Anda di halaman 1dari 17

.

Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

SPESIFIKASI TEKNIS

1 JENIS PEKERJAAN 1.1. Nama Pekerjaan : Pembangunan Rumah Adat Mentawai


(Uma)
1.2. Lokasi : Matotonan Kec. Siberut Selatan

1.3. Masa Pekerjaan : Seratus Lima Puluh ( 150 ) hari kalender

1.4 Pekerjaan ini meliputi, mendatangkan dan melengkapi semua


bahan-bahan, menyediakan tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan serta membuat segala pekerjaan persiapan dan
tambahan untuk kesempurnaan pelaksanaan dan kemudian
menyerahkan pekerjaan dalam keadaan selesai dan sempurna.

1.5 Dalam pelaksaan pekerjaan ini harus dilaksanakan berdasarkan


kepada Bestek dan Gambar-gambar detail, peraturan-peraturan
dan syarat-syarat, daftar penjelasan (aanwijzing) serta
ketentuan dan keputusan Direksi yang dibuat secara tertulis.

2 PEKERJAAN 2.1 Lingkup pekerjaan.


PERMULAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan persiapan.
b. Pekerjaan ini meliputi Pembersihan Lapangan, Pasangan
Bowplank dan Pemotongan Tanah.

2.2 Pembersihan Lapangan, pada item pekerjaan yang akan


dikerjakan, antara lain : penebangan pohon dan tanaman yang
mengenai area serta pembuangan bahan bekas bongkaran
keluar lokasi pekerjaan.

2.3 Pasangan Bowplank, dilakukan disekeliling bangunan +1.5 m


dari as bangunan. Kedudukan bowplank ditanam kayu pancang
jarak 2 m dan dipasang papan bowplank dengan elevasi pile ±
0.00 seperti gambar rencana atau ditentukan sesuai kondisi
lapangan.

2.4 Pemotongan Tanah, melakukan cut and fill (dipadatkan) pada


area kontur yang tinggi sesuai luas pembersihan lapangan untuk
mendapatkan area tapak bangun yang cukup datar. Tanah hasil
pemotongan diurug dipadatkan pada bagian sekitarnya yang
rendah.

3 PEKERJAAN 3.1 Lingkup pekerjaan.


PONDASI a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan persiapan.
b. Pekerjaan pondasi terdiri dari Pekerjaan Galian, Lantai
Kerja (Pasir Urug dan Cor 1:3:5), Cerucuk, Pondasi,
Kolom Pondasi dan Urugan Kembali.

3.2 Galian Tanah Pondasi.


a. Galian tanah untuk pondasi dilakukan dengan kedalaman
sesuai gambar kerja terlampir, akan ditentukan oleh
Direksi di Lapangan.
b. Dasar dari lobang galian harus rata dan waterpass.
c. Pengukuran harus dilakukan seteliti mungkin.

1ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

3.3 Pasangan Pondasi.


a. Pemasangan pondasi dilakukan setelah Direksi Lapangan
menyetujui secara tertulis dimensi, dan kedalaman yang
ditentukan dalam gambar rencana.
b. Pondasi untuk bangunan ini terdiri pondasi plat setempat,
pondasi umpak dan pondasi batako.
c. Pondasi plat setempat terdiri dari pengecoran lantai kerja
dan pondasi beton bertulang dengan stamp 1:2:3 dengan
ukuran seperti pada gambar.
d. Pondasi umpak terdiri dari lantai kerja dan pondasi beton
dengan stamp 1:2:3 dengan ukuran seperti pada gambar.
e. Cor lantai kerja dipasangkan dengan campuran 1:3:5,
yang alasnya diberi lapisan dengan pasir urug, kemudian
digenangi dengan air dan ditumbuk sampai padat, dengan
ukuran seperti pada gambar.
f. Pondasi batako/holowbrick terdiri dari pasangan
batako/hollowbrick dengan adukan spesi 1 pc : 4 psr
dengan ukuran ketebalan, bentuk dan penempatannya
sesuai dengan gambar rencana. Pondasi yang kelihatan
harus dirab dengan spesi adukan 1 pc : 4 psr.
g. Bahan-bahan yang dipakai harus berkualitas baik,
sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.

3.4 Urugan Kembali


a. Bahan hasil galian diurug kembali, diratakan dan
dipadatkan.

4 PEKERJAAN 4.1 Lingkup pekerjaan.


BETON, a. Seluruh pekerjaan konstruksi bangunan yang terbuat dari
RANGKA & beton bertulang yang pelaksanaannya sesuai dengan
DINDING gambar rencana maupun penjelasan-penjelasan lainnya.
b. Jenis-jenis pekerjaan ini antara lain struktur rangka
(sloof, kolom, balok), dinding dan kosen, dikunci dengan
sistem pasak.

4.2 Syarat-Syarat Umum.


Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan
selanjutnya, maka sebagai dasar Pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut:
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia,
(PUBI-1982) – NI- 3
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
d. Tata cara Perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung tahun 1961
e. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
f. Petunjuk Perencanaan Beton 1987
g. Pedoman Perencanaan Tahan Gempa Inddonesia untuk
gedung tahun 1983 dan 1987.
h. Peraturan Pembangunan Pemerintah daerah setempat.
i. Peraturan Pembangunan Nasional tahun 1978.
j. Standart besi beton SII No. 0136 -84.
k. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung tahun
1989.
l. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan
maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi Lapangan.
2ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

m. Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan


Kontraktor di Site.

4.3 Syarat-syarat Pelaksanaan.


a. Sebelum dimulai pekerjaan beton, seluruh cetakan harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan
kayu, tanah potongan kawat ikat dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi mutu beton. Disamping hal tersebut
seluruh bidang cetakan harus dibasahi secukupnya, perlu
diadakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan
pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
b. Pemborong diwajibkan membuat Shop Drawing untuk
mendapat persetujuan dan keputusan Direksi. Sekurang-
kurangnya 3 hari sebelum pengecoran pertama
pemborong sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu
beton ≥ K-175 yang sebelumnya telah menyerahkan
contoh bahan yang akan dipergunakan.
c. Pengadukan beton didalam mixer tidak boleh kurang dari
satu menit tidak boleh lebih dari tiga menit terhitung
setelah komponen adukan masuk kedalam mesin
pengaduk.
d. Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh
pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaian. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus
mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang
umum berlaku.

4.4 Pekerjaan Beton Bertulang.


a. Sebelum melakasanakan pekerjaan beton bertulang,
pemborong diwajibkan membuat adukan bak adukan
sebagai acuan.
b. Yang diperbuat dari beton bertulang adalah semua bagian
dalam gambar bestek yang tertunjuk dalam beton
bertulang, Pemborong harus mengerjakan semua bagian
ini dengan teliti.
c. Pekerjaan beton bertulang, untuk menutup sarang-sarang
kerikil didalam beton akibat kelalaian atau cacat lainnya
tidak dibenarkan
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat
menampung beban-beban sementara maupun tetap, serta
beban angin sesuai jalannya pengecoran.
e. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi telebih dahulu
sebelum pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk
menghindarkan terkumpulnya air tersebut pada sisi
bawah.
f. Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa-pipa dan
perlengkapan-perlengkapan lain yang harus ditanam
didalam beton, dengan catatan bahwa pekerjaan ini
jangan sampai merugikan kekuatan konstruksi.
g. Setelah pekerjaan acuan selesai dan siap untuk
pengecoran, harus diperoleh persetujuan Direksi untuk
dapat melangkah kepekerjaan selanjutnya.
h. Waktu pembongkaran acuan harus sesuai dengan PBI
1971 (NI-2) pasal 5.8.
i. Pembongkaran acuan harus dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Direksi dan dilaksanakan dengan hati-
3ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

hati untuk menghindarkan kerusakan pada bagian beton


yang bersangkutan.
j. Sebelum dimulai pengecoran beton, seluruh cetakan harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran serbuk gergajian,
potongan kayu, potongan kawat ikat dan lainnya yang
dapat mengurangi mutu beton.
k. Bahan yang digunakan :
 Portland Cement
Dugunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.
13 1977 menurut ASTM dan memenuhi S.400 menurut
standart Portland Cement. Penyimpanan PC harus
pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan
40 cm dari tanah disekitarnya.
 Aggregat
Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat PBI
– 1971.
a) Aggregat kasar harus berupa koral atau batu pecah
yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak
porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
lebih dari 4 % berat.
b) Dimensi maksimum dari aggregate kasar tidak
lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih,
kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
Lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
d) Pasir dan kerikil harus memenuhi syarat-syarat
warna, kekerasan, tekanan hancurnnya tidak boleh
kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras.
e) Dua (2) minggu sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai, pemborongan harus sudah mengambil
sampelnya dengan ukuran dan type tertentu.
f) Pemborongan harus hanya menggunakan satu
sumber untuk setiap aggregat yang telah disetujui
oleh direksi pelaksana dan hal ini dimaksudkan
untuk menjamin kesamaan dan grading selama
masa pelaksanaan.
 Air
a) Air yang digunakan harus air tawar yang bersih
dan tidak mengandung minyak, asam,garam,
alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan
disyaratkan PBI 1971.
b) Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber,
pemborong harus memberikan hasil test air
tersebut 2 (dua) minggu sebelum kedireksi
pelaksana untuk diteliti.
c) Semua biaya untuk mendapat air bersih dan biaya
pemeriksaan dilaboratorium menjadi tanggung
jawab pemborong.
 Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi
beton dari jenis U24 (polos) untuk besi < ø 12 mm dan
mutu baja U 32 ( ulir ) untuk besi > ø 12 mm. Besi beton
harus bersih dari kotoran, lemak, karat atau lainnya
yang dapat mempengaruhi pelekatan beton dengan
besinya. Perlengkapan besi beton, meliputi semua
peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak
4ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

tulangan atau besi beton dan mengikat tulangan-


tulangan pada tempatnya.

m. Ukuran beton yang digunakan :


 Pondasi Beton Plat Setempat (80x80x30/20 cm dan
60x60x30/20 cm)
 Pondasi Beton Umpak (30/50x30/50x40 cm)
 Kolom Pondasi (20x20 cm)
 Kolom (20x20 cm)
 Sloof (20x25 cm)
 Balok Late dan Reng Balok (15x20 cm)
 Plat Beton Meja T 10 cm dan Dak T 12 cm
n. Agar pemasangan besi beton sempurna dan tidak terjadi
pergeseran sewaktu pengecoran didalam cetakan beton,
pemborong harus membuat beton beking dalam campuran
1 pc : 2 psr.
o. Untuk perawatan beton, beton harus dilindungi dari
pengaruh panas, hingga tidakterjadi penguapan cepat,
serta beton harus dilindungi 7 hari berturut-turut setelah
pengecoran.
p. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos
dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah
pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
q. Jika terdapat ketidaksempurnaan dan tidak diperbaiki
untuk menghilangkan permukaan yang diharapkan dan
diterima oleh Diraksi Lapangan, maka harus dibongkar
dan diganti dengan pembeton kembali atas beban biaya
pemborong.
r. Kesempurnaan yang tidak sempurna yang dimaksud
adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak atau
gelembung udara, keropos, tonjolan dan yang lain yang
tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan /diinginkan
pemilik.
s. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu
dengan beton bertulang harus dicor pada waktu yang
bersamaan.
t. Isi lubang-lubang dan bukaan yang tertinggal dibeton
bekas jalan kerja sewaktu pengecoran.
u. Penempatan, ukuran dan dimensi pekerjaan dapat dilihat
pada gambar terlampir.

4.5 Pekerjaan kozen.

Kozen Kayu
a. Pekerajan dibuat dari kayu kelas II (setara) yang berkualitas
baik (cukup kering), ukuran yang akan dibuat disesuaikan
dengan gambar kerja terlampir.
b. Konstruksi kayu harus dibuat dengan menggunakan
sambungan pen dan lobang-lobang, serta memakai besi
penguat seperti angker-angker dan sebagainya.
c. Semua sambungan kayu terlebih dahulu harus dimeni .
d. Sebelum pekerjaan dikerjakan harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
e. Pembuatan rangka dan pasangan dinding dapat dikerjakan
dilokasi.
f. Pembuatan kozen harus dikerjakan sistem pabrikasi, sudut
rangka kozen yang tidak memakai sponing pintu atau jendela
5ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

harus diprofil (profil sudut).


g. Jika pembuatan kozen tidak dikerjakan dilokasi proyek, maka
pemborong harus memberitahukan kepada pengawas
lapangan sebelum pekerjaan dimulai untuk dapat dilihat
pemakaian material sesuai dengan bestek.

4.7 Pekerjaan Dinding Batako/Holowbrick dan Batu Kali


a. Pekerjaan pasangan dinding holowbrick 1 pc : 2 psr dan 1 pc :
4 psr.
b. Batako/Holowbrick yang digunakan ukuran 11x20x40 cm
(setara) berkualitas baik (cukup kering), dibuat disesuaikan
dengan gambar kerja terlampir.
c. Dinding (Toilet) T 100 cm dipasang dinding Bipasang dinding
Batu Kali 1:4 dengan permukaaan luar disiar 1:2 rapi.

4.8 Pekerjaan Kayu


a. Pekerjaan ini antara lain Kolom, Rangka Lantai dan Rangka
Dinding
b. Pekerjaan pasangan rangka dan dinding Ribbu “Uggla” atau
sejenisnya dan Kayu Kelas II.
c. Ukuran material yang digunakan
- Kolom dan Rangka Dinding menggunakan Balok Kayu
20, 15, 12 (Kayu Ribbu “Uggla” yang pengerjaannya
disadap atau dikuliti dengan alat manual (seperti kapak),
kolom tidak boleh kayu bersampung).
- Balok Lantai, kayu 8 x 15 cm dan 6 x 12 cm (Kayu Kelas
II).
- Reng Balok, kayu 8 x 15 cm dan 15 (Kayu Kelas II).
- Papan Lantai 4 x 25 cm (Kayu Kelas II) dan 4 x 5 cm (
Kayu Nimbung)
- Papan Dinding 2 x 25 cm (Kayu Kelas II)
c. Pekerajan dibuat dari kayu Ribbu „Uggla” dan kayu kelas II
(setara), yang berkualitas baik (cukup kering), ukuran yang
akan dibuat disesuaikan dengan gambar kerja terlampir.
d. Konstruksi kayu harus dibuat dengan menggunakan
sambungan pen dan lobang-lobang, serta memakai penguat
seperti pasak dan ikatan tali anyaman yang kuat dan
sebagainya.
e. Semua sambungan kayu terlebih dahulu harus dimeni .
f. Sebelum pekerjaan dikerjakan harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
g. Pembuatan rangka dan pasangan dinding dapat dikerjakan
dilokasi.

Jika pembuatan rangka tidak dikerjakan dilokasi proyek, maka


pemborong harus memberitahukan kepada pengawas lapangan
sebelum pekerjaan dimulai untuk dapat dilihat pemakaian
material sesuai dengan bestek

5 PEKERJAAN 5.1 Lingkup Pekerjaan.


KAP / ATAP a. Berkaitan dengan pekerjaan rangka atap dan penutup atap
bangunan sesuai dengan gambar, termasuk didalamnya
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
b. Pekerjaan atap terdiri dari Rangka Atap dan Pasangan Atap.
c. Pekerjaan Rangka Atap antara lain kuda-kuda (ekspose),
gording, nok (Kayu Kelas II, disadap), kaso (Kayu Nimbung
6ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

3x5 cm), papan reuter dan lisplank papan.


d. Untuk pengunci Kap Atap menggunakan sistem pasak kayu
sejenis dan diikat oleh tali anyam rotan/sabut kelapa dengan
diameter tertentu.
e. Pasangan atap terdiri dari pasangan atap rumbio (original),
parabung, nok dan nok samping atap, mahkota “Sabbau”
(Kayu Ribbu) , atau sesuai dengan gambar kerja yang telah
ditentukan.

5.2 Bahan.
a. Bahan kayu yang digunakan untuk rangka atap Kelas II
(setara) dan papan hias Kelas II (setara)
b. Semua bagian kayu tersebut harus lurus dan kering, tidak
cacat/keropos dan lain-lain, yang menunjukkan bahwa kayu
tesebut bermutu baik.
c. Bahan penutup adalah dengan menggunakan atap rumbio
(Tobat) modul 200 x 50 cm dengan jarak sambungan per 2,5
cm, parabung rumbio (Doret Rui), nok dan nok samping atap
rumbio (original) P 200 cm.

5.3 Metode Pelaksanaan.


a. Pemasangan gording harus rata, tidak bergelombang,
sambungan harus rata, dengan sambungan miring
diletakkan diatas usuk, dan tidak boleh diantara.
b. Pemasangan bubungan/nok menggunakan rumbio bubung
(Doret Rui /susunan pelepah pohon sagu yang cukup umur)
yang berkualitas sama dengan atapnya, pemasangan harus
dilaksanakan dengan baik dan teliti, Kebocoran-kebocoran
bubungan yang diakibatkan ketidaksempurnaan
pelaksanaan pekerjaan maupun bahan merupakan kewajiban
pemborong untuk mengulang kembali/memperbaiki
pekerjaan tersebut.
c. Untuk kuda-kuda digunakan kayu berukuran 12 cm dan
gording berukuran 12 cm dibuat dari Kayu Kelas II (setara)
yang berkualitas baik (cukup kering). Permukaan atas dari
gording harus diketam halus dan lurus. Penyambungan
gording harus memakai sambungan bibir miring berkait,
sedangkan perletakannya yang dekat ketumpuan harus yang
menerima beban/sambungan dekat tumpuan harus
menghadap keatas.
d. Seluruh permukaan rangka kayu yang baru seperti kuda-
kuda, gording harus diulas dengan residu keempat sisinya
sampai rata.
e. Untuk penutup rangka atap pada bangunan ini memakai
atap atap Rumbio (Tobat) sedangkan untuk perabung dipakai
perabung Rumbio (Doret Rui) dan bola-bola atap memakai
nok samping Rumbio.
f. Pemasangan papan hias 2/20 cm dilaksanakan meliputi pada
tempat yang ditentukan, pekerjaan harus rapi diketam halus,
rata tidak berombak dan waterpass kearah horizontal
sambungan papan dengan konstruksi ekor burung, ukuran
dan konstruksi harus sesuai dengan gambar bestek yang
bersangkutan.

6 PEKERJAAN 6.1 Lingkup Pekerjaan.


PLAFON a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan plafon, rangka,
penutup dan penggantung plafon serta pemasangannya
pada tempat-tempat sesuai dengan gambar rencana dan
7ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

jarak penempatan bahan.


b. Peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk kekperluan
pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik

6.2 Bahan.
a. Rangka kayu 5/10 cm dan 5/7 cm
b. Plafon (Pengaman atap/dinding), bilah bambu T 5 mm
±10%, dengan penguat pasak kayu 5 mm dan pengikat
tali kulit bambu atau sejenisnya berkualitas baik.
c. Plafon Kayu Nimbung, 2x5 cm, dengan penguat pasak
kayu 5 mm atau sejenisnya berkualitas baik.
d. Les, bilah bambu L 3 cm T 0,5 mm ±10% dengan penguat
pasak kayu 5 mm dan pengikat tali kulit bambu atau
sejenisnya berkualitas baik.
e. Balok penggantung dapat berupa besi beton ø 8 mm atau
kayu 5/10 cm.

6.3 Metode Pelaksanaan.


Rangka Plafon
a. Rangka plafon dibuat dari Kayu Kelas II (setara) kualitas
baik, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata dan kering
udara.
b. Balok penggantung plafon dipakai balok ukuran 5 x 10 cm
dalam arah bentangan terpendek dengan jarak 2.00 m
satu sama lainnya. Antara balok ukuran 5 x 10 cm
dipasang pula balok ukuran 5 x 7 cm dengan jarak 1.00 m
satu sama lainnya, pemasangan balok ukuran 5 x 10 cm
harus memakai klos.
c. Pada pinggir balok plafon penggantung harus dipasang
balok ukuran 5 x 10 cm supaya permukaan balok plafon
rata-rata, maka balok plafon harus digantungkan kebalok
kuda-kuda dengan memakai angker dan ukuran balok 5 x
7 cm.
d. Untuk balok plafon ukuran 5 x 10 cm dipakai kayu Kelas
II (setara) yang berkualitas baik, sedangkan untuk balok
ukuran 5 x 7 cm dipasang kayu kruing (setara) yang
berkualitas baik.
e. Permukaan balok plafon yang menghadap kelantai harus
diketam halus dan lurus. Semua pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan teliti.
f. Untuk balok pinggir harus diangkerkan kedinding dengan
memakai baut mor ½ “ dengan jarak pemasangan sesuai
menurut petunjuk direksi.
g. Semua balok plafon haris dimenie sampai rata, balok
plafon yang dimenie hanya 3 sisi saja.

6.4 Pasangan Plafon


a. Bahan penutup plafon digunakan plafon Bilah Bambu L 3
cm T 0,5 mm ±10%, dengan modul sesuai gambar dan
menggunakan les Bilah Bambu L 3 cm T 0,5 mm ±10%.
Penempatan, bentuk dan pola pemasangan sesuai dengan
gambar dan rencana.
b. Bahan penutup plafon digunakan plafon Kayu Nimbung
2x5 cm, dengan modul sesuai gambar dan menggunakan
les Kayu Nimbung 2x5 cm. Penempatan, bentuk dan pola
pemasangan sesuai dengan gambar dan rencana.
c. Setelah plafon terpasang, seluruh bidang langit-langit
harus rata, waterpass, tidak ada bagian yang
8ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

bergelombang, langit-langit harus berbentuk garis lurus


yang sama tebal dan berpotongan saling tegak lurus.

7 PEKERJAAN 7.1 Lingkup Pekerjaan


PLESTERAN a. Termasuk dalam pekerjaan dinding adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat
dicapai hasil yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran terdiri dari Plesteran 1:2, Plesteran 1:
4, Afwerking, Plesteran siar 1:4 dan Pasang Pelapis
dinding.

7.2 Persyaratan Bahan.


a. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari salah
satu produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10
d. Adukan plesteran 1 pc : 2 psr untuk plesteran rapat air
dan 1 pc : 4 psr dipakai seluruh plesteran dinding dan
lainnya serta plesteran difinish acian dari bahan PC.

7.3 a. Metode Pelaksanaan (jika diperlukan)


b. Untuk dinding KM/WC dipasang Batu Candi ukuran
20/30 cm (/ Konversi), pemasangan dinding keramik tidak
memakai net. Jika terdapat sela-sela yang terdapat pada
pasangan dinding keramik harus ditutup dengan tepung
afa, serta warna tepung afa dipakai disesuaikan dengan
warna keramik yang dipakai.
c. Keramik yang dipakai Batu Candi (setara) ukuran 20/30
cm sedangkan warna dan bentuknya akan ditentukan
kemudian oleh Direksi. Untuk km/wc dinding Batu Candi
dipasang setinggi 1.00 m dari permukaan lantai.
d. Campuran aduk perekat untuk kedap air, beton yang
berhubungan dengan udara luar dipakai dauk plesteran 1
pc : 2 psr.
e. Semua permukaan beton yang kelihatan harus
diafwerking dengan acian dari bahan semen, permukaan
acian harus rata dan siku sehingga kelihatan rapi.
f. Khusus untung dinding Batu Kali, diplester siar pada
nat-nat pertemuan batu dengan rapi.

8 PEKERJAAN 8.1 Lingkup Pekerjaan.


LANTAI a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan lantai meliputi yaitu Lantai Kayu Papan 3 x 25
cm (Kayu Kelas II), Lantai Kayu Nimbung 3 x 5 cm,
Lantai Keramik (Toilet). Ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

8.2 Persyaratan Bahan.


a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diperlihatkan kepada Direksi/pengawas
lapangan.
9ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

8.3 Metode Pelaksanaan.


a. Urugan tanah dan pasir dipadatkan sedemikian rupa
hingga level dasar lantai yang diinginkan. (jika
diperlukan)
b. Lantai dicor 1 : 3 : 5 tebal 5.5 cm dan diplester licin tebal
1.5 cm sesuai gambar recana.
c. Untuk ruangan KM/WC dipasang Keramik ukuran 30/30
cm (anti slip). Pemasangan lantai harus memakai spesi 1 :
2 setebal 3 cm.
d. Pada pertemuan sudut luar pasangan lantai juga
dipasang penutup siku, ini harus rata dan rapi
kelihatannya.
e. Semua lantai yang dipakai untuk bangunan ini khusus
untuk lantai dipakai yang anti slip (unpolished), yang
berkualitas baik.
f. Pasangan lantai km/wc harus dibuat miring ke arah
saluran pembuang, kemiringan lantai dibuat ± 2 %.
g. Pada lantai ruangan dipasang Lantai Papan 4 x 25 cm.
Bentuk dan pola pemasangan seperti gambar rencana
terlampir.
h. Bahan lantai sebelum dipasang harus direndam dalam air
bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
i. Hasil pemasangan lantai harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang,
dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah.
j. Pemasangan lantai tersebut dapat diterima setelah
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan, jika pemasangan lantai tersebut tidak rata,
bergelombang dan tidak sempurna maka pemborong
harus membongkar pasangan tersebut dan
menyempurnakannya kembali.
k. Bahan lantai yang sudah dipasang harus dibersihkan dari
segala macam noda pada permukaan keramik, hingga
betul-betul bersih.
l. Bahan lantai yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain

9 PEKERJAAN 9.1 Lingkup Pekerjaan.


PINTU/JENDELA a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjan pintu terdiri dari pasangan pintu Sausau dan
pintu kayu papan serta alat penggantung dan pengunci.

9.2 Persyaratan bahan.


a. Persyaratan bahan-bahan yang digunakan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dari yang bersangkutan.
b. Bahan yang akan diproses “Handmade” harus diseleksi
terlebih dahulu sesuai dengan bentuk dan ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
c. Jenis rangka yang digunakan untuk rangka pintu
“Sausau” adalah kayu Nimbung, untuk pintu papan
digunakan kayu papan yang berkualitas baik. Harus
dihindarkan adanya cacat-cacat kayu seperti mata
10ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

sambungan, pecah-pecah dll.


d. Bahan yang digunakan untuk bidang rangka kecuali jika
ditentukan lain adalah bahan sejenis. Jenis rangka yang
digunakan adalah kayu, dengan muka berkualitas baik
untuk bidang tampak.
e. Pintu yang dipasang adalah pembuatan di lokasi.

9.3 Metode Pelaksanaan.


a. Sebelum memulai pekerjaan pemborong diwajibkan
meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail sesuai dengan gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu
ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan
dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dan penguat
lainnyayang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan dan menjaga kerapian terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas
penyetelan.
d. Pintu Sausau dibuat dari, bidang Karai T 5 mm ±10%,
rangka Kayu Nimbung 3 x 3 cm yang berkualitas baik
(cukup kering). Penguat sambungan digunakan pasak 5
mm dan ikatan tali kulit rotan atau sejenisnya.
e. Pintu Papan dibuat dari bidang kayu papan 3 x 25 cm
yang berkualitas baik (cukup kering). Penguat sambungan
digunakan pasak 5 mm.
f. Untuk pintu dibuat sesuai gambar, pembuatan pintu
harus dibuat di lokasi.
g. Ukuran tebal pintu dibuat dengan ketebalan sesuai
rangka, sedangkan rangka jendela sesuai dengan
ketebalan rangka.
h. Semua kaca untuk bangunan ini dipakai kaca bening
polos, untuk jendela kaca dipakai kaca tebal 5 mm. (jika
diperlukan)
i. Ventilasi untuk bangunan ini dibuat Kayu Nimbung 3 x 5
cm yang berkualitas baik (cukup kering). Penguat
sambungan digunakan pasak 5 mm dan ikatan tali kulit
rotan atau sejenisnya.
j. Pemborong harus memasang alat-alat penggantung dan
pengunci meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu
kayu seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam
gambar terlampir.
k. Semua hardward yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis.
Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat
dari pemilihan merk, kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
l. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda
pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm
dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan
dengan nikel ke setiap anak kunci.
m. Perlengkapan pintu/jendela :
 Penggantung dan pengunci menggunakan : Handmade.
n. Semua alat pengantung & pengunci yang terpasang
11ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

seperti kunci tanam, engsel pintu, grendel tanam dan


grendel pintu harus berkualitas baik. Sebelum
pemasangannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
o. Setiap daun pintu accessoriesnya terdiri dari : 2 atau 3
buah engsel pintu, 1 pasang pengunci. Khusus untuk
pintu double dan pintu doble di pasang grendel tanam.
p. Setiap daun jendela accessoriesnya terdiri dari : 2 buah
engsel 2”, 2 buah grendel 2”, 2 buah hak angin dan 1 buah
hand vaten ( pegangan tangan ). (jika diperlukan)
q. Semua alat pengantung & pengunci yang terpasang
seperti kunci tanam, engsel pintu, grendel tanam dan
grendel pintu harus berkualitas baik. Sebelum
pemasangannya harus mendapat persetujuan dari
Direksi.

10 PEKERJAN 10.1 Lingkup Pekerjaan.


CAT/KAPURAN a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Sebelum pengecatan semua permukaan dinding plesteran
dan kayu harus dibersihkan.
c. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah
ditentukan.
d. Pengecatan Coating Kayu, Coating Batu, Cat Tembok
semua permukaan bidang beton/kayu yang kelihatan.

10.2 Standar pengerjaan.


a. Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap
warna dan jenis cat pada bidang-bidang transparan
ukuran 30 x 30 cm dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Pemborong harus menyerahkan pada Direksi Lapangan,
untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemberi kerja,
minimal 3 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada
didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemberi tugas.

10.3 Pekerjaan Cat Dinding Tembok


a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding tembok dan papan
adalah pengecatan seluruh bidang dinding baik yang
lama maupun yang baru atau bagian-bagian yang telah
ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang digunakan cat jenis emulsi acrylic merk
MATEK (setara) dan warna ditentukan Direksi.
c. Pada permukaan dinding baru prosedur kerjanya sebagai
berikut : permukaan dinding yang ada didompul/plamor
kemudian diamplas sampai rata. Setelah permukaan
tersebut benar–benar rata kemudian dicat 1 x jalan
dengan cat dasar dan selanjutnya dicat 3 x jalan dengan
cat tembok merk Matek.
d. Untuk pengecatan ulang sebelum dinding dicat
permukaaan yang bergelembung dikerok/dikelupas lalu
didompul/plamor kemudian diamplas sampai rata.
Setelah permukaan tersebut benar–benar rata
selanjutnya dicat 2 x jalan dengan cat Matex.
e. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok RJ.
12ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

f. Untuk warna-warna yang sejenis, Pemborong diharuskan


menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran
(Batch Number) yang sama.
g. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang
belang dan dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran. Pekerjaan cat dapat diterima setelah
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

10.4 Pekerjaan Cat Kayu atau sejenisnya


a. Yang termasuk pekerjaan cat kayu adalah pengecatan
seluruh bidang kayu atau bagian-bagian yang telah
ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang digunakan cat jenis emulsi acrylic merk Platon
(setara) / khusus coating biadang kayu/beton dan warna
ditentukan Direksi.
c. Pada permukaan dinding baru prosedur kerjanya sebagai
berikut : permukaan dinding yang ada didompul/plamor
kemudian diamplas sampai rata. Setelah permukaan
tersebut benar–benar rata kemudian dicat 1 x jalan
dengan cat dasar dan selanjutnya dicat 3 x jalan dengan
cat penutup.
d. Untuk warna-warna yang sejenis, Pemborong diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran
(Batch Number) yang sama.
e. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang
belang dan dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran. Pekerjaan cat dapat diterima setelah
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

11 PEKERJAN 11.1 Lingkup Pekerjaan.


PERLENGKAPAN a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
DALAM bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
b. Seluruh pada bangunan ada lingkup pekerjaan ini.
c. Pekerjaan perlengkapan dalam terdiri dari pekerjaan
instalasi listrik.

11.2 Persyaratan Bahan.


a. Persyaratan bahan-bahan yang digunakan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan standar yang ditetapkan.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diperlihatkan kepada Direksi.

11.3 Metode Pelaksanaan.


 Pekerjaan Instalasi Listrik Bangunan
a. Pekerjaan Instalasi listrik harus dipasang sesuai
dengan titik lampu, stop kontak dan saklar menurut
instalasi terlampir. Pekerjaan Instalasi ini harus
dikerjakan oleh perusahaan instalatur yang terdaftar
dalam Perusahaan Listrik Negara.
b. Titik lampu dan stop kontak yang dipasang telah
sesuai menurut gambar instalasi terlampir.
c. Boks ACB kapasitas MCB 4 x 6 A 220/400 V dengan
pembagian masing-masing titik lampu, stop kontak
dan cadangan.
13ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

d. Kabel instalasi yang digunakan kabel NYA berukuran


2 x 2,5 mm untuk instalasi titik lampu dan kabel NYA
berukuran 3 x 2,5 mm untuk instalasi stop kontak
sedangkan untuk kabel utama digunakan ukuran 3 x
4mm. Kwalitas kabel adalah yang termsuk 10 besar.
e. Seluruh kabel instalasi dipasang dengan pipa kabel
diameter ½-3/4” dengan socket T tiap persilangan.
f. Pekerjaan instalasi dapat diterima setelah
pemeriksaan dan rekomendasi dari PLN atau biro
PLN.

 Pekerjaan Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan


Rendah (JTR), dengan Penghantar Berisolasi.

a. Pekerjaan jaringan listrik harus dipasang sesuai


dengan instalasi terlampir. Pekerjaan Instalasi ini
harus dikerjakan oleh perusahaan instalatur yang
terdaftar dalam Perusahaan Listrik Negara.
b. Sistem yang digunakan Konfigurasi Fasa 3
menggunakan kabel pilin (twisted cable) berukuran
luas penampang 35 mm2, dengan 3 penghantar fasa +
1 netral. Sistem tersebut berdiri pada tiang sendiri
atau di bawah Saluran Udara Tengan Menengah
(underbuilt). Radius pelayanan jaringan lebih kurang
300 m dan tingkat tegangan pelayanan dibatasi +5 % -
10 %.
c. Bahan isolasi kabel dibuat dari bahan jenis polythein
(XLPE) yang tahan terhadap temperatur tinggi,
kekuatan mekanis besar, umur relatif lebih lama,
bersifat elastis tidak mudah retak, kerapatan jenis
kecil dan tahan terhadap air minyak dan zat kimia
alam. Bahan ini dapat digunakan pada kondisi daerah
kering atau basah.
d. Tiang ditanam dan dipasang sesuai standar PLN,
dengan jarak maksimum antar gawang 45 m.
e. Kabel Udara yang digunakan pada JTR merupakan
kabel berinti tuggal dengan bentuk konduktor dipilin
bulat saling dililitkan hingga membentuk kelompok
kabel (cable twisted)
f. Kabel dipasang pada tiang saluran didtribusi sekunder
dengan peralatannya kira-kira 20 cm di bawah puncak
tiang dengan kabel netral sebagai penyangganya.
Jarak minimum kabel 6 m dari atas permukaan jaln
atau tanah.
g. Grounding Rod Conventional, bahan kawat tembaga
BC 16 mm2, pipa GIV dia. ¾” medium, splitzen dia. ¾”
dengan dalam panjang grounding (L) rod disesuaikan
sehingga tahanan mencapai maksimum 2 Ohm untuk
instalasi rumah.
h. Standar bahan, material, asesoris dan pemasangan
berpedoman pada Standar PLN.

 Pekerjaan Sanitair
a. Pemborong harus memasang dan mengadakan alat-alat
sebagai berikut :
 Pasangan bak ember plastik
 Closet jongkok Standart (setara).
 Floordrain
14ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

 Clean Out
 Washtafel
 Water Tank Fiber
b. Setiap ruangan KM/WC harus dipasang floordrain, titik
pemasangan disesuaikan dengan gambar kerja
terlampir.
c. Pemasangan alat-alat sanitair posisi dan penempatan
nya harus disesuaikan dengan gambar yang terlampir.

 Pekerjaan Instalasi Air Bersih


a. Pemborong harus memasang dan mengadakan alat-alat
sebagai berikut :
 Pipa PVC ø ¾ “
 Kran air berfilter ø ¾ “ dan gatevalve ø ¾ “ KW2
(setara)
b. Untuk instalasi air bersih dipakai pipa PVC, ukuran ø
3/4“ untuk saluran induk dan ø ½ “ untuk saluran
pembagi, sedangkan kran air dipakai ø ¾ “.
c. Pemasangan instalasi tersebut lengkap dengan
accessories- accessoriesnya dengan posisi pemasangan
seperti gambar kerja terlampir.

 Pekerjaan Instalasi Air Kotor


a. Pemborong harus memasang dan mengadakan alat-alat
sebagai berikut :
 Pipa PVC ø 4 “ dan
 Pipa PVC ø 3 “.
b. Untuk saluran air kotor dari KM/WC dipakai pipa PVC
ø 3 “ di alirkan kesaluran keliling, sedangkan saluran
air kotor dari closet di alirkan ke septictank dengan
memakai pipa PVC ø 4“. Untuk saluran air kotor dari
bak cuci dipakai pipa PVC ø 3”,dan dialirkan kesaluran
pembuang.
c. Pemborong harus memasang instalasi air tersebut
lengkap dengan accessories–accessoriesnya sesuai
dengan gambar kerja terlampir

12 PEKERJAAN 12.1 Lingkup Pekerjaan.


PERLENGKAPAN a. Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
LUAR bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan perlengkapan luar meliputi pelengkap
bangunan, pelengkap lainnya dan lain-lain.

12.2 Persyaratan Bahan.


a. Persyaratan bahan-bahan yang digunakan harus
memenuhi ketentuan-ketentuan standar yang ditetapkan.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diperlihatkan kepada Direksi/pengawas
lapangan

12.3 Metode Pelaksanaan.

Pelengkap Bangunan
 Septitank dan Resapan
a. Septitank dilengkapi bak kontrol, dibuat dengan
kedalaman tertentu dengan pasangan dinding
15ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

hollowbrick diplester 1:2 dengan lantai dicor. Pemukaan


septitank ditutup dengan plat beton bertulang dilengkapi
pipa hawa.
b. Resapan dibuat dengan kedalaman tertentu pada
dasarnya diberi saringan berupa lapisan kerikil, pasir,
ijuk dan dialas plastik.
c. Bentuk dan ukuran seperti pada gambar rencana.

 Sumur
a. Sumur dibuat dengan kedalaman tertentu dengan
menggunakan cincin beton Ø 80-100 cm, setiap
pertemuan cincin diisi spesi 1:2 hingga menutupi
sekeliling lingkaran perteuan. Pada dasarnya diberi
lapisan ijuk dan kerikil ayak.

 Saluran keliling
a. Saluran keliling dibuat dengan kedalaman tertentu
dengan menggunakan pasangan hollobrick diplester 1:2,
setiap pertemuan saluran, lantai dasarnya dibuat lebih
dalam 10 cm sebagai bak kontrol.

 Rabat Kerikil
a. Rabat Kerikil dipasang pada sekeliling banguna yang
ditentukan sesuai gambar kerja. Kerikil yang digunal
adalah kerikil yang telah disaring kawat anyaman hingga
diperoleh butiran yang berukuran mendekati antara ½” –
1‟.

 Tangga (Orat)
a. Tangga dibuat dari satu batang balok kayu 25 x 30 cm
(Ugla, Peigu atau Kelas II).
b. Material kayu tangga harus jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca.
c. Bentuk, ukuran dan pemasangan disesuaikan dengan
gambar.
d. 1 (Satu) unit tangga terdiri gabungan dari 3 (Tiga) balok
kayu tangga.
e. Pada bagian dasar berada di atas balok penyangga kayu
8 x 15 cm.
.
 Abut Kerei dan Abut Uma
a. Abut Kerei dan Abut Uma dibuat dari kombinasi
beberapa material.
b. Rangka terbuat dari kayu balok Kelas II dengan ukuran
tiang dan balok kayu 10 cm (disadap) dan balok kayu
8 x 15 cm.
c. Rangka tertentu yang diukir (sesuai gambar)
menggunakan balok kayu 5 x 10 cm dan 5 x 7 cm.
f. Sambungan menggunakan penguat pasak kayu 16 mm
dan 10 mm, setiap pertemuan atau persilangan kayu
diikat dengan tali anyam rotan atau sejenis 10 mm.
g. Pada bagian dasar, di alas dengan batang kulit pisang
yang sudah dikeringkan dengan ketebalan 2 cm rata-
rata.
h. Di atas alas, diisi dengan urugan pasir hingga rata
permukaan balok bawah.
i. Untuk bantalan digunakan balok kayu 10 cm

16ssspe
. Hanafiah Batusangkar Bestek 2007

(disadap).
j. Bentuk, ukuran dan pemasangan disesuaikan dengan
gambar.

 Rak Gantung
a. Rak Gantung dibuat dari kombinasi beberapa material.
b. Rangka terbuat dari kayu balok Kelas II dengan ukuran
tiang dan balok kayu 5 x 7 cm (ujung diukir) dan
penggantung balok kayu 5 x 10 cm (diukir).
c. Rangka tertentu yang diukir (sesuai gambar)
menggunakan balok kayu 5 x 10 cm dan 5 x 7 cm.
d. Sambungan menggunakan penguat pasak kayu 10 mm
dan 5 mm, setiap pertemuan atau persilangan kayu
diikat dengan tali anyam rotan atau sejenis 10 mm.
e. Untuk bantalan digunakan balok kayu 10 cm
(disadap).
f. Bentuk, ukuran dan pemasangan disesuaikan dengan
gambar.

 Jajat
a. Jajat terdiri dari Abat Manang dan Pan Tuptuman.
b. Jajat dibuat dari kombinasi beberapa material.
b. Abat Manang, rangka terbuat dari kayu balok Kelas II
dengan ukuran tiang dan balok kayu 10 x 10 cm
(disadap, diukir lurik sepanjang batang).
c. Sambungan menggunakan penguat pasak kayu 10 mm
dan 5 mm, setiap pertemuan atau persilangan kayu
diikat dengan tali anyam rotan atau sejenis 10 mm.
d. Pan Tuptuman, terdiri dari ring rotan 10 cm, tali
penggantung 10 mm , rumpun jerami cruel P 40-50
cm, berbagai macam patung karakter hewan dan
tengkorak hewan (buruan atau ternak).
e. Bentuk, ukuran dan pemasangan disesuaikan dengan
gambar.

13 PENUTUP 13.1 Seluruh pekerjaan dipedomani Dokumen (Bestek)


13.2 Sebelum dilaksanakan seluruh pekerjaan terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan pengawas Lapangan.
13.3 Sebelum pekerjaan ditimbang terimakan, Pemborong harus
membersihkan sisa-sisa bangunan dan kotoran lainnya keluar
lokasi.
13.4 Walaupun dalam Bestek ini tidak lengkap tercantum satu per
satu baik mengenai keur bahan-bahan dan lain-lain sebagainya,
tetapi tercantum dalam anggaran, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan dan bukan merupakan pekerjaan tambah kurang.

Padang, April 2012

Dibuat oleh,
Konsultan Perencana
RANCANG BANGUN NESIA, cv

Ir. DINNO SYAM


17ssspe

Anda mungkin juga menyukai