Anda di halaman 1dari 42

Pasar Modal

3.1. Pendahuluan
Pembahasan mengenai pasar modal ini bersifat
pengenalan awal saja dan didasarkan dari publikasi
Bapepam Republik Indonesia. Pasar modal
dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif
untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian
disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Dengan
demikian pasar modal dapat menimbulkan multiplier
efek yang luas terutama kepada lembaga-lembaga
yang terkait. Pasar modal juga dapat dikatakan
sebagai wadah dan monopoli wadah dan monopoli
pemilikan perusahaan karena setelah perusahaan go
public dan memanfaatkan pasar modal kemudian
pemegang surat berharga juga menjadi pemilik
perusahaan sehingga menjadi milik publik.
13.2. Cara terjadinya
a. Tabungan
b. Kredit dari Bank
c. Intensifikasi penggunaan uang
13.3. Cara Pemindahan Modal
a. Cara langsung, adalah cara pemindahan
pembentuk modal langsung memberikan
modal kepada perusahaan yang
membutuhkannya.
b. Cara tidak langsung adalah penyerahannya
melalui suatu lembaga kredit.
BAB 14
JENIS-JENIS MODAL

14.1. Modal Asing/Utang


Modal asing adalah yang berasal dari luar perusahaan
yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan
dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal
tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus
dibayar kembali.
1. Modal Asing/Utang Jangka Pendek (Short-term Debt),
yaitu yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari
satu tahun.
2. Modal Asing/Utang Jangka Menengah (Intermediate-
Term Debt), yaitu yang jangka waktunya antara 1
sampai 10 tahun.
3. Modal Asing/Utang Jangka Panjang (Long-Term Debt)
, yaitu yang jangka waktunya lebih dari 10 tahun.
1. Modal Asing/Utang Jangka Pendek.
a. Kredit Rekening koran, adalah kredit yang diberikan
oleh Bank kepada perusahaan dengan batas plafon
tertentu.
b. Kredit dari penjual (Leverancier credit), merupakan
kredit perniagaan dan apabila penjualan dilakukan
dengan kredit.
c. Kredit dari Pembeli (Afnemers credit), adalah kredit
yang diberikan oleh perusahaan sebagi pembeli
kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya
atau barang-barang lainnya.
d. Kredit wesel, ini terjadi apabila suatu perusahaan
mengeluarkan surat pengakuan utang yang
berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah
uang tertentu dan pada saat tertentu, dan setelah
ditanda-tangani surat tersebut dapat dijual atau
diuangkan pada Bank.
2. Modal Asing/Utang Jangka Menengah.
a. Term Loan, adalah kredit usaha dengan
umur lebih dari satu tahun dan kurang
dari 10 tahun.
b. Leasing, adalah suatu alat atau cara
untuk mendapatkan services dari suatu
aktiva tetap.
c. Financial Leases, adalah bentuk leasing
yang tidak memberikan maintenance
servises, tidak dapat dibatalkan dan
harus dibayar penuh diangsur.
3. Modal Asing/Utang Jangka Panjang.
a. Pinjaman Obligasi (Bonds-paymen), yaitu
pinjaman uang jangka waktu yang panjang,
untuk mana debitur mengeluarkan surat
pengakuan utang yang mempunyai nominal
tertentu.
b. Pinjaman Hipotik (Morgage), adalah pinjaman
jangka panjang di mana pemberi uang
(kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu
barang tidak bergerak, agar supaya bila
debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang
dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut
dapat digunakan untuk menutup tagihannya.
14.2. Modal Sendiri.
1. Modal Saham, adalah bukti pengambilan
bagian atau peserta dalam suatu PT. Bagi
Perusahaan yang bersangkutan, yang diterima
dari hasil penjualannya akan tetap tertanam di
dalam perusahaan tersebut selama hidupnya.
2. Cadangan, dimaksudkan disini sebagai
cadangan dibentuk dari keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan selama beberapa
waktu yang lampau atau dari tahun yang
berjalan..
3. Laba Ditahan, keuntungan yang diperoleh oleh
suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan
sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh
perusahaan.
BAB 15
BIAYA PENGGUNAAN MODAL
(Cost of Capital)
Arti Biaya Kapital
Biaya kapital sebenarnya adalah merupakan batas tingkat hasil
minimum yang harus dapat dicapai oleh suatu investasi agar supaya
dapat menaikkan nilai perusahaan. Oleh karena itu sering juga biaya
kapital ini dianggap sebagai cut off rate terhadap proyek investasi
tersebut dapat menghasilkan keuntungan lebih besar dari tingkat biaya
kapital maka investasi itu akan menaikkan nilai perusahaan.
Sehubungan dengan hal itu maka kita perlu memperhatikan tiga aspek
dari biaya kapital ini yaitu:
1. Biaya kapital bukan selalu merupakan biaya yang sesungguhnya.
Biaya kapital sebenarnya hanyalah merupakan tingkat minimum
hasil-hasil yang harus dicapai proyek investasi dari suatu perusahaan
2. Biaya kapital menunjukkkan tingkat minimum dari keuntungan.
Apabila perusahaan tidak dapat memperoleh hasil yang lebih besar
atau paling tidak sama dengan biaya kapital itu maka akan berakibat
turunnya nilai perusahaan yang dapat dilihat dari turunnya nilai saham
di pasar bursa. Oleh karena itu biaya kapital ini untuk menjaga nilai
perusahaan tetap terjamin atau untuk menaikkan apabila terdapat
rencana investasi dan investasi itu menghasilkan return melebihi
tingkat minimumnya.
3. Biaya kapital terdiri dari tiga komponen yaitu:
a. Tingkat hasil dalam keadaan tanpa risiko
b. Premi resiko usaha
c. Premi risiko finansial

PENTINGNYA BIAYA KAPITAL


Biaya dari kapital yang tersedia dari suatu perusahaan akan
berhubungan erat dengan struktur kapital dari perusahaan itu.
Pada umumnya perusahaan memiliki sumber-sumber dana
yang berbeda-beda misalnya utang jangka panjang ataupun
modal sendiri yang berupa saham-saham.
Mengukur biaya kapital sebenarnya tidak lepas dari
pembahasan masalah strukrur kapital, karena struktur kapital
yang berbeda akan menimbulkan perbedaan terhadap biaya
kapital. Misalkan perusahaan dapat meminjam dengan
tingkat bunga yang relatif rendah sampai pada suatu titik
tertentu penggunaan utang dapat menurunkan biaya kapital,
akan tetapi melewati titik debt equity ratio tertentu itu maka
perusahaan harus membayar biaya bunga yang tinggi dan
akan menaikkan biaya kapital.
BIAYA KAPITAL PERUSAHAAN
Biaya kapital rata-rata tertimbang dapat dinyatakan dalam bentuk
formulasi sbb:

K = % D (K) + % PS (Kp) + % CS (K)


Di mana:
K = Biaya kapital rata-rata tertimbang atau biaya kapital perusahaan
Kp = Biaya utang jangka panjang
K = Biaya modal saham
% D = Persentase dari utang di dalam struktur kapital
% PS = Persentase dari saham preferen di dalam struktur kapital
% CS = Persentase dari saham biasa di dalam struktur kapital.

Biaya kapital perusahaan ini biasanya dipakai sebagai ukuran


penetuan apakah usulan proyek diterima atau ditolak yang
dibandingkan dengan rate of return.
Bila weighted cost > rate of return maka rencana investasi itu
ditolak dan bila weighted cost < rate of return maka investasi itu
diterima.
BIAYA KAPITAL INDIVIDU
1. Biaya Utang.
a. Biaya utang jangka pendek.
1) Utang Dagang
contoh:
Dalam satu discount yang tidak diambil karena membayar
kredit terlalu mundur dari persyaratan kredit yang diperoleh
discount/potongan sebesar Rp1.000.000,00 dan rata-rata
utang dagang dalam satu tahun sebasar Rp10.000.000,00
sedang besarnya pajak perseroan adalah 50%.
Biaya utang dagang =
Cash discount yang hilang 1 tahun
---------------------------------------------- x (100% - pajak)
Rata-rata utang dagang 1 tahun
Maka biaya utang dagang adalah =
Rp1.000.000,00
----------------------- x (100% - 50%) = 5 %
Rp10.000.000,00
2) Utang wesel.
Utang wesel biasanya telah ditentukan bunga tetap yang
diperhitungkan sejumlah utang wesel yang bersangkutan dan akan
diambil/dipotong sekaligus dalam penerimaan utang tersebut.
Contoh:
Misal perusahaan mengambil utang wesel dengan nilai sejumlah
Rp10.000.000,00 dengan bunga 18% pertahun yang berumur satu
tahun dan tingkat pajak sebesar 50%.
Biaya utang wesel =
Bunga tetap
------------------------------------ x (100% - pajak)
Utang yang diterima nyata

Perusahaan dalam hal ini akan menerima sejumlah utang =


Rp10.000.000,00 – (18% x Rp10.000.000,00) = Rp8.200.000,00
Rp1.800.000,00
Maka biaya utang wesel = ---------------------------- x (100% - 50%)
Rp8.200.000,00
= 10,97%
b. Biaya utang jangka panjang. Utang jangka panjang umumnya dalam bentuk obligasi dan hipotik.
1) Pada obligasi ditetapkan besarnya bunga atau kupon obligasi yang akan dibayarkan, dan
wujud dari obligasi adalah surat berharga yang mempunyai nilai nominal per lembar.
Biaya
Maka besarnya biaya obligasi = ------------
Modal yang masuk
Di mana:
Biaya terdiri dari:
- Bunga
- Selisih harga kongkrit lembar obligasi dan nilai nominal Modal yang masuk: Adalah rata-rata dari nilai
nominal obligasi dan harga jualnya.

Jadi dapat dirumuskan:


f–p
C + -----------------------
n
Biaya 0bligasi = ----------------------- x (100% - pajak)
p+f
------
2
Di mana:
C = Tingkat bunga
F = Fase value (nilai nominal)
P = Price (nilai jual)
N = Umur obligasi
Contoh:
Perusahaan mengeluarkan obligasi dengan harga nominal per lembar
Rp100.000,00 dan mempunyai umur 10 tahun. Harga penjualan
obligasi yang diterima perusahaan sebesar Rp97.500,00 per lembar,
dan bunga obligasi ditetapkan 5% per tahun. Jika pajak perseroan 50%,
dan jumlah obligasi 100 lembar.
Maka besarnya biaya obligasi:
Rp100.000,00 – Rp97.500,00
(5% x Rp100.000,00 + ----------------------------------------------)
10
= ------------------------------------------------------------------------------ x (100% - 50%)
Rp97.500,00 + Rp100.000,00
--------------------------------------
2

(Rp5.000,00 + Rp250,00)
= ------------------------------------- x 50% = -------------- ? X 50% = 2,6582278481%
Rp98.750,00

= 2,66 %
2) Hipotek. Pada hipotek telah ditetapkan besarnya bunga yang
harus dibayarkan, dan biasanya menggunakan jaminan aktiva
tetap. Apabila aktiva tetap itu telah diasuransikan dan dibayarkan
dimuka maka akan mengurangi jumlah penerimaan utang/utang
efektif yang diterima.
Biaya atas penggunaan hipotek adalah besarnya bunga yang
harus dibayar dibandingkan dengan sejumlah modal dari utang
yang kongkret diterima diperhitungkan sesudah pajak.
Bunga
Biaya utang hipotek = --------------------------------------- (100% - pajak)
modal dari hipotik yang
masuk secara kongkret
Secara umum biaya-biaya atas utang itu dapat diformulasikan =
b
K = --------- (1 – t)
lo
Di mana:
B = Biaya bunga atau discount yang hilang
Lo = Jumlah utang yang betul-betul diterima
T = Tingkat pajak perseroan
Contoh:
Perusahaan mempunyai utang bunga berupa hipotek sebesar
Rp15.000.000,00 denga bunga 10% per tahun. Atas obligasi tersebut
diberikan jaminan berupa gedung dengan harga Rp20.000.000,00 dan
diasuransikan dengan premi Rp250.000,00 per tahun yang dibayar dimuka,
dan pajak perseroan adalah 50%.

Bunga
Biaya utang hipotek = --------------------------------------- (100% - pajak)
modal dari hipotik yang
masuk secara kongkret

Maka besarnya
10% x Rp15.000.000
Biaya hipotik = ----------------------------------------------------- (100% - 50%)
Rp15.000.000,00 - Rp250.000,00

Rp1.500.000,00
= -------------------------------------- x 50% = ---------- ? X 50%
Rp14.750.000,00
= 5,08%
2. Saham Preferen.
Biaya modal pada saham preferen adalah fungsi dari dividen yang diumumkan.
Saham preferen memperoleh hak-hak istimewa atau preferensi yaitu pembagian
terlebih dahulu dari keuntungan yang diperoleh dalam usaha itu.
Besarnya biaya modal saham preferen =
D
K = -------
lo
Di mana:
D = Dividen tahunan
Lo = Dana yang diterima dari saham preferen

Contoh :
Perusahaan menerbitkan saham preferen sebanyak 100 lembar @ Rp100.000,
00 dengan bunga tetap 8% per tahun. Tetapi setelah dijual ternyata laku
Rp90.000,00 per lembar atau sebesar Rp9.000.000,00
8% x Rp10.000.000,00
Biaya saham preferen = -------------------------------- x 100% = ------------ ? x 100%
Rp9.000.000,00

= 8,89%
3. Saham Biasa dan Modal Sendiri.
a. Biaya Modal Saham Biasa.
Besarnya biaya modal saham biasa =
D
K = -----------
lo
Di mana:
D = Dividen tahunan
Lo = Dana yang diterima dari saham biasa.
Apabila dividen yang dinyatakan itu diperkirakan akan naik dengan tingkat
perkembangan/pertumbuhan tertentu misalnya sebesar g, maka:
D
K = ---------- + g
lo
Contoh:
Perusahaan menerbitkan saham biasa sebanyak 150 lembar @ Rp100.000,00
Dividen yang akan dibayarkan keseluruhan adalah Rp750.000,00 dan tingkat
pertumbuhan diperkirakan 5% setiap tahun.
Maka besarnya biaya atas saham biasa =
Rp750.000,00
(----------------------------------------- x 100%) + 5% = (------------------- ? X 100% ) + 5%
=10%
Rp15.000.000,00
b. Biaya untuk Modal Sendiri.
Apabila kita menggunakan dana yang berasal
dari laba yang ditahan, penggunaan dana
tersebut juga terkandung/ada biayanya.
Besarnya biaya penggunaan dana yang
berasal dari laba ditahan adalah sama dengan
besarnya biaya pada penggunaan dana yang
berasal dari saham biasa, sebab apabila dana
itu diterimakan pada pemiliknya akan dapat
diinvestasikan dan mendapatkan sejumlah
tambahan keuntungan.
Jadi seperti perhitungan tersebut di atas bila
perusahaan menggunakan dana dari laba
ditahan Rp10.000.000,00 maka biaya atas
dana tersebut besarnya 10%.
BIAYA KAPITAL RATA-RATA TERTIMBANG
Setelah biaya kapital dari masing-masing jenis modal
itu kita perhitungkan maka biaya kapital keseluruhan
dapat kita perhitungkan. Perhitungan tersebut
dilakukan dengan mencari rata-rata tertimbang
dimana yang digunakan sebagai penimbang adalah
struktur kapitalnya.
Dari sejumlah contoh di atas maka yang termasuk di
dalam biaya kapital keseluruhan adalah biaya atas
utang jangka panjang, saham preferen, saham biasa
dan modal sendiri. Utang jangka pendek tidak
dimasukkan dalam biaya kapital keseluruhan ini
dikarenakan umurnya yang relatif pendek dan kurang
dari 1 tahun, sehingga tidak untuk membiayai
investasi.
Proporsi struktur kapital yang digunakan oleh perusahaan dalam
contoh tersebut di atas adalah:
Jenis kapital Rincian kapital Jumlah Proporsi
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Utang jangka panjang 1.1 Obligasi Rp10.000.000,00 16,666%
1.2 Hipotek Rp15.000.000,00 25,000%
2. Saham preferen Rp10.000.000,00 16,666%
3. Saham biasa Rp15.000.000,00 25,000%
4. Laba ditahan Rp10.000.000,00 16,666%
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rp60.000.000,00 100,000%
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sedangkan biaya kapitalnya masing-masing jenis modal telah
diperhitungkan dan diperoleh angka sbb:
Jenis kapital Rincian kapital Biaya atas kapital
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.Utang jangka panjang 1,1 Obligasi 2,66%
1.2 Hipotek 5,08%
2.Saham preferen 8,89%
3.Saham biasa 10,00%
4. Laba ditahan 10,00%
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhitungan rata-rata tertimbang dari biaya kapital adalah sbb:
------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis kapital Rincian kapital Proporsi Biaya Biaya rata-rata
Modal Tertimbang
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Utang jangka panjang 1.1 Obligasi 16,666% 2,66% 0,004433
1.2 Hipotek 25,000% 5,08%0,0127
2. Saham preferen 16,666% 8,89% 0,014816
3. Saham biasa 25,000% 10,00% 0,025
4. Laba ditahan 16,666% 10,00% 0,016666
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
0,073615
=7,3615%
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maka biaya kapital perusahaan tersebut sebesar 7,3615%

Jenis kapital yang diperhitungkan dalam rata-rata tertimbang dari


jenis kapital yang digunakan untuk membiayai investasi.
4. Biaya kapital.
a. Perusahaan mengeluarkan obligasi dengan harga nominal per lembar
Rp100.000,00 dan mempunyai umur 10 tahun. Harga penjualan obligasi
yang diterima perusahaan sebesar Rp97.500,00 per lembar, dan bunga
obligasi ditetapkan 5% per tahun. Jika pajak perseroan 50%, dan jumlah
obligasi 100 lembar. Berapakah besarnya biaya obligasi tersebut ?
b. Perusahaan mempunyai utang bunga berupa hipotek sebesar
Rp15.000.000,00 denga bunga 10% per tahun. Atas obligasi tersebut
diberikan jaminan berupa gedung dengan harga Rp20.000.000,00 dan
diasuransikan dengan premi Rp250.000,00 per tahun yang dibayar dimuka,
dan pajak perseroan adalah 50%. Berapakah besarnya biaya utang hipotik
tersebut ?
c. Perusahaan menerbitkan saham preferen sebanyak 100 lembar @
Rp100.000,00 dengan bunga tetap 8% per tahun. Tetapi setelah dijual
ternyata laku Rp90.000,00 per lembar atau sebesar Rp9.000.000,00.
Berapakah besarnya biaya saham preferen tersebut ?
d. Perusahaan menerbitkan saham biasa sebanyak 150 lembar @
Rp100.000,00 Dividen yang akan dibayarkan keseluruhan adalah Rp750.000,
00 dan tingkat pertumbuhan diperkirakan 5% setiap tahun.Berapakah
besarnya biaya saham biasa tersebut ?
e. Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan adalah
sama dengan besarnya biaya pada penggunaan dana yang berasal dari
saham biasa, sebab apabila dana itu diterimakan pada pemiliknya akan
dapat diinvestasikan dan mendapatkan sejumlah tambahan keuntungan.
Berapakah besarnya biaya atas dana modal sendiri tersebut ?
f. Hitunglah biaya kapital rata-rata tertimbang dari masing-masing jenis
modal tersebut?
BAB 16
PEMBELANJAAN INTERN
DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
16.1. Laba Ditahan Vs Dividen
16.2. Arti Pentingnya Pembelanjaan Intern
16.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen Suatu Perusahaan
16.4. Berbagai Macam Kebijakan Dividen
16.5. Stock dividen, Stock Splits dan
Pembelian Kembali Saham
16.1. Laba Ditahan Vs Dividen
Pembelanjaan intern (internal financing) adalah pemenuhan
kebutuhan dana dengan dana yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan, yaitu dana yang berasal dari
keuntungan/laba ditahan dan yang berasal dari depresiasi.
External Financing yaitu pemenuhan kebutuhan dana yang berasal
dari luar perusahaan yaitu dana yang berasal dari pemilik
perusahaan atau dari hasil penjualan saham (equity financing),
atau dana yang berasal dari hasil penjualan obligasi, kredit dari
supplier, kredit dari bank, atau perusahaan-perusahaan asuransi,
dll (debt financing).
Politik Dividen adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian
pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk
dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau
untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti pendapatan
tersebut harus ditahan di dalam perusahaan.
Laba ditahan (Retained Earning) merupakan salah satu sumber
dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan.
Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para
pemegang saham atau equity investor.
16.2. Arti Pentingnya Pembelanjaan Intern
Keuntungan merupakan sumber dana yang utama
bagi pertumbuhan perusahaan. Makin besarnya
bagian kebutuhan dana yang dipenuhi dengan
dana yang berasal dari keuntungan berarti makin
kuatnya posisi finansiil dari perusahaan yang
bersangkutan dan makin kecil
ketergantungannya kepada sumber dana ekstern.
Perimbangan antara pemenuhan kebutuhan dana
dari sumber intern dan dana dari sumber ekstern
mencerminkan pola pemenuhan kebutuhan dana
dalam perusahaan yang bersangkutan.
16.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen Suatu Perusahaan
1. Posisi Likuiditas Perusahaan
2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
4. Pengawasan terhadap Perusahaan
16.4. Berbagai Macam Kebijakan Dividen
1. Kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen
yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap
selama jangka waktu tertentu meskipun
pendapatan per lembar saham pertahunnya
berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah
dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu, adalah
dalam keadaan keuangan yang lebih baik
perusahaan akan membayarkan dividen ekstra di
atas jumlah minimal tersebut.
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen
payout ratio yang konstan, misanya 50% tidak
berfluktuasi.
4. Kebijakan dividen yang fleksibel, adalah penetapan
dividen yang besarnya setiap tahun disesuaikan
dengan posisi finansial dari perusahaan ybs.
Alasan-alasan yang mendorong perusahaan
menjalankan kebijakan dividen yang stabil
adalah sbb:
1. Memberikan kesan kepada para investor
bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang lebih baik di masa-masa
mendatang.
2. Banyak pemegang saham yang hidup dari
pendapatan yang diterima dari dividen .
Golongan ini dengan sendirinya tidak akan
menyukai adanya dividen yang tidak stabil.
16.5. Stock dividend, Stock Splits dan Pembelian Kembali Saham
a. Stock dividen.
Sebenarnya hanyalah pembayaran dividen dalam bentuk kas.
Pemberian stock dividen tidak akan mengubah jumlah modal sendiri
tetapi akan mengubah struktur modal sendiri.

Contoh soal:
Suatu perusahaan sebelum menetapkan pemberian stock dividen
mempunyai struktur modal sendiri sbb:
Saham biasa (Nominal Rp1.000,00 x 4.000 lbr) = Rp 4.000.000,00
Agio saham (Rp1.500,00 – Rp1.000,00) x 4.000 lbr = Rp 2.000.000,00
Laba ditahan = Rp14.000.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
Misalkan ditetapkan pemberian stock dividen sebesar 10%, yaitu
sebanyak 400 lbr tambahan saham. Harga pasar saham perusahaan
tersebut misalkan Rp1.500,00 per lembarnya. Untuk pemilik 10
lembar saham akan menerima saham tambahan sebanyak satu
lembar.
Bagaimana struktur modal sendiri setelah adanya penetapan pemberian
stock dividen tersebut?
Contoh jawab:
Saham biasa (Nominal Rp1.000,00 x 4.000 lbr) = Rp 4.000.000,00
Tambahan stock dividen 400 lbr x Rp1.000,00 = Rp 400.000,00
Agio saham (capital surplus)
(Rp1.500,00 – Rp1.000,00) x 4.000 lbr = Rp 2.000.000,00
Tambahan (Rp1.500,00 - Rp1.000,00) x 400 lbr = Rp 200.000,00
Laba ditahan (Rp14.000.000,00 – Rp600.000,00) =
Rp13.400.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
===============
Penjelasan:
Stock dividen seharga Rp600.000,00 (yaitu 400 lbr x Rp1.500,00)
dipindahkan dari laba ditahan ke rekening saham biasa dan
“Capital surplus”.
Oleh karena nilai nominalnya tetap sama yaitu Rp1.000,00 per
lembarnya, maka tambahan jumlah 400 lbr saham biasa
mengakibatkan bertambahnya saham biasa Rp400.000,00 yaitu
400 lbr x Rp1.000,00.
Sisanya sebesar Rp200.000,00 yaitu (Rp600.000,00 minus
Rp400.000,00) ditambahkan pada rekening Capital surplus.
b. Stock Splits
Stock splits adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi
jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga
nominal per lembarnya secara proporsional.

Contoh soal:
Sebelum ada stock splits:
Saham biasa (Nominal Rp1.000,00 x 4.000 lbr) = Rp 4.000.000,
00
Agio saham (capital surplus)
(Rp1.500,00 – Rp1.000,00) x 4.000 lbr = Rp 2.000.000,00
Laba ditahan = Rp14.000.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
===============
Misalkan perusahaan akan mengadakan stock split “two to one
stock splits” artinya dua lembar saham baru akan ditukar
dengan satu lembar saham lama.
Bagaimana struktur modal sendiri setelah adanya stock splits
tersebut?
Contoh jawab:
Sesudah ada stock splits (two to one stock splits):
Saham biasa (Nominal Rp500,00 x 8.000 lbr) = Rp 4.000.000,00
Agio saham (capital surplus) = Rp 2.000.000,00
Laba ditahan = Rp14.000.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
===============
Dengan demikian perubahan hanya nampak pada nilai nominal per
lembar dan jumlah lembar sahamnya.
Sebenarnya stock splits dan stock dividend banyak persamaannya
kecuali dalam hal accountingnya. Seperti halnya pada stock
dividend, stock splits biasanya digunakan untuk maksud
menurunkan harga pasar per lembarnya. Tujuan utama dari stock
splits ialah untuk dapat menempatkan sahamnya dalam :trading
ring” yang lebih populer.

Lawan dari stock splits adalah “Reverse splits” dimana perusahaan


mengurangi jumlah lembar sahamnya. Misalnya “one to four
reverse splits” artinya untuk tiap saham ditukar dengan 4 lembar
saham lama karena harga pasar dianggap terlalu rendah.
c. Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stock)

Contoh soal:
Misalkan suatu perusahaan mempunyai pendapatan (earning) dan
harga pasar sbb:
Keuntungan neto sesudah pajak Rp1.000.000,00
Jumlah lembar saham yang bersedar 10.000
Pendapatan per lembar saham Rp1.000.000,00/10.000= Rp100,00
Harga saham per lembar (ex-dividen) Rp1.425,00
Price/earning ratio Rp1.425,00/Rp100,00=14,25

Misalkan perusahaan akan mendistribusikan Rp750.000,00 dengan


cara cash dividen atau dengan cara pembelian kembali saham.
Kalau investor menghendaki cash dividend, nilai saham sebelum
dividen dibayarkan adalah Rp75,00 (Rp750.000,00/10.000) yaitu
dividen yang diharapkan plus Rp1.425,00 = Rp1.500,00
Perusahaan memilih mengadakan pembelian kembali saham
dengan harga Rp1.500,00.
Berapakah pendapatan per lembar saham sesudah pembelian
kembali?
Contoh jawab:
Jumlah yang dapat dibeli dengan Rp750.000,00 dari harga pasar
saham Rp1.500,00 adalah :
Rp750.000,00
------------------ = 500 lembar
Rp1.500,00

Pendapatan per lembar saham sesudah pembelian kembali


saham akan menjadi :
Rp1.000.000,00
----------------------- = Rp105,26
10.000 – 500

Apabila price/earning ratio tetap 14,25 maka harga pasar dari


saham tersebut sebelum dividen akan menjadi 14,25 x Rp105,
26 = Rp1.500,00 yaitu samadengan harga pasar saham
sebelum dividen kalau menggunakan cara mendistribusikan
dana tersebut dengan membayarkan sebagai cash dividend.
Equilibrium repurchase price
Dari contoh tersebut di atas equilibrium repurchase price nya
adalah Rp1.500,00 per lembar saham.
Secara teoritis harga equilibrium yang ditawarkan dalam pembelian
kembali saham adalah:
D
P = Px + ----
S
Di mana,
P = harga equilibrium pembelian kembali saham
Px = harga per lembar saham atas dasar ex-dividen
D = jumlah dana yang akan didistribusikan
S = jumlah lembar saham yang beredar sebelum ada
pendistribusian
Rp750.000,00
P = Rp1.425,00 + -------------------
10.000
P = Rp1.425,00 + Rp75,00
P = Rp1.500,00
Metode pembelian kembali saham
1. Melalui “tender offer”, perusahaan
mengajukan penawaran resmi kepada
pemegang saham untuk membeli
kembali sejumlah lembar saham dengan
harga tertentu.
2. Melalui pembelian kembali saham di
pasar, dilakukan melalui makelar dengan
cara yang sama seperti investor yang lain.
Contoh soal :
Misalkan perusahaan memutuskan membagikan stock dividend
sebesar 20%, keadaan sebelum membagikan stock dividend
adalah sbb:
Laba setelah pajak Rp3.000 juta
Jumlah lembar saham 2.000.000
Laba per lembar saham, EPS Rp1.500
Harga saham Rp30.000
Price Earnings Ratio, PER 20 X
Jawab:
Kalau setelah membagikan stock dividen, PER ternyata tidak
berubah maka :
Laba setelah pajak Rp3.000 juta
Jumlah lembar saham 2.400.000
Laba per lembar saham, EPS Rp1.250
Price Earnings ratio, PER 20 X
Harga saham Rp25.000
Apa arti keadaan tersebut?
Kalau semula seorang pemodal memiliki 100 lembar
saham dengan harga Rp30.000, maka kekayaannya
adalah Rp3.000.000. setelah menerima dividen
sebanyak 20%, maka jumlah lembar sahamnya
menjadi 120, tetapi dengan harga hanya Rp25.000.
Kekayaannya tetap Rp3.000.000.
Misalkan PER menjadi 21 X, apa akibatnya?
Harga saham akan menjadi 21 x Rp1.250 = Rp26.250.
Meskipun harga ini lebih kecil dari harga semula
(yaitu Rp30.000), tetapi karena pemodal sekarang
memiliki 120 lembar saham, maka nilai kekayaannya
adalah 120 x Rp26.250 = Rp3.150.000. Berarti
terjadi peningkatan kekayaan sebesar Rp150.000.
Kadang-kadang perusahaan melakukan pemecahan saham
(stock split), sehingga jumlah lembar saham yang beredar
menjadi lebih besar. Tujuan utama dari pemecahan saham ini
sebenarnya adalah untuk membuat saham tersebut lebih likuid
dalam perdagangan (artinya lebih sering diperdagangkan).
Ketidak-likuidan saham seringkali disebabkan oleh 2 unsur,
yaitu:
1. Harga saham terlalu mahal, dan
2. Jumlah lembar saham yang beredar terlalu sedikit.
Dengan memecah saham, misalnya dari satu menjadi tiga,
maka harga saham akan turun menjadi sepertiganya (sekali
lagi kalau prospek dan risiko tidak berubah), dan jumlah
lembar saham akan meningkat tiga kali.

Di Pasar modal Indonesia saham PT Cibinong pernah di-split,


sehingga jumlahnya menjadi lebih banyak dan harganya
dirasa cukup menarik diperdagangkan. Sebelum di split harga
saham Cibinong pernah mencapai Rp150.000 per lembar.
Harga ini dinilai terlalu tinggi karena untuk membeli satu lot
(sebanyak 500 lembar) pemodal harus mengeluarkan dana
sebesar Rp75 juta.
Contoh soal :
PT Paramita mempunyai dana yang tidak dipergunakan untuk investasi sehingga
akan dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dana ini sebesar Rp1.200 juta.
Saat ini keadaan perusahaan adalah sbb:
EPS Rp1.500
Jumlah lembar saham 2.000.000
Harga saham Rp18.000
PER 12 X
Apabila perusahaan membagikan dana tersebut sebagai dividen, manfaat apa
yang diperoleh bagi pemilik saham perusahaan tsb?
Jawab:
Maka dividen per share (DPS) adalah (Rp1.200 juta : 2.000.000)= Rp600.
Dengan demikian harga saham setelah diumumkan bahwa dividen per lembar
akan sebesar Rp600 akan naik menjadi Rp18.600.
Sekarang misalkan perusahaan merencanakan untuk membeli kembali sebagian
saham sesuai dengan harga pasar. Dengan dana sebesar Rp1.200 juta bisa
dibeli sejumlah 64.516 lembar (Rp1.200juta : Rp18.600). Dengan demikian maka
jumlah lembar saham akan berkurang menjadi 1.935.484 lembar (2.000.000 –
64.516). Apabila prospek perusahaan tersebut tidak berubah, maka:
EPS (Rp3.000juta : 1.935.484) Rp1.550
Jumlah lembar saham 1.935.484
PER 12 X
Harga saham (Rp1.550 x 12) Rp18.600
Apa arti keadaan tersebut?
EPS naik menjadi Rp1.550 karena laba setelah pajak
adalah sebesar Rp3.000juta. Karena jumlah lembar
saham sekarang hanya sebesar 1.935.484, maka
EPS menjadi Rp1.550.
Karena PER tetap sebesar 12 X, maka harga saham
menjadi Rp18.600 (Rp1.550 x 12). Ini berarti bahwa
pembagian dana tersebut sebagai dividen akan
membuat kekayaan pemegang saham meningkat
sebesar Rp600, demikian juga kalau dilakukan
pembelian sesuai dengan harga pasar.
Sejauh pembelian kembali saham tersebut sesuai
dengan harga pasar, maka bagi pemilik saham yang
dibeli (mereka menerima harga Rp18.600) dan yang
tidak dibeli (harga sahamnya naik menjadi Rp18.600)
akan memperoleh manfaat yang sama.

Anda mungkin juga menyukai