Kelompok 4
Kelompok 4
Disusun oleh :
KEPERAWATAN C TINGKAT 2
SEMESTER 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan Rahmat,
Taufiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah tentang Komunikasi Terapeutik pada pasien marah - marah.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta kepada kerabat, sahabat dan seluruh pengikut beliau hingga
hari akhir.
Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ns. Neneng
Aria Nengsih S.Kep., M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan II yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini penulis susun secara sederhana dengan mempertimbangkan dari
jurnal, buku, dan juga internet, kemudian kami ringkas agar mudah dipahami oleh
yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar makalah ini dapat bermanfaat serta memberikan nilai
positif bagi yang membacannya. Amiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
BAB 1 PEMBAHASAN
1.1Latar Belakang………………………………………………..
1.2Rumusan Masalah……………………………………………
1.3Tujuan………………………………………………………..
1.4Manfaat………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Marah…………………………………………...
2.2 Ciri – Ciri Marah……………………………………………
2.3 Akibat Marah……………………………………………….
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Saran
daftarpustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina
hubungan terapeutik perawat – klien dan kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan perawat kepada klien. Kelemahan dalam komunikasi masih menjadi
masalah bagi perawat maupun klien karena proses keperawatan tidak berjalan
secara maksimal dan menyebabkan ketidaknyamanan pasien. Pasien sering
mengeluh terhadap pelayanan keperawatan kurang memuaskan dan membuat
pasien marah, hal tersebut terkadang disebabkan kesalahpahaman komunikasi
dengan tenaga keperawatan yang tidak mengerti maksud pesan yang
disampaikan pasien.
Sangat sering terjadi tenaga kesehatan harus menghadapi pasien yang
marah atau menjengkelkan , sebagian merendahkan diri dan sarkastik,
sedangkan lainnya bersikap menuntut, agresif dan terang – terangan
mempersiapkan sikap kemusuhan, Terkadang pasien mengucapkan teguran
yang tidak pantas yang bersifat merendahkan pemula atau bahkan dokter yang
sudah berpengalaman. Tenaga kesehatan mungkin merasa sebal, marah,
kewibawaannya terganggu, tidak bersabar dan frustasi.Tenaga kesehtan harus
mentyadari bahwa reaksi ini adalah respon pasien terhadap penyakitnya, dan
belum tentu menunjukan respons terhadap pewawancara. Tiap pewawancara
harus menyadari bahwa emosi yang sama seperti marah,iri atau takut ada pada
kedua belah pihak, pasien dan tenaga kesehatan yang menanganinya. Seorang
pasien dapat mengungkapkan perasaannya kepada tenaga kesehatan, yang
harus bertindak secara professional dan obyektif, dan tidak merasa diserang
atau menjadi defensif.
1.3 Tujuan
Mengetahui komunikasi terapeutik dalam menangani pasien yang marah –
marah .
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang cara komunikasi terapeutik pada klien
yang marah – marah agar dapat melakukan penangan dan mengatasi setiap hambatan
yang terjadi dalam komunikasi Dalam klien
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Marah
Marah sebagai suatu reaksi emosional kuat yang didatangkan oleh ancaman, campur
tangan, serangan kata-kata, penyerangan jelas, atau frustasi dari dicirikan dengan reaksi gawat
ari sistem syaraf yag bebas dengan balasan – balasan serangan atau tersembunyi menurut
Charles Rycroft 1979.
Davidoff 1991 mendefinisikan marah sebagai suatu emosi yang mempunyai ciri
aktivitas sistem syaraf simpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat
disebabkan adanya kesalahan.
Struart dan Suddent 1987 memberikan pengertian mengenai marah adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.
Jadi kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap
kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Pengungkap marah yang
kontruktif dapat membuat perasaan lega.
2.2 Ciri – ciri marah
1.Aspek Biologi, respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonam bereaksi
terhadap sekresi epinerpin sehingga tekanan darah meningkat, takikardia, wajah
memerah, pupil membengkak, frekuensi pembuangan urin meningkat.
2.Aspek emosional, merasa tidak berdaya, putus asa, frustasi, ngamuk, ingin berkelahi,
dendam, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
4.Aspek sosial, meliputi interaksi sosial, budaya, konsep percaya dan ketergantungan,
emosi marah akan menimbulkan kemarahan orang lain serta penolakan dari orang lain.
2.3Penyebab Marah
1. Faktor fisik :
a. Kelelahan yang berlebihan
b. Adanya zat – zat tertentu yang dapat menyebabkan marah, seperti kurangnya zat
asam di otak
c. Hormon kelamin, seperti pada waktu menstruasi wanita
2. Faktor Psikis
a. Rendah hati, menilai dirinya merasa rendah dari sebenarnya
b. Sombong, menilai dirinya melebihi dari yang sebenarnya
c. Egoistis, akan selalu mementingkan diri sendiri
3. Faktor menurut Nuh, Hamzah, Hawwa 1993 :
a. Lingkungan
b. Pertengkaran dan perdebatan
c. Senda gurau dengan cara batil
d. Memusuhi orang lain dengan segala cara
e. Congkak dan sombong dimuka bumi tanpa hak
f. Lupa mengendalikan diri
g. Orang lain tidak melaksanakan kewajibannya kepada si pemarah
h. Penjelasan orang lain terhadap aibnya
i. Mengingat permusuhan dan dendam lama
j. Lalai terhadap akibat ditimbulkan oleh marah
1. Pendekatan psikologi
Menurut Gie 1999 mangatakan bahwa ”amarah merupakan suatu reaksi emosional
yang terbiasakan dalam kehidupan sehari-sehari seseorang” .
Sesungguhnya ragam emosional yang kasar dapat disingkirkan dan sekurang-
kurangnya dapat dikendalikan, sehingga tidak dapat menimbulkan amarah bahaya
lebih parah yang ditimbulkan dari amarah tersebut .
1.1 Bahaya Fisiologi
Amarah dan kekecewaan yang terjadi akan mempengaruhi kesehatan
seseorang, hal tersebut akan menimbulkan hipertensi, stres, depresi, maag,
gangguan fungsi jantung, insomnia kelelahan, bahkan serangan jantung, bahkan
amarah seorang ibu yang sedang menyusui dapat mengakibatkan peracun yang
berbahaya didalam air susunya.
Menurut Mardin 1990 mereka memiliki mental lemah harus menyadari
bahwa beberapa kekecewaan dapat mengorbankan hidupnya. Mereka mungkin
tidak mengetahui, ternyata banyak manusia akibat dari marah yang berlebihan
sehingga ia mati karena serangan jantung. Amarah juga bisa menyebabkan
berkurangnya nafsumakan, serta terganggunya otot dan saraf selama berjam-jam
bahkan berhari-hari.
1. Kemarahan diekspresikan, secara arsertif bukan agresif, cara yang paling sehat dalam
mengekpresikan kemarahan.
2. Kemarahan dapat ditekan, kemudian diganti atau dialihkan. Hal ini terjadi ketika
kemarahan ditahan, berhenti memikirkannya, dan fokus pada sesuatu yang positif.
Tujuannya adalah menghalangi atau menekan kemarahan dan diganti dengan perilaku
yang lebih konstuktif.
3. Kemarahan dapat diredakan didalam, artinya tidak hanya mengontrol perilaku luar
tetapi juga mengontrol respon internal, mengambil langkah untuk memperlambat
detak jantung, menenangkan diri dan membiarkan perasaan itu surut.
Macam-macam relaksasi:
A). Relaksasi otot
Relaxation via tension-relaxation
Relaxation via lrtting go
Differential relaxation
b). Relaxasi kesadaran indra
c). Relaxsasi melalui hipnose, yoga dan meditasi
d). Mengendorkan urat lengan
e). Mengendorkan ulat leher
f). Memejamkan mata
g). Menyibukan diri
h). Memeriksa kepala tanagn
i). Melatih pernafasan
j). Berbicara dengan tentang , berusaha terbuka dengan taman yang amanah
BAB 3
penutup
3.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi secara sadar yang dilakukan
oleh seorang perawat untuk kesembuhan pasien. Tujuan dilakukannya
komuniksi terapeutik yaitu untuk membantu pasien untuk memperjelas dan
dan mengurangi beban perasaan dan fikiran serta dapat mengambil tindakan
diperlukan. Mengurangi keraguan, membantu dalam mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan egonya, mempengaruhi orang lain, lingkungan
fisik dirinya sendiri.
3.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya
komunikasi terapeutik dalam proses keperawatan. Khusunya bagi pembaca
berprofesi sebagai perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat
berkomunikasi yang baik sehingga dapat menjalin kerjasama dengan pasien
dalam melakukan proses keperawatan dan bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan pasien berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan
siapapun terdapat dilingkunagn kerja.
Daftar pustaka
Sabrina, Riza.https://www.academia.edu/7527979/Komunikasi_Pada_Situasi_Khusus