Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

DIAGNOSA KEPERAWATAN, SETRATEGI PELAKSANAAN,

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DAN TERAPI MODALITAS

NI PUTU PANDE RATNAWATI


16C11848
KELAS: C Tingkat 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI


TAHUN AJARAN 2018
1. Halusinasi
Halusinasi merupakan persepsi sensori yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti melihat
bayangan atau suara-suara yang tidak ada.
a. Strategi Pelaksanaan Halusinasi

SP 1 Pasien: SP 1 Keluarga:
1. Mengidentifikasi jenis 1. Mendiskusikan masalah yang
halusinasi klien dirasakan keluarga dalam
2. Mengidentifikasi isi merawat klien
halusinasi klien 2. Memberikan pendidikan
3. Mengidentifikasi waktu kesehatan tentang pengertian
halusinasi klien halusinasi, jenis halusinasi
4. Mengidentifikasi frekuensi yang dialami klien, tanda dan
halusinasi klien gejala halusinasi, serta proses
5. Mengidentifikasi situasi terjadinya halusinasi
yang dapat menimbulkan 3. Menjelaskan cara merawat
halusinasi klien klien dengan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon
klien terhadap halusinasi
klien
7. Mengajarkan klien
menghardik halusinasi
8. Menganjurkan klien
memasukkan cara
menghardik kedalam
kegiatan harian
SP 2 Pasien: SP 2 Keluarga:
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian klien mempraktikkan cara merawat
2. Melatih klen mengendalikan klien dengan halusinasi
halusiansi dengan cara 2. Melatih keluarga melakukan
bercakap-cakap dengan cara merawat langsung
orang lian kepada klien halusinasi
1) Menganjurkan klien
memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian

SP 3 Pasien: SP 3 Keluarga:
1. Mengevaluasi jadwal 1. Membntu keluarga membuat
kegiatan harian klien jadwal aktifitas dirumah
2. Melatih klien termasuk minum obat
mengendalikan (discharge planning)
halusinasinya dengan cara 2. Menjelaskan follow up
melakukan kegiatan setelah pulang
3. Menganjurkan klien
memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian
SP 4 Pasien:
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang
pengobatan obat secara
teratur
3. Menganjurkan klien
memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian

b. Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi


Dirumah sakit jiwa, setiap pasien harus memiliki jadwal aktivitas secara teratur, yang
salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok ( TAK ). TAK yang digunakan dalam
penelitian ini adalah TAK orientasi realitas sesi I-III. - Pada jurnal dengan link:
http://112.78.40.115/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/158 dalam hal
ini TAK merupakan hal penting untuk halusinasi dan cara mengontrol halusinasi
tersebut dan ada juga kendala dalam menegakkan TAK.
c. Teriapi Modalitas
Dalam terpai modalitas pada halusinasi yaitu terapi kelompok karena yang sesuai apa
yang saya dapat terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu,
stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, orientasi realita, dan sosialisasi. Tujuan dari
terapi ini untuk melatih pasien mempresepsikan stimulus yang disediakan.
https://www.researchgate.net/publication/315934697_Tingkat_Kemandirian_Pasien_M
engontrol_Halusinasi_setelah_Terapi_Aktivitas_Kelompok

2. Waham
Waham merupakan keyakinan yang dirasakan klien yang tidak sesuai kenyataan atau
kebenaran yang di pertahankan oleh klien yang mengalami emosional yang tidak
terkontrol
a. Strategi Pelaksanaan Waham

SP 1 Pasien : SP 1 Keluarga:
1. Membantu orientasi realita 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Mendiskusikan kebutuhan dirasakan keluarga dalam
yang tidak terpenuhi merawat pasien
3. Membantu pasien 2. Menjelaskan pengertian,
memenuhi kebutuhannya tanda dan gejala waham, dan
4. Menganjurkan pasien jenis waham yang dialami
memasukkan dalam pasien beserta proses
jadwal kegiatan harian terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien waham

SP 2 Pasien: SP 2 Keluarga:
1. Membantu orientasi realita 1. Melatih keluarga
2. Mendiskusikan kebutuhan mempraktekkan cara
yang tidak terpenuhi merawat pasien dengan
3. Membantu pasien waham
memenuhi kebutuhannya 2. Melatih keluarga melakukan
4. Menganjurkan pasien cara merawat langsung
memasukkan dalam kepada pasien waham
jadwal kegiatan harian
SP 3 Pasien : SP 3 Keluarga:
1. Mengevaluasi jadwal 1. Membantu keluarga
kegiatan harian pasien membuat jadual aktivitas di
2. Memberikan pendidikan rumah termasuk minum obat
kesehatan tentang 2. Mendiskusikan sumber
penggunaan obat secara rujukan yang bisa dijangkau
teratur keluarga
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

b. Terapi Aktivitas Kelompok Waham


Terapi TAK yang dilakukan pada pasien waham yaitu ada sesi 1-3 sesi, dalam hal ini
waham dengan menerapkan TAK dapat dengan beberapa sesi penjelasan pada link :
www.academia.edu/6702475/TAK_WAHAM
c. Terapi Modalitas
Terapi modalitas pada pasien waham yaitu terapi kelompok

3. Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah prilaku yang bisa melukai orang lain atau dirinya sendiri.
a. Strategi Pelaksanaan

SP 1 Pasien: SP 1 Keluarga:
1. Membina hubungan saling 1. Diskusikan masalah yang
percaya dihadapi keluarga dalam
2. Klien dapat mengidentifikasi merawat pasien
penyebab prilaku kekerasan 2. Diskusikan kepada keluarga
3. Klien dapat mengidentifikasi penyebab dari munculnya
tanda-tanda kekerasan prilaku kekerasan
4. Prilaku kekerasan yang
dilakukan klien
5. Cara mengontrol perilaku
kekerasan
SP 2 Pasien: SP 2 Keluarga:
1. Evaluasi latihan nafas dalam 1. Evaluasi pengetahuan keluarga
2. Latih cara fisik ke-2: pukul tentang marah
kasur dan bantal 2. Anjurkan keluarga untuk
3. Menganjurkan pasien memotivasi pasien melakukan
memasukkan dalam jadwal tindakan yang telah yang telah
kegiatan harian dilakukan perawat
3. Ajarkan keluarga untuk
memberikan pujian kepada
pasien bila pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut
secara tepat
4. Diskusikan kepada keluarga
tindakan yang harus dilakukan
bila pasien menunjukkan gejala-
gejala prilaku kekerasan
SP 3 Pasien:
1. Evaluasi jadwal harian untuk
dua fisik
2. Latih mengungkapkan rasa
marah secara verbal
3. Susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara
verbal
SP 4 Pasien:
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian
pasien untuk cara mencegah
marah yang sudah terlatih
2. Latih pasien untuk meminum
obat secara teratur
3. Susun jadwal minum obat
secara teratur

b. Terapi Aktivitas Kelompok Prilaku Kekerasan


Dalam hal ini TAK pada prilaku kekesrasan dalam penelitian TAK menunjukan hasil
pengaruh yang signifikan antara TAK stimulus persepsi sesi I-III terhadap kemampuan
mengenal dan mengontrol prilaku kekerasan. Yang terdapat pada jurnal dengan link:
112.78.40.115/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/viewFile/54/93
c. Terapi Modalitas
Terapi modalitas pada prilaku kekerasan adalah terapi kognitif yaitu keyakinan untuk
mengurangi prilaku kekerasan contoh pada terapi spiritual mendengarkan ayat suci
alquran untuk mengontrol emosi. Pada link: https://scholar.google.co.id/shcolar?
q=terapi+modalitas+pada+perilaku+kekerasan&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholar
t#d=gs_qabs&p=&u=%23p%3DyzEcUhsBZg4J

4. Resiko Bunuh Diri


a. Strategi Pelaksanaan Risiko Bunug Diri

SP 1 Pasien: SP 1 Keluarga:
1. Mengidentifikasi benda- 1. Mendiskusikan masalah
benda yang dapat yang dirasakan keluarga
membahayakan pasien dan dalam merawat pasien
mengamankannya 2. Menjelaskan pengertian,
2. Latih mengendalikan diri tanda dan gejala risiko
dari dorongan bunuh diri bunuh diri, dan jenis
dengan membuat daftar perilaku bunuh diri yang
aspek positif diri sendiri, dialami pasien serta proses
latihan afirmasi/berfikir terjadinya
positif 3. Menjelaskan pada keluarga
car-cara merawat pasien
risiko bunuh diri
SP 2 Pasien: SP 2 Keluarga:
1. Latih mengendalikan 1. Melatih keluarga
dorongan bunuh diri: daftar mempraktikkan cara
aspek keluarga dan merawat pasien dengan
lingkungan risiko bunuh diri
2. Mendiskusikan bagaimana
keluarga melakukan cara
merawat pasien dengan
risiko bunuh diri
SP 3 Pasien: SP 3 Keluarga:
1. Diskusikan harapan masa 1. Identifikasi kekambuhan
depan yang realistis 2. Mendiskusikan sumber
2. Sarankan pasien cara rujukan yang bias dijangkau
mencapai harapan dan dan oleh keluarga
masa depan yang realistis
3. Latih kegiatan cara
mencapai harapan dan
masa depan yang realistis
secara bertahap
SP 4 Pasien:
1. Latih tahap kedua latihan
mencapai latihan sama
depan berikutnya.

b. Terapi Aktivitas Kelompok Risiko Bunuh Diri


TAK ini dilakukan untuk mengotrol pikiran untuk bunuh diri yang terjadi pada pasien
dengan risiko bunuh diri. Dan mampu untuk mencapai harapan yang realitis dan
melupakan hal pemikiran untuk bunuh diri.
c. Terapi Modalitas
Terapi modalitas pada pasien bunuh diri adalah terapi prilaku untuk mengotrol prilaku
kekerasan
https://www.scribe.com/document/360123706/6-LP-KASUS-SPTK-TAK-Resiko-
Bunuh-Diri

5. Harga Diri Rendah


Harga diri rendah adalah perasaan yang tidak berharga, dan menganggap dirinya
a. Strategi Pelaksanaan Harga Diri Rendah
SP 1 Pasien: SP 1 Keluarga:
1. Membina hubungan saling 1. Mendiskusikan masalah
percaya yang dirasakan keluarga
2. Mengidentifikasi dalam merawat pasien
kemampuan dan aspek 2. Menjelaskan pengertian,
positif yang dimiliki pasien tanda dan gejala harga diri
3. Membantu pasien menilai rendah yang dialami pasien
kemampuan pasien yang beserta proses terjadinya
masih dapat digunakan 3. Menjelaskan cara merawat
4. Melatih pasien dengan pasien harga diri rendah
kemampuan yang pasien
dipilih
5. Memberikan pujian yang
wajar terhadap
keberhasilan pasien
6. Memasukan dalam jadwal
harian
SP 2 Pasien: SP 2 Keluarga:
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara
2. Melatih kemampuan kedua merawat pasien dengan
3. Memberikan pendidikan harga diri rendah
kesehatan tentang 2. Melatih keluarga melakukan
pengobatan obat secara cara merawat langsung
teratur pasien dengan harga diri
4. Menganjurkan pasien rendah
memasukkan dalam jadwal 3. Menyarankan keluarga
kegiatan harian membuat jadwal aktivitas di
rumah termasuk minum obat
4. Menjelasakan follow up
pasien setelah pulang

b. Terapi Aktivitas Kelompok Harga Diri Rendah


Dalam TAK harga diri rendah yang dilakukan untuk mengontrol rasa kurang percaya
diri dan mampu untuk berinteraksi pada orang lain. Terdapat pada we dengan link:
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url-
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/
c. Terapi Modalitas
Terapi modalitas pada harga diri rendah adalah terapi kognitif. Perawat dengan
melakukan terapi ini untuk melatih klien mengubah cara klien menafsirkan dan
memandang segala sesuatu kekecewaan untuk menjadi lebih baik.
Jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/viewFile/978/1027

6. Isolasi Sosial
a. Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial

SP 1 Pasien: SP 1 Keluarga:
1. Membina hubungan saling 1. Memberikan pendidikan
percaya, membantu pasien kesehatan kepada keluarga
mengenal penyebab isolasi mengenai masalah isolasi

sosial sosial, penyebab isolasi sosial,

2. membantu pasien mengenal dan cara merawat pasien

manfaat berhubungan dan isolasi sosial

kerugian tidak berhubungan


dengan orang lain
3. mengajarkan pasien
berkenalan
SP 2 Pasien: SP 2 Keluarga:
1. Mengajarkan pasien 1. Melatih keluarga
berinteraksi secara bertahap mempraktikkan cara
merawat pasien isolasi sosial
langsung di hadapan pasien
SP 3 Pasien: SP 3 Keluarga:
1. Melatih pasien berinteraksi 1. Membuat perencanaan
secara bertahap pulang bersama keluarga.

b. Terapi Aktivitas Kelompok Isolasi Sosial


Pada TAK pada Isolasi social melatih bagaimana berinteraksi pada orang lain untuk
mengenal lebih jauh dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
c. Terapi Modalitas
Terapi yang dilakukan adalah terapi kognitif

7. Gangguan Alam Perasaan


a. Strategi Pelaksanaan Gangguan Alam Perasaan

SP 1 Pasien: SP 1 Keluarga:
1. Klien dapat membina 1. Mengajarkan keluarga untuk
hubungan saling percaya merawat pasien gangguan
2. Klien dapat menggunakan alam persepsi
koping adaptif dalam 2. Selalu motivasi atau muji
menyelesaikan masalah kegiatan yang dilakukan
pasien dengan tepat

b. Terapi Aktivitas Kelompok Gangguan Alam Perasaan


Pada TAK unuk menerapkan hubungan terapeutik penting untuk memiliki kontak
yang berwarna dengan individual maupun orang lain untuk mengurangi depresi secara
bertahap.
Link: https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.stikesmulha.ca.id/wp-content
c. Terapi Mobilitas
Terapi modalitas pada gangguan alam perasaan adalah terapi kognitif karena keadaan
emosional yang berkepanjangan.

8. Gangguan Mental Organik (GMO)


Gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit atau
gangguan sistemik dan otak
a. Terapi Aktivitas Kelompok
Perwata melakukan terapai ini untuk mengurangi rasa gangguan mental karena suatu
kondisi medis umum yang tidak dapat diklasifikasikan ke tempat lain.
b. Terai mobilitas
Terapi mobilitas yang dilakukan pada pasien GMO adalah terapi biologis karena
berdasarkan penyakit yang dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai