Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISIKA FARMASI
Disusun oleh :
RS DR SOEPRAOEN MALANG
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan Rahmat-Nya dan dengan
izin serta pertolongan-Nyalah sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan, walaupun
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai salah satu sarana dalam
proses belajar mengajar serta untuk menambah wawasan yang lebih luas lagi dalam Ilmu
Pengetahuan khususnya pada mata kuliah “FISIKA FARMASI” dan dengan melalui laporan ini,
dapat menjadi bahan perbandingan dengan percobaan lain yang ada hubungannya dengan apa
yang telah dipraktikkan.
Penyelesaian laporan praktikum ini tidak terlepas dari arahan dosen pembimbing serta
para asisten. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak lupa kami sebagai penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan para
asisten.
Dalam kesempatan ini pula, penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan laporan selanjutnya. Dan akhirnya, penyusun berharap
semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Penyusun
PRAKTIKUM IV
BOBOT JENIS
I. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengukuran kerapatan bulk terhadap zat padat.
2. Melakukan pengukuran kerapatan mampat terhadap zat padat.
3. Melakukan pengukuran kerapatan sejati terhadap zat padat dan zat cair.
II. DASAR TEORI
Batasan kerapatan adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan
tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik (gram/cm 3).
Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan
salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk
menentukan kemurnian suatu zat (Martin, 1993).
Kerapatan partikel sejati adalah ketika volume diukur tidak termasuk baik terbuka
dan tertutup pori-pori dan merupakan property fundamental dari suatu material, Kerapatan
partikel jelas adalah ketika volume diukur meliputi intrapartikel pori-pori dan kerapatan
partikel yang efektif adalah volume dilihat oleh fluida bergerak melewati partikel (Gibson,
2004).
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi, yang
dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Berat jenis
didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga
kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang
khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah, akan lebih cocok apabila
dikatakan sebagai kerapatan relatif (Martin, 1993).
Untuk menghitung nilai kerapatan suatu larutan, umumnya larutan itu dibandingkan
dengan air. Hal ini memudahkan untuk melihat apakah suatu larutan akan bercampur atau
tidak, karena dua larutan dengan kerapatan yang sangat berbeda biasanya tidak dapat
bercampur. Terdapat pengecualian, dimana larutan ionik seperti larutan garam akan larut
dalam air karena keduanya bersifat polar. Minyak yang nonpolar tidak dapat larut dalam air
meskipun kerapatan keduanya tidak jauh berbeda. Keduanya gagal dicampurkan lebih
disebabkan oleh sifat tersebut, dibandingkan dengan kerapatannya (Williams, 2003).
Bobot jenis adalah rasio bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama
dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu
zat terhadap bobot suatu zat baku. Dalam farmasi, Bobot jenis adalah faktor yang
memungkinkan pengubahan jumlah zat dalam formula farmasetik dari bobot menjadi
volume dan sebaliknya. Bobot jenis juga digunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan
dalam konsentrasi persen (Ansel, 2006).
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca
Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran dan perhitungan didiskusikan di
buku kimia dasar, fisika dan farmasi (Martin, 1993).
Alat sesuai dengan prinsip Archimedes adalah piknometer. Piknometer dapat
digunakan untuk mengukur bobot jenis zat semifluida. Cara penggunaan piknometer sangat
mudah. Piknometer diisi dengan zat yang akan diukur beratnya dan ditutup dengan
penutupnya. Penutupnya ditekan ke bawah hingga sebagian cairan keluar melalui lubang
piknometer. Volume sisa dalam piknometer dikalibrasikan dengan berat, ditimbang,
kemudian dihitung perbedaannya (Bird, 1993).
III. PROSEDUR KERJA
1. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu alat shaker, gelas ukur 50
mL, piknometer 25 mL, timbangan Analitik.
2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest, gliserin, parafin
cair, alcohol, minyak kelapa, asam sitrat.
3.Cara Kerja
a. Menentukan Kerapatan Bulk
Siapkan alat dan bahan kemudian timbang zat padat Asam borat sebanyak 10 g dan
masukkan ke dalam gelas ukur 50 mL, setelah itu ukur volume zat padat, kemudian
hitung kerapatan bulk.
Bobot zat padat ( g)
Kerapatan Bulk =
Volume Bulk ( mL)
b. Menentukan Kerapatan Mampat
Siapkan alat dan bahan kemudian timbang zat padat Asam borat sebanyak 10
gram, masukkan zat padat asam borat kedalam gelas ukur dan ketuk sebanyak 100 kali
ketukan, setelah 100 kali ketukan ukur volume yang terbentuk dan hitung kerapatan
Mampat dengan persamaannya.
Bobot zat padat ( g)
Kerapatan Mampat =
Volume Mampat (mL)
c. Menentukan Kerapatan Sejati
Siapakan alat dan bahan dan timbang Piknometer yang bersih dan kering beserta
tutupnya, isi piknometer dengan zat padat Asam borat sekitar 1/3 bagian volumenya,
lalu timbang piknometer berisi zat padat asam borat beserta dengan tutupnya dan
isikan paraffin cair perlahan-lahan ke dalam piknometer berisi zat padat dan kocok
sampai penuh sehingga tidak ada gelembung udara didalamnya, kemudian timbang
lagi piknometer berisi zat padat asam borat dan parafin cair beserta tutupnya, dan
bersihkan piknometer dan isi penuh dengan parafin cair hingga tidak ada gelembung di
dalamnya, timbang piknometer berisi penuh paraffin cair dan tutupnya, hitung
kerapatan zat menggunakan persamaan.
( M 3−M 1)
Kerapatan sejati =
( M 2−M 1 )−(M 4−M 1)
M1 = Massa piknometer kosong beserta tutupnya
M2 = Massa piknometer penuh zat cair beserta tutupnya
M3 = Massa piknometer berisi zat padat beserta tutupnya
M4 = Massa piknometer berisi zat padat dan dipenuhi air beserta tutupnya
d. Menentukan Bobot Jenis cairan
Gunakan piknometer yang bersih dan kering, timbang piknometer kosong lalu isi
dengan air suling bagian luar piknometer dilap sampai kering dan ditimbang, buang air
suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot
jenisnya pada suhu yang sama pada saat pemipetan dan timbang, kemduain hitung
bobot jenis cairan menggunakan persamaan :
W 3−W 1
Dt =
W 2−W 1
Dt = bobot jenis pada suhu t
W1 = Bobot piknometer kosong
W2 = Bobot piknometer + air suling
W3 = Bobot piknometer + cairan
b. Menentukan bobot jenis zat padat
Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
1) Ditimbang piknometer kosong yang sudah dibersihkan dan dikeringkan dengan
seksama
2) Diisi dengan air hingga penuh
3) Direndam dalam baskom yang berisi air es, tunggu hingga suhu ± 2 o C dibawah
suhu semula
4) Diangkat piknometer dari baskom, tutup pinometer dibuka, biarkan pipa kapiler
terbuka dan tunggu sampai suhu air naik menjadi suhu percobaan lalu tutup pipa
kapiler
5) Ditunggu sampai suhu mencapai suhu kamar. Air yang menempel diusap dengan
tissue
6) Ditimbang piknometer dengan seksama
7) Dilihat dalam tabel berapa kerapatan air pada suhu percobaan yang digunakan untuk
menghitung volume air = volume piknometer
Cara perhitungan :
Bobot piknometer + air = A (gram)
Bobot piknometer kosong = B (gram) –
Bobot air = C (gram)
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = air
Volume piknometer = C (gram)
air (gram / ml)
IV. PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
VI. SARAN
PRAKTIKUM V
RHEOLOGI
I. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengukur kekentalah bahan farmasi.
2. Mahasiswa dapat mengukurv kekentalan sediaan faramsi.
3. Mahasiswa dapat menerapkan sifat alir bahan faramsi untuk membuat sediaan
farmasi.
II. DASAR TEORI
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi. Ilmu
ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menentukan sirkulasi darah, dan untuk para dokter
dipakai untuk menentukan aliran larutan injeksi, sedangkan untuk ahli farmasi di gunakan
untuk menentukan aliran suatu sediaan misalnya emulsi, suspensi, dan salep .
Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,pemasukan ke dalam
wadah,pemindahan sebelum digunakan,penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan
dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat
bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi
obat dalam tubuh.
Sifat-sifat rheologi dari sistem farmaseutika dapat mempengaruhi pemilihan alat
yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya. Lebih-lebih
lagi tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan berakibat diperolehnya hasil
yang tidak diinginkan. Paling tidak dalam karakteristik alirannya. Aspek ini dan banyak
lagi aspek-aspek rheologi yang diterapkan dibidang farmasi.
Beberapa istilah dalam rheologi ini :
• Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua
yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
• Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran
F’/A = η dv/dr
η = (F’/A) / (dv/dr)= F / G