Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Dari Guncangan Pertumbuhan ke Guncangan Pengeluaran Rumah Tangga


Kemiskinan di Indonesia diukur berdasarkan pengeluaran rumah tangga. Karena itu, kita harus terlebih
dahulu menerjemahkan guncangan dalam pertumbuhan ekonomi menjadi guncangan dalam pengeluaran
rumah tangga rata-rata per kapita. Hal ini dapat dicapai dengan memperkirakan korelasi antara
perubahan pertumbuhan ekonomi dan perubahan rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita.
Korelasi dapat diperoleh dengan memperkirakan model berikut:
∆𝑙𝑜𝑔PCE 𝑡= 𝛼 + 𝛽∆𝑔GDP𝑡+e𝑡
Dimana ∆𝑙𝑜𝑔PCE adalah perubahan log rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita dan ∆𝑔GDP
adalah perubahan laju pertumbuhan ekonomi, sedangkan 𝛽 adalah parameter korelasi yang akan
diperkirakan. Model tersebut dapat diestimasi dengan menggunakan data time series pertumbuhan
ekonomi dan rata-rata per kapita pengeluaran rumah tangga.

2.4 Dampak Distribusi Guncangan Pengeluaran


Setelah perkiraan penurunan rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita, langkah selanjutnya adalah
untuk memperkirakan bagaimana guncangan pengeluaran ini akan mempengaruhi distribusi rumah
tangga per kapita pengeluaran pada tahun 2020. Langkah pertama untuk melakukannya adalah
menghitung penurunan pengeluaran rumah tangga per kapita menurut persentilnya setiap satu persen
penurunan rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita. Ini diperoleh dengan membagi penurunan
proporsional dalam pengeluaran rumah tangga per kapita riil dengan penurunan rata-rata pengeluaran
rumah tangga per kapita. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4 dalam artikel tersebut dimana yang
memiliki nilai negatif kemiringan, mengkonfirmasikan dampak yang lebih besar di ujung bawah
distribusi.

2.5 Data
Kumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas), dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Susenas mengumpulkan data terkait indikator
kesejahteraan rumah tangga, seperti pengeluaran rumah tangga, serta demografi dasar dan karakteristik
lain dari rumah tangga dan anggotanya. BPS menggunakan data Susenas untuk menghitung Statistik
kemiskinan resmi Indonesia di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.

III. HASIL ESTIMASI

1
Dengan menggunakan metode yang dikembangkan di atas dan data yang tersedia, dapat diperkirakan
bahwa implikasi kemiskinan berbagai skenario pertumbuhan ekonomi akibat COVID-19 yang diusulkan
oleh berbagai institusi. Penelitian ini menggunakan tingkat kemiskinan resmi sebesar 9,22 persen pada
September 2019 sebagai garis dasar. Artinya kemiskinan Skenario rate yang diperkirakan disini
mengacu pada periode akhir tahun 2020 atau awal 2021.

3.1 Korelasi Guncangan Pendapatan dan Pengeluaran


Pada Tabel 2 artikel tersebut menunjukkan hasil estimasi Persamaan (1) tentang korelasi perubahan
ekonomi pertumbuhan dan perubahan rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita menggunakan data
deret waktu dari tahun 1980 hingga 2019. Koefisien menunjukkan bahwa kenaikan satu poin persentase
dalam pertumbuhan ekonomi berkorelasi dengan kenaikan 1,4 persen dalam rata-rata pengeluaran rumah
tangga per kapita dan sebaliknya. Ini estimasi korelasi akan diterapkan pada Persamaan (2) untuk
memperkirakan perubahan rata-rata per kapita pengeluaran rumah tangga antara 2019 dan 2020
berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diusulkan oleh berbagai institusi.

3.2 Proyeksi Pertumbuhan untuk 2020 dan Dampaknya pada Pengeluaran


Berdasarkan skenario pertumbuhan ekonomi pada figure 5 dan estimasi koefisien korelasi pada Tabel 2,
dapat diperkirakan bahwa dampak COVID-19 terhadap perubahan rata-rata pengeluaran rumah tangga
per kapita antara 2019 dan 2020. Tabel 3 menunjukkan hasil estimasi. Rata-rata rumah tangga per kapita
pengeluaran diperkirakan turun -1,17 menjadi -2,88 persen bila pertumbuhan pada tahun 2020
diproyeksikan masing-masing sebesar 4,2 dan 3 persen. Namun, penurunan tersebut akan jauh lebih
tinggi sebesar -4.16, -5.44, dan -5.72 persen ketika pertumbuhan pada tahun 2020 diproyeksikan jauh
lebih lambat pada masing-masing 2,1, 1,2, dan 1 persen.

3.3 Distribusi Guncangan Pengeluaran


Untuk mendistribusikan guncangan pengeluaran rumah tangga agregat pada Tabel 3 ke seluruh
distribusi, yaitu dengan guncangan dikalikan dengan dampak distribusi menurut persentil pengeluaran
rumah tangga per kapita pada Gambar 4. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar ini
menunjukkan distribusi dampak dalam per pengeluaran rumah tangga kapita berbagai proyeksi
pertumbuhan pada tahun 2020. Mencerminkan metode tersebut, yaitu Pola perubahan pengeluaran
rumah tangga per kapita pada tahun 2019−2020 meniru pola tahun 2005−2006 tetapi dengan besaran

2
yang berbeda. Saat pertumbuhan ekonomi hanya 1 persen, penduduk termiskin akan mengalami
penurunan pengeluaran rumah tangga per kapita sebanyak 10 persen. Sedangkan ketika pertumbuhan
ekonomi diproyeksikan hanya turun tipis menjadi 4,2 persen, maka Pengeluaran rumah tangga per
kapita penduduk termiskin hanya akan turun sedikit sebesar 2 persen. Namun demikian, hasil semua
simulasi menunjukkan bahwa masyarakat miskin relatif lebih terpengaruh oleh guncangan dibandingkan
dengan mereka yang berada di bagian distribusi yang lebih tinggi.

3.4 Dampak Kemiskinan


Untuk menghitung angka kemiskinan pada tahun 2020, pertama-tama memperkirakan pengeluaran
rumah tangga per kapita di 2020 dengan menerapkan perubahan distribusi pada Gambar 6 untuk
pengeluaran rumah tangga per kapita distribusi pada 2019. Menggunakan garis kemiskinan 2020, yang
sama dengan garis kemiskinan Maret 2019 karena pengeluaran rumah tangga 2020 diukur menggunakan
harga konstan Maret 2019, kemudian hitung angka kemiskinan pada tahun 2020.
Gambar 7 menunjukkan hasil proyeksi angka kemiskinan untuk berbagai proyeksi pertumbuhan
ekonomi di 2020. Baseline angka kemiskinan sebelum wabah COVID-19 pada September 2019 adalah
9,22 persen, yang menunjukkan bahwa 24,8 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan. Gambar 7
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi menjadi lebih lambat, angka kemiskinan akan meningkat.
Saat pertumbuhan pada tahun 2020 diproyeksikan pada 4,2 atau 3 persen, angka kemiskinan akan
meningkat masing-masing menjadi 9,7 dan 10,7 persen. Sementara itu, ketika pertumbuhan ekonomi
pada tahun 2020 diproyeksikan akan melambat menjadi 2,1, 1,2, dan 1 persen, angka kemiskinan tingkat
akan melonjak menjadi masing-masing 11,4, 12,2, dan 12,4 persen.
Terakhir, Gambar 8 menunjukkan perubahan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin yang
ditunjukkan oleh Gambar 7. Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,2 dan 3 persen, angka kemiskinan
meningkat sebesar 0,48 dan 1,44 poin persentase masing-masing, menyiratkan 1,3 dan 3,9 juta orang
miskin tambahan masing-masing. Sedangkan bila pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diproyeksikan
sebesar 2,1, 1,2, dan 1 persen, maka tingkat kemiskinan akan meningkat masing-masing sebesar 2,2, 3,
dan 3,1 poin persentase, yang berarti 5,9, 8, dan 8,5 juta lebih orang yang menjadi miskin.

IV. KESIMPULAN
Dalam makalah ini, dapat diperkirakan dampak COVID-19 terhadap kemiskinan di Indonesia. Satu
proyeksi menempatkan bahwa 1,2 juta orang di negara itu pada akhirnya akan tertular. Dampak

3
ekonominya juga diperkirakan parah. Dibandingkan dengan proyeksi baseline pertumbuhan ekonomi 5
persen pada tahun 2020, Berbagai penelitian memperkirakan COVID-19 akan menurunkan laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi antara 1 dan 4 persen. Untuk memperkirakan dampaknya
terhadap kemiskinan, dilakukan simulasi berdasarkan berbagai ekonomi skenario pertumbuhan.
Kemudian ditemukan bahwa dampak COVID-19 yang paling ringan pada pertumbuhan ekonomi, file
angka kemiskinan akan meningkat dari 9,2 persen pada September 2019 menjadi 9,7 persen pada akhir
tahun 2020. Ini menyiratkan bahwa 1,3 juta lebih orang akan didorong ke dalam kemiskinan. Di bawah
yang paling parah Diproyeksikan, angka kemiskinan akan meningkat menjadi 12,4 persen, artinya akan
bertambah 8,5 juta orang menjadi miskin.

Anda mungkin juga menyukai