Anda di halaman 1dari 7

Laporan Keuangan Laporan Keuangan Entitas

Aspek Perbedaan
Pemerintahan Bisnis (Swasta)
Fokus pada masalah finansial
Fokus Laporan Keuangan Fokus pada aspek finansial.
dan politik.
Organisasi secara
Lingkup Laporan Keuangan Pada bagian organisasi.
keseluruhan.
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban ditujukan
ditujukan kepada para
Akuntabilitas pada pihak legislatif/parlemen
pemegang saham dan
dan masyarakat.
kreditur.
Orientasi pada jangka
Orientasi pada jangka panjang panjang tidak dapat
Orientasi Laporan Keuangan karena terkait dengan konsep dilakukan secara mendetail
politik dan kenegaraan. karena dibatasi oleh adanya
ketidakpastian pasar.
Ditentukan oleh Standar
Ditentukan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
Aturan Pelaporan
Akuntansi Pemerintahan (SAP). pasar modal dan praktek
akuntansi.
Pihak Pemeriksa Laporan Diperiksa oleh Badan Pengawas Diperiksa oleh pihak auditor
Keuangan Keuangan (BPK). independen.
Penggunaan Dasar Sebagian masih menggunakan Sepenuhnya menggunakan
Akuntansi dasar akuntansi kas. dasar akuntansi akrual.
9.

10. Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa suatu teori perlu didukung oleh berbagai riset yang di
dalamnya terdapat hipotesis yang diuji kebenarannya. Suatu teori memiliki validitas
keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu:
1. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi (the
ability to explain)
2. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi terjadinya suatu fenomena (the
ability to predict),
3. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk mengendalikan fenomena (the ability to
control given phenomenon)
Adapun tujuan pengembangan teori akuntansi adalah untuk memahami praktik akuntansi
yang saat ini dilakukan, kemudian mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik
akuntansi yang ada, serta untuk memperbaiki praktik akuntansi di masa datang (Mahmudi,
2010).

11. Postulate adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima secara
umum karena sesuai dengan obfectives daripada financial statements, dan menggambarkan
lingkungan ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi.

12. Prinsip-prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum (general decision rules) yang
diturunkan dari objectives dan theoretical concepts; accounting principles inilah yang
mengatur pengembangan accounting technique.
1. Prinsip Cost (Biaya)
Menurut prinsip biaya, biaya perolehan / akuisisi atau biaya historis adalah dasar
penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban, biaya, dan
ekuitas. Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran pada saat barang
tersebut dibeli dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai setelah amortisasi.
Biaya menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk
memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset non-moneter, harga pertukaran
adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip biaya dapat diterapkan dalam
pengukuran utang dan modal. Prinsip biaya dijustifikasi oleh dalil objektivitas dan dalil
kelangsungan usaha. Biaya perolehan adalah objektif dimana informasi yang dihasilkan dapat
diuji kebenarannya.
2. Prinsip Revenue (Pendapatan)
Prinsip revenue menspesifikasi sifat komponen-komponen revenue, pengakuan
revenue, dan waktu pengakuan revenue. Revenue diinterpreatsikan sebagai aliran masuk aset
bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa, aliran keluar barang atau jasa dari
perusahaan kepada pelanggan, dan produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang
atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
3. Prinsip Penandingan
Prinsip ini menyatakan bahwa expenses harus diakui pada periode yang sama dengan
revenue, yaitu revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan
expenses yang terkait kemudian diakui.
4. Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas menyatakan bahwa teori akuntansi bebas dari bias personal
pengukurnya, pengukurannya merupakan pengukuran variabel dan didasarkan pada bukti,
merupakan konsensus di antara kelompok pengamat atau pengukur tertentu, digunakan
sebagai indikator tingkat objektivitas suatu sistem pengukuran.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip ini menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan
dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Penerapan ini membuat laporan
keuangan menjadi lebih komparabel dan berguna.
6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk
menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telahmemegaruhi perusahaan
selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi
gunamembuatnya berguna dan menyesatkan bagi investor. Skinner menarik perhatian pada
bebrapa masalah yang sebaiknya menjadi subjek dari pengungkapan penuh;
a. Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi, terutama ketika penilaian dibutuhan dalam
penerapan metode akuntansi, ketika metode tersebut bersifat khusus bagi entitas pelaporan
tersebut, atau ketiak metode akuntansi alternative digunakan.
b. Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi atau untuk
mengindikasikan hak dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas entitas pelaporan.
c. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau meetode penerapannya
dan dampak dari perubahan semacam itu.
d. Aktiva, keajiban, biaya, dan pendpatan, yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak-
pihak yang memiliki kepentingan pengendalian dengan direktur atau pjabat yang memiliki
huungan istimewa dengan entitas tersbut.
e. Aktiva, kewaiban, dan komitmen kontijen.
f. Transaksi keuangan atau nonoperasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca yang
memiliki dampak material terhadap possi keuangan entitas terebut.
7. Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih di antara dua atau lebih
teknik akuntansi yang dapat diterima maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil
dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham. Sterling menyebut konservatisme sebagai
‘’prinsip penilaian akuntansi yang paling kuno dan mungkin paling  bertahan’’.
Konservatisme masih digunakan dalam beberapa situasi yang memerlukan penilaian akuntan,
seperti memilih umur estimasi manfaat dan nilai sisa dari aktiva untuk akuntansi depresiasi
dan konsekuensi aturan dari penerapan kosep.
8. Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Menganggap
bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang memiliki dampak
ekonomi yang signifikan dapat ditangani secara cepat, tanpa memdulikan apakah hal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Secara umum otoritas
akuntansi telah meninggalkan penerapan materialitas kepada penilaian akuntan, dan pada saat
yang sama menekankan pentingnya hal tersebut. Prinsip materialitas kurang memiliki definisi
operasional. Kebanyakan menekankan padaperanan akuntan dalam menginterpretasi-kan apa
yang material dan apa yang tidak.
9. Prinsip Keragaman dan Komparabel
Prinsip ini bertujuan melindungi pengguna dan menyajikan data yang bermanfaat bagi
pengguna. Keseragaman tidak mendorong komparabilitas, sebagai tujuan yang tidak layak.
Fleksibilitas terbukti telah mendorong munculnya kebingungan dan ketidakpercayaan.
13. 1. Teori Proprietary/ Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen, perwakilan atau susunan melalui
wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham”. Sudut pandang kelompok
pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan
membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan
menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:
Aset – Utang = Ekuitas Pemilik.
Dengan kata lain, pemilik memiliki aset dan utang. Jika utang dianggap aset negatif,
maka teori proprietary dikatakan berpusat pada aset dan, secara konsekuen, berorientasi
neraca. Aset dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam kepentingan atau
kesejahteraan pemilik. Revenue dan expenses dianggap meningkat atau menurun secara
berturut-turut dalam kepemilikan yang bukan berasal dari investasi pemilik atau penarikan
modal oleh pemilik. Jadi, income bersih atas utang dan pajak penghasilan perusahaan adalah
expenses; deviden adalah penarikan modal.
2. Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik,
merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
bertanggungjawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan
akuntansinya adalah:
Aset = Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan; ekuitas menunjukkan sumber aset dan
terdiri dari utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah
pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income,
kontrol risiko, dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh merupakan properti entitas
hingga didistribusikan sebagai deviden kepada pemegang saham. Karena unit bisnis
bertanggungjawab untuk memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas disebut sebagai
“berpusat pada income” dan secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi.
Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan
keuangan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan peningkatan dalam ekuitas
pemegang saham setelah klaim pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman
jangka panjang dan pajak penghasilan) telah terpenuhi. Peningkatan dalam ekuitas
pemegang saham dipertimbangkan sebagai income bagi pemegang saham hanya jika
deviden telah diumumkan. Demikian halnya, laba yang tidak dibagi (undistribted profit)
tetap menjadi milik entitas karena mereka menunjukkan “corporation’s proprietary equity
in itself”. Sebagai catatan bahwa ketaatan yang kaku pada teori entitas mendikte bahwa
pajak penghasilan dan bunga pinjaman dianggap sebagai distribusi income dan bukan
expenses.Akan tetapi keyakinan umum dan interpretasi teori entitas, adalah bahwa bunga
dan pajak penghasilan adalah expenses.
Teori entitas merupakan teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis
bentuk korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. Dampak teori entitas
ditemukan dalam beberapa terminologi teknik akuntansi yang digunakan dalam praktik.
1. teori entitas menyetujui pengadopsian penilaian sediaan LIFO ketimbang FIFO, karena
penilaian LFO dapat mencapai penentuan income yang lebih baik, dibanding penerapannya
dibawah teori proprietatary.
2. definisi umum revenue sebagai produk perusahaan dan expenses sebagai barang dan jasa
yang dikonsumsi untuk mendapatkan revenue adalah konsisten dengan keasyikan teori
entitas akan indeks kinerja dan akuntabilitas pada pemilik ekuitas.
3. pembuatan laporan konsolidasi dan pengakuan kepentingan kelas minoritas sebagai
pemilik ekuitas tambahan juga konsisten dengan teori entitas. Akhirnya, baik teori entitas,
yang menekankan pada penentuan income bagi pemilik ekuitas secara memadai, dan teori
proprietary, yang menekankan pada penilaian aset yang memadai, dianggap menyetujui
pengadopsian nilai sekarang, atau penilaian berbasis selain kos historis.
3. Teori Dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas,
tetapi kelompok aktiva dan kewajiban dan pembatasan terkait, disebut dana, yang
mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya
ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya.
Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Pembatasan aktiva
Sehingga, teori dana “berorientasi aset” dalam pengertian bahwa fokus utamanya
adalah pada administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Bukan neraca atau laporan
keuangan melainkan laporan sumber dan penggunaan dana yang merupakan tujuan utama
pelaporan keuangan. Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba.
Rumah sakit, universitas, unitkota dan pemerintahan, sebagai contoh, dijalankan dalam
operasi yang beraneka segi sehingga memerlukan pemisahan dana. Setiap dana (self-
balanced fund) menghasilkan laporan terpisah melalui sistem akuntansi yang terpisah dan
serangkaian catatan yang memadai. Dana dapat didefinisi sebagai : entitas fiskal dan
akuntansi independen dengan pencatatan serangkaian akun kas dan atau sumber daya lain
yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban, cadangan, dan ekuitas yang terpisah
untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai dengan
regulasi, restriksi, atau pembatasan khusus.
Jumlah dana dalam institusi nirlaba tergantung pada jumlah dan tipe aktivitas yang
memiliki restriksi hukum berkaitan dengan penggunaan asetyang dipercayakan kepada
organisasi. Sebagai contoh, berikut ini terdapat delapan dana utama yang
direkomendasikan untuk administrasi keuangan unit pemerintahan yang baik:
a. Dana Umum (General Funds) untuk mencatat semua transaksi keuangan yang tidak layak
dicatat dalam dana lain.
b. Dana Penerimaan Khusus (Special Revenue Funds) untuk mencatat hasil atas sumber
penerimaan khusus (selain perkiraan khusus) atau untuk mendanai aktivitas tertentu yang
diminta oleh hukum atau aturan administratif.
c. Dana Jasa Peminjaman (Debt Service Funds) untuk mencatat pembayaran bunga dan
pokok pinjaman jangka panjang selain iuran khusus (special assessment) dan reuenue
bonds.
d. Dana Projek Modal (Capital Projects Funds) untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran
uang dan untuk memperoleh fasilitas modal selain yang dibiayai oleh iuran khusus dan
dana perusahaan.
e. Dana Perusahaan (Enterprises Funds) untuk mencatat pendanaan jasa bagi masyarakat
umum, di mana semua atau hampir semua kos yang termasuk dibayarkan dalam bentuk
beban oleh pemakai jasa.
f. Dana Perwalian dan Agen (Trust and Agency Funds) untuk mencatat aset yang dimiliki
oleh unit pemerintahan sebagai bendahara atau agen individual, organisasi swasta, dan unit
organisasi pemerintahan lain.
g. Dana Jasa antar Pemerintahan (Intragovermental Service Funds) untuk mencatat
pendanaan aktivitas khusus dan jasa yang dilakukan oleh unit organisasi yang ditunjuk
dalam batas kekuasaan pemerintah.
h. Dana luran Khusus (Special Assessment Found) untuk mencatat iuran khusus yang
dipungut guna mendanai perbaikan masyarakat atau jasa yang bermanfaat bagi kekayaan
yang menjadi dasar pemungutan iuran tersebut.
Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang menggunakan dana untuk
aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan (sinking funds), akuntansi untuk
kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional, pemisahan
aset dalam aset lancar atau tetap, dan konsolidasi.

14. Pengembangan teori akuntansi secara deduktif adalah membangun teori yang penalarannya
berasal dari teori-teori yang sudah ada, prinsip, konsep, doktrin, norma dan nilai-nilai yang
dianggap benar dan baik. Pengembangan teori akuntansi dengan pendekatan deduktif ini
disebut juga dengan teori akuntansi normatif. Pendekatan deduktif dalam penelitian
akuntansi sektor publik bermanfaat untuk memberikan penjelasan, dukungan, atau koreksi
terhadap kelayakan suatu pernyataan dan praktyik akuntansi yang ada.
Pengembangan teori akuntansi sektor publik dengan pendekatan induktif atau dikenal
dengan teori kuntansi positif membangun teori dari praktik yang ada (empiris). Pendekatan
induktif banyak dilakukan pada penelitian akuntansi karena akuntansi merupakan bagian
dari ilmu terapan. Pendekatan induktif dalam penelitian akuntansi sektor publik bermanfaat
untuk membangun teori baru. Riset akuntansi dengan pendekatan pisitivis dimulai dari
identifikasi dan perumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan review
literatur, pengembangan hipotesis, pemaparan metode penelitian, dan diakhiri dengan hasil
penelitian.

15. Dalam penyusunan kebijakan akuntansi yang akan dijadikan sebagai dasar dalam praktek
atau teknik akuntansi dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut:
1. Teori Akuntansi
2. Faktor Politik
3. Kondisi Ekonomi

Hal ini membuktikan bahwa kita harus mempelajari teori akuntansi untuk dapat
merumuskan kebijakan akuntansi yang tepat. Cepat atau lambat, struktur akuntansi mestinya
mengikuti evolusi perkembangan masyarakat. Perkembangan itu tentu akan mempengaruhi
konsep, postulat akuntansi, prinsip dasar akuntansi, dan akhirnya teknik (metode pencatatan
akuntansi). Biasanya postulat, konsep, dan prinsip dasar akuntansi lebih bersifat jangka
panjang dibandingkan dengan penggunaan teknik atau prosedur pencatatannya.

Anda mungkin juga menyukai