Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Perkembangan Belajar Peserta Didik


Dosen Pengampu :
Dr. Nanik Yulianti M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 14
1. Ibtisamah Ayu Sofyani (180210204210)
2. Dillon Justitia Suprapto (180210204209)

PGSD KELAS C
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
Jalan Kalimantan No.37 Kampus, Tegalboto Sumbersari, Krajan Timur,
Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. karena berkat ridho-Nya sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah Perkembangan belajar
peserta didik ini membahas menegenai Teknik notes untuk memahami peserta didik melalui
Wawancara.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
mengantarkan umatnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang-benderang
dengan kekayaan ilmu dan pengetahuan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari ibu Dr. Nanik Yulianti M.Pd selaku dosen
mata kuliah Perkembangan belajar peserta didik.
Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. kami
berharap semoga pembahasan yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi diri kami
sendiri, teman-teman, dan siapapun yang membacanya.
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh karena
itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki pembuatan makalah
selanjutnya. Atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada dalam penulisan makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jember , 11 Maret 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian wawancara
B. Tujuan wawancara
C. Sifat-sifat wawancara
D. Teknik-teknik wawancara
E. Hal-hal yang diperhatikan saat wawancara
F. Keunggulan dan kelemahan wawancara
G. Bagian-bagian wawancara
H. Langkah-langkah penyelenggaraan wawancara
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan , kita sebagai calon guru diharuskan untuk mampu dan mau
memahami serta memantau perkembangan belajar peserta didik , itu semua dilakukan agar
kita dapat mengetahui sejauh apa pemahaman dan perkembangan siswa dalam kegiatan
belajar disekolah maupun dirumah.
Ada beberapa cara untuk melakukan pendekatan atau menganalisa secara mendalam ,
salah satunya dengan bertanya langsung kepada siswa maupun orang-orang yang terkait
misalnya seperti kepada wali siswa maupun orang yang terdekat dengan siswa melalui
salah satu Teknik notes untuk memahami peserta didik yakni Wawancara .

B. TUJUAN
1. Meningkatkan pemahaman terhadap Teknik notes untuk memahami peserta didik sub
unit Wawancara
2. Mendapatkan nilai tugas mata kuliah Perkembangan belajar peserta didik.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang dibahas pada makalah ini meliputi : Pengertian wawancara , Tujuan
wawancara , Sifat-sifat wawancara , Teknik wawancara , Hal-hal yang perlu diperhatikan
pada saat Wawancara , keunggulan dan kelemahan Wawancara , Bagian-bagian wawancara ,
Langkah-langkah penyelenggaraan wawancara .

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WAWANCARA
 Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang individu
dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face
relation).
 Wawancara menurut KBBI adalah Tanya jawab dengan seseorang (pejabat dsb)
yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.
 Wawancara menurut para ahli
1. Menurut Lexy J. Moleong pengertian wawancara adalah suatu percakapan dengan
tujuan-tujuan tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan
langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan
mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
2. Menurut Arikunto pengertian wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara
untuk mendapatkan informasi dari terwawancara.

Dari beberapa pengertian wawancara diatas , dapat kita simpulkan pengertian Wawancara
secara singkat adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab secara lisan baik
langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu.

B. TUJUAN WAWANCARA
1. Untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yg terpercaya
2. Wawancara untuk membantu siswa mengatasi masalahnya sendiri
3. Wawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan.

C. SIFAT-SIFAT WAWANCARA
 Wawancara bersifat langsung, apabila data yang dikumpulkan langsung diperoleh
dari individu yang bersangkutan, misalnya wawancara dengan diri siswa.
 Wawancara yang bersifat tidak lansung, apabila wawancara yang dilakukan
dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain, misalnya
wawancara dengan orangtua siswa.
 Wawancara bersifat insidentil ialah bilamana dilakukan sewaktu-waktu jika
dianggap perlu.
 Wawancara bersifat berencana, apabila dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah
ditetapkan.

5
D. MACAM-MACAM TEKNIK WAWANCARA
1. Menurut jumlah orang yang diwawancarai, maka wawancara dapat dibedakan:
a. Wawancara perorangan (individual)
b. Wawancara kelompok.
2. Menurut peran yang dimainkan, maka wawancara dapat dibedakan menjadi:
a. The non-directive interview, yaitu wawancara yang digunakan dalam proses
konseling;
b. The focused interview, yaitu wawancara yang ditujukan kepada orang-orang
tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki; dan
c. The repeated interview, yaitu wawancara yang berulang. Wawancara ini
terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan tertentu
terutama proses social.
3. Berdasarkan subyek atau responden dan tujuannya, wawancara dapat dibedakan
menjadi:
a. Wawancara jabatan (the employment interview) ialah wawancara yang
ditujukan untuk mencocokan seorang calon pegawai dengan pekerjaannya
yang tepat. Wawancara ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai
dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kriteria yang diminta
oleh suatu employment;
b. Wawancara disipliner atau wawancara administratif (administrative
interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk ”menuntut” perubahan
tingkah laku individu ke arah kegiatan yang diinginkan oleh pewawancara.
Wawancara ini dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk
kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan didalam
tindakannya (changes in behaviour);
c. Wawancara konseling (counseling interview) ialah wawancara yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi atau memecahkan
masalahnya dengan kata lain wawancara ini ini dijalankan untuk keperluan
konseling; dan
d. Wawancara fact-finding. Dari antara keempat jenis wawancara tersebut
hanya wawancara formatif atau fact finding, yang akan dibahas pada bagian
ini. Sifat pengumpulan data ini adalah profesional selayaknya di dalam
penyelenggaraan memerlukan petugas yang profesional berpengalaman luas di
bidang bimbingan, penuh simpati, dan diplomatis.

6
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
WAWANCARA
Didalam melaksanakan wawancara perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
yaitu:

a. Pewawancara,
Selama proses wawancara, pewawancara diharapkan dapat menciptakan suasana
yang bebas, terbuka, dan menyenangkan sehingga mampu merangsang siswa untuk
menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh dan mencatatnya. Oleh karena itu
persyaratan seorang pewawancara ialah keterampilan mewawancarai, motivasi yang
tinggi dan rasa aman.
Keberhasilan pengumpulan data dengan teknik ini bergantung pula pada peranan
pewawancara, yaitu:
1) mampu menciptakan hubungan baik dengan responden (siswa) atau
mengadakan rapport ialah situasi psikologis yang menunjukkan bahwa
responden bersedia bekerjasama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi
informasi sesuai dengan pikirannya dan keadaan yang sebenarnya
2) mampu menyampaikan semua pertanyaan dengan baik dan tepat
3) mampu mencatat semua jawaban lisan responden dengan teliti dan jelas
4) mampu menggali tambahan informasi dengan menyampaikan pertanyaan yang
tepat dan netral digunakan teknik probing.
b. Siswa (responden), Responden, dalam hal ini adalah siswa turut mempengaruhi
proses wawancara, utamanya kemampuan menangkap pertanyaan, dan kemampuan
menjawab pertanyaan.
c. Pedoman wawancara, Pedoman wawancara hendaknya tersusun pertanyaan-
pertanyaan pokok yang akan diajukan dan tersedia tempat untuk mencatat
jawabannya, sehingga dapat dipahami dan dapat dijawab dengan baik oleh siswa/
responden.
d. Situasi wawancara. Pada dasarnya situasi wawancara perlu juga diperhatikan selama
proses wawancara, seperti: waktu, tempat, ada tidaknya pihak ketiga.

F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TEKNIK WAWANCARA

Segi kebaikan/ keuntungan dari teknik ini antara lain:


1. Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat diperjelas oleh
pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa yang dimaksudkan.
2. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan responden.
3. Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan dapat menimbulkan
suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai pengaruh yang baik pula
terhadap hasil wawancara

Segi-segi yang kurang menguntungkan dari wawancara adalah:


1. Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena wawancara
membutuhkan waktu lama yang tentu membutuhkan lebih banyak tenaga.
2. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus yang
membutuhkan waktu yang lama.
3. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan mempengaruhi hasil
wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.

7
Sekalipun ada segi-segi yang kurang menguntungkan dari wawancara, namun jika
memperhatikan patokan-patokan dalam melakukan wawancara maka wawancara juga banyak
menyumbang sebagai metode untuk mendapatkan data. Pada umumnya salah satu
keuntungan dari wawancara ialah sifat fleksibilitasnya.

G. BAGIAN-BAGIAN WAWANCARA
Wawancara terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Permulaan atau pendahuluan wawancara. Bagian terutama ditujukan untuk
mendapatkan hubungan yang baik (dalam mengadakan kontak yang pertama) antara
pewawancara dengan responden, dan biasanya diisi dengan penyampaian maksud serta
tujuan dari wawancara itu. Peran dari bagian ini adalah mendapatkan gambaran tentang
jalannya wawancara selanjutnya. Kalau telah terjadi hubungan yang baik dan timbul
perasaan saling percaya maka hal ini akan menjadi sumbangan yang besar artinya dalam
wawancara selanjutnya.
2. Inti wawancara. Bagian ini merupakan bagian dimana maksud serta tujuan wawancara
harus dapat dicapai. Apabila maksud dari wawancara untuk mengumpulkan data latar
belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.
3. Akhir wawancara. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya wawancara.
Wawancara dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan tentang apa yang telah
dibicarakan (misalnya dalam counseling interview). Kadang-kadang wawancara ditutup
dengan menentukan waktu kapan wawancara itu akan dilanjutkan lagi, bila masih
dibutuhkan untuk mengadakan wawancara lagi.

H. LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN WAWANCARA


Didalam menyelenggarakan, pengumpulan data dengan teknik wawancara ini terdapat
tiga tahapan yang lazim ditempuh, yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.
Tahap pertama, persiapan, meliputi: langkah menetapkan variabel yang akan diukur,
membuat pedoman wawancara. Tahap kedua, pelaksanaan, meliputi: mempersiapkan
pedoman wawancara, menetapkan kapan dan dimana wawancara
dilaksanakan, menentukan taktik/ strategi wawancara. Kode etik wawancara dan sikap
pewawancara. Tahap ketiga, analisis hasil, meliputi: pengelompokkan variabel yang akan
ditabulasi, penyekoran jawaban, kesimpulan dan penginterpretasian.
Selanjutnya tahap-tahap penyelenggaraan wawancara tersebut diuraikan satu-satu berikut ini:

1. Tahap persiapan

Tahap pertama dalam persiapan wawancara ialah menetapkan variabel-variabel


yang akan diukur, misalnya kebiasaan belajar di rumah, maka variabel-variabelnya
meliputi:
1. tempat belajar
2. jadwal belajar
3. fasilitas belajar
4. strategi belajar
5. kesulitan-kesulitan yang dialami
6. situasi belajar
7. perhatian orangtua.

8
Langkah membuat pedoman wawancara, pada dasarnya pedoman wawancara ini
mempengaruhi hasil wawancara. Oleh karena itu pedoman wawancara dibuat sedemikian
lengkap sehingga mempengaruhi kualitas hasil wawancara. Pedoman wawancara ini
meliputi:
1. identitas siswa
2. masalah yang dialami
3. daftar pertanyaan beserta deskripsi jawaban siswa.

Berikut ini merupakan contoh pedoman wawancara.


Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke : ............................................................................
2. Waktu wawancara : ............................................................................
3. Tempat wawancara : ............................................................................
4. Masalah : ............................................................................
5. Nama siswa : ............................................................................
6. Proses wawancara : ............................................................................

No. Pertanyaan Deskripsi/


jawaban

7. Kesimpulan/ catatan : ..............................................................................

..............................................................................
..............................................................................
Pewawancara,
.......................

9
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini pewawancara mempersiapkan pedoman wawancara yang akan
dipakai. Kemudian pewawancara mengadakan kontrak dengan siswa/ responden untuk
menentukan waktu dan tempat diadakan wawancara. Selanjutnya, menentukan taktik
wawancara, seperti: ketika wawancara tatap muka diusahakan tidak ada pihak ketiga,
jawaban pertama pertanyaan itulah pendapat siswa (responden) yang sesungguhnya,
diharapkan tidak tergesa-gesa dalam menuliskan jawaban responden, jawaban responden
harus dimengerti maksudnya, dan menulis komentar responden secara lengkap, dan lain-lain.
Kode etik wawancara dan sikap pewawancara, kedua hal ini sangat penting di dalam
proses wawancara sehingga akan memperoleh data yang diharapkan.
Ada beberapa kode etik yang ditetapkan bagi pewawancara dalam melaksanakan tugasnya,
yaitu:
1. Cermat
2. Obyektif
3. jujur dalam mencatat jawaban
4. netral
5. menulis jawaban responden selengkapnya
6. menaruh perhatian dan penuh pengertian
7. sanggup membuat responden tenang dan bersedia untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan
8. harus menghargai responden.

Adapun sikap pewawancara selama proses wawancara meliputi:


1. Netral
2. adil (tidak memihak)
3. ramah
4. hindarkan ketegangan
5. hindarkan kata-kata atau bahasan yang menimbulkan sugesti.

3. Tahap analisis hasil


Beberapa langkah yang perlu diperhatikan selama analisis data ialah
pengelompokkan variabel yang akan ditabulasi, seperti: variabel tempat belajar, waktu
belajar, strategi belajar, fasilitas belajar, dan sebagainya. Berikutnya adalah pemberian skor
jawaban, penyekoran ini tentu tiada lepas dengan bentuk pertanyaan atau pun jawaban yang
diharapkan, seperti bentuk pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka, kombinasi, pertanyaan
yang dijawab dengan angka, pertanyaan tertutup yang jawabannya dipilih lebih dari satu dan
sebagainya. Kemudian ditabulasi terhadap variabel masing-masing.
Hasil tabulasi tersebut akan diketahui frekuensi setiap variabel, yang selanjutnya dapat
memberikan simpulan dan interpretasinya.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang individu dengan
mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Wawancara
dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, antara lain wawancara untuk membantu siswa
mengatasi masalahnya sendiri dan wawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan.
Wawancara tidak hanya dapat menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat
menangkap perasaan, pengalaman, emosi, dan motif, yang dimiliki oleh responden. Teknik
ini sangat fleksibel dalam mengajukan pertanyaan yang lebih rinci, dan memungkinkan siswa
untuk mengatakan dengan jelas tentang kegiatan, minat, cita-cita, harapan-harapan,
kebiasaan-kebiasaan, dan lain-lain mengenai dirinya.

Menurut jumlah orang yang diwawancarai, wawancara dapat dibedakan menjadi


wawancara perorangan dan wawancara kelompok. Menurut peran yang dimainkan,
wawancara dibedakan menjadi the non-directive interview, the focused interview, dan the
repeated interview. Berdasarkan subyek/ responden dan tujuannya, wawancara dibedakan
menjadi wawancara jabatan, wawancara disipliner, wawancara konseling, dan wawancara
face-finding.

Didalam melaksanakan wawancara perlu diperhatikan factor-faktor yang


mempengaruhinya, yaitu pewawancara, siswa/ responden, pedoman wawancara, dan situasi
wawancara
.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia,inggridwati dkk.(2008).Bahan Ajar Cetak Perkembangan Belajar Peserta Didik.


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

https://www.maxmanroe.com/vid/karir/pengertian-wawancara.html

12

Anda mungkin juga menyukai