I. KONSEP OKSIGENASI
A. PENDAHULUAN
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia dan digunakan untuk
mendukung kehidupan. Ada dua organ yang penting dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen ke dalam tubuh dan sel, organ tersebut adalah paru dan
jantung, paru sebagai organ tempat pertukaran gas (O 2dan CO2) dari dan ke
dalam darah jantung berperan dalam menghantar atau lebih tepat sebagai
pemompa darah.
B. DEFINISI
Ketidakefektifan jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara
efektif. Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas antara
individu dengan lingkungan disekitarnya (Kozier,2003).
1. Respirasi eksternal /pernafasan luar
Yaitu bentuk pertukaran gas dimana oksigen dan pau-paru berpindah ke
dalam darah, karbondioksida dan air berpindah dari dalam ke paru- paru.
2. Respirasi internal/pernafasan dalam
Yaitu proses dimana sel tubuh menukar karbondioksida dengan oksigen di
dalam tubuh.
C. KONSEP DASAR
1. Anatomi dan fisiologi saluran pernafasan
a. Saluran pernafasan atas
Terdiri atas :- Hidung
- Pharing
- Laring
- Epiglottis
Fungsi: menyaring, menghangatkan dan melembabkan yang dihirup.
b. Saluran pernafasan bawah
Terdiri dari: Trachea, bronchus, segmen bronci dan bronchioles
Fungsi: mengalirkan udara, membersihkan dengan mucouliary dan
memproduksi subcutan
2. Fisiologi pernafasan
a. Ventilasi
Adalah proses masuknya oksigen ke dalam paru (inspirasi) dan
pengeluaran karbondioksida ke udara (ekspirasi)
Faktor yang mempengaruhi ventilasi adalah
1. Keadekuatan atsmosfer
2. Kebersihan jalan nafas
3. Kompliente paru
4. Regulasi pernafasan
Jumlah udara pernafasan :
1. Volume respirasi
2. Kapasitas respirasi
b. Difusi
Adalah proses perpindahan gas dari alveoli ke kapiler paru, difusi
berlangsung di alveoli.
Faktor yang mempengaruhi difusi yaitu
1) Ketbalan membran
(semakin tebal membran semakin sulit udara masuk)
2) Luas permukaan membrane
(semakin luas luas permukaannya semakin banyak udara)
3) Koefisiensi difusi
(harganya konstan)
4) Takanan parsial
(sangat tergantung pada perfusi jaringan vaskuler paru jika terjadi
gangguan pada proses difusi)
Peningkatan ketebalan membaran dalam proses difusi terjadi pada
klien dengan :
Edema pulmonary (penimbunan cairan)
Pulmonary infiltrate (penyusupan atau terkumpulnya zat yang
tidak normal)
Efusi pulmonary (proses masuknya cairan)
Penurunan ketebalan membran atau perubahan membran alveolar
kapiler juga bisa disebabkan oleh:
Penyakit kronis, mis: emphysema
Penyakit akut, mis: peneumothorak
Proses pembedahan, mis: lobektomy
c. Transportasi
Adalah proses pengangkutan oksigen ke sel
1. Trasportasi oksigen
o Larut dalam plasma
o Berikan dengan hemoglobin
2. Transpormasi karbondioksida
o Larut dalam plasma
o Berikan dengan gugus amino
o Berikan dengan bicarbonat plasma
Faktor yang mempengaruhi transfortasi yaitu
a. COP (cardiac output)
Adalah jumlah darah yang dikeluarkan dari jantung selama 1 kali
sistol
b. Jumlah eritrosit
c. Exerase
Adalah latihan atau aktivitas yang dilakukan jika aktivitas
meningkat kebutuhan akan oksigen juga ikut meningkat.
d. Hematokrit
Adalah viskositas atau kekentalan darah jika meningkat jumlah air
dalam darah akan sedikit sehingga darah semakin pekat dan yang
memperlambat aliran darah dan berarti darah mengandung sedikit
oksigen.
d. Regulasi
Adalah proses dimana hanya melibatkan syarat khususnya
medulla oblongata dan unsure kimiawi yang sangat mempengaruhi
adalah CO2 dan HCO3 dalam darah (Kozier,2003).
Respirasi pernafasan terdiri dari
1. Tidal volume(TV) volume tidal nilainya 500 ml
Adalah jumlah udara yang masuk atau keluar pada kondisi rileks,
santai dan tanpa paksaan atau juga disebut sebagai volume normal.
2. Inspiratory Reserve volume (IRV) volume ekspirasi cadangan,
nilainya 3100 ml
Adalah jumlah udara yang dapat dihirup secara maksimal setelah
volume tidal.
3. Ekspiratory Reserve Volume (ERV) volume ekspirasi cadangan
nilainya 1200 ml
Adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan (ekspirasi) secara
maksimal setelah volume tidal.
4. Residval volume (RV) volume residual nilainya 1200 ml
Adalah jumlah udara yang tersisa di paru setelah ekspirasi.
Kapasitas pernafasan terdiri dari
1. Total luna capacity (TLC)
Total kapasitas paru nilainya 6000 ml
Adalah jumlah maksimal udara yang ada di paru setelah inspirasi
maksimal.
TLC = TV+IRV+ERV
2. Vital capacity (VC)
Kapasitas vital nilainya 4800 ml atau 80 % dari TLC
Adalah jumlah udara maksimal yang dapat diekspirasi setelah inspirasi
maksimal
VC = TV+IRV+ERV
3. Inspiratory capacity (IC)
Kapasitas inspirasi nilainya 3600 ml
Adalah jumlah udara maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi
normal.
IC = TV+IRV
4. Fanctional residul capacity (FRC)
Kapasitas residual fungsional nilainnya 2400 ml
Adalah volume udara yang tersisa di paru-paru setelah ekspirasi tidal
volume normal.
FRC = ERV+RV
D. MACAM GANGGUAN PERNAFASAN YANG SERING MUNCUL
1. Hipoxia: kekurangan oksigen
Etilogi: menurut kadar hemoglobin,menurunnya konsentrasi O2
inspirasi, gangguan pada proses difusi dan menurunnya perfusi
jaringan.
Tanda
1. Kelemahan,
2. Cemas
3. Pusing
4. meningkatnya tekanan darah
5. menurunnya konsentrasi
6. cyanosis (pucat)
7. dyspnoe (sesak nafas)
8. menurunya tingkat kesadaran
9. irama jantung tidak teratur (distritmi)
2. Hypercapnoe: kelebihan O2
Etiologi: obstruksi jalan nafas, hipoventilasi, PPOM (penyakiit paru
obstruksi menahun)
Tanda :
1) Meningkatnya nadi
2) Meningkatnya respirasi
3) Meningkatnya tekanan darah
4) Gangguan mental gelisah
5) Sakit kepala
3. Hiperventilasi
Frekuensi ventilasi melebihi kebutuhan metabolisme normaluntuk proses
respirasi.
Etiologi
1) Kecemasan
2) Infeksi
3) Obat-obatan, mis:amphetamine
4) Ketidakseimbangan asam basa, mis:asiclosis metabolik
5) Hipoksia, mis:emboli paru atau shock
Tanda
1) Sesak nafas
2) Nyeri dada
3) Menurunnya konsentrasi
4) Dizzing /pusing
5) Pandangan kabur
6) Tetani /kejang
4. Hypoventilasi
Terjadi bila ventilator alveolar tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
O2 tubuh/ada pembatasan kecukupan CO2 sehingga ventilasi menurun dan
PaCO2, elevasi.
Tanda
1) Dizzing /pusing
2) Kelelahan
3) Menurunnya konsentrasi
4) Kejang
5) Koma
3. Non rebreathing
6 X/menit 55-60%
8 X/menit 60-80%
10 X/menit 80-90%
12-15 X/menit 90-100%
2. High flow system
a) Venture mask
3 X/menit 24-28%
4 X/menit 30-40%
8 X/menit 50%
b) Oksigen hood (nasal kateter)
10-12 X/menit
Inshalasi uap (saluran pernafasan)
Tujuan :
a) Mengencerkan dahak
b) Melembabkan mukosa saluran pernafasan
c) Selaput lendir dalam keadaan tetep lembab
d) Pernafasan menjadi lega
e) Pembengkakan selaput lendir menjadi kusam
Suction yaitu mengeluarkan secret atau lendir saluran pernafasan
Macam-macam otot:
1. Orotracheal/nasotracheal suction
Indikasi :
a) Distress permafasan
b) Suara nafas abnormal (wheezing)
Kontraindikasi :broncospasme
Prosedur :
Pasien semi fowler
Gunakan alat dan prosedur steril (kateter tidak lentur)
Beri hyperoksigen dengan ventilator
Anjurkan klien nafas dalam
Masukkan kateter dengan tekanan (keluarkan dengan tekanan
secara sirkumsisi dengan pelan-pelan 5-10 menit)
Ulangi 3 X atau sekret bersih
Bila secret sangat pekat tetesi dengan NaCl
Catata hasil dan respon pasien
Komplikasi :
Bronco or laringospasme
Pendarahan
Batuk-batuk panjang
Infection
Gangguan irama jantung
2. Hidung
3. Oropharing atau nosopharing
Komplikasi :
1. Depresi pernafasan, toksisitas (keracunan), nyeri subsentral
(saluran nafas)
2. Fibroplasma retro lental :mata (pembuluh arteri retina mata)
3. Gangguan sirkulasi sementara hidung (penyumbatan ekspresinya)
4. Parestesi, nyeri sendi (syarat)
ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI
A. PENGKAJIAN
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
No. Reg :
Tgl. MRS :
Tgl. Pengkajian :
Dx Medis :
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hub.dgn pasien :
2)Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Alasan masuk rumah sakit
Faktor pencetus
Faktor memperberat nyeri
Keluhan utama
Timbulnya keluhan
Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pernah dirawat
Operasi
Kebiasaan obat – obatan
Riwayat kesehatan keluarga
3) Pengkajian Kesehatan Fungsional Pola Gordon
Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Nutrisi/ metabolik
Berapa kali makan sehari
Makanan kesukaan
Berat badan sebelum dan sesudah sakit
Frekuensi dan kuantitas minum sehari
c. Pola eliminasi
Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
Nyeri
Kuantitas
d. Pola aktivitas dan latihan
Keterangan:
Laki-laki sudah meninggal
Perempuan sudah meninggal
Laki-laki masih hidup
Perempuan masih hidup
Pasien
Tinggal serumah...........
4) Pengkajian Fisik
Keadaan umum pasien
Kesadaran
Pemeriksaan TTV
5) Riwayat keadaan pesikososial
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan penyakitnya tidak akan parah. Pasien hanya
merasa kurang istirahat
B. Analisa data
Symtom Etiologi Problim
Gejala dan tanda mayor 1. ketidak seimbangan Gangguan
Subjektif pentilasi perkusi pertukaran gas
1. Dispenea 2. perubahan
Objektif memberan
1. P alveolus
CO2 kapiler
meningkat/menurun
2. P
O2 menurun
3. T
akikardi
4. B
unyi napas
tambahan
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
Objektif
1. Sianosis
2. Diaporesis
3. Gelisa
4. Kesadaran menurun
5. Pola napas
abnormal
Gejala dan tanda mayor 1. Depresi pusat Pola napas tidak
Subjektif pernapasan efektif
1. Dispenea 2. Hambatan upaya
Objektif napas
1. Pengunaan otot 3. kecemasan
bantu pernapasan
2. Fase ekfirasi
memanjang
3. Pola napas
abnormal
Gejala dan tanda minor
Subjektip
1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan kuping
hidung
2. Diameter toraks
anterior posterior
meningkat
3. Tekanan ekspirasi
menurun
4. Tekanan inspirasi
menurun
Gejala dan tanda mayor 1. Pr Bersihan jalan napas
Subjektif oses infeksi tidak efektif
(Tidak ada) 2. S
Objektif pasma jalan napas
1 Batuk tidak efektif 3. S
2 Tidak mampu batuk ekresi yang
3 Sputum berlebih tertahan
4 Mengi, wheezing 4. R
dan/ atau krongki espon alergy
kring 5. M
Gejala dan tanda minor erokok aktif
Sibjektif 6. H
2. Dispnea iperplasia jalan
3. Sulit bicara napas
4. Ortopnea
Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas
menurun
4. Prekuensi napas
berubah
5. Pola napas berubah
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam implementasi juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru. Pada proses
keperawatan, implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminology
NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan
untuk melaksanakan intervensi (atau program keperawatan). Perawat
melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi
yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap
implementasi dengan mencatat tindakan keperawatandan respons klien
terhadap tindakan tersebut (Kozier, 2010).
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan.
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan
yang ditarik dari evaluasi menentukan menentukan apakah intervensi
keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah. Evaluasi berjalan
kontinu, evaluasi yang dilakukan ketika atau segera setelah
mengimplementasikan program keperawatan memungkinkan perawat
segera memodifikasi intervensi. Evaluasi yang dilakukan pada interval
tertentu (misalnya, satu kali seminggu untuk klien perawatan dirumah)
menunjukan tingkat kemajuan untuk mencapai tujuan dan memungkinkan
perawat untuk memperbaiki kekurangan dan memodifikasi rencana asuhan
sesuai kebutuhan(Kozier, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter, 2003, Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St.
Louis