Anda di halaman 1dari 125

Hak Cipta  dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang

Cetakan pertama, Desember 2016

Penulis : Amelia Arnis, M. Ners

Pengembang Desain Instruksional : Sumartono

Desain oleh Tim P2M2 :


Kover & Ilustrasi : Faisal Zamil
Tata Letak : Andy Sosiawan
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

BAB I: KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK 1

Kegiatan Praktik Klinik 1 ………………………………………………………………………………………. 1

Kegiatan Praktik Klinik 2 ………………………………………………………………………………………. 13


Imunisasi ………………………………………………………………….............................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

BAB II: KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK 39

Kegiatan Praktik Klinik 3 ………………………………………………………………………………………. 39


Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit ……………….………........................................... 39

Kegiatan Praktik Klinik 4 ………………………………………………………………………………………. 62


Manajemen Terpadu Balita Sakit ……….……….......................................................... 62
Ringkasan ………………………………….................................................................................. 64
Tes ……………………….…………………..……......................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 71

BAB III: PRAKTIK KLINIK ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN RISIKO TINGGI 72

Prosedur Praktik Klinik............................................................................................. 73


Ringkasan ………………………………….................................................................................. 74
Tes ……………………….…………………..……......................................................................... 75

BAB IV: KEGIATAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT 89

Prosedur Praktik Klinik............................................................................................. 91


Ringkasan ……..………………………………….......................................................................... 92
Tes ……………………….…………………..……......................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 98

iii
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

BAB V: ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN RESIKO TINGGI 99

Prosedur Praktik Klinik............................................................................................. 100


Ringkasan ……..………………………………….......................................................................... 101
Tes ……………………….…………………..……......................................................................... 102

BAB VI: PERAWATAN BAYI DENGAN FOTOTERAPI 116

Prosedur Praktik Klinik............................................................................................. 117


Ringkasan ……..………………………………….......................................................................... 118
Tes ……………………….…………………..……......................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 119

iv
BAB I
KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK
Amelia Arnis, M.Nurs

Kegiatan Praktik Klinik 1

A. PENDAHULUAN

Praktik ini dilakukan agar mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada
anak sesuai usia dan tumbuh kembangnya. Perawat sebagai care provider/pemberi asuhan
keperawatan pada anak berperan penting dalam proses penyembuhan anak dan tumbuh
kembangnya selama hospitalisasi dan harus bekerjasama dengan orang tua dalam merawat
anak. Selain itu perawat juga menjadi perpanjangan tangan dalam mendeteksi tumbuh
kembang anak di masyarakat, serta melakukan tindakan preventif secara berkesinambungan
dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada orang tua agar tumbuh kembang anak
dapat tercapai secara optimal.
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan anak sehat, mahasiswa diharapkan
mampu untuk melakukan pengkajian pada anak sehat dan dapat melakukan deteksi dini
tumbuh kembang anak sesuai usia serta mampu melakukan tindakan kolaborasi pemberian
imunisasi dasar.
Sebelum melakukan praktik keperawatan anak, prasyarat yang harus dipersiapkan oleh
Anda adalah:
1. Telah dinyatakan lulus mata ajar keperawatan anak baik teori maupun laboratorium.
2. Telah terdaftar di mata ajar praktik klinik keperawatan anak.
3. Anda telah melakukan imunisasi hepatitis B dan dinyatakan bebas dari penyakit
hepatitis B atau penyakit infeksi lainnya.
4. Membawa peralatan klinik yang dianjurkan oleh institusi pendidikan.
5. Membaca modul praktik keperawatan anak dan memahami yang akan dilakukan,
apabila tidak mengerti segera hubungi dan diskusikan dengan pembimbing
institusi/pembimbing klinik Anda.

Selama praktik keperawatan anak, dan Anda harus:


1. Datang dan pulang tepat waktu.
2. Hadir praktik 100%. Apabila Anda tidak masuk karena sakit maka harus mengganti
sesuai dengan hari yang ditinggalkan, apabila tidak masuk tanpa keterangan maka
diganti 2 kali dari jumlah yang ditinggalkan.
3. Prosedur ijin atau mengganti hari harus diketahui oleh pembimbing akademik atau
pembimbing klinik/RS.
4. Mengisi daftar hadir yang telah disediakan.

1
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

5. Berpenampilan rapi, bersih, berseragam klinik (baju putih, celana putih, sepatu putih)
sesuai dengan ketentuan institusi.

B. TEORI

Pertumbuhan dan perkembangan adalah bagian penting dari pengkajian keperawatan


pada anak. Pertumbuhan adalah pertambahan atau peningkatan ukuran tubuh seperti tinggi
badan, berat badan dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan adalah peningkatan
keterampilan dan kemampuan individu yang terjadi sepanjang hidupnya seperti sensorik
(dengar, lihat, raba, rasa dan cium), motorik (gerak kasar dan halus), kognitif (pengetahuan
dan kecerdasan), komunikasi/berbahasa, emosi-sosial, serta kemandirian.
Tahapan tumbuh-kembang anak dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Bayi adalah periode dari baru lahir sampai usia 1 tahun.
2. Batita adalah periode dari usia 1-3 tahun.
3. Anak usia pra sekolah adalah usia dari 3-6 tahun.
4. Anak usia sekolah adalah usia 6-12 tahun.
5. Remaja adalah usia 12-19 tahun.
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas tumbuh-kembang anak, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak adalah genetik atau bawaan, umur, jenis kelamin serta ras/etnik/bangsa.
Faktor genetik atau bawaan sangat sulit diubah atau sangat sedikit diubah oleh
lingkungan. Sebagai contoh anak yang telahir dari ras Eropa akan mempunyai tungkai yang
lebih panjang daripada ras Mongol. Begitu juga dengan jenis kelamin, pada masa pubertas
anak perempuan umumnya tumbuh lebih cepat daripada anak laki-laki, kemudian setelah
melewati masa pubertas sebaliknya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Selain itu jika anak
memiliki kelainan genetik dan kromosom pertumbuhan dan perkembangannyapun akan
berpengaruh seperti yang terjadi pada anak yang menderita Sindrom Down atau Sindrom
Turner.
Selain faktor internal, faktor ekternal juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Faktor eksternal dapat dilakukan perubahan sesuai kondisi lingkungan
yang ada. Yang termasuk faktor eksternal adalah gizi atau nutrisi, penyakit, aktivitas fisik,
kualitas pengasuh/keluarga, teman atau sekolah.
Tumbuh kembang pada anak memerlukan zat makanan yang adekuat. Apabila
pemenuhan gizi baik selama di dalam kandungan maupun saat setelah lahir tidak tercukupi,
maka akan mempengaruhi pertumbuhannya.
Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis.
Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga dengan keterlibatan ibu dan anggota lain,
penyediaan mainan akan mempengaruhi anak dalam mencapai perkembangan yang
optimal. Misalnya seorang anak yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh orang tua atau
yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan

2
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

perkembangannya (Chamidah, 2009). Begitu pula anak yang tidak pernah diajak
berkomunikasi oleh orangtuanya, anak akan mengalami keterlambatan dalam berbicara.

C. PERTUMBUHAN
Pemeriksaan pertumbuhan pada anak dapat dilakukan dengan pengukuran tinggi
badan, berat badan serta lingkar kepala. Pengukuran ini juga bisa disebut dengan
antropometrik.

1. Tinggi Badan (TB)


Pengukuran Panjang badan atau tinggi badan dapat dilakukan dengan dua cara.
a. Cara mengukur dengan posisi berbaring
1) Cara pengukuran ini dilakukan untuk anak  24 bulan oleh 2 orang tenaga
kesehatan.
2) Alat yang digunakan adalah infatometer.
3) Bayi dibaringkan supine (telentang) pada alas yang datar.
4) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.
5) Petugas 1, memegang kepala bayi dengan kedua tangan agar kepala bayi tetap
menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
6) Petugas 2, menekan lutut bayi dengan lengan kiri agar lutut bayi lurus, sedangkan
tangan kiri menjaga agar posisi kaki tetap lurus (tidak fleksi ataupun ekstensi).
Tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
7) Baca angka pengukuran yang telah dilakukan.

Gambar 1.1.
Pengukuran Panjang badan bayi

b. Cara mengukur dengan posisi berdiri.


Untuk cara yang ke dua dilakukan pada anak yang berusia  24 bulan atau anak yang
sudah dapat berdiri. Alat yang baik digunakan untuk pengukuran dengan posisi berdiri
adalah microtoice. Cara pengukuran tinggi badan anak:

3
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

1) Pada saat pengukuran minta anak untuk melepaskan alas kaki dan melepas hiasan
atau dandanan rambut yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pengukuran TB
anak.
2) Mintalah anak untuk berdiri tegak menghadap lurus ke arah depan dengan kedua
mata kaki rapat.
3) Pastikan kepala, tulang bahu, pantat dan tumit menempel di papan
pengukur/dinding.
4) Mintalah anak untuk mengambil nafas panjang.
5) Dengan tangan kanan Anda, turunkan meteran alat pengukur hingga pas di atas
kepala si anak. Pastikan Anda menekan rambut anak (menempel di ubun-ubun).
6) Jika posisi anak sudah betul, baca dan catatlah hasil pengukuran.

Gambar 1.2
Cara Mengukur Tinggi Badan

2. Berat Badan (BB)


Berat badan merupakan salah satu indikator untuk menilai keadaan gizi anak serta
pertumbuhan anak. Pengukuran berat badan pada anak dapat menggunakan beberapa alat
timbangan seperti timbangan bayi untuk bayi yang belum bisa berdiri atau bayi usia  24
bulan dengan BB maksimal 20 kg, timbangan injak serta timbangan dacin yang biasa
digunakan di posyandu.
A B C

Gambar 1.3
Timbangan bayi (A), Timbangan injak (B), timbangan dacin (C)

4
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

a. Timbangan bayi
Timbangan ini digunakan untuk menimbang anak sampai usia 2 tahun dengan
maksimal BB  20 Kg. Cara penggunaannya adalah:
1) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
2) Lihat jarum atau angka harus menunjukkan ke angka 0.
3) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaos kaki dan sarung tangan.
4) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan. Bila ingin menggunakan alas pada
timbangan, ingat untuk kurangi pengukuran berat badan dengan beratnya alas.
5) Lihat sampai jarum timbangan berhenti.
6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan. Usahakan bayi dalam keadaan
tenang sehingga jarum timbangan dapat menunjukkan angka yang akurat.

b. Timbangan injak.
1) Letakkan alat timbangan di lantai yang datar/keras sehingga tidak mudah bergerak.
2) Pastikan posisi jarum harus menunjukkan ke angka 0.
3) Sebaiknya anak memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket,
topi, jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu.
4) Setelah dilakukan persiapan alat dan persiapan anak maka lakukan pengukuran pada
anak. Cara pengukuran berat badan anak menggunakan timbangan injak dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
(a) Anak bisa berdiri.
 Ketika alat timbangan sudah menunjukkan angka 0 mintalah anak tersebut
untuk berdiri di tengah-tengah alat timbangan.
 Pastikan posisi badan anak dalam keadaan berdiri tegak, mata/kepala lurus
ke arah depan, kaki tidak menekuk. Anda dapat membantu anak tersebut
berdiri dengan baik di atas timbangan dan anjurkan anak untuk mengurangi
gerakan yang tidak perlu sehingga tidak mempengaruhi hasil penimbangan.
 Setelah anak berdiri dengan benar, lihat jarum petunjuk angka di timbangan
dan catat hasilnya. Kemudian minta anak tersebut untuk turun dari
timbangan.
(b) Bayi/anak belum bisa berdiri.
 Jika anak belum bisa berdiri, maka minta ibu/pengasuh untuk menggendong
anak tanpa selendang dan alas kaki. Ketika alat timbangan menunjukkan
angka 0 mintalah ibu dengan menggendong sang anak untuk berdiri di
tengah-tengah alat timbangan.
 Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan, kaki tidak menekuk
dan kepala tidak menunduk ke bawah. Sebisa mungkin bayi/anak dalam
keadaan tenang ketika ditimbang.
 Setelah ibu berdiri dengan benar, lihat jarum petunjuk angka di timbangan
dan catat hasilnya. Kemudian mintalah ibu untuk turun dari timbangan.

5
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

 Ulangi pengukuran, kali ini hanya ibu saja yang ditimbang tanpa
menggendong anaknya.
 Setelah penimbangan selesai maka kurangi hasil timbangan ibu saat
menggendong anaknya dengan hasil timbangan berat badan ibu. Hasil
tersebut merupakan berat badan bayinya.

c. Timbangan Dacin

Persiapkan dacin dengan menggantungnya pada tempat


yang kokoh seperti pelana rumah atau kusen pintu atau
dahan pohon atau penyangga kaki tiga yang kuat.

Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata


penimbang.

Letakkan bandul bergeser pada angka nol, jika ujung kedua


paku timbang dalam posisi lurus, maka timbangan perlu
ditera atau diganti dengan yang baru.

Pastikan bandul geser berada pada angka 0.

- Pasang sarung timbangan/celana timbangan/kotak


timbanganan yang kosong pada dacin.

- Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung


timbang/celana timbang/kotak timbang dengan memberi
kantung plastik berisikan pasir/batu diujung batang
dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus.

6
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Setelah Anda melakukan tindakan pengukuran panjang/tinggi badan serta berat badan
anak, tandai berat badan anak sesuai dengan panjang badan/tinggi badan anak pada kurva
berat badan terhadap tinggi badan anak pada grafik TB terhadap BB yang ada di lampiran
sesuai dengan jenis kelamin anak. Bila sudah, lakukan interpretasi terhadap hasil yang Anda
dapatkan.

3. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala sangat penting dilakukan pada anak usia dibawah 5 tahun.
Tujuan pemantauan adalah untuk menilai pertumbuhan dan ukuran otak anak serta dapat
mendeteksi sejak dini adanya gangguan perkembangan otak. Cara pengukuran lingkar kepala
adalah:
a. Siapkan pita pengukur kepala (meteran)

Gambar 1.4
Meteran

b. Lingkarkan pita pengukur pada kepala anak melewati dahi, di atas kedua telinga dan
bagian belakang kepala yag menonjol (tulang oksiput) tarik agak kencang sampai
kedua ujung meteran bertemu diangka 0.

Gambar 1.5
Mengukur Kepala

c. Terakhir cantumkan hasil pengukuran kepala dan lihat pada kurva lingkar kepala untuk
menilai hasil yang di dapatkan. (kurva dapat dilihat di Grafik 2)

7
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

d. Apabila titik pertemuan ukuran lingkar kepala dan usia anak berada di antara dua titik
putus-putus (-2SD+2) maka termasuk lingkar kepala normal. Bila hasilnya di bawah -
2 SD disebut mikrosefali sedangkan bila di atas +2SD disebut makrosefali.

D. PERKEMBANGAN

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan: gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian.
Aspek-aspek perkembangan yang dipantau:
1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti
duduk, berdiri dan sebagainya

8
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan gerakan yan melibatkan dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis
dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti
perintah dan sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan
ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dan
sebagainya.

SDITK (Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang)


1. Stimulasi/rangsangan adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapatkan stimulasi/rangsangan secara rutin sedini mungkin dan terus menerus
pada setiap kesempatan.
2. Deteksi tumbuh kembang adalah mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita.
3. Intervensi dini penyimpangan tubuh kembang balita adalah melakukan tindakan
koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki penyimpangan
tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau
penyimpangan tidak menjadi semakin berat.

Pemeriksaan Skrining Perkembangan


Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP (Kuesioner Pra-
Skrinning Perkembangan) adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
 Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,
30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin.

Misalnya: Bayi berusia 10 bulan, minta ibu datang kembali untuk skrining KPSP
pada usia 12 bulan

 Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.

9
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Misalnya: Ibu mengatakan bayinya yang berusia 5 bulan pada saat telungkup
belum mampu mengangkat kepalanya, maka anda harus menggunakan
formulir KPSK pada bayi usia 3 bulan

 Ingatkan ibu/orangtua untuk anak yang berusia 3 bulan-24 bulan (2 tahun) supaya
membawa anaknya ke posyandu/puskesmas setiap 3 bulan untuk mendapatkan
pelayanan SDITK. Sedangkan, untuk anak yang berusia > 2 tahun sampai 6 tahun
dibawa ke puskesmas atau posyandu setiap 6 bulan

 Alat/instrumen yang digunakan adalah:


 Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-
72 bulan.
 Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biskuit kecil berukuran 0.5-1 cm.

Bagaimana Cara Menggunakan KPSP ?

 Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.


 Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

Contoh: Bayi berumur 3 bulan 16 hari, maka umurnya dibulatkan menjadi 4 bulan.
Bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.

 Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
 KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
 Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah bayi
makan kue sendiri ?”
 Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan
tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi anda telentang,
tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi
duduk”.
 Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena
itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
 Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut pada
formulir.

10
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

 Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab


pertanyaan terdahulu.
 Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi Hasil KPSP

 Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.


 Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadang melakukannya.
 Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
 Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
 Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
 Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
 Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).

E. ALAT DAN BAHAN


Untuk praktik klinik keperawatan anak ini Anda harus menyiapkan alat-alat seperti:
1. Meteran.
2. Timbangan badan.
3. Termometer.
4. Tensi meter.
5. Formulir KPSP dan alat bantu pemeriksaan.

F. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK


Lakukanlah minimal 2 pemeriksaan tumbuh kembang anak sesuai kelompok usia anak.
Misalnya anak usia Balita (2 tahun) dan anak usia sekolah (6 tahun). Semakin banyak Anda
berlatih melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada anak semakin mahir Anda
melakukan pengkajian pada anak.

G. HASIL PENGAMATAN
Lakukanlah pengkajian pada anak sehat di sekolah TK atau Paud, atau Sekolah Dasar
(SD) yang ada di sekitar lingkungan Anda. Selain itu Anda juga bisa melakukan pengkajian
anak sehat di Posyandu dengan menggunakan buku KIA.

11
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

H. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


Bagaimana hasil pengkajian yang telah saudara lakukan di sekolah atau Paud atau
posyandu yang ada di sekitar lingkungan saudara? Apakah anda menemukan kesenjangan?
Buatlah pengkajian tumbuh kembang anak minimal 2 buah laporan, dengan kelompok usia
anak yang berbeda. Misalnya anak bayi usia 12 bulan, dan anak pra sekolah usia 4 tahun.

12
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Kegiatan Praktik Klinik 2


Imunisasi

A. PENDAHULUAN

Setelah Anda melakukan praktik klinik pada Bab 1, selanjutnya Anda akan membahas
tentang imunisasi. Untuk praktik klinik kolaborasi pemberian imunisasi Anda akan
melakukan praktik klinik di Posyandu atau Puskesmas.
Setelah menyelesaikan praktik klinik kolaborasi pemberian imunisasi, kemampuan
mahasiswa yang diharapkan adalah mahasiswa mampu melakukan kolaborasi pemberian
imunisasi pada anak sesuai imunisasi yang dibutuhkannya.

B. TEORI

Imunisasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya yang telah
dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap
jenis antigen itu dimasa yang akan datang. Saat ini di Indonesia ada lima imunisasi dasar
yang wajib diberikan sesuai program imunisasi pemerintah yaitu hepatitis B, BCG, DPT, polio
dan campak. Sedangkan imunisasi MMR, HiB, Hepatitis A dan cacar air adalah imunisasi yang
dianjurkan.

Tabel 1.1.
Jadwal Pemberian dan Jenis Imunisasi

UMUR BAYI JENIS IMUNISASI


0 – 7 Hari HB 0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT-HB-Hib1, Polio 2
3 Bulan DPT-HB-Hib2, Polio 3
4 Bulan DPT-HBHib3, Polio 4
9 Bulan Campak

13
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Tabel 1.2
Lima Imunisasi Dasar Untuk Bayi

Cara Pemberian
Jenis Imunisasi Kegunaan Kontra Indikasi Efek Samping
dan Dosis
BCG Memberikan Di suntikkan 1. Anak yang sakit 1. Reaksi normal
(Bacillus Calmette kekebalan terhadap secara Intrakutan kulit atau a. Setelah 2-3 minggu
Guerin) penyakit pada lengan infeksi kulit pada tempat
tuberculosis (TBC). kanan atas ditempat penyuntikan akan
Kekebalan yang (deltoid kanan) penyuntikkan. terjadi
diperoleh oleh anak dengan dosis 0,05 2. Anak yang pembengkakan kecil
tidak menjadi cc telah berwarna merah
mutlak 100%, jadi menderita kemudian akan
kemungkinan anak penyakit TBC menjadi luka dengan
anak menderita diameter 10 mm.
penyakit TBC ringan, b. Luka tersebut akan
akan tetapi sembuh sendiri dan
terhindar dari TBC meninggalkan
berat. jaringan parut (scar)
dengan diameter 5-7
mm. Ingatkan ibu
agar tidak
memberikan apapun
pada luka tersebut.

2. Reaksi berat
a. Kadang-kadang
terjadi peradangan
setempat yang agak
berat/abses yang
lebih luas.
b. Pembengkakan pada
kelenjar limfe pada
leher atau ketiak
DPT (Diphteri, Memberikan Disuntikkan 1. Panas diatas 1. Reaksi lokal
Pertusis, Tetanus)- kekebalan terhadap secara 38C Terjadi
HB rekombinan penyakit dipteri, Intramuskular 2. Reaksi pembengkakan dan
(Hepatitis B) – pertusis dan dipaha bagian berlebihan rasa nyeri pada
Hib(Haemophylus tetanus, Hepatitis B luar dengan dosis setelah tempat penyuntikkan
influenzaetipe B) rekombinan dan 0,5 CC pemberian disertai demam ringan
Haemophylus imunisasi 1-2 hari. Ibu tidak
influenza tipe B Pentabio perlu panik karena
sebelumnya panas akan sembuh
seperti panas dan menandakan
tinggi dengan bahwa bayi sudah
kejang, memiliki kekebalan
penurunan 2. Reaksi Berat
kesadaran dan Demam tinggi, kejang
syok dan syok berat. Bila
3. Terdapat hal tersebut terjadi
kelainan otak sebaiknya ibu segera
ataupun konsultasi ke dokter
kelainan syaraf atau pelayanan
serius. kesehatan terdekat.

14
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Cara Pemberian
Jenis Imunisasi Kegunaan Kontra Indikasi Efek Samping
dan Dosis
Hepatitis B Memberikan Disuntikkan Tidak ada Pada umumnya tidak ada
kekebalan aktif secara
terhadap penyakit intramuskular
hepatitis dipaha bagian
luar dengan dosis
0,5 cc

Polio Memberikan Diteteskan 1. Anak 1. Reaksi yang timbul


kekebalan terhadap langsung kedalam menderita biasanya hampir tidak
penyakit mulut dengan diare berat ada, kalaupun ada
poliomyelitis dosis 2 tetes 2. Anak sakit hanya diare ringan
panas atau kelumpuhan
anggota gerak akibat
tertular polio orang
dewasa.
2. Kekebalan yang
diperoleh dari
vaksinasi polio adalah
45 – 100%
Campak Memberikan Disuntikkan 1. Panas > 38C 1. Panas > 38C
kekebalan terhadap secara subkutan 2. Anak sakit 2. Kejang yang ringan
penyakit campak pada lengan kiri parah dan tidak berbahaya
atas dengan dosis 3. Anak yang pada hari ke 10 – 12
0,5 cc menderita TBC 3. Dapat terjadi radang
tanpa otak dalam 30 hari
pengobatan setelah penyuntikan
4. Anak yang tetapi kejadian ini
defisiensi gizi jarang terjadi.
derajat berat
5. Riwayat kejang
demam

C. ALAT DAN BAHAN


Untuk praktik klinik ini Anda harus menyiapkan alat-alat seperti :
1. Termometer
2. Kartu/buku imunisasi (KIA/IMS)
3. Obat imunisasi yang akan diberikan

D. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK


Sebelum Anda melakukan tindakan kolaborasi pemberian imunisasi pada anak, lihat
terlebih dahulu buku imunisasi yang sudah di berikan kepada klien dan rencana pemberian
imunisasi saat ini.

15
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

E. HASIL PENGAMATAN
Lakukanlah imunisasi dasar pada anak di posyandu. Ingat dalam pemberian imunisasi
terapkan prinsip 6 BENAR (benar pasien, obat, cara, dosis, waktu dan dokumentasi). Amati
apa yang terjadi di posyandu untuk tindakan kolaborasi imunisasi.

F. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


Bagaimana hasil tindakan kolaborasi pemberian imunisasi? Apakah Anda menemukan
kesenjangan? Apakah Anda mengalami kendala? Diskusikan dengan pembimbing lapangan
apa yang sudah Anda kerjakan.
Untuk memenuhi kompetensi Anda sebagai perawat, maka anda harus membuat
laporan perorangan dua eksemplar dengan maksimal 10 halaman (tidak termasuk cover dan
halaman pengesahan).

Format laporan terdiri dari:


Halaman Cover.
Lembar pengesahan pembimbing klinik.
Daftar Isi:
I. Pendahuluan dan tujuan pembelajaran
Uraikan secara singkat tentang program imunisasi dan penerapannya di Posyandu.
II. Kegiatan yang dilakukan
Mahasiswa menulis hasil pengamatan pelaksanaan imunisasi yang dilakukan
(kesenjangan yang ditemukan antara teori dan praktik di lapangan).
III. Pembahasan
IV. Penutup
Daftar Pustaka

16
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Daftar Pustaka

Chamidah, A.N. 2009. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jurnal
Pendidikan Khusus. 5 (2) : 83-93

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,


deteksi dini dan intervensi dini Tumbuh Kembang Anak di tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Depkes: Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Kementerian Kesehatan dan JICA: Jakarta

Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. EGC: Jakarta

17
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Lampiran

FORMULIR PENGKAJIAN TUMBUH KEMBANG ANAK

IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : ...............................................................................


Jenis Kelamin : L/P *)
Tempat & tanggal lahir : ...............................................................................
Pendidikan : ...............................................................................
Umur : …….... (bulan/tahun)
Orang tua/wali
Nama : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
Pekerjaan : ...............................................................................
Hub. dengan orang tua : anak-kandung/angkat/tiri/asuh *)

PERTUMBUHAN
PB/TB : ................ cm
BB : ................ kg
Lingkar Kepala : ................ cm
Tuliskan hasil analisa TB, BB dan Lingkar kepala

PERKEMBANGAN
Gunakan formulir KPSP sesuai Usia
Yang terdapat di lampiran buku panduan klinik keperawatan anak. Ingat tentukan usia anak
terlebih dahulu.

Tuliskan hasil analisa perkembangan anak

18
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

19
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

20
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

21
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

22
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

23
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

24
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

25
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

26
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

27
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

28
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

29
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

30
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

31
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

32
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

33
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

34
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

35
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

36
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

37
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

38
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK
Amelia Arnis, M.Nurs.

Kegiatan Praktik Klinik 3


Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit

PENDAHULUAN

Selamat Anda telah berada di praktik klinik unit 3 mengenai asuhan keperawatan pada
anak sakit dengan penyakit infeksi atau non infeksi.
Pada praktik klinik ini Anda akan melakukan asuhan keperawatan pada anak sakit
dengan penyakit infeksi dan non infeksi. Dimana praktik ini akan dilakukan di Rumah Sakit di
ruangan anak atau di puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap. Asuhan keperawatan
yang akan dilakukan melalui 5 tahapan mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Untuk mengingatkan Anda tentang asuhan keperawatan pada anak sakit bacalah
kembali mata ajar keperawatan anak. Kasus-kasus yang sebaiknya Anda ambil adalah kasus
infeksi dan kasus non infeksi. Untuk kasus infeksi dapat Anda ambil pasien dengan diare,
pneumonia, meningitis, dan lain-lain. Sedangkan kasus non infeksi dapat Anda ambil kasus
tentang leukemia, thalasemia, hidrosefalus, hipospadia, hernia, dan lain-lain.
Lakukanlah pengkajian anak sakit menggunakan Lampiran 3.1. Setelah Anda
melakukan pengkajian pada anak dan keluarga, buat analisa masalah dan diagnosa
keperawatan berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan. Buatlah rencana tindakan
keperawatan sesuai diagnosa keperawatan yang sudah anda tentukan. Kemudian anda
dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang anda buat. Tindakan
keperawatan sebaiknya ada terapi bermain serta pendidikan kesehatan yang di berikan
kepada orang tua klien. Ingat selalu catat apa yang sudah Anda kerjakan dan kerjakanlah
tindakan keperawatan yang sudah Anda catat di formulir tindakan. Di setiap akhir shift buat
evaluasi tindakan yang telah Anda lakukan sesuai masing-masing diagnosa keperawatan.
Apabila selama praktik Anda mengalami kesulitan, segera hubungi pembimbing klinik
dan diskusikan masalah yang Anda temui.

A. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK

1. Persiapan
a. Menggunakan seragam yang diwajibkan oleh institusi (baju putih, celana putih,
sepatu putih dan name tag).

39
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

b. Pelajari materi tentang asuhan keperawatan anak sakit dengan penyakit infeksi
seperti diare, pneumonia, dan lain-lain. Sedangkan untuk penyakit non infeksi
thalasemia, leukemia, hidrosefalus, apendiksitis, dan lain-lain yang terdapat di
modul 4 mata kuliah keperawatan anak
c. Pelajari dan pahami format asuhan keperawatan pada anak sakit dan format
penilaian yang terdapat dalam lampiran 3.1 sampai 3.5
d. Bawa nursing kit (thermometer, stetoskop, meteran, senter, dan lain-lain) serta
alat pelindung diri.
e. Bawa buku tentang penyakit-penyakit pada anak sebagai bahan referensi.
2. Pelaksanaan
a. Anda harus datang tepat waktu
b. Temui pembimbing klinik untuk menyepakati/menyamakan persepsi tugas-tugas
yang akan anda lakukan di lapangan.
c. Buat kontrak belajar dengan pembimbing klinik.
d. Ambil kasus pasien dengan penyakit infeksi atau non infeksi yang ada di RS
(ruang rawat anak) atau di ruang rawat Puskesmas. Minimal asuhan
keperawatan dilakukan selama 3 hari.
e. Lakukan pre dan post conference dengan pembimbing RS/puskesmas setiap hari.
f. Lakukan pengkajian pada klien dan keluarga, tentukan diagnosa keperawatan
dan intervensi yang akan dilakukan, lakukan tindakan keperawatan dan di akhir
dinas lakukan evaluasi terhadap pasien Anda.
3. Pelaporan
Buat laporan hasil praktik klinik anda dengan format sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan: berisikan cover, teori tentang kasus penyakit yang saudara
ambil, yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan
dan asuhan keperawatan serta daftar pustaka yang Anda gunakan.
b. Pengkajian: formulir pengkajian yang diisi sesuai kondisi pasien anda.
c. Formulir Asuhan Keperawatan mulai dari Analisa data, diagnosa keperawatan,
intervensi, tindakan, dan evaluasi keperawatan .
1) Analisa data: berisi data subjektif dan objektif yang ditemukan pada pasien Anda.
2) Diagnosa keperawatan: dirumuskan dari data yang ditemukan pada pasien Anda
(buat minimal 3 diagnosa).
3) Intervensi: berisi intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
dirumuskan.
4) Implementasi/tindakan: berisi tindakan yang saudara lakukan pada pasien sesuai
dengan intervensi yang telah saudara buat.
5) Evaluasi: berisi evaluasi harian dalam bentuk SOAP setiap anda selesai praktik.

40
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

B. FORMAT LAPORAN

1. Laporan ditulis tangan pada kertas folio bergaris dengan dimasukkan ke dalam map.
2. Dikirim ke UPBJJ setempat atau ke pembimbing klinik maksimal 2 hari setelah praktik
klinik selesai.

Penilaian dilakukan oleh pembimbing klinik dengan komponen penilaian sebagai


berikut:
1. Pelaksanaan (penilaian sikap dan penampilan saat praktik di RS menggunakan format
yang telah ada pada Lampiran 3.3)
2. Pelaporan:
a. Laporan pendahuluan (kejelasan dan kelengkapan dari Konsep dasar, asuhan
keperawatan dan referensi yang digunakan)
b. Laporan asuhan keperawatan (kelengkapan serta kesesuaian antara data dan
kondisi pasien)
c. Gunakan lampiran 3.4 untuk penilaian laporan

C. RINGKASAN

Hospitalisasi pada anak merupakan masalah besar yang dapat menimbulkan ketakutan
dan cemas pada anak. Sebagai calon perawat professional anda harus mampu memberikan
asuhan keperawatan pada anak dengan masalah kesehatan. Hal-hal yang perlu Anda ingat
adalah asuhan keperawatan harus dilakukan mulai dari, pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Tindakan keperawatan pada anak dapat dilakukan dengan cara
bermain.

D. UJIAN PRAKTIK KLINIK

1. Saat praktik klinik di RS/puskesmas, anda akan dilakukan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dilakukan oleh pembimbing klinik.
2. Ujian praktik klinik terdiri dari asuhan keperawatan serta responsi kasus dengan
pembimbing klinik.
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terdapat di lampiran 3.5.

E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Bagaimana hasil ujian Praktik klinik yang telah anda lakukan? Mintalah segera feedback
dari
Penguji mengenai ujian yang telah dilakukan?
Bila nilai anda sudah mencapai batas lulus > 70, maka anda dapat melanjutkan ke praktik
klinik unit 4.

41
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.1.

42
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

43
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

44
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

45
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

46
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

47
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

48
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

49
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

50
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

51
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

52
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.2

53
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

54
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

55
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

56
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

57
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

58
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.3

59
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.4

60
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.5.

61
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Kegiatan Praktik Klinik 4


Manajemen Terpadu Balita Sakit

A. PENDAHULUAN

Selamat Anda telah melalui setengah dari Praktik Klinik Keperawatan Anak. Pada unit
4, akan dibahas mengenai Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Masih ingat dengan
materi MTBS di mata kuliah keperawatan anak pada Modul 5? Untuk mengingatkan Anda
kembali, akan diuraikan secara singkat tentang MTBS.
MTBS adalah suatu manajemen yang menggunakan pendekatan terintegrasi/terpadu
dalam menatalaksanakan Balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan (Depkes RI 2008;
Wijaya 2009). Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi penyakit, identifikasi
tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di rumah dan kapan kembali untuk tindakan
lanjut. MTBS dibagi menjadi 2 kelompok usia yaitu kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan dan
kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun (Depkes RI, 2008).
Kegiatan MTBS bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti
Puskesmas. Menurut Soenarto (2009), ada 5 (lima) keuntungan penggunaan MTBS yang
telah terbukti yaitu menurunkan angka kematian balita, memperbaiki status gizi,
meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, memperbaiki kinerja petugas kesehatan
dan memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya yang murah.
Dalam melakukan penanganan pada bayi sakit dilakukan oleh petugas kesehatan yang
telah dilatih dengan menggunakan algoritma MTBS (buku bagan). Penilaian/pemeriksaan
dilakukan dengan cara menanyakan kepada orangtua/wali, apa saja keluhan-
keluhan/masalah anak, kemudian memeriksa dengan cara ‘lihat dan dengar’ atau ‘lihat dan
raba’. Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya-
jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi petugas akan menentukan jenis
tindakan/pengobatan. Misalnya anak dengan klasifikasi pneumonia berat atau penyakit
sangat berat akan dirujuk segera ke dokter Puskesmas atau RS, anak yang belum lengkap
diimunisasi akan dilengkapi, anak yang mempunyai masalah gizi akan di rujuk ke ruang
konsultasi gizi.
Di bawah ini adalah gambaran pendekatan MTBS yang sistematis dan terintegrasi
tentang hal-hal yang diperiksa pada pemeriksaan. Ketika anak sakit datang ke ruang
pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali secara berurutan,
dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:
1. Apakah anak bisa minum/menyusu?
2. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
3. Apakah anak menderita kejang?

Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak letargis/tidak sadar?


Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:

62
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

1. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?


2. Apakah anak menderita diare?
3. Apakah anak demam?
4. Apakah anak mempunyai masalah telinga?
5. Memeriksa status gizi.
6. Memeriksa anemia.
7. Memeriksa status imunisasi.
8. Memeriksa pemberian vitamin A.
9. Menilai masalah/keluhan-keluhan lain (Depkes RI, 2008).

Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan mengklasifikasi


keluhan/penyakit anak, setelah itu melakukan langkah-langkah tindakan/pengobatan yang
telah ditetapkan dalam penilaian/ klasifikasi. Tindakan yang dilakukan antara lain:
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah.
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah, misal
aturan penanganan diare di rumah.
4. Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama anak sakit
maupun dalam keadaan sehat.
5. Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan, dan lain-lain.

B. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK

1. Persiapan
a. Pelajari kembali buku bagan MTBS tahun 2008.
b. Mahasiswa datang ke Puskesmas untuk menghubungi pembimbing klinik dan
melakukan kontrak serta mendapatkan penjelasan umum tentang poli MTBS di
Puskesmas.
c. Fotocopy Lampiran 4.1 dan 4.2 masing-masing sebanyak 3 buah.

2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaaan praktik klinik MTBS dilakukan di puskesmas selama 2 hari.
1) Hari I: bimbingan oleh pembimbing klinik dan pelaksanaan penerapan MTBS di
puskesmas
2) Hari 2: pengumpulan laporan dan evaluasi.

b. Peraturan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa:


1) Memakai baju praktik klinik yang telah di tentukan oleh institusi.
2) Datang sesuai jam kerja Puskesmas, yaitu jam 07.00 menemui pembimbing klinik
dan mengikuti kegiatan sesuai arahan pembimbing.
3) Melakukan penerapan MTBS didampingi oleh instruktur atau petugas Puskesmas
terkait.

63
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

c. Dalam melakukan penerapan MTBS gunakan formulir/status pasien sesuai usia yang
terdapat di lampiran. Lampiran 2.1. untuk status Balita usia 2 bulan - 5 tahun dan
Lampiran 2.2. untuk status bayi muda usia 1 hari - < 2 bulan.

3. Pelaporan
Mahasiswa membuat laporan 2 eksemplar, satu (1) eksemplar laporan diserahkan
pada pembimbing klinik, dan satu (1) laporan diserahkan kepada koordinator mata kuliah
praktik klinik keperawatan anak.

C. FORMAT LAPORAN

Cover : Berisi judul laporan beserta nama dan nomor mahasiswa.


Lembar pengesahan pembimbing klinik.
Daftar Isi
I. Pendahuluan dan tujuan pembelajaran.
Uraikan secara singkat tentang program dan penerapan MTBS di Buskesmas.
II. Kegiatan MTBS yang dilakukan
Mahasiswa menuliskan hasil pengamatan pelaksanaan MTBS yang dilakukan (dapat
dilampirkan formulir/status pasien yang telah diisi.
III. Pembahasan
IV. Penutup
V. Daftar Pustaka

RINGKASAN

MTBS adalah tatalaksana penanganan Balita sakit secara terintegrasi yang dilakukan di
pelayanan dasar (Puskesmas). Pelayanan ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang telah
terlatih dengan menggunakan buku algoritma atau bagan MTBS yang diterbitkan oleh
Depkes tahun 2008. Penerapan

TES

Lakukan pemeriksaan anak sakit menggunakan algoritma MTBS, dan catat di status
pasien tersebut. Mintalah pembimbing klinik atau petugas Puskesmas untuk memeriksa hasil
pemeriksaan Anda. Gunakan Lampiran 2.3.

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Selamat Anda telah diakhir unit 4 praktik klinik keperawatan anak. Apa yang Anda rasakan
dalam praktik klinik penerapan MTBS di Puskesmas? Apakah Anda merasa cukup memiliki
pengalaman dalam penerapan MTBS? Apabila Anda merasa kurang, Anda dapat melakukan

64
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

penerapan MTBS di luar jadwal yang sudah ditentukan atas kesepakatan antara pihak
Puskesmas dengan Anda tanpa mengganggu kegiatan perkuliahan.
Jika Anda sudah merasa cukup dan mampu menerapkan MTBS pada Balita sakit, Anda dapat
melanjutkan praktik klinik ke unit 5.

65
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 2.1.

66
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

67
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 2.2

68
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

69
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 2.3.
PENILAIAN EVALUASI PELAKSAAN MTBS

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI BOBOT NILAI x BOBOT


1 Sikap dan Perilaku 10
- Menunjukkan kedisiplinan (datang
tepat waktu)
- Menunjukkan penampilan rapid an
sikap sopan terhadap staf puskesmas
dan atau masyarakat yang dilayani.
2 Prosedur pelaksanaan 70
- Melakukan pengamatan pelaksanaan
MTBS di puskesmas
- Melakukan penilaian anak balita sakit
berdasarkan keluhan dan
pemeriksaan sesuai bagan MTBS
- Menentukan klasifikasi penyakit
sesuai bagan MTBS
- Menentukan penanganan/ tindakan
masalah berdasarkan bagan MTBS
- Memberikan konseling perawatan di
rumah berdasarkan bagan MTBS
- Memberikan konseling tentang
perawatan tindak lanjut berdasar
bagan MTBS
- Menilai status gizi balita (klinis dan
antropometris) menurut aturan WHO
dan memeriksa adanya penyakit
penyerta
- Melakukan pengisian form MTBS dari
puskesmas
3 Laporan 20
- Isi laporan sesuai kegiatan yang
dilakukan
- Format laporan sesuai panduan
TOTAL NILAI
Keterangan:
Beri nilai tiap poin jika :
Nilai 1 jika dilakukan mahasiswa
Nilai 0 jika tidak dilakukan mahasiswa

Jumlah Nilai
Nilai = x100%
12
………, ……………………..
Pembimbing Klinik

( )

70
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Daftar Pustaka

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan: Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan: Pedoman Pengendalian
Penyakit Diare. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan: Jakarta

Depkes RI. 2008. Buku Bagan: Manajemen Terpadu Balita (MTBS).

71
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

BAB III
PRAKTIK KLINIK
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI
DENGAN RISIKO TINGGI

PENDAHULUAN

Selamat Anda hampir menyelesaikan modul terakhir praktik klinik keperawatan anak
untuk mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh D3 Keperawatan. Semoga Anda sudah
menyelesaikan unit 1 sampai 4 tanpa ada kesulitan. Unit praktik klinik ini diharapkan dapat
membantu Anda dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
praktik keperawatan anak di rumah sakit terutama tentang asuhan keperawatan bayi risiko
tinggi.
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi. Berdasarkan hasil SDKI
tahun 2012 menunjukkan AKB mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup, sementara target yang
ingin dicapai tahun 2015 sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab
kematian adalah asfiksia, infeksi dan komplikasi lahir prematur serta berat badan lahir
rendah (BBLR). Penyebab sulitnya menurunkan AKB di Indonesia dikarenakan belum
meratanya penyebaran tenaga kesehatan terutama di wilayah Indonesia timur, fasilitas
kesehatan yang belum memadai serta akses layanan kesehatan yang sulit di jangkau oleh
masyarakat.
Oleh karena itu Anda sebagai tenaga perawat nantinya diharapkan mampu memiliki
kompetensi pelayanan asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi. Agar Anda dapat
mengenali dan memberikan asuhan keperawatan bayi risiko tinggi dengan baik, Anda harus
melakukan praktik klinik di ruang perinatologi. Melalui praktik klinik ini Anda dapat berlatih
untuk mengembangkan dan memadukan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
akan diperlukan dalam kehidupan profesional sehingga siap sepenuhnya dalam praktik
sebagai perawat yang kompeten dalam kewenangannya.
Untuk mengingatkan anda tentang asuhan keperawatan pada anak risiko tinggi
bacalah kembali modul 6 mata ajar keperawatan anak. Kasus – kasus yang sebaiknya anda
ambil adalah kasus bayi resiko tinggi pada level I dan II. Untuk kasus yang dapat anda ambil
pada klien dengan BBLR, premature, Asfiksia ringan/sedang, tetanus neonatorum, Infant
Respiratory Distress Sindrom dan lain –lain.
Setelah Anda menyelesaikan modul ini diharapkan Anda mampu memberikan asuhan
keperawatan pada bayi risiko tinggi yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, tindakan pada bayi risiko tinggi, evaluasi dan dokumentasi.
Tempat praktik yang akan Anda jalani untuk mencapai kompetensi asuhan
keperawatan pada bayi risiko tinggi adalah rumah sakit khususnya di ruang perinatologi.
Untuk tahap awal saat praktik klinik Anda lakukan pengkajian pada bayi risiko tinggi
menggunakan Lampiran 3.1. Setelah Anda melakukan pengkajian pada anak dan keluarga

72
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

buatlah analisa masalah dan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian yang sudah
Anda lakukan. Buatlah rencana tindakan keperawatan sesuai diagnosa keperawatan yang
sudah Anda tentukan. Kemudian Anda dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai
rencana yang Anda buat. Ingatlah selalu mendokumentasi semua tindakan yang telah Anda
kerjakan di formulir tindakan keperawatan. Di setiap akhir shift buat evaluasi tindakan yang
telah Anda lakukan sesuai masing-masing diagnose keperawatan.
Apabila selama praktik Anda mengalami kesulitan, segera hubungi pembimbing klinik
dan diskusikan masalah yang Anda temui.

Prosedur Praktik Klinik

A. PERSIAPAN
1. Menggunakan seragam yang diwajibkan oleh institusi (baju putih, celana putih, sepatu
putih dan name tag).
2. Pelajari materi tentang asuhan keperawatan bayi risiko tinggi seperti premature, BBLR,
asfiksia, tetanus neonatorum, dan lain- lain yang terdapat di modul 6 mata kuliah
keperawatan anak.
3. Pelajari dan pahami format asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi dan format
penilaian yang terdapat dalam Lampiran 3.1 sampai 3.5
4. Bawa nursing kit (thermometer, stetoskop, meteran, senter, dan lain-lain) serta alat
pelindung diri.
5. Bawa buku tentang penyakit-penyakit pada bayi risiko tinggi sebagai bahan referensi.

B. PELAKSANAAN

1. Anda harus datang tepat waktu.


2. Temui pembimbing klinik untuk menyepakati/menyamakan persepsi tugas-tugas yang
akan Anda lakukan di lapangan.
3. Buat kontrak belajar dengan pembimbing klinik.
4. Ambil kasus pasien bayi risiko tinggi yang ada di RS (ruang perinatologi) pada level I
dan II. Minimal asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari.
5. Lakukan pre dan post conference dengan pembimbing RS setiap hari.
6. Lakukan pengkajian pada klien dan keluarga, tentukan diagnosa keperawatan dan
intervensi yang akan dilakukan, lakukan tindakan keperawatan dan di akhir dinas
lakukan evaluasi terhadap pasien Anda.

73
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

C. PELAPORAN

Buat laporan hasil praktik klinik Anda dengan format sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan: berisikan cover, teori tentang kasus penyakit yang Anda ambil,
yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan dan
asuhan keperawatan serta daftar pustaka yang Anda gunakan.
2. Pengkajian: formulir pengkajian yang diisi sesuai kondisi pasien Anda.
3. Formulir Asuhan Keperawatan mulai dari analisa data, diagnosa keperawatan,
intervensi, tindakan, dan evaluasi keperawatan .
a. Analisa data: berisi data subjektif dan objektif yang ditemukan pada pasien Anda.
b. Diagnosa keperawatan: dirumuskan dari data yang ditemukan pada pasien Anda
(buat minimal 3 diagnosa).
c. Intervensi: berisi intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
dirumuskan.
d. Implementasi/tindakan: berisi tindakan yang Anda lakukan pada pasien sesuai
dengan intervensi yang telah saudara buat.
e. Evaluasi: berisi evaluasi harian dalam bentuk SOAP setiap Anda selesai praktik.

D. FORMAT LAPORAN

• Laporan ditulis tangan pada kertas folio bergaris dengan dimasukkan ke dalam map.
• Dikirim ke UPBJJ setempat atau ke pembimbing klinik maksimal 2 hari setelah praktik
klinik selesai.

Penilaian dilakukan oleh pembimbing klinik dengan komponen penilaian sebagai


berikut:
- Pelaksanaan (penilaian sikap dan penampilan saat praktik di RS menggunakan format
yang telah ada pada lampiran 3.3).
- Pelaporan:
• Laporan pendahuluan (kejelasan dan kelengkapan dari konsep dasar, asuhan
keperawatan dan referensi yang digunakan).
• Laporan asuhan keperawatan (kelengkapan serta kesesuaian antara data dan
kondisi pasien).
• Gunakan Lampiran 3.4 untuk penilaian laporan.

RINGKASAN

Tingginya angka kematian bayi di Indonesia salah satu penyebabnya akibat penyebaran
tenaga kesehatan yang masih belum merata terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
Sehingga dibutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten di seluruh Indonesia terutama di
wilayah timur atau daerah terpencil sehingga masyarakat akan mendapatkan layanan

74
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

kesehatan yang baik. Sebagai calon tenaga perawat yang profesional anda harus mampu
memberikan asuhan keperawatan pada bayi yang memiliki risiko tinggi. Hal-hal yang perlu
Anda ingat adalah asuhan keperawatan harus dilakukan mulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi. Libatkan orangtua dalam perawatan anaknya
sehingga saat pulang ke rumah mereka tetap mampu merawat anaknya.

TES

Pada unit ini Anda tidak akan dilakukan ujian praktik klinik kepada klien. Tetapi Anda
akan di uji untuk pemahaman dan laporan kasus Anda tentang asuhan keperawatan pada
bayi risiko tinggi yang Anda kelola selama 3 (tiga hari).

75
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.1

76
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

77
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

78
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

79
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.2

80
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

81
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

82
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

83
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

84
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

85
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.3.

86
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.4.

87
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 3.5.

88
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK KLINIK
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
Amelia Arnis, M.Nurs

PENDAHULUAN

Selamat Anda telah melalui setengah dari Praktik Klinik Keperawatan Anak. Pada unit
ini, akan dibahas mengenai Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Masih Ingat dengan
materi MTBS di mata kuliah keperawatan anak pada modul 5?
Untuk mengingatkan Anda kembali, akan diuraikan secara singkat tentang MTBS.
MTBS adalah suatu manajemen yang menggunakan pendekatan terintegrasi/terpadu dalam
menatalaksanakan Balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan (Depkes RI 2008; Wijaya
2009). Materi MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi penyakit, identifikasi tindakan,
pengobatan, konseling, perawatan di rumah dan kapan kembali untuk tindakan lanjut. MTBS
dibagi menjadi 2 kelompok usia yaitu kelompok usia 1 hari sampai 2 bulan dan kelompok
usia 2 bulan sampai 5 tahun (Depkes RI, 2008).
Kegiatan MTBS bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti
puskesmas. Menurut Soenarto (2009), ada 5 (lima) keuntungan penggunaan MTBS yang
telah terbukti yaitu menurunkan angka kematian Balita, memperbaiki status gizi,
meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, memperbaiki kinerja petugas kesehatan
dan memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya yang murah.
Dalam melakukan penanganan pada bayi sakit dilakukan oleh petugas kesehatan yang
telah dilatih dengan menggunakan algoritma MTBS (buku bagan). Penilaian/pemeriksaan
dilakukan dengan cara menanyakan kepada orangtua/wali, apa saja keluhan-keluhan/
masalah anak, kemudian memeriksa dengan cara ‘lihat dan dengar’ atau ‘lihat dan raba’.
Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya-jawab dan
pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi petugas akan menentukan jenis
tindakan/pengobatan. Misalnya anak dengan klasifikasi pneumonia berat atau penyakit
sangat berat akan dirujuk segera ke dokter Puskesmas atau RS, anak yang belum lengkap
diimunisasi akan dilengkapi, anak yang mempunyai masalah gizi akan di rujuk ke ruang
konsultasi gizi.
Di bawah ini adalah gambaran pendekatan MTBS yang sistematis dan terintegrasi
tentang hal-hal yang diperiksa pada pemeriksaan. Ketika anak sakit datang ke ruang
pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali secara berurutan,
dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:
▪ Apakah anak bisa minum/menyusu?
▪ Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?

89
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

▪ Apakah anak menderita kejang?

Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak letargis/tidaksadar?


Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:
▪ Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
▪ Apakah anak menderita diare?
▪ Apakah anak demam?
▪ Apakah anak mempunyai masalah telinga?
▪ Memeriksa status gizi
▪ Memeriksa anemia
▪ Memeriksa status imunisasi
▪ Memeriksapemberian vitamin A
▪ Menilai masalah/keluhan-keluhan lain (Depkes RI, 2008)
Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan mengklasifikasi
keluhan/penyakit anak, setelah itu melakukan langkah-langkah tindakan/pengobatan yang
telah ditetapkan dalam penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dilakukan antara lain:
▪ Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah;
▪ Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah;
▪ Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah, misal
aturan penanganan diare di rumah;
▪ Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama anak sakit
maupun dalam keadaan sehat;
▪ Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan, dan lain-lain.

90
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Prosedur Praktik Klinik

A. PERSIAPAN

1. Pelajari kembali buku bagan MTBS tahun 2008.


2. Mahasiswa datang ke Puskesmas untuk menghubungi pembimbing klinik dan
melakukan kontrak serta mendapatkan penjelasan umum tentang poli MTBS di
Puskesmas.
3. Fotocopy Lampiran 4.1 dan 4.2 masing-masing sebanyak 3 buah.

B. PELAKSANAAN

1. Pelaksanaaan praktik klinik MTBS dilakukan di Puskesmas selama 2 hari.


• Hari 1: bimbingan oleh pembimbing klinik dan pelaksanaan penerapan MTBS di
Puskesmas.
• Hari 2: pengumpulan laporan dan evaluasi.

2. Peraturan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa:


• Memakai baju praktik klinik yang telah di tentukan oleh institusi.
• Datang sesuai jam kerja puskesmas, yaitu jam 07.00 menemui pembimbing klinik
dan mengikuti kegiatan sesuai arahan pembimbing.
• Melakukan penerapan MTBS didampingi oleh instruktur atau petugas puskesmas
terkait.

3. Dalam melakukan penerapan MTBS gunakan formulir/status pasien sesuai usia yang
terdapat di lampiran. Lampiran 4.1. untuk status balita usia 2 bulan-5 tahun dan
Lampiran 4.2. untuk status bayi muda usia 1 hari - < 2 bulan.

C. PELAPORAN

1. Mahasiswa membuat laporan 2 eksemplar, satu (1) eksemplar laporan diserahkan


pada pembimbing klinik, dan satu (1) laporan diserahkan kepada koordinator mata
kuliah praktik klinik keperawatan anak.

D. FORMAT LAPORAN

Cover: Berisi judul laporan beserta nama dan nomor mahasiswa


Lembar pengesahan pembimbing klinik
Daftar Isi

91
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

I. Pendahuluan dan tujuan pembelajaran


Uraikan secara singkat tentang program dan penerapan MTBS di Puskesmas
II. Kegiatan MTBS yang dilakukan
Mahasiswa menuliskan hasil pengamatan pelaksanaan MTBS yang dilakukan (dapat
dilampirkan formulir/status pasien yang telah diisi.
III. Pembahasan
IV. Penutup
V. Daftar Pustaka

RINGKASAN

MTBS adalah tata laksana penanganan Balita sakit secara terintegrasi yang dilakukan di
pelayanan dasar (Puskesmas). Pelayanan ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang telah
terlatih dengan menggunakan buku algoritma atau bagan MTBS yang diterbitkan oleh
Depkes tahun 2008.

TES

Lakukan pemeriksaan anak sakit menggunakanal goritma MTBS, dan catat di status
pasien tersebut. Mintalah pembimbing klinik atau petugas Puskesmas untuk memeriksa hasil
pemeriksaan Anda. Gunakan Lampiran 4.3.

92
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 4.1.

93
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

94
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 4.2

95
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

96
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 4.3.
PENILAIAN EVALUASI PELAKSAAN MTBS

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI BOBOT NILAI x BOBOT


1 Sikap dan Perilaku 10
- Menunjukkan kedisiplinan (datang
tepat waktu)
- Menunjukkan penampilan rapid an
sikap sopan terhadap staf
puskesmas dan atau masyarakat
yang dilayani.
2 Prosedur pelaksanaan 70
- Melakukan pengamatan
pelaksanaan MTBS di puskesmas
- Melakukan penilaian anak balita
sakit berdasarkan keluhan dan
pemeriksaan sesuai bagan MTBS
- Menentukan klasifikasi penyakit
sesuai bagan MTBS
- Menentukan penanganan/ tindakan
masalah berdasarkan bagan MTBS
- Memberikan konseling perawatan di
rumah berdasarkan bagan MTBS
- Memberikan konseling tentang
perawatan tindak lanjut berdasar
bagan MTBS
- Menilai status gizi balita (klinis dan
antropometris) menurut aturan
WHO dan memeriksa adanya
penyakit penyerta
- Melakukan pengisian form MTBS
dari puskesmas
3 Laporan 20
- Isi laporan sesuai kegiatan yang
dilakukan
- Format laporan sesuai panduan
TOTAL NILAI
Keterangan
Beri nilai tiap poin jika :
Nilai 1 jika dilakukan mahasiswa
Nilai 0 jika tidak dilakukan mahasiswa ………, ……………………..
Pembimbing Klinik
Nilai = Jumlah Nilai x100%
12

( )

97
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

DaftarPustaka
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan: Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan: Pedoman Pengendalian
Penyakit Diare. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan : Jakarta

Depkes RI. 2008. Buku Bagan : Manajemen Terpadu Balita (MTBS).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. 2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Laporan Nasional 2013.

Szucs, K.A. & Rosenman, M.B. 2013. Family-Centered, Evidence-Based Phototherapy


Delivery. Pediatrics. 131 : 6, e1982 - e1985

98
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

BAB V
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI
DENGAN RESIKO TINGGI
Amelia Arnis, M.Nurs

PENDAHULUAN

Selamat Anda hampir menyelesaikan belajar modul terakhir praktik klinik keperawatan
anak. Semoga Anda sudah menyelesaikan unit 1 sampai 4 tanpa ada kesulitan. Unit 5 ini
diharapkan dapat membantu Anda dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan
dan sikap dalam praktik keperawatan anak di rumah sakit terutama tentang asuhan
keperawatan bayi risiko tinggi.
Di Indonesia Angka KematianBayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR) masih cukup
tinggi. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan AKB mencapai 32 per 1000 kelahiran
hidup, sementara target yang ingin dicapai tahun 2015 sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup.
Salah satu penyebab kematian adalah asfiksia, infeksi dan komplikasi lahir prematur serta
berat badan lahir rendah (BBLR). Penyebab sulitnya menurunkan AKB di Indonesia
dikarenakan belum meratanya penyebaran tenaga kesehatanter utama di wilayah Indonesia
timur, fasilitas kesehatan yang belum memadai serta akses layanan kesehatan yang sulit di
jangkau oleh masyarakat.
Oleh karena itu Anda sebagai tenaga perawat nantinya diharapkan mampu memiliki
kompetensi pelayanan asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi. Agar Anda dapat
mengenali dan memberikan asuhan keperawatan bayi risiko tinggi dengan baik, Anda harus
melakukan praktik klinik di ruang perinatologi. Melalui praktik klinik ini Anda dapat berlatih
untuk mengembangkan dan memadukan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
akan diperlukan dalam kehidupan profesional sehingga siap sepenuhnya dalam praktik
sebagai perawat yang kompeten dalam kewenangannya.
Untuk mengingatkan Anda tentang asuhan keperawatan pada anak risiko tinggi
bacalah kembali modul 6 mata ajar keperawatan anak. Kasus-kasus yang sebaiknya Anda
ambil adalah kasus bayi risiko tinggi pada level I dan II. Untuk kasus yang dapat Anda ambil
pada klien dengan BBLR, prematur, asfiksia ringan/sedang, tetanus neonatorum, Infant
Respiratory Distress Sindrom dan lain-lain.
Setelah Anda menyelesaikan topik ini diharapkan Anda mampu memberikan asuhan
keperawatan pada bayi risiko tinggi yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, tindakan pada bayi risiko tinggi, evaluasi dan dokumentasi.
Tempat praktik yang akan Anda jalani untuk mencapai kompetensi asuhan
keperawatan pada bayi risiko tinggi adalah rumah sakit khususnya di ruang perinatologi.

99
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Untuk tahap awal saat praktik klinik anda lakukan pengkajian pada bayi risiko tinggi
menggunakan Lampiran 5.1. Setelah Anda melakukan pengkajian pada anak dan keluarga
buatlah analisa masalah dan diagnosa keperawatan berdasarkan pengkajian yang sudah
Anda lakukan. Buatlah rencana tindakan keperawatan sesuai diagnosa keperawatan yang
sudah Anda tentukan. Kemudian Anda dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai
rencana yang Anda buat. Ingatlah selalu mendokumentasi semua tindakan yang telah Anda
kerjakan di formulir tindakan keperawatan. Di setiap akhir shift buat evaluasi tindakan yang
telah Anda lakukan sesuai masing-masing diagnose keperawatan.
Apabila selama praktik Anda mengalami kesulitan, segera hubungi pembimbing klinik
dan diskusikan masalah yang Anda temui.

ProsedurPraktikKlinik

A. PERSIAPAN

1. Menggunakan seragam yang diwajibkan oleh institusi (baju putih, celana putih, sepatu
putih dan name tag).
2. Pelajari materi tentang asuhan keperawatan bayi risiko tinggi seperti prematur, BBLR,
asfiksia, tetanus neonatorum, dan lain-lain yang terdapat di modul 6 mata kuliah
keperawatan anak.
3. Pelajari dan pahami format asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi dan format
penilaian yang terdapat dalam Lampiran 5.1 sampai 5.5.
4. Bawa nursing kit (thermometer, stetoskop, meteran, senter, dan lain-lain) serta alat
pelindung diri.
5. Bawa buku tentang penyakit-penyakit pada bayi risiko tinggi sebagai bahan referensi.

B. PELAKSANAAN

1. Anda harus datang tepat waktu.


2. Temui pembimbing klinik untuk menyepakati/menyamakan persepsi tugas-tugas yang
akan Anda lakukan di lapangan.
3. Buat kontrak belajar dengan pembimbing klinik.
4. Ambil kasus pasien bayi risiko tinggi yang ada di RS (ruang perinatologi) pada level I
dan II. Minimal asuhan keperawatan dilakukan selama 3 hari.
5. Lakukan pre dan post conference dengan pembimbing RS setiap hari.
6. Lakukan pengkajian pada klien dan keluarga, tentukan diagnosa keperawatan dan
intervensi yang akan dilakukan, lakukan tindakan keperawatan dan di akhir dinas
lakukan evaluasi terhadap pasien Anda.

100
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

C. PELAPORAN

Buat laporan hasil praktik klinik anda dengan format sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan: berisikan cover, teori tentang kasus penyakit yang Anda ambil,
yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan dan
asuhan keperawatan serta daftar pustaka yang Anda gunakan.
2. Pengkajian: formulir pengkajian yang diisi sesuai kondisi pasien Anda.
3. Formulir Asuhan Keperawatan mulai dari analisa data, diagnosa keperawatan,
intervensi, tindakan, dan evaluasi keperawatan.
a. Analisa data: berisi data subjektif dan objektif yang ditemukan pada pasien Anda.
b. Diagnosa keperawatan: dirumuskan dari data yang ditemukan pada pasien Anda
(buat minimal 3 diagnosa).
c. Intervensi: berisi intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
dirumuskan.
d. Implementasi/tindakan: berisi tindakan yang Anda lakukan pada pasien sesuai
dengan intervensi yang telah Anda buat.
e. Evaluasi: berisi evaluasi harian dalam bentuk SOAP setiap Anda selesai praktik.

D. FORMAT LAPORAN

 Laporan ditulis tangan pada kertas folio bergaris dengan dimasukkan ke dalam map.
 Dikirim ke UPBJJ setempat atau ke pembimbing klinik maksimal 2 hari setelah praktik
klinik selesai.
 Penilaian dilakukan oleh pembimbing klinik dengan komponen penilaian sebagai
berikut:
- Pelaksanaan (penilaian sikap dan penampilan saat praktik di RS menggunakan
format yang telah ada pada Lampiran 5.3)
- Pelaporan:
 Laporan pendahuluan (kejelasan dan kelengkapan dari konsep dasar, asuhan
keperawatan dan referensi yang digunakan).
 Laporan asuhan keperawatan (kelengkapan serta kesesuaian antara data dan
kondisi pasien).
 Gunakan Lampiran 5.4 untuk penilaian laporan.

RINGKASAN

Tingginya angka kematian bayi di Indonesia salah satu penyebabnya akibat penyebaran
tenaga kesehatan yang masih belum merata terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
Sehingga dibutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten di seluruh Indonesia terutama di
wilayah timur atau daerah terpencil sehingga masyarakat akan mendapatkan layanan
kesehatan yang baik. Sebagai calon tenaga perawat yang profesional Anda harus mampu

101
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

memberikan asuhan keperawatan pada bayi yang memiliki risiko tinggi. Hal-hal yang perlu
anda ingat adalah asuhan keperawatan harus dilakukan mulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi. Libatkan orang tua dalam perawatan anaknya
sehingga saat pulang kerumah mereka tetap mampu merawat anaknya.

TES

Pada unit ini Anda tidak akan dilakukan ujian praktik klinik kepada klien. Tetapi Anda
akan di uji untuk pemahaman dan laporan kasus Andat entang asuhan keperawatan pada
bayi risiko tinggi yang Anda kelola selama 3 (tiga hari).

102
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 5.1

103
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

104
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

105
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

106
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 5.2

107
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

108
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

109
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

110
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

111
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

112
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 5.3

113
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 5.4

114
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

LAMPIRAN 5.5

115
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

BAB VI
PERAWATAN BAYI DENGAN FOTOTERAPI

Amelia Arnis, M.Nurs

PENDAHULUAN

Selamat Anda sudah berada di akhir unit mata kuliah praktik klinik keperawatan anak.
Di unit ini Anda akan mempelajari tentang perawatan bayi dengan foto terapi. Angka
kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi sebanyak 19 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2012 dan target tahun 2015 diharapkan menurun menjadi 17 per 1000 kelahiran
(Bappenas, 2014). Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati
bilirubin atau dikenal dengan kernikterus. Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi
ikterusneonatorum yang paling berat. Terjadinya ikterusneonatorum akibat tingginya
produksi dan rendahnya eksresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Produksi
bilirubin neonates lebih tinggi 2-3 kali dari orang dewasa. Hal tersebu takibat jumlah eritrosit
lebih banyak dan usianya lebih pendek pada neonates.
Sekitar 50% bayi baru lahir sehat dengan usia gestasi > 35 minggu mengalami ikterus
pada minggu pertama kehidupannya. Neonatus dikatakan hiperbilirubinemia jika kadar
bilirun serum totak (BST) > 5 mg/dl. Hiperbilirubinemia dikatakan patologis jika
(1) timbul pada saat lahir atau pada hari pertama kehidupan, (2) kenaikan kadar bilirubin
berlangsung cepat (>5 mg/dl/hari), (3) bayi prematur, (4) kuning menetap pada usia 2
minggu atau lebih, dan (5) peningkatan bilirubin direk> 2 mg/dl.
Berdasarkan data di atas maka Anda sebagai calon perawat profesional harus mampu
melakukan perawatan neonates dengan fototerapi.

116
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

Prosedur Praktik Klinik

A. PERSIAPAN

1. Menggunakan seragam yang diwajibkan oleh institusi (baju putih, celana putih, sepatu
putih dan name tag).
2. Pelajari materi tentang perawatan bayi dengan fototerapi yang ada di modul 6 mata
kuliah keperawatan anak.
3. Bawa nursing kit (thermometer, stetoskop, meteran, senter, dan lain-lain) serta alat
pelindung diri.

B. PELAKSANAAN

1. Anda harus datang tepat waktu.


2. Temui pembimbing klinik untuk menyepakati/menyamakan persepsi tugas-tugas yang
akan Anda lakukan di lapangan.
3. Buat kontrak belajar dengan pembimbing klinik.
4. Ambil kasus pasien dengan hiperbilirubinemia yang ada di rumah sakit (ruang
perinatologi) dan lakukan asuhan keperawatan selama 3 hari.
5. Lakukan pre dan post conference dengan pembimbing rumah sakit setiap hari.
6. Lakukan pengkajian pada klien dan keluarga, tentukan diagnosa keperawatan dan
intervensi yang akan dilakukan, lakukan tindakan keperawatan dan di akhir dinas
lakukan evaluasi terhadap pasien Anda.

C. PELAPORAN

Buat laporan hasil praktik klinik Anda dengan format sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan: berisikan cover, teori tentang kasus hiperbilirubinemia yang
terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan dan asuhan
keperawatan serta daftar pustaka yang Anda gunakan.
2. Pengkajian: formulir pengkajian yang diisi sesuai kondisi pasien Anda.
3. Formulir Asuhan Keperawatan mulai dari Analisa data, diagnosa keperawatan,
intervensi, tindakan, dan evaluasi keperawatan .
a. Analisa data: berisi data subjektif dan objektif yang ditemukan pada pasien Anda.
b. Diagnosa keperawatan: dirumuskan dari data yang ditemukan pada pasien Anda (buat
minimal 3 diagnosa).
c. Intervensi: berisi intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
dirumuskan.
d. Implementasi/tindakan: berisi tindakan yang Anda lakukan pada pasien sesuai dengan
intervensi yang telah Anda buat.
e. Evaluasi: berisi evaluasi harian dalam bentuk SOAP setiap Anda selesai praktik.

117
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

D. FORMAT LAPORAN

• Laporan ditulis tangan pada kertas folio bergaris dengan dimasukkan ke dalam map.
• Dikirim ke UPBJJ setempat atau ke pembimbing klinik maksimal 2 hari setelah praktik
klinik selesai.

Penilaiandilakukanolehpembimbingklinikdengankomponenpenilaiansebagaiberikut:
- Pelaksanaan (penilaian sikap dan penampilan saat praktik di rumah sakit (RS)
menggunakan format yang telah ada pada Lampiran 6.3).
- Pelaporan:
• Laporan pendahuluan (kejelasan dan kelengkapan dari konsep dasar, asuhan
keperawatan dan referensi yang digunakan).
• Laporan asuhan keperawatan (kelengkapan serta kesesuaian antara data dan
kondisi pasien).
• Gunakan Lampiran 6.4 untuk penilaian laporan.

RINGKASAN

Angka kesakitan neonates dengan hiperbilirubin masih tinggi walaupun yang


menyebabkan ensefalopati hanya 10%, sehingga perawat harus mampu melaksanakan
asuhan keperawatan bayi dengan foto terapi karena bayi dengan foto terapi dapat
menimbulkan masalah dehidrasi sampai yang paling kompleks yaitu ensefalopati.

TES

Buatlah resume tentang klien Anda yang dilakukan foto terapi. Bagaimana Anda
melakukan perawatan pada bayi tersebut? Hal-hal apa saja yang harus Anda perhatikan
pada bayi dengan foto terapi?

118
 Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 

DaftarPustaka
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Laporan Nasional 2013.

Szucs, K.A. & Rosenman, M.B. 2013. Family-Centered, Evidence-Based Phototherapy Delivery.
Pediatrics. 131 : 6, e1982 - e1985

119

Anda mungkin juga menyukai