PEMBENTUKAN DAERAH
"Ya, saya tekenlah SK TPPD Kabupaten Bandar Lampung agar jelas keberadaanya dan
TPPD pun punya legalitas. Selain itu, saya lakukan hal ini upaya TPPD dibawa kesana
kemari. Artinya, kepanitiaan bakal Daerah Otonomi Baru (DOB) itu memang sudah ada
dan jelas keberadaanya,"ujar Nanang, belum lama ini.
"Ya, di ambil nama Kabupaten Bandar Lampung untuk memudahkan para investor
untuk berinvestasi. Sebab, mereka (Para Investor) dan orang luar Provinsi Lampung
tahunya Bandar Lampung. Ya seperti di daerah lainlah misalnya Kota Bandung ada juga
Kabupaten Bandung. Sehingga, orang diluar sana tahunya nama Bandar Lampung,"
ungkapnya.
Untuk diketahui, usulan DOB Kabupaten Bandar Lampung merupakan pengganti usulan
DOB Kabupaten Natar - Agung dengan lima Kecamatan di dalamnya yakni Natar,
Jatiagung, Tanjung bintang, Tanjungsari dan Merbau Mataram.
Analisis:
Pembentukan kabupaten baru termuat dalam Pasal 32 UU No. 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa, pembentukan daerah terbagi menjadi 2 hal
yaitu pemekaran daerah dan penggabungan daerah. Pembentukan daerah sendiri
mencangkup pembentukan daerah provinsi dan pembentukan daerah kabupaten/kota.
Sebelum melakukan pembentukan daerah atau pemekaran daerah pemerintah provinsi
atau pemerintah kabupaten/kota harus melalui tahapan persiapan daerah provinsi dan
tahapan persiapan daerah kabupaten/kota. Pembentukan daerah persiapan harus
memenuhi persyaratan dasar dan persyaratan administratif antara lain:
a) Persyaratan dasar meliputi:
1) Persyaratan kewilayahan
2) Persyaratan dasar kapasitas daerah
Analisis:
Pada kasus diatas dijelaskan bahwa pembentukan daerah Lampung tenggara tersbut telah
mencapai tahap verifikasi bahkan untuk proses administrasi sudah mencapai 60 persen.
Tujuan dari pembentukan daerah baru tersebut adalah untuk memudahkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan pembangunan.
Dalam hal yang berkaitan dengan persyaratan administratif sendiri termuat dalam Pasal 37
UU no 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, bahwasannya persyaratan
administratif disusun dengan urutan tata ruang sebagai berikut:
Anlisis:
Dalam hal pembahasan mengenai pembentukan daerah baru atau pemekaran daerah yang
seperti pada kasus di atas, sebelum melakukan resmi melakukan pembentukan daerah,
dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) provinsi Lampung terlebih dahulu melakukan
pembahasan dan melakukan evaluasi untuk mengetahui bagaimana kesiapa calon daerah
persiapan.
Dalam pasal 42 UU no. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah disebutkan bahwa:
(1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap Daerah
Persiapan selama masa Daerah Persiapan.
b. URUSAN PEMERINTAHAN
A. Dalam RUU Omnibus Law Cipta Kerja, Pemda Tak Lagi Berwenang Urus
Amdal
Jumat, 14 Februari 2020 | 12:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Peran pemerintah daerah dalam menetapkan analisis
mengenai dampak lingkungan (amdal) kegiatan usaha dihapuskan dalam Rancangan
Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
Apabila RUU ini disahkan, kewenangan dalam menetapkan amdal sebuah kegiatan
usaha mutlak berada pada pemerintah pusat.
Hal ini diketahui dari draf omnibus law RUU Cipta Kerja yang telah disetorkan
pemerintah ke DPR.
Kompas.com telah mengonfirmasi mengenai draf RUU Cipta Kerja ke sejumlah
pimpinan Badan Legislasi DPR pada Kamis (13/2/2020).
Urusan amdal selama ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pasal 29 ayat (1) UU 32/2019 ini menyebut, "dokumen amdal dinilai oleh Komisi
Penilai amdal yang dibentuk oleh menteri, gubernur atau bupati/ wali kota sesuai
dengan kewenangan".
Namun, dalam draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja, Pasal 29 dihapus.
Demikian pula Pasal 30 yang memuat ketentuan mengenai keanggotaan Komisi Penilai
Amdal.
Pasal yang mengatur soal kewenangan penerbitan amdal pada RUU Omnibus Law Cipta
Kerja tertuang pada pasal 24 ayat (2), yakni berbunyi, "uji kelayakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Pusat".
Adapun, uji kelayakan yang dimaksud merujuk pada dokumen amdal sebagai sebuah
kegiatan usaha.
Selain itu, unsur transparansi dalam penyusunan amdal juga dihapuskan dalam RUU
Omnibus Law Cipta Kerja.
Pada Pasal 26 ayat (2) UU 32/2019 disebutkan, "pelibatan masyarakat harus dilakukan
berdasarkan prinsip pemberian informasi yang transparan dan lengkap serta
diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan".
Namun, dalam RUU Omnibus Law Cipta Kerja, unsur transparan dan lengkap dihapus
menjadi "penyusunan dokumen amdal dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang
terkena dampak langsung terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan".
Pada ayat (3) hanya disebutkan bahwa "ketentuan lebih lanjut mengenai proses
pelibatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah"
analisis
Dalam kasus ini jika amdal kewenangannya diambil oleh pemerintah pusat maka akan
kurang efektif karena tidak maksimalnya kinerja pemerintah untuk menangani kasus
amdal di setiap daerahnya , oleh karna itu agar terciptanya suatu pengawasan dan
pengendalian amdal yg efektif maka pemerintah pusat dibantu oleh pemerintah daerah.
Yaitu yg tertulis pada uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah pada pasal 9
ayat 3 yg berbunyi : Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota.
Dalam kasus ini termasuk dalam urusan pemerintah wajib yg tidak termasuk dalam
pelayanan dasar.
B. Presiden Joko Widodo menegaskan tak ada kebijakan untuk isolasi atau
lockdown di tingkat nasional maupun daerah. Jokowi menyatakan
pemerintah pusat masih belum mau menggunakan kebijakan tersebut dalam
menangani penyebaran virus corona atau Covid-19.
“Sampai saat ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown,” ujar Jokowi di
Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3).
Menurut Jokowi, kebijakan isolasi wilayah ini juga tak boleh diambil pemerintah
daerah. Sebab, kebijakan tersebut hanya boleh diputuskan oleh pemerintah pusat.
“Kebijakan lockdown baik di tingkat nasional maupun daerah adalah kebijakan
pemerintah pusat,” kata Jokowi.
Adapun, Jokowi menyebut penanganan Covid-19 yang diambil pemerintah adalah
mengimbau masyarakat bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Kebijakan tersebut
diharapkan bisa mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain.
Selain itu, kebijakan tersebut bertujuan menjaga jarak antar orang. “Serta mengurangi
kerumunan orang yang membawa risiko lebih besar pada penyebaran Covid-19,” kata
Jokowi.
Jokowi juga sempat menyinggung pemerintah daerah agar menyediakan transportasi
publik. Hal itu harus dilakukan dengan turut meningkatkan kebersihan dari moda
transportasi yang ada, baik kereta api, bus kota, LRT, MRT, maupun bus Transjakarta.
“Mengurangi antrean dan mengurangi tingkat kepadatan orang di moda transportasi
tersebut sehingga kita bisa menjaga jarak,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kepala Negara meminta pemerintah daerah berkomunikasi dengan
menteri terkait dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ketika mengambil
suatu kebijakan besar.
Dia juga meminta gugus tugas tersebut menjadi satu-satunya rujukan informasi dalam
penanganan Covid-19. “Untuk hindari kesimpangsiuran informasi,” kata Jokowi.
Analisis :
Berdasarkan uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah tentang urusan
pemerintahan . Dalam pasal 13 ayat dituliskan bahwa Berdasarkan prinsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat adalah:
a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh
Pemerintah Pusat; dan/atau
e. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi
kepentingan nasional.
seperti yg sudah disebutkan pada butir c yaitu bahwa permasalahan ini berdampak
negatif untuk seluruh masyarakat suatu negara dan bahkan antar negara, jadi ini
merupakan kewenangan mutlak pemerintah pusat untuk menetapkan suatu kebijakan
yg menyangkut masyarakat luas dan untuk menetapkan status bahaya , apakah perlu
menetapkan status lockdown untuk seluruh daerah atau tidak. Jadi pemerintah daerah
tidak boleh membuat kebijakan diluar kewenangan nya dan harus sesuai instruksi
pemerintah pusat sebagai pemegang kewenangan tersebut
Meski begitu, dia mengakui memang harus ada kerja sama secara gotong royong antara
pusat dan daerah. Sebab, persoalan ini memang tak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat, tetapi daerah selaku penyalur guru-guru tersebut.
"Jadi itu salah satu tantangan utama bagi kami juga," kata Nadiem.
Analisis :
Dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bidang pendidikan tidak
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pendidikan adalah
urusan pemerintahan yang bersifat konkuren yaitu ada kewenangan pusat, provinsi
dan kabupaten/kota.
"Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Urusan
Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota," mengutip bunyi Pasal 9 Ayat (3).Kemudian pada Pasal 12 Ayat (1)
dijelaskan bahwa urusan yang harus dilaksanakan pemerintah pusat dan daerah adalah
bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, sosial, perumahan
rakyat dan kawasan permukiman. Urusan yang bersifat absolut adalah bidang-bidang
yang diurusi oleh pemerintah pusat saja. Pemerintah daerah, baik tingkat provinsi mau
pun kabupaten/kota, tidak diberi kewenangan untuk ikut serta mengurusi bidang-
bidang yang itu.Ada pun urusan absolut yang hanya diurusi oleh pemerintah pusat
antara lain, politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal
nasional, dan agama. Itu tertulis dalam Pasal 20 Ayat (1) UU No. 23 tahun 2014.
c. HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAH
Bawahan
Bisnis.com
26 Feb 2019, 15:29 WIB - Oleh: Risma Budi Octavianti
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa pemerintah pusat
menempatkan pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai mitra
kerja.
“Posisi Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai mitra pemerintahan, tidak ada
atasan bawahan. Sama-sama berkomitmen membangun hubungan tata kelola
Pemerintahan Pusat dan Daerah yang harus semakin efektif, efisien mempercepat
reformasi birokrasi dalam rangka Penguatan Otonomi Daerah,” ujarnya dikutip dari
keterangan resminya, Selasa (26/2/2019).
Esensi pertama UU 23 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan pengawasan (Binawas) di mana
Mendagri sebagai Koordinator Pembinaan dan Pengawasan atas sepuluh aspek, mulai dari
urusan, kepegawaian, keuangan, pelayanan publik, pembangunan sampai kerjasama
daerah.
“Fungsi pembinaan dituangkan dalam fasilitasi dan regulasi yang kita buat. Sehingga setiap
tahun pasti terbit tiga Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) baru terkait
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Pedoman Umum Anggaran Pendapatan, dan
Belanja Daerah (Pedum APBD) dan Binwas. Semua Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah memedomaninya” kata Tjahjo.
Esensi kedua UU 23 Tahun 2014 pada pasal 407 yang berbunyi ‘Pada saat undang-undang
ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan secara langsung
dengan daerah wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada undang-undang
ini’
Meski demikian, Kemendagri tetap memiliki fungsi sentral sebagai regulator dan fasilitator
kepala daerah melalui Ditjen Otonomi Daerah.
Analisis
Pada dasarnya untuk membangun suatu pemerintahan yang efektif dan efisien antara
pemerintah daerah dan pemerintah pusat, pemerintah pusat sebaiknya menempatkan
pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota) sebagai mitra dalam hal menjalankan suatu
kegiatan pemerintahan.
Akan tetapi pemerintah pusat tidak boleh melupakan fungsi utamanya yaitu sebagai
regulator dan administrator dalam hal pembangunan daerah, hal ini dijelaskan dalam pasal
7 uu no. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang berbunyi:
(1)Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan oleh Daerah.
(2) Presiden memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
"Antara gubernur, bupati, wali kota sampai DPRD harus semuanya paham dan satu garis
tentang urgensi-nya cipta lapangan kerja," ujarnya menegaskan.
Oleh sebab itu reformasi yang dilakukan di tingkat pusat harus bergulir ke seluruh
provinsi, kabupaten, kota, baik dari sisi regulasi mau pun kewenangan daerah.
Presiden juga menilai pentingnya reformasi dalam sistem pelayanan birokrasi yang ada di
daerah.
Selama ini, menurut dia, belum ada keseragaman dalam sisi regulasi mau pun sistem
pelayanan birokrasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pada
kesempatan itu hadir seluruh jajaran menteri/pejabat setingkat menteri dari
kementerian/lembaga.
Analisis:
Untuk menata hubungan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dalam hal ini
presiden yaitu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam hal menjalankan
pemerintahan menginstruksikan agar pemerintah daerah dan pemerintah pusat harus
memiliki keseragaman dalam sisi regulasi maupun sistem pelayanan birokrasi antara pusat
dan daerah.
Untuk mencapai tujuan tersebut hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah harus mempunyai perencanaan terhadap sistem keuangan yang adil, proporsional,
demokratis transparan dan bertanggung jawab.
Jabes mengatakan inovasi sangat penting untuk meningkatkan ekonomi daerah. Oleh
karena itu dibutuhkan riset dan publikasi untuk memecahkan masalah atau kesulitan yang
ada ditengah masyarakat.
Katadata dan Kabupaten Singihe akan bekerja sama membuat riset dan publikasi mengenai
kesehatan ekonomi, dan ekonomi. Diharapkan kerja sama ini dapat berlanjut pada rencana
riset lainnya.
Chief Content Officer Katadata Heri Susanto menyebutkan bahwa data penting untuk
merencanakan pembangunan atau menyusun kebijakan. Misalnya saja dapat mengetahui
desa-desa mana saja yang tingkat kemiskinan tinggi, daerah yang rawan pangan, dan
daerah yang kekurangan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Heri menyatakan nantinya, Katadata akan melengkapi data regional dari berbagai sektor,
seperti keuangan, demografi, manufaktur. "Dengan adanya terobosan kebijakan, kami
berharap seorang pemimpin terlahir tidak hanya berasal dari daerah Jawa, tetapi di luar
Pulau Jawa," kata Heri.
Analisis:
Kerjasama antara pemerintah daerah adalah suatu bentuk pengaturan kerjasama yang
dilakukan antar pemerintah daerah dalam bidang bidang yang telah disepakati untuk
mencapai nilai efisiensi dan kualitas penyelenggaraan yang lebih baik. Kerjasama antar
pemerintahan perlu dilakukan dalam hal untuk meningkatkan ekonomi suatu daerah atau
untuk kemajuan suatu daerah.