Anda di halaman 1dari 22

OUTLOOK PEMBANGUNAN 2021

Outlook Pembangunan Sosial

Vivi Yulaswati
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Kedeputian Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan dalam Webinar Outlook Pembangunan 2021


22 Desember 2020
KERANGKA PAPARAN
Dampak Covid-19 di masyarakat
Outlook
Pembangunan 2. Capaian dan Tantangan Pembangunan Sosial
Sosial
3. Arah Kebijakan TA 2021

2
DAMPAK COVID-19 DI MASYARAKAT

3
Pandemi Covid-19 Meningkatkan Kerentanan Masyarakat
GIC 2019-2020 (URBAN)
3,000
Growth Incidence Curve/GIC 2019-2020 (NASIONAL)
2,000
3,000

1,000
2,000
0,000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88 91 94 97 0,761
1,000 -1,000

-2,000
0,000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88 91 94 97 -3,000
0,741
-1,000 -4,000
5,000 Urban Rata-rata urban
GIC 2019-2020 (RURAL)
-2,000 4,000

-3,000 3,000
Nasio nal rata-rata
2,000
• Meskipun kasus pertama Pandemi Covid-19 baru mulai Maret, tingkat
konsumsi masyarakat terutama di perkotaan sudah mengalami 1,000

penurunan yang signifikan pada awal 2020. 0,516


0,000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88 91 94 97
• Kelompok miskin dan rentan di pedesaan relatif belum terdampak.
-1,000
Salah satu penyebabnya yaitu penyempurnaan penggunaan Dana Desa
meningkatkan resiliensi mereka. Rur al Rata-rata rural
-2,000
4
2
Kerentanan akibat sakit… dan juga penurunan
pendapatan akibat pengurangan jam kerja dan PHK
PENDUDUK USIA KERJA YANG TERDAMPAK COVID-19 UPAH RATA-
Transportasi & RATA PEKERJA
pergudangan
-12,5%
FORMAL DAN
INFORMAL
Real estat -16,8% MENURUN DI
SEMUA
29,12 SEKTOR
Penyediaan akomodasi &
Juta Orang makan minum
-17,1%

Setengah
10,19%
Penganggur
44,12% 6,42%

Pekerja
Paruh Waktu
2,56 0,76 1,77 24,03 39,53%
Juta Orang Juta Orang Juta Orang 22,54% 25,96%
Juta Orang
2019 2020 2019 2020
Pengangguran Karena Bukan Angkatan Kerja Sementara Tidak Bekerja dengan PROPORSI PEKERJA PROPORSI SETENGAH
Covid-19 Karena Covid-19 Bekerja Karena Covid- Pengurangan Jam Kerja FORMAL MENURUN PENGANGGUR DAN PEKERJA
19 Karena Covid-19
PARUH WAKTU MENINGKAT

Sumber: Sakernas Agustus 2020


5
Lapangan kerja menyusut, penganggur meningkat

2020: Tingkat Pengangguran Terbuka


(TPT) naik menjadi 7,07 persen. PENCIPTAAN TPT LULUSAN SMK
8% KESEMPATAN KERJA 13,55%
-301.087
Juta Orang

200 7,07% (tertinggi di antara lulusan


7% pendidikan lainnya)
6,18% orang
5,61% 5,50% 6%
5,30% 5,23%
150
5%

4%
100
3%

50 2%
122,38
114,82

125,44
118,41

128,06
121,02

133,36
126,28

135,86
128,76

138,22
128,45
9,77
1%
7,56

7,10
7,03

7,04

7,07

PENGANGGUR TPT USIA MUDA 15-24


0
2015 2016 2017 2018*) 2019*) 2020
0%
9,77 juta 20,46%
orang (usia 25+ hanya 4,61%)
Angkatan Kerja Pekerja (+2,67 juta orang)
Pengangguran TPT

Sumber: Sakernas Agustus 2020; *) Hasil backasting 6


6
Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Sosial Cukup Tinggi

Paritisipasi masyarakat Indonesia Menurut Tempat Persentase Jenis Kontribusi Pada Kegiatan Sosial (dalam %)
Tinggal (dalam %) 90

80,00
80 76,61

70,00 67,60 70,16


70 65,66 65,21
58,45 57,93
60,00
52,46
60 56,24 54,87
48,43 50,79 50,79
50,00
50
41,00 39,95 40,60
40,00
40

30,00 29,49 27,79


30 25,49
21,22
20,00 20
11,97 11,15
10,00 8,93
10 6,83

0,00 0
Pertemuan Kerja Bakti Rutin Program Perbaikan Kegiataan Pertemuan Kerja Bakti Rutin Program Kegiataan Pertemuan Kerja Bakti Rutin Program Kegiataan
Masyarakat Kampung Keagamaan Masyarakat Perbaikan Keagamaan Masyarakat Perbaikan Keagamaan
Kampung Kampung
Perkotaan Pedesaan Perkotaan Pedesaan

A AB ABC AC B BC C
Keterangan:
A : Tenaga/waktu B :Uang C : Barang
• Partisipasi masyarakat pedesaan lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan.
• Kegiataan keagamaan adalah kegiatan sosial yang paling banyak diikuti oleh masyarakat. Kontribusi terbanyak masyarakat pada kegiatan sosial adalah
tenaga/waktu, diikuti oleh uang dan barang. 7
CAPAIAN DAN TANTANGAN
PEMBANGUNAN SOSIAL

8
Belum Semua Penduduk Tercatat
Cakupan Kepemilikan Nomor Persebaran di 34 Provinsi Persebaran Menurut Desil
Induk Kependudukan (NIK) Desil 10 96,48 96,73

Tahun 2020 Desil 9 96,34 96,85


Desil 8 96,27 96,93
Desil 7 96,14 97,03

Cakupan Kepemilikan (Susenas 2020) Desil 6 96,18 96,85


Desil 5 96,13 96,76

96,37 % ( 1,21% dari 2019) Desil 4


Desil 3
95,99 96,60
96,73
95,74

Target Nasional (RKP 2021)


Desil 2 93,76 94,27
Desil 1 92,84 94,41

98,00% 90,00 91,00 92,00 93,00 94,00 95,00 96,00 97,00 98,00

2020 2019

Cakupan Kepemilikan Akta Persebaran di 34 Provinsi Persebaran Menurut Desil


Kelahiran Usia 0-17 Tahun pada Desil 10 95,10
95,05
93,53
Desil 9
Tahun 2020 Desil 8
92,49
91,85
91,21
Desil 7 90,94
89,13
89,63
Cakupan Kepemilikan (Susenas 2020)
Desil 6 87,90
Desil 5 88,31
85,41

86,57 % (
Desil 4 87,08
0,56% dari 2019)
83,99
Desil 3 85,19
82,71

Target Nasional (RKP 2021) Desil 2 79,68


76,52
Desil 1 74,04
69,96

92,00% 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

2020 2019 9
Capaian dan Tantangan Tata Kelola Kependudukan

Indonesia masih on track dalam Pencatatan perkawinan, Hambatan peningkatan cakupan dokumen
pencapaian target akta perceraian, kematian dan kependudukan ada pada:
kelahiran, namun keterbatasan penyebab kematian belum 1) keterbatasan kapasitas fasilitas;
kapasitas dan kondisi daerah mencapai skala luas. 2) biaya untuk mencapai titik layanan;
yang berbeda-beda menjadi 3) pengetahuan masyarakat terhadap
salah satu alasan pelambatan persyaratan dan urgensi kepemilikan
peningkatan cakupan dokumen kependudukan dinilai belum
kepemilikan akta kelahiran. tinggi; dan
4) perlambatan kinerja pelayanan
dokumen kependudukan akibat pandemi.

10
Capaian dan Tantangan Jaminan Sosial

Capaian cakupan peserta JKN sampai dengan Oktober Capaian cakupan peserta jaminan sosial bidang
2020 sebesar 82,44% (belum UHC). ketenagakerjaan pada TW III 2020 sebesar 22,6%.
Hambatan dalam pelaksanaan program Jaminan Sosial
Hambatan dalam pelaksanaan program JKN antara lain: Ketenagakerjaan yaitu
1) ketidakpatuhan peserta dalam mendaftar dan
membayar iuran; 1) perluasan peningkatan kepesertaan terutama pekerja
2) penjangkauan sektor informal yang belum optimal; sektor informal mengalami perlambatan;
3) meningkatnya peserta yang tidak mampu membayar 2) masih cukup banyak peserta yang tidak aktif atau
iuran. berhenti membayar iuran; dan
3) belum seluruh pemberi kerja patuh dalam
mendaftarkan dan membayar iuran pekerjanya.
11
Transformasi Digital Memastikan Penyaluran Bantuan Sosial Mudah dan Cepat

Bantuan Pangan Non-


Tunai
(BPNT/ Sembako) • Sebagian besar penerima manfaat PKH
menerima manfaat pada bulan Mei (1,5
bulan setelah kasus pertama). (Bappenas,
Bantuan Tunai Bersyarat Perbankan Kemensos, JPAL, 2020)
(PKH) – (Non-Tunai) 79,6%
• Program Bantuan Pangan Non Tunai dan
Bantuan Khusus di DKI Jakarta, gelombang
11 pertama diterima pada April 2020 (1 bulan
Transfer BLT-DD
Progam setelah kasus pertama) (Kemensos).
(sebagian non-tunai)
• Sebanyak 55% rumah tangga
mengandalkan bantuan pemerintah untuk
Dukungan Penyediaan Tunai mengatasi kerawanan pangan selama
Kebutuhan Dasar (pos atau cara lainnya) Pandemi Covid-19.
(Barang dan tunai) 13,9%
• Manfaat bantuan lebih signifikan dirasakan
lansia dan berpendidikan rendah
Subsidi Energi Barang dan Voucher khususnya di DKI Jakarta. (Bank Dunia,
(Voucher) 6,6% 2020).

12
Tantangan masih terlihat dalam Penyaluran di Papua dan Papua Barat

Realisasi BST dan Sembako per Wilayah (%)


100%
• Realisasi Bantuan Program Sembako dan Bantuan
90%
Sosial Tunai secara nasional sudah di atas 90%.
80% • Kendala yang dihadapi dalam penyaluran bantuan
70% social yaitu kondisi geografis yang cukup berat
60% khususnya di wilayah Papua dan papua Barat.
50%
• Memastikan integrasi program perlindungan sosial
40%
untuk mendorong penurunan tingkat kemiskinan
30%
dan kesenjangan yang lebih cepat.
20%
10% • Memastikan manfaat program sesuai dengan
0% kebutuhan.
u
ra

a
Memastikan penyaluran program tepat sasaran
li

i
a

ta


es
a

pu
er

uk
ga

an
-B

w
at

al

Pa
ng
va

la
lim
m

M
Su

bagi seluruh penduduk.


Te
Ja
Su

Ka
sa
Nu

Realisasi Sembako Realisasi BST

13
Capaian dan Tantangan UMKM dan Koperasi
Target dan Realisasi KUR per Tahun (Rp Triliun) Capaian Program Strategis
190 • Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tahun 2020 (hingga 31
151,73 Oktober) mencapai Rp151 triliun bagi 4,6 juta debitur.
140 140,1
120 120,3
100 94 110
96,7 • Jumlah penduduk dengan pekerjaan utama sebagai pengusaha terus
meningkat setiap tahunnya.
30
22,75 • Penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM
juga menunjukkan penyerapan yang baik, terutama Banpres
2015 2016 2017 2018 2019 sd Okt 2020 Produktif bagi usaha mikro serta Pembiayaan Investasi Kepada
Target (Rp T) Realisasi (Rp T) 2 per. Mov. Avg. (Realisasi (Rp T)) Koperasi Melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM.

Jumlah Penduduk dengan Pekerjaan Utama Pengusaha Tantangan dalam Pengembangan UMKM
• Pelaksanaan program pengembangan UMKM belum terintegrasi dan
60,00
47,46 48,35 50,30 terkoordinasi dengan baik, serta tersebar di berbagai K/L.
41,79 43,85 45,13
50,00
3,95 4,29 4,36 4,05 • Peran Kementerian Koperasi dan UKM sebagai koordinator
4,38
Juta Orang

40,00 4,07
19,55 18,40 20,07 pengembangan UMKM masih belum optimal, sehingga diperlukan
30,00 18,02
18,19 19,45
penguatan kelembagaan dan sumber daya.
20,00
• Belum tersedianya basis data UMKM yang andal.
23,15 23,62 25,58 26,17
10,00 19,53 20,02 • Belum optimalnya layanan konsultasi & pendampingan UMKM.
-
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Pekerja Tidak Tetap
Berusaha Dibantu Pekerja Tetap Total Berusaha
14
Isu Utama Pengembangan UMKM dan Koperasi
Adanya
Adanya perbedaan
perbedaan definisi
definisi UMKM
UMKM antar
antar
lembaga
lembaga serta
serta belum
belum adanya
adanya basis
basis data
data yang
yang
terintegrasi.
terintegrasi.

Jumlah
Jumlah UMKM
UMKM yang
yang besar
besar belum
belum selaras
seimbangdengan • 99% usaha di Indonesia didominasi oleh UMKM.
kontribusinya pada PDB.
dengan kontribusinya pada PDB. • UMKM hanya berkontribusi 57% terhadap PDB.

Rendahnya UMKM yang terjalin dalam • 93% usaha mikro dan kecil (UMK) tidak menjalin kemitraan.
kemitraan, termasuk berjejaring dalam global
rantai nilai • UMKM berkontribusi sebesar 14% terhadap total ekspor
value
globalchain.
(global value chain). Indonesia.

• 88% UMK tidak memperoleh atau mengajukan kredit.


Akses pembiayaan bagi UMKM masih rendah. • Rasio kredit UMKM di perbankan terhadap total kredit
perbankan 20%.

Rendahnya pemanfaatan teknologi dalam • 94% UMK tidak menggunakan komputer dalam menjalankan
menjalankan usahanya, termasuk digitalisasi. usahanya.
• 90% UMK tidak menggunakan internet.

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM(2019), BPS SE 2016-lanjutan (2019)


15
ARAH KEBIJAKAN DAN
STRATEGI PEMBANGUNAN SOSIAL

16
Mendorong Pengurangan Pengangguran
Pemulihan Ekonomi untuk Penciptaan Peningkatan Kualitas Angkatan Kerja agar
Kesempatan Kerja (Demand) Produktif dan Berdaya Saing (Supply)

01
01
Memulihkan kinerja sektor-sektor yang dapat
menciptakan kesempatan kerja: 05
Meningkatkan keahlian angkatan kerja dengan
melaksanakan pendidikan dan pelatihan vokasi
• Meningkatkan investasi; yang berbasis kebutuhan industri, antara lain:
• Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan; • Mengembangkan mekanisme
• Mendorong industri pengolahan; pendidikan/pelatihan (blended training)
• Mendorong pariwisata. berbasis digital;
• Meningkatkan penyelenggaraan diklat-
sertifikasi-penempatan untuk mempercepat
02 Memulihkan kegiatan ekonomi kreatif dan
UMKM, serta mendorong pertumbuhan UMKM penyerapan tenaga kerja.
baru dan kewirausahaan.
Mengembangkan sistem informasi pasar kerja:
06 • Memetakan dan memproyeksikan
03 Meningkatkan
Meningkatkan iklim
perlindungan
iklim usaha
perlindungan pekerja,
usaha yang
yang kondusif
pekerja, termasuk
kondusif dan
dan
termasuk memastikan
memastikan
kebutuhan pasar kerja;
• Melakukan matching dengan ketersediaan
kepatuhan
kepatuhan protokol
protokol kesehatan
kesehatan dalam
dalam kegiatan
kegiatan
angkatan kerja.
usaha
usaha untuk
untuk pencegahan
pencegahan penularan
penularan COVID-19
COVID-19 di
di
lingkungan
lingkungan kerja.
kerja.
Meningkatkan perlindungan sosial bagi pekerja:
07 Kartu Prakerja, bantuan subsidi upah/gaji bagi
04 Mengoptimalkan pelaksanaan proyek-proyek
Pemerintah yang dapat memberikan lapangan
pekerja berupah rendah, relaksasi pembayaran
iuran dan tunggakan jaminan sosial, dan
kerja sementara bagi tenaga kerja lokal, seperti mengembangkan sistem perlindungan sosial yang
padat karya tunai, pembangunan infrastruktur terintegrasi dan lebih lengkap (termasuk jaminan
sederhana. kehilangan pekerjaan). 17
Memastikan Masyarakat Terlindungi
Kependudukan Jaminan Sosial

• Perluasan jangkauan layanan pendaftaran • Penguatan Sistem Jaminan Sosial


penduduk dan pencatatan sipil dengan layanan Nasional (SJSN) Kesehatan dan
jemput bola, pelayanan daring, penerapan Ketenagakerjaan yang komprehensif dan
Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) dan Tanda terintegrasi.
Tangan Elektonik (TTE).
• Pelaksanaan Kelas Rawat Inap Standar
• Peningkatan kesadaran seluruh penduduk untuk Program Jaminan Kesehatan Nasional
mencatatkan peristiwa kependudukan melalui (JKN).
sosialisasi, edukasi, dan advokasi.
• Pelaksanaan Program Jaminan
• Percepatan kepemilikan dokumen kependudukan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
khususnya penduduk rentan.
• Riviu dan perumusan manfaat
• Peningkatan ketersediaan statistik hayati. berdasarkan hasil Kajian Kebutuhan Dasar
Kesehatan.
• Penguatan kolaborasi antar OPD. • Pengembangan sistem monitoring dah
evaluasi terpadu Sistem Jaminan Sosial
• Penguatan kapasitas dan kapabilitas
kelembagaan. Nasional.

18
Menata Program-Program Penanggulangan Kemiskinan
4. PENGEMBANGAN SKEMA
1. TRANSFORMASI DATA MENUJU PERLINDUNGAN SOSIAL ADAPTIF
REGISTRASI SOSIAL-EKONOMI Adaptasi skema perlindungan sosial karena
Perbaikan data dan pengembangan sistem pendataan adanya goncangan alam, sosial ekonomi, dan
sosial ekonomi terintegrasi 100% penduduk. kesehatan.

5. DIGITALISASI PENYALURAN
2. INTEGRASI PROGRAM DAN Menggunakan:
PENINGKATAN SDM PENDAMPING • platform digital (integrasi data);
Integrasi dan koordinasi Bantuan • NIK;
Sosial dan Jaminan Sosial. • e-KYC dan pembukaan satu rekening
bansos; dan
Layanan rujukan terpadu dan sertifikasi
• platform pembayaran perbankan
SDM.
dan fintech.

3. PENGEMBANGAN
MEKANISME DISTRIBUSI 6. REFORMASI SKEMA PEMBIAYAAN
Pengembangan distribusi secara digital (untuk Pengembangan skema pembiayaan yang
transfer tunai), dan platform PT. POS maupun inovatif, ekspansif, dan berkesinambungan.
Ojek Online untuk perkotaan (sembako dan
bantuan lainnya).
19
Mengembangkan UMKM dan Koperasi

Fokus Pengembangan Strategi Akselerasi Pengembangan UMKM


Pemulihan usaha dan akselerasi proses Penguatan Kelembagaan, termasuk
adaptasi dan transformasi UMKM penguatan peran Kementerian Koperasi dan
UKM sebagai koordinator pengembangan
Insentif fiskal untuk mengurangi beban
UMKM, perbaikan pendataan UMKM, serta
operasional usaha.
penguatan konsultan bisnis dan lembaga
pendampingan.
Penyediaan modal kerja.
Akselerasi Program Strategis, termasuk
kemitraan strategis, ruang bersama, pusat
Fasilitasi transformasi usaha, termasuk layanan dan expert pool, serta perluasan
melalui pelatihan dan pendampingan. pasar dan inovasi pembiayaan.

Digitalisasi usaha. Dukungan regulasi berupa penyelesaian PP


tentang Kemudahan, Perlindungan, dan
Pemberdayaan Koperasi dan UMKM (mandat
Peningkatan konsumsi dan permintaan
UU Cipta Kerja) serta Strategi Nasional
produk UMKM, termasuk pengembangan
Pengembangan UMKM.
kemitraan usaha.

20
Penutup

Tingkat Tingkat Jumlah Tingkat


Pengang guran Kemiskinan Penduduk Kemiskinan RASIO GINI
Terbuka (%) (%) Miskin ( jiwa) Kronis (%)

Realisasi Target Outlook Target Outlook Target Outlook Target Outlook Target
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021

7,07*) 5,9–6,5 10,2 9,2-9,7 27 25-26,4 3,7 3-3,4 0,380 0,377-0,379

1. Ketahanan masyarakat perlu terus dibangun 2. Implikasi dari UU Cipta Kerja:


• Adaptif à new way of doing things untuk hidup • UU CK diharapkan dapat mendorong investasi untuk menciptakan
lebih berkualitas. lebih banyak kesempatan kerja baru yang produktif dan layak
• Membangun data (akurasi, akses, kemampuan (decent).
analisis). • Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) menjadi tambahan skema
• Literasi digital dan modal sosial dapat jaminan sosial à terkait erat dengan kemampuan penyediaan
mempercepat proses. pelatihan dan lapangan kerja.
21
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai