Anda di halaman 1dari 3

Ilmu Kesehatan Mayarakat (IKM )

Disusun Oleh:
Nama : Zahra Dela Sukma
NIM : 1900099
Kelas : D3-3B

Dosen Pengampu :
apt. Tiara Tri Agustini, M.Farm

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV.RIAU PEKANBARU
T.A 2020
1. Membangun Kebijakan Berwawasan Kesehatan ( Build Healthy public policy )
Membangun Kebijakan Berwawasan Kesehatan adalah menempatkan sektor
kesehatan dalam agenda para pembuat kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan
(decision makers). Para pembuat kebijakan atau pengambil keputusan harus menyadari
konsukuensi kesehatan dari keputusan mereka, dan harus bertanggung jawab terhadap
permasalahan kesehatan di masyarakatnya. Dalam proses pembangunan adakalanya
aspek kesehatan sering diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan
kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek kesehatan.
Sebagai contoh ; dalam perencanaan pembangunan menara listrik tegangan tinggi
di wilayahnya, para pengambil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa
memperhitungkan penempatan lokasinya, keuntungan dan kerugiannya bagi
masyarakatnya. Juga dari segi kesehatan harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi
yang akan ditimbulkan bagi masyarakat disekitar lokasi penempatan menara listrik
tegangan tinggi tersebut.

2. Menciptakan Lingkungan yang mendukung ( Supportive environment ).


Promosi kesehatan harus bisa menciptakan kondisi lingkungan, baik tempat kerja
maupun tempat tinggal yang aman dan nyaman. Untuk melakukannya perlu dilakukan
penilaian yang sistematis dari perubahan dampak lingkungan. Lingkungan disini
diartikan dalam pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan
lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusif yang dapat
mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat.
Sebagai contoh dalam menciptakan lingkungan yang mendukung adalah
perencanaan jalur hijau didaerah perkotaan, agar menjadi filter dampak polusi yang
terjadi. Menggiatkan perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran udara,
seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dan
sebagainya.

3. Memperkuat Gerakan masyarakat ( Community action ).


Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak
hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan
kearah hidup sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan.
selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat.
Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan
derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab
tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk memperkuat gerakan masyarakat
adalah dengan adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasan DBD, gerakan jumat
bersih, gerakan seribu kondom dalam upaya pencegahan HIV-AIDS dan lain-lain.

4. Mengembangkan Ketrampilan individu ( Personal Skill )


Promosi kesehatan mendukung pengembangan individu dan sosial melalui
pemberian informasi, pelatihan, dan pendidikan kesehatan. Strategi ini membekali
masyarakat dengan keterampilan dan kepercayaan dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil
akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa
dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat.
ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang
sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali
dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu
dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat sehingga mereka mampu
memegang kendali penuh untuk membuat pilihan yang kondusif pada dirinya dan
lingkungannya terkait masalah kesehatan.
Strategi ini dapat diterapkan dengan baik dilingkungan sekolah, rumah-rumah,
lokasi kerja dan kelompok masyarakat tertentu. Kegiatan yang bisa dilaksanakan adalah
seperti penyuluhan secara individu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK, pelatihan
kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS dan lain-lain.

5. Reorientasi Pelayanan Kesehatan ( Reorient health service ).


Tanggung jawab pelayanan kesehatan tidak hanya bagi pemberi pelayanan (health
provider), tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan
kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak
pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan
saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam
pembangunan kesehatan. Pemberi pelayanan kesehatan dalam proses pelayanan dan
pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya
sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.
Contoh yang bisa dilihat dilapangan adalah semakin banyaknya upaya-upaya
kesehatan yang bersumberdaya masyarakat, seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti
Husada, poskestren dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai