Anda di halaman 1dari 15

MENELAAH PROSEDUR TINDAKAN PERAWATAN LUKA GRADE II DAN III,

PERAWATAN LUKA ULKUS GANGRENE DAN PERAWATAN LUKA KAKI


DIABETIC TANPA PENYULIT

Oleh:
Nden Ayu Pratiwi
NIM. 402020033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG
2020
FORMAT TUGAS
A. JUDUL PROSEDUR : Melakukan perawatan luka grade II dan III
B. DEFINISI :
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar
yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat
terganggu, terutama sistem kardiovaskuler (Rahayuningsih, 2012).
Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi melindungi kita dari kotoran dan
infeksi. Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa mengancam jiwa karena
terjadi kerusakan pembuluh darah ketidak-seimbangan elektrolit dan suhu tubuh,
gangguan pernafasan serta fungsi saraf (Adibah dan Winasis, 2014).
Perawatan luka bakar yaitu perawatan yang harus ditutup secepat mungkin untuk
memperkecil kemungkinan kontaminasi bakteri dan mengurangi rasa nyeri dengan
mencegah aliran udara agar tidak mengenai permukaan kulit yang terbakar.
C. INDIKASI :
Klien luka bakar grade II dan III
D. KONTRAINDIKASI :
Infeksi, luka dengan jaringan nekrotik

E. LANGKAH PROSEDUR
No Kegiatan Rasional
.
1 Tahap pra interaksi: Tahap pra interaksi:
1) Validasi nama klien, keadaan Alat dan Bahan
umum dan tanda- tanda vital 1) Untuk menjepit kasa sewaktu
2) Kaji ulang keadaan luka menekan luka, menjepit jaringan
3) Cuci tangan 6 langkah yang tipis dan lunak.
Alat dan Bahan 2) Menjepit luka, menjepit kasa
1) Pinset anatomis sewaktu menekan luka, menjepit
2) Pinset chirurgis jaringan yang tipis dan lunak.
3) Gunting jaringan 3) Alat untuk memotong jaringan yang
4) Sepasang handscoon bersih sudah mati.
5) Sepasang handscoon steril 4) Sarung tangan bersih digunakan
6) Obat- obat sesuai keperluan apabila prosedur tidak steril.
7) Plester 5) Gunakan sarung tangan steril atau
8) Perban gulung desinfeksi tingkat tinggi untuk
9) Cairan NaCl 0,9% prosedur apapun yang akan
10) Spuit mengakibatkan kontak dengan
11) Bengkok jaringan di bawah kulit, sarung
12) Korentang tangan steril dipakai apabila
13) Pengalas prosedur steril.
14) Penggaris 6) Untuk memberikan obat topical ke
15) Kassa Steril area luka
16) Tong sampah/ plastik kuning 7) Melindungi luka dari kotoran,
bakteri dan infeksi lebih lanjut
8) Jenis perban gulung ini
memungkinkan aliran udara yang
sangat baik, tapi tidak memberikan
tekanan besar pada luka dan tidak
dapat menyangga sendi.
9) Digunakan sebagai cairan pembersih
luka karena bersifat isotonic,
sehingga tidak mengganggu proses
penyembuhan luka.
10) menyuntikkan atau menghisap
cairan atau gas.
11) Tempat alat atau kotoran-kotoran
pada waktu melakukan tindakan
keperawatan.
12) Untuk memegang atau mengambil
alat dan bahan medis steril supaya
tetap terjaga dalam kondisi steril,
jika diambil dengan tangan
memungkinkan alat tersebut menjadi
tidak steril.
13) Menyerap dan menahan cairan
ketika sedang dilakukan proses
tindakan keperawatan.
14) Mengukur kedalaman luka dan luas
luka.
15) Aliran udara yang sangat baik, tapi
tidak memberikan tekanan besar
pada luka dan tidak dapat
menyangga sendi.
16) Membuang seluruh kotoran atau
bahan yang sudah tidak terpakai ke
keresek infeksius
2 Tahap Orientasi: 1) Menandakan kita sebagai seseorang
1) Lakukan 3 S (senyum, sapa dan yang ramah, santun dan saling
salam) kepada klien menghormat, sehingga klien merasa
2) Identifikasi kembali nama klien nyaman.
untuk memastikan tindakan 2) Untuk memastikan agar tidak terjadi
dilakukan pada orang yan tepat kesalahan dalam pemberian tindakan
3) Tanyakan keadaan klien selama klien dalam perawatan.
4) Jelaskan prosedur dan tujuan 3) Untuk mengetahui keadaan klien
kegaiatan pada klien pada saat akan dilakukan tindakan,
5) Berikan klien dan keluarga sehingga intervensi yang akan
untuk bertanya dilakukan itu sesuai.
6) Pastikan lingkungan 4) Agar klien mengetahui setiap
representative, cahaya cukup tindakan yang akan dilakukan
terang kepada dirinya dan klien sudah
7) Berikan privasi klien dengan menyetujui untuk dilakukan
menutup tirai tindakan dan klien akan merasa lebih
aman karena sebelumnya ia diberi
tahu dulu tujuannya itu untuk apa.
5) Agar tidak ada kesalahpahaman,
sehingga pihak klien dan keluarga
diberikan waktu untuk bertanya jika
ada hal yang tidak dipahami.
6) Agar klien lebih tenang/ rileks.
7) Agar klien merasa nyaman selama
dilakukan proses tindakan
keperawatan.
3 Tahap Kerja: 1) Mencegah penyebaran kuman.
1) Cuci tangan 6 langkah 2) Mengurangi risiko petugas terkena
2) Gunakan handscoon bersih infeksi bacterial dari pasien,
3) Pasang pengalas mencegah penularan flora kulit
4) Dekatkan bengkok petugas kepada pasien, mengurangi
5) Melakukan pengkajian luka kontaminasi tangan petugas
(mengukur ukuran luas luka, kesehatan dengan mikroorganisme
kedalaman luka) yang dapat berpindah dari satu
6) Membersihkan area luka sesuai pasien ke pasien lainnya.
dengan kondisi luka, dengan 3) Menyerap dan menahan cairan
mempertahankan kassa basah ketika sedang dilakukan proses
dengan dibasahi NaCl tindakan keperawatan.
7) Lepaskan handscoon bersih 4) Mempermudah. membuang kotoran-
8) Gunakan handscoon steril kotoran.
9) Siapkan peralatan steril, ambil 5) Untuk menentukan status
kasa lembab dan pinset chirurgis penyembuhan luka.
menggunakan korentang 6) Perawatan luka penting untuk
10) Bersihkan area luar luka dilakukan agar luka tidak semakin
menggunakan kassa lembab parah dan berkembang menjadi luka
11) Bersihkan area luka dengan kronis, infeksi, atau kondisi-kondisi
kassa lembab dengan satu kali serius lainnya. Perawatan luka yang
usap sebanyak 2 sampai 3 kali dilakukan dengan baik juga dapat
12) Olesi luka dengan antibiotik melindungi luka dari virus dan
topical sesuai dengan kebutuhan bakteri penyebab penyakit ke dalam
13) Tutup luka menggunakan kassa tubuh.
lembab 7) Agar mencegah penyebaran kuman/
14) Tutup luka menggunakan perban agar tindakan yang perlu steril steril
gulung dari arah distal ke tidak terkontaminasi.
proximal 8) Agar terhindar dari kotoran luar dan
15) Buka handscoon selanjutnya akan dilakukan proses
16) Fiksasi perban dengan plester tindakan keperawatan Ssteril
sehingga perlu menggunakan
handscoon steril.
9) Agar kassa lembab yang akan
digunakan untuk membersihkan luka
tetap terjaga sterilnya maka
menggunakan korentang.
10) Untuk menghindari penyebaran
bakteri.
11) Agar luka cepat kering dan
mencegah infeksi.
12) Pemberian obat topical pada kulit
maupun selaput lender bertujuan
agar obat dapat memasuki tubuh
langsung melalui area tersebut.
13) Kondisi lembab membantu sel
fibrosis membentuk jaringan baru
yang menutup luka, termasuk
mengurangi jumlah cairan yang
keluar dari luka, membiarkan luka
terbuka tanpa diperban bisa
mengeringkan sel-sel kulit baru,
sehingga rasa sakit semakin tajam
dan memperlambat proses
penyembuhan luka. Maka dari itu,
lebih baik tutup luka terbuka yang
berukuran besar untuk
meminimalkan risiko infeksi yang
lebih parah, melindungi luka dari
kontaminasi mikro organisme ,
mempercepat penyembuhan dengan
cara menyerap drainaase dan untuk
melakukan debridemen luka menyangga
atau mengencangkan tepi luka,
melindungi klien agar tidak
melihat keadaan luka,
meningkatkan isolasi suhu pada
permukaan luka, mempertahankan
kelembaban yang tinggi diantara
luka dan balutan
14) Membiarkan luka terbuka tanpa
diperban bisa mengeringkan sel-sel
kulit baru, sehingga rasa sakit
semakin tajam dan memperlambat
proses penyembuhan luka. Maka
dari itu, lebih baik tutup luka terbuka
yang berukuran besar untuk
meminimalkan risiko infeksi yang
lebih parah.
15) Karena tindakan sudah selesai.
16) Agar mengunci perban.
4 Tahap Terminasi: 1) Untuk mengetahui keadaan pasien
1) Kaji respon pasien setelah setelah tindakan.
diberikan tindakan 2) Untuk memuji karena pasien sudah
2) Beri feedback positif kepada berkerjasama dengan baik.
klien 3) Agar pasien mengetahui setelah itu
3) Lakukan kontrak waktu untuk ia kan diberikan tindakan
kegiatan selanjutnya selanjutnya (contohnya seperti
4) Bereskan alat jadwal minum obat).
5) Cuci tangan 4) Agar kamar klien rapih kembali dan
6) Catat hasil evaluasi dan tidak terkontaminasi dari alat- alat
pelaksanaan tindakan dalam yang telah digunakan.
dokumentasi klien 5) Mencegah penyebaran kuman.
6) Untuk menentukan apakah rencana
keperawatan efektif dan bagaimana
rencana keperawatan dilanjutkan

F. Daftar Pustaka :
1. https://youtu.be/tWzpDpMRM5Y
2. http://repository.unimus.ac.id/567/3/BAB%20II.pdf

G. Gambar luka derajat 2 dan 3:

FORMAT TUGAS
A. JUDUL PROSEDUR : Melakukan perawatan luka ulkus gangrene
B. DEFINISI :
Luka gangren merupakan salah satu komplikasi kronik Diabetes Melitus (DM) yang
paling di takuti oleh setiap penderita DM yang disebabkan karena adanya neuropati
dan gangguan vaskular pada kaki (Tjokroprawiro, 2007). Luka gangren adalah luka
pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di
pembuluh darah sedang atau besar di tungkai.
Perawatan luka gangrene yaitu melakukan perawatan luka akibat dari komplikasi
penyakit diabetes mellitus (Potter, 2006).

C. INDIKASI :
Perawatan luka gangren dapat dilakukan pada luka gangren diabetik yang kotor dan
bersih.
D. KONTRAINDIKASI :
Perawatan luka gangrene tidak bisa diberikan kepada luka selain luka gangrene.
E. LANGKAH PROSEDUR
No Kegiatan Rasional
.
1 Persiapan 1) Untuk menyimpan peralatan-
Alat dan bahan: peralatan yang sudah steril.
1) Bak instrument 2) Tempat untuk menaruh cairan
(pinset anatomis, pinset NaCl.
chirurgis, gunting jaringan) 3) Gunting plester/ perban
2) Kom kecil merupakan gunting berujung
3) Gunting plester sudut dengan ujung yang tumpul.
4) Korentang Gunting ini memiliki kepala kecil
5) Handscoon bersih pada ujungnya yang bermanfaat
6) Handscoon steril untuk mempermudah dalam
7) Cairan NaCl memotong plester/ perban. Jenis
8) Kassa gunting ini terdiri atas Knowles
9) Plester dan lsiter. Bagian dasar gunting
10) Bengkok ini lebih panjang dan digunakan
11) Perlak sangat mudah dalam pemotongan
12) Elastis bandage perban atau plester. Selain untuk
membentuk dan memotong,
gunting ini juga aman digunakan
untuk memotong perban saat
perban telah ditempatkan di atas
luka.
4) Untuk memegang atau
mengambil alat dan bahan medis
steril supaya tetap terjaga dalam
kondisi steril, jika diambil dengan
tangan memungkinkan alat
tersebut menjadi tidak steril.
5) Sarung tangan bersih digunakan
apabila prosedur tidak steril.
6) Gunakan sarung tangan steril atau
desinfeksi tingkat tinggi untuk
prosedur apapun yang akan
mengakibatkan kontak dengan
jaringan di bawah kulit, sarung
tangan steril dipakai apabila
prosedur steril.
7) Digunakan sebagai cairan
pembersih luka karena bersifat
isotonic, sehingga tidak
mengganggu proses
penyembuhan luka.
8) Aliran udara yang sangat baik,
tapi tidak memberikan tekanan
besar pada luka dan tidak dapat
menyangga sendi.
9) Melindungi luka dari kotoran,
bakteri dan infeksi lebih lanjut.
10) Tempat alat atau kotoran-kotoran
pada waktu melakukan tindakan
keperawatan.
11) Menyerap dan menahan cairan
ketika sedang dilakukan proses
tindakan keperawatan.
12) Perban ini bersifat lentur dan
dapat memberikan tekanan di
sekitar luka untuk mnegurangi
rasa sakit dan pembengkakakn,
perban elastis disini untuk
menutup luka.
2 Tahap Orientasi: 1) Menandakan kita sebagai
1) Lakukan 3 S (senyum, sapa dan seseorang yang ramah, santun dan
salam) kepada klien saling menghormat, sehingga
2) Identifikasi kembali nama klien klien merasa nyaman.
untuk memastikan tindakan 2) Untuk memastikan agar tidak
dilakukan pada orang yan tepat terjadi kesalahan dalam
3) Tanyakan keadaan klien pemberian tindakan selama klien
4) Jelaskan prosedur dan tujuan dalam perawatan.
kegiatan pada klien 3) Untuk mengetahui keadaan klien
5) Berikan klien dan keluarga pada saat akan dilakukan
untuk bertanya tindakan, sehingga intervensi
6) Pastikan lingkungan yang akan dilakukan itu sesuai.
representatif, cahaya cukup 4) Agar klien mengetahui setiap
terang tindakan yang akan dilakukan
7) Berikan privasi klien dengan kepada dirinya dan klien sudah
menutup tirai menyetujui untuk dilakukan
tindakan dan klien akan merasa
lebih aman karena sebelumnya ia
diberi tahu dulu tujuannya itu
untuk apa.
5) Agar tidak ada kesalahpahaman,
sehingga pihak klien dan keluarga
diberikan waktu untuk bertanya
jika ada hal yang tidak dipahami.
6) Agar klien lebih tenang/ rileks.
7) Agar klien merasa nyaman
selama dilakukan proses tindakan
keperawatan.
3 Tahap Kerja: 1) Menghilangkan kuman dan
1) Cuci tangan 6 langkah bakteri yang menempel/
2) Gunakan handscoon bersih bersarang di tangan.
3) Pasang perlak dibawah area luka 2) Mengurangi risiko petugas
klien terkena infeksi bacterial dari
4) Dekatkan bengkok pasien, mencegah penularan flora
5) Buka balutan luka klien kulit petugas kepada pasien,
6) Buka kassa klien mengurangi kontaminasi tangan
7) Jika kasa sulit dibuka gunakan petugas kesehatan dengan
NaCl untuk mempermudah mikroorganisme yang dapat
membukanya berpindah dari satu pasien ke
8) Obervasi keadaan luka klien pasien lainnya.
(apakah ada eksudat, apakah ada 3) Menyerap dan menahan cairan
bau atau tidak, kaji warna ketika sedang dilakukan proses
disekitar luka, kaji ukuran luka tindakan keperawatan.
dan kaji warna kulitnya seperti 4) Mempermudah membuang
apa) kotoran-kotoran
9) Membuka handscoon bersih 5) Agar memudahkan proses
10) Gunakan handscoon steril perawatan luka.
11) Buka paket steril menggunakan 6) Agar diganti dengan kasa yang
korentang baru setelah dibersihkan terlebih
12) Siapkan kassa dan masukkan dahulu.
kassa kedalam paket steril 7) Untuk mempermudah dalam
menggunakan korentang membuka kassa.
13) Ambil kassa menggunakan 8) Mengetahui keadaan luka klien
pinset anatomis dan masukkan dan untuk mengetahui proses
kedalam cairan NaCl tindakan selanjutnya.
14) Ambil kassa lembab 9) Agar tidak terkontaminasi
menggunakan pinset anatomis kotoran dan akan berlanjut ke
dengan tangan dominan dan proses tindakan keperawatan
bersihkan luka dari area kotor steril sehingga perlu diganti
atau atas kebawah atau tengah menggunakan handscoon steril.
keluar 10) Agar terhindar dari kotoran luar
15) Luka dibersihkan dengan benar dan selanjutnya akan dilakukan
satu kali usapan tidak bolak- proses tindakan keperawatan
balik Ssteril sehingga perlu
16) Simpan pinset anatomis yang menggunakan handscoon steril.
sudah kontak dengan pasien, 11) Agar tidak ada penularan bakteri
diatas tutup bak steril atau virus. Korentang biasa
17) Observasi kembali luka klien digunakan untuk alat penjepit
(jika berwarna kuning, kita dapat yang digunkan untuk mengambil
melakukan gunting jaringan) alat- alat steril. Adanya korentang
18) Ambil gunting jaringan dan membuat instrument steril karena
pinset chirurgis, selanjutnya tidak disentuh oleh tangan.
ambil kassa kering dan disimpan 12) Agar kassa terhindar dari bakteri
dibagian luka klien untuk sehingga perlu disimpan dibak
menarik jaringan yang mati instrument.
19) Gunting jaringan yang mati dan 13) Membuat kassa menjadi lembab.
disimpan diatas kassa, lalu 14) Agar luka cepat kering dan
dibuang kedalam bengkok mencegah infeksi.
20) Ambil kassa lembab dan 15) Agar mencegah infeksi.
bersihkan seperti yang dilakukan 16) Untuk mempertahankan ke steril
diatas an
21) Keringkan menggunakan kassa 17) Untuk mengetahui kondisi luka
steril klien dan memastikan tindakan
22) Berikan obat topical ke area luka keperawatan yang sesuai dengan
23) Tutup area luka menggunakan kondisi luka klien.
kassa yang lembab 18) Untuk menyimpan jaringan luka
24) Balutkan menggunakan kassa klien sebelum di ke bengkok an
gulung 19) .
25) Balutkan menggunakan elastis 20) Untuk mencegah infeksi,
bandage. menghentikan perdarahan,
menilai kerusakan yang terjadi
pada struktur yang terkena dan
menyembuhkan luka.
21) Untuk luka dibiarkan lembab
tidak basah atau kering untuk
mempercepat proses
penyembuhan.
22) Pemberian obat topical pada kulit
maupun selaput lendir bertujuan
agar obat dapat memasuki tubuh
langsung melalui area tersebut.
23) Kondisi lembab membantu sel
fibrosis membentuk jaringan baru
yang menutup luka, termasuk
mengurangi jumlah cairan yang
keluar dari luka.
24) Membiarkan luka terbuka tanpa
diperban bisa mengeringkan sel-
sel kulit baru, sehingga rasa sakit
semakin tajam dan
memperlambat proses
penyembuhan luka. Maka dari itu,
lebih baik tutup luka terbuka yang
berukuran besar untuk
meminimalkan risiko infeksi yang
lebih parah.
25) Jenis perban gulung yang dapat
menyesuaikan diri dengan bentuk
bagian tubuh. Perban ini bersifat
lentur dan dapat memberikan
tekanan disekitar luka untuk
mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan.
4 Tahap Terminasi: 1) Untuk mengetahui keadaan
1) Kaji respon pasien setelah pasien setelah tindakan.
diberikan tindakan 2) Untuk memuji karena pasien
2) Beri feedback positif kepada sudah berkerjasama dengan baik.
klien 3) Agar pasien mengetahui setelah
3) Lakukan kontrak waktu untuk itu ia kan diberikan tindakan
kegiatan selanjutnya selanjutnya (contohnya seperti
4) Bereskan alat jadwal minum obat).
5) Cuci tangan 4) Agar kamar klien rapih kembali
6) Catat hasil evaluasi dan dan tidak terkontaminasi dari alat-
pelaksanaan tindakan dalam alat yang telah digunakan.
dokumentasi klien 5) Mencegah penyebaran kuman.
6) Untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan.

F. Daftar Pustaka :
1. https://youtu.be/Dn0km7Hva2o
2. Potter, P. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. EGC.
3. Tjokroprawiro, A. (2007).Buku ajar ilmupenyakit dalam.
Surabaya:AirlanggaUniversity Press.
G. Gambar luka ulkus gangrene:

FORMAT TUGAS
A. JUDUL PROSEDUR : Melakukan perawatan luka kaki diabetic tanpa penyulit
B. DEFINISI :
Diabetes Melitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
akibat kadar gula darah yang tinggi ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah)
melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl,
dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl (Waspadji, 2007).
C. INDIKASI :
Klien dengan luka kaki diabetes
D. KONTRAINDIKASI :
Luka bakar selain karena luka kaki diabetic.
E. LANGKAH PROSEDUR
No Kegiatan Rasional
.
1 Persiapan 1) Gunakan sarung tangan steril
Alat dan bahan: atau desinfeksi tingkat tinggi
1) Handscoon steril untuk prosedur apapun yang
2) Handscoon bersih akan mengakibatkan kontak
3) Perban gulung 2 dengan jaringan di bawah
4) Korentang kulit, sarung tangan steril
5) Cairan NaCl dipakai apabila prosedur
6) Bengkok steril.
7) Bak instrument 2) Sarung tangan bersih
8) Kom digunakan apabila prosedur
9) Kassa steril tidak steril.
10) Gunting jaringan 3) Perban yang terbuat dari kain
11) Pinset anatomis 2 halus dan berpori. Jenis
12) Pinset chirurgis 1 perban gulung ini
13) Kapas memungkinkan alira udara
yang sangat baik, tapi tidak
memberikan tekanan besar
pada luka dan tidak dapat
menyangga sendi.
4) Untuk memegang atau
mengambil alat dan bahan
medis steril supaya tetap
terjaga dalam kondisi steril,
jika diambil dengan tangan
memungkinkan alat tersebut
menjadi tidak steril.
5) Digunakan sebagai cairan
pembersih luka karena
bersifat isotonic, sehingga
tidak mengganggu proses
penyembuhan luka.
6) Tempat alat atau kotoran-
kotoran pada waktu
melakukan tindakan
keperawatan.
7) Untuk menyimpan peralatan-
peralatan yang sudah steril.
8) Tempat untuk menaruh cairan
NaCl.
9) Kasa yang digunakan untuk
membersihkan luka.
10) Alat untuk memotong
jaringan yang sudah mati.
11) Untuk menjepit kasa sewaktu
menekan luka, menjepit
jaringan yang tipis dan lunak.
12) Menjepit luka, menjepit kasa
sewaktu menekan luka,
menjepit jaringan yang tipis
dan lunak.
13) Untuk membersihkan luka
dan juga sebagai bantlan luka.
2 Tahap Orientasi: 1) Menandakan kita sebagai
1) Lakukan 3 S (senyum, sapa dan seseorang yang ramah, santun dan
salam) kepada klien saling menghormat, sehingga
2) Identifikasi kembali nama klien klien merasa nyaman.
untuk memastikan tindakan 2) Untuk memastikan agar tidak
dilakukan pada orang yan tepat terjadi kesalahan dalam
3) Tanyakan keadaan klien pemberian tindakan selama klien
4) Jelaskan prosedur dan tujuan dalam perawatan.
kegaiatan pada klien 3) Untuk mengetahui keadaan klien
5) Berikan klien dan keluarga pada saat akan dilakukan
untuk bertanya tindakan, sehingga intervensi
6) Pastikan lingkungan yang akan dilakukan itu sesuai.
representative, cahaya cukup 4) Agar klien mengetahui setiap
terang tindakan yang akan dilakukan
7) Berikan privasi klien dengan kepada dirinya dan klien sudah
menutup tirai menyetujui untuk dilakukan
tindakan dan klien akan merasa
lebih aman karena sebelumnya ia
diberi tahu dulu tujuannya itu
untuk apa.
5) Agar tidak ada kesalahpahaman,
sehingga pihak klien dan keluarga
diberikan waktu untuk bertanya
jika ada hal yang tidak dipahami.
6) Agar klien lebih tenang/ rileks.
7) Agar klien merasa nyaman
selama dilakukan proses tindakan
keperawatan.
3 Tahap Kerja: 1) Mencegah penyebaran kuman.
1) Cuci tangan 6 langkah 2) Memudahkan ketika membuang
2) Letakkan bengkok didekat luka kotoran.
pasien 3) Menyerap dan menahan cairan
3) Pasang perlak dan pengalas ketika sedang dilakukan proses
dibawah lokasi luka pasien tindakan keperawatan
4) Pasang handscoon bersih dan 4) Agar memudahkan proses
buka balutan dengan pinset perawatan luka.
anatomi, jika balutan kering 5) Bahan yang sudah tidak
basahi dengan NaCl 0,9% digunakan dibuang ke bengkok.
5) Masukkan bekas balutan luka 6) Agar mencegah penyebaran
kedalam bengkok dengan kuman/ agar tindakan yang perlu
melipat kearah dalam steril steril tidak terkontaminasi.
6) Lepaskan handscoon bersih yang 7) Agar terhindar dari kotoran luar
sudah digunakan dan selanjutnya akan dilakukan
7) Pasang handscoon steril proses tindakan keperawatan
8) Bersihkan luka dengan NaCl Ssteril sehingga perlu
0,9% dengan satu arah atau menggunakan handscoon steril.
secara sirkuler (dari dalam 8) NaCl dipilih sebagai cairan
keluar) pembersih luka karena bersifat
9) Keringkan area yang telah isotonic, sehingga tidak
dibersihkan menganggu proses penyembuhan
10) Tutupi darah luka dengan kasa luka. Selain itu, air saline
kering memiliki kadar toksik yang
11) Balut luka dengan verban rendah dan tidak menyebabkan
12) Lepas handscoon reaksi alergi atau perubahan
13) Rapikan peralatan, rapikan ekosistem di kulit.
lingkungan 9) Agar luka tidak basah dan tetap
14) Posisikan klien agar lebih lembab
nyaman 10) Agar tidak terkontaminasi dengan
15) Lafazkan hamdallah bakteri.
11) Perban ini dapat memberikan
tekanan di sekitar luka untuk
mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan.
12) Karena tindakan sudah selesai.
13) Agar klien tetap nyaman sehingga
perlu dibereskan kembali.
14) Agar klien merasa nyaman.
15) Menunjukkan bahwa kita
bersyukur atas segala nikmat,
rizki dan kabar baik yang kita
terima kepada Allah SWT.
4 Tahap Terminasi: 1) Untuk mengetahui keadaan
1) Kaji respon pasien setelah pasien setelah tindakan.
diberikan tindakan 2) Untuk memuji karena pasien
2) Beri feedback positif kepada sudah berkerjasama dengan baik.
klien 3) Agar pasien mengetahui setelah
3) Lakukan kontrak waktu untuk itu ia kan diberikan tindakan
kegiatan selanjutnya selanjutnya (contohnya seperti
4) Bereskan alat jadwal minum obat).
5) Cuci tangan 4) Agar kamar klien rapih kembali
6) Catat hasil evaluasi dan dan tidak terkontaminasi dari alat-
pelaksanaan tindakan dalam alat yang telah digunakan.
dokumentasi klien 5) Mencegah penyebaran kuman.
6) Untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan.

F. Daftar Pustaka :
1. https://youtu.be/GVz5FOSuEjI
2. Waspadji, S, 2007, Penatalaksanaan DM terpadu, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta
G. Gambar luka kaki diabetic tanpa penyulit:

Anda mungkin juga menyukai