jam dalam 1 (satu)
minggu. Meskipun harus didasarkan persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan,
namun dapat membuka celah bagi pemberi kerja untuk melakukan eksploitasi tenaga
kerja dengan adanya waktu kerja yang tidak manusiawi.

UU Cipta kerja membuka kemungkinan bagi perusahaan outsourching untuk


mempekerjakan pekerja untuk berbagai tugas. Hal ini akan membuat penggunaan tanaga
alih daya semakin bebas jika tidak ada regulasi lain turunan dari UU Cipta Kerja ini.

UU Cipta kerja memberikan jaminan kepada para pekerja/buruh jika mengalami


pailit atau dilikuidasi di mana upah yang belum diterima oleh para pekerja/buruh
dianggap sebagai utang yang didahulukan pembayarannya.

B. IMPLIKASI HUKUM PADA PELUANG INVESTASI DAN TERBUKANYA


PELUANG KERJA TENAGA KERJA BARU

UU Cipta Kerja membuka peluang bagi perusahaan untuk mengadakan lembaga


pelatihan kerja. Hal ini dapat membantu peningkatan kualitas SDM yang akan siap untuk
menjalani pekerjaan. Kemudian UU ini juga meringkas regulasi bagi perusahaan yang
akan memperkerjakan tenaga kerja asing

Dalam UU Cipta Kerja, tenaga kerja asing akan mendukung pertumbuhan dan
kemudahan investasi diberbagai sektor. Tenaga kerja asing akan dipilih secara selektif di
mana tenaga kerja Indonesia akan menjadi pendamping tenaga kerja asing tersebut. Hal
ini dilakukan untuk alih teknologi dan ahli keahlian dari tenaga kerja asing kepada tenaga
kerja Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai