Pengaturan Kecepatan Motor DC
Pengaturan Kecepatan Motor DC
Tugas Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana
Pada Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Disusun Oleh :
Nama : ANDREAS PINEM
NIM : 99 04 22 006
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Abstrak
ABSTRAK
`
Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.
yang bersifat mekanis. Dalam pengaturan kecepatan motor arus searah terdiri dari
tiga metode yaitu dengan pengaturan tegangan jepit ( Vt ) , fluksi ( φ ) dan mengatur
metode kontrol phasa, integral siklus kontrol dan pengendalian dengan chopper
untuk pengaturan kecepatan motor arus searah. Integral siklus kontrol merupakan
pengaturan tegangan terminal motor arus searah dengan menggunakan thyristor dua
Untuk itu tugas akhir ini akan menujukkan hasil penelitian tentang
pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan shunt dengan integral siklus
iii
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
bantuan dari semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis, oleh
kepada :
2. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro FT-
USU.
Elektro FT-USU.
i
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
5. Seluruh staf pengawai yang tidak dapat disebutkan satu persatu di jurusan
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, istri dan anakku tersayang dan serta
seluruh sanak keluarga yang telah memberikan saran dan motivasi selama
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
ii
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………... i
ABSTRAK……………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
II.1. Umum……………………………………………………………….. 4
iv
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
BAB III JENIS – JENIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC
III.1. Umum………………………………….…………………………… 29
IV.1. Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Shunt Dengan Integral Siklus
Kontrol……………………………………………………………... 49
BAB V KESIMPULAN……………………………………………….. 60
DAFTAR PUSTAKA
v
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Umum
Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis.
Motor arus searah terdiri dari penguatan bebas dan penguatan sendiri..
digunakan karena tidak membutuhkan alat yang banyak dan tempat sehingga
biaya yang dibutuhkan untuk pengaturan kecepatan motor tidak terlalu besar.
yaitu :
1. Kontrol Phasa.
3. Kontrol chopper.
Integral siklus kontrol digunakan untuk mengatur kecepatan untuk motor arus
searah KW yang kecil dimana thyristor dua arah sebagai sumber AC yang lalu
kecepatan motor arus searah penguatan shunt dengan integral siklus kontrol.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan tegangan dari integral
siklus kontrol dengan kecepatan. Penelitian ini nantinya agar dapat digunakan
1
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab I Pendahuluan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur, berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks
pendukung.
Laboratorium.
2
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan.
Bab ini menjelaskan tentang motor arus searah secara teoritis, jenis-jenis motor
arus searah.
motor arus searah seperti kontrol phasa , integral siklus kontrol dan kontrol
chopper.
Siklus Kontrol.
Bab ini akan menujukan hasil-hasil studi laboratorium yang berkenaan dengan
pengaturan kecepatan motor arus searah shunt dengan integral siklus kontrol,
Bab V kesimpulan.
3
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
BAB II
Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari
motor.
Ditinjau dari segi sumber arus penguat magnetnya, motor arus searah
1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor
2. Motor arus searah penguatan sendiri, bila arus penguat magnet berasal
4
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Secara umum motor arus searah memiliki konstruksi yang sama, terbagi
atas dua bagian yaitu bagian yang diam disebut stator dan bagian yang
bergerak/berputar disebut rotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2.1.
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat konstruksi dari motor arus searah.
Rangka ( frame atau yoke ) mesin arus searah seperti juga mesin-mesin listrik
biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang ( cast iron ), tetapi untuk mesin-mesin
besar umumnya terbuat dari baja tuang ( cast steel ) atau lembaran baja ( rolled
steel ). Rangka ini pada bagian dalam dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,
5
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
selain itu rangka ini juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi disamping kuat
secara mekanik .
Biasanya pada motor terdapat papan nama ( name plate ) yang bertuliskan
spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat kotak ujung yang
2. Kutub
Medan penguat atau magnet medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub
( Gambar 2.2 ).
1. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang lebar
medan.
Inti kutub terbuat lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub
diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah dihasilkan
6
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga ( berbentuk
bulat atau strip/persegi ) yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran tertentu.
3. Inti jangkar.
Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk
jangkar ) terletak dalam daerah yang induksi magnetnya besar, supaya ggl induksi
dapat bertambah besar. Seperti halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari
Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon. Pada
umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis.
7
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
4. Kumparan jangkar
Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl
induksi.
1. Kumparan gelung
2. Kumparan gelombang.
8
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
5. Kumparan medan
6. Komutator
kerjasama yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih baik,
maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Dalam hal
ini setiap belahan ( segmen ) komutator tidak lagi merupakan bentuk separoh
7. Sikat-sikat
Sikat-sikat ini ( Gambar 2.6 ) berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke
komutator untuk menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur
9
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
komutasi. Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk
tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada
komutator.
sekelilingnya. Pada saat konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan pada suatu
10
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
kanan.
Kuat medan tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada konduktor.
oleh kutub-kutub magnet utara dan selatan. Arah medan magnet adalah dari kutub
dalam medan magnet seragam, maka medan gabungannya akan seperti yang
ditimbulkan konduktor adalah dari kiri ke kanan, atau pada arah yang sama
medan atau menambah kerapatan fluksi di atas konduktor dan melemahkan medan
berupa dorongan ke arah bawah. Begitu juga halnya bila arah arus dalam
11
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan gambar
berikut ini:
mengalir arus medan If pada kumparan medan karena rangkaian tertutup sehingga
menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan.
kumparan jangkar mengalir arus jangkar Ia. Arus yang mengalir pada konduktor-
jangkar ini memotong fluksi dari kedua kutub medan, sehingga menyebabkan
perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar
12
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
konduktor. Gaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan besar fluksi medan
masing konduktor jangkar tergantung pada besarnya arus jangkar yang mengalir
pada konduktor tersebut. Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kiri.
F = B. I. L ........................................................................................(2.1)
Dimana :
I = arus [ ampere]
T = F .r..............................................................................................( 2.2 )
Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar daripada torsi beban maka
T = K φ Ia..........................................................................................( 2.3 )
pz
K = ............................................................................................( 2.4 )
2π a
13
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Dimana :
T = torsi [ N-m ]
r = jari-jari rotor [ m ]
Ia = arus jangkar [ A ]
p = jumlah kutub
z = jumlah konduktor
a = cabang paralel
mana medan magnetnya homogen, dimana kumparan jangkar ini dialiri arus maka
timbullah gaya ( F ) dapat diperlihatkan pada Gambar 2.9. Gaya ini akan
menimbulkan torsi pada rotor. Apabila torsi yang ditimbulkan lebih besar dari
Dimana :
r = jari-jari belitan [ m ]
α = Sudut terbentuk antara jari-jari belitan dan gaya dalam satuan derajat.
horizontal (α = 900 , torsi yang terjadi merupakan penjumlahan dari torsi masing-
14
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
A. Segmen ab.
Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan arah
tegak lurus.
Tab = F r sin α
= B I L r sin 900
15
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
B. Segmen bc.
Di segmen bc, arah arus sejajar dengan arah fluksi, sehingga gaya yang terjadi
adalah :
=0
Jadi T bc = 0
C. Segmen cd.
Di segmen ini, arah arus menjauhi kita dan memotong fluksi, sehingga
Tcd = F r sin α
= B I L r sin 90o.
D. Segmen da
Di segmen ini, arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan
Fda = B I L sin 0o
=0
Jadi Tda = 0
16
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
T=BILr+0+BILr+0
=2BILr
Rumus ini berlaku untuk kumparan lilitan tunggal dimana jumlah konduktor 2
buah.
Jika ada a percabang arus ( cabang paralel ) pada motor dan total arus jangkar
sebesar Ia, maka arus yang mengalir pada satu konduktor adalah :
Ia
I= …………………………………………………………………( 2.7 )
a
Ia
Tkonduktor = B I L r = B L r ………………………………………..( 2.8 )
a
Dimana :
P = jumlah kutub.
Sehingga :
φ P Ia
Tkonduktor = …………………………………………..………( 2.10 )
2π a
Total torsi yang dibangkitkan oleh motor bila jumlah Z konduktor adalah :
ZP
Tind = φ I a [ N-m ]…………………………………………….( 2. 11 )
2π a
17
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Sehingga :
Dimana :
ZP
K= …………………………………………………………...( 2.13 )
2π a
fluksi utama. Sesuai dengan hukum Faraday, akibat gerakan konduktor di dalam
suatu medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi
tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal tersebut
P Z
Eb = n φ [ Volt ]………………………………………………( 2.14 )
a 60
Dimana :
P. Z
K ′ = konstanta = ……………………………………………..( 2.16 )
a .60
Pengaruh ggm jangkar pada distribusi fluksi medan utama di celah udara
disebut reaksi jangkar. Ggm jangkar akan menghasilkan dua pengaruh yang tidak
18
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
tegangan utama dan torsi yang dihasilkan, dimana distorsi fluksi medan utama
Gambar 2.10 memperlihatkan jalur fluksi untuk kutub utama dari mesin
arus searah dua kutub tanpa beban yaitu tanpa arus jangkar. Bila mesin arus
searah dibebani, maka arus akan mengalir di dalam kumparan jangkar. Arus ini
terlihat dalam Gambar 2.10(a) oleh dot pada kutub S (selatan) dan cross pada
kutub U (utara). Arus jangkar ini membentuk fluksi jangkar seperti terlihat dalam
2.10 (b). Jika mesin arus searah dari Gambar 2.10 bekerja sebagai motor, maka
jangkar haruslah berputar berlawanan arah dengan jarum jam, karena kutub U dan
S dari medan utama yang harus menarik kutub S, U yang dihasilkan oleh jangkar.
q -a x is G a r is N e t r a l m e d a n
ta n p a b e b a n
. A .
(a )
U S
B
q - a x is
R o ta s i
P e rm u k a a n A g e n e ra to r
k u tu b
. . . .
U . S
(b )
. d -a x is
.
.
.
B
A ra h R o ta s i q - a x is
g e n e ra to r G a r is n e t r a l
A M e d a n b e rb e b a n
. θ. .
.
.
(c )
. S
U
.
.
.
A ra h
R o ta s i M o to r B
Gambar 2.10 Ilustrasi daerah distribusi dari (a) fluksi kutub medan
(b)Fluksi jangkar (c) Resultan dari kedua fluksi.
19
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Gambar 2.11 adalah gambar yang dikembangkan dari Gambar 2.10.(b) dan
pengujian dari gambar yang menunjukkan bahwa di bagian tengah inti jangkar
dan di dalam kutub yang berhadapan, jalur fluksi yang dibangkitkan oleh arus
jangkar tegak lurus dengan jalur fluksi utama. Dengan kata lain, jalur dari fluksi
θ θ θ
Gambar 2.11. (a) Medan utama, (b) Medan Jangkar, dan (c) Resultan distribusi
fluksi
20
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Dengan demikian, pengaruh gaya gerak magnet (ggm) jangkar pada medan utama
adalah merupakan magnetisasi silang yang disebut fluksi silang. Ketika arus
mengalir ke dalam jangkar dan kumparan medan, maka distribusi fluksi resultan
diperoleh dari menggabungkan dua fluksi Gambar 2.11 (a) dan (b). Ini akan
diilustrasikan dalam Gambar 2.11. (c). Akan terlihat bahwa fluksi reaksi jangkar
memperkuat fluksi medan utama di satu bagian dan melemahkan fluksi medan
dibagian lain pada kutub utama. Jika tidak ada kejenuhan magnetik, maka jumlah
penguatan dan pelemahan dari fluksi medan utama adalah sama dan fluksi
resultan per kutub masih tetap tidak berubah dari nilai tanpa bebannya. Secara
aktual, kejenuhan magnetik akan terjadi, dan akibatnya, efek kekuatan ini lebih
kecil dibandingkan dengan efek kelemahan dan fluksi resultan berkurang dari
nilai tanpa beban. Ini disebut efek demagnetisasi dari reaksi jangkar.
Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titik
jenuhnya. Pengaruh kejenuhan magnetik pada reduksi fluksi medan utama dapat
dijelaskan dengan bantuan Gambar 2.12. Pada sisi lain dari sumbu d, ggm
resultan adalah (Fk-Fj) dimana Fk = ggm medan utama dan Fj = ggm jangkar.
Untuk Fj positif digunakan pada sisi kanan dari sumbu d dan negatif pada sisi kiri
sumbu d dalam Gambar 2.12. Untuk +Fk, ggm resultan adalah Fk + Fj. Karena
pada lokasi di permukaan kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor
menambahkan permukaan kutub dan ggm rotor mengurangi ggm kutub, terdapat
penurunan rata-rata kerapatan fluks yang lebih besar : ΔΦn < ΔΦt , sehingga
penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub
21
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
∆Φ
∆Φ
∆Φ
∆Φ
Akibat pelemahan fluks ini pada motor arus searah efek yang ditimbulkan
menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus
searah khususnya motor arus searah paralel akan demikian cepatnya hingga tak
terkendali.
jangkar, yaitu :
bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang mungkin timbul.
Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang
netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin
sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama dengan perubahan jarak
22
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat ini akan memperburuk
Gambar 2.13 .
Γ Γ
Γ Γ
Γ Γ
Gambar 2.13 Pelemahan ggm akibat pergeseran bidang netral melawan arah putar.
Ide dasar dari solusi masalah ini jika nilai tegangan pada kawat-kawat
yang sedang melakukan proses komutasi/penyearahan dibuat nol, maka tidak akan
terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-
kutub utama. Kutub bantu ( interpoles ) ini dihubungkan seri terhadap kumparan
Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus jangkar pun
sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutub bantu juga meningkat,
23
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
IA
_
ω
U S VT
+
IA
Gambar 2.14. Kumparan mesin arus searah yang dilengkapi dengan kutub bantu.
Untuk kerja motor yang berat masalah pelemahan fluksi menjadi sangat
timbul akibat reaksi jangkar. Fluksi yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar
diimbangi oleh fluksi belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan.
Ketika beban berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi
oleh fluksi belitan kompensasi sehingga bidang netralnya tidak bergeser. Gambar
jangkar dan fluksi kompensasi.Gambar 2.15.c menunjukkan fluksi total dari motor
24
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
U S
(a)
U S
(b)
U S
(c)
25
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
Vt = Ea + Ia.Ra………………………………..……………….…….(2.17)
Vf = If . Rf………………………………………………..…………(2.18)
dimana :
+
IL Ia
Ish
+
Vt R sh Ra Ea
-
Vt = Ea + Ia.Ra…………………………………………………..…..(2.19)
IL = Ia + Ish…………..…………………………………………...…(2.21)
26
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
dimana :
Vt = Ea + Ia (Ra + Rs)…………………………………………...…..(2.22)
Vt - E a
Ia = ( ) …………………………………………………..…..(2.23)
Ra + Rs
Ia = IL ………………………………………………………………(2.24)
dimana :
27
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab II Motor Arus Searah
IL Rs IL Rs
+ +
Ish Ia Ish Ia
+ +
Vt R sh Ra Ea Vt R sh Ra Ea
- -
- -
(a) (b)
Gambar 2.19(a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang lawan.
(b) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon panjang Bantu.
Vt = Ea + Ia.(Rs + Ra)…....……………………………………..…..(2.25)
Vt = Ish.Rsh…..…………………………………………………..…..(2.26)
IL = Ish + Ia…………….………………………………………...…(2.27)
Rs Rs
+ +
IL I sh Ia IL I sh Ia
+ +
Vt R sh Ra Ea Vt R sh Ra Ea
- -
- -
(a ) (b )
Gambar 2.20 (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah kompon pendek lawan
Vt = Ea + IL.Rsh + Ia.Ra………………………………………..…..(2.28)
Vt = Ish.Rsh………..……………………………………………..…..(2.29)
IL = Ia + Ish…..……………………………………………………( 2.30 )
28
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 29
BAB III
III.1. Umum(2,3).
Motor DC pada saat sekarang ini diberi sumber AC yang lalu disearahkan
dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam
aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan
1. Pengaturan medan.
2. Pengaturan tegangan.
Pengaturan ini dapat dilakukan dengan mengaturan arus medan shunt dengan
+
Ish Ia
IL
Rvar + n
Vt Ra Ea
Rsh -
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 30
Vt = Ea + Ia.Ra
Ea = Vt - Ia.Ra.
Ea = c. n φ sh ....................................................................................................( 3.1 )
Vt − I a .R a
n = ...............................................................................................( 3.2 )
c.φ sh
φsh ≈ Ish
dimana :
c = Konstanta.
sehingga :
Vt
Ish = ..........................................................................................( 3.3 )
R sh + R Variabel
Dimana :
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 31
Vt = Ea + Ia.Ra
Ea = Vt - Ia.Ra.
Ea = c. n φ sh
Vt − I a .R a
n =
c.φ sh
dimana :
c = Konstanta.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 32
Motor DC pada saat sekarang ini diberi sumber AC yang lalu disearahkan
dengan dioda dan bila dibandingkan langsung dengan sumber DC yang didalam
aplikasinya banyak juga yang mengantikan dioda dengan thyristor yang digunakan
berikut :
a. Kontrol phasa.
motor adalah gelombang positifnya dan pengontrolan ini dapat digunakan untuk
c. Kontrol chopper.
pensaklaran. Metode ini digunakan untuk pada saat start awal motor.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 33
Kontrol fasa adalah penyalaan thyristor pada sudut penyalaan tertentu pada setiap
ωt
α1 θ
α1
ωt
θ
Gambar 3.3. Bentuk gelombang yang terpotong-potong pada output, yang bergantung
Sudut penyalaan α1 lebih besar dari sudut penyalaan α2 sehingga 3.3a lebih kecil dari
daya 3.3b. θ disebut sudut konduksi artinya besar sudut sepanjang thyristor “on”.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 34
lebih kecil dari Igt2 yang menyebabkan Vbr1 lebih besar daripada Vbr2
sehingga α1 > α2 dan daya I < daya II. Dalam prakteknya cara vertikal ini
kurang praktis juga sudut penyalaan α hanya bisa diatur dari 0 0 sampai
900. Sehingga banyak yang memakai kontrol fasa horizontal yang lebih
SCR
R1
Beban
VR
Vout
D
ω
R2
α1 α2
Gambar 3.4 Pengaruh besar IGT ( trigger ) terhadap pemotongan gelombang tegangan
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 35
Gambar 3.5.
TRIAC
Vin
IGT
Vin
Beban Vout
RANGKAIAN
TRIGGER
IGT
Vs
Vm
ωt
π 2π
Vm
2π ωt
α π
g2 ωt
α
Pulsa Gate
π +α MT 1
ωt
Gambar 3.5 Cara kontrol fasa horizontal yang mengatur besar sudut penyalaan α
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 36
Bahwa Igt1 = Igt2 =Igt3, besar sudut α dapat diatur dengan rangkaian elektronik. Jika α1
< α2 < α3, maka daya I > daya II > daya III. Keunggulan cara ini adalah besar sudut α
dapat diatur dari 00 – 1800 yang menghasilkan pengaturan daya output dari 0 0 – 1000.
dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari thyristor T 1 dan thyristor T2 mengalami daya
selama tegangan masukan setengah siklus negatif. Pulsa-pulsa yang dihasilkan pada
keluaran, dan sinyal gerbang untuk T 1 dan T2 ditunjukan pada Gambar 3.6c.
T1 I1
MT2 MT1
I2
T2
G
Fasa MT 2 MT 1
V
input G V
out
Beban
Pengontrol Gate
Netral
b ). Rangkaian pada beban R
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 37
Vs
Vm
π ωt
2π
Vm
2π ωt
α π
g1
Pulsa Gate MT 2
g2 ωt
α
Pulsa Gate MT1
π +α
ωt
c). Gelombang
1
2 π 2
V0 = ∫ 2VS2 sin ωt d (ωt )
2π α
1
4VS2 π 2
V0 =
4π α
∫ (1 − cos 2ω t ) d (ωt )
1
1 sin 2α 2
V0 = VS π − α + ……………………….…………………..(3.4)
π 2
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 38
Metode integral bisa disebut juga dengan “bust firing”. Diagram rangkaian
yang digambarkan pada Gambar 3.7. Tegangan keluaran pada dasarnya merupakan
siklus setengah. Jika saklar S ditutup dan dibuka pada siklus n dan m. Nilai tegangan
1
( ) 2
π
2 .V sin ωt d (ωt ) ................................................ ( 3.5 )
n
∫
2
Vo =
π(n + m ) 0
n
Vo = V = V k .............................................................................( 3.6 )
n+m
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 39
( a ).
C1 C2
(b)
Suplai diswitch pada siklus C1 dan dibuat off dengan integral siklus C 2. Bila
satukan siklus switch on/off adalah C = C1 + C2 seperti Gambar 3.8.b dan siklus ini
terus berulang. Pensaklaran diakibatkan oleh thyristor seperti Gambar 3.8.a. Inilah
2 2
Vd = V ph (C1 / C 2 )
π
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 40
Vd − I a R a
n= ………………………………………………………..………..(3.5)
cφ
dimana :
C1 = siklus 1 “ ON ”
C2 = siklus 2 “ OFF ”
n = putaran (rpm)
secara langsung dari dc ke dc dan biasanya hal ini biasa disebut konverter dc ke dc.
Chopper dapat disebut sebagai dc, sama dengan trafo ac dengan mensuplai tegangan
yang variabel secara terus menerus. Seperti trafo, chopper dapat digunakan untuk
pada automobil elektrik, mobil trolley, kapal pengangkut, truk forklift dan lain-lain.
Chopper menghasilkan putaran yang baik, efisiensi yang tinggi dan respons dinamik
yang cepat. Selain itu dapat pula digunakan untuk pengereman regeneratif pada
motor-motor dc untuk mengembalikan energi pada sumber, dan hal ini menghasilkan
sering dilakukan. Chopper digunakan pada regulator tegangan dc dan juga digunakan,
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 41
pada penghubung dengan induktor, untuk membangkitkan sumber arus dc, terutama
Prinsip kerja step down dapat dijelaskan melalui Gambar . Ketika saklar
SW ditutup selama waktu t1, tegangan masukan Vs muncul melalui beban. Bila saklar
tetap off selama waktu t2, tegangan melalui beban adalah nol. Bentuk gelombang
untuk tegangan keluaran dan arus beban juga menunjukkan pada Gambar 3.9
VH
Chopper
+ SW +
Vs Vo R
- -
a). Rangkaian
Vo
Vs
t1 t2
0 t
T
Vs/R
t1 t2
0 t
kT
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 42
t1
1 t
Vo = ∫
T 0
Vo dt = 1 Vs = ft1Vs = kVs ………………………………..…….(3.6)
T
t1/T adalah duty cycle chopper, dan f adalah frekuensi chopping. Nilai rms tegangan
1 2
1 kT 2
Vo = ∫ V0 dt = k Vs ……………………..……………………..…(3.7)
T 0
Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada rugi-rugi pada chopper maka daya masukan
kT kT
1 1 v02 Vs2
Pi = ∫ v0 i dt = ∫0 R dt = k R ………..……………………………...(3.8)
T 0 T
Vs Vs R
Ri = = = …………………………..………………………...(3.9)
I a kVs / R k
Duty cycle k dapat divariasikan dari 0 sampai 1 dengan bervariasi menurut t 1, T dan f.
divariasikan. Lebar pulsa bervariasi dan kontrol jenis ini dikenal dengan nama
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 43
dijaga tetap. Ini disebut modulasi frekuensi. Frekuensi divariasikan untuk batasan
yang lebar untuk mendapatkan batasan tegangan keluaran yang penuh. Kontrol
jenis ini membangkitkan harmonisa pada frekuensi yang tidak bisa ditentukan
Chopper dapat digunakan untuk menaikkan tegangan dc. Susunan kerja untuk
operasi step-up ditunjukkan pada Gambar. Bila saklar SW ditutup selama waktu t1,
arus induktor menjadi naik dan energi akan disimpan pada induktor L. Bila saklar
dibuka selama waktu t2, energi yang tersimpan pada induktor akan dipindahkan ke
beban melalui diode D1 dan arus induktor menjadi jatuh. Dengan asumsi bahwa arus
Gambar 3.10
di
vL = L ………………………………………….………………..…....(3.10)
dt
L i IL D1
+
+
+
VS
VL Chopper CL Beban
Vo
-
-
-
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 44
I1 I2
I2
∆I
I1
t1 t2
0 t
Vo
VS
1 k
0,2 0,4 0,6 0,8 1,0
Vs
∆I = t1 ………………………………………………………………...(3.11)
L
∆I t 1
v o = Vs + L = VS 1 + 1 = Vs …………………..………………(3.12)
t2 t2 1− k
garis putus-putus pada Gambar. Tegangan keluaran akan tetap dan v o akan menjadi
nilai rata-rata Va. Bila kita perhatikan dari Persamaan ( 3.12 ) bahwa tegangan yang
melalui beban dapat dinaikkan dengan memvariasikan duty cycle, k dan tegangan
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 45
terus-menerus sehingga k=1. Untuk nilai k yang cenderung menuju satu, tegangan
keluaran menjadi sangat besar dan sangat sensitif untuk mengubah nilai k, seperti
Prinsip ini dapat diaplikasikan untuk memindahkan energi dari satu sumber
tegangan ke lainnya seperti terlihat pada Gambar 3.11.b. Rangkaian ekivalen untuk
di1
Vs = L ……………………………………………………….……….(3.13)
dt
L i IL D1
+
+
+
VS
VL Chopper
Vo
-
-
-
VS
-
Mode 1
L
I2
VS
Mode 1
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 46
I2
I2
I1
I1
t1 t2
t
kT T
VS
i1 (t ) = t + I 1 ………………………………………………..…………(3.14)
L
Dimana i1 adalah arus mulauntuk mode 1. Selama mode 1, arus harus meningkat dan
di1
〉 0 untuk VS 〉 0
dt
di 2
VS = L + E ……………………………..…………………………….(3.15)
dt
VS − E
i2 (t ) = t + I 2 ……………………………………………….……..(3.16)
L
dengan I2 adalah arus mula untuk mode 2. Untuk sistem yang stabil, arus harus turun
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 47
di 2
〈 0 dan Vs 〈 E
dt
Bila kondisi ini tidak memenuhi,arus induktor akan tetap naik dan akan terjadi tidak
0 〈VS 〈 E …………………...………………..……………………………(3.17)
Persamaan (3.15) menyatakan bahwa sumber tegangan V s, harus lebih kecil dari
tegangan E agar transfer daya dari sumber yang tetap ( atau variabel ) ke tegangan dc
tetap bisa dilakukan. Pada pengereman elektris motor-motor dc, dengan motor-motor
bekerja sebagai genarator dc, tegangan terminalnya akan jatuh bila kecepatan mesin
L. Dan bila chopper di-off-kan sejumlah energi yang tersimpan pada induktor akan
dipindahkan ke baterai E.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab III Jenis-jenis Pengaturan Kecepatan Motor DC 48
Vt − I a .R a
n =
c.φ sh
Vt − I a (R a + R var )
n= ................................................................................( 3.18 )
c.φ sh
dimana :
c = Konstanta.
Metode ini jarang digunakan karena menyebabkan rugi-rugi cukup besar dan
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
BAB IV
Siklus Kontrol.
Metode ini hanya bermanfaat untuk ukuran motor mempunyai daya yang kecil.
antara lain :
1. Komponen Elektronika.
UJT = 2N2646
49
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
50
Terdiri dari alat ukur dan catu daya sebagai berikut ( Gambar 4.1 ) :
3. Oscilloscope 2 Channell.
Yaitu bagian alat peraga bentuk gelombang tegangan sumber dan tegangan
beban.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
51
Hasil Pengukuran :
Jangkar ( GA – HB ) = 0,31 Ω
Gambar 4.2. Rangkaian Integral Cycle Control ke Motor DC Shunt tanpa beban
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
52
V Rsh Ea
Ra Ea
D2 D4
R1
A
Pot
R5 Suplai 2
Suplai 1 R3 R R7
4
DC Triac V AC
V DZ UJT
C2
R2 C1
R6
Gambar 4.3. Rangkaian Integral Cycle Control ke Motor DC Shunt tanpa beban.
Siklus Kontrol.
Siklus Kontrol.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
53
Switch 2 ke AC.
Siklus Kontrol
Ish = 0,4 A
Vt ( Volt ) n ( rpm ) IL ( A )
0 0 0
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
54
Siklus Kontrol.
Ish = 0,4 A
0 0 0 0
Ia Ish IL
n
M Rvar Vt
Vf = Vt = If .( Rf + Rdiv )
Vt
If =
R f + Rvar
140
= = 0,4 Ampere
287 + 63
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
55
Ia = IL - If
Ia = 0,77 – 0,4
Ia = 0,37 Ampere.
Ea = Vd – ( Ia. Ra )
Ea = 140 – ( 0,41.0,31 )
Ea = 139,87 Volt
V d − ( I a + Ra )
n=
K .φ
140 − (0,37 x 0,31)
n= = 1000 rpm
0,1399
Ia Ish IL
n
M Rvar Vd
2 2
Vd = V ph (C1 / C 2 )
π
π Vd
(C1 / C 2 ) =
2 2 V ph
π 140
=
2 2 161
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
56
= 0,96
Vf = Vt = If .( Rf + Rdiv )
Vt
If =
R f + Rvar
140
= = 0,4 Ampere
287 + 63
Ia = IL - If
Ia = 0,77 – 0,4
Ia = 0,37 Ampere.
Ea = Vd – ( Ia. Ra )
Ea = 140 – ( 0,41.0,31 )
Ea = 139,87 Volt
V d − ( I a + Ra )
n=
K .φ
140 − (0,37 x0,31)
n= = 1000 rpm
0,1399
Cara perhitungan yang dilakukan untuk data yang lain dengan cara yang sama
maka didapatkan hasil perhitungan seperti Tabel IV.1.
Tabel 4.1
Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Tanpa Integral
Siklus Kontrol.
Ish = 0,4 A
0 0 0 0 0
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
57
Tabel 4.1
Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan
Integral Siklus Kontrol
Ish = 0,4 A
0 0 0 0 0 0 0
Putaran VS Tegangan
1600
1400
Putaran ( n ) rpm
1200
1000
800
600
400
200
0
0 50 100 150 200 250
Tegangan ( Vt ) Volt
Gambar 4.4. Grafik Kecepatan terhadap tegangan motor DC shunt tanpa integral
kontrol.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
58
1600
1400
Putaran (n) rpm 1200
1000
800
600
400
200
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Arus Jangkar ( Ia) Ampere
Gambar 4.5. Grafik kecepatan terhadap arus jangkar motor DC shunt tanpa
integral siklus kontrol.
Putaran VS Tegangan
1600
1400
1200
Putaran ( n ) rpm
1000
800
600
400
200
0
0 50 100 150 200 250
Tegangan ( Vt ) Volt
Gambar 4.6. Grafik kecepatan terhadap tegangan motor DC shunt dengan integral
siklus kontrol.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
Bab IV Pengaturan Kecepatan Motor Searah Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol
59
1600
1400
Putaran (n) rpm 1200
1000
800
600
400
200
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Arus Jangkar ( Ia) Ampere
Gambar 4.7. Grafik kecepatan terhadap arus jangkar motor DC shunt dengan
integral siklus kontrol.
Dari tabel dan grafik di atas menunjukkan motor dc penguatan shunt yang
kontrol mudah dalam penggunaan tetapi motor dan dioda akan cepat panas yang
digunakan untuk motor di bawah 2 KW karena integral siklus kontrol akan terjadi
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Andreas Pinem : Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt Dengan Integral Siklus Kontrol, 2008
USU e-Repository © 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory trial version http://www.fineprint.com