Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DAMPAK VIRUS KORONA (COVID-19) PADA DUNIA

SOSIAL EKONOMI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Oleh

Nyoman erman sukardi B1B119304

Class f

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOM DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLE

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir semua di antara kita pernah menderita flu. Flu atau influenza
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain influenza,
berbagai penyakit yang mematikan juga disebabkan oleh virus. Contohnya
adalah AIDS dan flu burung. Hal tersebut mendorong manusia untuk terus
bekerja keras mempelajari virus guna menemukan obat untuk mengatasi
penyakit yang disebabkannya. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik
yang menginfeksisel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus
menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun
protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi
sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak
dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik
khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada
manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu
burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV). Ukurannya
sekitar 25-300 mikron. Ukuran virus disebut juga ukuran renik. Oleh sebab itu,
virus tidak bisa dilihat dengan mata atau mikroskop biasa, tapi harus
menggunakan mikroskop electron.
1.2 Masalah
 Bagaimankah virus cororna (Covid-19) pada dunia sosial dan pendidikan
 Bagaimanakah virus dampak virus corona (Covid-19) pada dunia ekonomi
 Jelaksan dampak virus corona (Covid-19) pada dunia ekonomi
1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui Bagaimankah virus cororna (Covid-19) pada dunia
sosial dan pendidikan.
 Untuk mengetahui Bagaimanakah virus dampak virus corona (Covid-19)
pada dunia ekonomi.
 Untuk mengetahui dampak virus corona (Covid-19) pada dunia ekonomi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Saat ini terdapat nama baru yang menimbulkan ketakutan diseluruh dunia itu
adalah penyakit Coronavirus (COVID-19). Wabah COVID-19 dipicu pada
Desember 2019 di kota Wuhan, yang berada di provinsi Hubei, Cina. Virus ini
terus menyebar ke seluruh dunia. Meskipun episentrum wabah awalnya adalah
Cina, dengan kasus yang dilaporkan baik di Cina atau dalam perjalanan dari
negara tersebut, kasus sekarang sedang dilaporkan di banyak negara lain.
Sementara beberapa negara telah mampu menangani kasus yang dilaporkan secara
efektif, tidak pasti di mana dan kapan kasus baru akan muncul. Di tengah risiko
kesehatan masyarakat yang signifikan, yang ditimbulkan COVID-19 kepada
dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan darurat kesehatan
masyarakat yang menjadi perhatian internasional untuk mengoordinasikan
tanggapan internasional terhadap penyakit tersebut. Gejala virus ini meliputi
demam, batuk kering, kelelahan, anosmia (kehilangan bau), sesak napas, nyeri
otot atau masalah persendian, produksi dahak yang berlebihan, sakit tenggorokan,
sakit kepala, kedinginan, mual dan muntah, hidung tersumbat, diare, hemoptisis,
dan kongesti konjungtiva. Penularan primer sebagian besar disebabkan oleh
kontak fisik yang dekat tanpa perlindungan penghalang yang baik melalui droplet
dari bersin dan batuk, dan menyerang organ vital terutama paru-paru dan organ
pencernaan. Masa inkubasi virus ini didalam tubuh manusia adalah antara 2
hingga 14 hari. Kelompok yang paling rentan terkena virus ini adalah mereka
yang memiliki pertahanan kekebalan rendah, seperti orang tua yang sistem
kekebalannya menurun karena usia dan semakin diperburuk oleh kondisi
kesehatan yang mendasarinya juga anak anak yang sistem kekebalan tubuhnya
belum terbentuk secara sempurna. Sampai saat ini penyebaran virus COVID-19
ini sudah mencapai lebih dari 200 negara di dunia.
Penelitian terkait virus COVID-19 ini masih sedikit. Diperlukan informasi yang
berbasis bukti (evidence base) tentang perawatan, pengobatan, maupun informasi
lainnya terkait penyakit COVID-19 ini.Virus ini tidak hanya menyebabkan
tingginya angka kematian di seluruh dunia tetapi juga menyebabkan kemerosotan
ekonomi yang perlahan-lahan “membunuh” negara-negara di seluruh dunia.
Dalam dunia yang sangat terhubung dan terintegrasi, dampak penyakit di luar
kematian (mereka yang meninggal) dan morbiditas (mereka yang tidak dapat
bekerja untuk jangka waktu tertentu) telah terlihat jelas sejak wabah.
Di tengah perlambatan ekonomi Tiongkok dengan gangguan produksi,
berfungsinya rantai pasokan global terganggu. Perusahaan di seluruh dunia,
terlepas dari ukurannya, yang bergantung pada input dari China telah mulai
mengalami kontraksi dalam produksi.
Transportasi menjadi terbatas dan bahkan dibatasi di antara negara-negara telah
semakin memperlambat kegiatan ekonomi global. Yang paling penting, beberapa
kepanikan di kalangan konsumen dan perusahaan telah mendistorsi pola konsumsi
yang biasa dan menciptakan anomali pasar. Begitupun di Indonesia banyaknya
perusahaan dan pabrik yang bahan baku dan produknya bergantung pada China
ikut terkena dampaknya. Pilihan merumahkan dan melakukan PHK pada
karyawan pun terpaksa dilakukan perusahaan skala kecil maupun besar. Hal ini
menimbulkan peningkatan angka pengangguran yang cukup signifikan. Data
terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2019, tingkat pengangguran
terbuka mencapai 7,05 juta orang atau 5,28 % dari jumlah angkatan kerja. Center
of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan jumlah
pengangguran terbuka pada kuartal kedua 2020 akan bertambah 4,25 juta orang.
Angka tersebut merupakan proyeksi yang dibuat CORE berdasarkan skenario
ringan dampak pandemi corona. Sementara pada skenario sedang akan terdapat
tambahan 6,68 juta orang yang menganggur, sedangkan pada skenario berat
sebanyak 9,35 juta orang.
Virus corona yang tengah merebak menjadi perhatian masyarakat dunia. Hal itu
dikarenakan dampak dari virus tersebut bisa menyebabkan kematian, dan ini
sudah ditemukan di beberapa negara.
Penyebaran virus ini pun dikhawatirkan sampai ke Indonesia. Sebab, beberapa
negara di ASEAN sudah ditemukan korban dari Virus Corona, salah
satunya Singapura.

Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah mengawasi ketat di jalur masuk ke


Indonesia. Mulai dari pelabuhan dan bandara. Ini untuk memastikan setiap orang
yang masuk ke Indonesia dari luar negeri tidak terjangkit virus corona.

"Kita kan juga sudah siap mencek dengan scanner setiap kedatangan dari luar,
siapapun yang kita perkirakan kemungkinan besar terjangkit. Tapi sampai
sekarang informasi yang saya terima dan moga-moga seterusnya, tidak ada yang
terjangkit corona," ujar dia.Dampak virus corona ini dipastikan akan berdampak
pada sektor ekonomi Indonesia.
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimankah virus cororna (Covid-19) pada dunia sosial dan


pendidikan
Menurut Ketua WHO, Tedros Adhanom  Ghebreyesus dalam suatu
pertemuan di Jenewa seperti dikutip AFP, Selasa (11/2/2020), “Covid-19” 
merupakan singkatan dari ‘Co’ yang artinya ‘Corona’, ‘Vi’ yaitu ‘virus’, dan
“d” untuk ‘disease’ artinya penyakit, sedangkan “19”  adalah tahun
penemuannya  di Kota Wuhan, Cina, pada 31 Desember 2019.
Menurut beberapa referensi,  virus corona atau Covid-19 menyerang sistem
pernapasan manusia. Mungkin kita pun masih ingat pada kerabat virus ini
beberapa tahun lalu sebagai penyebab SARS dan MERS yang dinyatakan
berasal dari hewan, lalu menular ke manusia.
Virus corona ini tergolong sadis karena dapat mematikan atau dapat
menyebabkan luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan
sembuh. Secara umum bila ada yang  mengalami  demam, flu, batuk, dan
sesak napas dalam batas waktu tertentu ini adalah suatu gejala penyakit Covid-
19, maka harus ada kewaspadaan dan kerja sama yang baik dengan keluarga
atau rekan kerja selama beraktivitas di dalam rumah, di ruang kerja, dan di
dalam lingkungan masyarakat.  
Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian
dunia. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-
olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak,
maka langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah
membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak
pihak terkait.
Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat
tanggap dan peduli atas keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari
berbagai pengumuman untuk meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap
muka, larangan terlibat dalam keramaian, termasuk larangan ke luar negeri,
baik untuk umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk kunjungan biasa.
Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu
sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan
kehidupan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan informasi di media ini
beberapa hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang terancam kehilangan
pekerjaan akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19), sulit untuk
dibayangkan bila terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus
bermunculan. Namun, semua itu perlu digarisbawahi bahwa apa pun yang
dilakukan pemerintah adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya,
karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.
Selain itu, dampak pengaruh virus corona (Covid-19)  dalam kehidupan
sosial masyarakat,  di antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya
kepercayaan terhadap orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru
kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita membeli makanan, baik di warung
yang berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu apakah bersih
atau tidak.  Apakah pelayan ada bersentuhan dengan orang yang terjangkit
virus atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat
mengolah atau memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga
timbul keraguan.
Pada saat kita berbicang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun
di lingkungan rumah dan dengan masyarakat setempat kita pun enggan
berjabat tangan, meskipun mereka adalah orang tua, sebagaimana yang kita
ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu menghormati yang lebih tua.
Namun, situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat tangan
dan harus menjaga jarak ± 2 meter bila ingin berbicara dengan orang lain,
apalagi orang yang tidak kita kenal.
2.2 Bagaimanakah virus dampak virus corona (Covid-19) pada dunia
ekonomi
Perekonomian global mulai gonjang ganjing sejak akhir Januari 2020
karena kemunculan virus corona baru atau Covid-19. Padahal sebelumnya,
para ekonom dan civitas global sangat optimistis pada perkembangan tahun
2020."Perkonomian global awal 2020 cukup optimistis
setelah tradewar berlalu, gairah untuk memulai 2020 itu ada," kata Direktur
Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, I Gusti Putu Wira Kusuma
di Bandung akhir pekan kemarin.
Perang dagang yang selama ini jadi penghambat pertumbuhan telah
menemui kesepatan sehingga jadi sentimen positif bagi perkembangan
ekonomi tahun 2020. Beberapa indikator pertumbuhan juga sudah mulai
membaik.Seperti Purchasing Manager Index (PMI), perkembangan harga
minyak, volume perdagangan dunia, perbaikan harga komoditas di awal 2020
mulai meningkat. "Kemudian sayang sekali ada sudden shock, Covid-19
mulai mencuat," katanya.Merebaknya wabah dalam waktu singkat hingga
membawa kematian dalam jumlah signifikan membuat China hampir
lumpuh. Pabrik-pabrik ditutup, produksi, ekspor dan impor China terganggu.
Covid-19 memperlambatan ekonomi China.
Tekanan sangat dirasakan ekonomi China, terlihat di pasar saham yang
memerah di awal perdagangan. Mobilitas di perkotaan di bawah rata-rata,
konsumsi di batu bara menurun, penjualan properti juga di bawah historis,
dan penjualan kendaraan terus merosot.Apa yang terjadi di China ini
kemudian berimbas kepada ekonomi global karena peran China yang sangat
besar. Menurut pangsa global trade beberapa negara, China dulu hanya
menempati porsi keenam di 4,8 persen pada tahun 2000.
Pada 2018, pangsa terhadap total perdagangan global China sudah
mencapai posisi pertama sebesar 12,3 persen. Diikuti oleh AS sebesar 10,8
persen, Jerman sebesar 7,2 persen, Jepang 3,9 persen, Belanda 3,3 persen.
Indonesia sendiri berada di posisi 28 dengan pangsa satu persen.Menurut
Survei Amcham, output menurun dipengaruhi penurunan permintaan dan
gangguan rantai pasokan karena kekurangan tenaga kerja. Survei melibatkan
109 perusahaan Amerika dengan periode survei 11-14 Februari 2020.
Hasilnya, sebesar 48 persen produksi global sudah terdampak Covid-19.
Terjadi 58 persen penurunan permintaan. Sebesar 78 persen responden
melaporkan kekurangan staf, dan 30 persen mengalami kendala
logistik.Maka dari itu, BI merevisi pertumbuhan ekonomi dunia dalam
penilaian terbaru. Dari awalnya 3,1 persen menjadi 3,0 persen karena
pengaruh Covid-19. Sejumlah negara telah merespons dengan penurunan
suku bunga, dan program-program pelonggaran likuiditas pasar."Dengan
adanya Covid-19 dan ketidakpastian yang semakin meningkat, maka
terjadi capital outflow dari negara berkembang ke negara asalnya, atau ke
instrumen yang lebih aman," katanya.
2.3 Jelaksan dampak virus corona (Covid-19) pada dunia ekonomi
Dalam perhitungan ADB, dampak global akibat virus corona ini, akan
berkisar US$77 miliar hingga US$347 milar. Angka tersebut setara dengan
0,1% hingga 0,4% PDB global.“Sebagai estimasi, untuk skenario moderat
pengaruhnya sekitar US$156 miliar, atau 0,2% PDB global,” tulis
ADB. “Negara-negara berkembang Asia akan mengalami kerugian sekitar
US$22 miliar, atau 0,24% jika menggunakan skenario moderat.”
Dalam skenario yang sama, secara global, potensi kehilangan ekonomi dunia
mencapai US155 miliar dan China sendiri US$103 miliar. Itu dalam skenario
moderat. Jika skenario buruk, secara global, potensi kerugian dunia mencapai
US$346  miliar. Angka tersebut berasal dari potensi kerugian China (US$ 236
miliar), negara Asia non-China (US$42 miliar) dan sisanya dari negara-negara
lain (US$68 miliar).
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=dampak+virus+lorong+di+sisi+Ekonomi&btnG=#d
=gs_qabs&u=%23p%3D0apNcjMUJIJ

https://aceh.tribunnews.com/2020/03/21/pengaruh-corona-terhadap-
kehidupan-sosial-masyarakat.
https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/bagaimana-ekonomi-global-
terdampak-wabah-corona/ar-BB10BTbG

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200306/9/1210000/ini-dampak-ekonomi-
dunia-akibat-virus-corona-versi-adb

Anda mungkin juga menyukai