HAKEKAT PERKEMBANGAN
OLEH : KELOMPOK 1
1. SARISMA PURBA
2. SANTO SARAGI
3. WINDY ANGGITA
4. ZUL SAHWAN SIREGAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas kami dari mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik.
Kami mengakui bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena
itu kami penulis meminta maaf jika banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...…………i
DAFTAR ISI………………..………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………..……….………………………………………………….1
2.1 Materi……………………………………………………………………………….3
BAB IV PENUTUP................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan……………………..…………………………………..……………..16
3.2 Saran……………...…………………………………………..…….......................16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….………………17
ii
BAB I PENDAHULUAN
Perkembangan dapat diartikan sebagagai satu proses perubahan dalam diri individu atau
organisme, baik fisik maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis,progresif,dan berkesinambungan. Sistematis,berarti perubahan
dalam perkembangan itu bresifat saling ketergantungan atau memengaruhi antara bagian-
bagian organisme (fisik dan psikis ) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,meningkat,mendalam atau meluas,baik secara
kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan berarti perubahan pada
bagian fungsi organisme berlangsungsecara beraturan atau berurutan,tidak terjadi secara
kebetulan atau loncat-loncat. Perkembangan mempunyai Ciri-ciri yaitu : terjadinya
perubahan ukuran, terjadinya perubahan proporsi, lenyapnya tanda-tanda lama dan
munculnya tanda-tanda baru. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah
berhenti, baik fisik maupun psikis berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi
sampai mencapai masa kematangan atau masa tua. Semua aspek perkembangan saling
memengaruhi,yaitu setiap aspek perkembangan individu,baik
fisik,intelektual,emosi,sosial,spiritual maupun moral,satu sama lainya saling memengaruhi
dan terdapat hubungan korelasi yang positif antara apek-aspek tersebut. Perkembangan
mengikuti pola atau arah tertentu yaitu setiap tahap perkembangan merupakan hasil
perkembangan tahap sebelumnya dan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan yaitu perkembangan fisik dan psikis
mencapai kematanganya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda(ada yang cepat dan ada
yang lambat). Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas misalnya (a) sampai usia 2
tahun anak memusatkan perhatianya untuk menguasi gerak-gerik fisik dan belajar berbicara,
dan (b) usia 3-6 tahun perkembangan di pusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar
bergaul dengan orang lain. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan fase
perkembangan, bahwa dalam menjalani kehidupanyayang normal dan berusia panjang,
individu akan mengalami masa atau fase perkembangan yaitu masa konsepsi bayi, kanak-
kanak, anak, remaja dan dewasa. (Santo Saragi)
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis telah menyusun bebrapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain:
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
2
BAB II KONSEP TEORI
2.1 Materi
1. Hakekat perkembangan
2. Perbedaan individu
3. Aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
a) Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan
umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
1. Adanya siswa yang sering menyendiri dan menjauh dari sebuah kelompok teman
sebayanya.
2. Beberapa anak ada yang menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
3. Adanya siswa yang biasanya dikucilkan oleh teman sebayanya.
4. Beberapa siswa ada yang kurang pandai dalam hal berkomunikasi dengan temannya.
5. Adanya siswa pada jam istirahat sering berada di dalam kelas sedangkan teman-
temannya pergi ke kantin.
6. Beberapa sisiwa yang sering mengganggu teman sebayannya saat kegitan belajar
mengajar berlangsung. (Windy Anggita)
3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hakekat Perkembangan
Perkembangan mempunyai makna sebagai sebuah perubahan yang bersifat abstrak atau
psikis terhadap suatu fungsi indra, sikap dan mental seseorang. Dalam konteks perkembangan
anak, perkembangan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.
1. Perkembangan fungsi biologis, seperti perkembangan bayi dari yang hanya bisa
menangis dab tengkurap sampai kemudian dia bisa berjalan.
2. Perkembangan fungsi psikologis, seperti perkembangan anak dalam menginginkan
dan menghadapi sesuatu dari yang tidak terlihat bahwa dia menginginkan sesuatu
melalui sebuah ekspresi.
3. Perkembangan fungsi kognitif, seperti perkembangan anak dari yang tidak tahu cara
berpakaian sampai kemudian dia bisa berpakaian sendiri.
4. Perkembangan fungsi social, seperti perkembangan perilaku anak ketikaa berada
dalam lingkungan keluarganya dan juga ketika berada di lingkungan sekitarnya.
(Sarisma Purba)
A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu
atau organisme, baik fisik (jasmaniyah) maupun psikis (rohaniyah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif dan berkesinambungan adalah sebagai berikut.
2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam (meluas)
baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berarti bahwa perkembangan
menunjukkan pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan
bertambahnya umur manusia. Contohnya, seperti perubahan anak dari kecil menjadi
dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan anak, dari yang sederhana sampai
kepada yang kompleks ( mulai dari mengenal huruf dan angka sampai pada kemampuan
membaca, menulis dan berhitung).
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Jadi dapat
diartikan bahwa proses perubahan itu sifatnya bertahap.
Contohnya, untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan
perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak. Dan untuk
berbicara, anak harus melalui tahapan meraba atau untuk mencapai masa
dewasa, individu harus melalui masa remaja, anak-anak, kanak-kanak, bayi dan masa
konsepsi. (Santo Saragi)
B. Ciri-ciri Perkembangan
1. Terjadinya perubahan ukuran dalam (a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat
badan serta organ-organ tubuh lainnya, dan (b) aspek psikis: semakin bertambahnya
perebendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta
menggunakan imajinasi kreatif.
2. Terjadinya perubahan proporsi dalam (a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai
dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati
proporsi tubuh usia dewasa, dan (b) aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke
realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-
lahan beralih kepada orang lain (khususnya teman sebaya).
3. Lenyapnya tanda-tanda lama dalam (a) aspek fisik: lenyapnya kalenjar thymus (kalenjar
anak-anak) yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu, dan (b) aspek
psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti
merangkak) dan prilaku impulsif (melakukan sesuatu sebelum berfikir).
4. Munculnya tanda-tanda baru dalam (a) aspek fisik: tumbuh dan pergantian gigi dan
matangnya organ-organ seksual pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada wanita
dan mimpi basah pada pria) maupun sekunder (membesarnya pinggul dan buah dada pada
wanita, dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara pada pria) dan (b) aspek psikis:
berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,
lingkungan alam, nilai-nilai moral, dan agama. (Sarisma Purba)
5
C. Prinsip-prinsip Perkembangan
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending proses)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh pengalaman atau
belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau masa tua.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu Perkembangan terjadi secara
teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil
perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat dari perkembangan
selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak dapat berdiri terlebih dahulu dan
berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
Menurut Yelon dan Weinstein (1977) menyebutkan pola perkembangan sbb;
a. Cephalocaudal (perkembangan ini dimulai dari kepala ke kaki, artinya yang matang
duluan adalah bagian atas kemudian bagian bawah, dan tidak mungkin terbalik) dan
proximodistal (perkembangan itu bergerak dari tengah: seperti paru-paru dan jantung, ke
pinggir; tangan)
b. Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan berfungsi
setelah matang strukturnya. Seperti mata dapat melihat setelah otot-ototnya matang
c. Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa perkembangan fisik dan psikis
berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Contoh: (1) bayi menendang-nendangkan
kakinya secara sembarangan sebelum ia dapat mengorganisasikannya untuk merangkak dan
atau berjalan, (2) bayi melihat benda-benda yang lebih besar sebelum ia dapat melihat benda-
benda kecil.
6
f. Perkembangan berlangsung dari out control ke inner control, yang berarti pada
awalnya anak sangat bergantung kepada pengawasan atau bantuan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan atau untuk melakukan seuatu kegiatan yang terkait dengan
kedisiplinan. Seiring dengan bertambahnya pengalaman atau belajar dari pergaulan sosial
tentang norma atau nilai-nilai, baik diingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun
masyarakat, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengontrol tindakan atau
perilakunya oleh dirinya sendiri (inner control).
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan Perkembangan fisik dan mental
mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan
ada yang lambat). Contohnya seperti pada otak yang mencapai bentuk ukurannya yang
sempurna pada umur 6-8 tahun, tangan, kaki dan hidung mencapai perkembangan yang
maksimum pada usia remaja, dan imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa
kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.
5. Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas Para ahli telah banyak mengadakan
penelitian dan menetapkan fase-fase perkembangan yang sesuai dengan umur masing-
masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam mempelajari perkembangan individu.
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: sampai usia dua tahun, anak
memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar
berbicara, dan pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi
manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).
Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal yang
menonjol, yaitu: umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola
perkembangannya dan pola yang bersifat umum itu manusia cenderung berbeda fisik dan
nonfisik.
7
a. Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah menghasilkan
tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang
berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini
merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses pembelajaran
adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk
mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.
Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil
belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada
dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek
yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.
Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif
dengan tingkat kecerdasan seseorang.
Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya.
Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya
dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan
berbahasa setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara). Lancar atau
tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan
pembiasaannya dalam berkomunikasi.
Syaraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berfikir merupakan
faktor penting dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidak tepatan dalam pembentukan
persepsi dan penyampaian perintah akan menyebabkan kekeliruan respon atau kegiatan yang
kurang sesuai dengan tujuan.
8
Bertambahnya umur seseorang mengindikasikan adanya kematangan. Hal ini akan
menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam berbagai hal, seperti kekuatan untuk
mempertahankan perhatian, koordinasi otot, kecepatan berpenampilan, keajegan untuk
mengontrol, dan resisten terhadap kelelahan. Sehingga semakin bertambahnya usia
seseorang akan menunjukkan kecakapan motorik yang makin tinggi. Dapat disimpulkan
bahwa kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan fisik dan tingkat kemampuan
berfikir. Karena kematangan fisik dan kemampuan berfikir setiap individu berbeda sehingga
kecakapan motorik setiap individu akan berbeda pula.
Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam
misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan
kesehatan yang mendukung belajar. Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar
belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan
budaya yang lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio
cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur
yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh
dari luar yang lebih luas.
Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan
sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk
memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan
tertentu. Misalnya seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-
latihan akuntansi keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula
sebaliknya.
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang
relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis
khusus). Bakat khusus juga disebut juga talent.
Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga
tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak
berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau
berbicara seperti anak berusia lima tahun.
9
Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih
cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini
tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami kesulitan, bahkan sering merasa terganggu
dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki
kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus.
Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan baik jika
mendapat rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya, bakat tidak
dapat berkembang sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk
berkembang.
Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan
membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau
menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang
anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang
tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.
Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi
individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai
macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap
untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus
asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang
memungkinkan seseorang dapat belajar. Sedangkan Proses kematangan dan belajar akan
sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses
kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan
seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk. Perbedaan kesiapan individu tidak
saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman
dalam latar belakang sebelumnya.
Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang
memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang amat
besar terhadap orang-orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar
yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang
kurang baik, cacat tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi
perkembangan pemahaman dan ekspresi diri. (Sarisma Purba)
10
3.3 Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Perkembangan Individu
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan
panjang yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa. Berikut masa-masa pada
pertumbuhan fisik.
Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan sel telur dan
sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio. Embrio yang berumur satu bulan
berukuran sekitar setengah sentimeter, kemudian pada umur dua bulan membesar menjadi
dua setengah sentimeter (disebut janin). Kemudian umur tiga bulan janin sudah membentuk
bayi dalam ukuran kecil. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia
yang sangat kompleks, karena merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan syaraf membentuk system yang lengkap. Masa ini berakhir setelah
kelahiran.
Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir. Dalam tahun
pertama pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah sekitar sepertiga dari panjang
badan dan beratnya akan bertambah menjadi tiga kalinya. Pertumbuhan fisik yang paling
cepat adalah ketika usia 8 sampai 15 tahun yang biasanya disebut ledakan pertumbuhan
pubertas. Selanjutnya akan memasuki periode tenang sampai tahap dewasa lalu tua. Tinggi
badan manusia akan tetap, namun berat badan bisa berubah-ubah. (Santo Saragi)
2. Perkembangan Intelektual
Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf
otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan
intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang mampu menunjukkan fungsinya
secara baik. Perkembangan intelektual diawali dengan kemampuan mengenal dunia luar.
Awalnya respon terhadap rangsangan dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring
dengan bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar
dan selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada
perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat
kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan keputusan.
11
Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan
berikut ini.
Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktivitas
motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan
yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, refleks
menangis, refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi
gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang mewakili
suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan tindakan-
tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang
pernah melihat dokter sedang praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.
Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai
mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali
sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal-balik antara
beberapa hal).
Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotesis.
Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil
kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya mainan A lebih mahal daripada mainan B dan
mainan C lebih murah daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling
mahal dan yang paling murah. (Windy Anggita)
3. Bakat Khusus
Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan
rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan
mudah diamati karena kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan pesat. Sedangkan
menurut Guilford, bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi
psikomotor, dan dimensi intelektual. Ketiga dimensi tersebut mengilustrasikan bahwa bakat
mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan kecakapan menangkap makna,
kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Atas dasar bakat
yang dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan
menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain. Bakat khusus
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti bidang seni, olahraga, atau
keterampilan.
12
4. Sosial
Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan
orang lain. Sejak lahir manusia yang belum mengenal orang-orang di sekitarnya, berangsur-
angsur mulai berkembang untuk mengenal dunia luar, meresponnya dan akhirnya saling
kenal mengenal saling membantu satu sama lain.
5. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak, suarayang berguna
untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Kemampuan berbahasa seseorang mulai
ada dan berkembang sejak ia dilahirkan. Kemampuan itu mulai tampak dengan adanya
ungkapan-ungkapan sederhana yang berupa tangisan yang menggambarkan rasa sedih dan
kecewa, sennyum sebagai ungkapan rasa senang dan ekspresi-ekspresi lainnya yang terlihat
pada masa bayi. Kemampuan berbahasa itu berangsur-angsur mulai berkembang seiring
dengan bertambahnya usia hingga ungkapan itu dapat dimengerti dan bias berkomunikasi
dengan orang lain.
Dalam perjalanan hidup seorang manusia, pembelajaran terhadap nilai, moral, dan sikap
tidak serta merta muncul sejak lahir. Hal itu disebabkan karena pada masa itu belum ada
kemampuan untuk berinteraksi dan mengenal dunia luar. Seiring dengan perkembangan usia,
mereka mulai berinteraksi dengan dunia luar. Dalm hal ini khususnya orang tua yang
memegang peranan penting dalam upaya penanaman nilai, sikap dan moral pada diri anak.
Walaupun pada masa ini upaya ini masih berupa paksaan saja, dalam artian anak masih
belum mengerti akan maknanya, anak lama klelamaan akan terbiasa dan pada akhirnya dapat
terbawa dalam jiwa mereka saat mereka dewasa kelak. (Zul Sahwan Siregar)
Sejak awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap
perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetic yang
mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh
lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalny
temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari
faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek-aspek yang mempengaruhi faktor genetik, menurut Santrok (1992), banyak aspek
yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk
mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor
genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah
yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan. (Sarisma Purba)
13
1. Kecerdasan
2. Temperamen
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu
dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas.
Tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan peserta didik terdiri dari faktor-faktor sebagai
berikut. (Ngalim Purwanto, 1999: 55).
1. Pembawaan
Pembawaan di tentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang di bawa sejak lahir.
2. Kematangan
Tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ
(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.
3. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelejensi.
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar.
5. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah.
14
Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh
dimensi yang ada dalam diri anak, baik dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif
(berpikir), dan dimensi spiritual. Dimensi-dimensi perkembangan anak meliputi fisik, sosial,
emosi, kognitif, dan spiritual berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu dimensi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan dalam satu dimensi dapat
membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada dimensi-dimensi lainnya (Sroufe, Cooper,
& DeHart 1992; Kostelnik, Soderman, & Whiren 1993 dalam Irwan Nuryana K, 2008).
(Windy Anggita)
15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah dan organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut
sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada organ fisiologis. Proses perkembangan akan berlangsung sepanjang
kehidupan manusia, sedangkan proses pertumbuhan seringkali akan berhenti jika seseorang
telah mencapai kematangan fisik.
4 .2 Saran
Mempelajari konsep dasar dan prinsip-prinsip perkembangan merupakan hal yang sangat
peting, tidak hanya bagi orang tua tetapi juga oleh para guru untuk memahami psikologi
perkembangan anak, sehingga mereka dapat memahami karakter, perilaku hingga kebiasaan
anak didik . Terlebih lagi bahwa guru harus siap menghadapi sekian banyak perbedaan dari
sekian banyak anak didik yang terangkum dalam satu ruang lingkup belajar. (Sarisma Purba)
16
DAFTAR PUSTAKA
17