Anda di halaman 1dari 13

a.

PEMBENTUKAN DAERAH

A. Nanang Teken SK Tim Persiapan Pemekaran Kabupaten Bandar Lampung

Kalianda (Lampost.co) -- Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto menegaskan


penandatangan Surat Keputusan (SK) Tim Persiapan Pemekaran Daerah (TPPD)
Kabupaten Bandar Lampung guna memperjelas keberadaan dan peran TPPD.

"Ya, saya tekenlah SK TPPD Kabupaten Bandar Lampung agar jelas keberadaanya dan
TPPD pun punya legalitas. Selain itu, saya lakukan hal ini upaya TPPD dibawa kesana
kemari. Artinya, kepanitiaan bakal Daerah Otonomi Baru (DOB) itu memang sudah ada
dan jelas keberadaanya,"ujar Nanang, belum lama ini.

Menurutnya TPPD Kabupaten Bandar Lampung akan mengawal proses pembentukan


daerah otonom baru (DOB). TPPD akan mengurusi berbagai hal, mulai dari tingkat
bawah sampai ke pemerintah pusat.
"Tapi, memang untuk menjadikan DOB yakni Kabupaten Bandar Lampung dibutuhkan
proses yang panjang,"katanya. Dia menjelaskan penandatanganan TPPD Kabupaten
Bandar Lampung untuk memenuhi aspirasi yang disampaikan melalui tokoh
masyarakat, tokoh adat,  para tokoh politik dan tokoh lainya.

"Jika saya tidak menandatangani SK TPPD Kabupaten Bandar Lampung, nanti


dibilangnya tidak mau menyerap aspirasi masyarakat dan dibilangnya saya tidak
pernah turun ke lapanganan. Padahal, saya sering kali turun langsung kelapangan
untuk menyerap aspirasi masyarakat,"jelasnya.
Nanang mengungkapkan, nama Kabupaten Bandar Lampung  sebagai calon DOB sudah
melalui kajian dari berbagai pihak.

"Ya, di ambil nama Kabupaten Bandar Lampung untuk memudahkan para investor
untuk berinvestasi.  Sebab, mereka (Para Investor) dan orang luar Provinsi Lampung
tahunya Bandar Lampung. Ya seperti di daerah lainlah misalnya Kota Bandung ada juga
Kabupaten Bandung. Sehingga, orang diluar sana tahunya nama Bandar Lampung,"
ungkapnya.
Untuk diketahui, usulan DOB Kabupaten Bandar Lampung merupakan pengganti usulan
DOB Kabupaten Natar - Agung dengan lima Kecamatan di dalamnya yakni Natar,
Jatiagung, Tanjung bintang, Tanjungsari dan Merbau Mataram.

Analisis:
Pembentukan kabupaten baru termuat dalam Pasal 32 UU No. 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa, pembentukan daerah terbagi menjadi 2 hal
yaitu pemekaran daerah dan penggabungan daerah. Pembentukan daerah sendiri
mencangkup pembentukan daerah provinsi dan pembentukan daerah kabupaten/kota.
Sebelum melakukan pembentukan daerah atau pemekaran daerah pemerintah provinsi
atau pemerintah kabupaten/kota harus melalui tahapan persiapan daerah provinsi dan
tahapan persiapan daerah kabupaten/kota. Pembentukan daerah persiapan harus
memenuhi persyaratan dasar dan persyaratan administratif antara lain:
a) Persyaratan dasar meliputi:

1) Persyaratan kewilayahan
2) Persyaratan dasar kapasitas daerah

b) Persiapan dasar kewilayahan meliputi:


1. Luas wilayah minimal
2. Jumlah penduduk minimal
3. Batas wilayah
4. Cangkupan wilayah
5. Batas usia minimum provinsi, kabupaten/ kota dan kecamatan

c) Persyaratan dasar kapasitas daerah kemampuan daerah untuk berkembang dalam


mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

B. DPR dukung pemekaran Lampung tenggara

TELUKBETUNG UTARA - Wacana pemekaran Kabupaten Lampung Timur menjadi


Lampung Tenggara telah memasuki tahapan verifikasi berkas atau administrasi serta
mekanisme terkait demografi wilayah itu.
Wacana pemecahan kabupaten itu dikukung oleh DPRD provinsi Lampung. Pasalnya, hal ini
dipandang sebagai sebuah terobosan untuk mempercepat dan pemerataan pembangunan,
melalui peningkatan kualitas serta kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat.
Anggota DPRD provinsi Lampung Mega Putri Tarmizi mengatakan, pemekaran wilayah
juga merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam memperpendek rentan kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas
penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan.
Sejauh ini secara administrasi, prosesnya sudah 60 persen pemekaran daerah yaitu
Lampung Tenggara sangat baik karena perekonomian di Lampung tenggara cukup baik,
salah satu wilayah yang sangat meningkat perekonomiannya yaitu, Kecamatan Way Jepara
dan Kecamatan Labuhan Ratu. Kedua kecamatan itu perekonomiannya cukup baik, katanya
saat ditemui di ruang fraksi Partai Golkar, Senin (299).
Lanjutnya, untuk itu DPRD sangat mendukung untuk pemekaran wilayah kabupaten
Lampung Timur, serta menunggu langkah pemerintah selanjutnya.
Kita tunggu laporan dari Pemerintah kabupaten setempat, diharapkan agar Pemkab dan
DPRD setempat bisa cepat menyelesaikan proses administrasi, masih ada dua kecamatan
yang dalam pembenahan administrasi sebagai syarat berdirinya Lampung Tenggara yakni
Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Labuhan Ratu, jelasnya.
Senada dikatakan Ketut Erawan, anggota DPRD dari PDIP daerah pemilihan Lampung
Timur ini sangat setuju jika percepatan pemekaran kabupaten Lampung Tenggara bisa
terealisasi.Semua pihak tentunya mendukung dan demi kelancaran proses ini, sehingga
pemekaraan daerah otonomi baru dapat terwujud,ujarnya singkat.
Sebelumnya, Sekretaris Panitia Pemekaran Lampung Tenggara, Ismail Riza mengatakan,
pemekaran daerah yaitu Lampung Tenggara mengacu pada ketentuan yang ada yakni
Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan,
Penghapusan dan Gabungan Daerah.
Riza menyebutkan, dua kecamatan masih dalam pembenahan administrasi sebagai syarat
berdirinya Lampung Tenggara yakni Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Labuhan Ratu.
Selain dua kecamatan itu, administrasi telah rampung digarap dan siap untuk memenuhi
syarat dan ketentuan berdirinya Kabupaten baru, jelasnya.
Ia menyebutkan, pada rapat konsolidasi yang berpusat di aula Koperasi Unit Desa Bina
Mina Unit Kuala Penet di hadiri 150 peserta dari beberagai unsur diantaranya, kepala desa
dan Ketua BPD dari 13 kecamatan di wilayah Lampung Timur.

Analisis:
Pada kasus diatas dijelaskan bahwa pembentukan daerah Lampung tenggara tersbut telah
mencapai tahap verifikasi bahkan untuk proses administrasi sudah mencapai 60 persen.
Tujuan dari pembentukan daerah baru tersebut adalah untuk memudahkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan pembangunan.
Dalam hal yang berkaitan dengan persyaratan administratif sendiri termuat dalam Pasal 37
UU no 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, bahwasannya persyaratan
administratif disusun dengan urutan tata ruang sebagai berikut:

a. untuk Daerah provinsi meliputi:

1. persetujuan bersama DPRD kabupaten/kota dengan

bupati/wali kota yang akan menjadi Cakupan Wilayah

Daerah Persiapan provinsi; dan

2. persetujuan bersama DPRD provinsi induk dengan

gubernur Daerah provinsi induk.


b. untuk Daerah kabupaten/kota meliputi:

1. keputusan musyawarah Desa yang akan menjadi

Cakupan Wilayah Daerah kabupaten/kota;

2. persetujuan bersama DPRD kabupaten/kota induk

dengan bupati/wali kota Daerah induk; dan

3. persetujuan bersama DPRD provinsi dengan gubernur

dari Daerah provinsi yang mencakupi Daerah Persiapan


kabupaten/kota yang akan dibentuk.

C. Jumlah kabupaten di provinsi Lampung akan bertambah


Selangkah lagi, Jumlah kabupaten di Provinsi Lampung resmi bertambah. Hal ini
dikarenakan rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung
yang berlangsung Senin siang, 19/10/2015 telah menandatangani persetujuan pemekaran
kabupaten Lampung Tengah.
Ada dua calon daerah persiapan pemekaran yaitu kabupaten Lampung Seputih Timur dan
kabupaten Lampung Seputih Barat. Disetujuinya kedua calon daerah pemekaran Lampung
Tengah ini menjadikan jumlah kabupaten/kota di Provinsi Lampung bertambah dari 15
menjadi 17.
Kesepakatan yang sempat mandek kurang lebih 7 bulan itu, akhirnya hari ini
ditandatangani oleh Wakil Gubernur (wagub) Lampung Bachtiar Basri, Ketua DPRD
Provinsi Lampung Dedi Afrizal didampingi tiga wakil ketua DPRD Lampung di ruang sidang
DPRD Provinsi Lampung. Kesepakatan turut disaksikan 60 orang anggota DPRD Lampung
serta sejumlah tamu undangan dari jajaran Fokorpimda Provinsi Lampung, perwakilan
perguruan tinggi negeri (PTN) di Lampung, tokoh partai politik (parpol), organisasi
masyarakat (ormas) dan organisasi lainnya seperti LBH Bandar Lampung.
Dalam persetujuan yang dibacakan Dedi Afrizal, disebutkan calon kabupaten persiapan
Lampung Seputih Timur menjadi kabupaten persiapan dengan calon ibukota di kecamatan
Bumi Nabung yang meliputi kecamatan Bandar Mataram, Seputih Banyak, Way Seputih,
Rumbia, Putra Rumbia, Bumi Nabung, Seputih Surabaya, dan Bandar Surabaya.
Sementara untuk calon kabupaten persiapan Seputih Barat menjadi kabupaten persiapan
dengan calon ibukota di kecamatan Padang Ratu yang meliputi kecamatan Padang Ratu,
Anak Tuha, Anak Ratu Aji, Bangun Rejo, Kalirejo, Pubian, Sendang Agung, dan Selagai
Lingga.

Anlisis:
Dalam hal pembahasan mengenai pembentukan daerah baru atau pemekaran daerah yang
seperti pada kasus di atas, sebelum melakukan resmi melakukan pembentukan daerah,
dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) provinsi Lampung terlebih dahulu melakukan
pembahasan dan melakukan evaluasi untuk mengetahui bagaimana kesiapa calon daerah
persiapan.
Dalam pasal 42 UU no. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah disebutkan bahwa:

(1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap Daerah
Persiapan selama masa Daerah Persiapan.

(2) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melakukan pengawasan terhadap


Daerah Persiapan.

(3) Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia melakukan pengawasan terhadap


Daerah Persiapan.

(4) Pemerintah Pusat menyampaikan perkembangan pembinaan, pengawasan, dan


evaluasi terhadap Daerah Persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

b. URUSAN PEMERINTAHAN

A. Dalam RUU Omnibus Law Cipta Kerja, Pemda Tak Lagi Berwenang Urus
Amdal
Jumat, 14 Februari 2020 | 12:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Peran pemerintah daerah dalam menetapkan analisis
mengenai dampak lingkungan (amdal) kegiatan usaha dihapuskan dalam Rancangan
Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
Apabila RUU ini disahkan, kewenangan dalam menetapkan amdal sebuah kegiatan
usaha mutlak berada pada pemerintah pusat.
Hal ini diketahui dari draf omnibus law RUU Cipta Kerja yang telah disetorkan
pemerintah ke DPR.
Kompas.com telah mengonfirmasi mengenai draf RUU Cipta Kerja ke sejumlah
pimpinan Badan Legislasi DPR pada Kamis (13/2/2020).
Urusan amdal selama ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pasal 29 ayat (1) UU 32/2019 ini menyebut, "dokumen amdal dinilai oleh Komisi
Penilai amdal yang dibentuk oleh menteri, gubernur atau bupati/ wali kota sesuai
dengan kewenangan".
Namun, dalam draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja, Pasal 29 dihapus.
Demikian pula Pasal 30 yang memuat ketentuan mengenai keanggotaan Komisi Penilai
Amdal.
Pasal yang mengatur soal kewenangan penerbitan amdal pada RUU Omnibus Law Cipta
Kerja tertuang pada pasal 24 ayat (2), yakni berbunyi, "uji kelayakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Pusat".
Adapun, uji kelayakan yang dimaksud merujuk pada dokumen amdal sebagai sebuah
kegiatan usaha.
Selain itu, unsur transparansi dalam penyusunan amdal juga dihapuskan dalam RUU
Omnibus Law Cipta Kerja.
Pada Pasal 26 ayat (2) UU 32/2019 disebutkan, "pelibatan masyarakat harus dilakukan
berdasarkan prinsip pemberian informasi yang transparan dan lengkap serta
diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan".
Namun, dalam RUU Omnibus Law Cipta Kerja, unsur transparan dan lengkap dihapus
menjadi "penyusunan dokumen amdal dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang
terkena dampak langsung terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan".
Pada ayat (3) hanya disebutkan bahwa "ketentuan lebih lanjut mengenai proses
pelibatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah"

analisis
Dalam kasus ini jika amdal kewenangannya diambil oleh pemerintah pusat maka akan
kurang efektif karena tidak maksimalnya kinerja pemerintah untuk menangani kasus
amdal di setiap daerahnya , oleh karna itu agar terciptanya suatu pengawasan dan
pengendalian amdal yg efektif maka pemerintah pusat dibantu oleh pemerintah daerah.
Yaitu yg tertulis pada uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah pada pasal 9
ayat 3 yg berbunyi : Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota.
Dalam kasus ini termasuk dalam urusan pemerintah wajib yg tidak termasuk dalam
pelayanan dasar.

B. Presiden Joko Widodo menegaskan tak ada kebijakan untuk isolasi atau
lockdown di tingkat nasional maupun daerah. Jokowi menyatakan
pemerintah pusat masih belum mau menggunakan kebijakan tersebut dalam
menangani penyebaran virus corona atau Covid-19.
“Sampai saat ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown,” ujar Jokowi di
Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3).
Menurut Jokowi, kebijakan isolasi wilayah ini juga tak boleh diambil pemerintah
daerah. Sebab, kebijakan tersebut hanya boleh diputuskan oleh pemerintah pusat.
“Kebijakan lockdown baik di tingkat nasional maupun daerah adalah kebijakan
pemerintah pusat,” kata Jokowi.
Adapun, Jokowi menyebut penanganan Covid-19 yang diambil pemerintah adalah
mengimbau masyarakat bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Kebijakan tersebut
diharapkan bisa mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain.
Selain itu, kebijakan tersebut bertujuan menjaga jarak antar orang. “Serta mengurangi
kerumunan orang yang membawa risiko lebih besar pada penyebaran Covid-19,” kata
Jokowi.
Jokowi juga sempat menyinggung pemerintah daerah agar menyediakan transportasi
publik. Hal itu harus dilakukan dengan turut meningkatkan kebersihan dari moda
transportasi yang ada, baik kereta api, bus kota, LRT, MRT, maupun bus Transjakarta.
“Mengurangi antrean dan mengurangi tingkat kepadatan orang di moda transportasi
tersebut sehingga kita bisa menjaga jarak,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kepala Negara meminta pemerintah daerah berkomunikasi dengan
menteri terkait dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ketika mengambil
suatu kebijakan besar.
Dia juga meminta gugus tugas tersebut menjadi satu-satunya rujukan informasi dalam
penanganan Covid-19. “Untuk hindari kesimpangsiuran informasi,” kata Jokowi.

Analisis :
Berdasarkan uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah tentang urusan
pemerintahan . Dalam pasal 13 ayat dituliskan bahwa Berdasarkan prinsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat adalah:
a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh
Pemerintah Pusat; dan/atau
e. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi
kepentingan nasional.
seperti yg sudah disebutkan pada butir c yaitu bahwa permasalahan ini berdampak
negatif untuk seluruh masyarakat suatu negara dan bahkan antar negara, jadi ini
merupakan kewenangan mutlak pemerintah pusat untuk menetapkan suatu kebijakan
yg menyangkut masyarakat luas dan untuk menetapkan status bahaya , apakah perlu
menetapkan status lockdown untuk seluruh daerah atau tidak. Jadi pemerintah daerah
tidak boleh membuat kebijakan diluar kewenangan nya dan harus sesuai instruksi
pemerintah pusat sebagai pemegang kewenangan tersebut

C. Nadiem Lempar Masalah Pemerataan Guru ke Pemerintah Daerah


CNN Indonesia
Minggu, 01/12/2019 08:00
Nadiem Lempar Masalah Pemerataan Guru ke Pemerintah Daerah
Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan bahwa masalah pemerataan guru bukan
hanya tanggung jawabnya, tetapi juga pemerintah provinsi serta kabupaten/kota (CNN
Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
menyebut sukses atau tidaknya pemerataan guru di berbagai daerah tidak bergantung
kepada Pemerintah Pusat. Menurutnya, justru lebih bergantung kepada kesiapan
pemerintah kabupaten/kota dan provinsi.
Nadiem mengatakan itu ketika ditanya soal masalah jumlah guru yang masih belum
merata di berbagai daerah. Tidak sedikit sekolah yang mengalami kekurangan tenaga
pengajar.
"Jangan lupa ya kesuksesan pemerataan guru kuantitas dan kualitas guru itu sangat
tergantung kepada kesiapan pemerintah daerah dan pemerintah provinsi," kata Nadiem
di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Sabtu (30/11).
Nadiem menilai tak seharusnya hal tersebut ditanyakan kepada pemerintah pusat.
Menurut Nadiem, pemerintah pusat hanya bertugas melayani dan membantu
pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi untuk melaksanakan pemerataan
pendidikan ini.
"Karena mereka (pemkab, pemkot dan Pemprov) yang akan mengangkat guru, mereka
yang mendistribusikan guru di daerahnya masing-masing," kata dia.

Meski begitu, dia mengakui memang harus ada kerja sama secara gotong royong antara
pusat dan daerah. Sebab, persoalan ini memang tak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat, tetapi daerah selaku penyalur guru-guru tersebut.

"Jadi itu salah satu tantangan utama bagi kami juga," kata Nadiem.

Analisis :
Dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bidang pendidikan tidak
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pendidikan adalah
urusan pemerintahan yang bersifat konkuren yaitu ada kewenangan pusat, provinsi
dan kabupaten/kota.
"Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Urusan
Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota," mengutip bunyi Pasal 9 Ayat (3).Kemudian pada Pasal 12 Ayat (1)
dijelaskan bahwa urusan yang harus dilaksanakan pemerintah pusat dan daerah adalah
bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, sosial, perumahan
rakyat dan kawasan permukiman. Urusan yang bersifat absolut adalah bidang-bidang
yang diurusi oleh pemerintah pusat saja. Pemerintah daerah, baik tingkat provinsi mau
pun kabupaten/kota, tidak diberi kewenangan untuk ikut serta mengurusi bidang-
bidang yang itu.Ada pun urusan absolut yang hanya diurusi oleh pemerintah pusat
antara lain, politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal
nasional, dan agama. Itu tertulis dalam Pasal 20 Ayat (1) UU No. 23 tahun 2014.
c. HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAH

A. Pemerintah Pusat-Daerah, Mendagri Tjahjo Kumolo : Tidak Ada Atasan dan

Bawahan

Bisnis.com
26 Feb 2019, 15:29 WIB - Oleh: Risma Budi Octavianti

JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berkomitmen meningkatkan


hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membangun sistem
pemerintahan yang efektif dan efisien.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa pemerintah pusat
menempatkan pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai mitra
kerja.

“Posisi Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai mitra pemerintahan, tidak ada
atasan bawahan. Sama-sama berkomitmen membangun hubungan tata kelola
Pemerintahan Pusat dan Daerah yang  harus semakin efektif, efisien mempercepat
reformasi birokrasi  dalam rangka Penguatan Otonomi Daerah,” ujarnya dikutip dari
keterangan resminya, Selasa (26/2/2019).

Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, Mendagri melakukan pembinaan yang


bersifat umum seperti, pembagian urusan pemerintahan, kelembagaan daerah,
kepegawaian pada perangkat daerah, keuangan daerah, pembangunan daerah, pelayanan
publik di daerah, kerja sama daerah, kebijakan daerah, kepala daerah dan DPRD, dan
bentuk pembinaan lain.

Esensi pertama UU 23 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan pengawasan (Binawas) di mana
Mendagri sebagai Koordinator Pembinaan dan Pengawasan atas sepuluh aspek, mulai dari
urusan, kepegawaian, keuangan, pelayanan publik, pembangunan sampai kerjasama
daerah.

“Fungsi pembinaan dituangkan dalam fasilitasi dan regulasi yang kita buat. Sehingga setiap
tahun pasti terbit tiga Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) baru terkait
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Pedoman Umum Anggaran Pendapatan, dan
Belanja Daerah (Pedum APBD) dan Binwas. Semua Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah memedomaninya” kata Tjahjo.

Esensi kedua UU 23 Tahun 2014 pada pasal 407 yang berbunyi ‘Pada saat undang-undang
ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan secara langsung
dengan daerah wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada undang-undang
ini’

Pada saat pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota


dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Namun, gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan yang bersifat umum dan bersifat teknis.

Meski demikian, Kemendagri tetap memiliki fungsi sentral sebagai regulator dan fasilitator
kepala daerah melalui Ditjen Otonomi Daerah.

Semakin bertambah sentralnya posisi Kemendagri sebagai kementerian regulasi membuat


Mendagri menempatkan posisi kepala daerah, provinsi hingga kabupaten/kota sebagai
mitra pemerintahan untuk mengelola tata pemerintahan pusat dan daerah yang efektif,
efisien untuk mempercepat birokrasi.

Analisis
Pada dasarnya untuk membangun suatu pemerintahan yang efektif dan efisien antara
pemerintah daerah dan pemerintah pusat, pemerintah pusat sebaiknya menempatkan
pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota) sebagai mitra dalam hal menjalankan suatu
kegiatan pemerintahan.
Akan tetapi pemerintah pusat tidak boleh melupakan fungsi utamanya yaitu sebagai
regulator dan administrator dalam hal pembangunan daerah, hal ini dijelaskan dalam pasal
7 uu no. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang berbunyi:
(1)Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan oleh Daerah.
(2) Presiden memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

B. Jokowi Minta Mendagri Tata Hubungan Pusat dan Daerah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Dalam


Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk menata hubungan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah (Pemda). Sehingga bisa tercipta satu persepsi dalam menyukseskan
program cipta lapangan kerja.

"Saya minta Mendagri untuk menata tata hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pengantarnya ketika Rapat Terbatas
dengan topik Program Cipta Lapangan Kerja di Kantor Presiden Jakarta, Senin (11/11).
Ia mengatakan perlu ada hubungan yang harmonis antara Pemerintah Pusat, dengan
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Kota. Selain itu, juga kata dia
harus dilihat betul supaya semuanya satu garis beriringan dalam cipta lapangan kerja.

"Antara gubernur, bupati, wali kota sampai DPRD harus semuanya paham dan satu garis
tentang urgensi-nya cipta lapangan kerja," ujarnya menegaskan.

Oleh sebab itu reformasi yang dilakukan di tingkat pusat harus bergulir ke seluruh
provinsi, kabupaten, kota, baik dari sisi regulasi mau pun kewenangan daerah.

Presiden juga menilai pentingnya reformasi dalam sistem pelayanan birokrasi yang ada di
daerah.

Selama ini, menurut dia, belum ada keseragaman dalam sisi regulasi mau pun sistem
pelayanan birokrasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pada
kesempatan itu hadir seluruh jajaran menteri/pejabat setingkat menteri dari
kementerian/lembaga.

Analisis:
Untuk menata hubungan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dalam hal ini
presiden yaitu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam hal menjalankan
pemerintahan menginstruksikan agar pemerintah daerah dan pemerintah pusat harus
memiliki keseragaman dalam sisi regulasi maupun sistem pelayanan birokrasi antara pusat
dan daerah.
Untuk mencapai tujuan tersebut hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah harus mempunyai perencanaan terhadap sistem keuangan yang adil, proporsional,
demokratis transparan dan bertanggung jawab.

C. Kabupaten sigihe dan katadata kerja sama bangun inovasi daerah


Dkatadata.com
Kamis, 28 November 2019

Jabes mengatakan inovasi sangat penting untuk meningkatkan ekonomi daerah. Oleh
karena itu dibutuhkan riset dan publikasi untuk memecahkan masalah atau kesulitan yang
ada ditengah masyarakat. 

"Guru-guru yang di kepulauan kondisinya kekurangan guru. Kami adakan terobosan


Indonesia mengajar. Sehingga pemerataan guru tercapai," ujar Jabes, di Djakarta Theater,
Jakarta Pusat, hari ini.

Katadata dan Kabupaten Singihe akan bekerja sama membuat riset dan publikasi mengenai
kesehatan ekonomi, dan ekonomi. Diharapkan kerja sama ini dapat berlanjut pada rencana
riset lainnya.

Chief Content Officer Katadata Heri Susanto menyebutkan bahwa data penting untuk
merencanakan pembangunan atau menyusun kebijakan. Misalnya saja dapat mengetahui
desa-desa mana saja yang tingkat kemiskinan tinggi, daerah yang rawan pangan, dan
daerah yang kekurangan Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Heri menyatakan nantinya, Katadata akan melengkapi data regional dari berbagai sektor,
seperti keuangan, demografi, manufaktur. "Dengan adanya terobosan kebijakan, kami
berharap seorang pemimpin terlahir tidak hanya berasal dari daerah Jawa, tetapi di luar
Pulau Jawa," kata Heri.

Analisis:

Kerjasama antara pemerintah daerah adalah suatu bentuk pengaturan kerjasama yang
dilakukan antar pemerintah daerah dalam bidang bidang yang telah disepakati untuk
mencapai nilai efisiensi dan kualitas penyelenggaraan yang lebih baik. Kerjasama antar
pemerintahan perlu dilakukan dalam hal untuk meningkatkan ekonomi suatu daerah atau
untuk kemajuan suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai