Anda di halaman 1dari 2

1.

Oligouria

Pada kasus ini diduga terjadi kerusakan struktural pada glomerulus, terutama pada struktur
glomerulus barrier filtrate (GFB) yang terdiri dari endothelium, membrana basalis, dan
lapisan sel podosit pada glomerulus. Mekanisme yang dapat mendasari kerusakan pada GFB
adalah adanya beberapa penyakit (infeksi, autoimun, dll) yang menyebabkan disposisi
kompleks imun pada GFB hingga memicu terjadinya inflamasi.

Kerusakan pada GFB kemudian akan menimbulkan berbagai manifestasi klinis seperti yang
tertera pada kasus oligouri. Inflamasi pada glomerulus menyebabkan penurunan fungsi
ginjal, yakni laju filtrate glomerulus (LFG). Penurunan LFG mengakibatkan berkurangnya
filtrasi darah dan ekskresi natrium (Na+) dan terjadinya retensi natrium. Keadaan ini pun
ikut diperberat dengan pemasukan Na+ melalui konsumsi garam natrium sehari-hari. Adanya
retensi Na+ dan air karena penurunan LFG akan berujung pada dilusi plasma, kenaikan
volume plasma, dan ekspansi cairan ekstraseluler sehingga mengakibatkan edema dan
berkurangnya produksi urin (oligouria).

2. Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal menurut World Health Organization (WHO) hipertensi bila peningkatan tekanan
darah istirahat yang menetap yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg.

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah

Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80


Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

Gambar 1 : Klasifikasi Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin


I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting
dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui
dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas
dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar
tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan
dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan
hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya
dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan
tekanan darah.

Referensi :

1. Hashmi MS, Pandey J. Nephritic Syndrome. [Updated 2020 Aug 26]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Accessed from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562240/#_NBK562240_pubdet_

2. Saleem MO, Hamawy K. Hematuria. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Accessed from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534213/#_NBK534213_pubdet_

3. Sukandar E. 2013. Nefrologi Klinik. Ed 4. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD;. hal. 223 – 235.

4. Paul Bergner. 2004. Cardiovascular Herbs and hypertension. Journal For The Clinical
Practitioner. Volume 3 No 1, 4-6. Diakses pada tanggal 16 Juli 2013
http://medherb.com/Therapeutics/Cardiovascular_Herbs_and_hypertensi on.htm

Anda mungkin juga menyukai