Tugas KWN Arim ''16''
Tugas KWN Arim ''16''
Disusun oleh
Nama : I Ketut Arimbawa
Nim : 16C11647
Kelas : TK1A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah
Alat-alat medis dan sterilisasi dalam Keperawatan ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Alat-alat medis dan sterilisasi dalam
keperawatan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………. 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………... 4
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………5
Bab II Pembahasan
2.1 Alat-alat medis dalam Keperawatan…………………………………………..…. 6
2.2 Alat Sterilisasi dalam keperawatan………………………………………………10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,
dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh
atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik
yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi.
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya sterilisasi.
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
4
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme,
dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai
sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya.
Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam
amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998).
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Alat-alat medis dalam dunia
keperawatan.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mensterilisasi alat medis
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Fungsi : untuk kompres panas
c. Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)
Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang
menyusui.
d. Tapelhoed atau Tapelhoedje (Beld.) Nipple Shield (Ing.) Pelindung Puting Susu
Fungsi : untuk melindungi putting susu yang lecet pada waktu menyusui sehingga si
bayi dapat menghisap air susu melewati alat tsb.
7
e. Windring (Beld.) Air Cusion (Ing.)
Bentuk : berupa alat yang terbuat dari karet berbentuk lingkaran seperti ban mobil,
diameter dalam 13,5 cm luar 40 cm
Fungsi : sebagai tempat duduk pada penderita wasir/ ambeien.
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien setelah operasi colon (pembedahan usus
buatan melalui otot dan kulit perut)
g. Urinal
Fungsi : untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
Urinal male : untuk pasien laki-laki
8
Urinal female : untuk pasien wanita
h. Bedpan
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
9
a. Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.) Sarung Tangan
Fungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling
b. Cathether
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jenisnya :
Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon
dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak
copot.
10
untuk membilas/ mencucui isi perut,
untuk pemberian obat-obatan.
11
j. Spuit / Syringe
Fungsi : untuk menyuntik
m. Currete
Fungsi : untuk membersihkan rahim pada pasien abortus/ keguguran
12
b. Chart Vision Snellen
Fungsi : memeriksa visus/ ketajaman penglihatan
13
f. Clinical hermometer (Ing.) Thermometer klinik (Ind.)
Jenisnya :
Thermometer klinik non elektronik (air raksa)
Thermometer klinik elektronik
Fungsi : mengukur susu tubuh/ badan
g. Stethoscope
Jenisnya :
Obstetrical Stethoscope/ Stethoscope monoaural (Ing.) Stethoscope bidan
Fungsi : untuk mendengar bunyi jantung bayi dalam kandungan ibu hamil
14
h. Sphygmomanometer
Fungsi : untuk mengukur tekanan darah
Jenisnya :
Mercurial Sphygmomanometer/ Tensi meter air raksa
Electical Sphygmomanometer
15
Automatic Sphygmomanometer/ /Tensi meter tanpa dipompa
i. Speculum
Speculum atau specula (= bentuk jamak) adalah alat yang dimasukkan ke dalam liang
rongga tubuh yang kegunaannya adalah untuk memeriksa/ melihat bagian yang berada
di dalam liang rongga tsb.
a. Nasal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga hidung
16
Alat-alat Bedah
1. Scalpel (Beld.) Bistoury/ Bistouries (Ing.) Pisau operasi (Ind.)
Forceps merupakan alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan yang
dapat dikontrol (dijepitkan dan dilepaskan) yang digunakan untuk menjepit atau
memegang benda.
a. Thumb Forceps atau Dissecting Forceps (Ing.) Anatomische pinset (Beld.) Pinset
anatomis (Ind.).
17
Ciri-ciri : bagian dalam kedua belah ujungnya bergaris-garis horisontal.
b. Surgical Forceps atau Tissue Forceps (Ing.) Chirrurgical pinset (Beld.) pinset operasi.
Ciri-ciri : ujung piset keduanya bergigi.
18
4. Needle Holders (Ing.) Naald Voerder (Beld.)Fungsi : untuk menjepit jarum jahit
(hechtnaald) serta menjahit luka terbuka seperti luka kecelakaan atau
pembedahan.
5. Hecht Naald (Beld.) Surgical Needles atau Suture Needles (Ing.) jarum jahit
19
- Catgut Chromic
Catgut Chromic adalah Catgut Plain yang dilapisi oleh chromium sehingga daya
kekuatan mengikatnya lebih lama.
Polygiactin 910 conrtoh : Vicryl
Polygiactin acid conrtoh : Dexon
b. Yang tidak diabsorbsi tubuh.
Jenisnya yaitu :
Linen dari rami
Sutera, dalam bahasa Belanda : Zijde Dalam Bahasa Inggris Silk
Polyamide (Nylon)
20
Metode Sterilisasi
Sterilisasi secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan
berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh
mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara
membunuh mikroorganisme :
1. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi
sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak
mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada
suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak efektif untuk
disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin
(berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak
stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas
dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu,
bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp
untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
2. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap
dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan :
Penguraian gula
Degradasi vitamin dan asam-asam amino
Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur
yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme
penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya denaturasi dan
koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi
dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan
tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat
gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic serta media untuk
pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh
secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2
21
menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan
pemanasan.
3. Pemanasan dengan Bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil
dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang
ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC
selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang
digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan
0,2% klorokresol.
4. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan
dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme
tetapi tidak sporanya.
5. Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya.
Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai
DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk
sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua
macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x,
sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi dengan radiasi
digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap
panas (termolabil).
6. Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan
metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu tinggi akan
mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu
bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan
proses memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam
setiap hari selama 3 hari berturut- turut
7. Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (65 0C selama 30’ atau 720C
selama 15’ untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.
8. Sterilisasi secara Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik
terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang
dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat
iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di
pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol,
fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin,
22
deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-
propilakton (Volk, 1993)
A. Pelaksanaan
1. Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C)
dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan
karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu
dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan
logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat,
uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas.
Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
Perhatian :
1. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
2. Peralatan harus bersih dan masih berfungsi.
3. Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan :
nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
4. Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga
seluruh bagian dapat disterilkan.
5. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat
(dihitung sejak peralatan disterilkan).
6. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator,
sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.
7. Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang
steril.
8. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun
tutupnya.
23
9. Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan
kembali.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
24
angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat
terbakar.
4. Sterilisasi terhadap bahan baku kain atau media kultur( kain doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran,
kemudian kain resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan
dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman maupun
bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut dibersihkan terlebih dahulu,
setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum sterilisasi,
metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan
dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode
sterilisasi denga menggunakan autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran
anatara oksigen dan carbon dioxida.
5. Sterilisasi terhadap bahan baku plastik
Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan
menggunakan metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk
dari plastik tersebut. Untuk mensucikan alat dari bahan baku plastik sebaiknya
mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan detergen,
kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah itu cuci
denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptic
25
alat tersebut tidak dipakai dalam waktu yang lama, alat tersebut harus disterilkan
kembali sebelum pemakaian. Alat yang tidak dibungkus harus segera diguanakan
setelah dikeluarkan .jangan menyimpan alat dengan merendam dalam larutan .
2. Pengelolaan benda tajam
Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga
meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah, untuk
menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka semua benda tajam harus
digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh
digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk melakukan daur ulang atas pertimbangan
penghematan karena 17% kecelakaan kerja disebabkan oleh luka tusukan sebelum
atau selama pemakaian. salah satu contoh cara yang dianjurkan untuk mencegah
perlukaan akibat penggunaan jarum suntik yaitu jarum suntik tersebut langsung
dibuang ketempat sementaranya tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian
tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata ditutup kembali. Jika jarum terpaksa
ditutup kembali, gunakanlah cara penutupan dengan satu tangan untuk mencegah
jari tertusuk jarum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat-alat medis sangat penting untuk kita ketahui agar kita bisa mengetahui apa nama
dan fungsi dari masing-masing alat yang digunakan untuk melakukan tindakan medis,
dan agar dapat membedakan alat-alat medis yang digunakan antara di rumah dan di
rumah sakit. Dengan mengetahui alat-alat medis ini agar bisa paham dan mengerti saat
melakukan tindakan menggunakan alat yang benar.
Alat-alat medis yang telah digunakan akan dilakukan tindakan sterilisasi agar alat-alat
medis bisa digunakan kembali, disinilah perlu pemahaman lebih antara hubungan alat-
alat medis dengan cara sterilisasi.
B. Saran
26
Berdasarkan uraian di atas, kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan
falsafah negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjunjung tinggi dan
mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa
tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
27
Drs. Kaelam. M.S. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta.
Penerbit : Paradigma Yogya
Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Asih, Luh Gede Yasmin. 1993. Prinsip – prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan
Proses
Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
28