Anda di halaman 1dari 2

10 BANTAHAN ILMIAH TERHADAP TEORI EVOLUSI

1. Sel Sperma & Ovum Manusia Buktikan Teori Evolusi Adalah Salah !
Para Evolusionis ( “pro teori Evolusi”) melupakan satu hal kompleks tentang masalah sel
telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki. Sel Telur perempuan mengandung
kromosom X dan sel sperma pria mengandung kromosom X untuk reproduksi laki-laki dan
kromosom Y untuk reproduksi perempuan. Sel-sel telur berkembang dalam sebuah ovarium dan
bila terjadi pembuahan, janin akan disimpan dalam rahim sang ibu. Teori Evolusi menyatakan
bahwa faktor lingkungan dapat menyebabkan perubahan kecil pada keturunannya dalam rantai
evolusi. Namun pengalaman lingkungan dari sang ibu tidak dapat mengubah kromosom dalam
telur dan tidak memiliki efek atau pengaruh apapun pada anaknya. Jadi sebagai contoh gambaran,
seorang ibu yang hamil di Hiroshima tahun 1945 dan terkena radiasi nuklir / bom atom yang
diledakkan di sana, maka anaknya pasti akan tetap seorang manusia yang sama dengan ibu
bapaknya.
2. Hitungan Kunci Kromosom Buktikan Teori Evolusi Salah
Tidak ada fakta atau bukti bahwa spesies dapat mengubah jumlah kromosom dalam
DNA. Jumlah kromosom dalam setiap jenis spesies adalah tetap. Ini membuktikan kalau seorang
laki-laki ( manusia) tentunya tidak akan pernah bisa mendapatkan keturunan bila kawin dengan
seekor kera betina. Manusia tidak bisa berevolusi dari monyet. Setiap spesies mahluk hidup
terkunci ke dalam hitungan kromosomnya yang tidak dapat berubah alias “PATENT”.
3. Spesies Tanpa Link Buktikan Teori Evolusi Salah !
Teori Evolusi berusaha menghadirkan alasan ilmiah dengan membeberkan banyak bukti
kalau kehadiran banyak spesies di bumi adalah bukti kebenaran teori evolusi. Coba bayangkan,
teori evolusi menjajarkan beberapa gambar spesies yang mirip dan mengklaim kalau mereka
berevolusi satu sama lain. Manusia adalah contoh paling bagus. Di buku teks biologi dijelaskan
kalau banyak ratusan spesies kera yang hidup dan sudah punah. Dipampangkan gambaran monyet
dari spesies paling historical atau pra sejarah sampai kera modern hingga akhirnya manusia
sejarah hingga manusia modern. Terutama tulang tengkorak spesies-spesies ini yang ditonjolkan
pembahasannya. Darwin hanya berusaha membuat sebuah keyakinan baru kalau ada sebuah
“missing link” atau kesenjangan antara manusia dan monyet. Ini bisa dilakukan karena ada
monyet dan kera yang sudah punah. Inilah kepalsuan teori Evolusi yang sengaja dicekoki pada
siswa sekolah. Gambar - gambar jenis spesies itu benar-benar hanyalah sebuah pengelompokan
mahluk tapi tidak bisa membuktikan kebenaran teori Evolusi.
4. Hukum Termodinamika ke-II buktikan kalau Evolusi itu Bohong !
Hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat
sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas
yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum
kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak
semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika
seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena
kalor dari tubuh beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari
salju tersebut untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki
arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang
mesin kalor. Artinya begini, kalau beruang kutub lah yang membuat lingkungannya berubah
menjadi cair karena adanya kalor (panas) dari badan beruang. Sedangkan teori Evolusi
menerangkan terbalik, artinya kalau lingkunganlah yang membuat beruang kutub berubah, kata
lainnya lingkunganlah yang menjadikan beruang bisa mempertahankan hidup.
5. Penelitian di Planet Mars buktikan Teori Evolusi Salah !
NASA di tahun 2004 sudah mengumumkan hasil penelitiannya tentang planet Mars
melalui dua teknologi pesawat Spirit dan Opportunity. Hasil penelitian dan pengkajian eksplorasi
tanah Planet Mars membuktikan kalau di Planet itu ada tanda-tanda bekas jalur sungai yang
mengalir. Penemuan juga menyebutkan bahwa air pernah berlimpah di permukaan planet Mars,
tapi anehnya NASA belum menemukan jejak rekam adanya tanda-tanda kehidupan masa lalu atau
sekarang di planet Mars. Padahal kalau menurut Teori Evolusi, Mars sangat cocok untuk
terbentuknya sebuah kehidupan karena suasananya yang mendukung dengan adanya air. Planet ini
memiliki semua percikan kehidupan yang dibutuhkan mahluk untuk hidup, namun nyatanya tidak
ada kehidupan di Planet Mars. Lembah bekas sungai tidak menunjukkan adanya vegetasi atau
pohon. Tanahnya juga tidak terbukti memendam fosil atau organisme. Mars benar-benar steril.

6. Teori Evolusi Cacat dan Tak Selesai


Sains adalah sebuah dunia di mana setiap hari segala hal bisa berubah dengan drastis.
Semua teori yang telah diajukan bisa saja gugur atau mengalami banyak sekali modifikasi. Hal ini
sangatlah wajar dan bukan merupakan kesalahan. Semua ilmuwan menemukan sesuatu selalu
didasarkan pada dugaan. Lalu mereka melakukan percobaan hingga menghasilkan suatu teori
yang dianggap valid.

7. Jarak Antara Fosil Nenek Moyang dan Keturuan Akhir Meruntuhkan Evolusi
Evolusi memang menyebabkan suatu organisme berubah drastis. Namun dalam jangka
waktu yang panjang itu pasti ada organisme transisi. Misal jerapah leher pendek ke jerapah leher
panjang. Pasti di tengah-tengah ada jerapah leher agak panjang yang menjadi jembatan ke
organisme paling baru. Sayangnya fosil organisme transisi ini jarang sekali ada. Akhirnya banyak
orang meragukan adanya evolusi. Jika evolusi ada maka fosil organisme transisi masihlah ada.
Meski demikian banyak ilmuwan meyakini jika organisme transisi ini hidup di situasi yang
membuat tubuh mereka tak bisa menjadi fosil.

8. Seleksi Alam Memberikan Semua yang Organisme Butuhkan


Bukan alam yang memberikan semua hal kepada organisme saat terjadi seleksi atau
evolusi. Namun organisme lah yang mampu melakukan adaptasi dengan baik secara perlahan-
lahan. Alam tidak memiliki pikiran atau bahkan kecerdasan dalam memberikan semua hal yang
organisme butuhkan untuk hidup. Jika alam mampu melakukannya, kita bisa meminta apa saja.
Misal tak ingin ada hujan lebat atau kemarau panjang. Namun pada akhirnya manusia dan semua
organisme yang ada di bumilah yang harus menyesuaikan diri dengan baik.

9. Evolusi Akan Membuat Organisme Menjadi Lebih Baik

Evolusi tak membuat semua organisme menjadi baik dari nenek moyangnya. Ada
beberapa yang bahkan menjadi lebih lemah. Misal hiu, nenek moyang hiu adalah raja lautan
dengan tubuh yang super besar. Saat ini mungkin hiu adalah raja lautan tapi tubuhnya menjadi
kecil dan masih kalah dengan paus yang sangat besar itu. Lingkungan yang berubah pada
organisme inilah yang menjadikan mereka akan lebih baik atau buruk. Jika mampu menyesuaikan
diri dengan baik, artinya akan jadi organisme yang lebih baik. Jika tidak, keturunannya akan
menjadi organisme yang lebih buruk dari pendahulunya.

10. Evolusi Bukanlah Sains Karena Tak Bisa Diamati


Banyak orang meyakini jika sesuatu yang hebat bisa diamati dengan baik dan
berhubungan ilmu pengetahuan bisa dinamakan sains. Sedangkan evolusi yang berjalan hingga
jutaan tahun tak bisa dianggap sebagai sains. Bagaimana mengamati kejadian yang berlangsung
hingga waktu yang sangat panjang. Namun evolusi bisa diamati dan juga dites. Kita tak boleh
menganggap jika mengamati sesuatu yang berhubungan dengan sains harus di lab dengan baju
serba putih. Pengamatan sains bisa dilakukan di mana saja, bahkan alam terbuka.

Anda mungkin juga menyukai