Anda di halaman 1dari 1

METODE PENGAJARAN BAHASA

A. MAZHAB BEHAVORISME
Menurut teori ini, semua prilaku termasuk tindak balas (respons) di timbulkan oleh adanya
rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah di amati dan di ketahui maka gerak balas pun dapat
di prediksi. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran
terhadap prilaku. Jadi setiap prilaku dapat di pelajari menurut hubungan stimulus-respons.
Menurut skinner, prilaku verbal adalah prilaku yang di kendaalikan oleh akibatnya. Bila
akibatnya hadiah prilaku itu akan terus di pertahankan. Kekuatan serta frekuensinya akan terus
di kembangkan. Bila akibatnya hukuman, atau bila kurang adanya penguatan, prilaku akan terus
di perlemah atau pelan-pelan akan di singkirkan.
Implikasi teori ini adalah guru harus berhati-hati dalam menentukan jenis hadiah dan
hukuman. Guru harus mengetahui benar kesenangan siswanya. Hukuman harus benar-benar
sesuatu yang tidak di sukai anak, dan sebaliknya hadiah merupakan hal yang sangat di sukai
anak. Jangan sampai anak di beri hadiah menganggapnya sebagai hukuman atau seballiknya,
apa yang menurut guru adalah hukuman bagi siswa di anggap sebagai hadiah.
B. MAZHAB KOGNITIF
Menurut teori ini perkembbangan bahasa harus berlandaskan pada atau di turunkan dari
perkembangan dan perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi manusia.
Dengan demikian urutan-urutan perkembangan bahasa dirinya.
Menurut aliran ini kita belajar di sebabkan oleh kemampuan kita meafsirkan peristiwa atau
kejadian yang terjadi di dalam lingkungan.
Titik awal teori kognitif adalah anggapan terhadap kafasitas kognitif anak dalam menemukan
struktur dalam bahasa yang di dengar di sekelilingnya. Pemahaman, produksi, komperhensi
bahasa pada anak di pandaang sebagai hasil dari proses kognitif anak yang secara terus-menerus
berubah dan berkembang. Jadi stimulus merupakan masukan bagi anak yang berproses dalam
otak. Pada otak terjadi mekanisme mental internal yang di atur oleh pengatur kognitif,
kemudian keluar sebagai hasil pengolahan kognitif tadi.
Dapat di kemukakan bahwa penndekatan kognitif menjelaskaan bahwa:
1. Dalam belajar bahasa, bagaimana kita berfikir.
2. Belajar terjadi dan kegiatan mental internal dalam diri kita.
3. Belajar bahasa merupakan proses berfikir yang kompleks.
Laughlin dalam Elizabeth (1993: 54) berpendapat bahwa dalam belajar bahasa seorang
perlu proses pengendalian dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pendekatan kognitif
dalam belajar bahasa lebih menekankan pemahaman proses mmental atau pengaturan
dalam pemerolehan dan memandang anak sebagai seorang yang berperan aktif dalam
proses belajar bahasa.

Anda mungkin juga menyukai