Anda di halaman 1dari 41

4.

12 Perhitungan Perkerasan Flexible Metode FAA

Parameter Perhitungan

1. Menentuan jumlah keberangkatan pesawat

Data pergerakan pesawat sebanyak = 10500 Pesawat


% Annual Departure Roda Pendaratan
Jenis Pesawat % Jumlah Jenis Jumlah
DC-9-32 15 1575 Single Wheel 2
DC-9-50 15 1575 Single Wheel 2
DC-10-30 15 1575 Dual Tandem 8
B-737-200 20 2100 Dual Wheel Gear 4
B-707-320B 15 1575 Dual Tandem 8
B-707-120B 10 1050 Dual Wheel 4
B-727-200 5 525 Single Wheel 2
Mercure 5 525 Single Wheel 2
Total 100 10500

- Jenis pesawat = B-737-200


- Berat kotor lepas landas (MTOW) = 115500 Pound
- Annual Departure pesawat = 2100 Pesawat
- Roda pendaratan = Dual Wheel

2. Menentukan type roda pendaratan utama (R2) / konversi roda pendaratan

R2 = Forecast Annual Departure (A) x Konversi roda (B)


FAKTOR
FORECAST KONVERSI
SINGLE GEAR
JENIS ANNUAL RODA
NO DEPARTURE
PESAWAT DEPARTURE PENDARATA
(a) N UTAMA
(b) R2=(axb)
1 DC-9-32 1575 0.8 1260
2 DC-9-50 1575 0.8 1260
3 DC-10-30 1575 1.7 2677.5
4 B-737-200 2100 1 2100
5 B-707-320B 1575 1.7 2677.5
6 B-707-120B 1050 1 1050
7 B-727-200 525 0.8 420
8 Mercure 525 0.8 420

Maka semua jenis pesawat dikonversikan ke arah pesawat rencana dengan


mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.
mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.
3. Menghitung Beban Roda Tiap Pesawat ( W2 )
1
W2 = x 95% x MTOW
Rd

Jumlah
Persen Beban Roda
Berat Kotor Roda
JENIS Pembebanan Pendaratan
NO Lepas Landas Pendaratan
PESAWAT Main Gear Utama
Utama
Pound % Rd W2
1 DC-9-32 108002.037 95 2 51,301
2 DC-9-50 120002.019 95 2 57,001
3 DC-10-30 555000.517 95 8 65,906
4 B-737-200 115500.179 95 4 27,431
5 B-707-320B 333605.612 95 8 39,616
6 B-707-120B 234302.883 95 4 55,647
7 B-727-200 169001.961 95 2 80,276
8 Mercure 114641.920 95 2 54,455

Keterangan : 1 Pound = 0.45359237 Kg


1 Pound = 1 Ibs

4. Menghitung beban roda pesawat rencana (W1)


Dari hasil perhitungan beban roda pesawat (W2), maka diperoleh nilai terbesar
Beban roda pesawat rencana adalah:

B-727-200 = 80,276 Ibs

5. Menghitung keberangkatan ekivalen (R1)


W2 1/2
Log R1 = Log R2
W1

JENIS W2 1/2
NO Log R2 Log R1 R1
PESAWAT W1

1 DC-9-32 3.1004 0.7994 2.4785 301


2 DC-9-50 3.1004 0.8427 2.6125 410
3 DC-10-30 3.4277 0.9061 3.1058 1276
4 B-737-200 3.3222 0.5846 1.9420 88
5 B-707-320B 3.4277 0.7025 2.4080 256
6 B-707-120B 3.0212 0.8326 2.5154 328
7 B-727-200 2.6232 1.0000 2.6232 420
8 Mercure 2.6232 0.8236 2.1606 145
Total Equivalent Annual Departure (R1) 3224

6. Menentukan tebal perkerasan


CBR Sub Grade = 5 %
CBR Sub Base = 20 %
MTOW = 115500 Pound
S R1 = 3224
Kurva rencana perkerasan flexible untuk daerah kritis DUAL WHEEL GEAR
CBR 5%

MTOW
115500

Didapat dari kurva total tebal perkerasan 30 in


7. Menentukan tebal perkerasan Sub Base dengan CBR = 20 %
Dengan cara yang sama ambil grafik seperti perhitungan pada total tebal perkerasan

CBR 20%

MTOW
115500

Didapat dari kurva tebal Sub Base Coarse 11.5 in

Syarat minimum tebal surface


Untuk daerah kritis (Touchdown) = 4 in
Untuk daerah non kritis (Taxxing) = 3 in

8. Perkerasan Untuk Daerah Kritis


1. Lapisan Permukaan = 4 in = 10.16 cm
2. Lapisan Base Coarse = 14.5 in = 36.83 cm
3. Lapisan Sub Base Coarse = 11.5 in = 29.21 cm
Total Tebal Perkerasan = 30 in = 76.20 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
76.20

Lapisan Base Coarse dari grafik 8.2 in < 14.5 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi

4 in = 10.160 cm

14.5 in = 36.830 cm
11.500 in = 29.210 cm
CBR

Total Tebal = 76.200 cm

9. Perkerasan Untuk Daerah non Kritis


Untuk daerah non kritis dikalikan faktor koreksi = 0.9
1. Lapisan Permukaan = 3.6 in = 9.144 cm
2. Lapisan Base Coarse = 13.05 in = 33.147 cm
3. Lapisan Sub Base Coarse = 10.35 in = 26.289 cm
Total Tebal Perkerasan = 27 in = 68.58 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
68.58

Lapisan Base Coarse dari grafik 7.2 in < 13.05 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi
3.6 in = 9.144 cm

13.05 in = 33.147 cm

10.350 in = 26.289 cm
CBR
Total Tebal = 68.580 cm

10. Perkerasan Untuk Daerah Pinggiran


Untuk daerah pinggiran dikalikan faktor koreksi = 0.7
1. Lapisan Permukaan = 2.8 in = 7.112 cm
2. Lapisan Base Coarse = 10.15 in = 25.781 cm
3. Lapisan Sub Base Coarse = 8.05 in = 20.447 cm
Total Tebal Perkerasan = 21 in = 53.34 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
53.34

Lapisan Base Coarse dari grafik 6.0 in < 10.15 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi
2.8 in = 7.112 cm

10.15 in = 25.781 cm

8.050 in = 20.447 cm
CBR
Total Tebal = 53.340 cm

11. Hasil Perhitungan

Daerah Kritis Daerah non Kritis Daerah Pinggir


Lapisan
in cm in cm in cm
Surface 4 10.16 3.6 9.144 2.8 7.112

Base Coarse 14.5 36.83 13.05 33.147 10.15 25.781

Sub Base Coarse 11.5 29.21 10.35 26.289 8.05 20.447

Total 30 76.20 27 68.58 21 53.34


4.12 Perhitungan Perkerasan Flexible Metode FAA

Parameter Perhitungan

1. Menentuan jumlah keberangkatan pesawat

Data pergerakan pesawat sebanyak = 10500 Pesawat


% Annual Departure Roda Pendaratan
Jenis Pesawat % Jumlah Jenis Jumlah
DC-9-32 10 1050 Single Wheel 2
DC-9-50 10 1050 Single Wheel 2
DC-10-30 10 1050 Dual Tandem 8
B-737-200 10 1050 Dual Wheel Gear 4
B-707-320B 10 1050 Dual Tandem 8
B-707-120B 15 1575 Dual Wheel 4
B-727-200 15 1575 Dual Wheel 4
Mercure 20 2100 Single Wheel 2
Total 100 10500

- Jenis pesawat = Mercure


- Berat kotor lepas landas (MTOW) = 114642 Pound
- Annual Departure pesawat = 2100 Pesawat
- Roda pendaratan = Dual Wheel

2. Menentukan type roda pendaratan utama (R2) / konversi roda pendaratan

R2 = Forecast Annual Departure (A) x Konversi roda (B)


FAKTOR
FORECAST KONVERSI
SINGLE GEAR
JENIS ANNUAL RODA
NO DEPARTURE
PESAWAT DEPARTURE PENDARATA
(a) N UTAMA
(b) R2=(axb)
1 DC-9-32 1050 1 1050
2 DC-9-50 1050 1 1050
3 DC-10-30 1050 2 2100
4 B-737-200 1050 1.3 1365
5 B-707-320B 1050 2 2100
6 B-707-120B 1575 1.3 2047.5
7 B-727-200 1575 1.3 2047.5
8 Mercure 2100 1 2100

Maka semua jenis pesawat dikonversikan ke arah pesawat rencana dengan


mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.
mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.
3. Menghitung Beban Roda Tiap Pesawat ( W2 )
1
W2 = x 95% x MTOW
Rd

Jumlah
Persen Beban Roda
Berat Kotor Roda
JENIS Pembebanan Pendaratan
NO Lepas Landas Pendaratan
PESAWAT Main Gear Utama
Utama
Pound % Rd W2
1 DC-9-32 108002.037 95 2 51,301
2 DC-9-50 120002.019 95 2 57,001
3 DC-10-30 555000.517 95 8 65,906
4 B-737-200 115500.179 95 4 27,431
5 B-707-320B 333605.612 95 8 39,616
6 B-707-120B 234302.883 95 4 55,647
7 B-727-200 169001.961 95 4 40,138
8 Mercure 114641.920 95 2 54,455

Keterangan : 1 Pound = 0.45359237 Kg


1 Pound = 1 Ibs

4. Menghitung beban roda pesawat rencana (W1)


Dari hasil perhitungan beban roda pesawat (W2), maka diperoleh nilai terbesar
Beban roda pesawat rencana adalah:

B-727-200 = 65,906 Ibs

5. Menghitung keberangkatan ekivalen (R1)


W2 1/2
Log R1 = Log R2
W1

JENIS W2 1/2
NO Log R2 Log R1 R1
PESAWAT W1

1 DC-9-32 3.0212 0.8823 2.6655 463


2 DC-9-50 3.0212 0.9300 2.8097 645
3 DC-10-30 3.3222 1.0000 3.3222 2100
4 B-737-200 3.1351 0.6451 2.0226 105
5 B-707-320B 3.3222 0.7753 2.5757 376
6 B-707-120B 3.3112 0.9189 3.0426 1103
7 B-727-200 3.3112 0.7804 2.5841 384
8 Mercure 3.3222 0.9090 3.0198 1047
Total Equivalent Annual Departure (R1) 6223

6. Menentukan tebal perkerasan


CBR Sub Grade = 6.5 %
CBR Sub Base = 35 %
MTOW = 114642 Pound
S R1 = 6223
Kurva rencana perkerasan flexible untuk daerah kritis DUAL WHEEL GEAR
CBR 6.5%

MTOW
114642

Didapat dari kurva total tebal perkerasan 36 in


7. Menentukan tebal perkerasan Sub Base dengan CBR = 35 %
Dengan cara yang sama ambil grafik seperti perhitungan pada total tebal perkerasan

CBR 35%

MTOW
114642

Didapat dari kurva tebal Sub Base Coarse 9 in

Syarat minimum tebal surface


Untuk daerah kritis (Touchdown) = 4 in
Untuk daerah non kritis (Taxxing) = 3 in

8. Perkerasan Untuk Daerah Kritis


1. Lapisan Permukaan = 4 in = 10.16 cm
2. Lapisan Base Coarse = 23 in = 58.42 cm
3. Lapisan Sub Base Coarse = 9 in = 22.86 cm
Total Tebal Perkerasan = 36 in = 91.44 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
91.44

Lapisan Base Coarse dari grafik 12.5 in < 23 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi

4 in = 10.160 cm

23 in = 58.420 cm
9 in = 22.860 cm
CBR

Total Tebal = 91.440 cm

9. Perkerasan Untuk Daerah non Kritis


Untuk daerah non kritis dikalikan faktor koreksi = 0.9
1. Lapisan Permukaan = 3.6 in = 9.144 cm
2. Lapisan Base Coarse = 20.7 in = 52.578 cm
3. Lapisan Sub Base Coarse = 8.1 in = 20.574 cm
Total Tebal Perkerasan = 32.4 in = 82.30 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
82.30

Lapisan Base Coarse dari grafik 10.7 in < 20.7 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi
3.6 in = 9.144 cm

20.7 in = 52.578 cm

8.100 in = 20.574 cm
CBR
Total Tebal = 82.296 cm

10. Perkerasan Untuk Daerah Pinggiran


Untuk daerah pinggiran dikalikan faktor koreksi = 0.7
1. Lapisan Permukaan = 2.8 in = 7.112 cm
2. Lapisan Base Coarse = 16.1 in = 40.894 cm
3. Lapisan Sub Base Coarse = 6.3 in = 16.002 cm
Total Tebal Perkerasan = 25.2 in = 64.01 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
64.01

Lapisan Base Coarse dari grafik 8.2 in < 16.1 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi
2.8 in = 7.112 cm

16.1 in = 40.894 cm

6.300 in = 16.002 cm
CBR
Total Tebal = 64.008 cm

11. Hasil Perhitungan

Daerah Kritis Daerah non Kritis Daerah Pinggir


Lapisan
in cm in cm in cm
Surface 4 10.16 3.6 9.144 2.8 7.112

Base Coarse 23 58.42 20.7 52.578 16.1 40.894

Sub Base Coarse 9 22.86 8.1 20.574 6.3 16.002

Total 36 91.44 32.4 82.30 25.2 64.01


4.10 Perhitungan Perkerasan Flexible Metode CBR

Parameter Perhitungan

1. Menentuan jumlah keberangkatan pesawat

Data pergerakan pesawat sebanyak = 10500 Pesawat


% Annual Departure Roda Pendaratan
Jenis Pesawat % Jumlah Jenis Jumlah
B-737-200 5 525 Dual Wheel Gear 4
B-727-200 10 1050 Dual Wheel Gear 4
DC-10-30 20 2100 Dual Tandem Wheel 8
DC-10-10 20 2100 Dual Tandem Wheel 8
DC-8-63 10 1050 Dual Tandem Wheel 8
DC-8-62 10 1050 Dual Tandem Wheel 8
DC-8-61 10 1050 Dual Tandem Wheel 8
DC-9-50 15 1575 Dual Wheel Gear 4
Total 100 10500

- Jenis pesawat = DC-10-30


- Berat kotor lepas landas (MTOW) = 251744 Kg
- Annual Departure pesawat = 2100 Pesawat
- Roda pendaratan = Dual Tandem Wheel

2. Menentukan type roda pendaratan utama (R2) / konversi roda pendaratan

R2 = Forecast Annual Departure (A) x Konversi roda (B)


FAKTOR
FORECAST KONVERSI
SINGLE GEAR
JENIS ANNUAL RODA
NO DEPARTURE
PESAWAT DEPARTURE PENDARATAN
(a) UTAMA
(b) R2=(axb)
1 B-737-200 525 0.6 315
2 B-727-200 1050 0.6 630
3 DC-10-30 2100 1 2100
4 DC-10-10 2100 1 2100
5 DC-8-63 1050 1 1050
6 DC-8-62 1050 1 1050
7 DC-8-61 1050 1 1050
8 DC-9-50 1575 0.6 945

Maka semua jenis pesawat dikonversikan ke arah pesawat rencana dengan


mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.
mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.

3. Menghitung Beban Roda Tiap Pesawat ( W2 )


1
W2 = x 95% x MTOW
Rd

Persen Beban Roda


Berat Kotor Lepas Jumlah Roda
JENIS Pembebanan Pendaratan
NO Landas Pendaratan Utama
PESAWAT Main Gear Utama
Persen Beban Roda
Berat Kotor Lepas Jumlah Roda
JENIS Pembebanan Pendaratan
NO Landas Pendaratan Utama
PESAWAT Main Gear Utama

Kg % Rd W2
1 B-737-200 52390 95% 4 12,443
2 B-727-200 76658.4 95% 4 18,206 124
3 DC-10-30 251744 95% 8 29,895 182
4 DC-10-10 195048 95% 8 23,162 299
5 DC-8-63 158757 95% 8 18,852 232
6 DC-8-62 158760 95% 8 18,853 189
7 DC-8-61 147420 95% 8 17,506 189
8 DC-9-50 54432 95% 4 12,928 175
R= 151,844 129
Keterangan : 1 Pound = 0.45359237 Kg
1 Pound = 1 Ibs

4. Menghitung beban roda pesawat rencana (W1)

Beban roda pesawat rencana adalah:


R = 151,844 Kg
P = 29,895 Kg

5. Menentukan tebal perkerasan


CBR Sub Grade = 4.5 %
CBR Sub Base = 35 %
MTOW = 251,744.00 Kg

Tekanan Ban = 1 Mpa ( Pesawat Kecil )


Kurva rencana perkerasan flexible untuk daerah kritis Single Wheel

 1 1 
T   8,71. log R  5,43 P .   
 8,1. CBR 450 . S 

T = ( 8.71 Log R + 5.43 ) √ P 1 - 1


8.1 CBR 450 S

T = ( 8.71 x Log 151,844 + 5.43 ) √ 29,895 x 1


8.1

T = ( 8.71 x 5.1814 + 5.43 ) √ 820.1536351166 - 0.002222222


= 50.56 √ 820.151413

= 50.56 x 28.6383

= 1447.95 mm

= 144.80 cm

Menghitung Faktor Equivalent dari AASHTO :

Menghitung Faktor Koreksi Lapisan Surface AC :


- Koefesien Equivalent AC = 0.017
- Koefesien Equivalent CTB = 0.0091
- Maka Faktor Koreksi Equivalent Surface AC = 1.87

Menghitung Faktor Koreksi Lapisan BASE :


- Koefesien Equivalent CTB = 0.0091
- Koefesien Equivalent CSB Batu Pecah = 0.0055
- Maka Faktor Koreksi Equivalent Base CTB = 1.65

RENCANA PEMBEBANAN BERAT


KETEBALAN MINIMUM (INCHI)
TRAFFIC AREA BASE: CBR 100% BASE: CBR 80%
PERKERASAN BASE TOTAL PERKERASAN BASE TOTAL
A 5 10 15 6 9 15
B 4 9 13 5 8 13
C 4 9 13 5 8 13
D 3 6 9 3 6 9
JLN AKSES APRON 3 6 9 3 6 9
BAHU 2 6 8 2 6 8

Lapisan Permukaan ( Surface ) = 4 inch = 4 x 2.54 = 10.16 cm


Surface Equivalent dengan CTB = 1.87 x 10.16 = 18.98022 cm
Lapisan Base CTB = 9 inch = 9 x 2.54 = 22.86 cm
CTB Equivalent dengan CSB = 1.65 x 22.86 = 37.82 cm

Jadi CSB yang di perlukan = 144.80 - 18.9802 - 37.82


= 87.99 cm

Maka Tebal Perkerasan Adalah :


1. Lapis Permukaan AC = 18.98021978 cm
2. Base Coarse / CTB = 37.82 cm
3. Sub Base Coarse / CSB = 87.99 cm
TOTAL = 144.80 cm

Gambar Struktur :

SURFACE / AC 18.9802

BASE CTB 37.82


144.80 cm = 57.00596 inch

Subgrade CBR = 4.5 %


SUB BASE COARSE / CSB 87.99

6. Perhitungan Dengan Grafik

TOTAL ESWL = 151,844.414 kg = 334,754.00 lbs


CBR TANAH DASAR = = 4.5%

Beban gear ini untuk setiap kategori sebagai berikut :


- 25.000 lbs untuk kategori beban ringan

- 100.000 lbs untuk kategori beban sedang

- 265.000 lbs untuk kategori beban berat

Beban Repetisi P = 334,754.00 lbs tersebut termasuk dalam beban


kategori sedang yaitu antara 265.000 lbs keatas
Untuk itu digunakan grafik Perhitungan dengan beban berat dengan Lalu - Lintas Type C ( pada
grafik ).

Dengan CBR Sub Grade adalah = 4.5 %


maka didapat tebal perkerasan berdasarkan grafik adalah = 66 x 2.54
= 167.64 cm
Menghitung Faktor Equivalent dari AASHTO :

Menghitung Faktor Koreksi Lapisan Surface AC :


- Koefesien Equivalent AC = 0.017
- Koefesien Equivalent CTB = 0.0091
- Maka Faktor Koreksi Equivalent Surface AC = 1.87

Menghitung Faktor Koreksi Lapisan BASE :


- Koefesien Equivalent CTB = 0.0091
- Koefesien Equivalent CSB Batu Pecah = 0.0055
- Maka Faktor Koreksi Equivalent Base CTB = 1.65
RENCANA PEMBEBANAN BERAT
KETEBALAN MINIMUM (INCHI)
TRAFFIC AREA BASE: CBR 100% BASE: CBR 80%
PERKERASAN BASE TOTAL PERKERASAN BASE TOTAL
A 5 10 15 6 9 15
B 4 9 13 5 8 13
C 4 9 13 5 8 13
D 3 6 9 3 6 9
JLN AKSES APRON 3 6 9 3 6 9
BAHU 2 6 8 2 6 8
A 5 10 15 6 9 15
B 4 9 13 5 8 13
C 4 9 13 5 8 13
D 3 6 9 3 6 9
JLN AKSES APRON 3 6 9 3 6 9
BAHU 2 6 8 2 6 8

Lapisan Permukaan ( Surface ) = 4 inch = 4 x 2.54 = 10.16 cm


Surface Equivalent dengan CTB = 1.87 x 10.16 = 18.9802 cm

Lapisan Base CTB = 9 inch = 9 x 2.54 = 22.86 cm


CTB Equivalent dengan CSB = 1.65 x 22.86 = 37.82 cm

Jadi CSB yang di perlukan = 167.64 - 18.98021978 - 37.82


= 110.84 cm

Maka Tebal Perkerasan Adalah :


1. Lapis Permukaan AC = 18.9802 cm
2. Base Coarse / CTB = 37.82 cm
3. Sub Base Coarse / CSB = 110.84 cm
TOTAL = 167.64 cm

Gambar Struktur :

SURFACE / AC 18.9802

BASE CTB 37.82


167.64 cm

SUB BASE COARSE / CSB 110.84

Subgrade CBR = 4.5 %

KESIMPULAN

1. PERHITUNGAN ANALISIS
Maka tebal perkerasan dengan Analisis adalah :
1. Lapis Permukaan AC = 18.9802 cm
2. Base Coarse / CTB = 37.82 cm
3. Sub Base Coarse / CSB = 87.99 cm
TOTAL = 144.80 cm

Gambar Struktur :

SURFACE / AC 18.9802

BASE CTB 37.82


144.80 cm

SUB BASE COARSE / CSB 87.99

Subgrade CBR = 4.5 %

2. PERHITUNGAN GRAFIS
Maka tebal perkerasan dengan grafis adalah :
1. Lapis Permukaan AC = 18.9802 cm
2. Base Coarse / CTB = 37.82 cm
3. Sub Base Coarse / CSB = 110.84 cm
TOTAL = 167.64 cm

Gambar Struktur :

SURFACE / AC 18.9802

BASE CTB 37.82


167.64 cm

SUB BASE COARSE / CSB 110.84

Subgrade CBR = 4.5 %

Kesimpulan

Perhitungan tebal perkerasan dengan menggunakan metode CBR, dipakai perhitungan Grafis, kerena
nilainya lebih besar, yaitu
= 167.64 cm
4.13 Perhitungan Perkerasan Kaku non Tulangan Metode FAA

Parameter Perhitungan

1. Menentuan jumlah keberangkatan pesawat

Data pergerakan pesawat sebanyak = 10500 Pesawat


% Annual Departure Roda Pendaratan
Jenis Pesawat % Jumlah Jenis Jumlah
DC-9-32 10 1050 Single Wheel 2
DC-9-50 10 1050 Single Wheel 2
DC-10-30 10 1050 Dual Tandem 8
B-737-200 10 1050 Dual Wheel Gear 4
B-707-320B 10 1050 Dual Tandem 8
B-707-120B 15 1575 Dual Wheel 4
B-727-200 15 1575 Dual Wheel 4
Mercure 20 2100 Single Wheel 2
Total 100 10500

- Jenis pesawat = Mercure


- Berat kotor lepas landas (MTOW) = 114641.920 Pound
- Annual Departure pesawat = 2100 Pesawat
- Roda pendaratan = Single Wheel

2. Menentukan type roda pendaratan utama (R2) / konversi roda pendaratan

R2 = Forecast Annual Departure (A) x Konversi roda (B)


FAKTOR
FORECAST KONVERSI
SINGLE GEAR
JENIS ANNUAL RODA
NO DEPARTURE
PESAWAT DEPARTURE PENDARATAN
(a) UTAMA
(b) R2=(axb)
1 DC-9-32 1050 1 1050
2 DC-9-50 1050 1 1050
3 DC-10-30 1050 2 2100
4 B-737-200 1050 1.3 1365
5 B-707-320B 1050 2 2100
6 B-707-120B 1575 1.3 2047.5
7 B-727-200 1575 1.3 2047.5
8 Mercure 2100 1 2100

Karena Pesawat Rencana menggunakan type Roda Dual Whell yaitu B-737-200
Maka semua jenis pesawat dikonversikan ke arah pesawat rencana dengan
mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.
mengubah atau mengkonversikan roda pendaratan utama ke pesawat rencana.
3. Menghitung Beban Roda Tiap Pesawat ( W2 )
1
W2 = x 95% x MTOW
Rd

Jumlah
Persen Beban Roda
Berat Kotor Roda
JENIS Pembebanan Pendaratan
NO Lepas Landas Pendaratan
PESAWAT Main Gear Utama
Utama
Pound % Rd W2
1 DC-9-32 108002.037 95 2 51301
2 DC-9-50 120002.019 95 2 57001
3 DC-10-30 555000.517 95 8 65906
4 B-737-200 115500.179 95 4 27431
5 B-707-320B 333605.612 95 8 39616
6 B-707-120B 234302.883 95 4 55647
7 B-727-200 169001.961 95 4 40138
8 Mercure 114641.920 95 2 54455

Keterangan : 1 Pound = 0.45359237 Kg


1 Pound = 1 Ibs

4. Menghitung beban roda pesawat rencana (W1)


Dari hasil perhitungan beban roda pesawat (W2), maka diperoleh nilai terbesar
Beban roda pesawat rencana adalah:

DC-10-30 = 65906 Ibs

5. Menghitung keberangkatan ekivalen (R1)


W2 1/2
Log R1 = Log R2
W1

JENIS W2 1/2
NO Log R2 Log R1 R1
PESAWAT W1

1 DC-9-32 3.0212 0.8823 2.6655 463


2 DC-9-50 3.0212 0.9300 2.8097 645
3 DC-10-30 3.3222 1.0000 3.3222 2100
4 B-737-200 3.1351 0.6451 2.0226 105
5 B-707-320B 3.3222 0.7753 2.5757 376
6 B-707-120B 3.3112 0.9189 3.0426 1103
7 B-727-200 3.3112 0.7804 2.5841 384
8 Mercure 3.3222 0.9090 3.0198 1047
Total Equivalent Annual Departure (R1) 6223
6. Menentukan tebal perkerasan
CBR Sub Grade = 6.5 %
CBR Sub Base = 35 %
MTOW = 114641.92 Pound
S R1 = 6223

7. Menghitung Modulus of Sub Grade Reaction ( K )

Harga K
Bahan Sub Grade
Mn/m3 Pci

Sangat Jelek < 40 < 150

Lumayan - Baik 55 - 68 200 - 250

Sangat Baik 82 dst. 300 dst.


Merancang dan Merencana Lapangan Terbang, Heru Basuki hal 341

Didapat nilai K = 200 Pci (Kondisi tanah sedang)

8. Menghitung Modulus of Rupture / Flexural Strength ( MR )

MR = K fc'

MR = Modulus of Rupture / Flexural Strength dalam Psi


K = Konstanta, bisa 8, 10 atau 9,2 tergantung berbagai kondisi
fc' = Kuat tekan beton dalam Psi

Konversi karakteristik beton ke fc'


22.5 x 10
= 271.08 Kg/cm2
0.83

Maka
Mutu Beton = K 350 = 350 Kg/cm2
1 Kg / Cm2 = 14.2233 Psi
1 Mpa = 145.0380 Psi

fc' = 29.0500 Mpa


= 4213.3539 Psi

MR = K fc'
= 8 4213.3539
= 519.3 Psi
Karena Konversi Ke Single Wheel menurut pesawat rencana, maka digunakan Grafik
Dual Whell untuk menghitung tebal perkerasannya
K = 200 Pci

MTOW
114642

MR = 519,3

Didapat dari kurva total tebal perkerasan 14 in = 35.560 cm

9. Menentukan tebal perkerasan Sub Base dengan CBR = 35 %


Dengan cara yang sama ambil grafik seperti perhitungan pada total tebal perkerasan

CBR
20%

MTOW = 115500
Didapat dari kurva tebal Sub Base Coarse 9 in
10. Perkerasan Untuk Daerah Kritis
1. Lapisan Beton ( Slab Beton ) = 14 in = 35.56 cm
2. Lapisan Bawah Sub Base = 9 in = 22.86 cm
Total Tebal Perkerasan = 23 in = 58.42 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
58.42 cm

Lapisan Sub Base dari grafik 7.20 in < 9 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi

Slab Beton / Concrete 14 in 35.56 cm

Sub Base Coarse CBR 20% 9 in 22.86 cm

Subgrade CBR 5%

11. Perkerasan Untuk Daerah non Kritis


Untuk daerah non kritis dikalikan faktor koreksi = 0.9
1. Lapisan Beton ( Slab Beton ) = 12.6 in = 32.004 cm
2. Lapisan Bawah Sub Base = 8.1 in = 20.574 cm
Total Tebal Perkerasan = 20.7 in = 52.578 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
52.578 cm

Lapisan Sub Base dari grafik 6.50 in < 8.1 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi

Slab Beton / Concrete 12.6 in 32.004 cm

Sub Base Coarse CBR 20% 8.1 in 20.574 cm

Subgrade CBR 5%
12. Perkerasan Untuk Daerah Pinggir
Untuk daerah pinggir dikalikan faktor koreksi = 0.7
1. Lapisan Beton ( Slab Beton ) = 9.8 in = 24.892 cm
2. Lapisan Bawah Sub Base = 6.3 in = 16.002 cm
Total Tebal Perkerasan = 16.1 in = 40.894 cm

Cek Ketebalan Base Course Dengan Grafik

Tebal Total
40.894 cm

Lapisan Sub Base dari grafik 6.00 in < 6.3 in


Perkerasan Oke

Gambar Konstruksi

Slab Beton / Concrete 9.8 in 24.892 cm

Sub Base Coarse CBR 20% 6.3 in 16.002 cm

Subgrade CBR 5%
13. Hasil Perhitungan
Daerah Kritis Daerah non Kritis Daerah Tepi
Lapisan
in cm in cm in cm
Slab Beton 14 35.56 12.6 32.004 9.8 24.892
Sub Base Coarse 9 22.86 8.1 20.574 6.3 16.002
Total 23 58.42 20.7 52.578 16.1 40.894
4.14 Desain Penulangan Plat
Jarak Joint Maximum ( Disarankan )

Tebal Slab Beton Melintang Memanjang

< 9 feet ( 23 cm ) 15 feet ( 4,6 m ) 12,5 feet ( 3,8 m )

9 - 23 feet ( 23 - 31 cm ) 20 feet ( 6,1 m ) 20 feet ( 6,1 m )

> 12 feet ( 31 cm ) 25 feet ( 7,6 m ) 25 feet ( 7,6 m )

Dimensi plat beton


Panjang = 7.6 m = 760 cm
Lebar = 7.6 m = 760 cm
Tebal plat = 0.3556 m = 35.56 cm
Baja tulangan = U 32
Fs = 166.6 Mpa 1 Mpa = 10.197 Kg/cm2
= 1698.8202 Kg/cm2

0.64 L Ö L.h
Luas Tulangan ( As ) =
fs
Dimana As = Luas penampang lintang besi untuk setiap feet atau meter
lebar atau panjang slab beton dalam inchi atau cm2
L = Panjang atau lebar slab, ft atau m
h = Tebal slab, in atau mm
fs = Tegangan tarik besi, psi atau Mn/m2

0.64 x 760 x Ö 760 x 35.56


Luas Tulangan ( As ) =
1698.8202
= 47.0689 cm2

Æ Tulangan = 1.2 cm

1
Luas Tulangan ( As ) = x p x d2
4
1
= x 3.14 x 1.44 = 1.130 cm2
4

As
Jumlah Tulangan =
As Tulangan
47.0689
= = 41.6391 = 42 Buah
= = 41.6391 = 42 Buah
1.130

Lebar Plat
Jarak Tulangan =
Jumlah Tulangan
760
= = 18.0952 cm
42

As Tulangan x Lebar Plat


Kontrol =
Jarak Tulangan
1.130 x 760
=
18.0952380952381
= 47.4768 cm2 > 47.0689 cm2 Oke

Maka dipakai Tulangan Æ 12 - 180.952 mm

15. Desain Penulangan Tie Bar dan Dowel

1. Desain Penulangan Tie Bar


Luas penampang lintang tie bar yang dibutuhkan setiap 1 feet panjang joint didapat
dengan rumus
Wfl
As =
fs
Dimana As = Luas penampang lintang tulangan yang dibutuhkan setiap feet
panjang joint dalam in2
W = Berat slab beton dalam psf (pon suare feet)
f = koefisien rata-rata ketahanan subgrade, diambil 1,5
i = jarak dari joint ke tepi batas, atau joint yang tidak terikat
fs = Tegangan tarik tulangan yang diizinkan dalam psi

BJ beton = 2400 Kg/m3


= 0.0864 Ib/in3 1kg = 3,6 x 10-5 Ib/in3

Tebal Plat = 35.56 cm


= 14 in
Maka berat beton per in 2

w = 0.864 Ib/in2
fs = 166.6 Mpa 1 Mpa = 145.038 Psi
= 24163.3308 Psi
L = 500 cm
= 196.850394 in
f = 1.5
Sehingga
Wfl 0.864 x 1.5 x 500
As = =
fs 24163.3308
= 0.02681749 in2

Jadi diperluan tie bar dengan penampang seluas = 0.02682 in2


Tetapi rekomendasi faa sebagai berikut :
Diameter 5/8 in (16 mm)
Panjang 30 in (760 mm)
Jarak antar as 30 in ( 760 mm)

Maka digunakan Æ tie bar = 0.625 in


As
Jumlah tie bar =
p x d2
0.0268
= = 0.02186 » 1 buah
3.14 x 0.39063

Maka digunakan Æ tie bar = 5/8 in ( 16 mm ) tiap 1 m panjang

2. Panjang Tie Bar


1 fs x d
Lt = x + 3
2 m

Lt = Panjang tie bar dalam in


fs = Tegangan tarik besi yang diizinkan dalam psi
d = Diameter tie bar dalam in
m = Tegangan pengikatan yang diizinkan dalam psi, digunakan 350 Psi

fs = 24163.3308 Psi
d = 0.625 In
m = 350 Psi

Maka
1 24163 x 0.625
Lt = x + 3 = 24.5744 in
2 350

Merancang dan Merencana Lapangan Terbang, Heru Basuki hal 392


Berdasarkan tabel diatas, didapat :
Diameter Dowel = 1.25 in = 31.75 mm
Panjang Dowel = 20 in = 508 mm
Jarak Dowel = 15 in = 381 mm

3. Perhitungan Joint Sealent

Merancang dan Merencana Lapangan Terbang, Heru Basuki hal 395

1 feet = 0.3048 m
Jarak = 6 m 19.685
= 20 feet

Dari tabel lebar dan dalam sealent didapatkan


Jarak Joint = 20 ft
Lebar Joint = 1/4 in
Dalam Joint = 1/2 in
4.9 Marka Pada Landasan Pacu

Marka pre-runway end

Pre - Treshold Area

30 m
1.8 m

0
30 m

7
13

7.5 m
Untuk Marka ini dapat di desain sabagai berikut :
Jarak Antar Strip = 30 m
Lebar strip = 0.9 m
Panjang strip = 30 m
Sudut pada strip = 45 ᵒ
Jarak Tepi = 7.5 m
(Dapat di lihat pada Lampiran 17 )

Nomor Landasan

Untuk Marka ini dapat di desain sabagai berikut :


Jarak dari runway designation markings ke marking threshold = 12 m
besarnya ukuran nomor runway = 9m
Jarak antar angka = 2.2 m
(Dapat di lihat pada Lampiran 14)
Marking Sumbu Landasan

150m

50 m

2.2500 20 m 30 m 30 m Marking Threshold

1.5m

1.8m
1.7m
12 m 9m 12 m

13
4

2 x 1.7m
2.2m
0.9m
1.8m
6m

Untuk Marka ini dapat di desain sabagai berikut :


Lebar strip = 0.9 m
Panjang centerline marking = 30 m
Jarak antar centerline strip = 20 m
Jarak Awal dari nomor landasan = 12 m
(Dapat di lihat pada Lampiran 21-22 " marka pada Landasan Pacu " )

Marking Treshold

30 m
8
1
. m
7
1
. m

12 m 9 m 12 m
3
1

7 m
m

1
x.
2

2
2
.

Dalam perencanaan untuk lebar runway 45 m, maka diambil jumlah strip


sebanyak 12 strip. Sehingga luasan yang akan dicat :

Panjang strip Melintang = 60 m


Lebar strip melintang = 1.8 m
Luas = 60 x 1.8 = 108 m2

Panjang Strip Memanjang = 30 m


Jumlah Strip = 12 m
lebar strip = 1.8 m
spasi antar strip = 1.7 m
Luas = 12 x 30 x 1.8 = 648 m2
(Dapat di lihat pada Lampiran 15)

Fixed Distance Mark


150 m 150m

50 m 22.5 m

1.5m
9m

23m

1.8m
Fixed Distance Marking

Marking Touchdown Zone

Adapun dimensi dari fixed distance marks yaitu :


Lebar = 6 m untuk lebar runway 30 m
= 9 m untuk lebar runway 45 m

Jarak antar runway fixed distance = 17 m untuk lebar runway 30 m


= 23 m untuk lebar runway 45 m

Jarak dari treshold = ARFL > 1500 m 300 m

(Dapat di lihat pada Lampiran marka pada Landasan" )

Marking Touchdown Zone

150 m 150m

50 m
22.5 m
1.5 m
9m

23 m

1.8 m

Fixed Distance Marking

Marking Touchdown Zone

PANJANG RW (M) BANYAK JUMLAH GARIS


PASANGAN
< 900 1 SATU
900 - 1199 2 DUA, SATU
1200 - 1499 3 DUA, SATU, SATU
1500 - 2399 4 DUA, DUA, SATU, SATU
> 2400 6 TIGA, TIGA, DUA, DUA, SATU, SATU

Adapun dimensi dari Marking Touchdown zone yaitu :

Panjang strip = 22.5 m


Lebar Strip = 1.8 m
spasi Antar strip = 1.5 m
Jumlah Strip = ARFL > 2400 m 6 buah
Jarak dari Treshold = 150 m
(Dapat di lihat pada Lampiran 12)
4.11 Perlampuan Untuk Pendaratan / Approach

4.11.1 Perlampuan Landas Pacu / Runway

- Merupakan alat bantu visual setelah roda pesawat menyentuh permukaan


runway
- Dirancnag agar pilot mendapat informasi sumbu rw dan jarak yang telah
dilewatinya, serta tepi runway
- Wujudnya dapat berupa lampu pada sumbu rw dan lampu pada tepi runway
- Pada posisi jarak penglihatan posisi jelek, dipasang lampu pada touchdown
zone
- Warna lampu sumbu rw : putih dan warna merah
- Warna lampu tepi rw warna putih kecuali 600 meter menjelang akhir rw
warna kuning, ditempatkan sejauh 3 meter sepanjang tepi landasan,
jarak antara lampu < 60 meter akhir rxwarna kuning , ditempatkan sejauh
3 meter sepanjang tepi landasan , jarak antar lampu < 60 m
- Pada daerah thresold yang digeser dan masih ndipakai lepas landas,
warna lampu tepi landasan adalah merah

4.11.2 Perlampuan Taxiway

- Untuk memandu gerakan taxi pesawat pada malam hari atau siang hari
pada kondisi jarak pandang yang buruk
- Lampu tepi taxiway berwarna biru, lampu sumbu taxiway warna hijau
- Jarak antar lampu sumbu taxiway < 30 meter, jarak antar lampu tepi
taxiway < 60 meter

Anda mungkin juga menyukai