Anda di halaman 1dari 10

GASTER, Vol. 9, No.

1 Februari 2012

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM


MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI POSYANDU LANSIA JETIS DESA KRAJAN
KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO

Dwi Handayani, Wahyuni

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta

ABSTRAK

Latar belakang : Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga,
melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul sekaligus dapat diatasi. Posyandu
lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut yang kegiatannya
meliputi kegiatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. WHO memperkirakan
kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025 dibandingkan tahun 1990 di Indonesia sebanyak
440%. Saat ini jumlah lansia di Kelurahan Krajan sebanyak 1441 orang. Sampai sekarang
tercatat 390 anggota lansia yang mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa
Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Tujuan : Mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia Jetis
Desa Krajan Kecamatan weru Kabupaten Sukoharjo. Metode : Penelitian ini menggunakan
metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling, dengan jumlah sampel penelitian
100 orang responden yang memenuhi kriteria untuk dijadikan populasi dalam penelitian ini,
sedangkan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil : Hasil analisa univariat
menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki kepatuhan yang rendah (71%), dan
sebagian besar memiliki dukungan keluarga yang rendah (60%). Analisa bivariat dengan
menggunakan chi square didapatkan hasil tidak ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan P value = 0.393,
OR=1.615 dan CI 95% (0,674 - 3,871). Kesimpulan : Tidak ada hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia Jetis
Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Posyandu Lansia, Kepatuhan, Lansia

A. PENDAHULUAN dukungan emosional. Keluarga merupakan


support system utama bagi lansia dalam
Dukungan keluarga merupakan salah
mempertahankan kesehatannya (Maryam
satu bentuk dari terapi keluarga, melalui
et.all, 2008 : 42). WHO memperkirakan
keluarga berbagai masalah kesehatan bisa
kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025
muncul sekaligus dapat diatasi. Menurut
dibandingkan tahun 1990 dibeberapa negara
Friedmen (1998 : 198) disebutkan ada empat
dunia China 220%, India 242%, Thailand
jenis dukungan keluarga yaitu : Dukungan
337%, dan Indonesia 440% (Sudaryanto,
Instrumental, dukungan informasional,
2010). Angka harapan hidup orang Indonesia
dukungan penilaian (appraisal) dan

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 49


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

meningkat dari 65 tahun pada 1997 menjadi mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu
73 tahun pada 2025. Sehingga pada tahun Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
1990 sampai 2025 Indonesia akan Kabupaten Sukoharjo.
mempunyai kenaikan jumlah lansia sebesar Dari hasil studi pendahuluan yang
414% yang merupakan angka yang paling dilakukan pada 30 responden mengenai
tinggi di dunia. Pada tahun 2000 jumlah dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia
lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar mengikuti posyandu lansia, didapatkan data
7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar hasil 30% atau 9 dari 30 orang lansia yang
11,34%. ( Astuti et al, 2007). patuh mengikuti posyandu lansia dengan
Posyandu lansia adalah pos pelayanan dukungan keluarganya.
terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang mengetahui lebih lanjut tentang hubungan
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. dalam mengikuti posyandu lansia di
Kegiatan dari posyandu lansia meliputi Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.
(Ismawati, 2010 : )
B. BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Menurut Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sukoharjo tercatat jumlah Metode penelitian yang digunakan
penduduk Sukoharjo sebanyak 843.127 adalah dengan menggunakan metode
orang. Dari jumlah tersebut jumlah penduduk penelitian analitik dan metode pendekatan
yang berusia 45-64 tahun sebanyak 155.081 yang digunakan dalam penelitian ini adalah
orang dan penduduk yang berusia 65 tahun metode cross sectional. Lokasi yang akan
ke atas sebanyak 77.794 orang. Menurut dilakukan penelitian di Dukuh Jetis. Populasi
laporan pendataan Lansia Puskesmas yang akan di teliti adalah lansia yang berusia
Kecamatan Weru Jumlah lansia dikecamatan 60-74 tahun yang bertempat tinggal di
Weru sebanyak 16.191 orang. Berdasarkan wilayah posyandu lansia jetis. Sampel yang
data dari Puskesmas Weru, jumlah lansia di diigunakan dalam penelitian ini adalah 100
Kelurahan Krajan sebanyak 1441 orang. Dari orang lansia. Pengumpulan data pada
hasil survai pada awal Januari 2011, penelitian ini menggunakan data primer dan
diperoleh keterangan bahwa Posyandu lansia data sekunder. Sumber data primer yaitu
Jetis berjalan melalui kader-kader. Sampai sumber yang langsung memberikan data atau
sekarang tercatat 390 anggota lansia yang informasi kepada pengumpul data. Data

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 50


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

primer diperoleh peneliti dari lansia dengan 2) Jenis Kelamin Responden


menggunakan kuesioner. Data sekunder Tabel. 2 Distribusi Karakteristik
Responden Menurut Jenis Kelamin
merupakan data yang diperoleh dari hasil
Lansia Di Posyandu Lansia Jetis
laporan. Data sekunder diperoleh peneliti Tahun 2011
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
berasal dari puskesmas dan posyandu lansia (%)
Laki-laki 34 34
jetis. Perempuan 66 66
Analisa data dilakukan dengan analisa Total 100 100
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
univariat, bivariat. Instrumen digunakan
Berdasarkan hasil penelitian
untuk mengumpulan data adalah kuesioner
mengenai jenis kelamin responden,
yang berisi serangkaian pertanyaan yang
menunjukkan bahwa jenis kelamin
mengacu pada variabel bebas.
lansia terbanyak yaitu perempuan
C. HASIL
sebanyak 66 orang (66%).
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
3) Tingkat Pendidikan Responden
Karakteristik responden yang
Tabel.3 Distribusi Karakteristik
digunakan meliputi umur, jenis Responden Menurut Tingkat
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan. Pendidikan Lansia Di Posyandu
Lansia Jetis Tahun 2011
1) Umur Responden Prosentase
Pendidikan Frekuensi
Tabel 1 Distribusi Karakteristik (%)
Tidak Sekolah 56 56
Responden Menurut Umur Lansia Di SD 40 40
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 SMP 1 1
SMA 2 2
umur frekuensi Prosentase (%) PT 1 1
60-65 tahun 56 56 Total 100 100
66-70 tahun 35 35
> 70 tahun 9 9 Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
Total 100 100
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011 Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menurut tingkat pendidikan
mengenai umur responden, responden menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa umur responden tingkat pendidikan responden
terbanyak adalah 60-65 tahun terbanyak tidak sekolah (56%) dan
sebanyak 56 orang (56%). tingkat pendidikan paling sedikit
yaitu SMP sebanyak 1 orang (1%)

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 51


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

4) Pekerjaan Responden 6) Kepatuhan


Tabel 6. Analisa Univariat
Tabel 4 Distribusi Karakteristik Kepatuhan Lansia Di Posyandu
Responden Menurut Pekerjaan Lansia
Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Jetis Tahun 2011
Tahun 2011 Kepatuhan Frekuensi
Prosentase
(%)
Pekerjaan Frekuensi Prosentase Patuh 29 29
(%) Tidak Patuh 71 71
Buruh 28 28 Total 100 100
Tani 31 31 Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
Wiraswasta 18 18
Pensiunan 1 1
Tidak Bekerja 22 22 Berdasarkan hasil penelitian
Total 100 100
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011 mengenai tingkat kepatuhan
menunjukan bahwa tingkat
Berdasarkan Diagram 4.3 Hasil
kepatuhan lansia dalam mengikuti
penelitian mengenai pekerjaan
posyandu lansia mayoritas adalah
responden yaitu pekerjaan
dengan kategori tidak patuh
responden terbanyak adalah petani
sebanyak 71 orang (71%).
sebanyak 31 orang (31%) dan paling
sedikit adalah pensiunan sebanyak 1
2. Analisa Bivariat
orang (1%).

Tabel 7. Analisa Bivariat Hubungan


5) Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Tabel 5 Analisa Univariat Lansia Mengikuti Posyandu Lansia Di
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011
Dukungan Keluarga Lansia Di
Dukungan Kepatuhan Total Pvalue χ² CI 95%
Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 Keluarga Patuh Tidak Lower Upper
Patuh
Tinggi 14 26 40 0.393 1.666 0.674 - 3.871
Rendah 15 45 60
Dukungan Frekuensi Prosentase Total 29 71 100
Keluarga (%)
Tinggi 40 40
Rendah 60 60 Sumber : Data primer, diolah tahun 2011
Total 100 100
Sumber : Data primer, diolah tahun 2011 Tabel menunjukkan bahwa 14 orang

Berdasarkan hasil penelitian (14%) mempunyai dukungan keluarga

mengenai dukungan keluarga, dari tinggi dengan kategori kepatuhan yaitu

100 responden menunjukkan bahwa patuh dan 26 orang (26%) mempunyai

dukungan kelurga terbanyak yaitu dukungan keluarga tinggi dengan kategori

dukungan rendah sebanyak 60 orang kepatuhan yaitu tidak patuh. Sedangkan

(60%). 15 orang (15%) mempunyai dukungan


keluarga rendah dengan kategori
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 52
GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

kepatuhan yaitu patuh dan 45 orang (45%) mempunyai pengaruh yang signifikan
mempunyai dukungan keluarga rendah terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
dengan kategori kepatuhan yaitu tidak Artinya pemanfaatan posyandu akan
patuh. meningkat seiring dengan bertambahnya
Hasil analisa statistik dengan umur lansia. Ada kecenderungan semakin
menggunakan Chi Square pada derajat tua umur seseorang semakin sering
kebebasan (df) 1 dan taraf signifikasi 95% mereka mengalami sakit sehingga
didapatkan hasil Pvalue 0.393 > 0.05 dan semakin sering pula mereka
χ² hitung (1.666) < χ² tabel (3.841), hal memanfaatkan pelayanan kesehatan di
ini menunjukkan tidak ada hubungan yang posyandu lansia tersebut.
signifikan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti 2. Jenis Kelamin
posyandu lansia. Berdasarkan data karakteristik
responden lansia dapat dilihat bahwa
D. PEMBAHASAN jumlah lansia perempuan lebih banyak
1. Umur yaitu 66 orang (66%) dari pada
Berdasarkan data karakteristik responden lansia yang laki-laki yaitu 34
reponden lansia dapat dilihat bahwa umur orang (34%). Menurut Hardywinoto
lansia terbanyak yaitu umur 60-65 tahun (2005) Jumlah penduduk lanjut usia
sebanyak 56 orang (56%). Menurut wanita pada umumnya lebih banyak
pendapat Wijayanti (2008) hal ini dibandingkan dengan pria, hal ini dapat
mungkin dikarenakan lansia mengalami dilihat dari presentasi pria dan wanita
perubahan atau kemunduran dalam serta ratio jenis kelamin dari penduduk
berbagai aspek kehidupannya, baik secara lanjut usia pria dan wanita. Hal ini
fisik maupun psikis. Hal ini sependapat sependapat dengan penelitian Henniwati
dengan penelitian Rahayu et al (2010) (2008) yang mengatakan bahwa secara
yang mengatakan bahwa lansia yang umum angka morbiditas pada
berusia 70 tahun keatas tidak aktif perempuan lebih tinggi dan perempuan
mengikuti posyandu dikarenakan adanya lebih cenderung merasakan sakit
penurunan fungsi tubuhnya. sehingga perempuan harus lebih banyak
Hal ini berbanding terbalik dengan berkonsultasi dengan pihak kesehatan
penelitian Henniwati (2008) yang untuk pemeriksaan fisiknya ke bagian
mengatakan bahwa umur tidak kebidanan dan poli gigi, perempuan

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 53


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

lebih sensitif terhadap perasaan sakit orang-orang tertentu yang bisa


dibandingkan laki-laki, namun laki-laki bersekolah. Hal ini sependapat dengan
lebih mementingkan kualitas hidup salah penelitian Rahayu et al (2010) yang
satunya adalah unsur kesehatan. menyatakan bahwa tingkat pendidikan
Jenis kelamin adalah perbedaan tidak mempengaruhi intensitas
bentuk, sifat, dan fungsi biologis laki- kunjungan ke posyandu lanjut usia. Hal
laki dan perempuan yang menentukan ini berbanding terbalik dengan penelitian
perbedaan peran mereka dalam Henniwati (2008) yang mengatakan
menyelenggarakan upaya meneruskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
garis keturunan (Mubarak, W. I. 2009 : seseorang akan meningkatkan pula ilmu
256) pengetahuan, informasi yang didapat.
Jenis kelamin atau seks merupakan Hal ini menunjukkan semakin tinggi
pembagian dua jenis kelamin yang pendidikan maka kebutuhan dan tuntutan
ditentukan secara biologis, yaitu bahwa terhadap pelayanan kesehatan semakin
pria memiliki penis (zakar) serta meningkat pula, semakin rendah
memproduksi sperma, sedangkan wanita pendidikan akan mengakibatkan mereka
memiliki alat reproduksi seperti sulit menerima penyuluhan yang
memiliki rahim, payudara (untuk diberikan oleh tenaga penyuluh.
menyusui) dan vagina (saluran untuk Menurut Mubarak (2007)
melahirkan), serta memproduksi sel pendidikan sebagai suatu proses dalam
telur. Jenis kelamin secara permanen rangkaian mempengaruhi dan dengan
tidak berubah dan merupakan ketentuan demikian akan menimbulkan perubahan
biologis atau ketentuan kodrati perilaku pada dirinya, karena tidak dapat
(Sudarman, M. 2008 : 188). dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah
3. Tingkat Pendidikan pula mereka menerima informasi
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan. Sebaliknya jika seseorang
menurut tingkat pendidikan responden yang tingkat pendidikannya rendah, akan
menunjukkan bahwa paling banyak menghambat perkembangan seseorang
responden lansia tidak sekolah yaitu terhadap penerimaan, informasi
sebanyak 56 orang (56%) hal ini kesehatan dan nilai – nilai baru yang
dikarenakan waktu mereka masih usia diperkenalkan.
sekolah, sekolah masih jarang dan hanya

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 54


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

4. Pekerjaan dengan penelitian Hidayati (2002) yang


Menurut hasil penelitian bahwa menyimpulkan bahwa intensitas
lansia yang bekerja sebagai buruh hubungan dengan orang lain tidak
sebesar 28 orang (28%), Tani sebesar 31 mempengaruhi intensitas kunjungan ke
orang (31%) hal ini dikarenakan lansia posyandu lansia. Dikatakan bahwa
tidak ingin tergantung pada keluarganya, manusia adalah makhluk sosial, selama
lansia ingin hidup mandiri tanpa bantuan manusia masih hidup ingin berhubungan
dari keluarganya. Hal ini didukung oleh dengan orang lain demikian juga
penelitian Rahayu et al (2010) yang meskipun sudah lanjut usia ingin
mengatakan bahwa ketidakaktifan lansia berhubungan dan dihubungi orang lain.
karena lansia mayoritas masih bekerja Menurut Setiadi (2008) bahwa
dan lansia juga mengatakan tidak ingin keluarga adalah unit pelayanan karena
tergantung pada orang lain. Jadi sedapat masalah kesehatan keluarga saling
mungkin mereka ingin mempunyai berkaitan dan saling mempengaruhi
sumber daya sendiri. Hal ini tidak sesuai antara sesama anggota dan akan
dengan penelitian yang dilakukan oleh mempengaruhi pula keluarga-keluarga
Henniwati (2008) menjelaskan bahwa yang ada disekitarnya atau masyarakat
pekerjaan tidak mempunyai pengaruh sekitarnya atau dalam konteks yang luas
yang signifikan terhadap pemanfaatan berpengaruh terhadap negara.
pelayanan posyandu lansia. Peran keluarga sangat penting
5. Dukungan Keluarga dalam tahap-tahap perawatan kesehatan,
Hasil penelitian menunjukkan mulai dari tahap peningkatan kesehatan,
bahwa dari 100 responden lansia, 60 pencegahan, pengobatan sampai dengan
orang responden mempunyai dukungan rehabilitasi. Dukungan sosial sangat
keluarga yang rendah dan sebagian besar diperlukan oleh setiap individu didalam
responden mempunyai kategori tidak setiap siklus kehidupannya. Dukungan
patuh dalam mengikuti posyandu lansia. sosial akan semakin dibutuhkan pada
Ini dikarenakan lansia yang tidak di saat seseorang sedang mengalami
ingatkan jadwal posyandu oleh masalah atau sakit, disinilah peran
keluarganya karena keluarga sibuk anggota keluarga diperlukan untuk
bekerja dan keluarga tidak memberi menjalani masa-masa sulit dengan cepat
semangat pada lansia dalam menghadiri (Efendi, 2009).
posyandu lansia. Hal ini sependapat

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 55


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

Akan tetapi pada hasil penelitian dalam kepatuhan terhadap program-


menyatakan tidak ada hubungan program medis. Keluarga dan teman
dukungan keluarga dengan kepatuhan dapat membantu mengurangi ansietas
lansia dalam mengikuti posyandu lansia. yang disebabkan oleh penyakit tertentu,
Hal ini dikarenakan karena banyak mereka dapat menghilangkan godaan
keluarga lansia yang sibuk dengan pada ketidaktaatan, dan mereka
pekerjaannya sendiri jadi tidak sempat seringkali dapat menjadi kelompok
mengingatkan ataupun mengantar lansia pendukung untuk mencapai kepatuhan
ke posyandu lansia. Selain itu faktor lain (Niven, 2000 : 197).
yang mempengaruhi ketidakaktifan 7. Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Lansia Dalam
lansia dalam menghadiri posyandu lansia
Mengikuti Posyandu Lansia
adalah karena lansia merasa dirinya
Hasil penelitian menunjukkan
sehat.
bahwa dari 100 orang (100%) responden
6. Kepatuhan
hanya 29 orang (29%) lansia yang patuh
Menurut hasil penelitian, sebagian
menghadiri posyandu lansia dengan
besar lansia di Posyandu Lansia Jetis
dukungan keluarga baik dukungan
Desa Krajan Kecamatan Weru
keluarga tinggi maupun dukungan
Kabupaten Sukoharjo tidak patuh dalam
keluarga rendah. Jadi sebagian besar
menghadiri posyandu lansia yaitu
lansia tidak patuh dalam menghadiri
sebanyak 71 orang (71%) dikarenakan
posyandu lansia. Ini dimungkinkan
karena lansia masih banyak yang
karena sebagian besar lansia tidak di
bekerja. Hal ini sependapat dengan
ingatkan oleh keluarga kapan jadwal
penelitian Rahayu et al (2010) yang
posyandu lansia dan kesibukan dari para
mengatakan faktor-faktor yang
lansia. Hal ini sependapat dengan
mempengaruhi ketidakaktifan lansia
penelitian Putro (2008) yang
datang ke posyandu lansia antara lain
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
yaitu gangguan fungsi organ tubuh,
yang signifikan antara dukungan
pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan
keluarga terhadap motivasi lansia
dan karena lansia merasa dirinya sehat.
menghadiri posyandu lansia dan
Dukungan sosial dalam bentuk
penelitian Chintyawati (2010) yang
dukungan emosional dari anggota
menyatakan tidak ada hubungan
keluarga yang lain, teman, waktu dan
dukungan keluarga dengan tekanan
uang merupakan faktor-faktor penting

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 56


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

darah terkontrol di Posyandu Lansia dapat dipercaya, sehingga seseorang


Puskesmas Lidah Kulon Surabaya. akan tau bahwa ada orang lain yang
Penelitian ini tidak sependapat memperhatikan, menghargai, dan
dengan Ismawati et al (2010) yang mencintainya. Efek dari dukungan sosial
menyatakan dukungan keluarga sangat terhadap kesehatan dan kesejahteraan
berperan dalam mendorong minat atau berfungsi bersamaan. Secara lebih
kesediaan lansia untuk mengikuti spesifik, keberadaan dukungan sosial
kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa yang adekuat terbukti berhubungan
menjadi motivator kuat bagi lansia dengan menurunnya mortalitas, lebih
apabila selalu menyediakan diri untuk mudah sembuh dari sakit, fungsi
mendampingi atau mengantar lansia ke kognitif, fisik, dan kesehatan emosi.
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa Disamping itu, pengaruh positif dari
jadwal posyandu, dan berusaha dukungan sosial keluarga adalah pada
membantu mengatasi segala penyesuaian terhadap kejadian dalam
permasalahan bersama lansia. kehidupan yang penuh dengan stress
Menurut Penelitian Rahayu et al (Setiadi. 2008 : 23).
(2010) mengatakan bahwa dalam
masyarakat kita selaku orang timur SIMPULAN
dengan budaya kekeluargaan yang Dukungan keluarga pada lansia di
sangat kental, anak, cucu, dan sanak posyandu lansia Jetis Desa Krajan
saudara lanjut usia pada umumnya Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo
sangat tidak keberatan untuk menerima mayoritas adalah rendah dan sebagian besar
keberadaan lanjut usia di dalam lansia mayoritas hanya mempunyai
keluarganya. Ketidakaktifan ke dukungan instrumental. Kepatuhan lansia
posyandu antara responden yang tinggal dalam mengikuti posyandu lansia di
dengan suami atau istri dan yang tinggal posyandu lansia Jetis Desa Krajan
dengan anak hampir tidak sama, Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo yaitu
meskipun lanjut usia saling di motivasi sebagian besar tidak patuh. Tidak terdapat
oleh anggota keluarganya dan mendapat hubungan yang signifikan antara dukungan
dukungan dari anak-anaknya. keluarga dengan kepatuhan lansia dalam
Dukungan sosial adalah suatu mengikuti posyandu lansia di Posyandu
keadaan yang bermanfaat bagi individu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
yang diperoleh dari orang lain yang Kabupaten Sukoharjo.

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 57


GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

DAFTAR PUSTAKA

Putro, N. H. 2008. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Lansia Menghadiri Posyandu
Lansia [skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Astuti, D. Budi, U. Ambarwati. 2007. “Menjaga Kesehatan Usia Lanjut di Posyandu Lansia Sruni”, Warta
Volume 10/Nomor 2/ September 2007.

Chintyawati, Y. 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan Tekanan Darah
Terkontrol pada Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Puskesmas Lidah Kulon Surabaya
[skripsi]. Surabaya : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Effendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (Family Nursing: Theory and Practice) Edisi 3.
Jakarta: EGC.

Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi. Jakarta : Gramedia.

Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara

Hidayati, S. 2002. perbedaan karakteristik lanjut usia yang aktif dan tidak aktif dalam kegiatan posyandu lanjut
usia di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Ismawati, C; Pebriyanti, S; Proverawati, A. 2010. Posyandu & Desa Siaga : Panduan Untuk Bidan & Kader.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Maryam, R; Ekasari, M; Rosidawati; Jubaedi, A; Batubara I. 2009. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W. I. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta: Agung Seto.

Niven, N. 2000. Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat & Profesional Kesehatan Lain Edisi 2. Jakarta
: EGC.

Putro, N. H. 2008. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Lansia Menghadiri Posyandu
Lansia [skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Rahayu, S; Purwanta; Harjanto, D. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Lanjut Usia ke
Posyandu di Puskesmas Cebogan Salatiga”, Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Volume 6/Nomor 1/
Juni 2010. Yogyakarta : ISSN.

Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto, A & Irdawati. 2008. “Persepsi Lansia Terhadap Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lansia di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Prambanan 1 Yogyakarta “, Jurnal Kesehatan, Volume 1/ Nomor 1/ Juni
2008.

Sudarman, M. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Wijayanti. 2008. “Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial Lansia di RW 03 RT 05
Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang”. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan
Permukiman, Volume 7/Nomor 1/Maret 2008

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa… 58

Anda mungkin juga menyukai