Anda di halaman 1dari 12

Dosen : Dr. Defidelwina, SP., M.

Sc
E-mail: defidelwina@upp.ac.id

PENGUJIAN DUA SAMPEL BERPASANGAN (2)


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
PERTEMUAN X Universitas Pasir Pengaraian

1
UJI TANDA WILCOXON
UNTUK DUA SAMPEL
BERPASANGAN

2
 Untuk menguji perbedaan median
dua populasi berdasarkan median
FUNGSI dua sampel berpasangan. Uji ini
PENGUJIAN : selain mempertimbangkan arah
perbedaan, juga mempertimbangkan
besar relatif perbedaannya.

3
PERSYARATAN  Data paling tidak berskala
DATA :
ordinal.

4
PROSEDUR PENGUJIAN :

1 2 3 4
Urutkan nilai Hitung nilai beda (di) Buat ranking untuk setiap di Pada ranking di ,
tanpa memperhatikan tandanya
jenjang/skor setiap untuk setiap (positif atau negatif). Rangking cantumkan tanda +
pasangan dari pasangan anggota ke-1 diberikan terhadap harga dan -, sesuai dengan
anggota kelompok kelompok sampel mutlak di terkecil. Jika ada tanda + dan - pada
sampel pertama dan pertama dan kedua. ranking kembar buat rata-rata nilai beda (di).
rankingnya.
kedua.

5
PROSEDUR PENGUJIAN :

1
5 6
2 7
3 8
4
Pisahkan ranking di Tentukan nilai T, dengan Tentukan pula nilai N, Jika N ≤ 25, lihat Tabel wilcoxon yang
cara menjumlahkan nilai dengan cara menghitung menyajikan kemungkinan satu
yang memiliki tanda rangking di yang memiliki frekuensi di yang memiliki sisi/one tailed dan dua sisi/two
+ atau - paling sedikit tanda + atau - paling tanda + dan -, sedangkan tailed untuk harga T dari
sedikit tanpa frekuensi di yang memiliki pengamatan di bawah Ho. Jika harga
memperhatikan tandanya tanda 0 jangan dimasukan T dari pengamatan ≤ T-Tabel , maka
(nilai harga mutlak ke dalam hitungan. tolak Ho untuk tingkat signifikansi
rangking di). tertentu.

6
CONTOH 1 :
 Untuk N ≤ 25

 Seorang mahasiswa Fakultas Pertanian dari Jurusan Sosek ingin mengetahui apakah
keikutsertaan dalam pelatihan bisa mempengaruhi keberhasilan usaha perdagangan saprotan
(sarana produksi pertanian). Untuk itu dilakukan survei terhadap 10 orang pedagang saprotan,
mereka dinilai keberhasilan usahanya sebelum dan setelah mengikuti pelatihan, kepada tiap
responden diberi skor dengan interval 1-100. Diperkirakan akan ada perbedaan keberhasilan
usaha perdagangan saprotan sebelum dan setelah diberi pelatihan. Hipotesis penelitian ini
adalah:
 Ho : m1 = m2

 H1 : m1 ≠ m2

7
CONTOH 1 :

 Taraf nyata atau tingkat signifikansi (level of significance) yang digunakan adalah α = 0,05.

 Setelah survei selesai, data yang diperoleh dimasukan dalam Tabel 10.1, sekaligus dilakukan
pengolahan lebih lanjut untuk menentukan ranking di .
 Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada Tabel 10.1 dapat diketahui :

1. N = 10 (terdapat di yang bertanda + dan -, jika ada di=0 keluarkan dari perhitungan)
2. Diketahui juga T = 4 (nilai ranking di yang memiliki tanda paling sedikit).

8
TABEL 10.1 SKOR KEBERHASILAN USAHA PERDAGANGAN SAPROTAN
SEBELUM DAN SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN

Pelatihan
Resp di abs di Rank of abs di Ti
Sebelum Setelah
1 76 80 -4 4 - 4.5
2 58 60 -2 2 - 2
3 62 68 -6 6 - 7
4 67 72 -5 5 - 6
5 66 79 -13 13 - 10
6 81 80 1 1 + 1 1
7 85 82 3 3 + 3 3
8 72 80 -8 8 - 8
9 71 81 -10 10 - 9
10 75 79 -4 4 - 4.5
ΣTi=4
9
KEPUTUSAN UJI DAN KESIMPULAN

 Keputusan Pengujian :
1. Dalam penelitian ini jumlah N = 10 dan T = 4.
2. Lihat Tabel Wilcoxon (slide 11) untuk N = 10 (α = 0,05; uji dua sisi), harga T-
Tabel = 8. berarti T pengamatan (=4) < T-Tabel (=8; α= 0,05).
3. Karena T < T-Tabel : tolak Ho, terima H1.
 Kesimpulan : Berdasarkan pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa ada
perubahan keberhasilan yang nyata dalam usaha perdagangan saprotan
sebelum dan setelah mengikuti pelatihan.

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai