Anda di halaman 1dari 16

K

K-13 e
l
a
s

matematika XI

TEOREMA FAKTOR DAN OPERASI AKAR

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami teorema faktor.
2. Menentukan akar dan faktor linear suku banyak dengan menggunakan teorema faktor.
3. Menentukan hasil bagi dengan pembagian khusus suku banyak.
4. Menguasai konsep jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan suku banyak.

0
=
)
p( a

r
kto
) fa
(x – a
x=a
p ( x ) : (x – a) akar

E M A VIE
OR TTA TEOREMA FAKTOR
TE
DAN OPERASI AKAR
anxn + an – 1xn – 1 + an – 2xn – 2 + an – 3xn – 3 + ... +a0 = 0

PEM B AGI
AN n
an – 1 KH n –a
x1 + x2 + x3 + ... + xn = – US x a xn – 1 + axn – 2 + a2xn – 4 + ... + an – 1
a0 an x–
x1x2.....xn – 1xn = (–1)n
US

an
1
2n + x2n – a2n
n+1 +a
x2 x+a
an – 2 x+a
x1x2 + x1x2 + x1x4 + ... + xn – 1xn = x2n – 1 – ax2n – 2 + a2x2n – 3 – ... + a2n – 1
an
x2n – ax2n – 1 + a2x2n – 2 – ... + a2n

1
A. TEOREMA FAKTOR
Jika suku banyak p(x) dibagi oleh (x – k), maka (x – k) adalah faktor dari p(x) jika dan hanya
jika p(k) = 0.

Keterangan: x = k adalah akar dari p(x) = 0.

Contoh Soal 1

Jika (x – 5) adalah salah satu faktor dari x 3 − bx 2 − 7 x − 15 , maka nilai b adalah ....
Pembahasan:
Misal p(x) = x3 – bx2 – 7x – 15
Oleh karena x – 5 adalah faktor dari p(x), maka:
53 − b ( 5 ) − 7 ( 5 ) − 15 = 0
2

125 − 25b − 35 − 15 = 0
−25b + 75 = 0
b=3
Jadi, nilai b adalah 3.

B. FAKTOR-FAKTOR LINEAR
Faktor-faktor linear adalah faktor-faktor suatu suku banyak yang memiliki derajat tertinggi
satu. Contohnya adalah x – 3, 2x – 1, dan sebagainya. Suatu suku banyak p(x) berderajat n
memiliki faktor linear maksimal sebanyak n faktor, dan tidak semua suku banyak memiliki
faktor linear.
Misal p ( x ) = an x + an−1x + an−2 x + .... + a0 . Langkah-langkah menentukan faktor
n n −1 n −2

linear dari p(x) adalah sebagai berikut.


faktor a0
1. Tentukan akar-akar dugaan berdasarkan rumus k = ± .
faktor an
2. Uji akar dugaan ke dalam skema Horner. Akar dugaan k akan menjadi akar suatu
suku banyak jika nilai sisanya adalah nol atau p(k) = 0.
3. Jika sudah didapatkan akar pertama pada uji skema Horner, teruskan pengujian
dengan menggunakan koefisien hasil bagi dari skema Horner sebelumnya.
4. Jika sudah didapatkan faktor pangkat dua, maka faktor linear bisa dicari dengan
proses faktorisasi biasa atau menggunakan rumus kuadratis.

2
Contoh Soal 2

Tentukan faktor linear dari x3 + x2 – 2x – 8!


Pembahasan:
Misal p(x) = x3 + x2 – 2x – 8
Menentukan akar dugaan:
faktor ( -8 )
k=±
faktor (1)
k = ±1, k = ±2, k = ±4 , k = ±8

Uji akar dugaan pada tabel Horner:


Uji k = 1
1 1 -2 -8
k=1 1 2 0
1 2 0 p(1) = -8
Oleh karena p(1) ≠ 0, maka x = 1 bukan akar dan (x – 1) bukan faktor linear p(x).
Uji k = -1
1 1 -2 -8
k = –1 -1 0 2
1 0 -2 p(-1) = -6
Oleh karena p(–1) ≠ 0, maka x = –1 bukan akar dan (x + 1) bukan faktor linear p(x).
Uji k = 2
1 1 -2 -8
k=2 2 6 8
1 3 4 p(2) = 0
Oleh karena p(2) = 0, maka x = 2 adalah akar dan (x – 2) adalah faktor linear p(x).
Pencarian faktor linear lain dari faktor kuadrat:
Dari tabel Horner terakhir, didapatkan faktor linear yaitu (x – 2) dan faktor kuadrat
yaitu x2 + 3x + 4. Faktor kuadrat x2 + 3x + 4 tidak dapat difaktorkan dan tidak pula
memiliki akar irrasional, karena nilai diskriminannya negatif (D < 0).
Jadi, p(x) = x3 + x2 – 2x – 8 hanya memiliki satu faktor linear, yaitu x – 2.

3
Contoh Soal 3

Tentukan semua akar dan faktor linear dari x4 + x3 – 13x2 – x + 12 !


Pembahasan:
Misal p(x) = x4 + x3 – 13x2 – x + 12
Menentukan akar dugaan:
faktor (12)
k=±
faktor (1)
k = ±1, ± 2, ± 3, ± 4 , ± 6 , ± 12

Uji akar dugaan pada skema Horner:


Uji k = 1
1 1 -13 -1 12

k=1 1 2 -11 -12


1 2 -11 -12 p(1) = 0
Oleh karena p(1) = 0, maka x = 1 merupakan akar dan (x – 1) merupakan faktor linear
dari p(x).
Uji k = -1
1 2 -11 -12

k = -1 -1 -1 12
1 1 -12 p(-1) = 0
Oleh karena p(-1) = 0, maka x = -1 merupakan akar dan (x + 1) merupakan faktor
linear dari p(x).
Pencarian faktor linear lain dari faktor kuadrat:

Dari skema Horner terakhir, didapatkan faktor kuadratnya adalah x2 + x – 12 yang


dapat difaktorkan menjadi (x + 4)(x – 3).
Jadi, faktor-faktor linear dari p(x) = x4 + x3 – 13x2 – x + 12 adalah (x – 1), (x + 1), (x – 3),
(x + 4).

Contoh Soal 4

Jika salah satu akar dari x 4 + mx 3 + 37 x 2 − 33 x − 10 adalah 2, maka tentukan nilai m


dan akar-akar persamaan yang lain!

4
Pembahasan:
Misalkan p(x) = x 4 + mx 3 + 37 x 2 − 33 x − 10
Oleh karena x = 2 merupakan akar dari p(x), maka:

24 + m ( 2 ) + 37 ( 2 ) − 33 ( 2 ) − 10 = 0
3 2

16 + 8 m + 148 − 66 − 10 = 0
8 m + 88 = 0
m = −11
Dengan demikian, suku banyaknya menjadi:
p( x ) = x 4 − 11x 3 + 37 x 2 − 33 x − 10
Untuk mencari akar-akar lainnya, gunakan skema Horner dengan menggunakan
akar yang sudah diketahui, yaitu x = 2.
1 -11 37 -33 -10
x=2 2 -18 38 10
1 -9 19 5 sisa = 0
Dari skema Horner tersebut, dapat diketahui bahwa hasil bagi masih dalam faktor
pangkat tiga. Untuk itu, kita perlu mencoba dengan akar dugaan yang lain. Setelah
dicoba dengan akar dugaan yang diambil dari faktor 5, didapatkan akar lain yaitu x = 5.
1 -9 19 5
x=5 5 -20 -5
1 -4 -1 sisa = 0

Dari skema Horner tersebut, dapat diketahui bahwa hasil bagi sudah dalam faktor
pangkat dua, yaitu x2 – 4x – 1. Untuk mencari akar dari x2 – 4x – 1 = 0, dapat digunakan
rumus kuadratis, dengan a = 1, b = -4, dan c = -1.

−b ± b2 − 4 ac
x3, 4 =
2a
− ( −4 ) ± ( −4 )2 − 4 (1) ( −1)
x3, 4 =
2 (1)
4 ± 20
x3, 4 =
2
x3, 4 =2± 5

Jadi, akar-akar lain dari x 4 + mx 3 + 37 x 2 − 33 x − 10 selain 2 adalah 5, 2 + 5 , dan


2− 5.

5
Contoh Soal 5

Jika x2 – 4x + 4 adalah salah satu faktor dari x4 – 7x3 + mx2 + nx + 20. Nilai m + n adalah
....
Pembahasan:
Cara pertama:
Bentuk faktor x2 – 4x + 4 dapat dinyatakan dengan (x – 2)(x – 2). Dengan kata lain, x1
= 2 dan x2 = 2 adalah akar-akar dari x4 – 7x3 + mx2 + nx + 20 = 0
Gunakan x1 = 2 pada skema Horner:

1 -7 m n 20
x1 = 2 2 -10 2m – 20 4m + 2n – 40
1 -5 m – 10 2m + n – 20 4m + 2n – 20 = 0

sisa
4 m + 2n − 20 = 0
4 m + 2n = 20
2m + n = 10 ... (1)
Gunakan x2 = 2 pada skema Horner berikutnya:

1 -5 m – 10 -10
x2 = 2 2 -6 2m – 32
1 -3 m – 16 2m – 42 = 0

sisa
2m – 42 = 0
2m = 42
m = 21
Substitusi m = 1 ke persamaan (1)
2 ( 21) + n = 10
42 + n = 10
n = −32
Jadi nilai m + n = 21 + (–32) = –11.

6
Cara kedua:
Dengan menggunakan metode horner yang diperluas:
1 -7 m n 20
4 x 4 -12 4m – 64 X
-4 x x -4 12 -4m + 64
1 -3 m – 16 4m + n – 52 -4m + 84

Hasil bagi Sisa bagi


Dengan demikian, sisa bagi dinyatakan s(x) = (4m + n – 52) + (-4m + 84)
Oleh karena x2 – 4x + 4 faktor, sehingga:
4 m + n − 52 = 0
4 m + n = 52 ......(1)
Berlaku juga:
−4 m + 84 = 0
−4 m = −84
m = 21 ......(2)

Substitusikan m = 21 ke persamaan (1):


4 m + n = 52
4 ( 21) + n = 52
84 + n = 52
n = −32
Jadi, m + n = 21 + (-32) = -11.

Contoh Soal 6

Jika x5 + ax3 – 2x2 – 18x – 36 mempunyai faktor x3 + x2 + 2x + 6, maka salah satu faktor
yang lain adalah ....
Pembahasan:
Oleh karena x3 + x2 + 2x + 6 sulit diketahui faktor-faktor linearnya, maka gunakan
skema Horner yang diperluas.

7
1 0 a -2 -18 -36
-1 -1 1 1–a
-2 -2 2 2 – 2a
-6 -6 6 12 – 6a
1 -1 a–1 -a – 5 -2a – 10 -6a – 24

Faktor pangkat dua Sisa


Sisa pembagian
S(x) = (–a – 5)x2 + (–2a – 10)x + (–6a – 24)
Oleh karena x3 + x2 + 2x + 6 faktor, maka:
(–a – 5)x2 + (–2a – 10)x + (–6a – 24) ≡ 0x2 + 0x + 0
Dengan demikian, diperoleh:
–a – 5 = 0
a = –5
Faktor kuadratnya:
x2 – x – (a – 1)
Dengan substitusi a = –5 didapat faktor kuadrat berikut.
x2 – x – 6 = (x –3)(x + 2)
Jadi, faktor linear lainnya adalah (x – 3) dan (x + 2).

Contoh Soal 7

Bentuk x4 + 7x2 + 16 dapat difaktorkan menjadi ....


Pembahasan:
Bila adik-adik mencoba dengan x yang merupakan faktor dari ±16, maka tidak
akan ditemukan x yang membuat suku banyak x4 + 7x2 + 16 bernilai nol. Untuk
menyelesaikannya, perhatikan cara berikut.

( ) 
x 4 + 7 x 2 + 16 = x 2 + ax + b  x 2 + cx + 

16 
b 
 16   16a 
x 4 + 7 x 2 + 16 = x 4 + ( c + a ) x 3 +  + ac + b  x 2 +  + bc  x + 16
 b   b 

Dengan membandingkan koefisien suku-suku sejenis, didapatkan:


c + a = 0 atau c = -a ..........(1)

8
16
+ ac + b = 7 .....(2)
b
16a
+ bc = 0 .....(3)
b

Subtitusikan persamaan (1) ke persamaan (2) dan (3), sehingga diperoleh:


16
+ a (−a ) + b = 7
b
16 2
−a +b =7 ...(4)
b
16a
+ b( −a) = 0
b
16a
− ab = 0
b
16a
= ab
b
16a = ab2
ab2 − 16a = 0
a(b2 − 16 ) = 0
a(b − 4 )(b + 4 ) = 0
Nilai yang memenuhi persamaan di atas adalah a = 0 atau b = 4 atau b = –4.
Untuk a = 0, dari persamaan (1) didapat c = 0. Dari persamaan (2) didapat:
16
+0+b =7
b
b2 − 7b + 16 = 0

Tidak ada nilai b yang memenuhi, karena persamaan kuadrat di atas tidak memiliki
akar penyelesaian yang real.
Misal b = 4
16 2
−a +b =7
b
4 − a2 + 4 = 7
a2 = 1
a = ±1

9
Untuk b = 4, dari persamaan (4) didapat:
16 2
−a +4 =7
4
8 − a2 = 7
a2 = 1
a = ±1

Dari persamaan (1), untuk a = 1, maka c = –1, sehingga didapat persamaan:

( 
) 16 
x 4 + 7 x 2 + 16 = x 2 + ax + b  x 2 + cx + 
 b 
x4 + 7x2 + 16 = (x 2
+ x + 4 )(x 2
−x+4 )
Hasil yang sama untuk a = -1 dan c = 1.
Sementara itu, untuk b = -4, dari persamaan (4) didapat:
16
− a2 − 4 = 7
−4
−8 − a2 = 7
a2 = −15

Tidak ada nilai a yang memenuhi, karena hasil a2 selalu lebih besar atau sama
dengan nol.
( )( )
Jadi, bentuk x4 + 7x2 + 16 dapat difaktorkan menjadi x 2 + x + 4 x 2 − x + 4 .

C. PEMBAGIAN KHUSUS SUKU BANYAK


Berdasarkan teorema faktor dan skema Horner, diperoleh:
x n − an
1. = x n−1 + x n−2 a + x n−3 a2 + ... + an−1
x −a
x 2 n − a2 n
2. = x 2n−1 − x 2n−2 a + x 2n−3 a2 − ... + a2n−1
x +a
x 2n+1 + a2n+1
3. = x 2n − x 2n−1a + x 2n−2 a2 ... + a2n
x +a

Dengan n adalah bilangan asli.

10
Contoh Soal 8

Tentukan hasil bagi suku banyak:


a. (x5 – a5) : (x – a)
b. (x7 + a7) : (x + a)
Pembahasan:
a. (x5 – a5) : (x – a)
• Dengan rumus pembagian khusus suku banyak, diperoleh:
x 5 − a5
= x 4 + x 3 a + x 2 a2 + xa3 + a4
x −a
= x 4 + ax 3 + a2 x 2 + a3 x + a4
• Dengan skema Horner, diperoleh:
1 0 0 0 0 -a5
a a a2 a3 a4 a5
1 a a2 a3 a4 0

Koefisien hasil bagi


Jadi, hasil baginya adalah x 4 + ax 3 + a2 x 2 + a3 x + a4
b. (x7 + a7) : (x + a)
• Dengan rumus pembagian khusus suku banyak, diperoleh:

x 7 + a7
= x 6 − x 5 a + x 4 a2 − x 3 a3 + x 2 a 4 − xa5 + a6
x +a
= x 6 − ax 5 + a2 x 4 − a3 x 3 + a 4 x 2 − a5 x + a6

• Dengan skema Horner, diperoleh:


1 0 0 0 0 0 0 a7
-a -a a2 -a3 a4 -a5 a6 -a7
1 -a a2 -a3 a4 -a5 a6 0

Koefisien hasil bagi


Jadi, hasil baginya adalah x − ax 5 + a2 x 4 − a3 x 3 + a4 x 2 − a5 x + a6
6

11
Contoh Soal 9

p24 − q24
= ....
p2 + q2

Pembahasan:

( ) ( )
12 12
p24 − q24 p2 − q2
=
p2 + q2 p2 + q2

Misalkan p2 = x, q2 = y, maka bentuk di atas dapat ditulis:

x 12 − y 12
= x 11 − x 10 y + x 9 y 2 − ... + y 11
x+y

( ) −(p ) ( ) (q ) ( )
11 10 9 2 11
= p2 2
q2 + p2 2
− ... + q2

= p22 − p20 q2 + p18 q 4 − ... + q22

p24 − q24 22 20 2 18 4 22
Jadi, hasil adalah p − p q + p q −…+ q .
p2 + q2

D. JUMLAH DAN HASIL KALI AKAR-AKAR PERSAMAAN SUKU BANYAK


a. Persamaan Suku Banyak
Persamaan suku banyak Pn(x) = 0 memiliki akar-akar x1, x2, ..., xn. Jika nilai-nilai akar tidak
mudah diketahui, operasi-operasi penjumlahan dan perkalian tetap dapat mudah
dilakukan dengan menggunakan teorema akar-akar vietta.
Operasi-operasi akar untuk persamaan derajat 2, ax2 + bx + c = 0, dengan akar-akar x1 dan
x2 adalah sebagai berikut.
b
1. x1 + x2 = −
a
c
2. x1 ⋅ x2 =
a

Operasi-operasi akar untuk persamaan derajat 3, ax 3 + bx 2 + cx + d = 0 , dengan akar-akar


x1, x2, x3 adalah sebagai berikut.
b
1. x1 + x2 + x3 = −
a
c
2. x1x2 + x1x3 + x2 x3 =
a
d
3. x1x2 x3 = −
a

12
b. Persamaan Suku Banyak Berderajat n
Persamaan suku banyak berderajat n dinyatakan sebagai:

an x n + an−1x n−1 + an−2 x n−2 + .... + a1x + a0 = 0

Jika akar-akar suku banyak tersebut adalah x1, x2, x3, ..., xn maka:
an−1
• x1 + x2 + x3 + .... + x n = −
an
an−2
• x1x2 + x1x3 + .... + x n−1x n =
an
an−3
• x1x2 x3 + x1x2 x 4 + .... + x n−2 x n−1x n = −
an
....
a0
• x1x2 x3 .... x n = ( −1)n ⋅
an

Contoh Soal 10

Jika akar-akar persamaan suku banyak x 3 + 4 x 2 − 3 x − 5 = 0 adalah x1, x2, x3, maka
hitunglah:
a. x1 + x2 + x3
b. x1x2 + x1x3 + x2x3
c. x1, x2, x3
d. x12 + x22 + x32
1 1 1
e. + +
x1 x2 x3

Pembahasan:
Diketahui: a = 1, b = 4, c = -3, dan d = -5. Dengan demikian, diperoleh:
b
a. x1 + x2 + x3 = − → x1 + x2 + x3 = −4
a
c
b. x1x2 + x1x3 + x2 x3 = → x1x2 + x1x3 + x2 x3 = −3
a
d
c. x1x2 x3 = − → x1x2 x3 = 5
a

13
d. x12 + x22 + x32 = ( x1 + x2 + x3 )2 − 2( x1x2 + x1x3 + x2 x3 )
x12 + x22 + x32 = ( −4 )2 − 2( −3)
x12 + x22 + x32 = 16 + 6
x12 + x22 + x32 = 22
1 1 1 x2 x3 + x1x3 + x1x2 3
e. + + = =−
x1 x2 x3 x1x2 x3 5

Contoh Soal 11

Diketahui x1, x2, dan x3 merupakan akar-akar persamaan x 3 − 10 x 2 − 74 x + q = 0 . Jika


x1 = x2 + x3, maka nilai q adalah ....
Pembahasan:
Diketahui: a = 1, b = -10, c = 24, d = q, dengan demikian diperoleh:
b
• x1 + x2 + x3 = − → x1 + ( x2 + x3 ) = −10
a
Oleh karena x1 = x2 + x3 atau x2 + x3 = x1 maka:
x1 + x1 = −10
2 x1 = −10
x1 = −5

• Oleh karena akar diketahui, substitusikan dengan skema Horner

1 -10 -74 q

-5 -5 75 -5

1 -15 1 q–5=0

Jadi, nilai q − 5 = 0 → q = 5.

Contoh Soal 12

Jika α, β, dan γ merupakan akar-akar persamaan x 3 + 2 p = 4 x 2 − 36 x dan α = − β ,


maka α ⋅ β ⋅ γ = ....
Pembahasan:
Persamaan x 3 + 2 p = 4 x 2 − 36 x dapat diubah menjadi x 3 − 4 x 2 − 36 x + 2 p = 0

14
Diketahui α = − β sehingga α + β = 0. Dengan teorema akar vietta, diperoleh:

b
α + β +γ = −
a
(α + β ) + γ = 4
0+γ = 4
γ =4

Oleh karena salah satu akarnya diketahui, maka nilai p dapat ditentukan dengan
skema Horner berikut.

1 -4 -36 2p

4 4 0 -144

1 0 -36 2p – 144 = 0

Nilai p = 72.
Dengan demikian, nilai dari α · β · γ dapat ditentukan sebagai berikut.
γ ⋅γ = − d
α · βα ·⋅ β
a
α ⋅ β ⋅ γ = −2 p
α ⋅ β ⋅ γ = −144
Jadi, nilai α · β · γ adalah –144.

Contoh Soal 13

Diketahui x1, x2, x3, dan x4 merupakan akar-akar persamaan x 4 − 30 x 3 + ax 2 − bx + c = 0.


Jika x2 − x1 = x3 − x2 = x 4 − x3 = 3, maka tentukan nilai a, b, dan c!
Pembahasan:
• Oleh karena x2 − x1 = x3 − x2 = x 4 − x3 = 3 maka:
x2 = x1 + 3; x 4 = x3 + 3
x3 = x2 + 3 = x1 + 6
x 4 = x3 + 3 = x1 + 9
• Dengan teorema vietta, diperoleh:
x1 + x2 + x3 + x 4 = 30
x1 + ( x1 + 3) + ( x1 + 6) + ( x1 + 9) = 30
4 x1 + 18 = 6
4 x1 = −12
x1 = −3

15
Jadi, x1 = −3, x2 = 0 , x3 = 3, x 4 = 6 .
• Dengan teorema vietta, nilai a dapat ditentukan sebagai berikut.
c
x1x2 + x1x3 + x1x 4 + x2 x3 + x2 x 4 + x3 x 4 =
a
( −3) ⋅ 0 + ( −3) ⋅ (3) + ( −3) ⋅ (6 ) + 0 ⋅ 3 + 0 ⋅ 6 + 3 ⋅ 6 = a
−9 = a
• Dengan teorema vietta, nilai b dapat ditentukan sebagai berikut.
d
x1x2 x3 + x1x2 x 4 + x1x3 x 4 + x2 x 3 x 4 = −
a
( −3) ⋅ 0 ⋅ (3) + ( −3) ⋅ (0 ) ⋅ (6 ) + ( −3) ⋅ (3) ⋅ (6 ) + (0 ) ⋅ (3) ⋅ (6 ) = b
b = −54
• Dengan teorema vietta, nilai c dapat ditentukan sebagai berikut.
e
x1x2 x3 x 4 =
a
( −3) ⋅ (0 ) ⋅ (3) ⋅ (6 ) = c
c =0
Jadi, nilai a, b, dan c berturut-turut adalah -9, -54, dan 0.

Contoh Soal 14

Jika α, β, dan γ merupakan akar-akar persamaan x 3 − 14 x 2 + ax + b = 0 dengan α > β


: γ = 4 : 2 : 1, maka α 2 − β 3 − γ 3 = ....
> γ, α : β α: γ:, βdan
Pembahasan:
• αα: :ββ: :γγ = 4 : 2 : 1
misal α = 4 p ; β = 2 p ; γ = p
• Dari teorema vietta, diperoleh:
α + β + γ = 14
4 p + 2 p + p = 14
7 p = 14
p=2

• Dengan demikian α = 8 , β = 4 , γ = 2

Jadi, α 2 − β 3 − γ 3 = 82 − 4 3 − 23 = −8

16

Anda mungkin juga menyukai