Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

HAKEKAT PERKEMBANGAN

OLEH : KELOMPOK 1

1. SARISMA PURBA
2. SANTO SARAGI
3. WINDY ANGGITA
4. ZUL SAHWAN SIREGAR

NAMA DOSEN MATA KULIAH : Dr. Hj. NUR’AINI, Ms

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas kami dari mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga untuk tugas berikutnya
lebih baik lagi.

Kami mengakui bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena
itu kami penulis meminta maaf jika banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini.

Medan, 06 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...…………i

DAFTAR ISI………………..………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………..……….………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang…...……………..………………………….…......……………….1


1.2 Rumusan Masalah……………………………..…………….…………………….2
1.3 Tujuan….……………………….………………………….……………………...2

BAB II KONSEP TEORI……………………………………………………………………3

2.1 Materi……………………………………………………………………………….3

2.2 Masalah/ Kasus-kasus………………………………………………………………3

BAB III PEMBAHASAN……………..…….……………………………………………….4

2.1 Hakekat Perkembangan…………………………………………………………….4

2.2 Perbedaan Individu……….....………………………………………......................7

2.3 Aspek-aspek yang Memprngaruhi Perkembaangan Individu………....................11

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu…....………………..13

BAB IV PENUTUP................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan……………………..…………………………………..……………..16

3.2 Saran……………...…………………………………………..…….......................16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….………………17

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dapat diartikan sebagagai satu proses perubahan dalam diri individu atau
organisme, baik fisik maupun psikis menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis,progresif,dan berkesinambungan. Sistematis,berarti perubahan
dalam perkembangan itu bresifat saling ketergantungan atau memengaruhi antara bagian-
bagian organisme (fisik dan psikis ) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,meningkat,mendalam atau meluas,baik secara
kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan berarti perubahan pada
bagian fungsi organisme  berlangsungsecara beraturan atau berurutan,tidak terjadi secara
kebetulan atau loncat-loncat. Perkembangan mempunyai Ciri-ciri   yaitu : terjadinya
perubahan ukuran, terjadinya perubahan proporsi, lenyapnya tanda-tanda lama dan
munculnya tanda-tanda baru. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah
berhenti, baik fisik maupun psikis berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi
sampai mencapai masa kematangan atau masa tua. Semua aspek perkembangan saling
memengaruhi,yaitu setiap aspek perkembangan individu,baik
fisik,intelektual,emosi,sosial,spiritual maupun moral,satu sama lainya saling memengaruhi
dan terdapat hubungan korelasi yang positif antara apek-aspek tersebut. Perkembangan
mengikuti pola atau arah tertentu yaitu setiap tahap perkembangan merupakan hasil
perkembangan tahap sebelumnya dan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan yaitu perkembangan fisik dan psikis
mencapai kematanganya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda(ada yang cepat dan ada
yang lambat). Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas misalnya (a) sampai usia 2
tahun anak memusatkan perhatianya untuk menguasi gerak-gerik fisik dan belajar berbicara,
dan (b) usia 3-6 tahun perkembangan di pusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar
bergaul dengan orang lain. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan fase
perkembangan, bahwa dalam menjalani kehidupanyayang normal dan berusia panjang,
individu akan mengalami masa atau fase perkembangan yaitu masa konsepsi bayi, kanak-
kanak, anak, remaja dan dewasa. (Santo Saragi)

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Penulis telah menyusun bebrapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain:

1.    Apa yang dimaksud dengan hakekat perkembangan? 

2. Apa perbedaan-perbedaan yang tampak dalam perkembangan individu?

3. Apa saja aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan individu?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1.      Untuk mengetahui hakekat perkembangan

2. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang tampak dalam perkembangan individu

3.      Untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan individu

4.      Untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan individu (Zul


Sahwan Siregar)

2
BAB II KONSEP TEORI
2.1 Materi

Materi yang akan dibahas pada makalah ini yaitu

1. Hakekat perkembangan
2. Perbedaan individu
3. Aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

2.2 Masalah/ Kasus-kasus

Masalah/ kasus-kasus yang sering terjadi pada perkembangan anak diantaranya:

a) Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan
umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.

b) Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-


anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun
misalnua masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan sesuatu dan terbatas
pendaharaan kata, mudah di ramalkan anak itu akan mengalami keterlambatan pada seluruh
aspek perkembangan nya.

Masalah yang sering dihadapi oleh siswa, yaitu:

1. Adanya siswa yang sering menyendiri dan menjauh dari sebuah kelompok teman
sebayanya.
2. Beberapa anak ada yang menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
3. Adanya siswa yang biasanya dikucilkan oleh teman sebayanya.
4. Beberapa siswa ada yang kurang pandai dalam hal berkomunikasi dengan temannya.
5. Adanya siswa pada jam istirahat sering berada di dalam kelas sedangkan teman-
temannya pergi ke kantin.
6. Beberapa sisiwa yang sering mengganggu teman sebayannya saat kegitan belajar
mengajar berlangsung. (Windy Anggita)

3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hakekat Perkembangan

Perkembangan mempunyai makna sebagai sebuah perubahan yang bersifat abstrak atau
psikis terhadap suatu fungsi indra, sikap dan mental seseorang. Dalam konteks perkembangan
anak, perkembangan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.

1. Perkembangan fungsi biologis, seperti perkembangan bayi dari yang hanya bisa
menangis dab tengkurap sampai kemudian dia bisa berjalan.
2. Perkembangan fungsi psikologis, seperti perkembangan anak dalam menginginkan
dan menghadapi sesuatu dari yang tidak terlihat bahwa dia menginginkan sesuatu
melalui sebuah ekspresi.
3. Perkembangan fungsi kognitif, seperti perkembangan anak dari yang tidak tahu cara
berpakaian sampai kemudian dia bisa berpakaian sendiri.
4. Perkembangan fungsi social, seperti perkembangan perilaku anak ketikaa berada
dalam lingkungan keluarganya dan juga ketika berada di lingkungan sekitarnya.
(Sarisma Purba)

A.          Pengertian Perkembangan

Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang fungsi-


fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil
dari konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), dan hasil dari interaksi proses biologis dan
genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan
karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, social, dan moral.

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif


individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-
kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa.

Perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu
atau organisme, baik fisik (jasmaniyah) maupun psikis (rohaniyah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.

Yang dimaksud dengan sistematis, progresif dan berkesinambungan adalah sebagai berikut.

1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan


atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Jadi, dalam proses perkembangan akan terjadi
tahapan-tahapan perubahan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan apabila
salah satu tahapnya dihilangkan maka tidak akan terjadi suatu perkembangan.
4
Contoh dari prinsip ini, seperti kemampuan  berjalan anak seiring dengan matangnya
otot-otot kaki, dan keinginan remaja untuk memperhatikan jenis kelamin lain seiring
dengan matangnya organ seksualnya.

2. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam (meluas)
baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berarti bahwa perkembangan
menunjukkan pada suatu  proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan
bertambahnya umur manusia. Contohnya, seperti perubahan anak dari kecil menjadi
dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan anak, dari yang sederhana sampai
kepada yang kompleks ( mulai dari mengenal huruf dan angka sampai pada kemampuan
membaca, menulis dan berhitung).
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Jadi dapat
diartikan bahwa proses  perubahan itu sifatnya bertahap.
Contohnya, untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan
perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak. Dan untuk
berbicara, anak harus melalui tahapan meraba atau untuk mencapai masa
dewasa,  individu harus melalui masa remaja, anak-anak, kanak-kanak, bayi dan masa
konsepsi. (Santo Saragi)

B.            Ciri-ciri Perkembangan

1. Terjadinya perubahan ukuran dalam (a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat
badan  serta organ-organ tubuh lainnya, dan (b) aspek psikis: semakin bertambahnya
perebendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta
menggunakan imajinasi kreatif.
2. Terjadinya perubahan proporsi dalam (a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai
dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati
proporsi tubuh usia dewasa, dan (b) aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke
realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-
lahan beralih kepada orang lain (khususnya teman sebaya).
3. Lenyapnya tanda-tanda lama dalam (a) aspek fisik: lenyapnya kalenjar thymus (kalenjar
anak-anak) yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu, dan (b) aspek
psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti
merangkak) dan prilaku impulsif (melakukan sesuatu sebelum berfikir).
4. Munculnya tanda-tanda baru dalam (a) aspek fisik: tumbuh dan pergantian gigi dan
matangnya organ-organ seksual pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada wanita
dan mimpi basah pada pria) maupun sekunder (membesarnya pinggul dan buah dada pada
wanita, dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara pada pria) dan (b) aspek psikis:
berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,
lingkungan alam, nilai-nilai moral, dan agama. (Sarisma Purba)

5
C.           Prinsip-prinsip Perkembangan

1.             Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending proses)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh  pengalaman atau
belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau masa tua.

2.             Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi Setiap aspek perkembangan


individu, baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling
mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut.
Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-
sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti
kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.

3.             Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu Perkembangan terjadi secara
teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil
perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat dari perkembangan
selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak dapat berdiri terlebih dahulu dan
berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
Menurut Yelon dan Weinstein (1977) menyebutkan pola perkembangan sbb;

a.         Cephalocaudal (perkembangan ini dimulai dari kepala ke kaki, artinya yang matang
duluan adalah bagian atas kemudian bagian bawah, dan tidak mungkin terbalik) dan
proximodistal (perkembangan itu bergerak dari tengah: seperti paru-paru dan jantung, ke
pinggir; tangan)

b.        Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan berfungsi
setelah matang strukturnya. Seperti mata dapat melihat setelah otot-ototnya matang

c.         Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa perkembangan fisik dan psikis
berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Contoh: (1) bayi menendang-nendangkan
kakinya secara sembarangan sebelum ia dapat mengorganisasikannya untuk merangkak dan
atau berjalan, (2) bayi melihat benda-benda yang lebih besar sebelum ia dapat melihat benda-
benda kecil.

d.        Perkembangan berlangsung dari konkret ke abstrak, artinya perkembangan itu


berproses dari kemampuan berpikir konkret  (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya
tak tampak)

e.         Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme, artinya pada


mulanya anak hanya memperhatikan dirinya sendiri sebagai pusat, atauhanya mementingkan
keinginan, kebutuhannya sendiri. Melalui pengalamannya bergaul dengan orang lain
(khususnya teman sebaya), sikap egosentris ini secara berlahan-lahan berubah menjadi
perspektivis (anak sudah mulai memperhatikan kepentingan orang lain

6
f.         Perkembangan berlangsung dari out control ke inner control, yang berarti pada
awalnya anak sangat bergantung kepada pengawasan atau bantuan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan atau untuk melakukan seuatu kegiatan yang terkait dengan
kedisiplinan. Seiring dengan bertambahnya pengalaman atau belajar dari pergaulan sosial
tentang norma atau nilai-nilai, baik diingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun
masyarakat, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengontrol tindakan atau
perilakunya oleh dirinya sendiri (inner control).

4.             Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan Perkembangan fisik dan mental
mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan
ada yang lambat). Contohnya seperti pada otak yang mencapai bentuk ukurannya yang
sempurna pada umur 6-8 tahun, tangan, kaki dan hidung mencapai  perkembangan yang
maksimum pada usia remaja, dan imajinasi kreatif  berkembang dengan cepat pada masa
kanak-kanak dan mencapai  puncaknya pada masa remaja.

5.             Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas Para ahli telah banyak mengadakan
penelitian dan menetapkan fase-fase  perkembangan yang sesuai dengan umur masing-
masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam mempelajari perkembangan individu.
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: sampai usia dua tahun, anak
memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar
berbicara, dan pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi
manusia sosial (belajar  bergaul dengan orang lain).

6.             Setiap Individu yang normal akan mengalami tahapan fase  perkembangan Prinsip


ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan  berusia panjang individu akan
mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua.
(Windy Anggita)

3.2 Perbedaan Individu

Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal yang
menonjol, yaitu: umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola
perkembangannya dan pola yang bersifat umum  itu manusia cenderung berbeda fisik dan
nonfisik.

Individu menunjukkan kedudukan orang perorang atau perseorangan. Sifat individu


adalah sifat yang berkaitan orang perseorangan, berkaitan perbedaan individual dengan 
perseorangan. Ciri atau karakteristik orang yang satu berbedda dengan yang lainnya, dengan
kata lain, makna perbedaan individu menyangkut variasi yang terjadi baik variasi aspek fisik
maupun psikologis. Perbedaan yang segera dikenali oleh guru terhadap siswanya adalah
perbedaan fisiknya,seperti : warna kulit, tinggi badan, berat badan, bentuk muka, warna
rambut, cara berdandannya, sedangkan perbedaan aspek psikilogisnya adalah perilakunya
malas/kerajinannya, kepandaiannya, motivasinya, bakatnya. dsb. Berikut adalah beberapa
perbedaan pada individu.

7
a.       Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar  sekolah menghasilkan
tiga pembentukan  kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang
berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan  teknologi.

Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini
merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses pembelajaran
adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk
mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.

Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil
belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada
dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek
yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.
Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif
dengan tingkat kecerdasan seseorang.

b.      Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya.
Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya
dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan
berbahasa setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara). Lancar atau
tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan
pembiasaannya dalam berkomunikasi.

c.       Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk


melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat (otak) untuk
melakukan kegiatan. Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat
indra menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf
pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan reaksi
dlamm bentuk gerakan- gerakan  atau kegiatan. Dengan demikian ketepatan kerja jaringan
syaraf  akan menghasilkan suatu bentuk kegiatanh yang tepat (sesuai antara rangsangan dan
responnya). Kerja ini akan menggambarkan tingkat kecakapan motorik.

Syaraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berfikir merupakan
faktor penting dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidak tepatan dalam pembentukan
persepsi dan penyampaian perintah akan menyebabkan kekeliruan respon atau kegiatan yang
kurang sesuai dengan  tujuan.

8
Bertambahnya umur seseorang mengindikasikan adanya kematangan. Hal ini akan
menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam berbagai hal, seperti kekuatan untuk
mempertahankan perhatian, koordinasi  otot, kecepatan berpenampilan, keajegan untuk
mengontrol, dan resisten terhadap kelelahan. Sehingga semakin bertambahnya usia 
seseorang akan menunjukkan kecakapan motorik yang makin tinggi. Dapat disimpulkan
bahwa kemampuan motorik  dipengaruhi oleh kematangan fisik dan tingkat kemampuan
berfikir. Karena kematangan fisik dan kemampuan berfikir setiap individu berbeda sehingga
kecakapan motorik setiap individu akan berbeda pula.

d.      Perbedaan dalam Latar Belakang

Sekelompok individu dengan perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat


memperlancar atau sebaliknya menghambat prestasi belajar mereka. Misalnya, pengalaman-
pengalaman belajar yang dimiliki anak dirumah mempengaruhi prestasinya dalam situasi
belajar yang disajikan di sekolah.

Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam
misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan
kesehatan yang mendukung belajar.  Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar
belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan
budaya yang lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio
cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur
yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh
dari luar yang lebih luas.

e.       Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan
sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk
memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan
tertentu. Misalnya seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-
latihan akuntansi keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula
sebaliknya.

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang
relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis
khusus). Bakat khusus juga disebut juga talent.

Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga
tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak
berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau
berbicara seperti anak berusia lima tahun.

9
Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih
cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini
tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami kesulitan, bahkan sering merasa terganggu
dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki
kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus.

Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan baik jika
mendapat rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya, bakat tidak
dapat berkembang sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk
berkembang.

f.       Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan
membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau
menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang
anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang
tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.

Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi
individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai
macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap
untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus
asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang
memungkinkan seseorang dapat belajar. Sedangkan Proses kematangan dan belajar akan
sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses
kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan
seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk. Perbedaan kesiapan individu tidak
saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman
dalam latar belakang sebelumnya.

Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang
memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang amat
besar terhadap orang-orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar
yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang
kurang baik, cacat tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi
perkembangan pemahaman dan ekspresi diri. (Sarisma Purba)

10
3.3 Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Perkembangan Individu

1.      Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan
panjang yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa. Berikut masa-masa pada
pertumbuhan fisik.

a.       Pertumbuhan Sebelum Lahir

Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan sel telur dan
sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio. Embrio yang berumur satu bulan
berukuran sekitar setengah sentimeter, kemudian pada umur dua bulan membesar menjadi
dua setengah sentimeter (disebut janin). Kemudian umur tiga bulan janin sudah membentuk
bayi dalam ukuran kecil. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia
yang sangat kompleks, karena merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan syaraf membentuk system yang lengkap. Masa ini berakhir setelah
kelahiran.

b.      Pertumbuhan Setelah Lahir

Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir. Dalam tahun
pertama pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah sekitar sepertiga dari panjang
badan dan beratnya akan bertambah menjadi tiga kalinya. Pertumbuhan fisik yang paling
cepat adalah ketika usia 8 sampai 15 tahun yang biasanya disebut ledakan pertumbuhan
pubertas. Selanjutnya akan memasuki periode tenang sampai tahap dewasa lalu tua. Tinggi
badan manusia akan tetap, namun berat badan bisa berubah-ubah. (Santo Saragi)

2.      Perkembangan Intelektual

Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf
otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan
intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang mampu menunjukkan fungsinya
secara baik. Perkembangan intelektual diawali dengan kemampuan mengenal dunia luar.

Awalnya respon  terhadap rangsangan dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring
dengan bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar
dan selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada
perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat
kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan keputusan.

11
Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan
berikut ini.

a.       Masa Sensorik Motorik (0,0-2,5 tahun)

Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktivitas
motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan
yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, refleks
menangis, refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi
gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.

b.      Masa Pra-Operasional (2,0-7,0 tahun)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang mewakili
suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan tindakan-
tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang
pernah melihat dokter sedang praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.

c.       Masa Konkreto Pra-Rasional (7,0-11,0 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai
mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali
sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal-balik antara
beberapa hal).

d.      Masa Operasional (11,0-dewasa)

Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotesis.
Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil
kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya mainan A lebih mahal daripada mainan B dan
mainan C lebih murah daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling
mahal dan yang paling murah. (Windy Anggita)

3.      Bakat Khusus

Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan
rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan
mudah diamati karena kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan pesat. Sedangkan
menurut Guilford, bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi
psikomotor, dan dimensi intelektual. Ketiga dimensi tersebut mengilustrasikan bahwa bakat
mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan kecakapan menangkap makna,
kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Atas dasar bakat
yang dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan
menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain. Bakat khusus
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti bidang seni, olahraga, atau
keterampilan.

12
4.      Sosial

Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan
orang lain. Sejak lahir manusia yang belum mengenal orang-orang di sekitarnya, berangsur-
angsur mulai berkembang untuk mengenal dunia luar, meresponnya dan akhirnya saling
kenal mengenal saling membantu satu sama lain.

5.      Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak, suarayang berguna
untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Kemampuan berbahasa seseorang mulai
ada dan berkembang sejak ia dilahirkan. Kemampuan itu mulai tampak dengan adanya
ungkapan-ungkapan sederhana yang berupa tangisan yang menggambarkan rasa sedih dan
kecewa, sennyum sebagai ungkapan rasa senang dan ekspresi-ekspresi lainnya yang terlihat
pada masa bayi. Kemampuan berbahasa itu berangsur-angsur mulai berkembang seiring
dengan bertambahnya usia hingga ungkapan itu dapat dimengerti dan bias berkomunikasi
dengan orang lain.

6.      Sikap, Nilai dan Moral

Dalam perjalanan hidup seorang manusia, pembelajaran terhadap nilai, moral, dan sikap
tidak serta merta muncul sejak lahir. Hal itu disebabkan karena pada masa itu belum ada
kemampuan untuk berinteraksi dan mengenal dunia luar. Seiring dengan perkembangan usia,
mereka mulai berinteraksi dengan dunia luar. Dalm hal ini khususnya orang tua yang
memegang peranan penting dalam upaya penanaman nilai, sikap dan moral pada diri anak.
Walaupun pada masa ini upaya ini masih berupa paksaan saja, dalam artian anak masih
belum mengerti akan maknanya, anak lama klelamaan akan terbiasa dan pada akhirnya dapat
terbawa dalam jiwa mereka saat mereka dewasa kelak. (Zul Sahwan Siregar)

3.4    Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Individu

Sejak awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap
perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetic yang
mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh
lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalny
temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari
faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).

Aspek-aspek yang mempengaruhi faktor genetik, menurut Santrok (1992), banyak aspek
yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk
mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor
genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah
yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan. (Sarisma Purba)

13
1.      Kecerdasan

Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan


(diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai
peranan minimal dalam kecerdasan.

2.      Temperamen

Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli


perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif
menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang,
sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian
lagi tidak demikian.

3.      Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan

Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu
dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas.

Tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan peserta didik terdiri dari faktor-faktor sebagai
berikut. (Ngalim Purwanto, 1999: 55).

1.      Pembawaan

Pembawaan di tentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang di bawa sejak lahir.

2.      Kematangan

Tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ
(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.

3.      Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelejensi.

4.      Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar.

5.      Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah.

14
Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh
dimensi yang ada dalam diri anak, baik dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif
(berpikir), dan dimensi spiritual. Dimensi-dimensi perkembangan anak meliputi fisik, sosial,
emosi, kognitif, dan spiritual berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu dimensi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan dalam satu dimensi dapat
membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada dimensi-dimensi lainnya (Sroufe, Cooper,
& DeHart 1992; Kostelnik, Soderman, & Whiren 1993 dalam Irwan Nuryana K, 2008).
(Windy Anggita)

15
BAB IV PENUTUP
4.1      Kesimpulan

1.      Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah dan organ-organ jasmaniah dan  bukan pada organ jasmani tersebut
sehingga penekanan arti  perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada organ fisiologis. Proses perkembangan akan  berlangsung sepanjang
kehidupan manusia, sedangkan proses  pertumbuhan seringkali akan berhenti jika seseorang
telah mencapai kematangan fisik.

2.      Ciri-ciri perkembangan secara umum mempunyai empat ciri yaitu terjadi  perubahan


dalam ukuran besarnya, terjadinya perubahan dalam proporsi, lenyapnya tanda-tanda yang
lama,dan diperolehnya tanda-tanda yang  baru.

3.      Prinsip perkembangan yaitu meliputi, adanya perubahan, perkembangan awal lebih


kritis daripada perkembangan selanjutnya, perkembangan merupakan hasil proses
kematangan dan belajar, pola perkembangan dapat diramalkan, pola perkembangan
mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan, terdapat perbedaan individu dalam
perkembangan, setiap bidang perkembangan mengandung bahaya sosial, Setiap
periode  perkembangan mengandung harapan sosial, dan kebahagiaan bervariasi  pada
berbagai fase perkembangan. (Santo Saragi)

4 .2       Saran

Mempelajari konsep dasar dan prinsip-prinsip perkembangan merupakan hal yang sangat
peting, tidak hanya bagi orang tua tetapi juga oleh  para guru untuk memahami psikologi
perkembangan anak, sehingga mereka dapat memahami karakter, perilaku hingga kebiasaan
anak didik . Terlebih lagi bahwa guru harus siap menghadapi sekian banyak perbedaan dari
sekian  banyak anak didik yang terangkum dalam satu ruang lingkup belajar. (Sarisma Purba)

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Dia, (2016) Perkembangan Peserta Didik

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).   


Bandung : Pustaka Setia.

Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai