3.1. Pendahuluan
Pembahasan mengenai pasar modal ini bersifat
pengenalan awal saja dan didasarkan dari publikasi
Bapepam Republik Indonesia. Pasar modal
dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif
untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian
disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Dengan
demikian pasar modal dapat menimbulkan multiplier
efek yang luas terutama kepada lembaga-lembaga
yang terkait. Pasar modal juga dapat dikatakan
sebagai wadah dan monopoli wadah dan monopoli
pemilikan perusahaan karena setelah perusahaan go
public dan memanfaatkan pasar modal kemudian
pemegang surat berharga juga menjadi pemilik
perusahaan sehingga menjadi milik publik.
13.2. Cara terjadinya
a. Tabungan
b. Kredit dari Bank
c. Intensifikasi penggunaan uang
13.3. Cara Pemindahan Modal
a. Cara langsung, adalah cara pemindahan
pembentuk modal langsung memberikan
modal kepada perusahaan yang
membutuhkannya.
b. Cara tidak langsung adalah penyerahannya
melalui suatu lembaga kredit.
BAB 14
JENIS-JENIS MODAL
(Rp5.000,00 + Rp250,00)
= ------------------------------------- x 50% = -------------- ? X 50% = 2,6582278481%
Rp98.750,00
= 2,66 %
2) Hipotek. Pada hipotek telah ditetapkan besarnya bunga yang
harus dibayarkan, dan biasanya menggunakan jaminan aktiva
tetap. Apabila aktiva tetap itu telah diasuransikan dan dibayarkan
dimuka maka akan mengurangi jumlah penerimaan utang/utang
efektif yang diterima.
Biaya atas penggunaan hipotek adalah besarnya bunga yang
harus dibayar dibandingkan dengan sejumlah modal dari utang
yang kongkret diterima diperhitungkan sesudah pajak.
Bunga
Biaya utang hipotek = --------------------------------------- (100% - pajak)
modal dari hipotik yang
masuk secara kongkret
Secara umum biaya-biaya atas utang itu dapat diformulasikan =
b
K = --------- (1 – t)
lo
Di mana:
B = Biaya bunga atau discount yang hilang
Lo = Jumlah utang yang betul-betul diterima
T = Tingkat pajak perseroan
Contoh:
Perusahaan mempunyai utang bunga berupa hipotek sebesar
Rp15.000.000,00 denga bunga 10% per tahun. Atas obligasi tersebut
diberikan jaminan berupa gedung dengan harga Rp20.000.000,00 dan
diasuransikan dengan premi Rp250.000,00 per tahun yang dibayar dimuka,
dan pajak perseroan adalah 50%.
Bunga
Biaya utang hipotek = --------------------------------------- (100% - pajak)
modal dari hipotik yang
masuk secara kongkret
Maka besarnya
10% x Rp15.000.000
Biaya hipotik = ----------------------------------------------------- (100% - 50%)
Rp15.000.000,00 - Rp250.000,00
Rp1.500.000,00
= -------------------------------------- x 50% = ---------- ? X 50%
Rp14.750.000,00
= 5,08%
2. Saham Preferen.
Biaya modal pada saham preferen adalah fungsi dari dividen yang diumumkan.
Saham preferen memperoleh hak-hak istimewa atau preferensi yaitu pembagian
terlebih dahulu dari keuntungan yang diperoleh dalam usaha itu.
Besarnya biaya modal saham preferen =
D
K = -------
lo
Di mana:
D = Dividen tahunan
Lo = Dana yang diterima dari saham preferen
Contoh :
Perusahaan menerbitkan saham preferen sebanyak 100 lembar @ Rp100.000,
00 dengan bunga tetap 8% per tahun. Tetapi setelah dijual ternyata laku
Rp90.000,00 per lembar atau sebesar Rp9.000.000,00
8% x Rp10.000.000,00
Biaya saham preferen = -------------------------------- x 100% = ------------ ? x 100%
Rp9.000.000,00
= 8,89%
3. Saham Biasa dan Modal Sendiri.
a. Biaya Modal Saham Biasa.
Besarnya biaya modal saham biasa =
D
K = -----------
lo
Di mana:
D = Dividen tahunan
Lo = Dana yang diterima dari saham biasa.
Apabila dividen yang dinyatakan itu diperkirakan akan naik dengan tingkat
perkembangan/pertumbuhan tertentu misalnya sebesar g, maka:
D
K = ---------- + g
lo
Contoh:
Perusahaan menerbitkan saham biasa sebanyak 150 lembar @ Rp100.000,00
Dividen yang akan dibayarkan keseluruhan adalah Rp750.000,00 dan tingkat
pertumbuhan diperkirakan 5% setiap tahun.
Maka besarnya biaya atas saham biasa =
Rp750.000,00
(----------------------------------------- x 100%) + 5% = (------------------- ? X 100% ) + 5%
=10%
Rp15.000.000,00
b. Biaya untuk Modal Sendiri.
Apabila kita menggunakan dana yang berasal
dari laba yang ditahan, penggunaan dana
tersebut juga terkandung/ada biayanya.
Besarnya biaya penggunaan dana yang
berasal dari laba ditahan adalah sama dengan
besarnya biaya pada penggunaan dana yang
berasal dari saham biasa, sebab apabila dana
itu diterimakan pada pemiliknya akan dapat
diinvestasikan dan mendapatkan sejumlah
tambahan keuntungan.
Jadi seperti perhitungan tersebut di atas bila
perusahaan menggunakan dana dari laba
ditahan Rp10.000.000,00 maka biaya atas
dana tersebut besarnya 10%.
BIAYA KAPITAL RATA-RATA TERTIMBANG
Setelah biaya kapital dari masing-masing jenis modal
itu kita perhitungkan maka biaya kapital keseluruhan
dapat kita perhitungkan. Perhitungan tersebut
dilakukan dengan mencari rata-rata tertimbang
dimana yang digunakan sebagai penimbang adalah
struktur kapitalnya.
Dari sejumlah contoh di atas maka yang termasuk di
dalam biaya kapital keseluruhan adalah biaya atas
utang jangka panjang, saham preferen, saham biasa
dan modal sendiri. Utang jangka pendek tidak
dimasukkan dalam biaya kapital keseluruhan ini
dikarenakan umurnya yang relatif pendek dan kurang
dari 1 tahun, sehingga tidak untuk membiayai
investasi.
Proporsi struktur kapital yang digunakan oleh perusahaan dalam
contoh tersebut di atas adalah:
Jenis kapital Rincian kapital Jumlah Proporsi
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Utang jangka panjang 1.1 Obligasi Rp10.000.000,00 16,666%
1.2 Hipotek Rp15.000.000,00 25,000%
2. Saham preferen Rp10.000.000,00 16,666%
3. Saham biasa Rp15.000.000,00 25,000%
4. Laba ditahan Rp10.000.000,00 16,666%
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rp60.000.000,00 100,000%
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sedangkan biaya kapitalnya masing-masing jenis modal telah
diperhitungkan dan diperoleh angka sbb:
Jenis kapital Rincian kapital Biaya atas kapital
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.Utang jangka panjang 1,1 Obligasi 2,66%
1.2 Hipotek 5,08%
2.Saham preferen 8,89%
3.Saham biasa 10,00%
4. Laba ditahan 10,00%
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhitungan rata-rata tertimbang dari biaya kapital adalah sbb:
------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis kapital Rincian kapital Proporsi Biaya Biaya rata-rata
Modal Tertimbang
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Utang jangka panjang 1.1 Obligasi 16,666% 2,66% 0,004433
1.2 Hipotek 25,000% 5,08%0,0127
2. Saham preferen 16,666% 8,89% 0,014816
3. Saham biasa 25,000% 10,00% 0,025
4. Laba ditahan 16,666% 10,00% 0,016666
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
0,073615
=7,3615%
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Maka biaya kapital perusahaan tersebut sebesar 7,3615%
Contoh soal:
Suatu perusahaan sebelum menetapkan pemberian stock dividen
mempunyai struktur modal sendiri sbb:
Saham biasa (Nominal Rp1.000,00 x 4.000 lbr) = Rp 4.000.000,00
Agio saham (Rp1.500,00 – Rp1.000,00) x 4.000 lbr = Rp 2.000.000,00
Laba ditahan = Rp14.000.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
Misalkan ditetapkan pemberian stock dividen sebesar 10%, yaitu
sebanyak 400 lbr tambahan saham. Harga pasar saham perusahaan
tersebut misalkan Rp1.500,00 per lembarnya. Untuk pemilik 10
lembar saham akan menerima saham tambahan sebanyak satu
lembar.
Bagaimana struktur modal sendiri setelah adanya penetapan pemberian
stock dividen tersebut?
Contoh jawab:
Saham biasa (Nominal Rp1.000,00 x 4.000 lbr) = Rp 4.000.000,00
Tambahan stock dividen 400 lbr x Rp1.000,00 = Rp 400.000,00
Agio saham (capital surplus)
(Rp1.500,00 – Rp1.000,00) x 4.000 lbr = Rp 2.000.000,00
Tambahan (Rp1.500,00 - Rp1.000,00) x 400 lbr = Rp 200.000,00
Laba ditahan (Rp14.000.000,00 – Rp600.000,00) =
Rp13.400.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
===============
Penjelasan:
Stock dividen seharga Rp600.000,00 (yaitu 400 lbr x Rp1.500,00)
dipindahkan dari laba ditahan ke rekening saham biasa dan
“Capital surplus”.
Oleh karena nilai nominalnya tetap sama yaitu Rp1.000,00 per
lembarnya, maka tambahan jumlah 400 lbr saham biasa
mengakibatkan bertambahnya saham biasa Rp400.000,00 yaitu
400 lbr x Rp1.000,00.
Sisanya sebesar Rp200.000,00 yaitu (Rp600.000,00 minus
Rp400.000,00) ditambahkan pada rekening Capital surplus.
b. Stock Splits
Stock splits adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi
jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga
nominal per lembarnya secara proporsional.
Contoh soal:
Sebelum ada stock splits:
Saham biasa (Nominal Rp1.000,00 x 4.000 lbr) = Rp 4.000.000,
00
Agio saham (capital surplus)
(Rp1.500,00 – Rp1.000,00) x 4.000 lbr = Rp 2.000.000,00
Laba ditahan = Rp14.000.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
===============
Misalkan perusahaan akan mengadakan stock split “two to one
stock splits” artinya dua lembar saham baru akan ditukar
dengan satu lembar saham lama.
Bagaimana struktur modal sendiri setelah adanya stock splits
tersebut?
Contoh jawab:
Sesudah ada stock splits (two to one stock splits):
Saham biasa (Nominal Rp500,00 x 8.000 lbr) = Rp 4.000.000,00
Agio saham (capital surplus) = Rp 2.000.000,00
Laba ditahan = Rp14.000.000,00
Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000,00
===============
Dengan demikian perubahan hanya nampak pada nilai nominal per
lembar dan jumlah lembar sahamnya.
Sebenarnya stock splits dan stock dividend banyak persamaannya
kecuali dalam hal accountingnya. Seperti halnya pada stock
dividend, stock splits biasanya digunakan untuk maksud
menurunkan harga pasar per lembarnya. Tujuan utama dari stock
splits ialah untuk dapat menempatkan sahamnya dalam :trading
ring” yang lebih populer.
Contoh soal:
Misalkan suatu perusahaan mempunyai pendapatan (earning) dan
harga pasar sbb:
Keuntungan neto sesudah pajak Rp1.000.000,00
Jumlah lembar saham yang bersedar 10.000
Pendapatan per lembar saham Rp1.000.000,00/10.000= Rp100,00
Harga saham per lembar (ex-dividen) Rp1.425,00
Price/earning ratio Rp1.425,00/Rp100,00=14,25