Anda di halaman 1dari 23

Pentingnya Agama dalam Keperawatan

Disusun Oleh

Nama : I Ketut Arimbawa


Nim : 16C11647
Kls : TK1A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual,
keyakinan dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi
pendekatan perawat dengan pasien. Spiritualitas merupakan suatu konsep yang unik
pada masing-masing individu.Manusia adalah makhluk yang mempunyai aspek spiritual
yang akhir-akhir ini banyak perhatian dari masyarakat yang disebut kecerdasan spiritual
yang sangat menentukan kehagiaan hidup  seseorang. Perawat memahami bahwa aspek
ini adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena selama dalam perawatan,
respon spiritual kemungkian akan muncul pada pasien.
Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan
yang holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga spiritualnya.
Untuk itulah materi spiritual diberikan kepada calon perawat guna meningkatkan
pemahaman dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kebutuhan spiritual.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Sehat Sakit Menurut Agama Hindu


Menurut ajaran agama hindu , konsep sehat sakit yaitu semua sistem dan unsur
pembentuk tubuh (Panca Mahabuta) dalam keadaan seimbang dan dapat berfungsi
dengn baik, Sedangkat manusia dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun
(kronis) atau gangguan kesehatan lain.
Berikut ini adalah beberapa uraian mengenai konsep sehat dan sakit menurut agama
hindu.
Dhanikah strotriyo raajaa
Nadii vaidyastu pancamah.
Panca yatra na vidyate
Na tatra divasam vaset.
(Canakya Nitisastra I,9)
Artinya:
Apabila tidak ada lima unsur seperti orang kaya (dhanikah), orang suci (strotria) yang
ahli Veda, pemimpin (Raja), orang yang ahli dalam pengobatan (vaidya) dan sungai
(nadi), di tempat tersebut, maka hendaknya janganlah bermukim di tempat itu.
Dalam Upa Veda ada yang disebut Ayur Veda sebagai ilmu yang mengajarkan
tentang memelihara kesehatan. Di kalangan umat Hindu di Bali dikenal kelompok
Pustaka Lontar yang disebut usada. Dalam usada tersebut juga diajarkan tentang ilmu
pengetahuan untuk memelihara kesehatan jasmani maupun rohani.
Dalam usada juga diajarkan mengenal tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan
bahan obat-obatan. Di India, Ayur Veda sudah dikembangkan sedemikian rupa,
sehingga telah menjadi sebuah cara memelihara kesehatan yang sudah memasyarakat.
Di fakultas kedokteran di India sudah ada jurusan kedokteran Ayur Veda, di samping
kedokteran Barat. Lama belajar antara kedokteran Ayur Veda dan kedokteran Barat
sama. Setelah tamat mereka dapat membuka praktik di masyarakat. Dengan demikian
masyarakat bebas memilihnya.

3
Sistem kedokteran Ayur Veda dapat berkembang demikian, karena melalui
proses yang panjang. Demikian juga usada di Bali memang sudah dijadikan dasar dalam
sistem pengobatan tradisional. Ke depan, pengobatan dengan bahan tumbuh-tumbuhan
ini tentu dapat dikembangkan secara modern melalui berbagai penelitian, seminar,
lokakarya dan berbagai percobaan. Dalam hal ini, berbagai disiplin ilmu lainnya patut
didayagunakan dalam membantu mengembangkan ilmu usada ini agar dapat
berkembang.
Ilmu kimia, ilmu biologi, ilmu botani, ilmu farmasi, dll. patut dijadikan ilmu
yang dapat membantu pengembangan ilmu usada itu agar dapat diaplikasikan dalam
sistem kehidupan modern. Para ilmuwan Hindu dari berbagai disiplin ilmu diharapkan
dapat terpanggil untuk ikut serta memajukan ilmu usada ini, agar ilmu warisan nenek
moyang kita lebih dapat didayagunakan untuk kesejahteraan hidup umat manusia di
kolong langit ini. Di samping itu, berbagai isi flora dan fauna sebagai bahan obat-obatan
dapat lebih dipahami maknanya dalam hidup ini.

Membantu klien menggunakan dukungan social, spiritual

Inti dari hubungan yang menyembuhkan adalah mengarahkan harapan klien.


Harapan adalah motivator untuk merangkul individu dengan strategi yang dibutuhkan
untuk menghadapi segala macam tantangan dalam hidup. Perawat dapat membantu
klien menemukan hal-hal yang dapat menjadi harapan. Klien yang menderita penyakit
terminal mungkin berharap dapat menghadiri hari wisuda anak perempuannya atau
untuk menjalani hidup setiap hari dengan penuh makna. Klien yang akan menjalani
bedah abdomen karena obstruksi usus mungkin mengharapkan peredaan nyeri dan
segera dapat kembali ke rumah.

4
Harapan mempunyai implikasi yang baik jangka pendek maupun jangka panjang
dalam perawatan klien. Harapan terorientasi masa depan dan membantu klien berupaya
ke arah penyembuhan, untuk membantu klien mencapai harapan, perawat dan klien
bekerja sama untuk menemukan suatu interprestasi tentang situasi yang dapat diterima
oleh kedua belah pihak. Kemudian perawat membantu klien untuk menggunakan
sumber yang tersedia bagi dirinya. Sumber ini dapat mencakup sikap positif klien
terhadap hidup, keinginan untuk selalu diberi tahu tentang kondisi dan membuat
keputusan yang masuk akal. Atau keinginan untuk mencoba terapi yang berbeda.
Misalnya, klien dengan nyeri abdomen mungkin mampu menerima fakta bahwa
nyerinya mungkin sebentar karena proses penyembuhan. Jika klien adalah seorang yang
biasanya mandiri dan merasa perlu untuk selalu dapat mengontrol diri, maka perawat
dapat memberikan beberapa pilihan terapi untuk penatalaksanaan nyeri dan meminta
klien untuk membuat keputusan yang masuk akal.

Untuk mendukung lebih lanjut hubungan yang menyembuhkan perawat harus


tetap menyadari tentang kekuatan dan kebutuhan spiritual klien. Penting bagi klien
untuk mampu mengekspresikan dan menelaah keyakinan-nya. Perawat yang
menghargai kepercayaan klien dan mengenali pengaruh spiritualitas yang dibeikan
terhadap penyembuhannya akan dirasakan oleh klien sebagai sumber (clark et al, 1991).
Ketika penyakit atau pengobatan menimbulkan kebingungan atau ketidakpastian bagi
klien, maka perawat harus mengenali dampak dari hal ini terhadap kesejahteraan klien,
sumber spiritual apa yang diperkuat? Perawat dapat memulai dari apa yang ingin klien
ketahui untuk menghilangkan ketidakpastian klien, klien mungkin juga meminta
kehadiran keluarga atau teman untuk mempertahankan persahabatan yang diperlukan
untuk penyembuhan.

5
a. Sistem dukungan

Dalam studi yang melibatkan klien Yahudi dan Kristen, Clark et al. (1991)
mengetahui bahwa sistem pendukung memberi mereka rasa sejahtera terbesar selama
perawatan di rumah sakit. Sistem pendukung berfungsi sebagai hubungan manusia yang
menghubung kan klien, perawat, dan gaya hidup klien sebelum terjadi penyakit. Bagian
dari lingkungan pemberi perawatan klien adalah kehadiran teratur dari keluarga dan
teman yang di pandang oleh klien sebagai pendukung. Perawat merencanakan
perawatan bersama klien dan jaringan pendukung klien untuk meningkatkan ikatan
interpersonal yang sangat penting untuk penyembuhan. Sistem pendukung sering
memberi sumber kepercayaan yang memperbaharui jati diri spiritual klien. Keluarga
dan teman mungkin juga menjadi sumber penting dalam melakukan ritual kebiasaan
keagamaan yang dianut oleh klien.

Setelah mengkaji fungsi keluarga dan teman yang berperan dalam hidup klien.
Perawat dapat mendorong mereka untuk mengunjungi klien secara teratur. Jika keluarga
dan teman ditemukan sebagai sumber spiritual bagi klien, maka mereka dapat menjadi
sumber terapi yang sangat baik. Dorongan perawat kepada keluarga untuk menjadi diri
mereka sendiri dapat memudahkan kemampuan keluarga untuk memberikan ketenangan
spiritual yang mampu mereka berikan. Sringkali penyakit dan lingkungan pengobatan
meninbulkan pengobatan begitu banyak ketidak tahuan dimana keluarga dan teman
terintimidasi. Perawat dapat sangat efektif dalam membantu keluarga diterima dengan
baik dan mengetahui bahwa dukungan dan kehadiran mereka. Adalah bagian penting
dari penyembuhan klien. Melibatkan keluarga dalam aktifitas pendoaan adalah suatu
tindakan yang sangat bijaksana jika hal ini sesuai dengan agama klien, dan anggota
keluarga dengan nyaman ikut serta. Memberikan dorongan kepada keluarga untuk
membawa simbol keagamaan yang bermakna dapat menjadi sumber konsolidasi dan
dukungan spiritual.

6
Sumber penting lainnya bagi klien adalah penasihat spiritual dan anggota dari
kerohanian. Perawat harus menanyakan kepada klien apakah klien menginginkan
penasehat spiritual mereka diberi tahu tentang perawatan mereka di rumah sakit. Semua
penasehat spiritual harus di buat nyaman di unit keperawatan. Jika di inginkan oleh
klien atau keluarga, maka perawat harus terus memberi tahu penasihat spiritual tentang
kehawatiran psikologi, psikososial, dan spiritual klien. Hal ini membantu dalam
memberikan perawatan kesehatan yang holistik. Perawat menunjukan respek terhadap
kebutuhan dan nilai. Spiritual klien dengan suka rela bekerja sama dengan orang lain
yang memberikan perawatan spiritual dan memudahkan pemberian pelayanan rohani
dan ritual.

Memberikan privasi bagi klien dan penasihat spiritualnya adalah tindakan yang
sensitif dan bijaksana. Jika perawat merasa tidak pasti tentang rutinitas agama klien,
menanyakan kepada penasehat spiritual, keluarga, atau klien adalah tindakan yang
sesuai. Sering kali klien yang di rawat di rumah sakit ingin mendiskusikan tentang
perhatian spiritualnya pada malam atau tengah malam, ketika pelayanan pendukung
seperti rohaniawan dan pekerja sosial tidak ada. Perawat dapat melakukan banyak hal
untuk memenuhi kebutuhan klien, cukup dengan mendengarkan.

b. Berdoa

Tindakan bedoa adalah bentuk”dedikasi-diri” yang memungkinkan individu


untuk bersatu dengan tuhan atau yang maha kuasa (McCullough, 1995). Berdoa
memberi kesempatan kepada individu untuk memperbaharui kepercayaan dan
keyakinannya kepada yang maha kuasa dengan cara yang lebih formal. Bagi banyak
orang, berdoa adalah suatu kesempatan untuk meninjau kembali kelemahan yang
mereka rasa dan untuk membuat komitmen hidup lebih baik. Klien dapat berpartisipasi
dalam berdoa secara pribadi atau mencari kesempatan untuk kelompok berdoa dengan
keluarga, teman, atau kelompok rohaniawan.

7
Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang efektif bagi seseorang untuk
mengatasi nyeri, stres, dan distres. Suatu setudi oleh Turner dan Celanci (1986)
mengidentifikasi bahwa dengan meningkatkan berdoa dan berharap, klien nyeri
pinggang kronis telah menunjukan penurunan intensitas nyeri. Yang juga sudah diteliti
adalah bahwa berdoa dapat mencakup perubahan kardiovaskular dan relaksasi otot.
Seringkali berdoa memnyebabkan seseorang merasakan perbaikan suasana hati dan
merasakan kedamaian dan ketenangan. Selama pengkajian perawat mengetahui apakah
berdoa merupakan ritual penting bagi klien dan kemudian menentukan apakah
intervensi dibutuhkan sehingga berdoa dapat dilakukan. Intervensi dapat mencakup
membentuk privasi, mendorong kunjungan dari rohaniawan, atau berdoa bersama klien.

c. Diet Terapi

Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan keperawatan. Makanan
juga komponen penting dari kepatuhan keagamaan. Seperti halnya kultur atau agama
tertentu. Makanan dan ritual sekitar persiapan dan penyajian makanan dapat menjadi
bagian penting dari spiritualitas seseorang.

Agama hindu mempunyai banyak pantangan diet beberapa sekte adalah


penganut vegetarian, mempercayai bahwa membunuh segalah makhluk hidup adalah
suatu tindakan kriminal. Banyak orang yang beragama budha juga vegetarian. Sebagian
besar penganut agama budha mempraktikkan moderasi dan tidak menggunakan alkohol,
tembakau, atau obat-obatan dan berpuasa pada hari-hari khusus agama.

Memakan daging babi dan mengkonsumsi alkohol adalah larangan dalam agama
islam. Ramadhan adalah berpuasa pada siang hari. Orang yang sakit, wanita hamil, dan
ibu yang sedang menyusui dibebaskan dari ritual berpuasa. Yahudi ortodoks,
konservatif dan sebagian yahudi reformasi sangat ketat mematuhi hukum halal dalam
diet, yang melarang makan daging babi dan kerang. Selain itu, daging dan susu, atau
produk dari susu, tidak dapat di makan bersamaan waktunya, harus di makan 6 jam
kemudian setelah makan atau minum yahudi juga mempunyai peraturan tentang
prersiapan makanan untuk tetap menjaga makanan tetap”halal” atau “terbekati.”

8
Sebagian tradisi kristen, seperti Adven Hari Ketujuh, mempunyai peraturan diet.
Kelompok lainnya, seperti Evangelikan melarang pengguanan alkohol, kafein, dan
tembakau. Sebagian penganut Adven Hari Ketujuh mungkin menolak makanan yang
mengandung daging. Saksi yehova menghindari makanan yang disiapkan dengan atau
mengandung darah, seperti saus darah atau marus. Banyak penganut khatolik roma,
yang berusia lebih dari 7 dan dibawah 65 tahun, jika kesehatan memungkinkan.
Berpuasa atau tidak makan daging pada rabu abu (yang menandai dimulainya bulan
puasa masehi, biasanya pada akhir februari) dan jumat agung (hari jumat sebelum
paskah). Khatolik ortodoks mungkin berpuasa selama bulan puasa masehi dan tidak
makan daging dan produk dari susu pada hari rabu dan jumat. Beberapa sempalan pada
hari kristen mungkin berpuasaa 1 sampai 6 jam sebelum komunik. Semua ritual
berpuasa tidak dilakukan saat sakit, hamil, atau menyusui.

Perawat dapat mengintegrasikan pilihan diet klien ke dalam perawatan sehari-


hari. Hal ini akan membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi dari institusi keperawatan
kesehatan. Pada situasi ketika dapur rumah sakit atau rumah perawatan tidak dapat
menyiapkan dengan cara yang dipilih, keluarga di izinkan membawa makanan yang
sesuai dengan pantangan diet yang diberlakukan oleh kondisi klien.

d. Mendukung Ritual

Bagi banyak klien, kemampuan untuk menelaah ritual keagamaan adalah suatu
sumber koping yang penting. Hal ini terutama benar bagi seorang lansia. Perawat yang
bertugas di lingkungan perawatan akut dan perawatan jangka panjang menjadi aktif
dalam perawatan spiritual klien, mereka membekali diri dengan kebijakan rumah sakit
mengenai kunjungan, pelayanan gereja, dan semua hal-hal yang berkenaan dengan itu
seperti penggunaan lilin untuk berdoa. Selain itu, perawat dapat berkonsul dengan
dokter dan farmasi tentang penggunaan obat-obat pribadi klien, ramuan tradisional, atau
medikasi herbal, jika memungkinkan. Karena kunjungan ke Kapel atau musola rumah
sakit atau menghadiri suatu pelayanan mungkin penting bagi klien yang dirawat di
rumah sakit ada keluarganya, pengarahan tentang kapel atau musola harus dicakupkan
selama orientasi pada fasilitas medis.

9
Pengaturan mungkin diperlukan dengan pastoran dari departemen perawatan bagi klien
dan keluarganya sehingga dapat menerima sakramen. Perawat merencanakan perawatan
pribadi, terapi, atau pemeriksaan untuk memungkinkan pelayanan dari tempat ibadah,
pembacaan keagamaan, atau kunjungan spiritual.

Dalam lingkungan rumah perawat mungkin harus menemukan cara untuk


memadukan pelayanan keagamaan. Banyak gereja membuat rekaman suara setiap
minggu tantang pelayanan keagamaan untuk jemaat di rumah. Anggota keluarga dapat
merencanakan sesi sembahyangan atau suat pembacaan alkitab yang teratur.
Kependetaan akan secara rutin memberikan tawaran untuk kunjungan rumah bagi
seseorang yang tidak mampu menghadiri pelayanan keagamaan.meditasi dan musik
keagamaan yang direkam dan pelayanan keagamaan yang ditayangkan di televisi
memberkan pilihan lain yang efektif.

Pandangan Hindu Terhadap Kloning


Ajaran agama Hindu memandang bahwa setiap orang hendaknya dapat
meningkatkan dirinya dengan memperdalam ilmu pengetahuan. Seseorang yang
memiliki ilmu pengetahuan dapat menganalisa dengan tajam segala sesuatu yang
dihadapi melalui kekuatan intelektual yang dimilikinya. Mengembangkan ilmu
pengetahuan dan meningkatkan ketajaman intelektual dan kecerdasan diamanatkan
dalam Kitab Suci Weda. Demikian pula mengasah ketajaman intelektual bagaikan
memiliki mata yang ketiga. Atas dasar sabda Tuhan Yang Maha Esa inilah merupakan
kewajiban bagi umat manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan
untuk kesejahteraan dan kebahagaiaan umat manusia.

10
Pada ajaran Hindu dikenal adanya Dewi Saraswati, sebagai perwujudan Hyang
Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), yang melambangkan ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan, yang memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan material dan spiritual.
Oleh karena itu pengembangan ilmu pengetahuan hendaknya tidak mengorbankan nilai-
nilai kemanusiaan, moral, etika dan spiritual. Ini berarti bahwa menurut ajaran Agama
Hindu, ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, harus memperhatikan nilai-nilai moralitas
dan etika. Ilmu pengetahuan akan mempunyai makna bila senantiasa berlandaskan nilai
moral, etika serta spiritual. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh dilepaskan dari
frame ajaran moral, etika, dan spiritual (Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2012).
Munculnya teknologi kloning hendaknya juga diarahkan untuk tujuan
mensucikan dan meningkatkan moral, etika dan spiritual umat manusia. Cerita-cerita
mitos keagamaan pada masa lalu meenggambarkan proses kloning dan rekayasa
genetika. Di dalam cerita Mahabarata digambarkan kelahiran Kurawa yang dapat
diinterpretasikan sebagai kloning. Kurawa yang berjumlah seratus orang berasal dari
gumpalan darah yang dieram kemudian berubah menjadi manusia dengan sifat-sifat
raksasa yang buas.
Dalam Kitab Puruna ditemukan cerita-cerita keagamaan kuno yang
menggambarkan lahirnya monster-monster hasil rekayasa genetika. Dalam kekawain
Bhomantaka diceriterakan tentang raksasa (monster) bernama Bhoma yang dilahrkan
karena perkawinan Visnu dengan Pertiwi. Akibat perkawinan ini lahirlah monster
raksasa yang sangat menakutkan yang kemudian menghancurkan bumi dan surga.
Monster ini kemudian berhasil dimisnahkan oleh Kresna. Secara normal pengembangan
jenis atau keturunan, masingmasing organisme oleh Tuhan telah ditetapkan suatu
rancangan pembiakan melalui rahim (jiwaja) melalui bertelur (andaja) melalui biji
(udbija) dan dengan panas (swedaja).
Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan sebagai lelaki dan perempuan
untuk dapat mengembangakan keturunan. Untuk menjadi ibu, wanita itulah yang
diciptakan dan untuk menjadi ayah laki-laki itulah yang diciptakan, karena itu upacara
agama ditetapkan dalam Wedda untuk dilaksanakan oleh suami
bersama istri (manu Smerti: IX.96)

11
Dari kutipan sloka-sloka itu terkandung isyarat dan prasyarat yang harus
diperhatikan dalam usaha mengembangkan keturunan, yaitu: Pertama, kelahiran
manusia sebagai lelaki atau perempuan adalah kodrat. Hidup yang baik adalah hidup
yang sesuai dengan kodrat itu sendiri yang sifatnya niscaya. Hidup yang sesuai dengan
kodrat adalah hidup yang baik karena dapat ikut ambil bagian dalam rencana Tuhan.
Kedua, untuk membentuk keluarga dengan maksud supaya ada keturunan, wajib
menempuh samsara wiwaha yang telah ditetapkan dalam Weda. Diluar itu dianggap
tidak sah. Ketiga, kodrat manusia untuk mengembangbiakkan keturunan melalui proses
kehamilan (rahim).
Kloning tidak lepas dari proses seleksi, hal ini berarti akan mengorbankan fetus
hasil kloning yang tidak mempunyai kualitas yang baik. Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa sejak terjadi pertemuan antara sonita dan sukra maka
sejak itulah telah ada kehidupan. Kegiatan seleksi dengan meniadakan fetus-fetus
tersebut berarti melakukan pembunuhan. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran
agama Hindu. Salah satu alasan yang dikemukakan oleh para ilmuwan yang bermaksud
melakukan kloning manusia adalah untuk menolong pasangan suami istri yang
mengalami kesulitan mendapatkan keturunan secara alami maupun secara in vitro.
Tidak dapat disangkal keberadaan anak di dalam suatu keluarga merupakan suatu hal
yang penting. Kitab Weda pun juga menjelaskan betapa pentingnya keberadaan anak di
dalam suatu keluarga.
Namun demikian hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan pembenar bagi
kegiatan kloning manusia. Karena pada hakekatnya mempunyai keturunan bukan satu-
satunya tujuan perkawinan. Menurut ajaran agama Hindu tujuan perkawinan adalah
meliputi dahrmasampatti (bersama suami istri mewujudkan pelaksanaan dharma), praja
(melahirkan keturunan) dan rati (menikmati kehidupan seksual dan kepuasan indria
lainnya). Jadi tujuan utama dalam perkawinan adalah melaksanakan dharma (Badan
Pembinaan Hukum Nasional, 2012).

12
Pandangan Hindu Terhadap Transplantasi Organ

Bagus Rai v, transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan karena adanya hukum karma
pala (perbuatan dari akibat) jadi setiap hal baik yang kita lakukan akan berbuah hal yang
baik di masa yang akan depan. Umat Hindu mempercayai bahwa menolong itu
merupakan karma baik, karma dalam agama hindu ada istilah “wasu deva kutum
baham” setiap makhluk hidup bersaudara.

Konsep Sehat Sakit menurut Agama Kristen


Kristen Katolik mengkritasi konsep sehat sakit dengan mengedepankan kesehatan
sebagai kemampuan seseorang untuk mengatasi gangguan fisik,psikis,sosial, sehingga
tidak terhambat dalam menyatakan panggilan hidupnya. KUHP pasal 351-358
melindungi seseorang terhadap tindakan yang menyebabkan kematian dan luka konsep
sakit yang merupakan gangguan regulasi kehidupan dalam tubuh atau hubungan dengan
lingkungan, sehingga manusia terhambat dalam mewujudkan dirinya atau arti dirinya.
Kelakuan manusia sendiri ditafsirkan sebagai reaksi Allah yang maha adil dan
menghukum kejahatan. Sakit dan derita ditafsirkan sebagai konsekuensi dosa, dan
dihubungkan dengan segala macam bentuk penampilan kejahatan.

Dukungan spiritual menghadapi masa terminal menurut Agama Kristen


Orang yang merasa dirinya dekat dengan Yesus, diharapkan akan timbul rasa tenang
dan aman, yang merupakan salah satu ciri sehat mental yaitu:
a) Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat
b) Memperbaiki persepsi ke arah positif
c) Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik

13
Pandangan Kristen Terhadap Kloning
Pandangan Kristen mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah dalam
terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan dalam rupa
Allah, dan karena itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa manusia
diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingan dengan ciptaan-
ciptaan lainnya.
Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan
seperti komoditas yang dijual atau diperdagangkan. Sebagian orang mempromosikan
kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang
yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok.
Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat
yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan
terhadap organ itu. Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melakukan hal yang
demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan
embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru,
untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. Pada
hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang
sampah,” meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh
Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan
mutlak atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah
menempatkan diri pada posisi Allah.Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal
demikian. Kalau kita melihat manusia semata-mata sebagai salah satu ciptaan dan bukan
sebagai ciptaan yang unik, dan manusia adalah ciptaan yang unik, maka tidak sulit
untuk melihat manusia tidak lebih dari peralatan yang perlu dirawat dan diperbaiki.
Namun kita bukanlah sekedar kumpulan molekul dan unsur-unsur kimia. Alkitab
dengan jelas mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap kita dan memiliki rencana
khusus untuk setiap kita. Lebih lagi, Dia menginginkan hubungan pribadi dengan setiap
kita, melalui Anak-Nya, Yesus Kristus.

14
Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat
manusia tidak punya kontrol terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah
bodoh kalau beranggapan bahwa niat baik akan mengarahkan penggunaan kloning.
Manusia tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian
yang harus dilakukan untuk mengatur kloning manusia.

Pandangan Kristen Protestan Terhadap Transplantasi Organ

Menurut Firman Sebatin Priatnof (GKI Guntur), di alkitab tidak dituliskan mengenai
mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh
saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang
membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan
berupa materi, uang untuk si pendonor organ.

Pandangan Kristen Katolik Terhadap Transplantasi Organ

Robertus Suryatno (keuskupan), transplantasi di perbolehkan jika dengan niat ikhlas dan
tidak untuk diperjual belikan. Karena agama Katolik itu sangat menjunjung tinggi
kehidupan.

Konsep Sehat-Sakit menurut Agama Budha


Manusia mengenal dirinya pada mulanya dari dimensi biologisnya dan memanfaatkan
anggota tubuhnya untuk memenuhi kebutuhannya, makan,minum,dan bekerja. Jadi
tidak langka bila tubuh mengalami gangguan kesehatan karena manusia belum merasa
puas bila kebutuhannya belum tercukupi dan tidak pernah memperdulikan kesehatannya
(terlalu bekerja keras, tidak ingat waktu). Dalam agama Budha dimensi biologis
(jasmani) terbagi menjadi empat unsur yaitu tanah,air,api,dan gas. Ke tidak seimbangan
dari keempat unsur ini menjadi salah satu sebab timbulnya gangguan kesehatan.
Status kesehatan seseorang ataupun masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
sekalipun tidak tepat tetapi juga tidak salah, kesehatan lingkungan sering diartikan
sebagai kebersihan lingkungan. Kesehatan lingkungan seharusnya mencakup pula
kebersihan perorangan, kebiasaan hidup dan semua dampak hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungan.

15
Dukungan spiritual menghadapi masa terminal menurut Agama Budha
Peran yang cukup mendasar tentang peran keagamaan terhadap perubahan fisik–
biologik, sebagaimana dituntut oleh para pakar yang berorientasi fisikalistik yang
mendapatkan bukti bahwa dengan perkataan yang baik dan halus sebagaimana
perkataan orang yang sedang berdoa dapat mengubah partikel air menjadi kristal
heksagonal yang indah, dan selanjutnya bermanfaat dalam upaya kesehatan secara
umum.
Pandangan Budha Terhadap Kloning
Buddhisme menyatakan bahwa sel-sel tubuh tak dianggap sebagai makhluk
hidup. Yakni, tidak dikenal bahwa masing-masing sel, jaringan, maupun organ di tubuh
kita itu memiliki unsur batiniah (Pali: nama). Jadi sel ovum dan sperma bukanlah
termasuk makhluk hidup yang memiliki kesadaran. Tetapi setelah terjadinya pembuahan
(bersatunya ovum dan sperma), maka terbentuklah secara perlahan-lahan sel-sel yang
akan tumbuh menjadi fetus melalui proses yang dikenal sebagai embryogenesis. Bayi
yang lahir tersebut memiliki unsur batiniah (nama) dan fisik (rupa).
Badan Pembinaan Hukum Nasional (2012) menjelaskan pada therapeutic
cloning (kloning jaringan dan organ), stem cell terbentuk sekitar 4-5 hari setelah
pembuahan (fertilization). Dalam tahap ini, tidak ditemukan bukti-bukti adanya
kesadaran. Karena kesadaran sangat erat hubungannya dengan sistem syaraf, yakni
tanpa sistem syaraf kesadaran kita tak akan berfungsi, maka patut kita teliti kapan mulai
terbentuknya sistem syaraf dalam proses embryogenesis ini. Proses terbentuknya sistem
syaraf dalam embryogenesis dikenal sebagai neurulation, dan prosesnya dimulai sekitar
minggu ketiga setelah pembuahan (Ref: Am J Med Genet C Semin Med Genet,
135C(1): 2-8). Ini adalah saat yang paling awal embryo tersebut dapat dikatakan
memiliki sistem syaraf. Saat ini sistem syarafnya masih baru saja mulai terbentuk, dan
tentunya masih jauh dari selesai. Oleh karena alasan inilah, maka tahap embryogenesis
di hari 4-5 post-fertilization itu masih belum dapat tergolong sebagai makhluk hidup.

16
Dan pengambilan stem cell dari tahap embryogenesis ini seharusnya tak
dianggap sebagai pembunuhan karena belum dapat tergolong sebagai makhluk hidup,
yakni belum terdapat bukti telah terbentuknya kesadaran. Dari argumen ini, maka
therapeutic cloning, andaikata saja dilakukan di minggu pertama pembuahan, tak dapat
disebut sebagai pembunuhan. Dengan sendirinya, praktek therapeutic cloning
seharusnya tidak dianggap bertentangan dengan etika Buddhis (Badan Pembinaan
Hukum Nasional, 2012).
Menanggapi reproductive cloning, buddhisme berpendapat bahwa munculnya/terbentuk
nya makhluk hidup bukanlah berasal dari hasil ciptaan, akan tetapi berasal dari
kegelapan batin Kloning sebenarnya bukanlah proses ilmiah yang aneh dalam
pandangan Buddisme karena Buddhisme selalu memandang segala sesuatu sebagai
rantaian sebab akibat. Proses cloning hanya dapat berhasil setelah ilmuwan mengerti
sebab akibatnya, yakni embryo dapat terbentuk dari hasil pembelahan sel ovum yang
bernucleus diploid (2 set kromosom). Dengan menyediakan kondisi yang cocok untuk
perkembangan embryo, maka tak heran bayi akan terbentuk. Jadi bila kondisi yang tepat
ada, maka akan bersatulah unsur batiniah (nama) dan fisik (rupa) yang kemudian akan
lahir menjadi seorang bayi. Walau dalam aspek filsafat, reproductive cloning tak
bertentangan dengan ajaran Buddha, akan tetapi dalam aspek pragmatic, reproductive
cloning masih mengalami banyak permasalahan teknis.
Banyak bukti-bukti yang menunjukan bahwa clone memiliki abnormalitas yang
belum jelas penyebabnya. Ilmuwan berpendapat bahwa inti sel yang diambil dari induk
tersebut mungkin tak optimal untuk dipakai dalam kloning karena semakin pendeknya
telomer (ujung DNA akan menjadi semakin pendek setiap kali sel membelah diri).
Banyak clone yang tak dapat hidup sepanjang usia induk mereka. Maka ilmuwan
seharusnya memikul tanggung jawab yang berat ini, dan seharusnya reproductive
cloning tidak dipraktekkan, apalagi dalam skala besar, sampai setelah permasalahan
teknis ini telah dapat ditanggani. Tetapi tentunya untuk menanggani permasalahan
teknis ini diperlukan percobaan, eksperimen (Badan Pembinaan Hukum Nasional,
2012).

17
Pandangan Buddha Terhadap Transplantasi Organ

Handojo Ojong (Ketua DPD Walubi Povinsi Jawa Barat),transplantasi tidak dilarang,
selama tujuannya untuk kesehatan dan menyelamatkan nyawa manusia , yang penting
tidak melanggar hukum agama, dan diusahakan apa yang masuk dalam tubuh seseorang
itu berasal dari keturunan yang baik serta bukan barang curian.

Konsep Sehat-Sakit menurut Agama Islam


Kesehatan dalam Perspektif Islam
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,darah,daging babi yang disembelih
atas nama selain Allah, yang tercekik yang terpukul,yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas.
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi
ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan
dengan manusia saja, tetapi dengan Sang Khalik-nya dana lam surga, namun
Islam memiliki aturan dan tuntutan yang bersifat komprehensif, harmonis,jelas
dan logis.
Konsep Sakit
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justru
memiliki kedudukan yang sangat mulia.
Demikianlah Allah SWT akan menguji hamba-hambanya dengan kebaikan dan
keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan agar mereka bersyukur dan
mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-nya kepada mereka.
Kemudian Allah SWT juga akan menguji manusia dengan keburukan seperti
sakit dan miskin, agar mereka bersabar dan memohon perlindungan serta berdoa.

18
Dukungan spiritual menghadapi masa terminal menurut Agama Islam
Pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesehatan telah diteliti pula oleh Zainullah (2005),
dengan sampel para santri suatu pondok pesantren. Penelitian dilakukan 3 minggu
sebelum Ramadhan sampai denganpuasa hari ke-26. Penilaian terhadap substansi
imunologik. Dari ketiga hal diatas maka peran perawat dengan memberikan bimbingan
secara koprehensip yaitu melalui keagamaan akan pengaruh terhadap kondisi bio, psiko,
sosio dan spiritual.

Pandangan Islam Terhadap Kloning


Hukum kloning dalam pandangan Islam sangat jelas, yang diambil dari dalil-
dalil qiyas dan itjihat. Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang
mampu memduplikasi makhluk hidup dengan sama persis, teknologi ini dikenal dengan
nama teknologi kloning. Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa
tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kloning telah berhasil dilakukan pada tanaman
sebagaimana pada hewan belakangan ini, kendatipun belum berhasil dilakukan pada
manusia. Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya adalah untuk
memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya, dan mencari
obat alami bagi banyak penyakit manusia terutama penyakit-penyakit kronis guna
menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap
kesehatan manusia.

19
Upaya memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan meningkatkan
produktivitasnya tersebut menurut syara’ tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk
aktivitas yang mubah hukumnya. Demikian pula memanfaatkan tanaman dan hewan
dalam proses kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit
manusia terutama yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan
hukumnya sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula
memproduksi berbagai obat-obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga
sunnah. Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses kloning untuk memperbaiki
kualitas tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas
hewan seperti sapi, domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan
proses kloning untuk  mempertinggi produktivitas hewan-hewan tersebut dan
mengembangbiakkannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit manusia,
terutama penyakit-penyakit yang kronis. Oleh karena itu tidak salah jika Majma' al-
Buhûts al-Islâmiyyah yang berpusat di Kairo Mesir mengeluarkan fatwa akan bolehnya
memanfaatkan teknologi kloning terhadap tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan
memiliki daya guna (bermanfaat) bagi kehidupan manusia. Hal ini didasarkan pada
prinsip bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan untuk kesejahteraan
manusia. Apalagi jika kita memanfaatkan proses kloning ini untuk jelas-jelas untuk
memperbaiki kualitas tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk
memperbaiki kualitas hewan. Selain itu juga dibolehkan memanfaatkan proses kloning
untuk  mempertinggi produktivitas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya,
ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit manusia, terutama penyakit-
penyakit yang kronis.

20
Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya
(nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah
dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau
inseminasi buatan. Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan
cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang
diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan
kejutan arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan
ini terjadi, sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam
rahim seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi,
dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat
dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya,
yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur
perempuan.
Pandangan Islam Terhadap Transplantasi Organ

Menurut bapak Suhada (ketua PKC Muhammadyah Sukajadi), untuk menentukan


hukum boleh tidaknya transplantasi organ tubuh, perlu dilihat tujuan serta asal organ
yang akan ditransplantasikannya.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual,
keyakinan dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan
mempengaruhi pendekatan perawat dengan pasien. Spiritualitas merupakan
suatu konsep yang unik pada masing-masing individu.Manusia adalah makhluk
yang mempunyai aspek spiritual yang akhir-akhir ini banyak perhatian dari
masyarakat yang disebut kecerdasan spiritual yang sangat menentukan
kehagiaan hidup seseorang. Perawat memahami bahwa aspek ini adalah bagian
dari pelayanan yang komprehensif. Karena selama dalam perawatan, respon
spiritual kemungkian akan muncul pada pasien.
Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan
yang holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun
juga spiritualnya. Untuk itulah materi spiritual diberikan kepada calon perawat
guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan spiritual.
B. SARAN

1. Menjadi masyarakat yang cerdas dan beragama haruslah kita dapat memahami
dan meyakinkan bahwa sehat sakit itu tergantung pada diri kita sendiri,
selayaknya kita harus slalu takwa kepada Tuhan dan meyakini kita memiliki
kekuatan sendiri dalam menyembuhkan diri
2. Menjadi seorang perawat hendaklah haruslah bermurah hati dan memberi
informasi bersifat pencerahan sebagai rasa ingin tahu pasien bisa terpuaskan. 
3. Menjadi seorang perawat harus memiliki sifat welas asih dan tanpa pamrih dan
jangan membeda-bedakan dari statusnya. 

22
DAFTAR PUSTAKA

Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills. Basic to
Advanced Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values.
California : Addis
Chandra, Budiman. 2009.Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Kajeng, I Nyoman dkk, 2003, Sarasamuscaya,  Paramita , Surabaya

23

Anda mungkin juga menyukai