FRAILTY AS A NEW
GERIATRIC GIANT:
HOW TO DEAL WITH
DILEMMATIC HEALTH
PROBLEMS IN
ELDERLY PATIENT
dr. Lili Legiawati, Sp.KK (K)
SIP. 01.01.0.11.0723156009/07.2022
Management of Frailty
as a New Geriatric Giant:
How to Deal with Dilemmatic
Health Problems in Elderly Patient
Tim Editor:
Purwita Wijaya Laksmi
Frans Liwang
Risca Marcelina
ISBN: 978-979-19931-5-9
111
Semoga bermanfaat
Jakarta, Mei 2015
Tim Editor
Kebutuhan Vaksinasi bagi Populasi Usia Lanjut ..... ..... ... ... . . . . 97
Vll
Pendahuluan
Patofisiologi Frailty
Fenotip Deskripsi
Penurunan berat badan Laporan individual mengenai penurunan
berat badan >4,5 kg; atau penurunan
berat badan �5% per tahun
Kelelahan Laporan individual mengenai kelelahan
minimal 3-4 hari/minggu atau dirasakan
setiap waktu.
Aktivitas fisis rendah Konsumsi energi <383 kkal/min-
ggu (laki-laki) atau <270 kkal/minggu
(perempuan)
Kecepatan betjalan Diukur dengan uji betjalan 15 kaki (4,75
rendah meter). Kriteria kecepatan betjalan pada
model fenotip sebagai berikut: pada
perempuan <5,36 detik dan pada laki-laki
6,92 detik
Kekuatan genggam Diukur dengan dinamometer tangan.
tangan rendah Kriteria kekuatan genggam tangan pada
model fenotip sebagai berikut: pada
perempuan Asia <14,3 kg dan pada laki
laki Asia 22,4 kg.
SKOR
No DEFIS IT
0 0,25 0,5 0,75 1
1 Gangguan Peng- Tidak Ringan Sedang Berat Sangat
lihatan ada berat
2 Gangguan Pen- Tidak Ringan Sedang Berat Sangat
deng aran ada berat
3 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
makan minimal total
4 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
berpakaian dan minimal total
melepas pakaian
5 Kemampuan un- Mandiri Bantuan Tergantung
tuk merawat diri minimal total
6 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
be!jalan minimal total
7 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
tidur dan bangun minimal total
dari tidur
8 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
mandi minimal total
9 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
pergi ke kamar minimal total
mandi
10 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
menele£on minimal total
11 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
berjalan mencapai minimal total
tempat-tempat
ke 'atan
12 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
berbelanja minimal total
13 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
mempersiapkan minimal total
makanan sendiri
14 Bantuan untuk Mandiri Bantuan Tergantung
pekerjaan rumah minimal total
tan a
15 Kemampuan un- Mandiri Bantuan Tergantung
tuk minum obat minimal total
16 Kemampuan Mandiri Bantuan Tergantung
untuk mengurus minimal total
keuangan sendiri
10
Disebut frail apabila skor Fl >=0,25; disebut pre-frail apabila skor Fl 0,08-0,25
11
lntervensifrai/ty
12
13
14
15
Kesimpu lan
16
Daftar Pustaka
1. Fried LP, Tangen CM, Walston J, et al. Frailty in older adults:
evidence for a phenotype. J Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2001
Mar;56(3):M146-56.
2. Rockwood K, Howlett SE, MacKnight C, et al. Prevalence,
attributes, and outcomes of fi tness and frailty in community
dwelling older adults: report from the Canadian study of health
and aging. J Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2004; 59: 1310-7.
3. Woods NF, LaCroix AZ, Gray SL; Women's Health Initiative.
Frailty: emergence and consequences in women aged 65 and
older in the Women's Health Initiative Observational Study. J
Am Geriatr Soc. 2005 Aug;53(8) :1321-30.
4. Bandeen-Roche K, Xue QL, Ferrucci L, et al. Phenotype of frailty:
characterization in the women's health and aging studies. J
Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2006; 61: 262-6.
5. Ensrud KE, Ewing SK, Taylor BC, et al. Comparison of 2 frailty
indexes for prediction of falls, disability, fractures, and death fu
older women. Arch Intern Med. 2008; 168: 382-9.
6. Varadhan R, Walston J, Cappola AR, et al. Higher levels and
blunted diurnal variation of cortisol in frail older women. J
Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2008 Feb;63(2):190-5.
7. Gweon HS, Sung HJ, Lee DH. Short-term protein intake increases
fractional synthesis rate of muscle protein in the elderly: meta
analysis. Nutr Res Pract. 2010 Oct;4(5):375-82.
8. Studenski S, Perera S, Patel K, et al. Gait speed and survival in
older adults. JAMA. 2011Jan 5;305(1):50-8.
9. Gill TM, Gahbauer EA, Han L, et al. The relationship between
intervening hospitalizations and transitions between frailty
states.J Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2011 Nov;66(11):1238-43.
10. Xue QL. The frailty syndrome: definition and natural history.
Clin Geriatr Med. 2011 Feb;27(1):1-15.
17
18
19
20
21
22
23
00 160
J:
E 1 40
.S
QI 1 20
�
�a. 1 00 Diastolic BP
,-
_____
�
al
80 ....
.._ ... __ _
60 Morning hours
0
1 8,00 22,00 02,00 06,00 1 0,00 1 4,00 1 8,00
Time of day
24
00
N
,., 1 20 200
II
t:
Ql
"'
0 90 1 50
�
� 60 100
41
0
Ill 30 50
.0
E
:::
z
0 ������� 0
18:00 22:00 02:00 06:00 10:00 14:00 18:00
Time of day
25
26
••
· •
•
rn10 .... ••
:z::
.1 .:�
11 8:!
·· · • ·
·· . . . . ·
· ·. . ...
..··
· · · · ·· · ·· • •. . ...·
· . ..
1,
' ' •• • • o ,
•
• ..., , •• • .., • . .. . . .
·· · ·· · · · ·
,,.O Lo
0.06
•••
O.ll6
· · ·· ····················· ··· · ·····
0.94 ... �����������,.,...�
....� .. ��..,...
� ..., ....
,.,... .. ..
..-1
1 10 120 130 140 150 160 170
16
1 5
0
i
... 14 .
·
,,
..
...
:15 1 · . .
3 ·..··· ·.
li! ... .·
J: . ····
_·:
. ··
12
· · ·· · ... ..
11
· · · ·· ·
· · · ··· · · :::��;;;
:� ··· ··
· · ·· ···
: '.. "i.o...�
·.:i;.
:;o ··.- · ·�
· ·..,
10
o g-,
,_.,_����-���.....,1
60 70 80 00 100
Diastolic blood pressure (mmHg)
Garnbar 3. Pola hubungan tekanan darah sistolik (A) dan diastolik
(B) dengan komplikasi hlpertensi
27
Penutup
28
Daftar Pustaka
1. World Health Organization (WHO). Global health observatory
(CHO) data: Raised blood pressure. http:/ / www.who.int/ gho/
ncd/ risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/ en/ [cited
May 25, 2015]
2. Lloyd-Jones D, Adams R, Carnethon M, et al. Heart disease and
stroke statistics - 2009 update: a report from the American Heart
Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcom
mittee. Circulation. 2009;119:e21-181.
3. Park JB, Kario K, Wang J-G. Systolic hypertension: an increasing
cinical cahllange in Asia. Hypertens Res. 2015;38:227-36.
4. Riset Kesehatan Dasar 2013. Pusat Data dan lnformasi. Kemen
terian Kesehatan Republik Indonesia, 2013.
5. ACCF/AHA 2011 Expert Consensus Document on Hypertension
in the Elderly. A Report of the American College of Cardiology
Foundation Task Force on Clinical Expert Consensus Documents.
Circulation. 2011;123:2434-2506.
6. Mead M, Adgey J, Griffith KE, et al. Controlling blood pres
sure over 24 hours: a review of the evidence. Br J Cardiol.
2008;15:31-4.
7. Weber MA. The 24-hour blood pressure pattern: does it have
implications for morbidity and mortality? Am J Cardiol.
2002;89(suppl):27A-33A.
8. Koylan N, Sever MS, Ilerigelen B, et al., TRAP Study Group.
Morning surge of blood pressure in the elderly is more prominent
than younger patients in the treatment and ambulatory blood
pressures (TRAP) study. Am J Hypertens (2001) 14 (Sl): 52A.
9. Denker MG, Cohen DL. What is an appropriate blood pressure
goal for the elderly: review of recent studies and practical recom
mendations. Clini Intervent Aging. 2013:8:1505-17.
29
30
Pendahuluan
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Skala nyeri PT
Skala nyeri PT merupakan bentuk variasi clari VDS.
Bentuknya berupa termometer dengan skala vertikal. Terdapat
tulisan/ cleskripsi frasa tidak nyeri pada bagian paling bawah
hingga cleskripsi nyeri yang teramat sangat yang dapat
dibayangkan pacla bagian paling atas dari gambar termometer
tersebut. Pasien clitunjukkan gambar termometer nyeri tersebut
dan diminta untuk menentukan derajat intensitas nyeri yang
paling sesuai dengan yang dirasakan pasien. Skala nyeri PT
menjadi pilihan pacla pasien dengan gangguan kognitif seclang
berat atau pasien yang memiliki kesulitan clalam berpikir
abstrak dan mengkomunikasikan nyeri secara verbal. 2
43
44
45
46
47
Simpulan
48
Daftar Pustaka
1 Ferrell BA, Charette SL. Pain management. In: Halter J, Ous
lander JG, Tinetti ME, Studenski S, High KP, Asthana S, eds.
Hazzard's Geriatric Medicine and Gerontology. 61h ed. New
York: Mc Graw Hill; 2009.p.359-71.
2 Herr K a, Garand L. Assessment and measurement of pain in
older adults. Clin Geriatr Med. 2001;17(3):457-78.
3 ACS Panel on Persistent Pain in Older Persons. The management
of persistent pain in older persons. J Am Geriatr Soc [Internet] .
2002;50(6 Suppl):S205-24.
4 Landi F, Onder G, Cesari M, Gambassi G, Steel K, Russo a, et
al. Pain management in frail, community-living elderly patients.
Arch Intern Med. 2015;161(22):2721-4.
5 Shega JW, Dale W, Andrew M, Paice J, Rockwood K, Weiner
DK. Persistent pain and frailty: a case for homeostenosis. J Am
Geriatr Soc.2012;60:113-7.
6 Buffum MD, Hutt E, Chang VT, Craine MH, Snow a L. Cogni
tive impairment and pain management: review of issues and
challenges. J Rehabil Res Dev. 2007;44(2):315-30.
7 Balducci L. Management of cancer pain in geriatric patients. J
Support Oncol. 2003;1 (3):175-91.
8 Hawker GA, Mian S, Kendzerska T, French M. Measures of
adult pain: visual analog scale for pain (VAS pain), numeric rat
ing scale for pain (NRS pain), McGill pain questionnaire (MPQ),
short-form McGill pain questionnaire (SF-MPQ), chronic pain
grade scale (CPGS), short form-36 bodily pain scale (SF-36 BPS).
Arthritis Care Res. 2011;63(suppl 11):240-52.
9 Brummel-Smith K, London MR, Drew N, Krulewitch H, Singer
C, Hanson L. Outcomes of pain in frail older adults with demen
tia. J Am Geriatr Soc [Internet]. 2002;50(11):1847-51.
10 Herr K, Bjoro K, Decker S. Tools for assessment of pain in non
verbal older adults with dementia: A state-of-the-science review.
49
Pengantar
50
Pembahasan
Akut Kronik
51
52
53
Modalitas Nonfarmakologis
Modalitas ini merupakan komponen esensial dalam tata
laksana nyeri komprehensif karena dapat membantu pasien
mengatasi nyeri lebih baik serta memperbaiki fungsi. Beberapa
komponen yang tercakup dalam modalitas ini, antara lain
terapi fisis, terapi psikobehavioral, nutrisi, dan penyesuaian
lingkungan yang ergonomis.4
54
1. Terapi nonsistemik
Beberapa preparat, seperti capsa1cm, metilsalisilat,
trolamin salisilat, kamfor/fenor, dan agen anestetik. Terapi
topikal efektif untuk nyeri lokal pada sendi atau otot.8
55
3. NSAID
Obat ini lebih poten daripada asetaminofen, tetapi
memiliki risiko efek samping gastrointestinal, renal, dan
kardiovaskular yang lebih tinggi pada usia lanjut. Pemakaiannya
diperuntukkan bagi nyeri sedang muskuloskeletal, sedangkan
pemilihannya didasarkan pada profil keamanan dan tingkat
risiko pasien. Obat ini menyebabkan 23,5% pasien perlu
perawatan rumah sakit akibat efek negatifnya. Pada usia lanjut,
pemakaian NSAID harus berhati-hati dan dikombinasi dengan
Proton Pump Inhibitor (PPI) untuk menghindari efek samping
gastointestinal.3
56
Ekuivalen dengan
Obat Dosis inisial Interval
Morfin 30 mg Oral
5. Terapi Ajuvan
Obat golongan ini dikembangkan di luar indikasi
utamanya, tetapi memiliki efek analgesik, yang terutama
dipakai sebagai ajuvan dalam penanganan nyeri neurotik.
Antidepresan dan antiepileptik termasuk dalam golongan
.3
llli.
•
57
Terapi Komplementer
Terdapat bukti yang menyebutkan bahwa beberapa terapi
komplementer telah dipergunakan untuk mengatasi nyeri tipe
spesifik pada usia lanjut. Modalitas ini mencakup akupunktur,
Transcutaneous/ Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS/
PENS), massage (pemijatan), dan refleksologi. 3
58
Simpulan
59
60
Pendahuluan
61
62
63
64
65
66
67
Ringkasan
68
Daftar Pustaka
1. Global initiative for chronic obstructive lung disease. Global
strategy for the diagnosis, management and prevention of
Chronic obstructive pulmonary disease. Updated 2015. http://
www.goldcopd.org
2. Barnes PJ. Drugs used in the management of COPD. In: Manag
ing chronic obstructive pulmonary disease. London: Scientific
Press Ltd. 2000; 35-49.
3. Vincken W. Bronchodilator treatment of stable COPD: long act
ing anticholinergics. Eur Respir Rev. 2005; 14(94):23-31.
4. Mahler DA, Donohue JF, Barbee RA, et al. Efficacy of salmeterol
xinafoate in the treatment of COPD. Chest 1999; 115:107-15.
5. Dahl R, Greefhost APM, Nowak D, et al. Inhaled formeterol dry
powder versus ipratropium bromide in COPD. Am J Respir Crit
Care Med. 2001;164:778-84.
69
70
Pendahuluan
71
Definisi
72
D iagnosis
73
-� 2
�"' I
,!l!
c..;
c::i
(A) (8)
cs
�
I
1 0
I
CAT < 10 CAT � 10
Symptoms
Eksaser-
Klasifikasi
Pasien Karakteristik basi per CAT mMRC
Spirometri
Tahun
74
75
76
Beta2-agonist
Short-acting beta2-agonists
(SABA)
Long-acting beta2-agonists
LABA
Anticholinergics
Short-acting anticholinergics
(SAMA)
Long-acting anticholinergics
(LAMA)
Combination short-acting beta2-ago
nists + anticholinergic in one inhaler
Methylxanthines
Inhaled corticosteroids
Combination long-acting beta2-ago
nists + corticosteroids in one inhaler
Systemic corticosteroids
Phosphodiesterase-4 inhibitors
77
c I D
A + - - -
I
Sumber: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease- up
dated 2014
c I D
LAMA + LABA
I JCS + LABA and LAMA
or
or JCS + LABA and PDE4-inh
LAMA and PDE4-inh or
LABA and PDE4-inh LAMA and LABA
or
LAMA and PDE4-inh
A - I -
LAMA
or
· LABA I LAMA and LABA
or
SABA and SAMA
I
I
Sumber: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease- up
dated 2014
78
I Carbocysteine
SABA and/or SAMA SABA and/or SAMA
Theophylline Theophylline
- - 1 -
A B
I
I
Sumber : Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease-
-
updated 2014
Pengobatan ACOS
79
80
Pendahuluan
Epidemiologi
81
Selain data di atas, studi lain pada tahun 2014 pada pasien
berusia lebih dari 70 tahun dengan hiperkeratosis serta xerosis
kutis yang mendapatkan terapi pelembab berisi glikoprotein
yg yang disintesis dengan pseudoalteromonas didapatkan
penurunan secara bermakna derajat keratosis dan kekeringan
kulit.3
Penuaan Intrinsik
Penuaan intrinsik adalah proses sel yang menua seiring
dengan waktu. Telomer (sekuens asam amino pada akhir
rantai DNA) dapat memendek setiap kali proses pembelahan
sel. Proses ini dapat menyebabkan aging dan senescence sel.
Senescence sel adalah pertumbuhan yang terhenti pada siklus sel
mitosis yang bersifat irreversibel. Sel kulit termasuk sel mitosis.
Senescence keratinosit dan fibroblas tampak akumulasi pada
kulit yang tua. Mutasi pada mitokondria DNA dan produksi
ROS dapat mempercepat terjadinya proses menua pada kulit.
82
Ultraviolet A
Ultraviolet A (UV A) berpengaruh pada terjadinya photo
aging. Pajanan sinar matahari secara langsung mengandung
UV A dalam jumlah banyak. Ultraviolet A juga memiliki
penetrasi kuat ke lapisan dermis kulit.5
Ultraviolet B
Ultraviolet B (UV B) juga berpengaruh pada terjadinya
photo aging. Ultraviolet B seribu kali lebih kuat daripada foton
UV A Sementara itu, UV B menyebabkan sunburn, suntanning,
dan fotokarsinogenesis.5
83
Neoplasia Kulit
Neoplasia pada kulit orang usia lanjut ditengarai cukup
banyak kasusnya sej alan dengan bertambahnya umur.
Kemampuan tubuh untuk memperbaiki organ sel yang
rusak akan semakin menurun sehingga meningkatkan risiko
terjadinya neoplasia. Gambaran neoplasia berupa lesi benign,
pre malignant, dan malignant.6
1. Lesi Benign
Lesi benign dapat berupa skin tag dan keratosis seboroik.6
Skin Tag
Skin tag ditandai dengan fibroepitelial, warna kulit hingga
hiperpigmentasi, pendular papul. Lokasi paling sering pada
kelopak mata, leher, dan ketiak.
84
Dermatitis seboroik
Ditandai dengan makula coklat, papul, plak, warna putih
hingga hitam. Lokasi tersering pada wajah, leher, dan badan.
Dapat timbul rasa gatal ataupun tidak. Bersisik di permukaan
kulit.6
Terapi seboroik dapat dilakukan dengan pemberian obat
anti-inflamasi, keratolitik, antifungi, dan pengobatan altematif
seperti pemberian melaleuca oil.
Actinic keratosis
Actinic keratosis adalah prekursor neoplasia yang akan
berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa dan ditandai
85
Lentigo maligna
Lentigo maligna merupakan karsinoma in situ melanoma
akibat pajanan kronis sinar matahari. Lokasinya terdapat pada
wajah, makula, berbentuk ireguler, serta pigmentasi bervariasi.
Terapi kasus ini berupa laser atau eksisi biopsi kulit.6
86
Melanoma maligna
Melanoma maligna dikenali dengan gejala dan tanda
" ABCD", yaitu Asymetry, Border irregular, Color variation,
Diameter > 6 mm. Penegakan diagnosis dengan biopsi kulit.5
87
Herpes zoster
Herpes zoster ditengarai 10 kali lipat pada orang berusia
lanjut. Hal ini dikarenakan penurunan sistem imunitas yang
tinggi atau imunosupresif pada populasi usia lanjut. Dari
studi di Amerika Serikat didapatkan prevalensi 83% pada
usia di atas 45 tahun. Gambarannya berupa bintil kecil merah
berisi cairan menggembung pada sekitar kulit yang dilalui
virus. Gejala utama lesi ini adalah nyeri saraf. Terapi nyeri
misalnya dengan gabapentin, serta antiviral topikal atau oral.
Pencegahan dengan melakukan vaksinasi herpes zoster.8
Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan
warna kulit memerah tebal, kering, dan bersisik. Menggaruk
pada daerah yang terkena psoriasis dapat memperburuk
88
• Pelembab
clan anti-oksidan
• Olahraga yang cukup
89
Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat merupakan agen hidrofilik.
Kombinasi dari antioksidan memerlukan pertimbangan
mengingat efek samping diperkirakan mampu menjadi pro
oksidan.9·10
Vitamin A
Kebutuhan harian vitamin A adalah 600-1300 mg/hari,
dengan dosis maksimal 3000 mg/hari. Defisiensi vitamin A
menyebabkan sel epitel tertentu memproduksi keratin terlalu
banyak. Protein keratin terdapat pada rambut, kuku, dan pada
lapisan kulit luar. Kelebihan keratin dapat menyebabkan kulit
kasar, yaitu follicular keratinosis. Sebaliknya, hipervitaminosis
vitamin A dapat menyebabkan edema serebral, kerusakan
hati, hingga koma.9·10
Vitamin B3
Vitamin B3 berfungsi sebagai ko-enzim asam amino.
Vitamin B3 mampu memperbaiki tekstur kulit dengan RDA
4-16 mg/hari. Makanan yang mengandung Vitamin B3 antara
lain almon, ikan salmon, dan ayam.9·10
90
Daftar Pustaka
1. Ivie P. Skin Aging. Acta Dermatoven APA 2008; 17 (2).
2. Grover S. Clinical study of skin changes in geriatric population.
Indian Dermatol Venereol. June 2009; 5: 301-305.
3. Aluigil. The diproprev system in treatment of the skin of the
elderly preliminary data obtained in patients with dryness and
hyperkeratosis. http// dx.doi.org/10.2147 /jvd. Diunduh pada
10 Mei 2015.
4. Dragana Stojiljkovic. Oxidative stress, skin aging and oxidant
therapy. Sientific Journal of The Acta Faculty Medicine NIS.
2014; 31 (4); 207-17.
5. Ortiz AA, Yan B, D'Orazio JA. Ultraviolet radiation, aging and
the skin: prevention of damage by topical cAMP manipulation.
www.mdpi.com/1420-3049/19/5/6202/pdf. Diunduh pada 10
Mei 2015
6. Omar. Common skin in the elderly. SA Fam Pract. 2010;48(5);
29-34.
7. Gary J. Pathophysiology of premature skin aging induce by
ultraviolet light. Departement of Dermatology University of
Michigan Ann Arbor. N Engl J Med. 2010; 337(2): 1419-23.
8. DeRosa A, Gray K. Managing the challenge of herpes zoster in
the long -term care setting. http://
9. Kafi Reza, Kwak H, Schumacher W, et al. Impprovement natu
rally aged skin with vitamin. http:/ / www. http:/ /archderm.
jarnanetwork.com/ article.aspx?articleid=412795. Diunduh pada
10 Mei 2015
10. http:/ /www.livestrong.com/ article/ 358733-vitamins-to-help
with-the-thin-skin-of-the-elderly/ . Diunduh pada 10 Mei 2015
11. Klentze M. The new science of anti aging hormone replacement
therapy. Europian Council of Aging Research.; 2013.
91
Pendahuluan
Definisi
Etiologi
92
93
Diag nosis
94
Diagnosis
94
95
Penutup
Daftar Pustaka
1. Norman R. Xerosis and pruritus in the elderly: recognition and
management. Dermatologic Therapy. 2003; (6): 254-9.
2. Haroun MT. Dry skin in the elderly. Geriatric and aging. 2013; (6):
40-4.
3. Data statistik kunjungan poliklinik divisi dermatologi geriatrick.
2012-2014.
4. White-Chu EF, Reddy M. Dry skin in the elderly: complexities of
a common problem. Clinics in Dermatology. 2011;( 29): 37-42
5. Draelos JD. Modem moisturizer. Myths, misconceptions & truth.
Cutis.2013; 91: 308-14
96
Pendahuluan
97
98
99
100
101
102
Vaksin influenza
Vaksinasi merupakan strategi utama untuk mencegah
dan mengontrol influenza di masyarakat dibandingkan
pemberian obat anti-influenza. Vaksin influenza yang ada
saat ini berupa vaksin virus inaktif (inactivated vaccines) dan
virus yang dilemahkan (live-attenuated vaccines). Saat ini,
vaksin inaktif lebih banyak tersedia di pasaran dalam bentuk
trivalen (trivalent inactivated vaccine/TIV) yang mengandung
strain virus tipe A (HlNl dan H3 N2) serta tipe B. Vaksin TIV
ada yang mencakup seluruh protein virus, tetapi ada juga
yang berupa subunit (hanya HA dan NA). Berdasarkan data
epidemiologis, strain H3N2 merupakan tipe yang lebih sering
menginfeksi populasi usia lanjut dihandingkan HlNl atau
tipe B.
Menurut telaah sistematis Cochrane tahun 2015, vaksinasi
influenza dapat mencegah influenza atau flu-like illness (RR
0,38; 95CI 0,33--0,44). Beberapa manfaat lain yang dikaji ialah
mengurangi jumlah kunjungan berobat (RR 0,87; 95 % C I
103
104
Vaksin pneumokokus
Pengembangan vaksin pneumokokus telah mengalami
perjalanan panjang pada awalnya ditujukan untuk mencegah
pneumonia pada balita. Pengalaman irnplementasi program
vaksinasi pneumococcal conjugate vaccine- 7 (PCV-7) pada
balita telah berhasil menurunkan angka IPD dan kematian
anak secara drastis di berbagai belahan dunia. Belakangan,
105
106
107
108
109
Vaksinasi herpes-zoster
Tersedianya vaksinasi untuk mencegah herpes zoster
merupakan terobosan penting dalam dunia pengobatan. Oleh
karena populasi usia lanjut semakin besar, maka kejadian
herpes zoster pun diprediksi bertambah sehingga kebutuhan
masyarakat terhadap vaksinasi herpes zoster juga semakin
tinggi.
Menurut telaah sistematis Cochrane tahun 2013, vaksinasi
herpes zoster mampu mencegah insidens herpes-zoster secara
efektif (RR 0,50; 95%CI 0,44-0,56). Manfaat tersebut lebih besar
pada kelompok usia �70 tahun (RR 0,63; 95%CI 0,53-0,75)
dibandingkan kelompok berusia 60-69 tahun (RR 0,36; 95%CI
0,36-0,45) mengingat kejadian reaktivasi yang cenderung
meningkat seiring penambahan usia. Manfaat vaksinasi sejauh
ini telah diamati hingga 7 tahun (RR 0,54; 95%CI 0,48-0,61). Di
samping itu, vaksinasi herpes-zoster juga mampu mencegah
kejadian PHN dalam 3 tahun pengamatan (RR 0,34; 95%CI
0,22-0,52).
Rekomendasi saat ini menyarankan pemberian vaksin
herpes zoster pada seluruh individu �50 tahun dengan atau
tanpa kejadian herpes zoster sebelumnya. Individu yang
telah mengalami herpes zoster masih berisiko tinggi untuk
mengalami rekuensi.
110
Penutup
111
112
Pendahuluan
113
114
115
116
117
Simpulan
Daftar Pustaka
1. Shapiro M, Kvern B, Watson P, et. al. Update on herpes zoster
vaccination: a family practitioner's guide. Can Fam Physician.
2011;57:1127-31.
2. Watson CPN. Herpes zoster and postherpetic neuralgia. CMAJ.
2010;182(16):1713-4.
3. Cohen JI. Herpes zoster. N Eng J Med. 2013;369(3):255-63.
4. Pinchinat S, Cebrian-Cuenca AM, Bricout H, et. al. Similar her
pes zoster incidence across Europe: results from a systemmatic
literature review. BMC Infect Dis. 2013, 13:170.
118
Simpulan
Daftar Pustaka
1. Shapiro M , Kvern B , Watson P , et. al. Update on herpes zoster
vaccination: a family practitioner's guide. Can Fam Physician.
2011;57:1127-31.
2. Watson CPN. Herpes zoster and postherpetic neuralgia. CMAJ.
2010;182(16):1713-4.
3. Cohen JI. Herpes zoster. N Eng J Med. 2013;369(3):255-63.
4. Pinchinat S, Cebrian-Cuenca AM, Bricout H, et. al. Similar her
pes zoster incidence across Europe: results from a systemmatic
literature review. BMC Infect Dis. 2013, 13:170.
118
8. Oxman MN, Levin MJ, Johnson GR, et. al. A vaccine to prevent her
pes zoster and postherpetic neuralgia in older adults. N Engl J Med.
2005;352:227 1-84.
9. Schamader KE, Levin MJ, Gnann Jr JW, et. al. Efficacy, safety, and
tolerability of herpes zoster vaccine in persons aged 50-59 years. Cl in
Infect Dis. 20 1 2;54:922-8.
10. Schmader KE, Oxman MN, Levin MJ, et. al. Persistence ofthe efficacy
ofzoster vaccine in the Shingles Prevention Study and the Short-Term
Persistence Substudy. Clin Infect Dis. 2 0 1 2 ; 5 5 ( 1 0): 1 320- 1 328.
11. Simberkoff M S , Arbelt RD, Johnson GR, et. al. S afety of herpes
zoster vaccine in the Shingles Prevention Study. Ann Intern Med.
20 1 O; 1 52(9):545-54.
12. Vermeulen JN, Lange JMA, Tyring SK, et. al. Safety, tolerability, and
immunogenicity after 1 and 2 doses of zoster vaccine in healthy adults
2'.60 years of age. Vaccine. 2 0 1 2 ;30:904- 1 0 .
119
Te m u l l m i a h Geriatri 2015
Hotel le G ra nd e u r Jakarta
30-31 Mei 2015
122
TUG HbAlC
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
143
149
150
151
152
153
Abstrak
154
155
156
157
158
159