Anda di halaman 1dari 13

Tinjauan Yuridis Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan

Perpajakan Terhadap Prinsip Rahasia Bank


Oleh
Riko Nayohan, Kingkin Wahyuningdiah, Yulia Kusuma Wardhani
ABSTRAK

Pengaturan mengenai akses informasi keuangan secara umum sudah ditetapkan


dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata
Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank. Akan tetapi,
peraturan yang mengatur secara khusus mengenai akses informasi data nasabah di
bidang perpajakan baru ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 2017
tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan. Hal tersebut
yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis
Terhadap Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan Terhadap
Prinsip Rahasia Bank. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara
jelas, lengkap dan rinci mengenai batasan dan prosedur dalam melakukan akses
informasi data nasabah perbankan sesuai dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun
2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan. Jenis
penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif.
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian hukum deskriptif. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang kemudian
dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada Undang-undang Nomor 9 Tahun 2017


tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan terdapat
batasan dalam melakukan akses informasi keuangan yaitu akses hanya bisa
dilakukan pada saldo dan informasi data nasabah. Prosedur akses informasi
keuangan untuk kepentingan perpajakan terbagi menjadi dua cara yaitu sebagai
berikut pertama dilakukan dengan cara otomatis apabila lembaga jasa keuangan
telah melakukan pendaftaran dan identifikasi rekening melalui aplikasi yang telah
disediakan oleh Dirjen Pajak, kedua dilakukan dengan cara mengajukan surat
permintaan kepada lembaga keuangan yang dimaksud apabila lembaga keuangan
tersebut belum terdaftar.
Kata Kunci: Rahasia Bank, Akses Informasi Keuangan, Batasan dan
Prosedur
Juridical Review of Access to Financial Information for the Purpose of
Taxation of the Bank's Secret Principles

By

Riko Nayohan, Kingkin Wahyuningdiah, Yulia Kusuma Wardhani

ABSTRACT

Regulations regarding access to financial information in general have been


stipulated in Banking Act Number 10 of 1998 concerning Banking, and Bank
Indonesia Regulation Number 2/19/PBI/2000 concerning Requirements and
Procedures for Granting Orders or Written Permits to Unlock Bank Secrets.
However, regulations that specifically regulate access to customer data
information in the field of taxation are only stipulated in Act Number 9 of 2017
concerning Access to Financial Information for Taxation Purposes. That is the
reason for the author to conduct research with the title Juridical Review of Access
to Financial Information for the Purpose of Taxation of Bank Secrecy Principles.
The purpose of this study is to analyze clearly, completely and in detail about the
limitations and procedures for accessing banking customer data information in
accordance with Law Number 9 of 2017 concerning Access to Financial
Information for Tax Purposes. This type of research used in this thesis is
normative legal research concerning the synchronization of laws and regulations.
This type of research is a type of descriptive legal research, with a synchronized
approach to the legislation. The data used in this study are secondary data
consisting of primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal
materials which are then analyzed qualitatively.

The results showed that in Law Number 9 of 2017 concerning Access to Financial
Information for Taxation Purposes, there is a limit in accessing financial
information, namely access can only be done on the balance and customer data
information. Procedure for accessing financial information for taxation purposes
is divided into two ways, as follows: first, it is done automatically if the financial
service institution has registered and identified the account through an application
that has been provided by the Director General of Taxes, secondly by submitting a
letter of request to the intended financial institution if the financial institution has
not been registered.

Keywords: Bank Secrets, Access to Financial Information, Limits and


Procedures
I. LATAR BELAKANG mempercayakan dana simpanannya
kepada bank. Oleh karena itu bank
Bank merupakan bagian dari sistem sangat berkepentingan agar kadar
keuangan dan sistem pembayaran kepercayaan masyarakat, yang telah
suatu negara. Bahkan pada era maupun yang akan menyimpan
globalisasi sekarang ini, bank juga dananya, terpelihara dengan baik
telah menjadi bagian dari sistem dalam tingkat kepercayaan yang
keuangan dan sistem pembayaran tinggi. Dasar dari kegiatan perbankan
dunia. Mengingat hal yang demikian adalah kepercayaan. Tanpa adanya
itu maka, begitu suatu bank telah kepercayaan dari masyarakat
memperoleh izin berdiri dan terhadap perbankan dan juga
beroperasi dari otoritas moneter dari sebaliknya, maka kegiatan perbankan
negara yang bersangkutan, bank tidak akan berjalan dengan baik.
tersebut menjadi "milik" masyarakat. Salah satu faktor yang dapat
Oleh karena itu, eksistensinya bukan mempengaruhi kadar kepercayaan
saja hanya harus dijaga oleh para masyarakat kepada bank adalah
pemilik bank itu sendiri dan terjamin atau tidaknya rahasia
pengurusnya, tetapi juga oleh nasabah yang ada di bank.iii
masyarakat nasional dan global.i
Perbankan juga merupakan pokok
Sampai saat ini UU Perbankan di dari sistem keuangan setiap negara,
Indonesia adalah Undang-undang karena perbankan merupakan salah
Nomor 10 Tahun 1998 tentang satu motor penggerak pembangunan
Perubahan Atas Undang-undang seluruh bangsa. Tidak dapat
Nomor 7 Tahun 1992 tentang disangkal bahwa di dalam mencapai
Perbankan diundangkan pada tanggal tujuan pembangunan nasional, yaitu
10 November 1998 melalui mewujudkan masyarakat yang adil
Tambahan Lembaran Negara dan makmur berdasarkan Pancasila
Republik Indonesia Nomor 3790 dan Undang-Undang Dasar 1945,
(yang selanjutnya disebut sebagai perbankan mempunyai peran yang
UU Perbankan). Menurut UU sangat penting. Sebagai salah satu
Perbankan Pasal 1 Angka motor penggerak pembangunan
(1),perbankan adalah segala sesuatu bangsa, lembaga perbankan
yang menyangkut tentang bank, mempunyai peran yang sangat
mencakup kelembagaan, kegiatan strategis karena bank mempunyai
usaha, serta cara dan proses fungsi untuk menghimpun dana dari
menjalankan kegiatan usahanya. ii masyarakat sebagai nasabah dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan
Menurut Adrian Sutedi, bank adalah
kembali dana  tersebut kepada
suatu lembaga yang eksistensinya
masyarakat yang  membutuhkannya.
tergantung mutlak pada kepercayaan
dari para nasabahnya yang Mengingat bank adalah bagian dari
sistem keuangan dan pembayaran,
i
 Djoni S. Gazali, dan Rachmadi Usman, dan masyaratkat luas berkepentingan
2010, Hukum Perbankan, (Jakarta: Sinar atas kesehatan dari sistem-sistem
Grafika), hlm.1.
ii
Adrian Sutedi,2007, Hukum Perbankan Muhamad hasan,
iii

(Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, https://www.scribd.com/document/32421610


Likuidasi, dan Kepailitan), (Jakarta: Sinar 4/rahasia-bank, diakses pukul 20.12, 18
Grafika), hlm. 1. januari 2019.
tersebut, oleh sebab itu kepercayaan Akan tetapi, ketentuan mengenai
masyarakat terhadap perbankan rahasia bank ini menimbulkan kesan
merupakan unsur paling pokok dari bagi masyarakat, bahwa bank
eksistensi suatu bank.iv sengaja untuk menyembunyikan
keadaan keuangan yang tidak sehat
Sesuai dengan peran di atas, bank dari nasabah debitur, baik orang
harus menjaga kerahasiaan data perseorangan, atau perusahaan yang
nasabah, baik data keuangan maupun sedang menjadi sorotan masyarakat.
non keuangan. Seringkali nasabah Selama ini timbul kesan bahwa dunia
tidak mau datanya diketahui oleh perbankan bersembunyi di balik
orang atau pihak lain. hal ini ketentuan rahasia bank untuk
menyangkut antara lain jumlah melindungi kepentingan nasabahnya
kekayaan yang tersimpan di bank, yang belum tentu benar, tetapi
biodata nasabah dan pinjaman bank. apabila bank sungguh-sungguh
Bila kerahasian data nasabah tidak melindungi kepentingan nasabahnya
dapat dijamin oleh bank, maka yang jujur dan bersih, maka hal itu
nasabah akan merasa enggan untuk merupakan suatu keharusan dan
berhubungan dengan bank. Dalam kepatutan.
usaha untuk mewujudkan
terjaminnya rahasia tertentu dari Mengenai rahasia bank, terdapat dua
nasabah yang berada di bank, maka teori, yaitu teori yang mengatakan
ketentuan tentang rahasia bank rahasia bank yang bersifat mutlak
dicantumkan dalam UU Perbankan.v (absolutly theory) dan teori yang
mengatakan rahasia bank bersifat
Menurut UU Perbankan Pasal 1 relatif (relatif theory).vii Dalam UU
Angka (28), rahasia bank adalah Perbankan juga terdapat
segala sesuatu yang berhubungan pengecualian terhadap rahasia bank,
dengan nasabah pernyimpan dan pengecualian dalam hal rahasia bank
simpanannya. Hal-hal lain dari ini tercantum dalam pasal 40 angka
nasabah bank yang menurut (1) UU Perbankan, yang menyebut,
kelaziman dunia perbankan tidak bahwa bank wajib merahasiakan
boleh secara terbuka diungkapkan keterangan mengenai nasabah
kepada pihak masyarakat. Dalam penyimpan dan simpanannya, kecuali
hubungan ini yang menurut dalam hal sebagaimana diatur dalam
kelaziman wajib dirahasiakan oleh pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal
bank, adalah seluruh data dan 43, Pasal 44, dan Pasal 44A. Kata
informasi mengenai segala sesuatu “kecuali” diartikan sebagaimana
yang berhubungan dengan keuangan, pembatasan terhadap berlakunya
dan hal- hal lain dari orang, dan rahasia bank. Mengenai keterangan
badan yang diketahui oleh bank yang disebut dalam pasal-pasal
karena kegiatan usahanya.vi tersebut bank boleh tidak
merahasiakan (boleh
iv
Op cit, hlm. 1.
v mengungkapkannya).viii
Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan
Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana vii
Abdul Ghofur, 2009, Hukum Perbankan
Prenada), hlm.131-132. Syariah (UU NO.21 Tahun 2008),
vi
Muhammad Djumhana, 1996, Rahasia (Bandung: Refika Aditama), hlm. 99.
Bank (Ketentuan dan Penerapannya di viii
Abdulkadir Muhammad dan Rilda
Indonesia), (Bandung: Citra Aditya Bakti), Murniati, 2000, Segi Hukum Lembaga
hlm. 111. Keuangan dan Pembiayaan, (Bandung: PT
Akan tetapi, UU Perbankan telah Pajak dan Kementerian Keuangan
mengatur tentang pengecualian memiliki keleluasaan untuk
rahasia bank, sekarang ini mengakses informasi keuangan
pemerintah menerbitkan lagiUndang- nasabah yang merupakan wajib
undang Nomor 9 Tahun 2017 tentang pajak. x
Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Berdasarkan uraian di atas, dirasa
Tahun 2017 tentang Akses Informasi perlu untuk melakukan penelitian
Keuangan untuk Kepentingan untuk mengangkat permasalahan
Perpajakan diundangkan pada mengenai batasan dan prosedur akses
tanggal 8 Mei 2017 melalui informasi keuangan untuk
Tambahan Lembaran Negara kepentingan perpajakan.
Republik Indonesia Nomor 6051
(selanjutnya disebut UU Akses Berdasarkan hasil penelitian di atas
Informasi Keuangan untuk maka berikut rumusan masalah pada
Kepentingan Perpajakan). penelitian ini:

Menurut Muhammad Djumhana, 1. Apa batasan dalam melakukan


diterbitkannya UU Tentang Akses akses informasi data nasabah
Informasi Keuangan untuk perbankan sesuai dengan UU
kepentingan Perpajakan bertujuan tentang Akses Informasi
untuk menyejahterakan dan Keuangan untuk kepentingan
memakmurkan seluruh rakyat Perpajakan?
Indonesia secara merata dan 2. Bagaimana prosedur dalam
berkeadilan, dibutuhkan pendanaan melakukan akses informasi data
yang bersumber dari penerimaan nasabah perbankan sesuai dengan
negara terutama yang berasal dari UU tentang Akses Informasi
pajak, sehingga untuk memenuhi Keuangan untuk Kepentingan
kebutuhan penerimaan pajak tersebut Perpajakan?
diperlukan pemberian akses yang
luas bagi otoritas perpajakan untuk II. METODE PENELITIAN
menerima dan memperoleh informasi
Jenis penelitian yang dilakukan
keuangan bagi kepentingan
dalam penelitian ini adalah penelitian
perpajakan. Dalam UU Perbankan,
hukum normatif .xi Parena penelitian
terutama dalam hal pembukaan
ini akan mengkaji Undang-undang
rahasia bank harus melalui
Nomor 9 Tahun 2017 tentang
permohonan yang ditunjukan kepada
Penetapan Peraturan Pemerintah
pimpinan Bank Indonesia.ix
Pengganti Undang-undang Nomor 1
Sejumlah dampak berpotensi muncul Tahun 2017 tentang Akses Informasi
akibat kebijakan dari pemberlakuan x
Anastasia Adelina Winatha, 2012, Skripsi
UU Akses Informasi Keuangan (Analisis Likuiditas Perbankan Sebelum dan
untuk Kepentingan Perpajakan. Sesudah Pengampunan Pajak / Tax Amnesty
Dengan adanya UU Akses Informasi (Studi Komparasi Pada Bank Persepsi dan
Keuangan untuk Kepentingan Bukan Bank Persepsi), (Bandar Lampung:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis), hlm. 2.
Perpajakan, Direktorat jenendral xi
Maroni,S, 2014, Penelitian Hukum
Normatif,http://zriefmaronie.blogspot.com /
Citra Aditya Bakti), hlm.79. 2014 /05/ penelitian-hukum-normatif.html,
ix
Muhammad Djumhana, Op Cit, hlm.168. diakses pada 9 September 2019.
Keuangan untuk Kepentingan Keuangan Untuk Kepentingan
Perpajakan dengan UU Perbankan. Perpajakan:
Berkaitan dengan permasalahan dan 1. Laporan Informasi Keuangan
pendekatan masalah yang digunakan yang Wajib Disampaikan Secara
maka penelitian ini menggunakan Otomatis menurut UU Akses
sumber data sekunder. Data sekunder Informasi Keuangan untuk
yaitu data yang diperoleh dari studi Kepentingan Perpajakan.
kepustakaan dengan cara membaca,
mengutip dan menelaah peraturan Terdapat batasan dalam melakukan
perundang-undangan, buku-buku, akses data nasabah perbankan serta
dokumen, artikel, kamus dan literatur batasan saldo yang dapat diakses
hukum lainnya yang berhubungan oleh Ditjen Pajak yaitu dalam BAB
dengan masalah yang diteliti.xii IV Pasal 19 PMK Nomor: 70/
PMK.03/2017. Dalam Pasal 19
III. HASIL PENELITIAN DAN
Angka (1), disebutkan bahwa,
PEMBAHASAN
laporan informasi keuangan yang
A. Batasan dalam Melakukan wajib disampaikan oleh lembaga jasa
Akses Informasi Data Nasabah keuangan, lembaga jasa keuangan
Perbankan Sesuai dengan UU lainnya, dan/atau entitas lain dalam
Akses Informasi Keuangan satu tahun kelender, memuat:
untuk Kepentingan
Perpajakan a. Identitas Pemegang Rekening
Keuangan;
Pengaturan tentang batasan dalam b. Nomor Rekening Keuangan;
melakukan akses informasi data c. Identitas , Lembaga Jasa
nasabah perbankan diatur dalam Keuangan Lainnya, dan/ atau
Pasal 2 Angka (1) UU Akses Entitas Lain;
Informasi Keuangan untuk d. Saldo atau nilai Rekening
Kepentingan Perpajakan, Direktur Keuangan; dan
Jenderal Pajak berwenang
mendapatkan akses informasi Terhadap saldo atau nilai rekening
keuangan untuk kepentingan keuangan terdapat batasan
perpajakan dari lembaga jasa sebagaimana dimaksud pada Pasal 19
keuangan yang melaksanakan Angka (1) huruf d PMK Nomor: 70/
kegiatan di sektor perbankan, pasar PMK.03/2017 merupakan agregat
modal, perasuransian, lembaga jasa saldo atau nilai dari satu rekening
keuangan lainnya, dan/atau entitas keuangan atau lebih yang dimiliki
lain yang dikategorikan sebagai oleh satu pemegang rekening
lembaga keuangan sesuai standar keuangan dalam suatu lembaga jasa
pertukaran informasi keuangan keuangan, lembaga jasa keuangan
berdasarkan perjanjian internasional lainnya, dan/ atau entitas lain per 31
di bidang perpajakan. Berikut ini Desember pada tahun kalender
akan dijelaskan beberapa batasan pelaporan.
akses informasi keuangan sesuai
dengan UU Akses Informasi 2. Pemberian Informasi atau Bukti
atau Keterangan Berdasarkan
Amirudin & Zainal Asikin,Op.Cit,. hlm.
xii
Pemintaan menurut UU Akses
150.
Informasi Keuangan untuk b. Sistem atau fasilitas komunikasi
Kepentingan Perpajakan yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi
Terdapat batasan dalam pemberian keuangan secara online belum
laporan informasi atau bukti atau tersedia di daerah tempat
keterangan berdasarkan pemintaan, kedudukan LJK, LJK Lainnya
sebenarnya sama dengan dan Entitas lain;
penyampaian laporan informasi c. Sistem atau fasilitas komunikasi
keuangan secara otomatis. Hal ini yang dimiliki LJK, LJK Lainnya
termuat dalam Pasal 8 Angka (2) dan Entitas lain mengalami
PMK Nomor: 70/ PMK.03/2017 gangguan teknis;
yang menyebutkan bahwa d. Keadaan yang secara nyata
penyampaian laporan informasi menyebabkan LJK, LJK Lainnya
keuangan dilakuakan dengan dan Entitas lain tidak dapat
menggunkan dokumen elektronik menyampaikan informasi
melalui: keuangan secara online (force
majeure);
a) Mekanisme elektronik yang
e. Sistem atau fasilitas komunikasi
dilakukan secara online, bagi
Ditren Pajak mengalami
lembaga keuangan pelapor yang
kerusakan dan/ atau gangguan;
merupakan LJK; dan
f. Keadaan lain yang di tentukan
b) Mekanisme nonelektronik yang
oleh DirjenPajak.
dilakukan secara langsung
sepanjang mekanisme elektronik
B. Prosedur dalam Melakukan
belum tersedia, oleh lembaga
Akses Informasi Data Nasabah
keuangan pelapor yang
Perbankan Sesuai Dengan UU
merupakan LJK Lainnya dan
Akses Informasi Keuangan
Entitas Lain
untuk Kepentingan
Informasi yang dapat dimintakan
Perpajakan
antara lain:
Prosedur akses informasi data
1) Identitas Pemegang Rekening
nasabah berdasarka UU Akses
Keuangan;
Informasi Keuangan untuk
2) Nomor Rekening Keuangan;
Kepentingan Perpajakan termuat
3) Identitas , Lembaga Jasa
pada BAB IV PMK Nomor:
Keuangan Lainnya, dan/ atau
PMK.70/03/20 akses informasi
Entitas Lain;
keuangan sebagaimana dimaksud
4) Saldo atau nilai Rekening
meliputi 2 bagian yaitu:
Keuangan; dan
1. Penyampaian informasi keuangan
secara otomatis; dan
Sebab dilakukannya pemintaan
2. Pemberian informasi dan/atau
secara langsung oleh Dirjen Pajak
bukti atau keterangan
adalah:
berdasarkan permintaan.
a. Aplikasi secara online Penyampaian laporan yang berisi
sebagaimana dimaksud dalam informasi keuangan secara otomatis
Pasal 20 Angka (1) huruf a belum dilakukan dalam rangka pertukaran
tersedia; informasi secara otomatis antara
pejabat di Indonesia yang berwenang
untuk melaksanakan pertukaran
informasi dan pejabat di yurisdiksi 1. Lembaga keuangan pelapor wajib
partisipan dan/atau yurisdiksi tujuan mendaftarkan diri kepada Dirjen
pelaporan yang berwenang untuk Pajak:
melaksanakan pertukaran informasi. a. Secara langsung.
b. Secara elektronik melalui
Sedangkan pemberian informasi atau sistem administrasi yang
bukti atau keterangan berdasarkan terintegrasi dengan sistem di
pemintaan dilakukan dalam rangka Dirjen Pajak; atau
pertukaran informasi berdasarkan c. Melalui pos, perusahaan jasa
permintaan antara pejabat di ekspedisi, atau perusahaan
indonesia yang berwenang untuk jasa kurir, dengan bukti
melaksanakan pertukaran informasi pengiriman surat.
dan pejabat di yurisdiksi asing yang 2. Terhadap lembaga keuangan
terikat dengan indonesia dalam pelapor dan lembaga keuangan
perjanjian internasional yang nonpelapor yang mendaftarkan
berwenang untuk ·melaksanakan diri akan diberikan tanda terima
pertukaran informasi. Berikut adalah pendaftaran.
penjelasan prosedur akses informasi 3. Lembaga keuangan pelapor yang
kuangan melau akses informasi mendaftarkan diri harus
secara otomatis dan berdasarkan melampirkan daftar jenis
pemintaan. rekening keuangan yang
dikecualikan.
a. Prosedur Dalam Melakukan 4. Batas waktu pendaftaran bagi:
Akses Informasi Data Nasabah a. Lembaga keuangan pelapor,
Perbankan berdasarkan paling lama akhir bulan kedua
Penyampaian Informasi tahun kalender berikutnya
Keuangan Secara Otomatis setelah tahun pada saat
dipenuhinya ketentuan,
LJK, LJK Lainnya, dan/atau Entitas
b. Lembaga keuangan
Lain yang diwajibkan untuk
nonpelapor, paling lama akhir
menyampaikan laporan yang berisi
bulan kedua tahun kalender
informasi keuangan secara otomatis.
berikutnya setelah tahun pada
Prosedur akses informasi keuangan
saat dipenuhinya kriteria
berdasarkan penyampaian infromasi
sebagai
keuangan secara otomatis sesuai
5. Pendaftaran sebagai lembaga
dengan PMK Nomor: PMK.70/03/20
keuangan pelapor dan lembaga
adalah :
keuangan nonpelapor harus
memenuhi ketentuan sebagai
1) Pendaftaran
berikut:
2) Identifikasi rekening keuangan
a. Ditandatangani oleh
oleh lembaga keuangan pelapor
pimpinan LJK, LJK Lainnya,
3) Penyampain laporan informasi
dan/ atau Entitas Lain atau
keuangan kepada Dirjen pajak
kuasa khusus yang ditunjuk
berikut penjelasan dari tahap-tahap
oleh pimpinan LJK, LJK
dalam melakukan akses informasi
Lainnya, dan/ atau Entitas
keuangan secara otomatis.
Lain
a) Pendaftaran
b. Menggunakan formulir atau Keterangan Berdasarkan
pendaftaran sesuai format Pemintaan
yang telah disediakan dalam
PMK Nomor: PMK. Selain menerima laporan otomatis
70/03/20. oleh lembaga jasa keuangan pelapor,
6. Setelah mekakukan pendaftaran Dirjen Pajak dalam rangka
dan dilakuakn penetapan oleh pelaksanaan ketentuan peraturan
Ditjen Pajak maka LJK, LJK perundang-undangan di bidang
Lainnya, dan/ atau Entitas Lain perpajakan, Dirjen Pajak berwenang
tidak dapat menunda dalam hal untuk meminta informasi
pemberikan informasi keuangan dan/ataubukti atau keterangan dari
dan melakukan pelaksanaan LJK, LJK Lainnya, dan/atau Entitas
prosedur identifikasi rekening Lain, baik kantor pusat, kantor
keungan. cabang, maupun unit yang mengelola
informasi dan/atau bukti atau
b) Identifikasi Rekening Keuangan keterangan dimaksud, melalui surat
Oleh Lembaga Keuanga Pelapor permintaan.LJK, LJK Lainnya,
Sebelum melakukan penyampaian dan/atau Entitas Lain wajib
laporan informasi keuangan secara memberikan informasi dan/ atau
otomatis kepada Dirjen Pajak, bukti atau keterangan. Berikut
lembaga keuangan pelapor wajib penjelasan mengenai pemintaan
melakukan pelaksanaan identifikasi laporan secara langsung melalui surat
rekening keuangan yang dimiliki pemintaan:
oleh nasabahnya. Dalam melakukan
indentifikasi rekening keuangan pada Dirjen Pajak menyampaikan suarat
nasabahnya, terdapat terdapat 4 permintaan laporan informasi
prosedur yang harus dilakuakan oleh keuangan kepada LJK, LJK Lainnya,
LJK, LJK Lainnya atau Entitas dan/atau Entitas Lainnya. Surat
lainnya sebelum melakukan permintaan paling sedikat memuat
penyampaian laporan informasi tentang:
keuangan kepada Direktorat Pajak
yaitu: 1) Informasi atau bukti keterangan
yang diminta
1. Persyaratan umum prosedur
identifikasi rekening keuangan Pelaksanaan permintaan informasi
2. Indentifikasi rekening keuangan dan/atau bukti atau keterangan untuk
lama yang dimiliki orang pribadi. kepentingan perpajakan dapat
3. Indentifikasi rekening keuangan dilakukan oleh Dirjen Pajak atau
baru yang dimiliki orang pribadi. Kepala Kanwil Dirjen Pajak atas
4. Identifikasi rekening keuangan nama Dirjen Pajak. Ditjen Pajak
lama yang dimiliki oleh entitas. dapat melimpahkan kewenangan
5. Identifikasi rekening keuangan untuk meminta informasi dan/atau
baru yang dimiliki oleh entitas. bukti atau keterangan kepada
pejabatsetingkat eselon II pada
b. Prosedur dalam Melakukan Kantor Pusat Dirjen
Akses Informasi Data Nasabah Pajak.Pelaksanaan permintaan
Perbankan Berdasarkan informasi dan/atau bukti atau
Pemberian Informasi atau Bukti keterangan untuk kepentingan
perpajakan.
1) Format dan cara pemberian Setelah Dirjen Pajak memberikan
informasi atau bukti dan surat pemintaan, LJK, LJK Lainnya,
keterangan yang diminta dan/atau Entitas Lain wajib
memberikan informasi atau bukti
Sehubungan dengan pemintaan atau keterangan berdasarkan surat
informasi atau bukti dari keterangan pemintaan paling lama 1 (satu) bulan
yang akan dimintakan kepada LJK, sebelum tanggal diterbitkannya surat
LJK Lainnya, dan/atau Entitas Lain, permintaan tersebut.
format surat pemintaan informasi
atau bukti memuat tentang: Apabila penyampaian laporan
informasi keuangan bertepatan pada
a) Kepala surat; hari sabtu, hari minggu, hari libur
b) Nomor surat; nasional, hari yang diliburkan untuk
c) Tanggal surat; pemilihan umum, atau cuti bersama
d) Jumlah lampiran surat nama secara nasional, maka penyampaian
penerima surat; laporan dilakukan paling lambat
e) LJK, LJK Lainnya, dan/atau dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Entitas Lain yang dituju tanggal
terima surat; Berdasarkan uraian diatas, Direktorat
f) Nama wajib pajak yang Pajak tidak hanya menerima
dimintakan informasi dan/ atau laporankeuangan secara langsung
bukti atau keterangan; oleh lembaga jasa keuangan pelapor
g) Nomor pokok wajib pajak dari melainkan dapat melakukan
wajib pajak yang dimintakan pemintaan informasi keuangan
informasi dan/ atau bukti atau kepada lembaga keuangan pelapor.
keterangan; Pemintaan informasi keuangan,
h) Masa pajak dan tahun pajak terkait seperti dijelaskan dalam Pasal 25
dengan pelaksanaan peraturan Angka (1) yaitu selain menerima
perundang-undangan di bidang
laporan informasi keuangan
perpajakan yang dimintakan
sebagaimana dimaksud Pasal 2
informasi dan/atau bukti atau
Angka (2) Direktur Jendral Pajak
keterangan;
dalam rangka pelaksanaan ketentuan
i) Alamat wajib pajak yang
dimintakan informasi dan/ atau
peraturan perundang-undangan di
bukti atau keterangan; bidang perpajakan berwenang untuk
j) Maksud dilakukannya permintaan; meminta informasi dan bukti atau
k) Bentuk pemberian informasi dan/ keterangan dari LJK, LJK Lainnya,
atau bukti atau keterangan yaitu dan Entitas Lainnya, baik kantor
hardcopyatau softcopy, sesuai pusat, kantor cabang, maupun unit
dengan kebutuhan pihak yang yang mengelola informasi atau bukti
melakukan permintaan; atai keterangan dimaksud melalaui
l) Nama jabatan dari pejabat yang surat permintaan.
berwenang untuk melakukan
permintaan keterangan atau bukti; IV. KESIMPULAN
m) Nama, NIP, dan tanda tangan
pejabat yang berwenang untuk Berdasarkan hasil penelitian dan
melakukan permintaan keterangan. pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. UU tentang Akses Informasi b. Identifikasi rekening keuangan
Keuangan untuk kepentingan yang dilakukan oleh lembaga
Perpajakan dalam melakukan keuangan pelapor,
akses informasi data nasabah c. Penyampain laporan informasi
perbankan mempunyai batasan keuangan kepada Direktorat
sebagai berikut: Pajak.

Batasan akses informasi keuangan Diketahui bahwa sebelum melakukan


infomasi yang wajib disampaikan penyampaian laporan informasi
oleh lembaga keuangan pelapor keuangan kepada Direktorat Pajak
yaitu: lembaga keuangan pelapor, lembaga
a. Identitas Pemegang keuangan harus melakukan
Rekening Keuangan; identifikasi rekening keuangan
b. Nomor Rekening Keuangan; terhadap nasabahnya. Dalam
c. Identitas , Lembaga Jasa melakukan indentifikasi terdapat 4
Keuangan Lainnya, dan/ atau cara yaitu identifikasi rekening
Entitas Lain; keuangan baru milik pribadi,
d. Saldo atau nilai Rekening identifikasi rekening keuangan lama
Keuangan; dan milik pribadi, identifikasi rekening
e. Penghasilan yang terkait keuangan baru milik entitas,
dengan Rekening Keuangan. identifikasi rekening keuangan lama
milik entitas. Prosedur pemberian
Batasan pemberian informasi atau informasi atau bukti atau keterangan
bukti atau keterangan berdasarkan berdasarkan pemintaan dilakukan
pemintaan sebenarnya sama dengan dengan cara Direktorat Pajak
akses informasi keuangan yang mengirimkan surat pemintaan kepada
dilakukan secara otomatis, akan lembaga jasa keuangan untuk
tetapi perbedaan yang mendasar melakukan pembukaan informasi
adalah pemberian informasi atau data nasabah lembaga jasa keuangan.
bukti atau keterangan berdasarkan
pemintaan hanya dilakukan untuk
pertukaran informasi keuangan.

2. Prosedur dalam melakukan


akses informasi data nasabah
perbankan sesuai dengan UU
tentang Akses Informasi
Keuangan untuk Kepentingan
Perpajakan yaitu: DAFTAR PUSTAKA

Prosedur dalam melakukan akses A. Buku


informasi data nasabah perbankan
berdasarkan penyampaian informasi Amirudin dan Zainal Asikin. 2011.
keuangan secara otomatis terbagi Pengantar Metode Penelitian
menjadi 3 tahapan yaitu: Hukum. (Jakarta: Rajawali
Pers).
a. Pendaftaran,
Djumhana, Muhammad. 1996.
Rahasia Bank (Ketentuan dan
Penerapannya di Indonesia). Pada Bank Persepsi dan
(Bandung: Citra Aditya Bakti). Bukan Bank Persepsi). (Bandar
Lampung: Fakultas Ekonomi
Gazali, Djoni S. dan Rachmadi dan Bisnis).
Usman. 2010. Hukum
Perbankan. (Jakarta: Sinar D. Peraturan Undang-Undang
Grafika).
Undang-undang Nomor 10 Tahun
Ghofur, Abdul. 2009. Hukum 1998 tentang Perubahan Atas
Perbankan Syariah (UU Undang-undang Nomor 7
NO.21 Tahun 2008). Tahun 1992 tentang Perbankan
(Bandung: Refika Aditama). diundangkan pada tanggal 10
November 1998 melalui
Hermansyah. 2005. Hukum
Tambahan Lembaran Negara
Perbankan Nasional Indonesia.
Republik Indonesia Nomor
(Jakarta: Kencana Prenada)
3790 .
Muhammad, Abdulkadir dan Rilda
Murniati. 2000. Segi Hukum Undang-undang Nomor 9 Tahun
Lembaga Keuangan dan 2017 tentang Penetapan
Pembiayaan. (Bandung: PT Peraturan Pemerintah
Citra Aditya Bakti). Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Sutedi, Adrian.. 2007. Hukum Akses Informasi Keuangan
Perbankan (Suatu Tinjauan untuk Kepentingan Perpajakan
Pencucian Uang, Merger, diundangkan pada tanggal 8
Likuidasi, dan Kepailitan). Mei 2017 melalui Tambahan
(Jakarta: Sinar Grafika). Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6051.
B. Internet
Hasan, Muhamad. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
https://www.scribd.com/docum 70/PMK.03/2017 tentang
ent/324216104/rahasia-bank. Petunjuk Teknis Mengenai
diakses pukul 20.12, 18 januari Akses Informasi Keuangan
2019. untuk Kepentingan Perpajakan
Berita Negara Republik
S, Maroni. 2014. Penelitian Hukum Indonesia Tahun 2017 Nomor
Normatif.http://zriefmaronie.bl 771.
ogspot.com / 2014 /05/
penelitian-hukum- Peraturan Bank Indonesia Nomor:
normatif.html. diakses pada 9 18/42/PBI/2016 tentang
September 2019. Pembentukan Peraturan di
Bank Indonesia Tambahan
C. Skripsi Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5954.
Winatha, Anastasia Adelina. 2012.
Skripsi (Analisis Likuiditas Peraturan Bank Indonesia Nomor
Perbankan Sebelum dan 2/19/PBI/2000 tentang
Sesudah Pengampunan Pajak / Persyaratan dan Tata Cara
Tax Amnesty (Studi Komparasi
Pemberian Perintah atau izin
Tertulis Membuka Rahasia
Bank Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor 3998.

Anda mungkin juga menyukai